• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR EKONOMI DAN SOSIAL YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PADA WANITA PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR EKONOMI DAN SOSIAL YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PADA WANITA PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA MALANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR EKONOMI DAN SOSIAL YANG

MEMPENGARUHI FERTILITAS PADA

WANITA PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI

KOTA MALANG

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Vira Tsania Azizah 165020101111018

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

FAKTOR EKONOMI DAN SOSIAL YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PADA WANITA PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA MALANG

Vira Tsania Azizah1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: viratsania.vta@gmail.com

ABSTRAK

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap sebagai suatu masalah kependudukan. Laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi apabila tidak diimbangi dengan perkembangan faktor ekonomi akan menimbulkan masalah serius bagi negara. Upaya dalam menekan laju pertumbuhan ekonomi menjadi hal penting bagi negara berkembang. Fertilitas merupakan salah satu faktor demografi yang mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk suatu daerah. Fertilitas yang tinggi atau yang rendah akan mempengaruhi keseimbangan antara jumlah pertumbuhan penduduk dan distribusinya. Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Penelitian ini meneliti pendapatan, tingkat pendidikan, keinginan jumlah anak, jumlah tanggungan, usia kawin pertama, dan lama pernikahan terhadap fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang. Alat Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah wanita dengan pendapatan yang tinggi memiliki kecenderungan memiliki jumlah anak yang rendah.

Kata kunci: Fertilitas Wanita, Analisis Regresi Linier Berganda

A. PENDAHULUAN Latar Belakang

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap sebagai suatu masalah kependudukan. Laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi apabila tidak diimbangi dengan perkembangan faktor ekonomi akan menimbulkan masalah serius bagi negara. Upaya dalam menekan laju pertumbuhan ekonomi menjadi hal penting bagi negara berkembang.

Laju pertumbuhan penduduk berdasarkan faktor demografi dipengaruhi fertilitas, mortalitas, dan imigrasi. Upaya dalam menekan laju pertumbuhan dilakukan dengan mengendalikan angka kelahiran penduduk yaitu dengan menekan tingkat fertilitas. Apabila angka fertilitas relatif tinggi maka akan dianggap tidak menguntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. Dikarenakan adanya kenyataan bahwa kualitas penduduk Indonesia masih rendah, sehingga penduduk lebih diposisikan sebagai beban dari

(3)

pada modal pembangunan. Penduduk merupakan subjek dan objek pembangunan. Kondisi pendudukberpengaruh terhadap dinamika pembangunan. Pembangunan dikatakan berhasil apabila kesejahteraan penduduk meningkat. Pertumbuhan penduduk yang pesat tanpa disertai kualitas yang baik akan menjadi beban bagi pembangunan nasional (Ainy, 2019)

Fertilitas merupakan salah satu faktor demografi yang mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk suatu daerah. Fertilitas yang tinggi atau yang rendah akan mempengaruhi keseimbangan antara jumlah pertumbuhan penduduk dan distribusinya. Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi antara lain usia, umur perkawinan pertama, lama perkawinan, paritas atau jumlah persalinan yang pernah dialami saat perkawinan. Sedangkan faktor non demografi antara lain keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, pekerjaan wanita, urbanisasi dan industrialisasi (Mantra ,2015).

Wanita sangat berperan penting dalam upaya pengendalian tingkat fertilitas. Dengan berbagai faktor ekonomi dan sosial serta demografi, wanita dapat menentukan apakah penambahan anak akan penting atau tidak. Apalagi sekarang ini banyak wanita yang bekerja untuk membantu menafkahi keluarga atau untuk berkarier. Faktor-Faktor ekonomi dan sosial antara lain pendapatan wanita, status pendidikan terakhir yang diperoleh wanita, jumlah anak yang telah dilahirkan, maupun jumlah anggota keluarga yang ditanggung kebutuhannya. Sedangkan faktor demografinya antara lain usia perkawinan pertama, umur, dan lainnya. Usia kawin pertama perempuan merupakan salah satu faktor penyebab peningkatan angka fertilitas, karena wanita yang menikah pada umur lebih muda memiliki waktu reproduksi yang lebih panjang apalagi jika perempuan ini tidak menjalankan program KB (Keluarga Berencana). Rendahnya pendidikan serta latar belakang status sosial juga merupakan faktor lain yang memberikan konstribusi terhadap angka fertilitas, selain itu perbedaan budaya memiliki pengaruh pada nilai anak yang diberikan orang tua.

B. LANDASAN TEORI Teori Kependudukan

Malthus berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia. Untuk dapat keluar dari permasalahan kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus pembatasan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu preventive checks dan positive checks. Preventive checks adalah pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran. Cara preventive checks dibagi menjadi dua, yaitu moral restraint dan vice. Moral restraint (pengekangan diri) yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu

(4)

seksual, dan vice ialah pengurangan kelahiran seperti pengguguran kandungan, penggunaan alat-alat kontrasepsi, homoseksual, promiscuity, adultery.

Mill sependapat dengan pemikiran Mlathus bahwa laju pertumbuhan penduduk melebihi laju pertumbuhan pangan. Namun Mill juga berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Dia juga mengatakan apabila seseorang memiliki produktivitas yang tinggi ia cenderung ingin memiliki jumlah anak yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi taraf hidup (standard of living) merupakan faktor penentu fertilitas.

Teori Presepsi Anak

Persepsi nilai anak dapat digambarkan dalam kurva indiferen. Menurut pendekatan kurva indiferen besarnya nilai guna bagi seorang konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan melalui urutan/ranking. Menurut pendekatan ini tingkat kepuasan seseorang dari mengkonsumsi barang atau jasa tidak dapat dihitung dengan uang atau angka atau satuan lainnya, tetapi dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah (dengan skala ordinal seperti ke-1, ke-2, ke-3 dan seterusnya). Dalam penelitian ini dengan tema fertilitas maka dapat dimisalkan sebagai berikut, (dimisalkan konsumen adalah wanita pekerja sektor informal dan konsumsinya adalah jumlah anak). Misalkan seorang wanita yang memiliki hanya 2 pilihan anak yaitu lebih banyak anak (X) dan lebih sedikit anak (Y). Karena pendapatan wanita tersebut terbatas, maka ia harus menentukan kombinasi dari kedua pilihan anak yang dimiliki dan pendapatan yang diperoleh sehingga mendatangkan kepuasan yang optimal. Ia hanya perlu membuat preferensi yang lebih menguntungkan bagi dirinya. Dan tentunya urutan tersebut dibuat berdasarkan utilitasnya, sehingga pilihan X dan Y yang mempunyai nilai guna lebih tinggi akan lebih disukainya. Pilihan X dan Y juga sangat bergantung pada jumlah uang yang dimiliki wanita. Sekalipun kombinasi Y misalnya lebih menguntungkan tetapi jika uangnya tidak mencukupi sehingga kombinasi Y tidak terpilih, maka wanita akan terpaksa memilih kombinasi X.

Teori Fertilitas

Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Di samping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup (Mantra, 2015).

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas tahapan yang diperlukan dalam melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Diduga terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara pendapatan terhadap fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang.

(5)

2. Diduga terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara tingkat pendidikan terhadap fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang.

3. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Keinginan jumlah anak terhadap fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang.

4. Diduga terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara jumlah tanggungan terhadap fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang. 5. Diduga terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara usia perkawinan

pertama terhadap fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang.

6. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lama pernikahan terhadao fertiitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang

C. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang empiris yang dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan metode atau teknik statistik.

Obyek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita pekerja sektor informal yang berkependudukan di Kota Malang. Pemilihan populasi ini didasarkan oleh banyaknya rasio angkatan kerja wanita yang bekerja di sektor informal. Sedangkan teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur, atau anggota populasi untuk dipilh menjadi sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017). Metode yang dipakai adalah quota

sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan jumlah sampel sebanyak yang telah

ditentukan. Jumlah sampel adalah minimal 5 kali dari jumlah indikator pertanyaan (Haor et al, 2010). Sehingga diperoleh jumlah sampel :

45 merupakan jumlah minimal sampel yang harus dimiliiki oleh peneliti, 5 sampel ditambahkan agar dapat mempengaruhi hasil perhitungan penelitian lebih baik dan memiliki proporsi yang sama setiap kecamatan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden.

N (indikator pertanyaan) x 5 = sampel 9 x 5 = 45

(6)

Metode Analisis Data

Model yang digunakan dalam analisis pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi yang menyangkut studi tentang hubungan antara satu variabel yang disebut variabel tak bebas atau dependen juga variabel yang dijelaskan dan satu atau lebih variabel lain yang disebut dengan variabel bebas atau independen juga variabel penjelas dengan tujuan untuk menaksir nilai rata-rata dari variabel tak bebas berdasarkan nilai-nilai variabel bebas yang ada (Gujarati, 2009). Adapun model regresi yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Dimana : α = Konstanta β1 = koefisien variabel X1 β2 = koefisien variabel X2 β3 = koefisien variabel X3 β4 = koefisien variabel X4 β5 = koefisien variabel X5 X1 = Pendapatan X2 = Jumlah tanggungan X3 = Keinginan jumlah anak X4 = Tingkat pendidikan X5 = Usia perkawinan pertama X6 = Lama pernikahan

Y = Fertilitas ԑ = error term

D.HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

1. Analisis Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk melihat terdapatnya normalitas residual, multikolinier, dan heteroskedastisitas. Model regresi linier berganda harus memenuhi asumsi klasik agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang dapat dipercaya. Apabila ada satu syarat yang tidak terpenuhi, maka dapat disimpulkan hasil analisis regresi tidak bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) (Purnomo, 2017).

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji one sample kolmogrov

smirnov diketahui nilai signifikansi adalah 0.200. Nilai 0.200 > 0.05 artinya adalah

dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan data hasil uji glejser dapat diartikan bahwa di dalam analisis regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, menunjukkan nilai signifikansi

(7)

variabel Jumlah Tanggungan sebesar 0,791, Keinginan Jumlah Anak sebesar 0,953, Pendidikan sebesar 0,081, Usia Perkawinan Pertama sebesar 0,509, Pendapatan sebesar 0,371, dan Lama Pernikahan sebesar 0,576.Hasil tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang nilai signifikannya kurang dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas pada model regresi tersebut.

c. Uji Multikolinieritas

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai pada VIF < 10 sesuai dengan artinya model tidak terdapat multikolinieritas dan nilai tolerance atau 1/VIF > 0,1. Maka kesimpulan dari hasil pengujian pada penelitian ini adalah model terbebas atau tidak terdapat multikolinieritas.

2. Uji Analisis Berganda

Variabel Koefisien Regresi Prob Signifikansi Konstan 0.469 0.370 Pendapatan -3.642E-8 0.777 TS Jumlah Tanggungan 0.206 0.005 S Keinginan Jumlah Anak 0.130 0.026 S Pendidikan -0.117 0.003 S Usia Perkawinan Pertama 0.065 0.000 S Lama Pernikahan 0.020 0.027 S R 0.787a Fhitung 11.645 R-Square 0.619 Prob Fhitung 0.000

Berdasarkan tabel hasil regresi menunjukkan bahwa nilai R2 sebesar 0.619

atau 61%. Dalam hal ini berarti 61% tingkat fertilitas dapat dijelaskan oleh variabel Keinginan Jumlah Anak, Jumlah Tanggungan, Pendidikan, Pendapatan, Usia Perkawinan Pertama, dan Lama Pernikahan. Sedangkan untuk 39% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil regresi linier berganda, diperoleh nilai F-hitung sebesar 11.645 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000 < 0,05. Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan hasil tersebut maka menunjukkan bahwa pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, usia perkawinan pertama dan keinginan jumlah anak berpengaruh signifikan terhadap fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang.

(8)

Pembahasan

1. Keterkaitan Pendapatan Terhadap Tingkat Fertilitas

Hasil penelitian menunjukkan hasil negatif dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat Terence Hull dalam Singarimbun (2018) yang menyatakan pandangannya terhadap hubungan antara fertilitas dan penghasilan keluarga yaitu bahwa wanita dalam kelompok berpeghasilan rendah akan cenderung mengakhiri masa reproduksinya lebih awal dibandingkan dengan wanita pada kelompok berpenghasilan sedang dan tinggi. Akan tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Angelica (2015) menyatakan bahwa pendapatan tidak berpengaruh terhadap jumlah anak yang dilahirkan hidup.

2. Hubungan antara Jumlah Tanggungan dan Tingkat Fertilitas

Jumlah tanggungan yang tinggi akan meningkatkan tingkat fertilitas pada keluarga. Artinya adalah semakin banyak jumlah anggota keluarga yang ditanggung akan menambah jumlah anak yang dilahirkan. Sejalan dengan penelitian Adi (2013).

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan jumlah tanggungan berkaitan dengan persepsi nilai anak dan pengaruh lingkungannya. Wanita yang melihat anak sebagai investasi jangka panjang dan anak sebagai sumber rejeki dikemudian hari cenderung memiliki jumlah anak yang tinggi sehingga menyebabkan jumlah tanggungannya juga tinggi. Jumlah tanggungan yang banyak disebabkan juga oleh adanya sejumlah anggota keluarga yang menumpang dan berharap kebutuhannya terpenuhi. Suami yang tidak bekerja juga merupakan tanggungan istri. Hal ini bisa disebabkan juga oleh pendapatan istri yang lebih tinggi dari suami sehingga suami bergantung kehidupannya pada istri.

3. Keinginan Jumlah Anak Mempengaruhi Tingkat Fertilitas

Semakin tinggi keinginan seorang ibu atau keluarga untuk memiliki anak maka akan mempengaruhi seberapa banyak anak yang dilahirkan hidup oleh ibu tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Handayani (2017). Hasil dari penelitian ini adalah seorang Ibu akan memiliki keinginan jumlah anak yang tinggi karena memiliki pertimbangan yang matang terhadap kerugian dan keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Apabila keuntungan memiliki anak lebih besar daripada kerugiannya maka seoran memiliki keinginan yang tinggi dalam jumlah anak sehingga jumlah anaknya meningkat. Hal ini sesuai dengan teori pilihan rasional oleh Scott (2000) yang menyatakan pilihan seseorang sangat bergantung pada konsep pertukaran (exchage) dimana seseorang melakukan pilihan tertentu dikaitkan dengan apa yang akan didapatkannya dari lingkungan.

4. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Fertilitas

Seorang Ibu yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi cenderung akan memiliki anak yang lebih sedikit daripada seorang Ibu yang memiliki jenjang pendidikan yang lebih rendah. Hal ini sejalan dengan teori yang

(9)

menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita akan mempengaruhi tingkat fertilitas semakin kecil (Todaro, 2006).

Karena wanita yang memiliki pendidikan yang tinggi akan lebih matang dalam sikap, dan pandangan hidup yang tepat juga memiliki peluang aktivitas ekonomi yang luas sehingga mempengaruhi jumlah anak yang sedikit. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Refrihadi (2019) yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan istri akan megarahkan untuk memiliki keinginan jumlah anak yang semakin sedikit.

5. Keterkaitan Usia Perkawinan Pertama Terhadap Tingkat Fertilitas

Usia Perkawinan seorang wanita lebih muda maka cenderung memiliki jumlah anak yang banyak. Artinya semakin dini usia wanita dalam pernikahan maka semakin lama masa perkawinannya sehingga kesempatan untuk memiliki anak lebih banyak. Hal ini sejalan dengan penelitian Yohana (2014) yaitu usia perkawinan pertama berpengaruh terhadap jumlah anak yang dilahirkan.

Penelitian lain yang mendukung hal ini adalah Junaedi (2013), menyatakan bahwa wanita dengan usia kawin tidak ideal pada usia kurang dari 20 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi untuk memiliki jumlah anak yang dilahirkan lebih dari dua orang anak.

6. Lama Pernikahan Berdampak Terhadap Fertilitas

Semakin lama pernikahan maka dampaknya terhadap fertilitas adalah semakin tinggi. Artinya keluarga yang memiliki lama pernikahan lebih tinggi akan mendapatkan kesempatan memiliki anak lebih banyak. Dikarenakan semakin lama pernikahan maka waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri lebih lama dalam merencanakan jumlah anaknya. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin lama pernikahan berbanding lurus dengan jumlah anak yang semakin banyak juga. Hasil penelitian ini didukung oleh teori Daldjoeni yang menyatakan bahwa terdapat kecenderungan pada waktu pernikahan yang lebih panjang, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup lebih besar. Dengan kata lain bahwa banyaknya anak yang dilahirkan oleh suatu keluarga sangat berhubungan dengan lamanya pernikahan.

Hasil penelitian ini sejalan oleh penelitian Marna (2016) yang menyatakan bahwa pernikahan dapat mempengaruhi masalah kependudukan, karena semakin muda seseorang dalam melangsungkan pernikahan maka status pernikahan yang dijalaninya akan semakin lama. Atas dasar tersebut maka peluang mendapatkan anak lebih banyak. Sehingga dapat disimpulkan semakin lama pernikahannya maka akan semakin besar kesempatan untuk memiliki banyak anak.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai faktor ekonomi dan sosial yang mempengaruhi fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(10)

1. Wanita dengan hasil pendapatan yang tinggi cenderung memiliki jumlah anak yang rendah daripada wanita yang tidak bekerja maupun yang tidak memiliki pendapatan.

2. Jumlah tanggungan yang tinggi disebabkan persepsi nilai anak sebagai investasi dan sumber rejeki di masa mendatang oleh sebagian keluarga. 3. Wanita dengan pendidikan yang lebih tinggi akan mengutamakan kualitas

anak dengan cara mengurangi jumlah anak. Dan sebaliknya wanita dengan pendidikan yang rendah cenderung menambah jumlah anak.

4. Semakin tinggi keinginan seorang ibu untuk memiliki anak maka akan mempengaruhi seberapa banyak anak yang dilahirkan hidup oleh ibu tersebut. 5. Semakin dini usia wanita dalam pernikahan maka semakin lama masa

perkawinannya sehingga kesempatan untuk memiliki anak lebih banyak. 6. Semakin lama pernikahan maka waktu yang dimiliki oleh pasangan suami

istri lebih lama dalam merencanakan jumlah anaknya.

Berdasarkan hasil di lapangan dan hasil penelitian, terdapat saran dari penulis sebagai berikut:

1. Agar tingkat fertilitas pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang dapat dikendalikan maka perlu adanya usaha dari pemerintah dalam menekan laju fertilitas dengan meningkatkan penyuluhan dari instansi kesehatan seperti posyandu atau instansi kesehatan lainnya agar timbul kesadaran masyarakat untuk membatasi angka fertilitas.

2. Rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh wanita pekerja sektor informal di Kota Malang maka perlu digerakkan lagi peraturan wajib belajar 12 tahun dan peningkatan kesadaran oleh setiap orang, yang dengan masa sekolah lebih panjang diharapkan akan menunda pernikahan terutama bagi remaja, dan dapat menurunkan fertilitas

3. Tingginya jumlah tanggungan pada wanita pekerja sektor informal di Kota Malang jumlah fertilitasnya akan meningkat, maka perlu adanya pembatasan angka kelahiran dengan program KB yang telah dibuat oleh pemerintah.

4. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengkaji variabel jumlah tanggungan untuk etnis tertentu misalnya etnis madura atau sunda. Agar penelitiannya lebih bervariasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.

(11)

DAFTARPUSTAKA

Adi, Endru Setia. 2013. Faktor yang mempengaruhi fertilitas di Desa Kandangtepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajan. Skripsi. Jember: FE UNEJ.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ahsan, Abdillah. 2016. Mozaik Demografi Untaian Pemikiran Tentang

kependudukan dan Pembangunan. Jakarta: Salemba Empat FEB UI.

Ainy, Hidayatul dkk. 2017. Hubungan Antara Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi Dengan Laju Pertumbuhan penduduk. Jurnal : tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Keolahragaan UM.

Angelica, Ni Putu. 2015. Pengaruh Faktor Ekonomi dan Sosial Terhadap Jumlah Anak yang DIlahirkan Hidup di Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 5 N0. 1 Januari 2015.

Anggaunitakiranantika, 2013. Pola pengambilan keputusan mengenai partisipasi dalam program keluarga berencana pada keluarga muda di Kota Malang. Jurnal : Sejarah dan Budaya, Vol. 7. No. 1. Halaman 51- 61.

Bappenas. 2017. KB Salah Satu Program Family Planning Terbaik di Dunia. Diakses pada November 19, 2019. Dari https://www.bappenas.go.id/.

BKKBN, 2019. Kampung KB Sosialisasi Tentang Keluarga Berencana. Diakses pada November 19, 2019. Dari https://www.kampungkb.bkkbn.go.id/.

BPS, 2019. Kota Malang Dalam Angka 2019. Diakses pada November 19, 2019. Dari https://www.malangkota.bps.go.id.

BPS. 2004. Angka Beban Tanggungan. Diakses pada April, 13 2020. Dari https://www.bps.go.id/.

BPS. 2018. Keadaan Ketenagakerjaan 2018. Diakses pada November 19, 2019. Dari https://www.bps.go.id/.

Breman, J.C. Purwacaraka, Sugarda. 1971. Jawa: Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Demografis. Jakarta: Bharata.

El Hafiz, Subhan. (2017). Teori Pilihan Rasional. dalam Teori Psikologi Sosial Kontemporer. (Ed. Pitaloka). Depok: Rajawali Pers.

Endang. 2004. Faktor yang Mempengauhi Fertilitas pada Keluarga Petani Desa Karangrejo Kecamatan Sumbersari. Skripsi. Jember. FE UNEJ

Furqon . 2001. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta.Gadjah Mada Universitas Press.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar N : Porter, Dawn C. 2009. Dasar-Dasar Ekonometrika. Salemba Empat

Halim, Ridwa. A. 2005. Hukum dalam Tanya Jawab. Jakarta : PT. Intermasa.

Handayani, Arri. 2019. Keinginan Memiliki Anak Berdasarkan Teori Pilihan Rasional (Analisis Data SDKI Tahun 2017). Jurnal : Volume 6 Nomor 2, Oktober 2019 . Universitas PGRI Semarang

(12)

Diinginkan dan Keikutsertaan Orang Tua Dalam Program KB. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Volume 4 Nomor 1 Januari 2011: 1907 - 6037.

Hatmaji, Sri. 2004. Fertilitas Dalam Dasar-dasar Demografi. Jakarta : LDFFE.UI Junaedi, Ahmad. 2013. Hubungan Usia Kawin Pertama Terhadap Keluaran

Kesehatan Reproduksi Perempuan di Indonesia. Jurnal : tidak diterbitkan. Departemen Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kamaruddin, Rohana : Mhd Khalili, Jamaliah. 2015. Jurnal : The Determinants of

Household Fertility Decision in Malaysia; An Econometric Analysis.

Khraif, Rshood M. 2017. Jurnal : Education’s imact on fertility : The case of King Saudi University Women, Riyadh.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajat. 2007. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.Yogyakarta : UPP STIM.

Lucas, Bouge. 1990. Pengantar Kependudukan, Cetakan Keempat. Yogyakarta : Mantra, Ida Bagoes. 2015. Demografi Umum. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar. Marna, Yulia Noni. 2016. Studi Tentang Pasangan Usia Subur Etnis Lampung

Saibatin Dalam Mewujudkan Norma Keluarga Kecil Di Desa Way Urang Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Skripsi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Mirah, Suvita Cahyaning. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Pekerja Wanita Di Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Skripsi : Ilmu Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.

Mulyadi, Subri. 2008. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Persepektif Pembangunan. Jakarta : Rajawali Press

Munir, Rozi : Budiarto. 1983. Teori – Teori Kependudukan. Jakarta: Bina Aksara. Narbuko, Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Neuman, M Lawrence. 2003. Metode Penelitian Sosial (Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif). USA.

Primayuda. 2002. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Buruhdi Pantai Sendang Biru Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Manajemen Bisnis Ekonomi dan Perikanan. FakultasPerikanan, IPB, Bogor.

Purnomo, Rochmat Aldy. 2017. Analisi Statistika Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS. Ponorogo: Penerbit CV. Wade Group

Refrihardi. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi fertilitas Pada Pasangan yang Menikah Di Usia Dini Kabupaten Sijunjung. Jurnal : Kajian Ekonomi dan Pembangunan Vol. 1, No.3 Agustus 2019 Hal 705-720. Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Padang.

Rusli Said. 2012. Pengantar ilmu kependudukan. Jakarta : LP3S Rusli.1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta. LP3S.

Saleh, M. 2006. Analisis Faktor Sosial Ekonomi Pengaruhnya Terhadap Fertilitas Di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jurnal : Society Vol 1 No 2, Oktober, hlm 17-31.

(13)

Saleh, M., 2003. Pengaruh jenis pekerjaan dan waktu kerja terhadap struktur sosial ekonomi serta fertilitas di kabupaten Jember Jawa Timur. Jurnal Program pascasarjana

Schmitt M, Kliegel M, dan Shapiro A. 2007. Marital interaction in middle and old age: a predictor of marital satisfaction. International. Jurnal : Aging and Human

Development.Diakses pada Mei 2020. Dari https://www.research

gate.net.publication.

Scott, John. 2000. From Understanding Contemporary Society: Theories of The Present Rational Choice Theory. Sage Publications

Shamsiah. 2002. Dilema Wanita Berkahwin Yang Berkerjaya: Satu Perbincangan

MenurutSyariah.Diakses pada tanggal 21 November 2019. Dari

https://ikim.gov.my/v5/index.php?lg=1&opt=com_article&grp=2&sec=&key=7 13&cmd=resetall(wanita.

Sibuea, Tendean, Wagey. 2013. Persalinan Pada Usia > 35 Tahun di RSU Prof. Dr. R. D. Kandao Manado. Jurnal : e-Biomedik Vol. 1 No. 1 Maret 2013 hal 484-489. Universitas Sam Ratulangi

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3S Singarimbun., Masri. 2018. LP3ES tahun cetakan 2018

Singh, H. K, Singh, R. D., Singh, G. P., & Kumar, A. 2010. Influence of sex composition on demand of child in uttar pradesh. Jurnal : Indian Journal of Preventive & Social Medicine, 41(1 & 2), 57-66.

Sitinjak, Tumpal JR & Sugiarto. 2006. LISREL. Ygyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Todaro, Michael P.1994. Ekonomi Untuk Negara Berkembang. Edisi ketiga, Jakarta: Bumi Askara

Todaro, MP. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tri Saraswati, Dewa Ayu : Urmila Dewi, Made Heny. 2019. Analisis Perbedaan Tingkat Fertilitas Pekerja Wanita di Sektor Formal dan Informal di Kabupaten Badung.

Wahyudi, Setyo Tri. 2016. Konsep Dan Penerapan Ekonometrika Menggunakan E-views. Jakarta : Rajawali Pers.

Wirosuhadjo, Kartomo. 2000. Dasar -Dasar Demografi. Jakarta : LPFE UI

Wirosuhardjo, Kartomo. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Penerbit F.E.U.I

Yanisa, Chayang. 2014. Hubungan Persepsi Nilai Anak dengan Jumlah dan Jenis Kelamin Anak yang Diinginkan pada Wanita Usia Subur Pranikah di Perdesaan. Jurnal : Biometrika dan Kependudukan, Vol 3, No. 1 Juli 2014: 20-27. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Yohana, Windi Oktavia. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Struktur Umur dan Kematian Bayi Terhadap Fertilitas di Kota Pekanbaru. Jurnal : JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014. Universitas Riau.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Target 1: Menurunkan hingga setengahnya Menurunkan hingga setengahnya Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan ekstrim hingga

Penelitian ini berfokus pada mekanisme pengisian jabatan struktural pada lingkup pemerintah daerah kabupaten Bulukumba dengan pokok masalah adalah bagaimana mekanisme

Istilah penurunan (settlement) digunakan untuk menunjukkan gerakan titik tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Penurunan yang tidak seragam

Kemahasiswaan dan Alumni

Analisa awal yang dilakukan yaitu analisa hidrologi yang berdasarkan data curah hujan tahunan dari stasiun curah hujan Pujon tahun 2001-2012. Hasil analisa curah

Penelitian ini melakukan perencanaan kapasitas sebagai analisis kebutuhan kapasitas pada fasilitas sisi darat terminal penumpang keberangkatan domestik di Bandar Udara

Kanal Pilot sering disebut dengan Up dan Down link. Digunakan oleh pesawat pelanggan untuk mendapatkan inisial sistem sinkronisasi dan membedakan cell site yaitu mengenal