• Tidak ada hasil yang ditemukan

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) : Manajemen Proyek. : Manajemen Persediaan. : Supply-Chain Management. : Penetapan Harga (Pricing)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) : Manajemen Proyek. : Manajemen Persediaan. : Supply-Chain Management. : Penetapan Harga (Pricing)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

POKOK BAHASAN

Bab I

: Peramalan (Forecasting)

Bab II

: Manajemen Proyek

Bab III

: Manajemen Persediaan

Bab IV

: Supply-Chain Management

(3)
(4)

1. Tujuan Penetapan Harga

1)

Maksimalisasi

laba.

2)

Maksimalisasi

target marjin.

3)

Tujuan yang

berorientasi volume.

4)

Tujuan yang

berorientasi pandangan

(image-oriented).

(5)

Penetapan harga mie instan dengan harga pokok produksi Rp.1.000,-

Alternatif harga Jumlah yg dpt dijual Laba

1.100 1.000.000 100.000.000 1.200 800.000 160.000.000 1.300 500.000 150.000.000 1.400 150.000 60.000.000 1.500 60.000 30.000.000 1.600 10.000 6.000.000

Orientasi volume laba/marjin Orientasi

(6)

2. Faktor yg Mempengaruhi

Penetapan Harga

1)

faktor

penawaran dan permintaan,

2)

faktor

internal,

3)

faktor

eksternal,

dan

(7)

1.) Faktor penawaran dan permintaan

(sesuai hukum dasar ilmu ekonomi)

Faktor penawaran dan permintaan terhadap barang

dan jasa ditentukan oleh:

pengaruh

permintaan konsumen,

tindakan

pesaing,

dan

biaya.

permintaan penawaran P Q D S

(8)

2.) Faktor Internal

1)

Tujuan marketing:

survival, current profit max.,

market share, product-quality leadership.

2)

Strategi bauran pemasaran

(marketing mix: product,

quality, quantity, time, adv., service, price).

3)

Biaya

yang timbul sepanjang value chain (dari

R&D sampai ke CSO).

4)

Tempat pengambilan keputusan harga

dalam

struktur organisasi.

(9)

3.) Faktor Eksternal

1)

Pasar:

a)

Jenis

pasar

b)

Persepsi konsumen

atas harga dan nilai

c)

Hubungan

harga dengan permintaan

Demand curve for normal good. Demand curve for prestige goods.

d)

Elastisitas

harga thd permintaan

2)

Produk, biaya, harga, dan jumlah yang

(10)

Tambahan: Jenis-jenis pasar

Types of market structure include: a.) Pure monopoly

b.) Monopsony c.) Pure competition d.) Monopolostic competition e.) Oligopoly f.) Oligopsony

Satu Sedikit/ Beberapa Banyak

Pembeli Monopsony

Oligop-sony Pure

Competition / Monopolistic

Competition Penjual Monopoly Pure Oligopoly

(11)

a.) Pure competition

The market consist of buyers and sellers trading in a uniform commodity

such as wheat, copper, or financial securities. No single buyer or seller has much effect on the going market price. A seller can not change more than the going price, because buyer can obtain as much they need at the going price. In a purely competitive market, marketing research, product development, pricing, advertising, and sales promotion play little or no role. Thus, sellers in these markets do not spend much time on marketing strategy.

b.) Pure monopoly

In economics, an industry with a single firm that produce a product, for which there are no close substitutes and in which significant barriers to entry prevent other firms from entering the industry to compete for profit is called pure monopoly.

There are two types of pure monopoly:

a. Regulated monopoly. The government permits the company to set rates that will yield a “fair return”. Example: Power Company.

b. Nonregulated monopoly . Company is free to price at what the market will bear.

(12)

c.) Monopsony

This is the market situation where there is only one buyer in the market.

d.) Monopolostic competition

The market consist of many buyers and sellers who trade over a range of prices rather than a single market price is called monopolistic competition. A range of price occurs because sellers can differentiate their offers to

buyers. Sellers try to develop difference by using – customer segments, and in addition to price, freely uses branding, advertising, and personal selling to set their offers apart.

e.) Oligopoly

The market consist of few sellers who are highly sensitive to each other’s

pricing and marketing strategies. There are few sellers because it is difficult for new sellers to enter the market. Each seller is alert to competitor’s

(13)

f.) Oligopsony

Oligopsony is a market where there is a small number of buyers for a product or a service. In this market structure, buyers have power over the seller. Because as there are small number of buyers, if they are united and pressure the seller to sell the product or service in a reasonable and

affordable price, the seller must have to consider that.

g.) Price discrimination

If one product or service has different price for different buyers which is provided by the same provider, then we call that price discrimination market strategy. A good example of this strategy could be the airlines

company-“Emirates”. It has offered different prices for different category of passengers for the same destination. Such as, it has “Student package” for the students, “Honeymoon package” for the couples which are of lower price than their regular one.

(14)

Hubungan harga dengan permintaan

D

Demand curve for prestige good

D

Demand curve for normal good

(15)

Elastisitas > 1 (%∆Q / %∆P) > 1

Kenaikan harga → penurunan total penerimaan.

Misal :

%∆P = 10 %∆Q = 20

Harga semula 100 Harga setelah naik 110 Permintaan barang semula 1.000 Permintaan barang setelah naik harga 800 Total penerimaan semula 100.000

Total penerimaan setelah naik harga 88.000 (turun)

Barang elastis:

Elastisitas < 1 (%∆Q / %∆P) < 1

Kenaikan harga → kenaikan total penerimaan.

Misal :

%∆P = 10 %∆Q = 5

Harga semula 100 Harga setelah naik 110 Permintaan barang semula 1.000 Permintaan barang setelah naik harga 950 Total penerimaan semula 100.000

Total penerimaan setelah naik harga 104.500 (naik)

Barang inelastis:

(16)

4) Faktor Dimensi Waktu

Gambaran strategi harga berdasarkan dimensi waktu

Waktu H a r g a

(17)

 Terdapat dua jenis keputusan dalam penetapan harga berdasarkan dimensi waktu:

 Harga jangka pendek (kurang dari satu tahun)

 Harga jangka panjang

 Hal-hal yang dipertimbangkan:

 biaya yang relevan dimasukkan dalam penetapan harga.

 tujuan yang ingin dicapai:

 taktis jangka pendek  strategis jangka panjang.

 Contoh kasus penetapan harga berdasarkan dimensi waktu:

 Harga dalam jangka pendek dapat naik atau turun sebagai respon atas fluktuasi permintaan konsumen.

Fixed cost dalam jangka pendek, mungkin bersifat variabel dalam jangka panjang

 Dalam perspektif jangka panjang, menjaga stabilitas harga jauh lebih penting dari pada merespon fluktuasi permintaan jangka pendek. Perusahaan harus mempertimbangkan membina

(18)

3. Pendekatan Umum Penetapan Harga

1) Penetapan harga berbasiskan biaya (cost-based pricing). Untuk memperoleh kembali biaya yg timbul sepanjang value chain. 2) Penetapan harga berbasiskan pasar (market –based pricing).

Harga didasarkan atas product’s perceived value atau competitors’

action dan bukan berdasarkan biaya yg timbul.

Contoh: product’s perceived value harga berlian dan barang mewah

competitors’ action harga barang komoditas

Efektif dalam kondisi pasar yg kompetitif (barang komoditi), dan kondisi pasar monopolistik (barang differentiated)

3) Penetapan harga berbasiskan kompetisi (competition-based

pricing). yaitu:

Going-rate pricing: Harga ditetapkan sebagian besar berbasiskan harga dari kompetitor.

(19)

4. Penetapan Harga berdasar

Biaya (Cost-Based Pricing)

 Ditetapkan berdasarkan biaya ditambah mark-up tertentu (cost plus price)

 Kelemahan:

 Tidak mempertimbangkan kompetisi dan permintaan konsumen

 Metode alokasi biaya yang digunakan mungkin subyektif dan tidak realistis

 Formula: Price = Total cost + (Total cost X Markup percentage) Absorption Absorption

Price = manufacturing + manufacturing X Markup cost cost percentage

Variable Variable

Price = manufacturing + manufacturing X Markup cost cost percentage

Total Total

Price = variable + variable X Markup cost cost percentage

(20)

5. Target Price

Target price adalah harga yang diharapkan untuk barang dan jasa yang dihasilkan dengan telah mempertimbangkan

pengetahuan perusahaan tentang persepsi nilai yang dimiliki oleh konsumennya dan respon dari kompetitor.

Berdasarkan target price ini perusahaan dapat menentukan

target cost.

Berdasarkan target cost tersebut kemudian perusahaan dapat menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan barang

tersebut dengan biaya sebesar atau kurang dari target cost.

 Apabila tidak, maka perusahaan harus menetapkan strategi-strategi yang harus dilakukan untuk mengurangi biaya (cost

reduction).

 Alat untuk mencapai tingkat biaya yang ditargetkan tersebut dinamakan value engineering.

(21)

Menjelaskan:

Target price, target cost & value engineering

Rp.

Target Price

100

Target laba operasi 10

Target cost

90 ENGINEERING VALUE

Pendekatan sistematis untuk menilai seluruh aspek pada rantai nilai yang menimbulkan biaya.

Tujuan: meminimalkan biaya tanpa mengorbankan kepuasan konsumen

(22)

Value Engineering

 Aktifitasnya meliputi:

 Identifikasi biaya-biaya yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.

 Identifikasi antara cost incurrence dan locked-in costs.

Cost incurrence adalah biaya aktual atas penggunaan sumber

daya saat ini dan saat yang akan datang.

Locked-in costs adalah biaya di masa yang akan datang

sebagai akibat dari keputusan yang dibuat sebelumnya

(Misal: warranty cost sebagai akibat dari design cost). Biaya ini tidak dapat dirubah pada saat ini dan saat yang akan

(23)

6. Penetapan Harga Produk Baru

a)

Price Skimming.

Harga perkenalan adalah

harga yang tinggi.

Untuk

menangkap konsumen yang

tidak peduli harga,

dan

untuk secepatnya

mengembalikan biaya R&D.

(Eg.:

blackberry, barang-barang gadget dg teknologi yg

berkembang cepat).

b)

Penetration pricing.

Harga perkenalan

relatif rendah

dibandingkan harga

pesaing. Tujuannya untuk dapat masuk pasar secara

cepat dan dalam. (Eg.: cars). Metode ini cocok apabila

di pasar

banyak kompetitor

dan

elastisitas harga

(24)

6. Penetapan Harga Produk Baru

(lanjutan)

a)

Price Skimming.

 Biasa digunakan untuk produk yang bersifat khusus dan hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali kompetitor.  Untuk memaksimalkan pendapatan dari penjualan produk

baru sebelum masuknya pesaing-pesaing baru.

a)

Penetration pricing.

 Digunakan untuk memperkenalkan produk baru pada pasar yang telah dipenuhi banyak merek dari kompetitor. Misal: Penetrasi mobil Cina di Indonesia.

 Untuk produk baru yang belum banyak pesaing, metode ini memberikan keuntungan berupa berkurangnya dorongan bagi

(25)

7. Penyesuaian Harga

Proses penetapan/penyesuaian harga dengan mempertimbangkan:

1.)

Geographical pricing

2.) Discounts & allowances

3.) Discriminatory pricing

4.) Psychological pricing

5.) Promotional pricing

6.) Value pricing

(26)

7. Penyesuaian Harga

Proses penetapan/penyesuaian harga dengan mempertimbangkan:

1.) Geographical pricing:

FOB-origin pricing: Membebankan biaya pengangkutan aktual Uniform delivered pricing: Menetapkan harga secara sama rata

tanpa memandang lokasi

Zone pricing: Membebankan harga berbeda-beda berdasarkan zona pemasaran

Basing-point pricing: Menetapkan suatu lokasi sebagai titik awal utk membebankan ongkos pengiriman ke lokasi konsumen ke dalam harga produk.

Freight-absorption pricing: Membebankan seluruh atau sebagian biaya angkut sebenarnya ke dalam harga produk secara sama rata.

(27)

7. Penyesuaian Harga (lanjutan)

Proses penetapan/penyesuaian harga dengan mempertimbangkan:

2.) Discounts & allowances:

Cash discount: Utk mendorong pembayaran segera,

meningkatkan kas, mengurangi piutang tak terbayar.

Quantity discount: Utk mendorong pembelian dalam jumlah

besar.

Trade discount: Pemberian potongan harga melalui tukar tambah

barang

Seasonal discount: Discount pada saat tertentu (di luar musim)

utk meratakan produksi

Allowances: Pengurangan harga dari price list (Contoh : potongan

(28)

7. Penyesuaian Harga (lanjutan)

Proses penetapan/penyesuaian harga dengan mempertimbangkan:

3.) Discriminatory pricing: Membedakan harga berdasarkan konsumen,

bentuk produk atau lokasi (Misal: barang eletronik, mobil berbeda spesifikasi dan harga antar negara)

4.) Psychological pricing: Konsumen yg tdk dpt menilai kualitas

menganggap harga tinggi berarti kualitas lebih baik (Misal: spare parts kendaraan yang bervariasi harga & kualitasnya, barang mode).

5.) Promotional pricing: Penurunan harga secara temporer utk

mendorong pejualan (Misal: harga pada saat pameran)

6.) Value pricing: merancang ulang produk utk meningkatkan kualitas

tanpa menaikkan harga (Misal: mobil, motor, HP); atau

(29)

8. Product-mix Pricing

 Perusahaan yang mempunyai berbagai jenis produk dapat menerapkan

product-mix pricing yang terdiri dari:

Product-line

pricing:

menetapkan hrg berbagai jenis produk per product line berdasar cost,

consumer perceptions, competitors’ price (Mis: mobil dg berbagai type).

Optional-product

pricing:

accessories & standard

(Mis: alat musik dapat dibeli tanpa mobile cover atau stand, alat photografer

dapat dibeli tanpa lensa zoom dan 3 foot).

Captive-product

pricing:

product must be used with main product

(Eg.: razor & razor blades, printer dg tinta, lab equipment)

By-product

pricing:

set price at any amount excess of storing and

delivery (Mis: perca kain, sisa pengolahan kayu).

Product-bundle

pricing:

selling combinations of product at a price

lower than individual items (Eg.: seasons tiket, external modem dg kartunya,

tiket langganan kereta, harga shampo 2 buah lebih murah daripada jumlah harga per unit).

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Dari dasar pertimbangan di atas, maka keseimbangan yang akan diterapkan pada tata massa museum fotografi untuk memperoleh kesan hidup adalah keseimbangan asimetris, yaitu dengan

Pendapat Max Weber mengenai model organisasi ideal tersebut secara ringkasnya mendudukkan setiap angggota organisasi dalam hierarkhi struktur organisasi, setiap pekerjaan

Examination) dan instrumen mengenai pengkajian terhadap aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh para lansia baik aktivitas yang diselenggarakan oleh pihak panti

Arahan pengembangan kawasan dan pengintegrasian kawasan ditunjang dengan analisis area, serta faktor pendukung pengembangan kawasan heritage kota madiun yang di

Dalam PKPU 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Dalam PKPU 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018 tentang

Pada penelitian ini evaluasi dilakukan menggunakan model CIPP yang berpijak pada pandangan bahwa tujuan terpenting dari evaluasi program bukanlah untuk membuktikan

1 Pengadaan Tiang listerik di RT.I,II dan RT IV Teratak 10 bh 10,000,000.00 APBD Kab Dinas Perumahan &amp; Pemukiman. 2 Pengadaan Lampu

Apabila budaya kolektivitas semakin ditingkat- kan, maka kinerja karyawan pada CV Pakis Aji semakin meningkat dengan asumsi variabel kepemimpinan, dan komitmen