• Tidak ada hasil yang ditemukan

d pu 0809515 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "d pu 0809515 chapter3"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain, Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini berupaya untuk menghasilkan model pembelajaran

bahasa yang mengintegrasikan nilai cinta untuk membentuk sikap

kebersamaan di kalangan peserta didik, yang didasarkan pada kondisi atau

kebutuhan nyata di sekolah, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sesuai dengan maksud tersebut, maka bentuk penelitian yang relevan adalah

Research and Development (R&D).

Secara umum prosedur kerja dalam penelitian dan pengembangan ini

ditempuh dengan langkah sebagai berikut (Gall, Gall, dan Borg ( 2003: 775),

yaitu: (1) Research and information collecting planning. Mengkaji dan

mengumpulkan informasi, termasuk dengan membaca literatur,

mengobservasi, interviu dan menyiapkan laporan tentang kebutuhan

pengembangan. (2) Planning. Merencanakan prototipe komponen yang akan

dikembangkan, termasuk di dalamnya menentukan/mendefinisikan

keterampilan yang akan dikembangkan, merumuskan tujuan, menentukan

urutan kegiatan pembelajaran, menyusun skala pengukuran dan uji

kemungkinan dalam skala kecil. (3) Develop preliminary form of product.

menyusun/mengembangkan produk awal/prototipe awal. (4) Preliminary field

(2)

(termasuk melakukan pengamatan, interviu, dan angket ). Dalam tahapan ini

akan dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK). (5) Main product revision.

Revisi hasil treatment dari produk model awal. (6) Main field testing.

Penerapan uji coba lapangan (observasi, interview). Data kuantitatif pada awal

(pre) dan akhir (post) pengajaran dikumpulkan dan dievaluasi. (7) Operational

product revision. Melakukan revisi produk, berdasarkan hasil ujicoba

lapangan. (8) Operational field testing. Melakukan ujicoba lapangan. (9) Final

product revision. Melakukan revisi akhir terhadap model dan menetapkan

produk akhir. (10) Dissemination and implementation. Melakukan diseminasi

dan implementasi/distribusi ke berbagai pihak.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan di atas, dalam

penelitian ini selanjutnya disederhanakan sesuai dengan kondisi dan kegunaan

praktis di lapangan. Kesepuluh langkah yang disampaikan oleh Borg & Gall

(1979; 2003) di atas, dimodifikasi ke dalam tiga tahapan yakni tahap studi

pendahuluan dan pengembangan model/prototipe melalui kegiatan eksplorasi,

tahap pengujian model/prototipe, dan tahap desiminasi model/prototipe. Pada

tahap awal (Tahap I) kegiatan dimulai dari kajian kepustakaan yang

berhubungan dengan permasalahan sikap kebersamaan serta faktor

pembentuknya. Selain itu, pada tahap ini dilakukan juga kajian terhadap fakta

empirik melalui hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

(3)

sebagaimana dijelaskan di atas, pada tahap ini juga dilakukan kajian eksplorasi

mengenai praktik pembelajaran di sekolah, terutama yang terkait dengan

kandungan atau muatan sikap kebersamaan dan nilai cinta. Pada akhirnya,

pada tahap ini disusun model awal (prototipe) dari model integrasi nilai cinta

untuk membentuk sikap kebersamaan.

Pada tahap II, atau tahap perancangan model awal, kegiatan penelitian

terfokus pada ujicoba terbatas model awal yang telah dirancang. Dalam

kegiatan ini dikaji bagaimana tanggapan (respons) siswa maupun guru

terhadap model yang diujicoba. Selain itu, kegiatan pada tahap ini juga

mencakup observasi terhadap berbagai komponen pembelajaran dari model

integrasi nilai cinta untuk membangun kebersamaan yang sudah

dikembangkan. Hasil akhir dari kegiatan pada tahap ini adalah merevisi model

sesuai dengan tanggapan (respons) maupun hasil observasi yang dilakukan.

Pada tahap III, yakni tahap desiminasi model, kegiatan penelitian

mencakup kegiatan ujicoba lebih luas yang melibatkan guru-guru Bahasa

Inggris. Melalui tanggapan (respons) dan hasil observasi yang dilakukan pada

saat ujicoba dilakukan, maka disusun model akhir dari penelitian ini, yakni

model integrasi nilai cinta untuk mengembangkan sikap kebersamaan di

kalangan peserta didik.

Kegiatan yang dilakukan mulai dari tahap pertama (perencanaan dan

(4)

tahap ketiga (diseminasi model) memiliki rangkaian kegiatan yang

berkelanjutan. Artinya, penelitin akan diawali dengan kegiatan tahap I,

kemudian Tahan II baru kegiatan Tahap III. Apabila uraian di atas disajikan

dalam bentuk diagram, maka akan tampak seperti ditunjukkan pada Diagram

(5)

Diagram 3.1

Alur Penelitian Integrasi Nilai Cinta untuk Membentuk Sikap Kebersamaan 1. Tahap I: Studi Pendahuluan

Tahap ini dilakukan baik melalui studi kepustakaan maupun penelitian

lapangan (kajian empirik). Pada tahap ini dilakukan terlebih dahulu studi

literatur. Kajian kepustakaan dilakukan dengan mengkaji teori, konsep dan

hasil-hasil penelitian yang relevan untuk mendukung studi pendahuluan di

lapangan. Literatur yang dikaji adalah yang berhubungan dengan kajian

tentang esensi sikap kebersamaan dan nilai cinta, serta langkah-langkah

pembelajaran yang ada dan pernah dikembangkan, pendekatan dalam

pembelajaran Bahasa Inggris baik dari buku, hasil penelitian maupun jurnal

ilmiah. Dengan kata lain, semua kepustakaan yang terkait dengan model

pembelajaran nilai cinta yang dikembangkan.

Di antara bahan baku kerangka pikir yang digunakan dalam

penyusunan desain model konseptual/hipotetik pembelajaran dalam

penelitian ini mengacu pada hasil studi eksplorasi. Model konseptual tersebut

berangkat dari teori dasar konstruktivistik asumsi, antara lain sebagai berikut.

Dalam perspektif konstruktivisme, proses perubahan bagi pembelajaran

sesungguhnya akan bermakna bilamana didasarkan dari pengalaman dan Model Akhir:

(6)

kebutuhan peserta didik. Peserta didik sesungguhnya memiliki potensi dan

tidak bodoh, mereka punya prakarsa, dan apabila distimulasi mereka mampu

mengembangkan dirinya sendiri.

Dalam kegiatan tahap I, kajian literatur yang didapat belum cukup

untuk dapat merancang/mengembangkan suatu produk model integrasi nilai

cinta untuk mengembangkan sikap kebersamaan khususnya di SMA yang ada

di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu diperlukan data/informasi yang akurat,

yang merefleksikan situasi yang terjadi atau yang ada di lapangan. Kegiatan

penelitian di lapangan dilakukan dengan pengamatan dan wawancara.

Observasi persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran ditujukan kepada

para guru Bahasa Inggris dan peserta didik. Wawancara diarahkan kepada

para guru, peserta didik dan Kepala SMA di sekolah tempat penelitian.

Beberapa data/informasi yang diperoleh sebagai dasar untuk

pengembangan model ini adalah sebagai berikut:

a) Bagaimana desain dan implementasi model integrasi nilai cinta untuk

mengembangkan sikap kebersamaan yang telah dilakukan selama ini?

b) Bagaimana aktivitas dan motivasi belajar peserta didik selama proses

pembelajaran?

c) Bagaimana respons peserta didik terhadap model pembelajaran yang

dilakukan guru khususnya dalam kaitan dengan pengembangan sikap

(7)

d) Bagaimana sarana-prasarana pembelajaran yang tersedia di lingkungan

SMA yang mendukung integasi nilai cinta untuk mengembangkan sikap

kebersamaan?

e) Bagaimana hambatan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang

mampu membentuk sikap kebersamaan di kalangan peserta didik?

Berangkat dari kajian literatur dan kajian di lapangan tersebut maka,

pada tahap ini, peneliti melakukan penyusunan/perencanaan draft model

(konsep model) pembelajaran integrasi nilai cinta untuk membentuk sikap

kebersamaan di kalangan peserta didik SMA. Rancangan draft model/produk

pendidikan yang dikembangkan, untuk selanjutnya pada tahap kedua,

pengembangan model, diujicobakan dengan sampel terbatas (kelas tertentu

SMA Negeri 2 Pontianak) dan dengan sampel lebih luas (semua kelas SMA

Negeri 2 Pontianak)

Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu “uji coba di atas meja” (desk

try out) atau disebut juga (desk evaluation) oleh para pembimbing untuk

melihat kelayakan draft model baik terhadap kelayakan dasar-dasar konsep

atau teori yang digunakan dan juga kelayakan praktis model tersebut.

Berdasarkan hasil verifikasi/rivieu tersebut dilakukan penyempurnaan draft

model hipotetik beserta instrumen lainnya, seperti test dan angket evaluasi

diri. Kemudian sebelum dilakukan uji coba secara terbatas, maka dilakukan

(8)

dalam kegiatan penelitian ini. Pertemuan sosialisasi draft model hipotetik ini

dilakukan pada 26 Juni 2010 di SMA Negeri 2 Pontianak, kepada lima orang

guru Bahasa Inggris yang ada di SMA Negeri 2 Pontianak. Hasil dari diskusi

ini, dilakukan penyempurnaan draft model hipotetik, yang berikutnya siap

untuk diujicobakan oleh guru Bahasa Inggris tersebut. Dalam diagram 3.2 di

bawah ini, dapat dilihat proses kegiatan penelitian di tahap studi pendahuluan.

Diagram 3.2

(9)

2. Tahap Pengembangan Model

Pada tahap ini model awal diujicoba, kemudian dilakukan analisis

untuk perbaikan hingga diperoleh model revisi integrasi nilai cinta untuk

membentuk sikap kebersamaan di kalangan peserta didik. Metode yang

digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan

ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru Bahasa Inggris SMA Negeri 2

Pontianak. Kolaboratif dalam mencari tindakan-tindakan yang mana yang

bisa memberikan perbaikan bagi tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pada uji coba terbatas, hanya melibatkan dua guru Bahasa Inggris

yang ada di SMA Negeri 2 Pontianak yang mengajar di kelas XI dan XII

RSBI. Hasil evaluasi terhadap hasil uji coba terbatas dilakukan revisi dan

penyempurnaan. Setelah itu, dilakukan ujicoba secara luas pada kelas XI

RSBI yang ada di SMA Negeri 2 Pontianak. Dari hasil uji coba luas ini

kemudian dilakukan penyempurnaan produk/model yang siap untuk diuji

validitasnya.

Pihak yang dilibatkan dalam revisi dan penyempurnaan adalah

pembimbing, ahli dan guru Bahasa Inggris. Ahli atau pakar dilibatkan dalam

memberikan komentar, kritik, dan saran terhadap pengembangan draft model,

(10)

dipadukan dengan pendapat, temuan guru Bahasa Inggris sebagai pelaksana.

Hasil diskusi terhadap setiap kegiatan uji coba ini adalah dasar untuk

merevisi dan merancang produk final model pembelajaran integrasi nilai

cinta untuk membentuk sikap kebersamaan.

3. Tahap Pengujian Model

Pada tahap ini, dilakukan pengujian terhadap keefektivan dari model

yang sudah disempurnakan melalui proses pengembangan model sebagaimana

dijelaskan pada uraian yang lalu. Pengujian keefektifan rancangan final model

yang dikembangkan ini melibatkan peserta didik kelas RSBI yang ada di

SMA Negeri 2 Pontianak. Jumlah guru yang dilibatkan adalah guru-guru

Bahasa Inggris yang mengajar di kelas XI, XII RSBI yang ada di sekolah

tersebut. Analisis data pada tahap ini juga dilakukan secara kualitatif, dengan

mengacu pada cara kerja Huberman dan Miles, yakni: reduksi, penyajian data,

verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

B. Definisi Operasional

Fokus penelitian ini adalah pengembangan model integrasi nilai-nilai

cinta pada pembelajaran bahasa di SMA Negeri 2 Pontianak dalam upaya

pembentukan sikap kebersaman. Untuk menghindari kesalahpahaman

pemaknaan terhadap fokus penelitian ini, berikut ini dijelaskan defines

(11)

1. Pengembangan Model Integrasi Nilai Cinta

Pengertian model yang dikemukakan Joyce (2011:76) adalah “Models are

developed patterns that have been submitted to research and

development”. Dalam kontek penelitian ini pengembangan model adalah

mengembangkan model atau pola yang sudah ada untuk tujuan

penyempurnaan sehingga model tersebut lebih baik dan sesuai

(appropriate) dengan kondisi pembelajaran pada masa kini.

Pengertian integrasi menurut A Standard Dictionary adalah “to

incorporate into a larger unit: bringing together into larger whole”.

Menurut Fraenkel (1977:7) ”A value is an idea - a concept about what

someone thinks is important for life”. Secara umum, cinta dapat diartikan

“Love is the emotion of strong affection and personal attachment”.

Merujuk pemahaman di atas, maka model integrasi nilai-nilai cinta pada

penelitian ini adalah suatu model pembelajaran yang mengintegrasikan

nilai-nilai cinta pada proses pembelajaran bahasa, khususnya Bahasa

Inggris.

2. Sikap Kebersamaan

Sikap kebersamaan dalam penelitian ini dipadankan dengan pengertian

atau makna learning to live together. Menurut UNESCO misi utama

konsep tersebut adalah pembangunan sikap memahami, menghargai,

(12)

menghargai keyakinan, nilai-nilai dan budayanya. Konsep ini diharapkan

dapat menghindari konflik atau tindakan kekerasan pada umat manusia,

dan selanjutnya dapat menciptakan perdamaian. Disamping itu, konsep

ini akan lebih mengenal bahwa perbedaan (differences) dan keragaman

(diversity) lebih sebagai peluang (opportunities) daripada bahaya (danger)

dan sebagai sumber yang berharga untuk menciptakan hal-hal yang baik

bagi kebrsamaan umat manusia.

C. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Pontianak Provinsi

Kalimantan Barat. Pemilihan SMA Negeri 2 Pontianak ini didasarkan atas

pertimbangan bahwa sekolah ini di Kalimantan Barat adalah sekolah yang

berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Bahasa pengantar di

sekolah ini untuk mata pelajaran kelompok IPA (matematika, fisika, kimia dan

biologi) menggunakan bilingual (dua bahasa), yakni Indonesia dan Inggris.

Pertimbangan lain memilih sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah

prestasi akademik sekolah ini menempati ranking 2 di tingkat SMA Kota

Pontianak.

Berdasarkan kondisi realistik yang ada tersebut serta anjuran Gall,

Gall dan Borg (2003:572) bahwa untuk tesis atau disertasi diperbolehkan

untuk dilakukan dalam skala kecil, maka penelitian pengembangan ini

(13)

diobservasi, maka pada setiap tahapan penelitian diambil subyek penelitian

yang berbeda-beda jumlahnya. Subyek penelitian ini adalah guru Bahasa

Inggris dan siswa SMA Negeri 2 Pontianak.

Tahap pertama penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI RSBI

SMA Negeri 2 Pontianak. Untuk kegiatan interview, responden siswa

dilakukan secara purposive random sampling diambil 10 orang siswa tiap

kelas tersebut. Tahap pertama penelitian ini, observasi juga dilakukan terhadap

semua siswa yang ada dan sedang mengkuti pembelajaran Bahasa Inggris

sebagai responden untuk diamati. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

gambaran tentang penyelenggaraan pembelajaran Bahasa Inggris di SMA

Negeri 2 Pontianak. Sasaran observasi adalah aktivitas siswa dan guru dalam

kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

Di samping observasi dan interview pada peserta didik, di tahap

pertama penelitian ini dilakukan juga pengumpulan data dalam bentuk

interview kepada para guru Bahasa Inggris.

Pada tahap pengujian model, saat dilakukan uji coba terbatas

terhadap draft model, pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling

di kelas XI RSBI SMA Negeri 2 Pontianak. Sampel yang dilibatkan adalah

peserta didik yang ada di kelas tersebut. Pemilihan karakteristik sampel ini

seperti ini didasarkan atas pertimbangan bahwa peserta didik di kelas ini diajar

(14)

aktif dalam memberikan kritik serta saran yang lebih tajam dan leluasa

dibanding peserta didik kelas di bawahnya. Masih pada tahap yang sama

(tahap pengujian model) juga dilakukan secara luas di dua kelas berbeda XI

dan XII RSBI.

Pada tahap III (diseminasi), ujicoba dilakukan dalam skala yang

lebih luas yakni dengan melibatkan semua peserta didik di kelas XI dan XII

RSBI SMA Negeri 2 Pontianak. Harapannya adalah agar diperoleh informasi

tentang validitas model yang dikembangkan.

D. Instrumen Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat berupa kualitatif dan

kuantitatif. Untuk data yang bersifat kualitatif, teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini mengacu pada cara pengumpulan data yang

bersifat interaktif-sirkuler dan non interaktif-sirkuler (Goetz dan

LaComte,1984). Metode interaktif sirkuler digunakan untuk mengumpulkan

data wawancara dan observasi, sedangkan non-interaktif digunakan untuk

mengumpulkan data dokumentasi. Teknik tersebut dilakukan secara

berulang-ulang sesuai dengan pertanyaan peneliti yang muncul pada saat itu.

Observasi dilakukan mulai pada tahap perencanaan dan

pengembangan model, tahap pengujian model, serta pada tahap desiminasi

model. Observasi ini diarahkan untuk mendapatkan data kemampuan dan

(15)

belajar yang digunakan, hingga evaluasi pembelajaran yang dilakukan.

Pelaksanaan observasi ini dilakukan secara langsung oleh peneliti sendiri pada

tahap perencanaan dan pengembangan model serta pada tahap pengujian dan

tahap desiminasi model.

Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa (subjek penelitian),

baik sebelum (tahap penelitian pendahuluan dan tahap pengembangan model)

atau sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan model integrasi nilai cinta

dalam pembentukan sikap kebersamaan. Dengan kata lain, wawancara

dilakukan selama proses penelitian berlangsung seperti halnya kegiatan

observasi. Kegiatan wawancara ini dilakukan agar data yang diperoleh dengan

observasi dan angket menjadi lebih lengkap sehingga dapat digunakan untuk

merancang final model/produk pendidikan dalam penelitian ini.

Selama kegiatan pengumpulan data yang bersifat kualitatif digunakan

alat pengumpul data berupa tape recorder, kamera, dan catatan lapangan.

Tape recorder digunakan untuk merekam pembicaraan selama wawancara,

sedangkan kamera digunakan untuk merekam kegiatan yang diobservasi.

Catatan lapangan (fieldnotes) di samping digunakan untuk mencatat hasil

wawancara dan observasi digunakan juga untuk mencatat data yang terdapat

dalam dokumen yang mendukung studi ini. Dokumen dimaksud terkait

(16)

dalamnya berbagai data/informasi profil dan kelengkapan administrasi guru

(silabus dan RPP).

Untuk data yang bersifat kuantitatif, alat pengumpulan data yang

digunakan adalah angket. Angket yang diberikan dalam penelitian ini terdiri

dari dua bagian. Angket pertama diberikan pada responden guru dan

mahasiswa dan angket kedua (self evaluation) diberikan pada tahap

pengembangan dan pengujian model. Angket yang pertama digunakan untuk

mendapatkan data bagaimana proses pembelajaran yang memuat nilai cinta

(sebelum dilakukan penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini)

yang terkait dengan proses dan hasil belajarnya. Jumlah sampel peserta didik

yang diberikan angket adalah sejumlah responden yang terdapat dalam tahap

pengembangan model dan pada tahap pengujian model. Adapun fokus dari

data yang dikumpulkan melalui angket ini adalah sikap kebersamaan siswa.

Selain itu, angket untuk peserta didik ini juga diharapkan dapat memberikan

informasi tentang pengalaman mereka dalam mengikuti pembelajaran bahasa

yang mengandung nilai cinta dan hambatan yang mereka hadapi dalam upaya

meningkatkan sikap kebersamaan.

Angket untuk guru digunakan untuk menjaring pengalaman mereka

dalam mempersiapkan pemmbelajaran, mengembangkan materi, serta

melaksanakan kegiatan pembelajaran bahasa dengan muatan nilai cinta. Di

(17)

kondisi/hambatan mereka dalam mengintegrasikan nilai cinta untuk

mengembangkan sikap kebersamaan.

Bentuk angket yang disusun dalam tahap ini terdiri dari pertanyaan

terbuka dan tertutup. Dengan dua bentuk pertanyaan tersebut diharapkan data

yang diinginkan dari responden akan lebih jelas, representatif dan terhindar

bias.

Pemberian angket tahap kedua (evaluasi diri), berbentuk rating scale

yang diberikan pada siswa saja untuk mendapatkan data kondisi motivasi dan

sikap kebersamaan mereka.

Panduan observasi disusun dalam upaya untuk menjaring data yang

terdapat di dalam proses pembelajaran Bahasa Inggeris di kelas dan situasi

nyata di sekitarnya, baik saat penelitian pendahuluan, maupun pada tahap

pengembangan model. Bentuk instrumen observasi ini disusun secara terbuka

dan tertutup. Lembar observasi terbuka yang peneliti maksudkan adalah

kegiatan mencatat semua temuan data hasil pengamatan selama

berlangsungnya proses perkuliahan berlangsung, sedangkan yang bersifat

tertutup peneliti mencatat data temuan berdasarkan panduan observasi yang

sudah disusun sebelumnya.

E. Teknik Analisis Data

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

(18)

1. Analisis Data Tahap Perencanaan dan Pengembangan Model

Teknik analisis data yang digunakan dalam tahap ini adalah

deskriptif-kualitatif. Analisis data ini dilakukan secara berulang-ulang

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan fokus yang telah dirumuskan

dalam penelitian ini.

Pada prinsipnya teknik analisis data dilakukan sepanjang kegiatan

penelitian dilakukan. Oleh karena itu, model analisis data yang digunakan

adalah analisis interaktif yang mengacu pada Miles dan Huberman

(1987:23) sebagaimana tampak pada gambar 3.3. berikut ini.

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusion: Drawing/

verification

Gambar 3.3

Komponen Analisis Data Model Interaktif

Untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai

dengan apa yang sungguhnya ada di lapangan maka perlu diuji kredibilitas

hasil. Di samping dilakukan dengan trianggulasi ke sumber data,

(19)

dan teori, analisis kasus negatif dan pengecekan sejawat. Trianggulasi

dilakukan pada siswa dan guru

Untuk menilai proses penelitian yang telah ditempuh sampai dalam

bentuk laporan penelitian berupa disertasi, dilakukan dependabilitas data.

Tujuannya adalah agar kekeliruan di dalam mengkonseptualisasikan

kegiatan penelitian dapat ditanggulangi. Teknik yang digunakan untuk

menguji dependabilitas penelitian pada tahap ini adalah dependability

audit. Auditor dependen untuk pengujian dependabilitas penelitian ini

adalah promotor, ko-promotor serta anggota Promotor disertasi ini.

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu,

dependabilitas dan konfirmabilitas perlu diuji keakuratannya oleh berbagai

pihak melalui penelusuran audit. Penelusuran audit ini tidak dapat

dilakukan jika tidak dilengkapi dengan catatan pelaksanaan keseluruhan

proses dan hasil penelitian yang perlu diklasifikasikan terlebih dahulu

sebelum auditing. Pada penelitian ini semua catatan dan rekaman kejadian

selama kegiatan penelitian disimpan baik dalam bentuk rekaman,

fieldnotes maupun compact disk (CD) dan dapat ditelusuri oleh siapa saja

yang berkepentingan dengan data tersebut.

Penulisan laporan penelitian pada tahap pertama ini, tidak saja

menampilkan temuan dari observasi, angket, dokumen, tetapi juga hasil

(20)

Untuk memperjelas isi ungkapan para responden yang diwawancarai,

maka sejalan dengan penelitian yang bersifat etnografis dalam penelitian

tindakan kelas, dilakukan penulisan kembali isi ungkapan responden

(direct speech) tersebut (Cresswell, 1998).

2. Analisis Data pada Tahap Pengujian Model

Pada tahap ini, analisis data dilakukan baik secara kualitatif

maupun secara kuantitatif. Seperti dikatakan oleh Dick dan Carey (dalam

Gall;Gall; Borg, 2003: 572), bahwa tahapan “formative evaluation”

dilakukan secara utama dengan metode kualitatif, walaupun metode

kuantitatif seperti data tes atau laporan peringkat kemampuan diri juga

diperbolehkan. Analisis data secara kualitatif pada tahap ini dilakukan

mengikuti kaidah-kaidah analisis data kualitatif sebagaimana dilakukan

pada penelitian tindakan kelas. Kolaborasi dengan guru selaku praktisi dan

siswa serta pakar pendidikan terus dilakukan selama proses pengembangan

model pembelajaran ini.

Untuk analisis data yang bersifat kuantitatif, digunakan statistik

deskriptif. Penggunaan analisis ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

pada tahap pengembangan peneliti ingin melihat perkembangan hasil

ujicoba dari ujicoba terbatas hingga ujicoba secara luas. Data yang

(21)

Hasil analisis dan refleksi ini menjadi bahan untuk dilakukan revisi

terhadap model pada siklus berikutnya yang dikembangkan hingga

memperoleh rancangan model yang final.

3. Analisis Data pada Tahap Pengujian Model

Pada tahap pengembangan dari penelitian ini menghasilkan model

yang sudah valid, namun masih harus diujicobakan lagi agar keefektifitas

model tersebut dalam pembelajaran dapat diketahui secara jelas.

Data yang diperoleh dari hasil ujicoba tersebut, dianalisis dengan

statistik deskriptif dan kualitatif. Penggunaan statistik deskriptif

didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam ujicoba model ini peneliti

ingin mengetahui dampak yang dirasakan oleh guru dan siswa setelah

keseluruhan pembelajaran selesai dilaksanakan.

F. Menguji Efektivitas

Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini akan menerapkan metode

preexperimengtal design. Desain yang digunakan adalah Quasi-Experimental

Design yaitu Nonequivalent (Pretest and Posttest) Control group Design.

Creswell (1994:132) mengemukakan ”... a popular approach to

quasi-experiments, the experimental group A and the control group B are selected

without random assignment. Both groups take a pretest and a posttest, and

(22)

kelompok eksperimen akan mendapatkan perlakukan sedangkan Group B

sebagai kelompok kontrol (control group) tidak mendapatkan perlakuan.

Kedua kelompok akan mendapatkan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).

Hasil tes tersebut akan dianalisis untuk melihat efek daripada perlakuan

tersebut.

Model Quasi-Experimental Design

Group A 0 --- X --- 0

Group B 0 --- 0

Sumber: Creswell (1994:132)

Catatan: X - treatment

Dalam penelitian kualitatif permasalahan dapat dilacak secara mendalam,

data yang bersifat perasaan, norma, nilai, keyakinan, kebiasaan, budaya, sikap

mental, dan komitmen yang dianut oleh seseorang maupun kelompok orang

dapat diungkap dengan jelas. Untuk dapat memahami dan memberikan makna

kepada data yang dikumpulkan, dilakukan dengan analisis dan interpretasi

(23)

kategorisasi data, triangulasi, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi,

sehingga menghasilkan kesimpulan yang lebih “grounded“.

Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengkaji suatu proses

pengembangan model integrasi nilai, proses pembelajaran dan pembentukan

sikap, maka pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. McMillan dan Schumacher (2001:398) dalam suatu

pembahasan mendalam tentang pendekatan kualitatif mengemukakan bahwa

“penelitian kualitatif didasarkan pada asumsi bahwa realitas merupakan

sesuatu yang bersifat ganda, saling berinteraksi, dan didalamnya terjadi

pertukaran pengalaman-pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap

individu”. Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian kualitatif menyakini

bahwa realitas sesungguhnya merupakan sebuah konstruksi sosial ketika

individu atau kelompok menemukan atau memperoleh sejumlah makna dalam

satu kesatuan yang spesifik, seperti dari beberapa peristiwa, orang, proses atau

tujuan.

Cressell (1994:145) mengemukakan bahwa “pendekatan kualitatif lebih

melihat sesuatu sebagaimana adanya dalam satu kesatuan yang saling terkait

dan lebih menekankan pada proses daripada dampak atau hasil”. Dengan

demikian, kegiatan penelitian lebih memfokuskan pada proses pengintegrasian

(24)

Gambar

Gambar 3.3  Komponen Analisis Data Model Interaktif

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK NEGERI 11 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

menginstruksikan kepada PPNS Karantina Ikan dan Petugas Wasdalin untuk meniliti dan menelaah kejadian pelanggaran sebagaimana ketentuan perundangan yang berlaku tentang

Dalam hal pemindahan lokasi tempat pemakaman yang ditentukan Pemerintah Daerah karena kepentingan aspek perkotaan maupun dengan alasan tidak sesuai lagi dengan

Analisis Faktor Product, Place, Promotion, Price, People, Process, dan Customer Service terhadap Kepuasan Konsumen

Using Learning Strategies to Develop Skills in English as a Second Lenguage..

Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah : lVl Jurnal Ilmiah Internasional / internasional berputasi,** (beri /pada kategori yang tepat) l---l Jurnal Ilmiah

Berdasarkan situasi tersebut, penulis tertarik untuk membuat situs web dinamis dan interaktif sebagai media advertising dengan menghubungkan ke database yang telah dibuat di

yang diangkat oleh peneliti, yaitu “ Peranan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.. Tahun 1993-2006 (Kajian Mengenai Upaya Penyelesaian Pelanggaran