LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK – P3
REVERBERATION TIME PADA RUANGAN
Disusun oleh : Kelompok 2
Mima Aulia (2413100003)
Irving Putra Fuadi (2413100029)
Adhitia Dwi Arigi (2413100055)
Hadrian Hogantara Saputra (2413100078)
Arfiq Isa Abdillah (2413100103)
Febianti Amira Rahmadani (2413100130)
Asisten :
Ayu Rachma P S (2411100033)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK – P3
REVERBERATION TIME PADA RUANGAN
Disusun oleh : Kelompok 2
Mima Aulia (2413100003)
Irving Putra Fuadi (2413100029)
Adhitia Dwi Arigi (2413100055)
Hadrian Hogantara Saputra (2413100078)
Arfiq Isa Abdillah (2413100103)
Febianti Amira Rahmadani (2413100130)
Asisten :
Ayu Rachma P S (2411100033)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
ABSTRAK
Waktudengung (reverberation time) adalah waktu yang diperlukan
oleh tekanan suara untuk meluruh sebesar 1/1000 dari tekanan suara mula-mula, atau tekanan suaranya berkurang sebesar 60 dB sejak suara dihentikan hingga tak terdengar lagi. Semakin besar volume ruangan, semakin besar pula nilai waktu dengungnya. Dan semakin besar nilai koefisien serap bunyi bahan serta luasannya, semakin kecil nilai waktu dengungnya. Nilai waktu dengung pada setiap ruangan bisa berbeda – beda, tergantung penggunaan ruang tersebut.
Pada praktikum mengenai Reverberation Time Pada Ruangan,
kami mengukur nilai waktu dengung pada ruang P103, Jurusan Teknik Fisika ITS. Petasan kami gunakan sebagai sumber bunyi, dan dinyalakan sebanyak lima kali. Tekanan bunyi yang dihasilkan dari ledakan petasan
diukur menggunakan SLM, dan datanya direkam dengan software Real
Time Analyzer. Data yang kami peroleh dari praktikum tersebut kami olah menggunakan metode Sabine, untuk mendapatkan nilai
reverberation time (RT).
Kata kunci: Reverberation time, koefisien serap bahan, metode Sabine.
ABSTRACT
Reverberation Time is a time needed by sound pressure to be disintegrated 1/1000 from the initial sound pressure, or the sound pressure reduced 60 dB since the sound stopped until totally disappear. If the room volume get bigger, the reverberationtime will be bigger too. And if the sound absorption coefficient value of the material and the spacious, the reverberation time become smaller. The reverberation time value of each room will be different, dependent on the room usage.
On the practicum about Room Reverberation Time, we measure the value of reverberation time in room P103, Engineering Physics Departement, ITS. We use a firecracker as the sound source, and we turned it on for five times. The sound pressure produced by the firecracker’s explosion will be measured using SLM, and we record the data using a software called Real Time Analyzer. Based on the data that we get from the practicum, we use Sabine Method to get the Reverberation Time’s value.
Keywords: Reverberation time, Sound absorption coefficient of the material, Sabine Method
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Resmi Akustik P3 mengenai Reverberation Time pada Ruangandengan
baik.
Adanya Reverberation Time pada Ruangan ini sangat berguna
terutama dalam dunia industri. Salah satu fungsi Reverberation Time
pada Ruanganini yaitu untuk mengetahui kondisi waktu dengugn suatu
ruangan dibandingkan dengan waktu dengung ruangan standar yang
telah ditetapkan. Sehingga dengan adanya Reverberation Time pada
Ruangan ini diharapkan dapat mengetahui dan juga memperbaiki
kondisi ruangan tersebut dengan simulasi software Sketch Up dan Easy.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ;
1. Dosen pengajar mata kuliah Akustik Bapak Andi Rahmadianyah, ST.MT, Bapak Tutug
2. Asisten Praktikum Akustik
3. Teman-teman Teknik Fisika 2013 yang telah membantu
Akhir kata, semoga Laporan Resmi Akustik P3 ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Serta penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan susunan laporan yang lebih baik.
Surabaya, 26 November 2014 Penulis
DAFTAR ISI Halaman Judul...i Abstrak...ii Abstract...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...v Daftar Gambar...vii BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan Percobaan...2 1.4 Manfaat Praktikum...3
BAB II DASAR TEORI...5
2.1 Reverberation Time...5
2.2 Parameter Akustik...9
2.3 Kriteria Akustik...10
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN...13
3.1 Alat dan Bahan...13
3.2 Langkah – Langkah Praktikum...13
3.2.1 Langkah Pengambilan Data...13
3.2.2 Langkah Simulasi...14
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN...17
4.1 Hasil Percobaan...17
4.1.1 Reverberation Time pada Percobaan Pertama...17
4.1.2 Reverberation Time pada Percobaan Kedua...17
4.1.3 Reverberation Time pada Percobaan Ketiga...18
4.1.4 Perhitungan Nilai Reverberation Time...19
4.2 Pembahasan...20
4.2.1 Mima Aulia (2413100003)...20
4.2.2 Irving Putra Fuadi (2413100029)...20
4.2.3 Adhitia Dwi Arigi (2413100055)...21
4.2.4 Hadrian Hogantara Saputra (2413100078)...22
4.2.5 Arfiq Isa Abdillah (2413100103)...22
4.2.6 Febianti Amira Rahmadani (2413100130)...23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...25
5.1 Kesimpulan...25
5.2 Saran...25
DAFTAR PUSTAKA...ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Peluruhan Suara dalam Ruangan...5
Gambar 2.2 Fungsi Ruangan Sesuai dengan Volumenya...8
Gambar 3.1 Tampilan Awal Software sketch Up...14
Gambar 3.2 Tampilan Shape...14
Gambar 3.3 Tampilan Bidang yang Dipotong...15
Gambar 3.4 Tampilan Bagian Atas Bidang Dihilangkan...15
Gambar 3.5 Tampilan Bidang yang Berisi...15
Gambar 3.6 Tampilan Bidang Bagian Luar...16
Gambar 3.7 Tampilan Bidang Atas yang Tertutup...16
Gambar 3.8 Tampilan Kelas P-103 Jurusan Teknik Fisika ITS...16
Gambar 4.1 Reverberation Time pada Percobaan Pertama...17
Gambar 4.2 Reverberation Time pada Percobaan Kedua...18
Gambar 4.3 Reverberation Time pada Percobaan Ketiga...18
“Halaman ini sengaja kami kosongkan.”
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Era Globalisasi menghadirkan berbagai perubahan sekaligus tantangan yang perlu diantisipasi sejak dini. Penggunaan berbagai teknologi yang berhubungan erat dengan suara memerlukan suatu kondisi lingkungan yang baik agar suara yang dihasilkan bisa terdengar seperti yang diinginkan. Pada tahun1898, Wallace Clement Sabine menemukan metode penentuan koefisien absorpsi rata-rata ruangan berdasarkan pengukuran waktu dengung. Waktu dengung (T60) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh tekanan suara dalam ruangan utnuk mluruh 1/1000 dari tekanan suara mula-mula, tatau tingkat tekanan suaranya berkurang sebanyak 60 dB,
sejak sumber suara dihentikan (berhenti memancarkan suara).
Jika Volume ruangan semakin besar, maka waktu dengungnya juga semakin besar. Demikian jika bahan material dari bangunan itu memiliki koefisien dan luasan yang lebih besar, maka waktu dengung yang didapat semakin kecil. Parameter waktu dengung (RT) auditorium berbeda-beda tergantung penggunaannya. RT yang terlalu pendek akan menyebabkan ruangan terasa ‘mati’ sebaliknya RT yang panjang akan memberikan suasana ‘hidup’ pada ruangan (Satwiko, 2004:91). RT untuk jenis speech auditorium disarankan berada pada 0,60-1,20 detik, sedangkan untuk music auditorium disarankan berada pada 1,00-1,70 detik (Egan, 1976:154). Bahan penutup bidang permukaan interior yang berkaitan dengan angka koefisien absorbsi dan refleksi, sangat berpengaruh dalam menentukan besaran
2
RT suatu auditorium (Doelle, 1972:63). Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana hasil perbandingan antara hasil pengukuran
reverberation time dengan standar yang ada?
b. bagaimana cara melakukan perbaikan hasil dengan simulasi?
1.3 Tujuan Percobaan
Praktikum ini memiliki beberapa tujuan yakni sebagai berikut:
a. mahasiswa mampu membandingkan hasil pengukuran
reverberation time dengan standar yang ada.
b. mahasiswa mampu melakukan perbaikan hasil pengukuran melalui simulasi.
1.4 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari praktikum akustik P-3 ini, antara lain :
3
a. Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan tentang reverberation time dan pengaplikasiannya
b. Mahasiswa mampu membuat simulasi percobaan reverberation time dan membandingkannya dengan hasil percobaan sebenarnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Reverberation Time
Pada tahun1898, Wallace Clement Sabine menemukan metode penentuan koefisien absorpsi rata-rata ruangan berdasarkan pengukuran waktu dengung. Waktu dengung (T60) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh tekanan suara dalam ruangan utnuk mluruh 1/1000 dari tekanan suara mula-mula, tatau tingkat tekanan suaranya berkurang sebanyak 60 dB, sejak sumber suara dihentikan (berhenti memancarkan suara).
Gambar 2.1 Grafik Peluruhan Suara dalam Ruangan Jika Volume ruangan semakin besar, maka waktu dengungnya juga semakin besar. Demikian jika bahan material dari bangunan itu memiliki koefisien dan luasan yang lebih besar, maka waktu dengung yang didapat semakin kecil. Parameter waktu dengung (RT) auditorium berbeda-beda
6
tergantung penggunaannya. RT yang terlalu pendek akan menyebabkan ruangan terasa ‘mati’ sebaliknya RT yang panjang akan memberikan suasana ‘hidup’ pada ruangan (Satwiko, 2004:91). RT untuk jenis speech auditorium disarankan berada pada 0,60-1,20 detik, sedangkan untuk music auditorium disarankan berada pada 1,00-1,70 detik (Egan, 1976:154). Bahan penutup bidang permukaan interior yang berkaitan dengan angka koefisien absorbsi dan refleksi, sangat berpengaruh dalam menentukan besaran RT suatu auditorium (Doelle, 1972:63). Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber).[1]
Parameter akustika ruangan yang paling banyak dikenal orang adalah Waktu Dengung (Reverberation Time – RT). RT seringkali dijadikan acuan awal dalam mendesain akustika ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. RT menunjukkan seberapa lama energi suara dapat bertahan di dalam ruangan, yang dihitung dengan cara mengukur waktu peluruhan energi suara dalam ruangan. Waktu peluruhan ini dapat diukur menggunakan konsep energi tunak maupun energi impulse. RT yang didapatkan berdasarkan konsep energi tunak dapat digunakan untuk memberikan gambaran kasar, waktu dengung ruangan tersebut secara global. RT jenis ini dapat
7
dihitung dengan mudah, apabila kita memiliki data Volume dan Luas permukaan serta karakteristik absorpsi setiap permukaan yang ada dalam ruangan. Sedangkan RT yang berbasiskan energi impulse, didapatkan dengan cara merekam response ruangan terhadap sinyal impulse yang dibunyikan didalamnya. Dengan cara ini, RT di setiap titik dalam ruangan dapat diketahui dengan lebih detail bersamaan dengan parameter-parameter akustik yang lainnya.
RT pada umumnya dipengaruhi oleh jumlah energi pantulan yang terjadi dalam ruangan. Semakin banyak energi pantulan, semakin panjang RT ruangan, dan sebaliknya. Jumlah energi pantulan dalam ruangan berkaitan dengan karakteristik permukaan yang menyusun ruangan tersebut. Ruangan yang dominan disusun oleh material permukaan yang bersifat memantulkan energi suara cenderung memiliki RT yang panjang, sedangkan ruangan yang didominasi oleh material permukaan yang bersifat menyerap energi suara akan memiliki RT yang pendek. Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber). Ruangan-ruangan yang kita tempati dan gunakan sehari-hari, mulai dari ruang tidur, ruang kelas, auditorium, masjid, gereja dsb akan memiliki RT diantara kedua ruangan tersebut diatas, karena pada umumnya
8
permukaan dalamnya disusun dari gabungan material yang menyerap dan memantulkan energi suara. Desain bentuk, geometri dan komposisi material penyusun dalam ruangan inilah yang akan menentukan RT ruangan, sekaligus kinerja akustik ruangan tersebut.
Berikut ini adalah gambaran RT yang ideal untuk
beberapa fungsi ruangan sesuai dengan volumenya.[2]
Gambar 2.2 Fungsi Ruangan Sesuai dengan Volumenya Hubungan antara koefisien absorpsi rata-rata ruangan dan waktu dengung dinyatakan dengan persamaan:
dengan S adalah luas total permukaan ruangan [m2], V adalah
volume ruangan [m3], dan T60 adalah waktu dengung.[3]
2.2 Parameter Akustik
Parameter akustik dalam ruangan dapat dibagi menjadi : a. Difraksi Bunyi
Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar
9
penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok dan balok. Difraksi lebih nyata pada frekuensi rendah.
b. Resonansi ruang
Air yang dituang ke dalam guci menghasilkan bunyi deguk (gurgling), frekuensinya naik bertahap bila jumlah air dalam guci bertambah. Udara dalam guci beresonansi pada frekuensi dalam guci beresonansi pada frekuensi-frekuensi te frekuensi tertentu (seperti kamar rtentu (seperti kamar mandi yang dengan resonansinya sendiri mendorong hasrat menyanyi penyanyi penyanyi-penyanyi awam). Suatu ruang tertutup deng penyanyi awam). Suatu ruang tertutup dengan permuka an permukaan interior an interior pemantul bunyi tanpa diinginkan menonjolkan frekuensi-frekuensi tertentu frekuensi tertentu yang disebut ragam getaran normal (normal modes of vibration) ruang tersebut.
c. Difraksi Bunyi
Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok dan balok. Difraksi lebih nyata pada frekuensi rendah
2.3 Kriteria Akustik
Untuk mendapatkan sebuah ruangan yang berkinerja baik secara akustik, ada beberapa kriteria akustik yang pada umumnya harus diperhatikan. Kriteria akustik tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut:
10
Kriteria ini berkaitan dengan persepsi subjektif pengguna ruangan terhadap waktu dengung (reverberation time) yang dimiliki oleh ruangan. Ruangan yang live, biasanya berkaitan dengan waktu dengung yang panjang, dan ruangan
yang death berkaitan dengan waktu dengung yang pendek.
Panjang pendeknya waktu dengung yang diperlukan untuk sebuah ruangan, tentu saja akan bergantung pada fungsi ruangan tersebut. Ruang untuk konser symphony misalnya, memerlukan waktu dengung 1.7 – 2.2 detik, sedangkan untuk ruang percakapan antara 0.7 – 1 detik.
b. Intimacy
Kriteria ini menunjukkan persepsi seberapa intim kita mendengar suara yang dibunyikan dalam ruangan tersebut. Secara objektif, kriteria ini berkaitan dengan waktu tunda (beda waktu) datangnya suara langsung dengan suara pantulan awal yang datang ke suatu posisi pendengar dalam ruangan. Makin pendek waktu tunda ini, makin intim medan suara didengar oleh pendengar. Beberapa penelitian menunjukkan harga waktu tunda yang disarankan adalah antara 15 – 35 ms.
c. Fullness vs Clarity
Kriteria ini menunjukkan jumlah refleksi suara (energi pantulan) dibandingkan dengan energi suara langsung yang dikandung dalam energi suara yang didengar oleh pendengar yang berada dalam ruangan tersebut. Kedua kriteria berkaitan satu sama lain. Bila perbandingan energi pantulan terhadap energi suara langsung besar, maka medan suara akan terdengar
11
penuh (full). Akan tetapi, bila melewati rasio tertentu, maka kejernihan informasi yang dibawa suara tersebut akan terganggu. Dalam kasus ruangan digunakan untuk kegiatan bermusik, kriteria C80 menunjukkan hal ini. (D50 untuk speech).
d. Warmth vs Brilliance
Kedua kriteria ini ditunjukkan oleh spektrum waktu dengung ruangan. Apabila waktu dengung ruangan pada frekuensi-frekuensi rendah lebih besar daripada frekuensi-frekuensi mid-high, maka
ruangan akan lebih terasa hangat (warmth). Waktu dengung yang
lebih tinggi di daerah frekuensi rendah biasanya lebih disarankan untuk ruangan yang digunakan untuk kegiatan bermusik. Untuk
ruangan yang digunakan untuk aktifitas speech, lebih disarankan
waktu dengung yang flat untuk frekuensi rendah-mid-tinggi.
e. Texture
kriteria ini menunjukkan seberapa banyak pantulan yang diterima oleh pendengar dalam waktu-waktu awal (< 60 ms) menerima sinyal suara. Bila ada paling tidak 5 pantulan terkandung dalam impulse response di awal 60 ms, maka ruangan tersebut dikategorikan memiliki texture yang baik.
f. Blend dan Ensemble
Kriteria Blend menunjukkan bagaimana kondisi mendengar yang
dirasakan di area pendengar. Bila seluruh sumber suara yang dibunyikan di ruangan tersebut tercampur dengan baik (dan dapat dinikmati tentunya), maka kondisi mendengar di ruangan tersebut dikatakan baik. Hal ini berkaitan dengan kriteria bagaimana suara di area panggung diramu (ensemble). Contoh,
12
apabila ruangan digunakan untuk konser musik symphony, maka pemain di panggung harus bisa mendengar (ensemble) dan pendengar di area pendengar juga harus bisa mendengar (blend) keseluruhan (instruments) symphony yang dimainkan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum Reveberation Time
pada ruangan, antara lain :
a. Meteran
b. 3 buah petasan
c. Sound Level Meter d. Earplug
e. Laptop yang sudat terinstall software Realtime Analyzer
3.2 Langkah-langkah Praktikum
Adapun langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Langkah Pengambilan Data
Langkah-langkah dalam pengambilan data, antara lain :
a. Dua buah kursi dipilih dengan syarat mempunyai tinggi yang
sama
b. Salah satu dari dua buah kursi tersebut diletakkan di tengah
ruangan dan petasan diletakkan diatasnya
c. Sound Level Meter diletakkan diatas kursi yang satunya dengan
jarak 2 meter dari letak petasan dan diarahkan sejajar dengan petasan
d. Sound Level Meter disambungkan ke laptop yang telah
terinstall Realtime Analyzer
e. Petasan diletupkan dan direcord secara bersamaan
14
f. File di save di laptop
g. Langkah yang sama diulangi sebanyak 3 kali
3.2.2 Langkah Simulasi
Adapun langkah-langkah dalam melakukan simulasi membuat model kelas P-103 Jurusan Teknik Fisika ITSdengan
menggunakan sketch up, antara lain :
a. Software sketch Up dibuka
Gambar 3.1 Tampilan Awal Software sketch Up
b. Shape yang diinginkan dipilih lalu di drag ke bidang gambar
Gambar 3.2 Tampilan Shape
c. Untuk membuat bidang 3-D, icon dipilih lalu di drag pada
15
d. Pada bagian belakang bidang dipotong untuk sehingga membentuk bidang seperti gambar di bawah ini
Gambar 3.3 Tampilan Bidang yang Dipotong
e. Setelah bagian belakang bidang dipotong, bagian atas bidang dihilangkan seperti pada gambar dibawah ini
Gambar 3.4 Tampilan Bagian Atas Bidang Dihilangkan f. Bagian dalam bidang diisi dengan kursi, pintu, kaca dan meja
dosen
16
g. Lalu bagian luar bidang juga diberi pintu dan kaca agar menyerupai dengan bidang aslinya.
Gambar 3.6 Tampilan Bidang Bagian Luar h. Terakhir, bidang atas yang dihilangkan ditutup kembali
Gambar 3.7 Tampilan Bidang Atas yang Tertutup i. Berikut hasil desai Kelas P-103 Jurusan Teknik Fisika ITS
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan
Pada praktikum P3-3 Akustik ini dilakukan percobaan
mengenai waktu dengung (Reverberation Time) di dalam ruangan
P-103 jurusan Teknik Fisika ITS dengan tiga kali percobaan. Berikut hasil masing-masing percobaan beserta analisis data.
4.1.1 Reverberation Time pada Percobaan Pertama
Berikut grafik perbandingan antara waktu dengan Tingkat Tekanan
Bunyi hasil percobaan Reverberation Time pada percobaan
pertama yaitu
Grafik 4.1 Reverberation Time pada Percobaan Pertama
4.1.2 Reverberation Time pada Percobaan Kedua
Berikut grafik perbandingan antara waktu dengan Tingkat Tekanan
Bunyi hasil percobaan Reverberation Time pada percobaan kedua
yaitu
18
Grafik 4.2 Reverberation Time pada Percobaan Kedua
4.1.3 Reverberation Time pada Percobaan Ketiga
Berikut grafik perbandingan antara waktu dengan Tingkat Tekanan
Bunyi hasil percobaan Reverberation Time pada percobaan ketiga
yaitu
Grafik 4.3 Reverberation Time pada Percobaan Ketiga
19
Diketahui:
Volume ruangan (V) = 184,4483 m3
Luas permukaan lantai (slantai) = 56,1078 m2
Luas permukaan atap (satap) = 56, 1078 m2
Luas permukaan dinding (sdinding) = 92,5693 m2
Luas permukaan pintu (spintu) = 2,6934 m2
Luas permukaan kaca jendela (sjendela) = 6,9246 m2
Luas permukaan papan tulis (spapan tulis) = 5,4 m2
Koefisien absorpsi (α): Kayu = 0,07 Dinding = 0,05 Lantai = 0,03 Papan tulis = 0,01 Kursi = 0,23 Meja = 0,23
Jumlah kursi : 41 buah Jumlah meja : 1 buah Maka,
RT60 = 0,161
RT60 = 0,161(
)
RT60 = 0,161(9,291835)
20
4.2 Pembahasan
4.2.1 Mima Aulia (2413100003)
Berdasarkan data yang didapat saat praktikum. Terdapat 3 data yang masing masing memiliki nilai yang berbeda. pada data pertama, data yang didapat mengalami peluruhan kurang dari 60 dB. Sedangkan untuk data yang kedua dan ketiga mengalami peluruhan sekitar 60 dB. Ini menandakan bahwa praktikum yang sesuai dengan teori Reverberation Time 60 atau RT 60 hanya terjadi pada saat praktikum kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan karena perbedaan sumber bunyi. Sumber bunyi yang digunakan adalah petasa. Tiap petasan tidak bisa mengeluarkan tingkat tekanan bunyi yang sama. Selain itu, tiap percobaan memiliki nilai puncak tingkat tekanan bunyi yang berbeda, namun pada saat bunyi sudah meluruh, ketiga praktikum ini memiliki nilai luruh yang sama yaitu berkisar di 60 dB.
4.2.2 Irving Putra Fuadi (2413100029)
Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan tentang reverberation time pada ruangan kelas P103. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan praktikum kali ini, kami melakukan percobaan dengan cara meledakkan petasan sebanyak 3 kali dan suara yang dihasilkan petasan lalu direkam memakai Sound Level Meter yang dihubungkan dengan Real Time Analyzer yang ada di laptop. Setelah 3 kali melakukan percobaan dan data yang diinginkan sudah didapat lalu data tersebut kami plot kedalam grafik, peluruhan TTB yang ada di grafik lebih dari 110 dB, bahkan hampir menyentuh angka 120 dB.
21
Dimana hasil tersebut berbeda dengan teori yang ada yaitu seharusnya peluruhan terjadi sebesar 60 dB.
Pada saat menjalankan simulasi reverberation time ruangan P103, terdapat kesulitan dimana aplikasi ease tidak dapat dijalankan yang memaksa kami menggunakan perhitungan manual. Dari perhitungan manual yang didapat, waktu dengung tersebut diperoleh sebesar 1,495 detik atau 1,5 detik. Waktu dengung yang lama ini disebabkan dari koefisien serap dari masing-masing benda yang berada di ruangan kelas itu sendiri yang mungkin benda tersebut dapat menyerap dan memantulkan bunyi.
4.2.3 Adhitia Dwi Arigi (2413100055)
Praktikum Akustik P-3 kali ini membahas penghitungan waktu dengung (reverberation time) pada ruang P-103 di Teknik Fisika ITS. Percobaan dilakukan dengan mengukur tekanan bunyi pada suatu sumber buyi berupa petasan yang diletakkan di tengah ruangan yang berjarak 2 meter dari Sound Level Meter, sebagai penerima bunyi, kemudian bunyi direkam dengan software Real Time Analyzer. Berdasarkan data yang didapat, hasil olahan data menunjukkan penurunan TTB dari puncak sampai kembali ke kondisi awal mengalami peluruhan sebesar kurang lebih 64 dB dan waktu dengungnya sebesar 3 detik. Secara teori, seharusnya penurunan TTB adalah sebesar 60 dB. Secara perhitungan manual, hasil reverberation time yang telah dihitung adalah 1,46 detik. Untuk ruangan seperti kelas, mempunyai standar waktu dengung sebesar 0,6-0,8 detik. Faktor yang menyebabkan tidak sesuainya hasil percobaan dengan teori yang ada antara lain karena bahan yang digunakan di dalam ruangan cenderung memantulkan suara,
22
bukan menyerapnya. Faktor lainnya adalah karena adanya background noise yang ada ketika dilakukan percobaan.
4.2.4 Hadrian Hogantara S (2413100078)
Pada praktikum Revervberation time, telah didapat data berupa Tingkat Tekanan Bunyi yang bergantung pada waktu, serta kenaikan Tingkat Tekanan Bunyi pada saat petasan diledakkan. Pengambilan data dilakukan dilakukan di ruang P103 dan data diambil menggunakn Real Time Analyzer. Dari data didapat penurunan Tingkat Tekanan Bunyi dari puncak sampai meluruh yaitu kurang lebih sebesar 100 dB. Dan dengung yang terjadi kurang lebih sebesar 4 detik.Padahal seharusnya kriteria waktu dengung untuk ruang kelas itu adalah sekitar 0,6-0,8 detik.
Dari kriteria yang ada, dapat kita lihat bahwa hasil yang didapat, masih jauh dari kriteria tersebut. Jauhnya nilai yang didapat dari kriteria
dikarenakan beberapa hal yaitu daya serap (absorbtion) bahan-bahan
yang ada di kelas lebih rendah dari yang diperhitungkan sehingga mampu memantulkan suara yang mengakibatkan tingginya waktu dengung.
4.2.5 Arfiq Isa Abdillah (2413100078)
Pada praktikum ini, telah didapatkan hasil pengambilan data saat praktikum. Terdapat 3 kali pengambilan data. Pada data pertama dapat dilihat penurunan atau peluruhan bunyi tidak mencapai 60 dB (sekitar 40 dB). Sementara pada pengambilan data kedua dan ketiga nilai peluruhan mendekati 60 dB. Hal ini disebabkan karena besar noise background di daerah pengambilan data sekitar 60 dB. Sehingga peluruhan akan berhenti di besaran TTB 60 dB. Pada pengambilan data
23
pertama peak TTB hanya sebesar sekitar 100 dB sedangkan pada
pengambilan kedua dan ketiga peak TTB sebesar sekitar 120 dB. Sehingga data pertama peluruhannya hanya sekitar 40 dB sementara data kedua dan ketiga sekitar 60 dB.
4.2.6 Febianti Amira R (2413100130)
Pada praktikum P-3 Akustik ini membahas mengenai Waktu
Dengung di dalam ruangan atau dapat disebut Reverberation Time.
Adapun data yang didapatkan dari tiga kali percobaan pada praktikum ini berdasarkan grafik perbandingan antara waktu dengan Tingkat Tekanan Bunyi, antara lain pada percobaan 1 didapatkan Tingkat
Tekanan Bunyi dari Overshoot sampai meluruh sebesar 45dB dengan
waktu peluruhan yang dibutuhkan sebesar 3 sekon, pada percobaan 2
didapatkan Tingkat Tekanan Bunyi dari Overshoot sampai meluruh
sebesar 64 dB dengan waktu peluruhan yang dibutuhkan sebesar 2 sekon, dan pada percobaan tiga didapatkan Tingkat Tekanan Bunyi dari
Overshoot sampai meluruh sebesar 64 db dengan waktu peluruhan yang dibutuhkan sebesar 3 sekon. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan manual didapatkan waktu dengung yang dibutuhkan untuk ruangan P-103 Jurusan Teknik Fisika sebesar 1,46 sekon. Berdasarkan literatur
yang ada, bahwa besarnya Tingkat Teknanan Bunyi dari Overshoot
sampai meluruh sebesar 60 dB dengan waktu dengung standar pada ruangan kelas sebesar 0,6-0,8 sekon. Sehingga hasil praktikum tidak sesuai dengan literatur yang ada. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain didalam ruangan P-103 terdapat berbagai macam permukaan benda, seperti kursi, meja, papan tulis, jendela dan lain sebagainya sehingga besar kemungkinan energi gelombang bunyi yang
24
jatuh pada suatu permukaan benda tersebut sebagian ada yang dipantulkan dan sebagian lainnya ada yang diabsorpsi, adanya
background noise didalam ruangan P-103 tersebut, seperti suara Air Cooler yang menyala dan tidak dapat dideteksi Tingkat Teknanan Bunyi dari suara Air Cooler yang menyala tersebut. Faktor lainnya yaitu
adanya eror numeric, yaitu seharusnya hasil waktu dengung didapatkan
dengan menggunakan software Ease, namun karena praktikan terkendala
dengan software Ease sehingga hasil waktu dengung didapatkan dengan
perkiraan berdasarkan plot grafik dan juga berdasarkan perhitungan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasar praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh nilai
reverberation time dari ruang P103. Ruang P103 merupakan
kriteria ruang classroom yang seharusnya memiliki nilai RT
sekitar 0,7 – 0,8 detik, namun ketika diuji didapat nilai RT melebihi dari standar ruang yang telah ada.
2. Perbaikan yang sebaiknya dilakukan adalah dengan memberikan perabotan ruang yang memiliki koefisien serap bunyi yang lebih besar, sehingga waktu dengung di dalam ruangan tersebut sesuai standar yang telah ada.
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum, kami berharap praktikum selanjutnya akan :
1. Peralatan yang digunakan sebaiknnya memiliki kualitas yang baik, sehingga suara yang terdengar dapat terukur dan tercatat dengan baik.
2. Sebaiknya praktikum dilakukan di ruangan kelas yang tertata rapih sehingga saat di simulasikan pada software tidak terdapat perbedaan posisi benda dalam ruangan
DAFTAR PUSTAKA
[2]Sarwono, Joko. 2009. ”Waktu Dengung Reverberation Time”.
http://jokosarwono.wordpress.com/2009/04/10/waktu-dengung-reverberation-time/, diakses pada tanggal 22 November 2014.
[3]Sarwono, Joko. 2010. ”Modul Evaluasi Akustik Bangunan
Kost”. diakses pada tanggal 22 November 2014.
[1]Yahulfa, Lusty. 2010. ”Waktu Dengung dan Background
Noise”.http://lustyyahulfa.blogspot.com/2010/06/waktu -dengung-dan-background-noise.html, diakses pada tanggal 20 November 2014.