• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR EKSEKUTIF. Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IKHTISAR EKSEKUTIF. Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah sebagai berikut:"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka memberikan dukungan yang profesional, andal dan akuntabel untuk optimalisasi pelaksanaan tugas konstitusional DPD RI, maka sejalan dengan RPJMN dan Renstra 2010 – 2014 Sekretariat Jenderal DPD RI telah merumuskan sasaran strategis serta rencana dan penetapan kinerja tahun 2013.

Realisasi dari penetapan kinerja tersebut dituangkan dalam LAKIP Sekretariat Jenderal DPD RI yang menyajikan pula berbagai keberhasilan maupun hambatan capaian sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2013. Berbagai capaian strategis tersebut tercemin baik dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran dalam Renstra.

Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah sebagai berikut:

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CAPAIAN (%)

Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif

Jumlah judul RUU dalam keputusan DPD RI tentang usul Prolegnas DPD RI yang disampaikan kepada DPR RI

51,12

Jumlah keputusan DPD RI tentang RUU usul inisiatif DPD RI yang disampaikan kepada DPR RI

111,11

Jumlah keputusan DPD RI tentang pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU dan pertimbangan DPD RI tentang Pajak, Pendidikan dan agama yang disampaikan kepada DPR RI

144,44

Jumlah keputusan DPD RI tentang

pertimbangan DPD RI terhadap HAPSEM BPK yang disampaikan kepada DPR RI

100

Jumlah keputusan DPD RI tentang

pertimbangan DPD RI terhadap pencalonan anggota BPK yang disampaikan kepada DPR RI

100

Jumlah kajian tentang fungsi legislasi DPD RI dari staf ahli dan tim ahli serta unit pendukung

88,89 Jumlah keputusan DPD RI tentang

pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN yang disampaikan kepada DPR RI

133

Jumlah kajian tentang fungsi anggaran DPD RI dari staf ahli dan tim ahli serta unit kerja pendukung

(2)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CAPAIAN (%)

Jumlah keputusan DPD RI tentang pengawasan DPD RI atas pelaksanaan UU tertentu yang disampaikan kepada DPR RI

147,06

Jumlah keputusan DPD RI tentang pedoman tata kerja / non RUU lembaga DPD RI sesuai kebutuhan lembaga DPD RI

142,86

Terwujudnya kapasitas Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan

Persentase pemenuhan kebutuhan ruang Kantor DPD di daerah (provinsi) untuk anggota dan pegawai DPD

0

Persentase pemenuhan sarana kerja perkantoran di ibukota negara yang sesuai format standar yang ditetapkan

93,92

Persentase pemenuhan sarana kerja perkantoran di ibukota Negara dan Renovasi gedung kantor sementara DPD RI yang sesuai format standar yang ditetapkan

64,61

Jumlah SOP yang digunakan oleh unit kerja di kantor pusat maupun di daerah

100 Jumlah SIM yang digunakan oleh unit kerja 37,5 Terwujudnya pemahaman

masyarakat luas terhadap keberadaan DPD RI

Jumlah laporan aspirasi masyarakat dan daerah yang akan ditindaklanjuti oleh DPD RI

100 Jumlah lembaga perwakilan negara lain yang

mendapat sosialisasi peran dan fungsi DPD RI

120 Terwujudnya kualitas

akuntabilitas di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI

Opini BPK --

Nilai hasil evaluasi SAKIP dari Kementerian PAN dan RB

--

Terwujudnya profesionalitas, kompetensi dan integritas SDM

Persentase pegawai yang bersertifikat diklat teknis dari jumlah pegawai keseluruhan

105,5

Persentase pegawai yang memiliki kompetensi dan pendidikan kepemimpinan tingkat II, III dan IV (dari jumlah pejabat eselon)

 PIM II  PIM III  PIM IV 100 97 100 Jumlah pegawai yang lulus rintisan gelar S1, S2,

S3  S 1  S 2  S 3 0 50 50 Jumlah SDM aparatur Sekretariat Jenderal DPD

RI yang mengikuti pelatihan di luar negeri

110 Terwujudnya Penguatan

kapasitas sekretariat lembaga perwakilan

Prosentase pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal

(3)

Beberapa langkah perbaikan ke depan yang akan dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal DPD RI antara lain adalah :

a) Peningkatan dukungan teknis administratif yang tertib dan akuntabel; b) Peningkatan profesionalisme SDM aparatur dalam memberikan dukungan

keahlian kepada DPD RI;

c) Penguatan fungsi aparat pengawasan internal Sekretariat Jenderal DPD RI; d) Peningkatan kerjasama dengan para pemangku kepentingan di pusat dan

(4)

KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan aparatur pemerintah yang diamanatkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas lembaga DPD RI.

Memasuki tahun ke-9 keberadaan Lembaga DPD RI dalam sistem ketatanegaraan Indonesia telah membangkitkan harapan masyarakat agar peran DPD RI dapat lebih optimal dalam menindaklanjuti aspirasi dan kepentingan daerah pada tataran pembentukan kebijakan di tingkat pusat. Besarnya harapan masyarakat tersebut dan adanya dinamika politik di parlemen serta pelaksanaan tugas DPD RI yang semakin berkembang menuntut kesigapan Sekretariat Jenderal DPD RI dalam memberikan dukungan teknis administratif dan keahlian kepada DPD RI dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Sejalan dengan penerapan prinsip akuntabilitas sebagai salah satu prinsip Good Governance telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (AKIP) dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi pemerintah termasuk Sekretariat Jenderal DPD RI untuk menyusun laporan akuntabilitas kinerjanya. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai dan penggunaan anggaran dalam rangka pencapaian sasaran strategis baik yang tercantum dalam RPJMN maupun Rencana Strategis Lembaga dan Sekretariat Jenderal DPD RI. Namun demikian Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI mengalami perubahan pada tahun 2013, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) tahun 2013 menyajikan beberapa tambahan sasaran strategis dan indikator kinerja.

(5)

LAKIP tahun 2013 yang disusun oleh Sekretariat Jenderal DPD RI ini menyajikan berbagai tingkat capaian keberhasilan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal DPD RI.

Dengan telah dilakukannya analisis dan evaluasi kinerja secara objektif yang disajikan dalam LAKIP ini diharapkan ke depan dapat lebih meningkatkan kinerja aparatur Sekretariat Jenderal DPD RI yang profesional, andal dan akuntabel dalam memberikan dukungan kepada DPD RI, serta diharapkan masyarakat dan para pemangku kepentingan dapat memperoleh gambaran tentang kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2013.

Jakarta, Maret 2014

Sekretaris Jenderal DPD RI,

Prof. Dr. SUDARSONO HARDJOSOEKARTO NIP. 195711251983031001

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL... v

IKHTISAR EKSEKUTIF ………... vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….…………... B. Kelembagaan DPD RI ………... 1. Fungsi, Tugas dan Wewenang DPDRI... 2. Alat Kelengakapan DPD RI dan Kelompok DPD di MPR... 3. Mekanisme Pelaksanaan Tugas DPD RI... C. Sekretariat Jenderal DPD RI...….…... D. Sistimatika Penyajian ……….………... 1 2 2 3 7 10 13

BAB II. RENCANA STRATEGIS

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010

2014... B. Rencana Strategis Lembaga DPD RI Tahun 2010-2014... 1. Visi. ... 2. Misi... 3. Isu-Isu Umum Kemasyarakatan... 4. Isu-Isu Strategis Kelembagaan... C. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal DPD RI 2010-2014...

1. Visi. ... 2. Misi... 3. Tujuan... 4. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Target... D. Rencana Kinerja Tahun 2013 ... E. Penetapan Kinerja Tahun 2013... F. Reformasi Birokrasi... 15 16 16 17 17 19 19 20 21 22 22 25 26 27

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013... 1. Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan substansi

/materi sidang DPD RI yang efektif... 2. Terwujudnya kapasitas Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi... 3. Terwujudnya Penguatan Kapasitas Sekretariat Lembaga Perwakilan....

29 30 33 34

(7)

B. Analisis Capaian Kinerja...

1. Capaian kinerja Sasaran 1: Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif...

2. Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kapasitas Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dewan...

3. Capaian Kinerja Sasaran 3: Terwujudnya pemahaman masyarakat luas terhadap keberadaan DPD RI...

4. Capaian Kinerja Sasaran 4: Terwujudnya kualitas akuntabilitas di lingkungan Sekeretariat Jenderal DPD RI... 5. Capaian Sasaran 5: Terwujudnya profesionalitas, kompetensi dan

integritas SDM... 6. Capaian Sasaran 6: Penguatan kapasitas sekretariat lembaga

perwakilan... C. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2013...

35 35 101 108 112 114 120 124

BAB IV. PENUTUP …..…..……….………... 127

LAMPIRAN

1. Bagan Mekanisme pembahasan dan penyusunan usul Prolegnas; 2. Bagan Mekanisme pembahasan dan penyusunan RUU Inisiatif DPD RI; 3. Bagan Mekanisme pembahasan dan penyusunan pandangan dan

pendapat serta pertimbangan non RAPBN;

4. Bagan Mekanisme pembahasan dan penyusunan pertimbangan terhadap Hapsem BPK;

5. Bagan Mekanisme pembahasan dan penyusunan pertimbangan calon Anggota BPK;

6. Bagan Mekanisme pembahasan dan penyusunan Pertimbangan RAPBN; 7. Bagan Mekanisme pembahasan dan penyusunan Pengawasan atas

pelaksanaan Undang-undang tertentu;

8. Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI Nomor 2 Tahun 2012;

9. Bagan Organisasi dan Tata Kerja Kantor DPD RI di Provinsi Nomor 1 Tahun 2011

10. Matriks Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2010-2014;

11. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2013; 12. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013;

(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 : Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Target 23 Tabel 3.1 : Capaian Kinerja RPJMN 2010-2014 Tahun Keempat (2013) 29 Tabel 3.2 : Sasaran strategis 1 “Terwujudnya kualitas dukungan teknis

persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif” 35 Tabel 3.3 : Sasaran strategis 2 “Terwujudnya kapasitas Sekretariat Jenderal

DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dewan” 101 Tabel 3.4 : Pemenuhan sarana kerja perkantoran di ibukota negara 104 Tabel 3.5 : Pemenuhan sarana kerja perkantoran di ibukota provinsi dan

Renovasi gedung kantor sementara DPD RI yang sesuai format

standar 105

Tabel 3.6. : Sasaran strategis 3 “Terwujudnya pemahaman masyarakat luas

terhadap keberadaan DPD RI” 108

Tabel 3.7. : Sasaran strategis 4 “Terwujudnya kualitas akuntabilitas di

lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI” 113 Tabel 3.8. : Sasaran strategis 5 “Terwujudnya profesionalitas, kompetensi dan

integritas SDM” 115

Tabel 3.9 : Sasaran strategis 6 “Terwujudnya Penguatan kapasitas sekretariat

lembaga perwakilan” 120

Tabel 3.10 : Nilai verifikasi lapangan terhadap kesiapan pelaksanaan

Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal DPD RI 121 Tabel 3.11 : Nilai akhir yang didapat Sekretariat Jenderal DPD RI

122 Tabel 3.12 : Realisasi APBN DPD RI Tahun 2013

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) lahir dalam sistem ketatanegaraan Indonesia melalui Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 yang diputuskan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) pada tanggal 21 November 2001. DPD RI yang tugas, fungsi, dan wewenangnya diatur dalam konstitusi dan undang-undang merupakan lembaga perwakilan yang merepresentasikan daerah yang memiliki arti penting dan strategis dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia untuk mendorong proses pembangunan dan kemajuan daerah serta mengaktualisasikan prinsip saling mengawasi dan menyeimbangkan (checks and balances) baik dengan lembaga eksekutif maupun antar lembaga legislatif.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPD RI dibentuk Sekretariat Jenderal DPD RI sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) yang selanjutnya diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2005 tentang Sekretariat Jenderal DPD RI dan Peraturan DPD RI Nomor 01/DPD RI/I/2009-2010 tentang Tata Tertib yang sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan DPD RI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Tertib yang mempunyai tugas dan fungsi memberikan dukungan teknis administratif dan keahlian.

Tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal tersebut harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, efektif, efisien, dan akuntabel sesuai dengan ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat (MPR) Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Undang-Undang Nomor 28 Tahun1999 tentang Hal yang sama telah diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Selanjutnya diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan setiap entitas pemerintah pusat, daerah, kementerian/lembaga dan bendahara umum negara untuk

(10)

mempertanggungjawabkan kinerjanya atas pelaksanaan APBN/APBD. LAKIP ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2013. Capaian kinerja (performance results) tahun 2013 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) tahun 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian kinerja organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana target kinerja ini akan digunakan sebagai umpan balik (feedback) perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi secara berkelanjutan (continuing improvement).

B. Kelembagaan DPD RI

Keberadaan DPD RI dalam konstitusi diatur dalam Pasal 22C UUD 1945, yang menyebutkan bahwa Anggota DPD RI dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum; Anggota DPD RI dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh Anggota DPD RI itu tidak lebih dari sepertiga jumlah Anggota DPR, DPD RI bersidang sedikitnya sekali dalam setahun; Susunan dan kedudukan DPD RI diatur dengan undang-undang.

Keanggotaan DPD RI setiap provinsi diwakili oleh 4 (empat) orang Anggota. Keanggotaan DPD RI periode 2004-2009 berjumlah 128 (seratus dua puluh delapan) orang dari 32 (tiga puluh dua) Provinsi. Sedangkan keanggotaan DPD RI periode 2009-2014 yang merupakan hasil Pemilu Legislatif 2009 terdapat penambahan keanggotaan DPD RI dari Provinsi Sulawesi Barat, sehingga keanggotaan DPD RI 2009-2014 berjumlah 132 (seratus tiga puluh dua) orang dari 33 (tiga puluh tiga) Provinsi.

1. Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPD RI

Posisi dan peran DPD RI dalam sistem ketatanegaraan Indonesia tercermin dari fungsi, tugas, dan wewenangnya sesuai mandat Pasal 22D, Pasal 23E dan Pasal 23F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Pasal 223 dan Pasal 224 Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), yaitu:

a. Dapat mengajukan RUU tertentu (otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,

(11)

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah);

b. Ikut membahas RUU tertentu (otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah);

c. Memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama, dan RAPBN;

d. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR;

e. Menerima dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan keuangan negara oleh BPK.

Selain itu diatur pula pada Pasal 23 F ayat (1), yang menetapkan tugas DPD RI untuk memberikan pertimbangan kepada DPR RI dalam pemilihan anggota BPK RI.

Fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI selanjutnya diatur lebih rinci dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 diatur pula hubungan kelembagaan antara DPD RI dengan DPR RI, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan DPRD serta penyediaan kantor DPD RI di ibukota provinsi.

2. Alat-alat Kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD di MPR

Untuk kelancaran pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI, telah ada pembagian tugas yang diatur dalam Tata Tertib DPD RI yang diputuskan setelah pelantikan Anggota DPD RI pada periode 2009-2014, yang beberapa kali mengalami perubahan terakhir dengan Peraturan DPD RI Nomor 2 Tahun 2012 tanggal 5 April 2012 tentang Tata Tertib. Pembagian tugas tersebut dalam bentuk Alat-alat kelengkapan DPD RI yang terdiri dari Pimpinan DPD RI,

(12)

Panitia Musyawarah, Komite I sampai dengan IV, Panitia Perancang Undang-Undang, Panitia Urusan Rumah Tangga, Badan Kehormatan, Panitia Akuntabilitas Publik, Panitia Hubungan Antar Lembaga, dan Panitia Khusus, selain itu, DPD RI membentuk Kelompok DPD di MPR.

a. Pimpinan DPD RI, merupakan kesatuan yang bersifat kolektif, terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil ketua. Pimpinan DPD RI mempunyai tugas antara lain memimpin sidang, menyusun rencana kerja, menjadi juru bicara DPD RI, serta melaksanakan dan memasyarakatkan putusan DPD RI, mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpinan lembaga lain, mewakili DPD RI di pengadilan, melaksanakan keputusan DPD RI berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota, menetapkan arah dan kebijakan umum anggaran DPD RI, dan menyampaikan laporan kinerja dalam sidang paripurna.

b. Panitia Musyawarah bertugas antara lain merancang dan menetapkan jadwal acara serta kegiatan DPD RI termasuk sidang dan rapat; merancang rencana kerja lima tahunan sebagai program dan arah kebijakan DPD RI selama 1 (satu) masa keanggotaan; memberikan pendapat kepada Pimpinan DPD RI dalam menentukan garis kebijaksanaan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPD RI; menentukan penanganan terhadap pelaksanaan tugas DPD RI oleh alat kelengkapan DPD RI. Anggota Panitia Musyawarah berasal dari masing-masing provinsi, kecuali provinsi yang telah diwakili oleh ketua salah satu alat kelengkapan DPD RI dan berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang. Pimpinan Panitia Musyawarah adalah Pimpinan DPD RI.

c. Komite merupakan panitia kerja yang dibentuk oleh DPD RI dan merupakan alat kelengkapan yang bersifat tetap. Anggota komite berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang yang mencerminkan keterwakilan setiap provinsi yang ditetapkan oleh sidang paripurna pada permulaan masa kegiatan DPD RI dan pada setiap permulaan tahun sidang, kecuali pada permulaan tahun sidang terakhir dari masa keanggotaan DPD RI. Pimpinan Komite (I, II, III, IV) terdiri atas satu orang ketua dan dua orang wakil ketua yang mencerminkan wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia yang dipilih dari dan oleh Anggota DPD RI dalam rapat pleno masing-masing alat kelengkapan.

(13)

Ruang lingkup tugas 4 (empat) Komite mencakup bidang legislasi, anggaran, dan pengawasan. Seluruh anggota, kecuali Pimpinan DPD RI, wajib bergabung ke dalam salah satu Komite.

Tugas keempat Komite tersebut meliputi :

 Komite I : Pemerintahan Daerah; Hubungan Pusat dan Daerah serta antar daerah; Pembentukan, Pemekaran, dan Penggabungan Daerah; pemukiman dan kependudukan; pertanahan dan tata ruang; Politik, Hukum, HAM dan ketertiban umum; permasalahan daerah di wilayah perbatasan negara.

 Komite II : Pertanian dan perkebunan; perhubungan; kelautan dan perikanan; energi dan sumber daya mineral; kehutanan dan lingkungan hidup; pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan daerah tertinggal; perindustrian dan perdagangan; penanaman modal; dan pekerjaan umum.

 Komite III : Pendidikan; agama; kebudayaan; kesehatan; pariwisata; pemuda dan olah raga; kesejahteraan sosial; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; dan ketenagakerjaan.

 Komite IV : Anggaran pendapatan dan belanja negara; pajak dan pungutan lain; perimbangan keuangan pusat dan daerah; pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan anggota BPK; lembaga keuangan; koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.

d. Panitia Perancang Undang-Undang bertugas untuk merencanakan dan menyusun program serta urutan prioritas pembahasan usul rancangan undang-undang; membahas usul Rancangan Undang-Undang berdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan; melakukan kegiatan pembahasan, harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi usul Rancangan Undang-Undang yang disiapkan DPD RI; melakukan pembahasan, perubahan/penyempurnaan Rancangan Undang-Undang yang secara khusus ditugaskan oleh Panitia Musyawarah dan/atau Sidang Paripurna; melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang dari DPR RI atau presiden yang secara khusus ditugaskan oleh Panitia Musyawarah dan/atau Sidang Paripurna; koordinasi, konsultasi dan evaluasi dalam rangka mengikuti perkembangan materi usul rancangan undang-undang yang dibahas oleh Komite. Keanggotaan Panitia Perancang Undang-Undang

(14)

berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang anggota terdiri dari perwakilan 1 (satu) orang dari masing-masing provinsi.

e. Panitia Urusan Rumah Tangga yang bertugas antara lain membantu Pimpinan DPD RI dalam menentukan kebijakan kerumahtanggaan DPD RI, termasuk kesejahteraan Anggota dan Pegawai Sekretariat Jenderal, membantu Pimpinan dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal, membantu Pimpinan DPD RI dalam merencanakan dan menyusun kebijakan anggaran DPD RI, mengawasi pengelolaan anggaran yang dilaksanakan sekretariat jenderal; melaksanakan hal lain yang berhubungan dengan urusan kerumahtanggaan DPD RI yang ditugaskan oleh Pimpinan DPD RI berdasarkan hasil rapat Panitia Musyawarah. Keanggotaan Panitia Urusan Rumah Tangga berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang anggota terdiri dari perwakilan 1 (satu) orang dari masing-masing provinsi.

f. Badan Kehormatan bertugas antara lain melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap Anggota dan mengambil keputusan atas hasil penyelidikan dan verifikasi tersebut, melakukan evaluasi dan penyempurnaan peraturan DPD RI tentang tata tertib dan kode etik DPD RI. Keanggotaan Badan Kehormatan berjumlah 17 (tujuh belas) orang.

g. Panitia Akuntabilitas Publik, Keanggotaan Panitia Akuntabilitas Publik berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang, yang mencerminkan keterwakilan setiap provinsi yang ditetapkan dalam sidang paripurna DPD RI. Pimpinan Panitia Akuntabilitas Publik merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif. Pimpinan Panitia Akuntabilitas Publik terdiri atas seorang ketua dan dua orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Panitia Akuntabilitas Publik. Tugas Panitia Akuntabilitas Publik adalah melakukan penelaahan lanjutan terhadap temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan yang disampaikan kepada DPD RI, menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait dugaan korupsi dan malladministrasi dalam pelayanan publik; menyiapkan laporan dan rekomendasi untuk disampaikan dalam sidang paripurna.

h. Panitia Hubungan Antar Lembaga, bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara DPD RI

(15)

pemerintah, baik bilateral maupun multilateral; mengkoordinasikan kegiatan kunjungan kerja yang dilakukan oleh alat kelengkapan baik regional maupuninternasional, memberikan saran atau usul kepada Pimpinan tentang kerjasama antara DPD RI dengan lembaga sejenis, baik bilateral maupun multilateral. Keanggotaan Panitia Hubungan Antar-Lembaga berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang.

i. Panitia Khusus bersifat sementara dan bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Sidang Paripurna, seperti Pansus Bidang Perpajakan, Pansus Papua, Pansus Perubahan Iklim, Pansus Lumpur Lapindo, Pansus RUU Bidang Politik, Pansus Penataan Ruang, Pansus Pemerintahan Aceh, Pansus DKI Jakarta, Pansus Pendidikan, Pansus Ambalat dan Daerah Perbatasan, serta Pansus Pembangunan Perdesaan. Keanggotaan Panitia Khusus berjumlah paling sedikit 11 (sebelas) orang dan sebanyak-banyaknya 17 (tujuh belas) orang. j. Kelompok Anggota DPD di MPR bertugas membawa misi kelembagaan DPD

RI yang dibawa kepada lembaga MPR dan mengartikulasikannya dalam perluasan misi dimaksud kepada masyarakat dalam kerangka kepentingan nasional. Anggota Pimpinan Kelompok DPD di MPR berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang anggota terdiri dari perwakilan 1 (satu) orang dari masing-masing provinsi. Anggota Pimpinan Kelompok DPD di MPR dipimpin oleh 1 (satu) orang Ketua, 8 (delapan) orang Wakil Ketua, 1 (satu) orang sekretaris, 7 (tujuh) orang wakil sekretaris dan 16 (enam belas) anggota pimpinan.

3. Mekanisme Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan dilakukan melalui tahapan-tahapan pembicaraan. Dalam tahapan penyusunan keputusan DPD RI, pembahasan dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembicaraan yaitu :

- Tingkat I pembahasan dilakukan oleh alat kelengkapan DPD RI;

- Tingkat II pembahasan dan pengambilan keputusan dalam Sidang Paripurna DPD RI.

(16)

- Keputusan tentang legislasi (RUU inisiatif, pertimbangan, pandangan dan pendapat);

- Keputusan tentang pengawasan.

Keputusan DPD RI tentang usul Prolegnas dan legislasi tersebut disampaikan kepada DPR RI sebelum dilakukan pembahasan antara DPR RI, DPD RI dan Pemerintah pada pembahasan tingkat I.

 Penyusunan usul prolegnas.

Proses penyusunan keputusan DPD RI tentang usul Prolegnas DPD RI (yang berisi judul RUU) yang akan disampaikan kepada DPR RI dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

a. Inventarisasi Materi dari daerah, masyarakat, Anggota, dan Komite; b. Penyusunan Naskah Prolegnas;

c. Sidang Gabungan dengan Komite; d. Finalisasi.

Mekanisme pembahasan usul prolegnas terdapat pada lampiran 1.  Penyusunan RUU Inisiatif DPD RI

Mekanisme pembahasan RUU usul inisiatif DPD RI pada pembicaraan tingkat I melalui beberapa tahapan/proses yang dilakukan secara komprehensif, dimulai dengan penyusunan inventarisasi materi (Kunker, RDP/U, Raker), penyusunan naskah akademik dan draft RUU, Uji Sahih, Peer Review/Telaahan Sejawat dengan pakar, dan Finalisasi Naskah Akademik dan Draft RUU serta terakhir dilakukan Harmonisasi.

Pada pembicaraan tingkat II dilakukan pembahasan dan pengambilan keputusan dalam Sidang Paripurna DPD RI. Mekanisme pembahasan dan penyusunan RUU Inisiatif DPD RI dapat dilihat dalam lampiran 2.

Sekretariat Jenderal bersama-sama dengan Tim Ahli bertugas menyusun draft rancangan undang-undang beserta naskah akademiknya yang disusun melalui pengkajian dan penelusuran informasi yang diperlukan melalui diskusi, seminar, aspirasi masyarakat, lokakarya, dan bentuk-bentuk pertemuan lainnya;

(17)

 Penyusunan Pertimbangan, Pandangan dan Pendapat DPD RI atas RUU Tertentu maupun terhadap HAPSEM BPK dan pengajuan calon anggota BPK.

Pandangan dan pendapat serta Pertimbangan DPD RI terhadap RUU disusun berdasarkan permintaan secara formal dari DPR RI/Pemerintah melalui Surat dari DPR RI atau Presiden.

Mekanisme pembahasan pertimbangan, pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tertentu pada pembicaraan tingkat I dilakukan melalui beberapa tahapan proses yaitu pengantar musyawarah, Inventarisasi materi (Kunker, RDP/U, Raker) dan Finalisasi, sedangkan Khusus untuk pembahasan pertimbangan pencalonan keanggotaan BPK pada pembicaraan tingkat I, dilakukan melalui kegiatan fit dan proper test.

Pada pembicaraan tingkat II dilakukan pembahasan dan pengambilan keputusan dalam Sidang Paripurna DPD RI. Untuk membantu tugas DPD RI dalam penyusunan Pandangan dan Pendapat serta Pertimbangan sekretariat jenderal melalukan kegiatan menampung hasil diskusi, curah pendapat atau penjelasan ide/gagasan mengenai perlunya disusun keputusan DPD RI tentang pandangan/pertimbangan DPD RI terhadap suatu rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPR/Pemerintah.

Bagan mekanisme pembahasan Pertimbangan, Pandangan dan Pendapat DPD RI; proses pembahasan Pertimbangan untuk tindaklanjut HAPSEM BPK; Proses pembahasan penyusunan pertimbangan untuk pencalonan anggota BPK; Proses pembahasan Pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN dapat dilihat dalam lampiran 3 sampai dengan lampiran 6.

 Penyusunan hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-undang tertentu.

Mekanisme penyusunan Pengawasan Atas pelaksanaan UU tertentu melalui beberapa tahapan, yaitu:

a. Inventarisasi materi hasil kegiatan anggota di daerah pemilihan (reses); b. Sidang Pleno (penjadwalan pembahasan dan pembentukan Tim Kerja); c. Inventarisasi materi (RDP/RDPU/Kunker/Raker);

d. Timja (penyusunan draf awal); e. Penyampaian DIM Provinsi;

(18)

f. Finalisasi;

g. Sidang Paripurna; h. Penyampaian ke DPR.

Tahapan penyusunan hasil pengawasan DPD RI dapat dilihat dalam

lampiran 7.

C. Sekretariat Jenderal DPD RI

Kedudukan, tugas, dan fungsi Sekretariat Jenderal DPD RI sebagai berikut: 1. Kedudukan Sekretariat Jenderal DPD RI adalah aparatur pemerintah yang di

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan DPD RI;

2. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas memberi dukungan teknis, administratif, dan keahlian;

3. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Jenderal DPD RI menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI;

b. Pemberian dukungan, administratif, dan keahlian di bidang perundang-undangan, pertimbangan, dan pengawasan kepada DPD RI;

c. Pembinaan dan pelaksanaan perencanaan dan pengawasan, administrasi keanggotaan, kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan, dan keuangan di lingkungan DPD RI.

Dukungan teknis administratif meliputi:

1. Penyelenggaraan administrasi dan keprotokolan lembaga dan hal-hal yang berkaitan dengan dukungan kelembagaan, keanggotaan dan seluruh kegiatan DPD RI;

2. Perencanaan program dan anggaran untuk kegiatan DPD RI; 3. Pelaksanaan pengelolaan anggaran DPD RI;

4. Penyiapan seluruh dukungan dalam rangka kegiatan sidang dan rapat-rapat; 5. Pelaksanaan tata kelola kearsipan dan risalah;

6. Pemberian dukungan keahlian, referensi, dan jaringan kerja;

(19)

DPD RI, penerimaan kunjungan anak sekolah, dan masyarakat yang ingin mengetahui tentang DPD RI dan lain-lain yang relevan dalam ruang lingkup tugas Sekretariat Jenderal;

8. Penyiapan dukungan pelaksanaan tugas berupa fasilitas gedung, ruang rapat, dan peralatan yang dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Fasilitas Parlemen;

9. Penyiapan dukungan teknologi informasi; 10. Penyiapan jaringan kerja;

11. Penyiapan materi atau bahan bagi pimpinan dalam rangka koordinasi pimpinan DPR, DPD dan MPR RI tentang gedung dan fasilitas fisik; dan

12. Tugas lain-lain menurut kebutuhan pimpinan dan lembaga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dukungan keahlian meliputi:

a. Penampungan hasil diskusi, curah pendapat, atau penjelasan ide/gagasan mengenai perlunya disusun rancangan undang-undang;

b. Pengkajian dan penelusuran informasi yang diperlukan melalui diskusi, seminar, aspirasi masyarakat, lokakarya, dan bentuk-bentuk pertemuan lainnya;

c. Penyusunan draft naskah/dokumen akademik;

d. Perancangan draf rancangan undang-undang sesuai dengan ide atau gagasan dari pemrakarsa;

e. Pemberian dukungan keahlian kepada Alat Kelengkapan pada saat sidang-sidang atau rapat-rapat pembahasan di DPD dan DPR RI;

f. Pemberian dukungan teknis kepada Komite dan/atau Panitia Perancang Undang-Undang pada saat sidang atau rapat di daerah; dan

g. Pelaksanaan tugas keahlian lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang DPD RI.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut disusun struktur organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2005 tentang Sekretariat Jenderal DPD RI yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 6 (enam) biro, masing-masing biro terdiri dari sebanyak-banyaknya 4 (empat) bagian, dan masing-masing bagian sebanyak-banyaknya 3 (tiga) subbagian. Jumlah bagian pada biro yang menangani urusan persidangan dan urusan pelayanan pimpinan dapat dikecualikan disesuaikan dengan jumlah pimpinan dan alat kelengkapan. Di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI dapat dibentuk pusat untuk melaksanakan

(20)

fungsi pengkajian, data, dan informasi. Pusat terdiri dari 3 (tiga) bidang, masing-masing bidang terdiri dari 2 (dua) subbidang, 1 (satu) subbagian TU dan kelompok jabatan fungsional.

Peraturan Presiden tersebut diatas ditindaklanjuti dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2005 tanggal 21 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI yang terdiri dari 6 (enam) Biro, 1 (satu) Pusat, 27 (dua puluh tujuh) Bagian/Bidang dan 58 (lima puluh delapan) Subbagian/Subbidang.

Selanjutnya dengan meningkatnya beban kerja dan perubahan mekanisme kegiatan Dewan, dilakukan pengembangan Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI yang ditetapkan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2008, dengan Perubahan struktur Biro dan Pusat dari 6 (enam) Biro dan 1 (satu) Pusat menjadi 6 (enam) Biro dan 3 (tiga) Pusat, 27 (dua puluh tujuh) Bagian/Bidang menjadi 35 (tiga puluh lima) Bagian/ Bidang dan 58 (lima puluh delapan) Subbagian/Subbidang menjadi 79 (tujuh puluh sembilan) Subbagian/Subbidang.

Pada awal periode 2009-2014 terjadi perubahan nomenklatur dan tambahan alat kelengkapan dalam struktur kelembagaan DPD RI yang semula Panitia Ad Hoc (PAH) menjadi Komite, Panitia Kerjasama Antar Lembaga Perwakilan (PKALP) menjadi Panitia Hubungan Antar Lembaga (PHAL) dan penambahan Panitia Akuntabilitas Publik (PAP).

Dengan adanya perubahan nomenklatur dan tambahan alat kelengkapan tersebut serta dibentuknya struktur organisasi di ibu kota provinsi yang memerlukan peningkatan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Bagian Pengawasan Internal, maka dilakukan perubahan struktur organisasi dengan penyesuaian nomenklatur dan penambahan kesekretariatan alat kelengkapan serta peningkatan bagian pengawasan internal setingkat Eselon IIIa menjadi unit Inspektorat setingkat Eselon IIa yang memiliki tugas dan fungsi pengawasan di kantor DPD RI di ibu kota negara dan ibu kota provinsi.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas dan atas persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/2008/M.PAN-RB/06/2012 tanggal 28 Juni 2012 maka ditetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 02 Tahun 2012 tentang Perubahan pertama Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 1 Tahun 2008 dengan perubahan struktur Eselon II dari 9

(21)

(satu) Inspektorat. 35 (tiga puluh lima) Bagian/Bidang (perubahan nomenklatur Panitia Ad Hoc menjadi Komite, PKALP menjadi PHAL, dan penambahan unit bagian Sekretariat PAP serta penghapusan bagian Pengawasan Internal) dan 79 (tujuh puluh sembilan) Subbagian/Subbidang menjadi 80 (delapan puluh) Subbagian/Subbidang. Secara rinci Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI terdapat pada lampiran 8.

Ketentuan lain yang terkait dengan kesekretariatan DPD RI Pasal 227 ayat (4) UU MD3 mengatur bahwa Anggota DPD RI dalam menjalankan tugasnya berdomisili di daerah pemilihannya dan mempunyai kantor di ibu kota provinsi daerah pemilihannya, selanjutnya berdasarkan Surat Kemenpan dan RB Nomor B/2230/M.PAN-RB/09/2011 tanggal 21 September 2011 telah ditetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor DPD RI di Provinsi pada tanggal 22 September 2011. Struktur organisasi Kantor DPD RI di setiap provinsi terdiri dari 1 (satu) eselon IIIa sebagai kepala kantor dan dibantu dengan 4 (empat) eselon IVa. Secara rinci Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor DPD RI di Provins terdapat pada lampiran 9.

D. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2013 berpedoman kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja. Namun demikian, agar LAKIP ini lebih menjelaskan kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI, sistematika penyajian disajikan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

menjelaskan latar belakang, kelembagaan DPD RI, Sekretariat Jenderal DPD RI, dan Sistematika penyajian.

Bab II Rencana Strategis

menjelaskan mengenai RPJMN 2010-2014, rencana strategis lembaga DPD RI tahun 2010-2014, rencana strategis Sekretariat Jenderal DPD RI 2010-2014 , Rencana Kinerja Tahun 2013, Penetapan Kinerja Tahun 2013, dan Reformasi Birokrasi.

(22)

Bab III Akuntabilitas Kinerja

menjelaskan capaian kinerja tahun 2013, analisis capaian kinerja, penetapan kinerja, pengukuran kinerja dan analisis pencapaian akuntabilitas kinerja (perbandingan-perbandingan), aspek keuangan dan penganggaran serta strategi pemecahan.

Bab IV Penutup

menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2013 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa yang datang.

(23)

BAB II

RENCANA STRATEGIS

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Sekretariat Jenderal DPD RI berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :

1. RPJMN 2010-2014;

2. Rencana Strategis Lembaga DPD RI 2010-2014;

3. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal DPD RI 2010-1014; 4. Rencana Kinerja Tahun 2013;

5. Penetapan Kinerja Tahun 2013; 6. Reformasi Birokrasi.

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2009. RPJMN yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dan rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMN berfungsi sebagai pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Renstra.

Berkenaan dengan tantangan Lembaga Perwakilan sebagaimana yang tercantum dalam RPJMN 2010-2014 khususnya yang terkait dengan Lembaga DPD RI maka penetapan tujuan Sekretariat Jenderal DPD RI harus diarahkan untuk menjawab tantangan Lembaga DPD RI yaitu:

1. Melaksanakan secara optimal fungsi-fungsi DPD RI dalam melaksanakan penyusunan legislasi, pengawasan dan penganggaran;

2. Mendorong terbentuknya rumah aspirasi melalui sekretariat DPD RI di daerah di 33 (tiga puluh tiga) provinsi;

(24)

3. Memperjuangkan aspirasi rakyat dalam membantu proses pembangunan dan kemajuan daerah;

4. Peningkatan profesionalitas dan kapasitas lembaga legislatif dan peningkatan kapasitas komunikasi politik;

5. Memperkuat kapasitas sekretariat internal lembaga perwakilan.

B. Rencana Strategis Lembaga DPD RI Tahun 2010-2014

Fungsi-fungsi konstitusional DPD RI dalam rangka memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah dalam tataran kebijakan nasional, dilaksanakan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) DPD RI tahun 2010-2014 yang memuat prioritas strategis DPD RI.

Persoalan-persoalan daerah dan bangsa pada kondisi kekinian dan masa depan melalui penyerapan aspirasi masyarakat dari seluruh penjuru nusantara akan diperjuangkan oleh DPD RI secara konstitusional sebagai lembaga perwakilan sebagai panduan terhadap sasaran perjuangan politik DPD RI kedepan dirumuskan dalam Renstra kepada capaian-capaian strategis.

Renstra DPD RI 2010-2014 ini memberikan arah bagi DPD RI untuk mencapai tujuan pelaksanaan tugas-tugas konstitusionalnya meliputi penyusunan RUU usul Inisiatif DPD RI, Pandangan dan Pendapat, Pertimbangan dan fungsi Pengawasan. Renstra DPD RI mencakup visi, misi dan isu-isu umum kemasyarakatan.

Visi DPD RI yaitu:

“ Terwujudnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI)

sebagai Lembaga Legislatif dalam Sistim Tata Negara Indonesia yang kuat dan efektif dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah menuju masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkesetaraan, berkeadilan, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

(25)

Misi DPD RI yaitu:

1. Memperjuangkan penataan sistem ketatanegaraan untuk memperkuat sistem check and balances melalui perubahan tahap ke-5 UUD RI 1945; 2. Mengoptimalkan fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI dalam mengajukan

usul, ikut membahas, memberikan pertimbangan UU tertentu, dan melakukan pengawasan atas UU;

3. Memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan bangsa yang bermartabat, sejahtera, berkeadilan dan berkesinambungan serta berwawasan lingkungan dalam wadah NKRI;

4. Meningkatkan sinergi dan interaksi serta kerjasama anggota DPD RI dengan para pemangku kepentingan untuk efektifitas perjuangan aspirasi dan kepentingan daerah dalam kebijakan nasional;

5. Mendorong pemerintah pusat untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap isu-isu penting dan strategis di daerah;

6. Mendorong pemerintah daerah mengidentifikasi dan menyusun strategi dalam mengatasi isu-isu dan persoalan penting di daerah;

7. Meningkatkan kinerja politik Anggota DPD RI melalui Institusional building, capacity building dan image building;

8. Melakukan sosialisasi DPD RI melalui berbagai terobosan kegiatan yang terprogram tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Selain Visi dan Misi sebagai komponen Rencana strategis, DPD RI juga memiliki 13 (tiga belas) isu-isu umum kemasyarakatan dan 3 (tiga) isu-isu strategis kelembagaan adalah sebagai berikut :

1. Isu-isu umum kemasyarakatan

Isu Strategis 1 :

(26)

Isu Strategis 2 :

Pembangunan Infrastruktur dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam Nasional Sebagai Prime Mover Pertumbuhan perekonomian Daerah dan Pemerataan kesejahteraan Rakyat .

Isu Strategis 3 :

Peningkatan Dana Transfer ke Daerah.

Isu Strategis 4 :

Perwujudan Hak-Hak Rakyat di daerah Atas Pelayanan Sosial Dasar Dalam Bidang Pendidikan.

Isu Strategis 5 :

Perwujudan keadilan dan Kesetaraan Gender, jaminan Sosial Kesejahteraan anak dan Perlindungan.

Isu Strategis 6 :

Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Adat, Budaya Lokal, dan Keanekaragaman Daerah.

Isu Strategis 7 :

Penghayatan dan Pengamalan Nilai-Nilai Agama dan Pancasila Yang Mampu Menjawab Persoalan Bangsa.

Isu Strategis 8 :

Peningkatan Efektifitas Pencegahan dan Pemberantasan dan Korupsi.

Isu Strategis 9 :

Pertimbangan Rancangan anggaran pendapat dan belanja negara.

Isu Strategis 10 :

Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara dan Pemeriksaan Keuangan Negara.

Isu Strategis 11 :

Pertimbangan Atas Pemilihan Calon Anggota BPK.

Isu Strategis 12 :

Penyusunan Program serta Urusan Prioritas Pembahasan RUU Sebagai Usul Inisiatif DPD RI Dalam Prolegnas.

(27)

Isu Strategis 13 :

Penyusunan RUU yang berazas Demokrasi dan Desentralisasi Demi Mewujudkan Persatuan, Permusyawaratan, dan Keadilan bagi Daerah dan Masyarakat.

2. Isu-isu strategis kelembagaan

Isu Strategis 1 :

Penguatan Fungsi dan Kewenangan DPD RI sebagai lembaga Perwakilan.

Isu Strategi 2 :

Peningkatan Kinerja DPD RI melalui Institusional building, Capacity Building, dan Image Building.

Isu Strategi 3 :

Penyempurnaan Manajemen dan Mekanisme Kerja Internal DPD RI.

C. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal DPD RI 2010-2014

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang DPD RI didukung oleh Sekretariat Jenderal DPD RI yang berfungsi sebagai sistem pendukung pelaksanaan tugas DPD RI. Sekretariat Jenderal DPD RI mempunyai tugas memberi dukungan teknis, administratif dan keahlian; dan memiliki wewenang untuk mengelola kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian serta dukungan lainnya bagi tugas-tugas DPD RI termasuk mengelola sarana dan prasarana Kantor DPD RI di daerah sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tanggal 5 April 2012 tentang Tata Tertib.

Untuk mencapai dukungan terhadap pelaksanaan tugas lembaga DPD RI, Sekretariat Jenderal DPD RI menyusun perencanaan jangka menengah maupun rencana tahunan sebagaimana disajikan dalam Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI.

Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI mencakup : visi, misi, tujuan, kebijakan, program jangka menengah dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Renstra merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin

(28)

dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan.

1. Visi

Sesuai dengan komponen Renstra, Sekretariat Jenderal DPD RI telah mempunyai Visi, yaitu cara pandang jauh ke depan kemana lembaga Sekretariat Jenderal DPD RI harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan. Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategis merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi.

Didalam konteks kehidupan bernegara, visi Sekretariat Jenderal DPD RI memainkan peran dilihat dari sudut pandang perspektif kelembagaan, Sekretariat Jenderal DPD RI adalah kesekretariatan lembaga negara yang berfungsi sebagai sistem pendukung dan merupakan integrasi dari berbagai unsur yang terdiri atas kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan guna memberi dukungan administratif dan keahlian yang optimal, baik dari aspek manajerial, sumber daya manusia, maupun dukungan sarana dan prasarana kerja serta sumber daya lainnya yang ditata dan dikelola secara konsisten dan dilaksanakan secara simultan.

Visi Sekretariat Jenderal DPD RI mencerminkan gambaran keadaan dan

kondisi yang ingin diwujudkan pada tahun 2014, yang sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya memberikan dukungan kepada lembaga DPD RI dalam rangka pengembangan dan pemantapan penyelenggaraan otonomi daerah, yaitu:

“PROFESIONAL DAN ANDAL DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN ADMINISTRATIF DAN KEAHLIAN BAGI PELAKSANAAN TUGAS

KONSTITUSIONAL DPD RI”

Profesional diartikan bahwa setiap pegawai memiliki kompetensi, kreatif

dan inovatif dalam menjaga dan meningkatkan kapasitas pelayanan kepada lembaga DPD RI; menjamin standar akurasi dan ketepatan yang

(29)

tinggi dalam advis prosedural (accurate and prompt); mengembangkan keahlian konstitusi dan prosedural bagi lembaga DPD RI (constitutional and procedural based); mempublikasikan rangkaian hasil kerja, prosedur dan sumber-sumber justifikasi kegiatan DPD RI; fasilitasi program informasi dan pendidikan yang efektif sebagai bentuk dukungan fungsional legislasi; dan memaksimalkan serta menjaga akses dari semua elemen pelayanan dan informasi.

Andal diartikan sebagai terciptanya kepercayaan (trust) dan kepuasan

(satisfied) dari pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap segenap unsur Sekretariat Jenderal dalam dukungan teknis, administratif dan keahlian yang diberikan.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi organisasi yang telah ditetapkan maka harus ditindaklanjuti dengan penetapan misi organisasi. Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Misi merupakan fokus organisasi yang tersusun secara baik, menetapkan tujuan yang unik dan mendasar, yang membuat suatu produk/jasa yang dihasilkan berbeda serta menunjukkan cakupan kegiatan yang ditawarkan serta pasar/konsumen yang dilayani. Sekretariat Jenderal DPD RI mengejawantahkan hal-hal tersebut dalam cakupan misinya.

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dari kesekretariatan DPD RI dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Dalam konteks organisasi publik, proses perumusan misi harus juga memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan memberikan peluang untuk penyesuaian sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Misi sebagai pernyataan cita-cita merupakan landasan kerja yang harus diikuti dan seharusnya mendukung keseluruh misi organisasi. Sesuai dengan penjelasan misi sebagaimana tersebut di atas, dan untuk mendukung visi, maka misi Sekretariat Jenderal DPD RI adalah:

(30)

a. Optimalisasi dukungan keahlian dan teknis persidangan DPD RI;

b. Membangun SDM aparatur yang profesional, kompeten, dan berintegritas;

c. Meningkatkan kapasitas struktur kelembagaan dan ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal;

d. Membangun pemahaman masyarakat luas tentang keberadaan DPD RI.

Hal ini semata-mata merujuk pada tugas pokok dan fungsi kesekretariatan yang telah ditetapkan dalam perundang-undangan yang berlaku dimana mengharuskan suatu bentuk pelayanan yang bersifat komprehensif dan simultan, sehingga semua misi yang dirumuskan tersebut mengharuskan sifat simultan dalam gerak laju dan irama organisasi kesekretariatan dalam menuju performa dan tujuan organisasi yang diinginkan.

3. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Sekretariat Jenderal DPD RI menetapkan 4 (empat) tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai tahun 2014, yaitu :

1. Terwujudnya pelaksanaan fungsi DPD RI dalam penyusunan legislasi, pengawasan dan penganggaran yang mengakomodasi aspirasi dan kepentingan masyarakat dan daerah;

2. Terwujudnya dukungan yang optimal dalam penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah;

3. Terwujudnya dukungan administratif yang tertib dan akuntabel; 4. Terwujudnya dukungan keahlian yang profesional.

4. Sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target

Berdasarkan atas tujuan, selanjutnya Sekretariat Jenderal DPD RI menjabarkan dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode renstra.

(31)

1. Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif;

2. Terwujudnya kapasitas Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan;

3. Terwujudnya pemahaman masyarakat luas terhadap keberadaan DPD RI;

4. Terwujudnya kualitas akuntabilitas di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI;

5. Terwujudnya profesionalitas, kompetensi dan integritas SDM; 6. Terwujudnya penguatan kapasitas sekretariat lembaga perwakilan. Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2010-2014, memiliki 6 (enam) sasaran srategis dan 24 (dua puluh empat) indikator, yang disajikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Target

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

2013 2014

Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif

Terdapat dalam indikator kinerja sasaran terkait

Meningkatnya efektivitas dukungan keahlian Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap fungsi legislasi DPD RI

Jumlah judul RUU dalam keputusan DPD RI tentang usul Prolegnas DPD yang disampaikan kepada DPR RI

45

judul judul 18 Jumlah keputusan DPD RI tentang

RUU usul inisiatif DPD yang disampaikan kepada DPR RI

9

keputusan keputusan 10 Jumlah keputusan DPD RI tentang

pandangan dan pendapat DPD terhadap RUU dan pertimbangan DPD RI tentang pajak, Pendidikan dan Agama yang disampaikan kepada DPR RI

18

keputusan keputusan 18

jumlah keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap HAPSEM BPK yang disampaikan kepada DPR RI

2

keputusan keputusan 2

Jumlah keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap pencalonan anggota BPK yang disampaikan kepada DPR RI

1

keputusan keputusan 1

Jumlah kajian tentang fungsi legislasi

(32)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

2013 2014

serta unit pendukung

Jumlah keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN yang disampaikan kepada DPR RI

3 keputusan

4 keputusan

Jumlah kajian tentang fungsi anggaran DPD RI dari staf ahli dan tim ahli serta unit pendukung

2 kajian

2 kajian Jumlah keputusan DPD RI tentang

pengawasan DPD RI atas pelaksanaan UU tertentu yang disampaikan kepada DPR RI

17 keputusan

20 keputusan Jumlah keputusan DPD RI tentang

pedoman tata kerja/non RUU lembaga DPD RI sesuai kebutuhan lembaga DPD RI

7 keputusan

6 keputusan

Terwujudnya kapasitas Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan

Terdapat dalam indikator kinerja sasaran terkait

Meningkatnya efektivitas dukungan teknis administratif Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap kebutuhan DPD RI

Persentase pemenuhan kebutuhan ruang Kantor DPD di daerah (provinsi) untuk anggota dan pegawai DPD

0 % 100%

Persentase pemenuhan sarana kerja perkantoran di ibukota negara yang sesuai format standar yang ditetapkan

100 % 100%

Persentase pemenuhan sarana kerja perkantoran di ibukota Provinsi dan Renovasi gedung kantor sementara DPD RI yang sesuai format standar yang ditetapkan

100 % 100%

Jumlah SOP yang digunakan oleh unit kerja di kantor pusat maupun di daerah

9

SOP SOP 15 Jumlah SIM yang digunakan oleh

unit kerja

8 SIM

6 SIM Terwujudnya pemahaman masyarakat

luas terhadap keberadaan DPD RI Terdapat dalam indikator kinerja sasaran terkait Meningkatnya pemahaman masyarakat

dan parlemen Negara lain terhadap peran dan fungsi DPD RI

Jumlah laporan aspirasi masyarakat dan daerah yang akan ditindaklanjuti oleh DPD RI

160

laporan laporan 154 Jumlah lembaga perwakilan negara

lain yang mendapat sosialisasi peran dan fungsi DPD RI 3 kali bilateral 4 kali multilateral dan 3 kali forum Internasional 1 kali bilateral 7 kali multilateral dan 2 forum internasional

(33)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

2013 2014

Terwujudnya kualitas akuntabilitas di

lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI Terdapat dalam indikator kinerja sasaran terkait Meningkatnya kualitas akuntabilitas

keuangan dan kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI

Opini BPK WTP WTP

Nilai hasil evaluasi SAKIP dari

Kementerian PAN dan RB B B Terwujudnya profesionalitas,

kompetensi dan integritas SDM Terdapat dalam indikator kinerja sasaran terkait Meningkatnya kualitas SDM aparatur

Sekretariat Jenderal DPD RI Persentase pegawai yang bersertifikat diklat teknis dari jumlah pegawai keseluruhan

100 % 100% Persentase pegawai yang memiliki

kompetensi dan pendidikan kepemimpinan tingkat II, III dan IV (dari jumlah pejabat eselon)

Pim II : 100 % Pim III : 100 % Pim IV : 100 % pim II 100 % pim III 100 % pim IV 100 % Jumlah pegawai yang lulus rintisan

gelar S1, S2, S3 S1 : 3 S2 : 4 S3 : 2

S1 : 3 S2 : 30

S3 : 1 Jumlah SDM aparatur Sekretariat

Jenderal DPD RI yang mengikuti pelatihan di luar negeri

10

orang orang 10 Terwujudnya Penguatan kapasitas

sekretariat lembaga perwakilan

Terdapat dalam indikator kinerja sasaran terkait

Meningkatnya SDM aparatur yang professional berkinerja, akuntabel dan sejahtera

Prosentase pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal DPD RI

100% 100%

Matrik Renstra selengkapnya terdapat pada lampiran 10.

D. Rencana Kinerja Tahun 2013

Dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2013, mengacu pada Rencana Strategis Sekretariat Jenderal DPD RI lima tahunan (2010 – 2014) yang menetapkan target jangka menengah dan tahunan sesuai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan tahap penting dalam melaksanakan rencana strategis (Renstra), yang akan menuntun manajemen dan seluruh anggota organisasi pada capaian kinerja yang diinginkan. Dengan berdasarkan perencanaan kinerja yang baik maka pelaksanaan renstra juga dapat dipantau tingkat pencapaiannya secara lebih operasional serta dengan melihat berbagai

(34)

kemungkinan dan alternatif untuk meningkatkan dan memacu pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara lebih cepat.

Dari sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana disebutkan di atas, setiap sasaran memiliki target-target capaian kinerjanya baik dalam rentang waktu lima tahunan (2010-2014) maupun yang bersifat tahunan. Program-program yang ditetapkan dalam Renstra adalah Program-program dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Namun program yang ditetapkan juga mengacu pada program yang dikeluarkan oleh Bappenas.

Untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan/dirumuskan dalam Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI 2010-2014, setiap tahun Sekretariat Jenderal DPD RI membuat RKT dengan mengacu pada program Alat Kelengkapan DPD RI yang berisi target-target capaian meliputi 6 (enam) sasaran dengan 3 (tiga) program yang ditetapkan sebelum anggaran disusun. Program yang digunakan dalam RKT adalah program yang dikeluarkan oleh Bappenas yaitu :

1. Program Penguatan Kelembagaan DPD Dalam Sistem Demokrasi;

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya DPD RI; 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur DPD RI.

Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2013 sebagaimana tercantum pada Lampiran 11.

E. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Penetapan kinerja pada dasarnya merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Tujuan khusus penetapan kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi. Sekretariat Jenderal DPD

(35)

RI diawal tahun 2013 telah membuat penetapan kinerja tahun 2013 yang memuat program, sasaran, indikator kinerja output, indikator kinerja outcome serta anggarannya yang dapat dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2013.

Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2013 sebagaimana tercantum pada Lampiran 12.

F. Reformasi Birokrasi

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Sekretariat Jenderal DPD telah dilakukan sejak tanggal 14 Desember 2012 dengan penyampaian Dokumen dan Road Map Reformasi Birokrasi kepada Kemenpan dan RB melalui surat nomor HM. 310/642/DPD/XII/2012, dan telah mendapatkan penilaian pada tanggal 27 Desember 2012, dengan hasil penilaian sebagai berikut:

a. Dokumen Usulan telah memenuhi kelengkapan sebesar 100%; b. Road Map telah memenuhi kelengkapan sebesar 78%.

Berdasarkan penilaian tersebut di atas, Kementerian Menpan dan RB melakukan Penilaian Verifikasi Lapangan untuk pembuktian kelengkapan dokumen dan road map, dengan nilai 38 (tiga puluh delapan) dan nilai total akhir yang diperoleh Sekretariat Jenderal DPD RI adalah 36 (tiga puluh enam) (level 2 dengan range skor 31-40, mendapatkan tunjangan kinerja 40% dari besaran Tunjangan Kinerja Kementerian Keuangan). Sekretariat Jenderal DPD juga telah melaksanakan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) pada tanggal 31 Mei 2013 dengan nilai 68 (enam puluh delapan).

(36)

Program percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang disampaikan dalam roadmap dilakukan melalui program percepatan (Quick Wins) sebagai berikut :

a. E-perisalah;

b. Model tata laksana kantor daerah pada 3 (tiga) provinsi yang mewakili 33 (tiga puluh tiga) provinsi;

c. Model pengembangan disiplin dan kode etik pegawai.

Sejalan dengan program percepatan Reformasi Birokrasi, maka pada tanggal 31 Desember 2013 telah menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan Quick Wins.

(37)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013

Berdasarkan RPJMN 2010-2014 khususnya yang berkaitan dengan lembaga perwakilan, Sekretariat Jenderal DPD RI telah menyusun tujuan yang selanjutnya dirumuskan sasaran strategis dengan capaian sasaran kinerja yang disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 : Capaian Kinerja RPJMN 2010-2014 Tahun Keempat (2013)

NO. STRATEGIS SASARAN INDIKATOR Status Awal 2010

TAHUN Rencana Capaian 2014 2011 2012 2013 1. Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif

Jumlah judul RUU dalam keputusan DPD RI tentang usul Prolegnas DPD yang disampaikan kepada DPR RI 13 Judul 54 Judul 46 judul 23 judul 18 judul Jumlah keputusan DPD RI tentang RUU usul inisiatif DPD yang disampaikan kepada DPR RI

3 keputusan

7

keputusan keputusan 9 keputusan 10 keputusan 10

Jumlah keputusan DPD RI tentang pandangan dan pendapat DPD RI serta pertimbangan DPD RI terhadap RUU yang disampaikan kepada DPR RI

20 keputusan

19

keputusan keputusan 43 keputusan 26 Keputusan 18

jumlah keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap HAPSEM BPK yang disampaikan kepada DPR RI 1 keputusan 3

keputusan keputusan 2 keputusan 2 Keputusan 2

Jumlah keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap pencalonan anggota BPK yang disampaikan kepada DPR RI 2 keputusan 1

keputusan keputusan 1 keputusan 1 Keputusan 1

Jumlah keputusan DPD RI tentang 3 keputusan 4 keputusan 4 keputusan 4 keputusan 4 Keputusan

(38)

NO. STRATEGIS SASARAN INDIKATOR Status Awal 2010 TAHUN Rencana Capaian 2014 2011 2012 2013 pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN yang disampaikan kepada DPR RI Jumlah keputusan DPD RI tentang pengawasan DPD RI atas pelaksanaan UU tertentu yang disampaikan kepada DPR RI 15 keputusan 16

keputusan keputusan 22 keputusan 25 Keputusan 20

2. Terwujudnya kapasitas Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan

Persentase

pemenuhan kebutuhan ruang kantor DPD RI di daerah (provinsi) untuk anggota dan pegawai DPD RI -- 0% 0% 0% 100% 3. Terwujudnya Penguatan kapasitas sekretariat lembaga perwakilan Prosentase pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal -- -- -- 40% 100%

Capaian Kinerja RPJMN 2010-2014 sebagaimana tercantum pada tabel 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif

a. Melaksanakan secara optimal fungsi-fungsi DPD RI dalam melaksanakan penyusunan legislasi, pengawasan dan penganggaran;

Salah satu tantangan DPD RI yang terdapat di dalam RPJMN Tahun 2010-2014 adalah melaksanakan secara optimal fungsi-fungsi DPD RI sesuai dengan amanat konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku. UUD 1945 dan UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD merumuskan bahwa sebagai lembaga perwakilan daerah, DPD RI memiliki beberapa fungsi, yaitu :

1) Fungsi legislasi

Fungsi legislasi DPD RI mencakup pengajuan usul Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI); ikut dalam pembahasan mengenai RUU yang

(39)

berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, dan yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah; disamping itu DPD RI juga berwenang memberikan pertimbangan terhadap RUU terkait pajak, pendidikan dan agama. 2) Fungsi Penganggaran

Fungsi anggaran DPD RI memberikan pertimbangan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN dan pajak serta menerima hasil pemeriksaan keuangan Negara yang dilakukan BPK (HAPSEM BPK).

3) Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan DPD RI mencakup pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; hubungan pusat dan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; pelaksanaan APBN; pajak; pendidikan; dan agama.

DPD RI dalam melaksanakan fungsi penyusunan legislasi, penganggaran dan pengawasan berdasarkan pada dinamika politik yang berkembang pada tahun berjalan, sehingga kinerja DPD RI di bidang legislasi, penganggaran dan pengawasan kadangkala berfluktuasi artinya tidak harus terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian untuk fungsi penganggaran dalam hal ini keputusan DPD RI terhadap pemberian pertimbangan terhadap penyusunan RAPBN setiap tahun sama karena pada dasarnya siklus penyusunan RAPBN setiap tahun sudah pasti.

b. Memperjuangkan aspirasi rakyat dalam membantu proses pembangunan dan kemajuan daerah;

Sebagai lembaga negara hasil reformasi, kehadiran DPD RI tentu merupakan suatu kebutuhan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, khususnya dalam mengawal otonomi daerah demi terwujudnya

Gambar

Tabel 2.1  :  Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Target                    23  Tabel 3.1    :  Capaian Kinerja RPJMN 2010-2014 Tahun Keempat (2013)   29  Tabel 3.2  :  Sasaran strategis 1 “Terwujudnya kualitas dukungan teknis
Tabel 2.1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama dan Target
Tabel 3.1 :  Capaian Kinerja RPJMN 2010-2014 Tahun Keempat (2013)
Tabel  3.2.  sasaran  strategis  1  “Terwujudnya  kualitas  dukungan  teknis  persidangan dan substansi/materi sidang DPD RI yang efektif”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila t-hitung lebih besar pada t-tabel (t-hit > t-tab) maka dinyatakan terjadi hubungan secara signifikan. Hasil pengujian VAR ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan hasil

dikumpulkan yang sesuai dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan- bahan tersebut, antara lain gambar clip art, foto atau gambar, animasi, objek 3D, dan lain-lain. Dalam

Since emails are forwarded all the time and sometimes copied by some people, you can make an email signature develop targeted traffic and having them click on the Adsense

Seluruh berkas asli yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi penawaran yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut di atas (Khusus Ijazah, cukup

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang dibentuk berdasarkan surat keputusan Bupati Aceh Jaya Nomor

[r]

The reservation wage (thicker lines) and unmatched value are depicted for a wage distribution that is known to be uniformly distributed at any moment in time (on the vertical slices)

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri siswa kelas VII VII MTs Negeri Pakem Sleman Yogyakarta