Feby Anugrah Saputra, 2015
GAMBAR POTRET PRESIDEN INDONESIA DALAM TIPOGRAFI KREATIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
154
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pada zaman modern ini lukisan dapat dibuat dengan menggunakan teknologi canggih berbasis komputer atau biasa disebut dengan karya digital. Jika sebelumnya huruf hanya dijadikan sebagai sebuah penunjang dalam pembuatan sampul album rekaman (album cover), sampul sebuah buku (book cover), kemasan makanan dan poster agar terlihat menarik, saat ini tipografi berkembang menjadi suatu karya seni kreatif yang dapat dibuat dengan media komputer. Salah satunya adalah lukisan figur seseorang yang dibuat dengan media komputer dan menggunakan huruf sebagai bahan dalam pembuatan lukisan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat skripsi penciptaan dengan membuat karya desain yang memanfaatkan biografi dan potret dalam bentuk tipografi kreatif mengingat karya ini masih jarang dibuat. Penulis membuat karya desain dalam bentuk figur wajah manusia, yaitu tujuh presiden Republik Indonesia. Pemilihan presiden Indonesia sebagai objek lukisan ini karena mereka merupakan sosok figur yang akan selalu dikenang dalam sejarah dan beliau merupakan seseorang yang memiliki jabatan tertinggi di dalam sebuah Negara. Penulis memilih foto presiden dengan karakter yang berbeda-beda secara garis besar, foto tersebut disesuaikan berdasarkan era dan zaman ketika presiden tersebut menjabat sebagai presiden RI. Pengolahan warna serta bentuk huruf menjadi salah satu, ide dalam mengembangkan seluruh foto presiden menjadi karya tipografi kreatif. Dimulai dari penggunaan huruf terpisah-pisah yang dibuat secara sederhana hingga huruf
155
ini. Penulis menggunakan beberapa teknik dimana penulis harus memilih jenis huruf yang pas sehingga jenis font/huruf yang digunakan sesuai dengan kriteria yang diinginkan, dalam pembuatan karya tipografi kreatif ini penulis menggunakan font AG ForeignerULB-Plain karena ketebalan, kerapatan dan bentuk font ini sangat sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Dengan demikian penulis mengetahui bahwa, dalam proses berkarya akan menemukan penemuan baru yang lebih mendalam sehingga ide kreatif pun muncul seiring dengan proses mengembangkan sebuah karya dan juga penulis mengetahui bahwa penggunaan
foto dalam pembuatan karya tipografi kreatif ini harus memiliki kualitas/resolusi foto yang besar sehingga hasil karya potret tipografi kreatif ini akan lebih baik.
Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk merangkai huruf-huruf tersebut ke dalam karya tipografi kreatif, yaitu huruf yang dibuat secara kapital (case-upper), secara mendatar horizontal), tegak lurus vertical), huruf yang dibuat secara melengkung atau lingkaran
(direction-circular), huruf yang dibuat secara berjajar dan membentuk sebuah kalimat
(repetition-many), huruf yang memiliki sebuah bayangan (shadow) (dimensionality-shadowing), huruf yang dibuat secara tiga dimensi sehingga huruf tersebut terkesan memiliki sebuah ruang (dimensionality-volumetric), memberikan warna pada huruf (images-contained) dan memberikan efek tekstur pada huruf (texture-plastic). Dengan demikian penulis menemukan bahwa pada karya pertama, kedua dan ketiga huruf memiliki tingkat keterbacaan yang lebih baik dibandingkan dengan karya lainnya sedangkan pada karya keempat, kelima dan keenam huruf menjadi lebih kecil sehingga tingkat keterbacaannyapun berkurang dibandingkan dengan karya lainnya dan pada karya ketujuh seluruh huruf yang dirangkai menjadi lebih rapih dan tersusun dibandingkan karya lainnya.
156
dengan karya ketiga hingga karya ke tujuh, penggunaan warna sudah bervariasi serta huruf yang digunakan sudah memiliki bentuk-bentuk yang cukup rumit. Dimulai dari huruf yang memiliki bayangan (shadow) hingga huruf yang dibuat terkesan memiliki sebuah ruang (tiga dimensi). Dengan demikian penggunaan warna monokrom pada huruf akan memberikan efek lebih kontras dan memiliki kesenjangan antara objek dengan huruf, sehingga seluruh huruf yang digunakan lebih menonjol dibandingkan dengan huruf yang memiliki warna variatif.
B. Saran
Dalam berkarya seni, hendaknya memiliki pengetahuan baik secara teoretis maupun secara teknik. Dalam menciptakan tujuh karya tipografi kreatif ini, penulis memiliki beberapa saran bagi mereka yang ingin membuat karya tipografi kreatif maupun bagi mereka yang ingin membuat penelitian yang berkaitan dengan tipografi.
1) Peneliti selanjutnya khususnya untuk mahasiswa seni rupa upi agar mencari buku referensi mengenai sejarah tipografi kreatif agar dapat memiliki pengetahuan yang baik mengenai tipografi kreatif ini karena tidak banyak buku atau penulis yang menulis mengenai sejarah tipografi kreatif sehingga peneliti selanjutnya dapat membuat karya semaksimal mungkin dan menghasilkan karya yang lebih kreatif dan lebih baik.
2) Departemen Pendidikan Seni Rupa agar meningkatkan kualitas dalam berkesenirupaan khususnya dalam bidang desain yang diolah menggunakan media berbasis teknologi digital sehingga pengetahuan dalam bidang kesenian tidak akan tertinggal oleh perkembangan zaman.
3) Universitas Pendidikan Indonesia mampu mengenalkan karya desain yang dibuat oleh mahasiswa seni rupa, sehingga mampu berkompetensi dengan
hasil karya desain lainnya yang berada diluar Universitas.