• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIASI MORFOMETRIK Fejervarya cancrivora Gravenhorst (1829) DI KAWASAN UNIVERSITAS RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VARIASI MORFOMETRIK Fejervarya cancrivora Gravenhorst (1829) DI KAWASAN UNIVERSITAS RIAU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 VARIASI MORFOMETRIK Fejervarya cancrivora Gravenhorst (1829) DI

KAWASAN UNIVERSITAS RIAU Misna Zaira Ardila1, Titrawani2, Ennie Chahyadi2 1

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA-UR 2

Dosen Bidang Zoologi Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru 28293, Indonesia

irazaira1995@gmail.com

ABSTRACT

Fejervarya cancrivora is found in rice fields, ditches and mangrove swamps, but the

distribution is more common in rice fields. Difference in location is expected to affect the morphology of F. cancrivora. Research on morphometric variation of F. cancrivora

was conducted at Universitas Riau. This research aimed to study morphological variations which included morphometric measurements of F. cancrivora at Universitas Riau. This research was conducted in October 2015 - January 2016. Samples were taken as many as 30 individuals. The T test of morphometric showed significantly different results in PB, PK, LK, JMT, JMMD, PMD, PKB, PF, PMTJ4, PTJ4, PM, JHT, JMHi, PaB, PT, PJ1KD, PJ4KB, and, PJ1KB. Female F. cancrivora had medium correlation (PMTJ4), and very week correlation (PK). Male F. cancrivora had medium correlation (PK), week correlation (JMT), and very week correlation (JMT), The conclusion of this study was 18 significantly different morphometric characters of F. cancrivora were obtained.

Keyword : Fejervarya cancrivora, Morphometric, Universitas Riau. ABSTRAK

Fejervarya cancrivora dijumpai pada areal persawahan, parit, dan rawa-rawa bakau

Perbedaan lokasi ini diduga akan mempengaruhi morfologi F. cancrivora. Penelitian tentang Variasi morfometrik F. cancrivora ini dilakukan di Universitas Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi morfologi yang meliputi pengukuran morfometrik dari F. cancrivora di kawasan Universitas Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 – Januari 2016. Sampel yang diambil sebanyak 30 ekor. Hasil uji T karakter morfometrik didapatkan hasil yang berbeda nyata yaitu, PB, PK, LK, JMT, JMMD, PMD, PKB, PF, PMTJ4, PTJ4, PM, JHT, JMHi, PaB, PT, PJ1KD, PJ4KB, PJ1KB. F. cancrivora betina di Universitas Riau memiliki korelasi sedang (PMTJ4), dan korelasi sangat lemah (PK). F. cancrivora jantan memiliki korelasi sedang (PK), korelasi lemah (JMT), dan korelasi sangat lemah (Pab). Kesimpulan penelitian ini didapatkan 18 karakter morfometrik F. cancrivora yang berbeda nyata.

(2)

2 PENDAHULUAN

Fejervarya cancrivora (katak

sawah) umumnya dijumpai pada areal persawahan, parit, dan rawa-rawa bakau namun distribusinya lebih banyak ditemukan di persawahan (Brilliantono 2004). F. cancrivora

bermanfaat sebagai bioindikator terhadap kualitas lingkungan. Populasi

F. cancrivora akan berkurang jika

pada lingkungan tersebut telah mengalami pencemaran. Hal ini dikarenakan F. cancrivora memiliki kulit yang sensitif terhadap perubahan lingkungan (Zug 1993 dalam Donan

dkk 2013). F. cancrivora menjadi salah satu komoditi ekspor, dimana dagingnya banyak diminati oleh konsumen (Brilliantono 2004).

F. cancrivora tidak hanya

ditemukan diareal persawahan tetapi juga dapat ditemui di Universitas Riau yang terdiri dari kawasan perkantoran, ruang kuliah, dan ruang terbuka hijau. (Nurdin 2007). Habitat berbeda memiliki kondisi lingkungan yang berbeda (Mistar 2008). Perbedaan lingkungan dapat mempengaruhi karakter morfologi dan morfometrik (Nuraini 2009). Morfometrik merupakan ciri yang berhubungan dengan ukuran tubuh dan bagian tubuh. Morfometrik merupakan salah satu cara untuk mengetahui keanekaragaman dari suatu spesies dengan melakukan pengukuran terhadap karakter morfologi.

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan di kawasan kampus Universitas Riau. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada

bulan Oktober 2015 – Januari 2016. Pengukuran morfometrik dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Prosedur Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah yang ukuran 5-10 cm (Mistar 2008). Sampel yang ditangkap kemudian difoto. Sampel dimasukkan ke dalam toples yang berisi alkohol 70% untuk pengawetan. Setelah itu sampel dibawa ke Laboratorium Zoologi FMIPA Universitas Riau untuk diukur karakter morfometriknya. Identifikasi spesies dilakukan berdasarkan Iskandar (1998).

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data terbagi atas data utama dan data penunjang. Data utama yaitu pengukuran karakter morfometrik yang dilakukan terhadap 31 karakter morfometrik berdasarkan (Nesti et al 2013). Data penunjang yaitu kondisi lingkungan saat pengambilan sampel, yang meliputi suhu udara, suhu air, dan pH air. Pengkuran pH air di Universitas Riau diukur digenangan air tempat terdekat ditemukan spesies. Suhu air diukur di awal pengamatan. Suhu udara diukur di awal dan akhir pengamatan sebanyak 3 kali ulangan.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran morfometrik disajikan dalam bentuk tabel, setelah itu data ditranformasi dengan log (X+1). Uji t

(3)

3 16). Regresi linier di analisis dengan

menggunakan rumus (Sudjana 2005):

Dimana : X = peubah bebas (independen)

Y = peubah tak bebas (dependen)

a = konstanta b = kemiringan

HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Fejervarya cancrivora Perbedaan karakter morfologi antara

F. cancrivora jantan dan betina yang

ditemukan di Universitas Riau yaitu bentuk timpanum bulat utuh dengan tidak ada lapisan yang menutupi. Ukuran timpanum 2,51 mm setengah

dari ukuran diameter mata 4,58 mm. Tidak memiliki selaput renang pada tungkai depan, sedangkan pada tungkai belakang hanya mencapai tiga per empat dari panjang jari tengah. Terdapat guratan yang menonjol dan memanjang pada katak sawah. Kulit cenderung basah karena memiliki kelenjar lendir dibawah kulit dan identik dengan tekstur kulit yang halus. Memiliki kaki belakang yang lebih panjang dari pada kaki depan, sesuai dengan (Mistar 2008). F.

cancrivora betina memiliki ukuran

tubuh yang lebih besar dibanding jantan. Ukuran kepala pada jantan memiliki bentuk yang lebih runcing, sedangkan pada betina membulat. F.

cancrivora yang ditemui di Universitas

Riau memiliki warna punggung mulai dari cokelat hingga cokelat kehijauan, karakter tersebut sesuai dengan (Iskandar 1998).

Hasil Analisis Uji t (Independent t Test) Karakter Morfometrik

F.cancrivora

Tabel 2. Hasil Uji t karakter morfometrik F. cancrivora jantan dan betina di Universitas Riau

karakter

Universitas Riau

df T hit T tab Ket

PB 29 335,101 3,659 B* PK 29 25,961 3,659 B* LK 29 17,999 3,659 B* JMT 29 19,352 3,659 B* PM 29 13,911 3,659 B* JHM 29 -20,507 3,659 TB JMM 29 -53,671 3,659 TB

(4)

4 Hasil uji t karakter morfometrik F.

cancrivora betina dan jantan di

Universitas Riau didapatkan 18 karakter yang berbeda nyata yaitu PB, PK, LK, JMT, JMMD, PMD, PKB, PF, PMTJ4, PTJ4, PM, JHT, JMHi, PaB, PT, PJ1KD, PJ4KB, PJ1KB. Variasi morfologi F. cancrivora yang terdapat di Universitas Riau disebabkan oleh kondisi habitat sehingga terjadi evolusi yang menyebabkan perbedaan morfologi. Variasi morfologi yang terjadi pada suatu spesies dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kondisi

habitat, jarak antar populasi dan isolasi geografis (Futuyama 1986). Variasi dan differensiasi yang ditunjang faktor genetik dalam waktu yang lama akan menuju evolusi. Tingkatan variasi pada tiap-tiap populasi disebabkan oleh mutasi, migrasi, seleksi alam dan genetic drift (Wien et al 2009). Morfologi dipengaruhi oleh habitat, data dari pengukuran morfologi diperoleh dari pengukuran morfometrik yang dapat digunakan untuk identifikasi yang dinyatakan dalam bentuk nisbah (Affandi et al

1992). JHT 29 29,704 3,659 B* JMH 29 -75,005 3,659 TB JMTi 29 -36,402 3,659 TB DT 29 -38,030 3,659 TB JMHi 29 19,335 3,659 B* JMMD 29 17,009 3,659 B* JMMB 29 -12,417 3,659 TB JIN 29 -52,013 3,659 TB DM 29 -11,422 3,659 TB JIO 29 -50,647 3,659 TB PKM 29 -42,925 3,659 TB PMD 29 11,872 3,659 B* PBr 29 -4,891 3,659 TB Pab 29 10,298 3,659 B* PKB 29 81,647 3,659 B* PF 29 34,269 3,659 B* PT 29 22,305 3,659 B* PTM 29 -51,483 3,659 TB PMTJ4 29 41,700 3,659 B* PTJ4 29 78,314 3,659 B* PJ3KD 29 -4,420 3,659 TB PJ1KD 29 8,633 3,659 B* PJ4KB 29 58,336 3,659 B* PJ1KB 29 16,280 3,659 B*

(5)

5 Korelasi Karakter Morfometrik F.

cancrivora Betina

Gambar 1. Grafik korelasi lebar kepala dengan panjang kepala F.

cancrivora betina.

Korelasi PK untuk Universitas Riau memiliki korelasi yang sangat lemah. Hal ini disebabkan oleh kemampuan adaptasi yang berbeda. Variasi morfologi pada katak pohon bergaris di Sumatera Barat yang memiliki perbedaan jumlah karakter yang terdiferensiasi pada P.

leucomystax jantan dan betina yang

disebabkan kemampuan adaptasi yang berbeda dalam aktifitas, pola kawin, dan cara makan P. leucomystax

(Addha 2014).

Tidak terdapat korelasi pada bagian tungkai depan F. cancrivora

betina. Sedangkan pada bagian tungkai belakang terdapat 1 korelasi yang dapat dilihat pada grafik di Gambar 2.

Gambar 2. Grafik korelasi panjang tarsus jari keempat tungkai belakang dengan panjang metatarsus jari keempat tungkai belakang.

Korelasi PTJ4 dengan karakter PMTJ4 terdapat di Universitas Riau memiliki korelasi sedang. Hal ini disebabkan oleh aktivitas F.

cancrivora yang berbeda. Aktivitas

tersebut seperti mencari makan yang menyebabkan alat gerak lebih aktif digunakan. Variasi morfologi merupakan respon dari kemapuan adaptasi terhadap lingkungan (Rositasari 1997).

(6)

6 Korelasi Karakter Morfometrik F. cancrivora jantan

Gambar 3. Grafik korelasi pada F. cancrivora A: korelasi lebar kepala dengan panjang kepala, B: korelasi panjang badan dengan jarak moncong timpanum.

Di Universitas Riau korelasi LK dengan PK memiliki korelasi sedang. Korelasi PB dengan JMT di Universitas Riau memiliki korelasi lemah. Hal ini oleh Faktor makanan dan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan F.

cancrivora (Setiawan 2000).

Korelasi antara panjang badan dengan karakter pembanding pada tungkai depan F. cancrivora jantan di Universitas Riau dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik korelasi Panjang Badan dengan panjang antebrachium.

Korelasi panjang badan dengan panjang antebrachium di Universitas

Riau memiliki korelasi yang sangat lemah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan respon terhadap lingkungan. Variasi morfometrik merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut, seperti adanya adaptasi pada habitat tertentu (Haryono 2001).

Korelasi F.cancrivora jantan pada bagian Tungkai Belakang di Universitas Riau dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik korelasi pada F.

cancrivora korelasi panjang

badan dengan femur. Korelasi panjang badan dengan panjang femur di Universitas Riau memiliki korelasi sangat lemah. Hal ini

(7)

7 disebabkan oleh pola adaptasi yang

berbeda pada F. cancrivora sehingga menyebabkan variasi bentuk tubuh dan ukuran bagian tubuh.

Nilai Kualitas Lingkungan Universitas Riau

Tabel 4. Nilai parameter fisika dan kimia di Universitas Riau. Faktor Satuan Universitas

Riau Suhu air 0 C 23-27 Suhu udara 0 C 21-33 pH - 6

Pengukuran suhu udara lingkungan Universitas Riau dengan kisaran Universitas Riau sebesar

21-33 ºC. F. cancrivora memiliki

toleransi udara 4⁰C - 41⁰C (Darmawan 2008). Suhu air yang terdapat di Universitas Riau yaitu 23-27 ºC. Pada penelitian ini suhu tidak mempengaruhi variasi morfometrik dari F. cancrivora, karena suhu di Universitas Riau tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Meningkatnya suhu sebesar 100C akan meningkatkan laju metabolisme sebesar 2-3 kali lipat. Pada ekosistem daerah tropis suhu cenderung konstan sepanjang tahun. Di daerah tropis suhu lebih fluktuasi berdasarkan ketinggian tempat (Coutant 1999). Berdasarkan hasil pengukuran pH di Universitas Riau memiliki pH 6. Kisaran pH air yang berada di daerah tropis adalah antara 4,3 - 7,5 (Darmawan 2008). Hal ini menunjukkan pH di lokasi tersebut mendukung untuk kelangsungan kehidupan F.cancrivora.

KESIMPULAN

Terdapat variasi morfometrik F.

cancrivora di Universitas Riau Hasil

uji t didapatkan 18 karakter yang berbeda nyata yaitu PB, PK, LK, JMT, JMMD, PMD, PKB, PF, PMTJ4, PTJ4, PM, JHT, JMHi, PaB, PT, PJ1KD, PJ4KB, PJ1KB.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala dan Laboran Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau atas izin dan fasilitas yang diberikan selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Addaha H, Tjong DH, Novarino W. 2014. Variasi Morfologi Katak Pohon Bergaris Polypedates

leucomystax Gravenhorst, 1829

(Anura; Rhacophoridae) di Sumatera Barat. Online

Jurnal of Natural

Science.Universitas Andalas.

Padang. 4(3) :348-354

Brilliantono E. 2004. Katak Sumber Rejeki Yang Menggiurkan. http://www.Bisnis.com/artikel. html.kategori=Bisnis_Jakarta& id=21177strart=250 [31 Oktober 2004].

Coutant CC. (1999). Perspectives on temperature in the Pacific

Northwest’s fresh waters. Oak

Ridge National Lab., TN (US). Dermawan B. 2008. Keanekaragaman Amfibi Di Berbagai Tipe Habitat: Studi Kasus di

(8)

Eks-8 PHP PT Rimba Karya Indah

Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.[Skripsi].Fakultas

Kehutanan IPB. Bogor.

Donan Satria Yudha, Rury Eprilurahman, Khoirunnisa Andryani, Trijoko. 2013. Keanekaragaman jenis katak dan kodok disepanjang Sungai Code Propinsi daerah istimewa Yogyakarta. Jurnal Biologi.

Universitas Gajah

Mada.18(2):52-59

Futuyama DJ. 1986. Evolutionary

Biology. Sunderland. Mass:

Sinauer Associates, Inc. Itaca.

Haryono . 2001. Variasi morfologi dan morfometrik ikan dokun (puntius Lateristringa) di Sumatera. Jurnal biota (3): 109-116.

Iskandar DT. 1998. Seri Panduan Lapangan Amfibi Jawa dan

Bali. PUSLITBANG

BIOLOGI-LIPI. Bogor- Indonesia.

Kandel KE, Mohammad S, Mostafa AM dan Alla MA, 2013. Reproductive Biology Of The Cocle Cerastoderma glanser

(Bivalvia : Cardiidae) foom lake Qarun, Egypt. The Egyptian Journal of Aquatic

Research.52:242-246

Mistar . 2008. Panduan Lapangan ampibi dan Reptil di Areal Mawas Propinsi Kalimantan

Tengah ( Catatan di Hutan

Lindung Beratus). Mawas

Kalimantan Tengah. Nesti R Tjong DH, Herwina H.

2013. Variasi Morfometrik Kodok Duttaphrynus

melanotictus (Schneider 1799)

(Anura: Bufonidae) di Sumatera Barat yang Dipisahkan oleh Bukit Barisan.

Jurnal Biologi Universits

Andalas. 2(1):37-42.

Nuraini LR. (2009). Penurunan Populasi Amfibia Dunia Apa Penyebab dan upaya Pencegahannya. Departemen Konservasi Sumber daya Hutan dan Ekowisata. Fakultas kehutan IPB.

Nurdin. 2007. Analisa Pemanfaatan Lahan Kampus Bina Widya Universitas Riau Menggunakan Citra Quickbird.[skripsi]. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas Riau. Pekanbaru.

Rositasari R. 1997. Variasi Morfologi pada Marga Ammonia. Jurnal

elektronik biologi Oseana 2:

1-15.

Setiawan H. 2000. Telaah Beberapa Aspek Reproduksi dan Pertumbuhan Kodok Sawah

(Rana cancrivora) di Dusun

Pande, Kabupaten Tabanan, Bali, [Skripsi]. IPB. Bogor Sudjana. 2005. Metoda Statistik.

(9)

9

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.

Wibowo AMTD. Sunarmo S.

Makmur, Subagja. 2008. Identifikasi Struktur Stok Ikan Belida (Chitala spp.) dan

Implikasinya Untuk

Manajemen Populasi Alami.

Jurnal perikanan.15(1):1-8

Wien JJ, Sukumaran, Pyron RA,

Brown RM. 2009.

Evolutionary and

Biogeographic Origins of High Tropical Diversity in Old World Frogs (Ranidae). Original Article. The society for the study of Evolution

Zug GR. 1993. Herpetology : An

Introductary Biology of

Amphibians and Reptiles.

Gambar

Tabel 2. Hasil Uji t karakter morfometrik F. cancrivora jantan dan betina di       Universitas Riau
Gambar 2. Grafik korelasi panjang         tarsus jari keempat tungkai            belakang dengan panjang             metatarsus jari keempat          tungkai belakang
Gambar 3. Grafik korelasi pada F. cancrivora A: korelasi lebar kepala dengan         panjang kepala, B: korelasi panjang badan dengan jarak moncong          timpanum

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pengolahan data lalu dilakukan analisa data untuk membuktikan efektif tidaknya Pengaruh Kompetensi Paedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI

secara deskriptif menunjukkan bahwa jumlah titik api yang meningkat pada bulan Januari, Mei dan Agustus tidak mempengaruhi insiden ISPA yang terjadi di Kabupaten

ISPA adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu dan atau lebih bagian dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) hingga alveoli (saluran

Foto Hasil Viabilitas Jumlah Mikroorganisme yang Terdapat pada Pinset Anantomi yang telah Didesinfeksi oleh Desinfektan Kombinasi (cocospropylene

Identifikasi masalah, peneliti mengidentifikasi masalah yang akan dibahas terkait dengan menentukan penerima beasiswa prestasi pada SMP John Paul’s School; 3) Studi

Kokoviljasäilörehuryhmien välillä ei ollut eroa päivittäisessä energian saannissa, mutta valku- aistäydennystä saaneilla ruokinnoilla raakavalkuaisen ja PVT:n saanti

(32) Jika dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian di atas terlihat bahwa mayoritas kasus kanker terjadi pada kelompok umur > 40 tahun, maka hasil Riskesdas sesuai

Dengan demikian penulis tertarik untuk mengembangkan suatu metode dengan mengembangkan media latihan buku saku pengenalan teknik dasar tenis lapangan pada usia