BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi mengenai beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian
yang berjudul “Studi Komparatif Kepuasan Siswa Terhadap Mutu Layanan
Pembelajaran Pada Sekolah Bersertifikat ISO dan Tidak Bersertifikat ISO
di Kota Cirebon” untuk menjawab sampai sejauh mana tingkat ketercapaian
tujuan penelitian berdasarkan hasil dari serangkaian proses penelitian yang telah
dilakukan terutama pada proses pengujian hipotesis yang diajukan. Dimana
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara tingkat
kepuasan siswa terhadap mutu layanan pembelajaran pada sekolah bersertifikat
ISO dan tidak bersertifikat ISO. Selain itu, bab ini juga berisi mengenai implikasi
dan beberapa rekomendasi atau saran yang diajukan oleh peneliti untuk beberapa
pihak yang bersangkutan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kepuasan Siswa Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Pada Sekolah
Bersertifikat ISO
Hasil temuan penelitian memperlihatkan bahwa SMAN 2 Cirebon
sebagai sekolah bersertifikat ISO atau sekolah yang telah menerapkan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 telah memberikan layanan
pembelajaran secara baik kepada siswa. Hal ini didasarkan pada perolehan
nilai mutu layanan pembelajaran yang dipersepsikan oleh siswa dengan
menggunakan rumus WMS secara keseluruhan berada dalam kategori
tinggi. Dimana pada aspek realibilitas sebesar 3,87, aspek daya tanggap
sebesar 3,85, aspek jaminan sebesar 3,65, aspek empati sebesar 3,98, dan
Cirebon merasa puas terhadap layanan pembelajaran yang telah diberikan
oleh guru dan pihak sekolah lainnya.
2. Kepuasan Siswa Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Pada Sekolah
Tidak Bersertifikat ISO
Hasil penelitian dan perhitungan data dengan menggunakan WMS
menunjukkan bahwa nilai mutu layanan pembelajaran yang dipersepsikan
oleh siswa pada SMAN 1 Cirebon sebagai sekolah yang tidak bersertifikat
ISO atau tidak menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 lebih
rendah dibandingkan dengan SMAN 2 Cirebon. Dimana pada aspek
realibilitas sebesar 3,63, aspek daya tanggap sebesar 3,50, aspek jaminan
sebesar 3,38, aspek empati sebesar 3,46, dan aspek bukti fisik sebesar 3,57.
Hasil perolehan nilai keseluruhan aspek mutu layanan pembelajaran berada
pada kategori tinggi kecuali pada aspek jaminan berada pada kategori
cukup. Dengan demikian mutu layanan pembelajaran di SMAN 1 Cirebon
memuaskan, tetapi pada aspek jaminan berada dalam kategori cukup
memuaskan.
3. Perbedaan Kepuasan Siswa Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Pada
Sekolah Bersertifikat ISO dan Tidak Bersertifikat ISO
Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah “Terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan siswa terhadap mutu layanan pembelajaran
pada sekolah bersertifikat ISO dan tidak bersertifikat ISO di Kota Cirebon”.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis komaparasi t-test atau uji “t” menggunakan rumus pooled varian karena kedua variabel memiliki distribusi data yang normal, jumlah sampel yang berbeda, dan varian yang
homogen, menunjukkan bahwa hipotesis yang peneliti ajukan ditolak. Hal
ini dikarenakan perolehan nilai thitung< ttabel, sehingga Ho diterima dan Ha
ditolak. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kepuasan siswa terhadap mutu layanan pembelajaran pada sekolah
bersertifikat ISO dan tidak bersertifikat ISO.
Hasil perhitungan WMS memang menunjukkan perbedaan tingkat
SMAN 1 pada ke lima aspek, yaitu aspek realibilitas (SMAN 2 = 3,87 dan
SMAN 1 = 3,63), aspek daya tanggap (SMAN 2 = 3,85 dan SMAN 1 =
3,50), aspek jaminan (SMAN 2 = 3,65 dan SMAN 1 = 3,38), aspek empati
(SMAN 2 = 3,98 dan SMAN 1 = 3,46), dan aspek bukti fisik (SMAN 2 =
4,13 dan SMAN 1 = 3,57). Akan tetapi, perbedaan dalam kecenderungan
umum skor tersebut hanyalah perbedaan kecil saja dan hasil uji statistik
menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan.
B. Implikasi
Melalui penelitian ini diperoleh temuan bahwa sekolah yang menerapkan
SMM ISO 9001:2008 dan sekolah yang tidak menerapkan SMM ISO 9001:2008
pada kenyataannya di lapangan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam
hal mutu layanan pembelajaran. Mutu layanan pembelajaran ini dapat diukur
melalui persepsi siswa terhadap kinerja personil sekolah terutama guru dalam
memberikan layanan kegiatan belajar mengajar kepada siswa.
Tidak adanya perbedaan antara sekolah bersertifikat ISO dengan sekolah
yang tidak bersertifikat ISOtersebut dianggap peneliti karena penerapan SMM
ISO 9001:2008 dalam lembaga pendidikan masih mengalami beberapa kendala.
Kendala tersebut antara lain: penerapan ISO 9001:2008 masih bersifat
administratif tetapi belum membangun budaya mutu, masih kurangnya
komitmen para personil sekolah dalam mempertahankan sertifikat ISO yang
telah didapat, serta masih adanya personil sekolah yang belum memahami benar
bagaimana penerapan SMM ISO 9001:2008 agar mampu meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan dan menimbulkan kepuasan pelanggan.
Atas dasar temuan-temuan tersebut, maka dikemukakan bahwa implikasi
dari hasil penelitian ini adalah mutu layanan pembelajaran yang diberikan oleh
personil sekolah kepada siswa tidak akan meningkat atau berkembang apabila
implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam lembaga
pendidikan dilakukan seperti pada kondisi yang telah disebutkan di atas yaitu
mengalami beberapa kendala. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya untuk
sehingga dapat berjalan dengan optimal dan sesuai dengan harapan dari
diimplementasikannya SMM ISO 9001:2008 ini, mengingat banyaknya manfaat
ISO 9001:2008 dalam meningkatkan serta memperbaiki manajemen sekolah
apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh komitmen.
C. Rekomendasi
Setelah setiap langkah dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pada
prosedur penelitian yang telah ditetapkan, maka diperoleh hasil penelitian yang
sudah dikemukakan pada kesimpulan dan implikasi. Sehubungan dengan
didapatkannya temuan penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat kepuasan siswa terhadap mutu layanan
pembelajaran pada sekolah bersertifikat ISO dan tidak bersertifikat ISO, maka
pada kesempatan ini peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai
masukan ataupun bahan pertimbangna di masa mendatang terutama untuk
sekolah yang bersertifikat ISO, yaitu:
1. Bagi Sekolah
a. Sebaiknya dilakukan sosialisasi mengenai pemahaman Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan sasaran-sasaran mutu apa saja
yang hendak dicapai oleh sekolah kepada semua personil sekolah
sehingga tidak hanya tim ISO saja yang memahami SMM ISO
9001:2008. Kurangnya pemahaman akan mengakibatkan
proses-proses persyaratan yang dibutuhkan sistem manajemen mutu seperti
proses pelaksanaan audit internal, pelaksanaan prosedur, proses
pengembangan dokumen, dan pelaksanaan tinjauan manajemen tidak
dapat dilaksanakan secara optimal.
b. Proses audit internal sebaiknya dilakukan lebih maksimal lagi yaitu
dengan berdasarkan pemenuhan kebutuhan pelanggan pendidikan
terutama kebutuhan belajar siswa, sehingga dalam pelaksanaan rapat
tinjauan manajemen dapat dibahas secara mendalam bagaimana
keluhan-keluhan pelanggan pendidikan beserta cara
kepuasan dan kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan pendidikan
yang diberikan.
c. Implementasi SMM ISO 9001:2008 bukan hanya sebagai upaya
pemenuhan kebijakan pemerintah saja, lebih dari itu untuk
memperbaiki dan meningkatkan manajemen sekolah maka
implementasi SMM ISO 9001:2008 harus dimaknai sebagai upaya
menumbuhkembangkan budaya mutu di seluruh aspek operasional
sekolah. Melalui pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 secara konsisten
dan penuh komitmen serta kesungguhan dari para personil sekolah
akan mampu merubah orientasi budaya sekolah menjadi budaya
mutu.
d. Pemahaman pihak sekolah dalam memilih Badan Sertifikasi ISO dan
Konsultasi Sistem Manajemen yang berkompeten dan dapat
dipercaya untuk menunjang implementasi SMM ISO 9001:2008
perlu ditingkatkan. Karna dengan pemilihan yang selektif maka
diharapkan sekolah akan terbantu untuk melakukan perbaikan
terhadap manajemen sekolah secara terus-menerus.
2. Bagi Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat perlu melakukan pembinaan dan monitoring
secara periodik kepada sekolah-sekolah yang menerapkan SMM ISO
9001:2008 secara intensif karena program ISO 9001:2008 ini bila
dilaksanakan secara tepat akan mampu memperbaiki kinerja sekolah dan
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini masih
terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan, diantaranya
mengenai responden penelitian. Pada saat terjun ke lapangan dan
menyebarkan angket, kelas XII sudah tidak mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar di dalam kelas, sehingga responden
penelitian yang ada hanyalah kelas X dan XI. Sementara bila dilihat
merasakan pelayanan proses belajar mengajar yang diberikan oleh
sekolah dan hal ini mengartikan bahwa mereka belum sepenuhnya
memahami bagaimana mutu layanan pembelajaran yang diberikan
oleh sekolah.Hal lainnya yang menjadi kekurangan dari penelitian
ini adalah mengenai angket penelitian. Bahasa yang digunakan
peneliti dalam menyusun angket penelitian ini dirasa masih belum
sesuai dengan karakteristik siswa kelas X, sehingga kemungkinan
ada beberapa item pernyataan yang tidak dimengerti oleh siswa
meskipun dalam uji validitas dan realibilitas dinyatakan bahwa
instrumen layak untuk menjadi alat ukur penelitian.Untuk itu,
peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan
perencanaan secara matang mengenai jadwal penyebaran angket
yang telah disesuaikan dengan jadwal sekolah, sehingga responden
yang ada sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, perlunya
kehati-hatian dalam membuat angket penelitian dengan menyesuaikan pada
karakteristik responden agar angket penelitian mudah dipahami oleh
responden sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan oleh peneliti.
b. Penelitian ini hanyalah salah satu dampak dari penerapan ISO
9001:2008 dalam pendidikan, sedangkan masih banyak aspek lain
yang perlu diteliti untuk mengetahui bagaimana peran dan dampak
penerapan SMM ISO 9001:2008 dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan pendidikan baik eksternal maupun internal. Oleh karena
itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai
kepuasan guru terhadap proses administratif yang dijalankan oleh
sekolah, kepuasan stakeholder pendidikan seperti dinas pendidikan
terhadap peningkatan pelayanan pendidikan, kepuasan Dunia Usaha
dan Dunia Industri (DUDI) terhadap keterampilan siswa,
keberminatan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi pada
sekolah yang menerapkan SMM ISO 9001:2008, dan lain