SKRIPSI Oleh:
DELI SULVICI SITEPU 111000161
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
Karo Tahun 2015. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari faktor pekerjaan dan faktor individu . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan metode survei analitik dan dengan desain croos sectional. Jumlah sampel yang diambil dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 32 responden. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan wawancara dengan kuesioner Nordic Body Map. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.
Variabel faktor pekerjaan yang berhubungan dengan terjadinya keluhan low back pain adalah jenis pekerjaan mengangkat dengan nilai p value 0.010 dan jenis pekerjaan menyemprot dengan nilai p value 0.042. Variabel faktor individu yang berhubungan dengan keluhan low back pain yaitu masa kerja dengan nilai p value 0.016, jenis kelamin dengan nilai pvalue0.004, dan kebiasaan merokok dengan nilai pvalue0.032.
Disarankan kepada petani jeruk untuk melakukan peregangan otot atau pemanasan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaaan, petani juga sebaiknya istrahat ketika sudah merasakan nyeri pada punggung bagian bawah dan menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai dengan umur dan beban yang akan diangkat, untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung bagian bawah.
iii ABSTRACT
This study is about the factors associated with complaints of low back pain (LBP) on citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo Year 2015. The variables in this study consisted of occupational factors and individual factors. This research is a quantitative research methods and analytical survey with croos sectional design. The number of samples taken with the criteria set by the researchers as much as 32 respondents. The results were obtained by interviews with questionnaires Nordic Body Map. The aim of research to determine the factors associated with complaints of low back pain in citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo 2015.
Variable factors associated with the occurrence of work complaints of low back pain is the type of work to lift the p value 0.010 and the type of work to spray with p value 0.042. Variable individual factors associated with low back pain complaints that tenure with p value 0.016, sex with p value 0.004, and smoking with p value 0.032.
Suggested to citrus growers to do stretching or warming up before and after the occupation, farmers should also resting when it is pain in the lower back and adjust the limits of the back according to age and the load to be lifted, to reduce pain in the lower back.
iv
Tempat/Tanggal Lahir : Delitua, 21 Maret 1993
Agama : Khatolik
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Saudara : 3
Alamat Rumah : Jl Sei Padang Gang Saudara No. 8 Medan
RIWAYAT PENDIDIKAN
1997-1999 : TK KHATOLIK DELITUA
1999-2005 : SD ST. PETRUS MEDAN
2005-2008 : SMP ST. YOSEPH MEDAN
2008-2011 : SMA ST. YOSEPH MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih
karunia-Nya yang senantiasa berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani
Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015”yang merupakan
salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terwujudnya skripsi ini, terutama kepada Bapak
dr.Muhammad Makmur Sinaga, MSselaku dosen pembimbing I dan Ibudr.Halinda Sari
Lubis, MKKKselaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya
dalam mendidik, membimbing dan memberi masukan, saran serta kritikan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,
untuk itu kepada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku Ketua Departemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
3. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt. MS dan Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes
selaku dosen penguji .
4. BapakDrs.Jemadi, M.Kes, selaku Dosen Penasehat Akademik
5. SeluruhDosen dan Pegawaidi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
vi
7. Orang tua saya yang tercinta,Bapak Ruslan Sitepu, SH dan Ibu Lusiana Ginting,
S.Pd, bibik tersayang Isna Diana, S.pd dan Ir. Albert Sembiring yang telah
membesarkan, membimbing, mendidik dan mendukung penulis dengan kasih sayang
serta memberikan motivasi dalam mengikuti pendidikan.
8. Kakak dan abang saya yang terkasih: Meri Natalia Sitepu.SE, Stefanie
Anastasia.SST,dan Tri lestari sitepu, Amd, Ardinata Sitepu. Amd, Irenfia
Sembiring, Aldi Sembiring, danHans Aloideo Sembiring, yang telah mendukung
dengan doa dan semangat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan
pendidikan dan skripsi ini.
9. Kepada sahabat terindah saya, Rafika Lumbangaol, Erni Silalahi, Trivo
Rajagukguk, Ayu Handayani Pardede, Irma Vony Siboro dan Evita Hutagaol
yang selalu ada di saat saya membutuhkan..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena penulis
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Mei 2015
viii DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Umum ... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Low Back Pain(LBP) ... 7
2.1.1 PengertianLow Back Pain ... 8
2.1.2 KlasifikasiLow Back Pain ... 10
2.1.2.1 Acute Low Back Pain ... 10
2.1.2.2Chronic Low Back Pain... 11
2.1.3 PenyebabLow Back Pain(LBP) ... 11
2.1.3.1 Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir... 12
2.1.3.2Low Back Painkarena Trauma... 13
2.1.3.3Low Back Painkarena Perubahan Jaringan ... 14
2.1.3.4Low Back Painkarena Pengaruh Gaya Berat ... 15
2.1.4 Faktor Resiko ... 15
2.1.4.1 Faktor Individu... 16
2.1.4.1 Faktor Pekerjaan (Work factors) ... 20
2.1.5 Penatalaksanaan dan PencegahanLow Back Pain ... 22
2.2 EtiologiLow Back Pain ... 26
2.3 EpidemiologiLow Back Pain... 28
2.4 Anatomi Tubuh Manusia ... 29
2.4.1 Sistem Muskuloskeletal ... 29
2.4.2 Anatomi Tulang Belakang ... 30
2.5 Metode Penilaian Ergonomi ... 32
2.5.1Nordic Body Map... 32
ix
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36
3.2.2 Waktu Penelitian ... 36
3.3 Populasi dan Sampel ... 36
3.3.1 Populasi ... 36
3.3.2 Sampel ... 37
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.4.1 Data primer... 37
3.4.2 Data Sekunder ... 38
3.5 Defenisi Operasional ... 38
3.5.1 KeluhanLow Back Pain ... 38
3.5.2 Masa Kerja... 39
3.5.3 Usia... 39
3.5.4 Jenis Kelamin ... 39
3.5.5 Kebiasaan Merokok... 40
3.5.6 IMT... 40
3.5.7 Jenis Pekerjaan ... 40
3.6 Pengolahan Data... 41
3.7 Teknik Analisa Data... 41
3.7.1 Analisis Univariat... 42
3.7.1 Analisis Bivariat ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Dokan ... 43
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43
4.2 Visi dan Misi Desa Dokan ... 43
4.2.1 Visi Desa Dokan... 43
4.2.2Misi Desa Dokan ... 43
4.3 Jenis Pekerjaan... 44
4.4 Hasil Penelitian ... 46
4.4.1 Analisis Univariat... 46
4.4.1.1 KeluhanLow Back PainPetani Jeruk ... 46
. 4.4.1.2 Faktor Pekerjaan... 47
4.4.1.3 Faktor Individu... 48
4.4.2 Analisis Bivariat ... 49
x
4.4.2.2 Hubungan Faktor Individu dengan KeluhanLow Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015… 50
4.4.2.2.1 Masa Kerja... 50
4.4.2.2.2 Usia... 51
4.4.2.2.3 Jenis Kelamin ... 52
4.4.2.2.4 Kebiasaan Merokok... 53
4.4.2.2.5 Indeks Masa Tubuh ... 53
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Faktor Pekerjaan dengan KeluhanLow Back Painpada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 55
5.1.1 Hubungan Jenis Pekerjaan Mebersihkan dengan KeluhanLow Back Pain... 56
5.1.2 Hubungan Jenis Pekerjaan Memanen dengan KeluhanLow Back Pain... 57
5.1.3 Hubungan Jenis Pekerjaan Mengangkat dengan Keluhan Low Back Pain... 57
5.1.4 Hubungan Jenis Pekerjaan Menyemprot dengan KeluhanLow Back Pain... 58
5.2 Hubungan Faktor Individu (Usia, Masa Kerja, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok dan Indeks Massa Tubuh) dengan Keluhan Low Back Pain pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 59
5.2.1 Hubungan Masa Kerja dengan KeluhanLow Back Pain ... 59
5.2.2 Hubungan Usia dengan KeluhanLow Back Pain... 60
5.2.3 Hubungan Jenis Kelamin dengan KeluhanLow Back Pain ... 61
5.2.4 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan KeluhanLow Back Pain... 63
5.2.5 Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan KeluhanLow Back pain ... 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 66
6.2 Saran ... 67
xi
Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo
Tahun 2015 ... 46
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pekerjaan Pada Petani
Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun
2015 ... 47
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individu ( Masa
Kerja, Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok, dan Indeks
Massa Tubuh) Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan
Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 48
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Faktor Pekerjaan dengan
Keluhan Low Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 49
Tabel 4.5 Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan Low Back Pain Pada
Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten
Karo Tahun 2015 ... 50
Tabel 4.6 Hubungan Usia dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani
Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo
xii
Tabel 4.7 Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan Low Back Pain Pada
Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten
Karo Tahun 2015 ... 52
Tabel 4.8 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Keluhan Low Back Pain
Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek
Kabupaten Karo Tahun 2015... 53
Tabel 4.9 Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Keluhan Low Back Pain
Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek
xiii
ii ABSTRAK
Penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain(LBP) pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari faktor pekerjaan dan faktor individu . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan metode survei analitik dan dengan desain croos sectional. Jumlah sampel yang diambil dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 32 responden. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan wawancara dengan kuesioner Nordic Body Map. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.
Variabel faktor pekerjaan yang berhubungan dengan terjadinya keluhan low back pain adalah jenis pekerjaan mengangkat dengan nilai p value 0.010 dan jenis pekerjaan menyemprot dengan nilai p value 0.042. Variabel faktor individu yang berhubungan dengan keluhan low back pain yaitu masa kerja dengan nilai p value 0.016, jenis kelamin dengan nilai pvalue0.004, dan kebiasaan merokok dengan nilai pvalue0.032.
Disarankan kepada petani jeruk untuk melakukan peregangan otot atau pemanasan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaaan, petani juga sebaiknya istrahat ketika sudah merasakan nyeri pada punggung bagian bawah dan menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai dengan umur dan beban yang akan diangkat, untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung bagian bawah.
iii
(LBP) on citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo Year 2015. The variables in this study consisted of occupational factors and individual factors. This research is a quantitative research methods and analytical survey with croos sectional design. The number of samples taken with the criteria set by the researchers as much as 32 respondents. The results were obtained by interviews with questionnaires Nordic Body Map. The aim of research to determine the factors associated with complaints of low back pain in citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo 2015.
Variable factors associated with the occurrence of work complaints of low back pain is the type of work to lift the p value 0.010 and the type of work to spray with p value 0.042. Variable individual factors associated with low back pain complaints that tenure with p value 0.016, sex with p value 0.004, and smoking with p value 0.032.
Suggested to citrus growers to do stretching or warming up before and after the occupation, farmers should also resting when it is pain in the lower back and adjust the limits of the back according to age and the load to be lifted, to reduce pain in the lower back.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya perlindungan pada tenaga kerja terhadap bahaya-bahaya yang
timbul merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar. UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar
setiap pekerja dapat bekerja dengan sehat tanpa membahayakan masyarakat di
sekelilingnya agar diperoleh produktivitas yang optimal.
Dalam melakukan suatu pekerjaan di tempat kerja seseorang atau
kelompok pekerja berisiko mendapatkan kecelakaan ataupun gangguan kesehatan
akibat kerja. Gangguan kesehatan akibat kerja merupakan gangguan kesehatan
yang timbul karena hubungan kerja atau yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.
Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan
peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi
kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang
baik pula. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima. Sebaliknya, keadaan
sakit atau pekerja yang mengalami gangguan kesehatan menyebabkan tenaga
kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya. Tenaga kerja
yang sakit dan tidak bekerja menyebabkan yang bersangkutan tidak produktif
selama ia sakit dan tidak bekerja. Tenaga kerja yang sakit atau mengalami
memperlihatkan hasil kerja sebagaimana hasilnya jika pekerja sehat atau biasanya
tidak terganggu kesehatannya (Suma’mur,2009).
Menurut Suma’mur 2009, pekerja pada umumnya mengalami gangguan
kesehatan dikarenakan tidak adanya keseimbangan atau kurangnya kecocokan
antara beban kerja di satu pihak dan kemampuan/kapasitas tenaga kerja di pihak
lainnya, sebaliknya adanya keseimbangan atau kesesuaian antara beban kerja
dengan kemampuan tenaga kerja dapat menunjang pencapaian produktivitas kerja
yang memadai.
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan keluhan
yang sering dialami oleh orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan
dapat dialami oleh orang usia muda (Paliyama dalam trimunggara 2010). Low
back pain adalah suatu sindroma nyeri pada ekstremitas atas yang terjadi pada
regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab.
Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka
yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah. Gangguan otot rangka dapat
terjadi pada berbagai bagian tubuh seperti bagian pinggang, leher, bahu, siku,
lengan, dan pergelangan tangan /tangan. Gangguan otot rangka pada ektremitas
atas merupakan dua pertiga dari seluruh gangguan otot rangka akibat kerja.
Hampir 70-80% penduduk di negara maju pernah mengalami Low back
pain(LBP). Dalam Setiap tahun 15-45% orang dewasa menderita Low back pain
(LBP), dan satu diantara 20 penderita harus dirawat dirumah sakit karena
serangan akut.Low back pain(LBP) sangat umum tejadi pada umur 35-55 tahun
3
pain (LBP). Di Amerika serikat prevalensinya berkisar antara 15%-20%
sedangkan insidensi berdasarkan kunjungan pasien baru ke dokter adalah 14,3%
(Tjokorda & Sri Maliawan, 2009).
Menurut Tjokorda & Sri Maliawan, 2009, Data epidemiologik mengenai
Low back pain (LBP) di Indonesia belum ada. Namun, diperkirakan 40%
penduduk Jawa Tengah berusia di atas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang
dan prevalensinya pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Prevalensi ini
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia insidensi berdasarkan kunjungan
pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3%-17%.
Low back pain (LBP) paling sering dijumpai pada usia dekade ke empat.
Data dari rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari setengah pasien
berusia antara dekade kedua sampai awal dekade ke empat. Sekitar 90%Low back
pain akut maupun kronik akan mengalami penyembuhan spontan dalam dua
minggu dan sebagian kecil dalam waktu 6-12 minggu. Hanya 1-2% kasus yang
memerlukan evaluasi untuk tindakan bedah (Tjokorda dan Sri Maliawan, 2009).
Hasil studi Departemen kesehatan tentang profil masalah kesehatan di
Indonesia tahun 2005, menunjukkan bahwa sekitar 40,5 % penyakit yang diderita
pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Gangguan kesehatan yang dialami
pekerja, menurut studi yang dilakukan tehadap 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota
di Indonesia, umumnya berupa penyakit musculoskeletal (16%), kardiovaskuler (8
%), gangguan syaraf (6 %), gangguan pernapasan (3 %), dan gangguan THT (1,5
Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pertumbuhan perekonomian
negara agraris seperti Indonesia, dimana mayoritas masyarakat di Indonesia
adalah berprofesi sebagai petani. Fenomena di Indonesia, petani menghabiskan
waktu setiap harinya di kebun, walaupun hanya untuk mencangkul dan memanen,
dan pekerjaan seperti ini dilakukan secara terus – menerus oleh petani sebagai
rutinitas.
Hal tersebut berpengaruh pada posisi kerja tulang dikarenakan dalam
posisi mencangkul, badan dibungkukkan ke depan dan membawa beban seberat
cangkul, dan kegiatan tersebut dilakukan berulang. Hal tersebut dapat menjadi
faktor risiko terjadinya gangguan kesehatan pada pekerja seperti nyeri atau cidera
pada pinggang (Wardoyo, A.B. 1997). Selain memanen dan mencangkul, petani
juga melakukan pekerjaan seperti mengangkat, membersihkan dan menyemprot
pestisida yang dilakukan secara langsung dengan bantuan alat seadanya.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti, ada beberapa
jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh petani jeruk sebagai rutinitas.
Misalnya menyemprot pestisida, membersihkan tanaman jeruk, memanen buah
jeruk, dan mengangkat hasil panen. Dalam melakukan jenis pekerjaan tersebut,
dikhawatirkan para petani bekerja dengan cara yang salah, seperti ketika
melakukan pekerjaan menyemprot pestisida. Petani membungkukkan badan
mereka untuk menarik selang pompa agar tidak tersangkut di batang pohon jeruk,
dan sama halnya dengan kegiataan memanen, mengangkat hasil panen, dan
membersihkan tanaman jeruk. Petani cenderung membungkukkan badan mereka
5
kaki pada saat mengangkat hasil panen yang hendak diangkat, memutar pinggang
ketika memanen jeruk, membawa barang melebihi kemampuan seperti mendorong
hasil panen jeruk dengan menggunkan beko sehingga hal tersebut dapat
menimbulkan keluhan-keluhan subyektif pada pinggang petani.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu dilakukannya
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan keluhan low back pain (LBP) pada petani jeruk sehingga upaya preventif
yaitu mencegah terjadinya low back pain (LBP) pada petani jeruk akan lebih
mudah dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
keluhanlow back pain (LBP) pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek
Kabupaten Karo Tahun 2015.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low
back pain pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran keluhan low back pain yang dirasakan petani
jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo tahun 2015.
2. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan low back
pain yang dirasakan petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek
Kabupaten Karo tahun 2015.
3. Diketahuinya hubungan antara faktor individu (Masa kerja, usia, jenis
kelamin, kebiasaan merokok dan IMT) pada petani jeruk di Desa Dokan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, menambah
pengetahuan serta pemahaman bagi petani jeruk yang berdomisili di Desa
Dokan mengenai keluhanlow back pain(LBP) sehingga diharapkan petani
jeruk dapat secara mandiri melakukan upaya-upaya perlindungan terhadap
kesehatan mereka dan terhindar dari gangguan kesehatan.
2. Menambah referensi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
keluhan low back pain (LBP) pada petani jeruk dalam bidang keilmuan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan mahasiswa peminatan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Low Back Pain(LBP)
Low back pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada
punggung bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal
(punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya di sekitar daerah tersebut.
Low back pain(LBP) dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal
dari luar punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada testis atau
ovarium (Suma’mur 2009).
Menurut Suma’mur 2009, Low back pain (LBP) berhubungan dengan
faktor risiko seperti usia,obesitas (kegemukan), kebiasaan merokok atau
kurangnya kesegaran/kebugaran jasmani, selain itu suma’mur juga mengatakan
bahwa pada umumnya pekerjaan mengangkat, membawa, menarik atau
mendorong beban berat atau yang dilakukan dengan posisi tubuh yang tidak
alami/dipaksakan lebih rentan mengalami keluhanLow back pain(LBP).
Low back pain (LBP) umumnya akan memberikan rasa nyeri pada
seseorang yang mengalaminya. Rasa nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi
tidak menyenangkan yang terjadi bila mengalami cedera atau kerusakan pada
tubuh. Nyeri dapat terasa panas, gemetar, kesemutan/tertusuk, atau ditikam. Nyeri
akan menjadi suatu masalah gangguan kesehatan dikarenakan dapat menganggu
aktivitas yang akan dilakukan. (Eleanor Bull dkk,2007 dalam Heru Septiawan
2.1.1 PengertianLow Back Pain(LBP)
Low back pain (LBP) adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada
daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas
tubuh yang kurang baik.
Low back pain (LBP) atau nyeri punggang bawah dapat dibagi dalam 6
jenis nyeri, yaitu:
1. Nyeri punggang lokal
Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah
dengan radiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari
bagian-bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra,
sendi dan ligamen.
2. Iritasi padaradiks
Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan
pada dermatom yang bersangkutan pada salah satu sisi badan.
Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris.
Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak ruang pada foramen vertebra
atau di dalam kanalis vertebralis.
3. Nyeri rujukansomatis
Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih
dalam pada dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di
9
4. Nyeri rujukanviserosomatis
Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau
dalam ruangan panggul dapat dirasakan di daerah pinggang.
5. Nyeri karenaiskemia
Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio
intermitens yang dapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau
menjalar ke paha. Dapat disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan
aorta atau pada arteri iliaka komunis.
6. Nyeripsikogen
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi
saraf dan dermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan
(Tjokronegoro, Lumbantobing,1986).
Jenis nyeri punggung bawah atauLow back pain(LBP) berdasarkan sumber :
1. Nyeri punggung bawahSpondilogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebrata, sendi, dan jaringan
lunaknya. Antara lain spondilosis, osteoma, osteoporosis, dan nyeri punggung
miofasial.
2. Nyeri punggung bawahViserogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya kelainan
ginjal, kelainan ginekologik, dan tumor retroperitoneal
3. Nyeri punggung bawahVaskulogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah, misalnya anerisma,
4. Nyeri punggung bawahPsikogenik
Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis, ansietas, dan
depresi. Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidak menimbulkan
gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri inisuperficialtetapi dapat
juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau tidak nyata, radikuler maupun
non radikuler, berat atau ringan. Lama keluhan tidak mempunyai pola yang jelas,
dapat dirasakan sebentar ataupun bertahun– tahun (Ir.Eko Nurmianto,2008).
2.1.2 KlasifikasiLow Back Pain(LBP)
Menurut Bimaariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya Low back
pain(LBP) terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
2.1.2.1 Acute Low Back Pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara
tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai
beberapa minggu dan rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back
pain(LBP) dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau
terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat
merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.
Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan
spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
11
2.1.2. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronic low back painbisa menyerang lebih dari 3 bulan
dan rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya
memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.Chronic low
back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasidiscus intervertebralisdan tumor.
Disamping hal diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang
juga dapat dikaitkan denganLow back pain(LBP). Klasifikasi tersebut adalah :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Degenerasi
5. Kongenital
2.1.3 PenyebabLow Back Pain(LBP)
Beberapa faktor yang menyebabakan terjadinyaLBP, antara lain:
2.1.3.1 Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir
Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Menurut
Soeharso (1978) kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa
tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal
ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai dengan skoliosis
ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi
Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian bawah karena tidak
melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal denganSpina Bifida. Penyakit spina
bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat sepert club foot,rudimentair foof,
kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan
menimbulkan keluhan.
Beberapa jenis kelainan tulang punggung (Spine)sejak lahir adalah:
a. PenyakitSpondylisthesis
Padaspondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae,
dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae (Bimariotejo,
2009). Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur 35
tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri
pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur dan akan
bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan (Bimariotejo, 2009).
Adapun gejala klinis dari penyakit tersebut adalah:
1) Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara
dada dan panggul terlihat pendek.
2) Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang
menimbulkanskoliosisringan.
3) Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.
4) Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung
spina dan garis depancorpuspada vertebra yang mengalami kelainan lebih
13
b. PenyakitKissing Spine
Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus
bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang
ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan
pemeriksaanX-raydengan posisi lateral.
c. Sacralisasi Vetyebrae LumbalKe V
Penyakit ini disebabkan karenaprocessus transversusdari vertebra lumbal
ke V melekat atau menyentuhos sacrumdan/atauos ileum(Soeharso, 1978).
2.1.3.2 Low Back Painkarena Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP
(Bimariotejo, 2009). Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot
atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri
pinggang bawah yang akut.
Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan
kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan
terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot
cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun
pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak
mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.
Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain
a. Perubahan pada sendiSacro-Iliaca
Gejala yang timbul akibat perubahan sendisacro-iliacaadalah rasa nyeri
padaos sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan
saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan
kaki padahip jointterbatas.
b. Perubahan pada sendiLumba sacral
Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan
sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat
menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat
menyebabkan keterbatasan gerak.
2.1.3.3Low Back Painkarena Perubahan Jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan
pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada
daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan
anggota bagian tubuh lain (Soeharso, 1978).
Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan oleh perubahan
jaringan antara lain:
a. Osteoartritis (Spondylosis Deformans)
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga
menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot
atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra
yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda.
15
b. PenyakitFibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini
ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri
memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.
c. Penyakit Infeksi
Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008) dalam Defriyan 2011, infeksi
pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai
dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.
2.1.3.4 Low Back Painkarena Pengaruh Gaya Berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan
dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan
komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum,
coxa valgumdan sebagainya (Soeharso, 1978).
Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu
yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP. Kehamilan dan obesitas
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinyaLBP akibat pengaruh
gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat
penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot (Bimariotejo,
2009).
2.1.4 Faktor Resiko
Adapun faktor risiko terjadinyaLow back pain (LBP) menurut Suma’mur
kebugaran jasmani dan posisi tubuh dalam bekerja atau cara kerja yang salah juga
dapat berakibat pada Low back pain (LBP). Pekerjaan yang rentan terkena Low
back pain (LBP) seperti pekerjaan mengangkat, membawa, menarik atau
mendorong beban berat atau bahkan melakukan pekerjaan dengan posisi tubuh
yang tidak alami/dipaksakan.
2.1.4.1 Faktor Individu
Kondisi dari seseorang yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan Low
Back Painadalah sebagai berikut , yaitu :
a. Masa Kerja
Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai masuknya pekerja
hingga saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini dapat dikaitkan antara masa kerja
dengan timbulnya keluhan low back pain (LBP). Jadi semakin lama masa kerja
dan/atau semakin lama seseorang terpajan faktor risiko Low back pain(LBP) ini
maka semakin besar pula risiko untuk mengalamiLow back pain(LBP).
b. Usia
Chaffin (1979) dan Guo eet al. (1995) menyatakan bahwa pada umumnya
keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Keluhan
pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus
meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur
setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko
terjadinya keluhan otot meningkat. Sebagai contoh, Betti’e,et al (1989) telah
17
antara 20 sampai dengan di atas 60 tahun. Penelitian difokuskan untuk oto lengan,
punggung dan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuataan otot
maksimal terjadi pada saat umur antara 20-29 tahun, selanjutnya terus terjadi
penurunan sejalan dengan bertambahnya umur.
Pada saat umur mencapai 60 tahun, rerata kekuataan otot menurun sampai
20%. Pada saat kekuataan otot mulai menurun maka resiko terjadinya keluhan
otot akan meningkat. Riihimakiet al.(1989) menjelaskan bahwa umur mempunyai
hubungan yang sangat kuat dengan keluhan otot, terutama otot leher dan bahu,
bahkan ada beberapa ahli menyatakan bahwa umur merupakan penyebab utama
terjadinya keluhan otot (Tarwaka,2004).
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
risiko keluhan otot rangka. Walaupun masih ada perbedaan pendapat dari
beberapa ahli tentang pengaruh jenis kelamin terhadap resiko keluhan otot
skeletal, namun beberapa hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa
jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot.
Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih
rendah dari pada pria. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan prevalensi
beberapa kasus musculoskeletal disorders lebih tinggi pada wanita dibandingkan
pada pria.
Hasil penelitian Betti’e et al.(1989) menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan
otot wanita kurang lebih hanya 60% dari kekuatan otot pria, khususnya untuk otot
(1993), Bernard et al (1994), hales et al (1994), dan Johansonb (1994) yang
menyatakan bahwa perbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3
(Tarwaka,2004).
d. Kebiasaan Merokok
Sama halnya dengan faktor jenis kelamin, pengaruh kebiasaan merokok
terhadap resiko keluhan otot juga masih diperdebatkan dengan para ahli, namun
demikian, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa meningkatnya keluhan
otot sangat erat hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok.
Semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok, semakin tinggi pula tingkat
keluhan otot yang dirasakan (Tarwaka,2004).
Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga
kemampuannya untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun. Bila orang tersebut
dituntut untuk melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan
mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah (Ruslan A.Latif
dalam Heru 2012).
Boshuizen et al (1993) menemukan hubungan yang signifikan antara
kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan
yang memerlukan pengerahan otot. Hal ini sebenarnya terkait erat dengan kondisi
kesegaran tubuh seseorang. Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas
paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai
akibatnya, tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan
19
karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat
terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
Menurut Bustan,1997 jenis perokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
a. Perokok Ringan
Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang/hari.
b. Perokok Sedang
Disebut perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang/hari.
c. Perokok Berat
Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang/hari.
e. IMT
Obesitas dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan
terjadinya penimbunan lemak berlebihan dijaringan lemak tubuh. Kondisi ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan
energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan.
Kelebihan tersebut disimpan dalam jaringan lemak. Seseorang dikatakan
obesitas apabila mempunyai berat badan lebih dari 20% berat badan ideal. Berat
badan yang berlebihan (overweight/obesitas) menyebabkan tonus otot abdomen
lemah, sehingga pusat gravitasi seseorang akan terdorong ke depan dan
menyebabkan lordosis lumbalis, yang kemudian menimbulkan kelelahan pada otot
para vertebrata, hal ini merupakan resiko terjadinyalow back pain(LBP).
Klasifikasi indeks masa tubuh (IMT) adalah sebagai berikut: <18,5
dikatakanunderweight, 18,5-24,9 dikategorikan normal, IMT ≥ 25 dikategorikan
2.1.4.2 Faktor Pekerjaan (Work factors)
Berdasarkan karakteristik pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksinya dengan sistem kerja dan sudah terbukti melalui penelitian bahwa
tinjauan secara biomekanik serta data statistik menunjukkan bahwa faktor
pekerjaan berkontribusi pada terjadinya cedera otot akibat bekerja.
Berikut ini faktor-faktor pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya
cedera pada otot atau jaringan tubuh :
a. Postur tubuh
Postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari posisi
normal ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan risiko terjadinya
low back pain (LBP). Keyserling (1986) mengembangkan kriteria sikap tubuh
membungkuk, berputar dan menekuk yang dilakukan pada waktu bekerja
berdasarkan pengukuran sikap tubuh tersebut.Kriteria penilaian sikap tubuh:
1. Sikap tubuh normal : tegak / sedikit membungkuk 00 - 200 dari
garis vertikal.
2. Sikap tubuh fleksi sedang : membungkuk 200 – 450 dari garis
vertikal.
3. Sikap tubuh fleksi berlebih : membungkuk > 450 dari garis
vertikal.
4. Sikap tubuh fleksi ke samping atau berputar : menekuk ke samping
21
b. Repetisi
Pengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama, hal ini bisa terlihat pada
dimana frekuensi pekerjaan yang harus dikerjakan tinggi, sehingga pekerja harus
terus menerus bekerja agar dapat menyesuaikan diri dengan sistem.
Kekuatan beban dapat menyebabkan peregangan otot dan ligamen serta
tekanan pada tulang dan sendi – sendi sehingga terjadi kerusakan mekanik badan
vertebrata, diskus invertebrate, ligamen, dan bagian belakang vertebrata.
Kerusakan karena beban berat secara tiba – tiba atau kelelahan akibat mengangkat
beban berat yang dilakakn secara berulang – ulang. Mikrotrauma yang berulang
dapat menyebabkan degenerasi tulang punggung daerah lumbal.
c. Pekerjaan statis (static exertions)
Pekerjaan yang menuntut seseorang tetap pada posisinya, perubahan posisi
dalam bekerja akan menyebabkan pekerjaan terhenti. Pekerjaan dengan postur
yang dinamis, memiliki risiko musculoskeletal disolder (MSDs) lebih rendah
dibandingkan dengan pekerjaan yang mengharuskan postur statis. Hal ini
disebabkan karena postur tubuh yang statis dapat meningkatkan risiko yang
berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah dan nutrisi pada jaringan otot.
Bergerak sangat diperlukan untuk pemberian nutrisi kepada diskus, sehingga
pekerjaan statis dapat mengurangi nutrisi tersebut. Selain itu pekerjaan statis
menyebabkan peregangan otot dan ligament daerah punggung, hal ini merupakan
d. Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions)
Merupakan jumlah usaha fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
atau gerakan. Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga besar akan
memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligament, dan
sendi. Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot,
kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainnya.
2.1.5 Penatalaksanaan dan PencegahanLow Back Pain
Low back pain (LBP) merupakan keluhan yang sering dijumpai pada
praktek umum maupun praktek spesialis. Dapat dikatakan,bahwa jarang ada orang
yang selama hidupnya belum pernah menderita gangguan ini. Biasanya, sebagian
besar keluhan ini dapat sembuh dalam waktu singkat, sehingga merupakan
gangguan yang sering dianggap tidak serius. Akan tetapi oleh karena adanya
kemungkinan suatu penyebab yang lebih serius, yang mungkin mendasarinya,
dapat pula diabaikan oleh pasien sendiri atau oleh dokter yang menanganinya,
maka karena itu perlu juga perhatian yang lebih mendalam untuk mencegah
timbulnya kekeliruan dalam mengelola sindroma ini (Manek,2005).
Berbagai telaah yang dilakukan untuk melihat perjalanan penyakit
menunjukkan bahwa proporsi pasien yang masih menderitalow back pain(LBP)
selama 12 bulan adalah sebesar 62%, agak bertentangan dengan pendapat umum
bahwa 90% gejala low back pain (LBP) akan hilang dalam 1 bulan (Manek,
2005). Penanganan terbaik terhadap penderita low back pain (LBP) adalah
23
lebih memilih untuk menghilangkan rasa sakitnya terlebih dahulu (simptomatis).
Jadi perlu digunakan kombinasi antara pengobatan kausal dan simptomatis.
Secara kausal, penyebab nyeri akan diatasi sesuai kasus penyebabnya.
Misalnya untuk penderita yang kekurangan vitamin saraf akan diberikan vitamin
tambahan. Para perokok dan pecandu alkohol yang menderita low back pain
(LBP) akan disarankan untuk mengurangi konsumsinya. Sedangkan pengobatan
simptomatik dilakukan dengan menggunakan obat untuk menghilangkan
gejala-gejala seperti nyeri, pegal, atau kesemutan. Pada kasus low back pain (LBP)
karena tegang otot dapat dipergunakan Tizanidine yang berfungsi untuk
mengendorkan kontraksi otot (muscle relaxan). Untuk pengobatan simptomatis
lainnya kadang-kadang memerlukan campuran antara obat-obat analgesik,
antiinflamasi,NSAID, obat penenang, dan lain-lain.
Apabila dengan pengobatan biasa tidak berhasil, mungkin diperlukan
tindakan fisioterapi dengan alat-alat khusus maupun dengan traksi (penarikan
tulangbelakang). Tindakan operasi mungkin diperlukan apabila pengobatan
dengan fisioterapi ini tidak berhasil misalnya pada kasus pengapuran yang berat.
(Murtagh, 2003 dalam Trimunggara 2010).
Jadi, penatalaksanaanlow back pain(LBP) ini memang cukup kompleks.
Di samping berobat pada spesialis penyakit saraf (neurolog), mungkin juga
diperlukan berobat ke spesialis penyakit dalam (internist), bedah saraf, bedah
orthopedic bahkan mungkin perlu konsultasi pada psikiater atau psikolog. Dalam
beberapa kasus, masih banyak kasus dokter menyarankan istirahat total untuk
bahwa aktivitas yang kurang tidak akan mengurangi gejalalow back pain (LBP).
Beragamnya penyebab LBP menuntut penatalaksanaan yang bervariasi pula.
Meski demikian, pada dasarnya dikenal dua tahapan terapilow back pain
(LBP) yaitu:
a. Terapi Konservatif,
b. Terapi Operatif
Kedua tahapan ini memiliki kesamaan tujuan yaitu rehabilitasi.
Pengobatan nyeri punggung sangat tergantung penyebabnya. Lain penyebab,
maka lain pula pengobatannya. Mengatasilow back pain (LBP) juga tidak cukup
dengan obat atau fisioterapi. Hal itu hanya mengurangi nyeri, tetapi tidak
menyelesaikan masalah. Penderita harus menjalani pemeriksaan untuk
mengetahui sumber masalahnya. Penyembuhan bisa melalui pembedahan atau
latihan mengubah kebiasaan yang menyebabkan nyeri. Latihan itu menggunakan
alat-alat pelatihan medis untuk melatih otot-otot utama yang berperan dalam
menstabilkan serta mengokohkan tulang punggung. (Sunarto,2005).
Berikut cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri
apabilaLow back pain sudah terjadi (Kaufmann dan Nettina dalam Trimunggara
2010) :
a. Latihan Punggung Setiap Hari
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan
satu lututdan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik.
25
2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke
lantai. Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke
lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat
dilantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan
dan mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa
kali.
b. Berhati-Hatilah Saat Mengangkat
1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum
mengangkatnya.
2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih
rendah.
3. Peganglah benda dekat perut dan dada.
4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda.
5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda.
c. Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri
1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama
2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan
bahwa lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti
ganjalan/bantalan kaki) jika memang diperlukan.
3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki
pada bantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan
4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut dapat tertekuk dengan baik
tidak teregang.
5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat
duduk dikursi.
d. Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat
1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman
dan sepatu berhak rendah.
2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak
mengkonsumi sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.
3. Tidurlah di kasur yang nyaman.
4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi
trauma.
e. Coping Dengan Nyeri Leher
Kekakuan leher, nyeri leher dan bahu bisa disebabkan oleh akut injury,
regangan kronik, arthritis dan masalah otot dan tulang lainnya. Nyeri yang muncul
dapat berhubungan dengan aktifitas sehari-hari dan cara tidur. Untuk mengurangi
nyeri diperlukan peningkatan mobilitas leher dan bahu. Tetapi perlu diperhatikan
latihan peregangan leher dilakukan bila tidak menimbulkan nyeri. Bila terasa
semakin tegang, kaku atau tertarik maka latihan leher harus dihentikan untuk
mencegah injury.
2.2 EtiologiLow Back Pain(LBP)
Penyebab LBP dapat dibagi menjadi (Sidharta,1980):
27
2) Non-diskogenik
1. Diskogenik
Sindroma radikuler biasanya disebabkan oleh suatu hernia nukleus pulposus
yang merusak saraf-saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini bisa dalam bentuk
suatu protrusio atau prolaps dari nukleus pulposus dan keduanya dapat
menyebabkan kompresi pada radiks. Lokalisasinya paling sering di daerah lumbal
atau servikal dan jarang sekali pada daerah torakal. Nukleus terdiri dari
megamolekul proteoglikan yang dapat menyerap air sampai sekitar 25% dari
beratnya. Sampai dekade ketiga, gel dari nukleus pulposus hanya mengandung
90% air, dan akan menyusut terus sampai dekade keempat menjadi kira-kira 65%.
Nutrisi dari anulus fibrosis bagian dalam tergantung dari difusi air dan
molekul-molekul kecil yang melintasi tepian vertebra. Hanya bagian luar dari
anulus yang menerima suplai darah dari ruang epidural. Pada trauma yang
berulang menyebabkan robekan serat-serat anulus baik secara melingkar maupun
radial. Beberapa robekan anular dapat menyebabkan pemisahan lempengan, yang
menyebabkan berkurangnya nutrisi dan hidrasi nukleus. Perpaduan robekan secara
melingkar dan radial menyebabkan massa nukleus berpindah keluar dari anulus
lingkaran ke ruang epidural dan menyebabkan iritasi ataupun kompresi akar saraf
(Wheeler,2004).
2. Non-diskogenik
Biasanya penyebab low back pain yang non-diskogenik adalah iritasi pada
disebabkan oleh neoplasma, infeksi, proses toksik atau imunologis, yang
mengiritasi nervus ischiadicus dalam perjalanannya dari pleksus lumbosakralis,
daerah pelvik, sendi sakro-iliaka, sendi pelvis sampai sepanjang jalannya n.
Iskiadikus (neuritis nervus iskiadikus).(Sidharta, 1980).
2.3 Epidemiologi
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang
dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri
pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering
kedua kunjungan ke dokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar
tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang
paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi
(Anderson 1999 dalam Trimunggara 2010).
Di Indonesia,low back pain (LBP) dijumpai pada golongan usia 40 tahun.
Secara keseluruhan, low back pain(LBP) merupakan keluhan yang paling banyak
dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi orang terkenalow back pain(LBP)
adalah sekitar 70-80 %. Sekitar 80-90% pasienlow back pain(LBP) menyatakan
bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun untuk mengobati penyakitnya jadi
dapat disimpulkan bahwa low back pain (LBP) meskipun mempunyai prevalensi
yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya (Sadeli dan
29
2.4 Anatomi Tubuh Manusia
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem
rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem
syaraf, sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait
antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan
manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah
sistem otot, sistem rangka dan sistem syaraf. Ketiga sistem ini sangat berpengaruh
dalam ergonomi karena manusia yang memegang peran sebagai pusat dalam ilmu
ergonomi (Evelin 1999 dalam Wahyu 2010).
2.4.1 Sistem Muskuloskeletal
Kerangka merupakan dasar bentuk tubuh sebagai tempat melekatnya otot
-otot, pelindung organ tubuh yang lunak, penentuan tinggi, pengganti sel-sel yang
rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali dan untuk
menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut. Rangka manusia terdiri dari
tulang-tulang yang menyokong tubuh manusia yang terdiri atas tulang-tulang tengkorak, tulang-tulang
badan dan tulang anggota gerak. Fungsi utama dari sistem muskuloskeletal adalah
untuk mendukung dan melindungi tubuh dan organ - organnya serta untuk
melakukan gerak.
Agar seluruh tubuh dapat berfungsi dengan normal, masing-masing
substruktur harus berfungsi dengan normal. Enam substruktur utama pembentuk
sistem muskuloskeletal antara lain: tendon, ligamen, fascia (pembungkus),
sebagai jaringan lunak, sedangkan tulang sendi diperlukan untuk pergerakan
antara segmen tubuh.Peran mereka dalam system muskuloskeletal keseluruhan
sangatlah penting sehingga tulang sendi sering disebut sebagai unit fungsional
sistem muskuloskeletal.
Dalam kaitannya dengan ergonomi, Sistem otot dan rangka merupakan
alat gerak pada manusia dan berperan dalam membentuk postur dalam bekerja.
Sistem ini berguna dalam mendesain/merancang tempat kerja, peralatan kerja dan
produk baruyang harus disesuaikan dengan karakteristik manusia (fitting job to
the man). Sistem otot dan rangka berpengaruh dalam kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan sistem syaraf
merupakan pengendali dari semua kegiatan dan aktivitas termasuk gerakan system
otot dan rangka (Evelin 1999 dalam Wahyu 2010).
2.4.2 Anatomi Tulang Belakang
Tulang Belakang merupakan bagian yang penting dalam ergonomi karena
rangka ini merupakan rangka yang menyokong tubuh manusia bersama dengan
panggul untuk mentransmisikan beban kepada kedua kaki melalui sendi yang
terdapat pada pangkal paha. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Gambar 2.1 Struktur Tulang Belakan g
31
a. Tulang belakang cervical; terdiri atas 7 tulang yang memiliki bentuk
tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus (bagian seperti sayap
pada belakang tulang) yang pendek kecuali tulang ke-2 dan ke-7. Tulang ini
merupakan tulang yang mendukung bagian leher.
b. Tulang belakang thorax; terdiri atas 12 tulang yang juga dikenal sebagai
tulang dorsal. Procesus spinosus pada tulang ini terhubung dengan tulang
rusuk. Kemungkinan beberapa gerakan memutar dapat terjadi pada tulang ini.
c. Tulang belakang lumbal; terdiri atas 5 tulang yang merupakan bagian
paling tegap konstruksinya dan menanggung beban terberat dari tulang
yanglainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh,
danbeberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.
d. Tulang sacrum; terdiri atas 5 tulang dimana tulang-tulangnya bergabung
dan tidak memiliki celah atauintervertebral disc satu sama lainnya. Tulang ini
menghubungkan antara bagian punggung dengan bagian panggul.
e. Tulang belakang coccyx; terdiri atas 4 tulang yang juga tergabung tanpa
celah antara 1 dengan yang lainnya. Tulang coccyx dan sacrum tergabung
menjadi satu kesatuan dan membentuk tulang yang kuat. Pada tulang belakang
terdapat bantalan yaitu intervertebral disc yang terdapat di sepanjang tulang
belakang sebagai sambungan antar tulang dan berfungsi melindungi jalinan
tulang belakang.
Bagian luar dari bantalan ini terdiri dariannulusfibrosusyang terbuat dari
banyak air. Dengan adanya bantalan ini memungkinkan terjadinya gerakan pada
tulang belakang dan sebagai penahan jika terjadi tekanan pada tulang belakang
seperti dalam keadaan melompat.
Jika terjadi kerusakan pada bagian ini maka tulang dapat menekan syaraf
pada tulang belakang sehingga menimbulkan kesakitan pada punggung bagian
bawah dan kaki. Struktur tulang belakang ini harus dipertahankan dalam kondisi
yang baik agar tidak terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan injuri/ cidera
(Nurmianto, 2004 ).
2.5 Metode Penilaian Ergonomi
2.5.1 Nordic Body Map
KuesionerNordic Body Map meliputi 28 bagian otot – otot skeletal pada
kedua sisi tubuh kanan dan kiri. Dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot
leher sampai dengan otot pada kaki. Melalui kuesioner ini akan dapat diketahui
bagian – bagian otot mana saja yang mengalami gangguan nyeri atau keluhan dari
tingkat rendah (tidak ada keluhan/cedera) sampai dengan keluhan tingkat tinggi
(keluhan sangat sakit). Pengukuran gangguan otot skeletal dengan kuesioner
Nordic Body Map digunakan untuk menilai tingkat keparahan gangguan otot
skeletal individu dalam kelompok kerja yang cukup banyak atau kelompok
sampel yang mereprensentasikan populasi secara keseluruhan. Jika metode ini
dilakukan hanya untuk beberapa pekerja didalam kelompok populasi kerja yang
33
Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi
menjadi 9 bagian utama, yaitu :
a) Leher
b) Bahu
c) Punggung bagian atas
d) Siku
e) Punggung bagian bawah
f) Pergelangan tangan
g) Pinggang/bokong
h) Lutut
i) Tumit/kaki
Gambar 2.2 Nordic Body Map
Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui keluhanlow back pain
(LBP) yang dirasakan petani jeruk dapat dengan penyebaran kuesioner Nordic
Body Map. Metode Nordic Body Map merupakan metode penilaian yang sangat
subjektif, artinya keberhasilan aplikasi metode ini sangat tergantung dari kondisi
dan situasi yang dialami pekerja pada saat dilakukannya penelitian. Kuesioner
Nordic Body Map ini telah secara luas digunakan oleh para ahli ergonomi untuk
menilai tingkat keparahan gangguan pada sistem muskuloskeletal dan mempunyai
validitas dan reabilitas yang cukup (Tarwaka, 2004).
2.6 Kerangka Konsep
Faktor Pekerjaan
- Jenis pekerjaan
1.membersihkan tanaman jeruk
2.memanen buah jeruk
3.mengangkat buah jeruk
4.menyemprot pestisida
Faktor Individu
1. Masa kerja 2. Usia
3. Jenis kelamin 4. Kebiasaan merokok 5. IMT
35
2.7 Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara faktor pekerjaan (mengangkat, memanen,
membersihkan, menyemprot) dan faktor individu (Masa Kerja, Usia, Jenis
Kelamin, Kebiasaan Merokok, dan Indeks Massa Tubuh) dengan keluhan low
36
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan metode survei
analitik dan dengan desain croos sectional yang bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain(LBP) pada petani
jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten
Karo
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April
Tahun 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini
subjeknya adalah semua petani jeruk yang berdomisili di Desa Dokan Kecamatan
37
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, dimana purposive sampling berarti penentuan sampel
dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang ditentukan
oleh peneliti yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun kriteria yang ditetapkan oleh peneliti yaitu :
1. Bekerja sebagai petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten
Karo,
2. Tidak memiliki anak yang berumur 0-5 Tahun,
3. Sehat jasmani dan belum pernah mengalami low back pain sebelumnya,
4. Bersedia di wawancarai,
5. Tidak memiliki riwayat sakit rematik sebelumnya, dan
6. Tidak bekerja di tempat lain.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti maka diperoleh sampel
sebesar 32 responden petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten
Karo.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data yang di ambil langsung oleh peneliti yaitu data yang diperoleh
langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner
3.4.2 Data Skunder
Data skunder dalam penelitian ini yaitu data yang di peroleh dari Kantor
Kepala Desa dan Sekretaris Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.
3.5 Definisi Operasional.
3.5.1 Keluhan low back pain
Pengukuran keluhan low back pain secara subjektif pada petani jeruk
dapat menggunakan metode Nordic Body Map. Metode Nordic Body Map
merupakan metode penilaian yang menggunakan gambar tubuh manusia yang
sudah dibagi menjadi 9 bagian utama, yaitu leher, bahu, punggung bagian atas,
siku, punggung bagian bawah, pergelangan tangan, pinggang/bokong,
lutut,tumit/kaki.
Metode ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang secara luas
digunakan oleh para ahli ergonomi untuk menilai tingkat keparahan gangguan
pada sistem muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan reabilitas yang cukup.
Untuk mengetahui apakah ada keluhan low back pain yang dirasakan, maka
peneliti akan menunjukkan gambarNordic Body Mapkepada responden.
Responden akan diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai gambar
Nordic Body Map, yang kemudian responden akan menjawab apakah pada
gambar Nordic Body Map khususnya pada no 7, 8, atau 9 responden sering
mengalami nyeri pada saat bekerja. Jika responden mengatakan ya, maka
39
Keluhanlow back pain pada saat penelitian ini dikategorikan menjadi :
1. ada keluhan
2. tidak ada keluhan
3.5.2 Masa Kerja
Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai dari awalnya
responden bekerja sebagai petani jeruk hingga saat penelitian dilakukan yang
dikategorikan berdasarkan uji median (Lampiran 1) menjadi:
1. ≤12 tahun
2. > 12 tahun
3.5.3 Usia
Jumlah tahun yang dihitung mulai dari responden lahir sampai saat
pengumpulan data dilakukan oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner yang dikategorikan berdasarkan uji median (Lampiran 1) menjadi:
1.≤ 43 tahun
2. > 43 tahun
3.5.4 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki
dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam
menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Alat ukur yang digunakan
adalah kuesioner dan cara ukur dilakukan dengan penyebaran kuesioner.
Kriteria hasil ukur yaitu :
1 = Perempuan
3.5.5 Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok dalam hal ini merupakan kegiataan menghisap rokok
yang dilakukan berulang kali dan sulit diberhentikan oleh si pelaku. Alat ukur
yang digunakan adalah kuesioner dan cara ukur dilakukan dengan penyebaran
kuesioner.
Kriteria hasil ukur yaitu :
1 = merokok
2 = Tidak merokok
3.5.6 IMT
Berat badan responden yang dilihat pada saat penelitian dilakukan ,
termasuk dengan pakaian yang digunakan responden lalu dihitung IMT responden
tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut IMT = BB(kg)/[TB]2(m2).
Dengan kriteria hasil ukur yaitu:
1 = Underweight (IMT≤18,5)
2 = Normal (IMT 18,5-24,9)
3 = Overweight (IMT≥25)
4 = Obesitas (IMT≥30)
3.5.7 Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dalam hal ini adalah pekerjaan yang dilakukan oleh petani
jeruk selama penelitian. Adapun jenis pekerjaan yang mungkin dilakukan yaitu:
membersihkan tanaman jeruk, memanen buah jeruk, mengangkat buah jeruk, dan
41
Dari keempat jenis pekerjaan tersebut, peneliti ingin melihat hubungan
antara keempat jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden dengan keluhan
low back painyang dirasakan oleh responden.
3.6 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan diolah dengan
menggunakan program komputer meliputi :
a. Editing
Sebelum diolah data di teliti apabila ada kesalahan di teliti lagi dan
diperbaiki,dan apabila masih terdapat kesalahan maka di teliti kembali
sampai data benar-benar layak untuk dilanjutkan.
b. Coding
Data yang sudah dikumpulkan kembudian diberi kode pada setiap variabel
untuk memudahkan pemasukan,pengelompokkan dan pengolahan data.
c. Entry
Data yang sudah dimasukkan kemudian diolah dengan menggunakan
program SPSS.
d. Cleaning
Proses pengecekan data yang sudah di entry apakah ada kesalahan apa
tidak sehingga hasil yang telah siap dapat dianalisis.
3.7 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dengan kuesioner
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis data pada penelitian ini menggunakan Analisis Univariat, yaitu
analisis yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi
dari faktor individu dan faktor pekerjaan dengan menggunakan program komputer
SPSS.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor
individu dengan keluhan low back pain dan hubungan antara faktor pekerjaan
dengan timbulnya keluhan low back pain. Pada analisis ini menggunakan uji