• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSISI MASALAH GIZI DAN KESIAPAN TENAGA PROFESIONAL GIZI DAN PROFESI LAIN TERKAIT OLEH: PROF (EM.) SOEKIRMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRANSISI MASALAH GIZI DAN KESIAPAN TENAGA PROFESIONAL GIZI DAN PROFESI LAIN TERKAIT OLEH: PROF (EM.) SOEKIRMAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSISI MASALAH GIZI

DAN KESIAPAN TENAGA

PROFESIONAL GIZI DAN

PROFESI LAIN TERKAIT

OLEH:

PROF (EM.) SOEKIRMAN

26.11.2014

Kongres PERSAGI Jogjakarta

(2)

APA TRANSISI GIZI?

Diperkenalkan dan ditulis pertama kali oleh Prof.

Barry Popkin, Prof. ekonomi gizi dan demografi, dari

North Carolina University tahun 2008:

Suatu proses perubahan masalah gizi terkait dg

perubahan demografi (makin banyak orang tua,

urbanisasi dll), pola penyakit, yg terkait dg

perubahan pola hidup, termasuk pola makan, akibat

kemajuan tek. pengolahan pangan, tek. transportasi

& otomasi, serta tek. informasi & komunikasi.

26.11.2014

Kongres PERSAGI Jogjakarta

(3)

Transisi Gizi ….

 Dengan perubahan itu masalah penyakit infeksi

berkurang, berubah ke penyakit tidak menular

(PTM). Masalah kurang gizi dengan anak kurus dan pendek, menjadi beban ganda kurus, pendek dan gemuk/obes bersama-sama.

 Transisi ini menimbulkan masalah sosial-ekonomi

dan politik akibat kualitas SDM yang tidak mendukung pembangunan bangsa.

 Dalam presentasi ini hanya akan dibahas aspek

Beban Ganda Masalah Gizi dan Konsekuensinya dalam Kesiapan Tenaga Profesional Gizi dan yang terkait.

(4)

RICARDO UAUY

Prof. Nutrition ‘London School of Hygiene & Tropical Medicine’ (2013)  Gizi berperan besar dlm menentukan

kelangsungan hidup bayi dan balita.

 Gizi menentukan bagaimana masa depan

anak-anak tersebut, baik kematian maupun kehidupannya.

 Interaksi Gizi dan Infeksi menentukan kualitas

hidup anak-anak pada waktu dewasa, baik fisik, mental maupun intelektual.

26.11.2014

Kongres PERSAGI Jogjakarta

(5)

Ricardo Uauy ….

 Interaksi aktif Gizi dan Aktivitas Fisik menentukan

masa tua kita dan kematian kita.

 Di negara maju thn 2000, 97% kematian karena 16

faktor risiko PTM, seperti pnykt jantung, diabetes, dsb.

 Mengejutkan bahwa 16 faktor risiko PTM ternyata

merupakan penyebab 38% kematian di High Mortality Countries (merah) dan 77% di Low Mortality

Countries (pink) di negara berkembang.

 PTM tidak lama lagi akan mengancam negara

berkembang, menggantikan penyakit infeksi, bila kita tidak mencegahnya.

26.11.2014

Kongres PERSAGI Jogjakarta

(6)

Pergeseran Pola Kematian dari Usia Dini ke Usia

Lanjut dan Faktor Risiko

Years of age 0 25 50 75 100 20 40 60 80 100 120 1930 2000

Foetus /Infants / Children

•LBW/IUGR

•Stuntingand wasting

•Micronutrientdeficiency(Vit A,I,Fe,Zn) •Infection(HIV/AIDS)

Adults / Elderly

•Cardiovascular (CHD, Stroke) •Obesity/Diabetes/dyslipidemia •Cancerrelatedto diet

•Osteoporosis •Aging Ideal

%

surviv

al

Nutrition-Infection interactions determine in great part, how we grow physically and develop mentally,

Nutrition-Physical activity interactions define how we age and die.

Disability

Physical /Mental

(7)

16 FAKTOR RISIKO PENYEBAB UTAMA KEMATIAN SEMUA NEGARA (WHO, 2008)

3000 6000 7000 8000

0 1000 2000

Deaths (000)

4000 5000

Low mortality – Developing countries High mortality – Developing countries Developed countries

Adapted from World Health Report 2008

Blood pressure

Tobacco Use Cholesterol

Underweight

Unsafe sex Fruit & Vegetable

High Body Mass Index Physical Inactivity

Alcohol

Unsafe Water, Hygiene Indoor Smoke/Fuels Iron Deficiency

Urban Air Pollution Zinc Deficiency

Vitamin A Deficiency Unsafe health/Injections

(8)

Stunting < 5 Yrs Globally

(WHO-UNICEF-BM 2012)

Stunting affects 13.4 % (7.1 million) of all children in LA region,

(9)

Prevalence of Obesity < 5 Yrs Globally

(WHO-UNICEF-WB 2012)

Overweight and Obesity affects 7.1 % (3.8 million) children in the LA region

(10)

103 103 101 107 107 105 111 110 109 95 100 105 110 115

lowest middle highest

BMI Tertile at Birth

Sy s to li c BP (m m H g )

lowest middle highest 15-16

Fetal insults: Systolic Blood Pressure among Cebu Male Adolescents According

to BMI at Birth and Age 15-16

(11)
(12)

11 MAKIN GEMUK

CINA KEGEMUKAN NAIK 3X LIPAT DLM 11 TAHUN DEWASA 20-45 TAHUN

(13)

12

BEBAN GANDA KURUS DAN GEMUK BERDAMPINGAN, BAIK DI NEGARA KAYA MAUPUN MISKIN

(KANAN % GEMUK, KIRI % KURUS)

(14)

UPAYA PENCEGAHAN

BEBAN GANDA MASALAH GIZI

Menurunkan Prevalensi Anak Pendek Generasi y.a.d., dengan Melindungi Remaja Catin dan 1000 HPK

(Perpres 42/2013)

Melaksanakan Keterpaduan Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif dng Koordinasi Efektif

Antar-Pemerintah, Swasta, LSM, Akademisi, Masyarakat

(15)

Perlu pemahaman tentang Gizi dan Masalah Gizi yang benar dan up-to-date bagi

Para Pejabat Penentu Kebijakan Pusat dan Daerah, Pemerintah dan Non-Pemerintah,

Para pelaku/pelaksana program, baik profesional (gizi, kesehatan dll) maupun profesional

terkait (Guru, PKK, PPL, PLKB, dll)

PENDIDIKAN GIZI MASYARAKAT: PENEKANAN PADA PEMAHAMAN DAN PELAKSANAAN

„GIZI SEIMBANG‟

(16)

APA YG DIMAKSUD

PEMAHAMAN TTG GIZI

YANG BENAR DAN

UP-TO-DATE

(17)

„SUN‟ MEMERLUKAN “update”

PENGETAHUAN KITA

Dari Copenhagen Consensus (ekonomi), Lancet (epidemiologi), Riskesdas dll. Kita belajar bahwa:

Masalah gizi serius bukan GIZI BURUK, tetapi

ANAK KURUS dan ANAK PENDEK

Fokus bukan GIZI BURUK tetapi ANAK KURUS

dan ANAK PENDEK

Fokus bukan lagi pada BALITA, tetapi pada

REMAJA CATIN dan 1000 HPK

Beban ganda masalah gizi: kurus dan gemuk dan

dampak negatifnya

16

26.11.2014

(18)

Melindungi Remaja Perempuan Catin

Sampai

1000 Hari Pertama Kehidupan

2 Tahun

26.11.2014

Kongres PERSAGI Jogjakarta

(19)

APA MANFAAT „SUN‟ UNTUK

INDONESIA

 SUN bukan barang baru sama sekali bagi gizi Indonesia  SUN Reviving (menghidupkan) Program Gizi

1960-1990 – UPGK - Posyandu - Deteksi Dini - Pendidikan Gizi Masyarakat - yang Lintas Sektor

 SUN Repositioning (dikembalikan) sebagai bagian

Pembangunan Nasional (Repelita) – mulai 2014 masuk RPJMN dg Perpres 42/2013 Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan Gizi dg fokus pada 1000 HPK

 SUN Updating Data, Teori, Best Practices Program Gizi:

Copenhagen Consensus Nutrition Investment 2018, 2014, Lancet 2018, 2012, Intervensi Spesifik dan

Sensitif.

18

26.11.2014

(20)

UPDATING PENGETAHUAN

 Angka kematian akibat infeksi (diare, ISPA) makin

berkurang, bergeser ke akibat penyakit tidak menular (penyakit jantung, diabetes, hipertensi, stroke, kanker)

 Intervensi spesifik dan intervensi sensitif

 Teknis advokasi, edukasi dan komunikasi yg efektif –

untuk menjalin kerjasama dan keterpaduan lintas sektor

 Pemahaman makna ‘gizi seimbang’ – bukan hanya 13

atau berapa belas pesannya, tetapi prinsip/pilarnya: 1. Pangan: aneka ragam sesuai kebutuhan gizi,

kebersihan dan keamanan; 2. Pola hidup: aktif bergerak dan olah raga, serta pantau BB normal (perkenalkan BMI/IMT)

19

26.11.2014

(21)

GIZI SEIMBANG

 TIDAK CUKUP HAPALKAN PESAN-PESANNYA

 PEMAHAMAN PROFESIONAL: APA BEDANYA DG

‘4 SEHAT 5 SEMPURNA’

 ADA 3 PRINSIP/PILAR UNTUK HADAPI BEBAN

GANDA:

1. ANEKA RAGAM PANGAN SESUAI KEBUTUHAN

2. JAGA KEBERSIHAN DAN KEAMANAN PANGAN

3. JAGA BERAT BADAN NORMAL – MASYARAKATKAN PENGETAHUAN DAN PEMANFAATAN BMI/IMT

20 26.11.2014

(22)

APA YG HARUS KITA SIAPKAN

MENGUBAH KURIKULUM PENDIDIKAN

TENAGA GIZI DI SEMUA TINGKAT UNTUK DISESUAIKAN DG PERKEMBANGAN

TRANSISI GIZI

 MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN

KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESAN2 GIZI DG EFEKTIF SESUAI PRINSIP ILMU

KOMUNIKASI (SESUAIKAN BAHASA, ISI

PESAN, GAYA DLL PADA SASARAN YG KITA DIDIK)

21 26.11.2014

(23)

KITA HARUS “BERTERIAK” KEPADA

PEMERINTAH & MASYARAKAT

ATAS DASAR DATA ILMIAH (EVIDENCE BASED)

DI BANYAK NEGARA BERKEMBANG:

PENINGKATAN INCOME GOLONGAN MISKIN / SETENGAH MISKIN MENJADI BEBAS MISKIN MEMANG PENTING

 TETAPI TANPA DISERTAI PENDIDIKAN ‘GIZI

SEIMBANG’ YG INTENSIF AKAN

MENIMBULKAN MALAPETAKA KEGEMUKAN DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

22 26.11.2014

(24)

26.11.2014

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat, syarat dan batasan penggunaan regresi dengan banyak variabels dalam kontek hubungan kausalitas 56. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat, syarat

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi komunikasi dan informatika tentu diharapkan

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan advokasi maka harus dilakukan identifikasi isu-isu dan sasaran dalam pengembangan sertifikasi kompetensi dengan

Dalam kaitan masa transisi rencana pembangunan daerah tersebut, prioritas beserta fokus pembangunan daerah Kabupaten Kabupaten Tana Tidun gtahun 2019 disusun

Proyek pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian dipilih sebagai studi kasus karena kapal ini mengalami keterlambatan pengerjaan selama 1 bulan, maka dilakukan percepatan agar

Dengan hasil tersebut maka menunjukkan bahwa pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, usia perkawinan pertama dan keinginan jumlah anak berpengaruh

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus diperlukan dalam suatu penelitian, diperlukannya suatu alur yang dijadikan acuan agar peneliti tidak keluar dari ketentuan