• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI Oleh:

DELI SULVICI SITEPU 111000161

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

ii

Karo Tahun 2015. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari faktor pekerjaan dan faktor individu . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan metode survei analitik dan dengan desain croos sectional. Jumlah sampel yang diambil dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 32 responden. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan wawancara dengan kuesioner Nordic Body Map. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.

Variabel faktor pekerjaan yang berhubungan dengan terjadinya keluhan low back pain adalah jenis pekerjaan mengangkat dengan nilai p value 0.010 dan jenis pekerjaan menyemprot dengan nilai p value 0.042. Variabel faktor individu yang berhubungan dengan keluhan low back pain yaitu masa kerja dengan nilai p value 0.016, jenis kelamin dengan nilai pvalue0.004, dan kebiasaan merokok dengan nilai pvalue0.032.

Disarankan kepada petani jeruk untuk melakukan peregangan otot atau pemanasan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaaan, petani juga sebaiknya istrahat ketika sudah merasakan nyeri pada punggung bagian bawah dan menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai dengan umur dan beban yang akan diangkat, untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung bagian bawah.

(4)

iii ABSTRACT

This study is about the factors associated with complaints of low back pain (LBP) on citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo Year 2015. The variables in this study consisted of occupational factors and individual factors. This research is a quantitative research methods and analytical survey with croos sectional design. The number of samples taken with the criteria set by the researchers as much as 32 respondents. The results were obtained by interviews with questionnaires Nordic Body Map. The aim of research to determine the factors associated with complaints of low back pain in citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo 2015.

Variable factors associated with the occurrence of work complaints of low back pain is the type of work to lift the p value 0.010 and the type of work to spray with p value 0.042. Variable individual factors associated with low back pain complaints that tenure with p value 0.016, sex with p value 0.004, and smoking with p value 0.032.

Suggested to citrus growers to do stretching or warming up before and after the occupation, farmers should also resting when it is pain in the lower back and adjust the limits of the back according to age and the load to be lifted, to reduce pain in the lower back.

(5)

iv

Tempat/Tanggal Lahir : Delitua, 21 Maret 1993

Agama : Khatolik

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Saudara : 3

Alamat Rumah : Jl Sei Padang Gang Saudara No. 8 Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997-1999 : TK KHATOLIK DELITUA

1999-2005 : SD ST. PETRUS MEDAN

2005-2008 : SMP ST. YOSEPH MEDAN

2008-2011 : SMA ST. YOSEPH MEDAN

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih

karunia-Nya yang senantiasa berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani

Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015”yang merupakan

salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu hingga terwujudnya skripsi ini, terutama kepada Bapak

dr.Muhammad Makmur Sinaga, MSselaku dosen pembimbing I dan Ibudr.Halinda Sari

Lubis, MKKKselaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya

dalam mendidik, membimbing dan memberi masukan, saran serta kritikan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,

untuk itu kepada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku Ketua Departemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja.

3. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt. MS dan Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes

selaku dosen penguji .

4. BapakDrs.Jemadi, M.Kes, selaku Dosen Penasehat Akademik

5. SeluruhDosen dan Pegawaidi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

(7)

vi

7. Orang tua saya yang tercinta,Bapak Ruslan Sitepu, SH dan Ibu Lusiana Ginting,

S.Pd, bibik tersayang Isna Diana, S.pd dan Ir. Albert Sembiring yang telah

membesarkan, membimbing, mendidik dan mendukung penulis dengan kasih sayang

serta memberikan motivasi dalam mengikuti pendidikan.

8. Kakak dan abang saya yang terkasih: Meri Natalia Sitepu.SE, Stefanie

Anastasia.SST,dan Tri lestari sitepu, Amd, Ardinata Sitepu. Amd, Irenfia

Sembiring, Aldi Sembiring, danHans Aloideo Sembiring, yang telah mendukung

dengan doa dan semangat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan

pendidikan dan skripsi ini.

9. Kepada sahabat terindah saya, Rafika Lumbangaol, Erni Silalahi, Trivo

Rajagukguk, Ayu Handayani Pardede, Irma Vony Siboro dan Evita Hutagaol

yang selalu ada di saat saya membutuhkan..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena penulis

mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi

ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2015

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Low Back Pain(LBP) ... 7

2.1.1 PengertianLow Back Pain ... 8

2.1.2 KlasifikasiLow Back Pain ... 10

2.1.2.1 Acute Low Back Pain ... 10

2.1.2.2Chronic Low Back Pain... 11

2.1.3 PenyebabLow Back Pain(LBP) ... 11

2.1.3.1 Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir... 12

2.1.3.2Low Back Painkarena Trauma... 13

2.1.3.3Low Back Painkarena Perubahan Jaringan ... 14

2.1.3.4Low Back Painkarena Pengaruh Gaya Berat ... 15

2.1.4 Faktor Resiko ... 15

2.1.4.1 Faktor Individu... 16

2.1.4.1 Faktor Pekerjaan (Work factors) ... 20

2.1.5 Penatalaksanaan dan PencegahanLow Back Pain ... 22

2.2 EtiologiLow Back Pain ... 26

2.3 EpidemiologiLow Back Pain... 28

2.4 Anatomi Tubuh Manusia ... 29

2.4.1 Sistem Muskuloskeletal ... 29

2.4.2 Anatomi Tulang Belakang ... 30

2.5 Metode Penilaian Ergonomi ... 32

2.5.1Nordic Body Map... 32

(9)

ix

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.2 Waktu Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.3.1 Populasi ... 36

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.4.1 Data primer... 37

3.4.2 Data Sekunder ... 38

3.5 Defenisi Operasional ... 38

3.5.1 KeluhanLow Back Pain ... 38

3.5.2 Masa Kerja... 39

3.5.3 Usia... 39

3.5.4 Jenis Kelamin ... 39

3.5.5 Kebiasaan Merokok... 40

3.5.6 IMT... 40

3.5.7 Jenis Pekerjaan ... 40

3.6 Pengolahan Data... 41

3.7 Teknik Analisa Data... 41

3.7.1 Analisis Univariat... 42

3.7.1 Analisis Bivariat ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Dokan ... 43

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Visi dan Misi Desa Dokan ... 43

4.2.1 Visi Desa Dokan... 43

4.2.2Misi Desa Dokan ... 43

4.3 Jenis Pekerjaan... 44

4.4 Hasil Penelitian ... 46

4.4.1 Analisis Univariat... 46

4.4.1.1 KeluhanLow Back PainPetani Jeruk ... 46

. 4.4.1.2 Faktor Pekerjaan... 47

4.4.1.3 Faktor Individu... 48

4.4.2 Analisis Bivariat ... 49

(10)

x

4.4.2.2 Hubungan Faktor Individu dengan KeluhanLow Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan

Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015… 50

4.4.2.2.1 Masa Kerja... 50

4.4.2.2.2 Usia... 51

4.4.2.2.3 Jenis Kelamin ... 52

4.4.2.2.4 Kebiasaan Merokok... 53

4.4.2.2.5 Indeks Masa Tubuh ... 53

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Faktor Pekerjaan dengan KeluhanLow Back Painpada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 55

5.1.1 Hubungan Jenis Pekerjaan Mebersihkan dengan KeluhanLow Back Pain... 56

5.1.2 Hubungan Jenis Pekerjaan Memanen dengan KeluhanLow Back Pain... 57

5.1.3 Hubungan Jenis Pekerjaan Mengangkat dengan Keluhan Low Back Pain... 57

5.1.4 Hubungan Jenis Pekerjaan Menyemprot dengan KeluhanLow Back Pain... 58

5.2 Hubungan Faktor Individu (Usia, Masa Kerja, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok dan Indeks Massa Tubuh) dengan Keluhan Low Back Pain pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 59

5.2.1 Hubungan Masa Kerja dengan KeluhanLow Back Pain ... 59

5.2.2 Hubungan Usia dengan KeluhanLow Back Pain... 60

5.2.3 Hubungan Jenis Kelamin dengan KeluhanLow Back Pain ... 61

5.2.4 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan KeluhanLow Back Pain... 63

5.2.5 Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan KeluhanLow Back pain ... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 66

6.2 Saran ... 67

(11)

xi

Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

Tahun 2015 ... 46

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pekerjaan Pada Petani

Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun

2015 ... 47

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individu ( Masa

Kerja, Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok, dan Indeks

Massa Tubuh) Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan

Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 48

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Faktor Pekerjaan dengan

Keluhan Low Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan

Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015 ... 49

Tabel 4.5 Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan Low Back Pain Pada

Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten

Karo Tahun 2015 ... 50

Tabel 4.6 Hubungan Usia dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani

Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

(12)

xii

Tabel 4.7 Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan Low Back Pain Pada

Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten

Karo Tahun 2015 ... 52

Tabel 4.8 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Keluhan Low Back Pain

Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek

Kabupaten Karo Tahun 2015... 53

Tabel 4.9 Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Keluhan Low Back Pain

Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek

(13)

xiii

(14)

ii ABSTRAK

Penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain(LBP) pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari faktor pekerjaan dan faktor individu . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan metode survei analitik dan dengan desain croos sectional. Jumlah sampel yang diambil dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 32 responden. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan wawancara dengan kuesioner Nordic Body Map. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.

Variabel faktor pekerjaan yang berhubungan dengan terjadinya keluhan low back pain adalah jenis pekerjaan mengangkat dengan nilai p value 0.010 dan jenis pekerjaan menyemprot dengan nilai p value 0.042. Variabel faktor individu yang berhubungan dengan keluhan low back pain yaitu masa kerja dengan nilai p value 0.016, jenis kelamin dengan nilai pvalue0.004, dan kebiasaan merokok dengan nilai pvalue0.032.

Disarankan kepada petani jeruk untuk melakukan peregangan otot atau pemanasan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaaan, petani juga sebaiknya istrahat ketika sudah merasakan nyeri pada punggung bagian bawah dan menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai dengan umur dan beban yang akan diangkat, untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung bagian bawah.

(15)

iii

(LBP) on citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo Year 2015. The variables in this study consisted of occupational factors and individual factors. This research is a quantitative research methods and analytical survey with croos sectional design. The number of samples taken with the criteria set by the researchers as much as 32 respondents. The results were obtained by interviews with questionnaires Nordic Body Map. The aim of research to determine the factors associated with complaints of low back pain in citrus farmers in the village of Dokan Sub Brand Karo 2015.

Variable factors associated with the occurrence of work complaints of low back pain is the type of work to lift the p value 0.010 and the type of work to spray with p value 0.042. Variable individual factors associated with low back pain complaints that tenure with p value 0.016, sex with p value 0.004, and smoking with p value 0.032.

Suggested to citrus growers to do stretching or warming up before and after the occupation, farmers should also resting when it is pain in the lower back and adjust the limits of the back according to age and the load to be lifted, to reduce pain in the lower back.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya perlindungan pada tenaga kerja terhadap bahaya-bahaya yang

timbul merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar. UU No. 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar

setiap pekerja dapat bekerja dengan sehat tanpa membahayakan masyarakat di

sekelilingnya agar diperoleh produktivitas yang optimal.

Dalam melakukan suatu pekerjaan di tempat kerja seseorang atau

kelompok pekerja berisiko mendapatkan kecelakaan ataupun gangguan kesehatan

akibat kerja. Gangguan kesehatan akibat kerja merupakan gangguan kesehatan

yang timbul karena hubungan kerja atau yang disebabkan oleh pekerjaan dan

lingkungan kerja.

Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi

kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang

baik pula. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat

dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima. Sebaliknya, keadaan

sakit atau pekerja yang mengalami gangguan kesehatan menyebabkan tenaga

kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya. Tenaga kerja

yang sakit dan tidak bekerja menyebabkan yang bersangkutan tidak produktif

selama ia sakit dan tidak bekerja. Tenaga kerja yang sakit atau mengalami

(17)

memperlihatkan hasil kerja sebagaimana hasilnya jika pekerja sehat atau biasanya

tidak terganggu kesehatannya (Suma’mur,2009).

Menurut Suma’mur 2009, pekerja pada umumnya mengalami gangguan

kesehatan dikarenakan tidak adanya keseimbangan atau kurangnya kecocokan

antara beban kerja di satu pihak dan kemampuan/kapasitas tenaga kerja di pihak

lainnya, sebaliknya adanya keseimbangan atau kesesuaian antara beban kerja

dengan kemampuan tenaga kerja dapat menunjang pencapaian produktivitas kerja

yang memadai.

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan keluhan

yang sering dialami oleh orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan

dapat dialami oleh orang usia muda (Paliyama dalam trimunggara 2010). Low

back pain adalah suatu sindroma nyeri pada ekstremitas atas yang terjadi pada

regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab.

Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka

yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah. Gangguan otot rangka dapat

terjadi pada berbagai bagian tubuh seperti bagian pinggang, leher, bahu, siku,

lengan, dan pergelangan tangan /tangan. Gangguan otot rangka pada ektremitas

atas merupakan dua pertiga dari seluruh gangguan otot rangka akibat kerja.

Hampir 70-80% penduduk di negara maju pernah mengalami Low back

pain(LBP). Dalam Setiap tahun 15-45% orang dewasa menderita Low back pain

(LBP), dan satu diantara 20 penderita harus dirawat dirumah sakit karena

serangan akut.Low back pain(LBP) sangat umum tejadi pada umur 35-55 tahun

(18)

3

pain (LBP). Di Amerika serikat prevalensinya berkisar antara 15%-20%

sedangkan insidensi berdasarkan kunjungan pasien baru ke dokter adalah 14,3%

(Tjokorda & Sri Maliawan, 2009).

Menurut Tjokorda & Sri Maliawan, 2009, Data epidemiologik mengenai

Low back pain (LBP) di Indonesia belum ada. Namun, diperkirakan 40%

penduduk Jawa Tengah berusia di atas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang

dan prevalensinya pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Prevalensi ini

meningkat sesuai dengan meningkatnya usia insidensi berdasarkan kunjungan

pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3%-17%.

Low back pain (LBP) paling sering dijumpai pada usia dekade ke empat.

Data dari rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari setengah pasien

berusia antara dekade kedua sampai awal dekade ke empat. Sekitar 90%Low back

pain akut maupun kronik akan mengalami penyembuhan spontan dalam dua

minggu dan sebagian kecil dalam waktu 6-12 minggu. Hanya 1-2% kasus yang

memerlukan evaluasi untuk tindakan bedah (Tjokorda dan Sri Maliawan, 2009).

Hasil studi Departemen kesehatan tentang profil masalah kesehatan di

Indonesia tahun 2005, menunjukkan bahwa sekitar 40,5 % penyakit yang diderita

pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Gangguan kesehatan yang dialami

pekerja, menurut studi yang dilakukan tehadap 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota

di Indonesia, umumnya berupa penyakit musculoskeletal (16%), kardiovaskuler (8

%), gangguan syaraf (6 %), gangguan pernapasan (3 %), dan gangguan THT (1,5

(19)

Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pertumbuhan perekonomian

negara agraris seperti Indonesia, dimana mayoritas masyarakat di Indonesia

adalah berprofesi sebagai petani. Fenomena di Indonesia, petani menghabiskan

waktu setiap harinya di kebun, walaupun hanya untuk mencangkul dan memanen,

dan pekerjaan seperti ini dilakukan secara terus – menerus oleh petani sebagai

rutinitas.

Hal tersebut berpengaruh pada posisi kerja tulang dikarenakan dalam

posisi mencangkul, badan dibungkukkan ke depan dan membawa beban seberat

cangkul, dan kegiatan tersebut dilakukan berulang. Hal tersebut dapat menjadi

faktor risiko terjadinya gangguan kesehatan pada pekerja seperti nyeri atau cidera

pada pinggang (Wardoyo, A.B. 1997). Selain memanen dan mencangkul, petani

juga melakukan pekerjaan seperti mengangkat, membersihkan dan menyemprot

pestisida yang dilakukan secara langsung dengan bantuan alat seadanya.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti, ada beberapa

jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh petani jeruk sebagai rutinitas.

Misalnya menyemprot pestisida, membersihkan tanaman jeruk, memanen buah

jeruk, dan mengangkat hasil panen. Dalam melakukan jenis pekerjaan tersebut,

dikhawatirkan para petani bekerja dengan cara yang salah, seperti ketika

melakukan pekerjaan menyemprot pestisida. Petani membungkukkan badan

mereka untuk menarik selang pompa agar tidak tersangkut di batang pohon jeruk,

dan sama halnya dengan kegiataan memanen, mengangkat hasil panen, dan

membersihkan tanaman jeruk. Petani cenderung membungkukkan badan mereka

(20)

5

kaki pada saat mengangkat hasil panen yang hendak diangkat, memutar pinggang

ketika memanen jeruk, membawa barang melebihi kemampuan seperti mendorong

hasil panen jeruk dengan menggunkan beko sehingga hal tersebut dapat

menimbulkan keluhan-keluhan subyektif pada pinggang petani.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu dilakukannya

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan keluhan low back pain (LBP) pada petani jeruk sehingga upaya preventif

yaitu mencegah terjadinya low back pain (LBP) pada petani jeruk akan lebih

mudah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

keluhanlow back pain (LBP) pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek

Kabupaten Karo Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low

back pain pada petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

(21)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran keluhan low back pain yang dirasakan petani

jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo tahun 2015.

2. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan low back

pain yang dirasakan petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek

Kabupaten Karo tahun 2015.

3. Diketahuinya hubungan antara faktor individu (Masa kerja, usia, jenis

kelamin, kebiasaan merokok dan IMT) pada petani jeruk di Desa Dokan

Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, menambah

pengetahuan serta pemahaman bagi petani jeruk yang berdomisili di Desa

Dokan mengenai keluhanlow back pain(LBP) sehingga diharapkan petani

jeruk dapat secara mandiri melakukan upaya-upaya perlindungan terhadap

kesehatan mereka dan terhindar dari gangguan kesehatan.

2. Menambah referensi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

keluhan low back pain (LBP) pada petani jeruk dalam bidang keilmuan

kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan mahasiswa peminatan

kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

(22)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Low Back Pain(LBP)

Low back pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada

punggung bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal

(punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya di sekitar daerah tersebut.

Low back pain(LBP) dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal

dari luar punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada testis atau

ovarium (Suma’mur 2009).

Menurut Suma’mur 2009, Low back pain (LBP) berhubungan dengan

faktor risiko seperti usia,obesitas (kegemukan), kebiasaan merokok atau

kurangnya kesegaran/kebugaran jasmani, selain itu suma’mur juga mengatakan

bahwa pada umumnya pekerjaan mengangkat, membawa, menarik atau

mendorong beban berat atau yang dilakukan dengan posisi tubuh yang tidak

alami/dipaksakan lebih rentan mengalami keluhanLow back pain(LBP).

Low back pain (LBP) umumnya akan memberikan rasa nyeri pada

seseorang yang mengalaminya. Rasa nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi

tidak menyenangkan yang terjadi bila mengalami cedera atau kerusakan pada

tubuh. Nyeri dapat terasa panas, gemetar, kesemutan/tertusuk, atau ditikam. Nyeri

akan menjadi suatu masalah gangguan kesehatan dikarenakan dapat menganggu

aktivitas yang akan dilakukan. (Eleanor Bull dkk,2007 dalam Heru Septiawan

(23)

2.1.1 PengertianLow Back Pain(LBP)

Low back pain (LBP) adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada

daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas

tubuh yang kurang baik.

Low back pain (LBP) atau nyeri punggang bawah dapat dibagi dalam 6

jenis nyeri, yaitu:

1. Nyeri punggang lokal

Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah

dengan radiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari

bagian-bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra,

sendi dan ligamen.

2. Iritasi padaradiks

Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan

pada dermatom yang bersangkutan pada salah satu sisi badan.

Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris.

Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak ruang pada foramen vertebra

atau di dalam kanalis vertebralis.

3. Nyeri rujukansomatis

Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih

dalam pada dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di

(24)

9

4. Nyeri rujukanviserosomatis

Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau

dalam ruangan panggul dapat dirasakan di daerah pinggang.

5. Nyeri karenaiskemia

Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio

intermitens yang dapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau

menjalar ke paha. Dapat disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan

aorta atau pada arteri iliaka komunis.

6. Nyeripsikogen

Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi

saraf dan dermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan

(Tjokronegoro, Lumbantobing,1986).

Jenis nyeri punggung bawah atauLow back pain(LBP) berdasarkan sumber :

1. Nyeri punggung bawahSpondilogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebrata, sendi, dan jaringan

lunaknya. Antara lain spondilosis, osteoma, osteoporosis, dan nyeri punggung

miofasial.

2. Nyeri punggung bawahViserogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya kelainan

ginjal, kelainan ginekologik, dan tumor retroperitoneal

3. Nyeri punggung bawahVaskulogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah, misalnya anerisma,

(25)

4. Nyeri punggung bawahPsikogenik

Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis, ansietas, dan

depresi. Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidak menimbulkan

gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri inisuperficialtetapi dapat

juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau tidak nyata, radikuler maupun

non radikuler, berat atau ringan. Lama keluhan tidak mempunyai pola yang jelas,

dapat dirasakan sebentar ataupun bertahun– tahun (Ir.Eko Nurmianto,2008).

2.1.2 KlasifikasiLow Back Pain(LBP)

Menurut Bimaariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya Low back

pain(LBP) terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

2.1.2.1 Acute Low Back Pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara

tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai

beberapa minggu dan rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back

pain(LBP) dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau

terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat

merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.

Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan

spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri

(26)

11

2.1.2. Chronic Low Back Pain

Rasa nyeri pada chronic low back painbisa menyerang lebih dari 3 bulan

dan rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya

memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.Chronic low

back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses

degenerasidiscus intervertebralisdan tumor.

Disamping hal diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang

juga dapat dikaitkan denganLow back pain(LBP). Klasifikasi tersebut adalah :

1. Trauma

2. Infeksi

3. Neoplasma

4. Degenerasi

5. Kongenital

2.1.3 PenyebabLow Back Pain(LBP)

Beberapa faktor yang menyebabakan terjadinyaLBP, antara lain:

2.1.3.1 Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir

Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Menurut

Soeharso (1978) kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa

tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal

ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai dengan skoliosis

ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi

(27)

Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian bawah karena tidak

melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal denganSpina Bifida. Penyakit spina

bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat sepert club foot,rudimentair foof,

kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan

menimbulkan keluhan.

Beberapa jenis kelainan tulang punggung (Spine)sejak lahir adalah:

a. PenyakitSpondylisthesis

Padaspondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae,

dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae (Bimariotejo,

2009). Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur 35

tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri

pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur dan akan

bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan (Bimariotejo, 2009).

Adapun gejala klinis dari penyakit tersebut adalah:

1) Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara

dada dan panggul terlihat pendek.

2) Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang

menimbulkanskoliosisringan.

3) Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.

4) Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung

spina dan garis depancorpuspada vertebra yang mengalami kelainan lebih

(28)

13

b. PenyakitKissing Spine

Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus

bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang

ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan

pemeriksaanX-raydengan posisi lateral.

c. Sacralisasi Vetyebrae LumbalKe V

Penyakit ini disebabkan karenaprocessus transversusdari vertebra lumbal

ke V melekat atau menyentuhos sacrumdan/atauos ileum(Soeharso, 1978).

2.1.3.2 Low Back Painkarena Trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP

(Bimariotejo, 2009). Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot

atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri

pinggang bawah yang akut.

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan

kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan

terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot

cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun

pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak

mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.

Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain

(29)

a. Perubahan pada sendiSacro-Iliaca

Gejala yang timbul akibat perubahan sendisacro-iliacaadalah rasa nyeri

padaos sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan

saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan

kaki padahip jointterbatas.

b. Perubahan pada sendiLumba sacral

Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan

sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat

menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat

menyebabkan keterbatasan gerak.

2.1.3.3Low Back Painkarena Perubahan Jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan

pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada

daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan

anggota bagian tubuh lain (Soeharso, 1978).

Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan oleh perubahan

jaringan antara lain:

a. Osteoartritis (Spondylosis Deformans)

Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga

menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot

atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra

yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda.

(30)

15

b. PenyakitFibrositis

Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini

ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri

memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.

c. Penyakit Infeksi

Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008) dalam Defriyan 2011, infeksi

pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri

dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai

dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.

2.1.3.4 Low Back Painkarena Pengaruh Gaya Berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan

dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan

komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum,

coxa valgumdan sebagainya (Soeharso, 1978).

Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu

yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP. Kehamilan dan obesitas

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinyaLBP akibat pengaruh

gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat

penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot (Bimariotejo,

2009).

2.1.4 Faktor Resiko

Adapun faktor risiko terjadinyaLow back pain (LBP) menurut Suma’mur

(31)

kebugaran jasmani dan posisi tubuh dalam bekerja atau cara kerja yang salah juga

dapat berakibat pada Low back pain (LBP). Pekerjaan yang rentan terkena Low

back pain (LBP) seperti pekerjaan mengangkat, membawa, menarik atau

mendorong beban berat atau bahkan melakukan pekerjaan dengan posisi tubuh

yang tidak alami/dipaksakan.

2.1.4.1 Faktor Individu

Kondisi dari seseorang yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan Low

Back Painadalah sebagai berikut , yaitu :

a. Masa Kerja

Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai masuknya pekerja

hingga saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini dapat dikaitkan antara masa kerja

dengan timbulnya keluhan low back pain (LBP). Jadi semakin lama masa kerja

dan/atau semakin lama seseorang terpajan faktor risiko Low back pain(LBP) ini

maka semakin besar pula risiko untuk mengalamiLow back pain(LBP).

b. Usia

Chaffin (1979) dan Guo eet al. (1995) menyatakan bahwa pada umumnya

keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Keluhan

pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus

meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur

setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko

terjadinya keluhan otot meningkat. Sebagai contoh, Betti’e,et al (1989) telah

(32)

17

antara 20 sampai dengan di atas 60 tahun. Penelitian difokuskan untuk oto lengan,

punggung dan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuataan otot

maksimal terjadi pada saat umur antara 20-29 tahun, selanjutnya terus terjadi

penurunan sejalan dengan bertambahnya umur.

Pada saat umur mencapai 60 tahun, rerata kekuataan otot menurun sampai

20%. Pada saat kekuataan otot mulai menurun maka resiko terjadinya keluhan

otot akan meningkat. Riihimakiet al.(1989) menjelaskan bahwa umur mempunyai

hubungan yang sangat kuat dengan keluhan otot, terutama otot leher dan bahu,

bahkan ada beberapa ahli menyatakan bahwa umur merupakan penyebab utama

terjadinya keluhan otot (Tarwaka,2004).

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

risiko keluhan otot rangka. Walaupun masih ada perbedaan pendapat dari

beberapa ahli tentang pengaruh jenis kelamin terhadap resiko keluhan otot

skeletal, namun beberapa hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa

jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot.

Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih

rendah dari pada pria. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan prevalensi

beberapa kasus musculoskeletal disorders lebih tinggi pada wanita dibandingkan

pada pria.

Hasil penelitian Betti’e et al.(1989) menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan

otot wanita kurang lebih hanya 60% dari kekuatan otot pria, khususnya untuk otot

(33)

(1993), Bernard et al (1994), hales et al (1994), dan Johansonb (1994) yang

menyatakan bahwa perbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3

(Tarwaka,2004).

d. Kebiasaan Merokok

Sama halnya dengan faktor jenis kelamin, pengaruh kebiasaan merokok

terhadap resiko keluhan otot juga masih diperdebatkan dengan para ahli, namun

demikian, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa meningkatnya keluhan

otot sangat erat hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok.

Semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok, semakin tinggi pula tingkat

keluhan otot yang dirasakan (Tarwaka,2004).

Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga

kemampuannya untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun. Bila orang tersebut

dituntut untuk melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan

mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah (Ruslan A.Latif

dalam Heru 2012).

Boshuizen et al (1993) menemukan hubungan yang signifikan antara

kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan

yang memerlukan pengerahan otot. Hal ini sebenarnya terkait erat dengan kondisi

kesegaran tubuh seseorang. Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas

paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai

akibatnya, tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan

(34)

19

karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat

terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.

Menurut Bustan,1997 jenis perokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :

a. Perokok Ringan

Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang/hari.

b. Perokok Sedang

Disebut perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang/hari.

c. Perokok Berat

Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang/hari.

e. IMT

Obesitas dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan

terjadinya penimbunan lemak berlebihan dijaringan lemak tubuh. Kondisi ini

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan

energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan.

Kelebihan tersebut disimpan dalam jaringan lemak. Seseorang dikatakan

obesitas apabila mempunyai berat badan lebih dari 20% berat badan ideal. Berat

badan yang berlebihan (overweight/obesitas) menyebabkan tonus otot abdomen

lemah, sehingga pusat gravitasi seseorang akan terdorong ke depan dan

menyebabkan lordosis lumbalis, yang kemudian menimbulkan kelelahan pada otot

para vertebrata, hal ini merupakan resiko terjadinyalow back pain(LBP).

Klasifikasi indeks masa tubuh (IMT) adalah sebagai berikut: <18,5

dikatakanunderweight, 18,5-24,9 dikategorikan normal, IMT ≥ 25 dikategorikan

(35)

2.1.4.2 Faktor Pekerjaan (Work factors)

Berdasarkan karakteristik pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam

interaksinya dengan sistem kerja dan sudah terbukti melalui penelitian bahwa

tinjauan secara biomekanik serta data statistik menunjukkan bahwa faktor

pekerjaan berkontribusi pada terjadinya cedera otot akibat bekerja.

Berikut ini faktor-faktor pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya

cedera pada otot atau jaringan tubuh :

a. Postur tubuh

Postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari posisi

normal ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan risiko terjadinya

low back pain (LBP). Keyserling (1986) mengembangkan kriteria sikap tubuh

membungkuk, berputar dan menekuk yang dilakukan pada waktu bekerja

berdasarkan pengukuran sikap tubuh tersebut.Kriteria penilaian sikap tubuh:

1. Sikap tubuh normal : tegak / sedikit membungkuk 00 - 200 dari

garis vertikal.

2. Sikap tubuh fleksi sedang : membungkuk 200 – 450 dari garis

vertikal.

3. Sikap tubuh fleksi berlebih : membungkuk > 450 dari garis

vertikal.

4. Sikap tubuh fleksi ke samping atau berputar : menekuk ke samping

(36)

21

b. Repetisi

Pengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama, hal ini bisa terlihat pada

dimana frekuensi pekerjaan yang harus dikerjakan tinggi, sehingga pekerja harus

terus menerus bekerja agar dapat menyesuaikan diri dengan sistem.

Kekuatan beban dapat menyebabkan peregangan otot dan ligamen serta

tekanan pada tulang dan sendi – sendi sehingga terjadi kerusakan mekanik badan

vertebrata, diskus invertebrate, ligamen, dan bagian belakang vertebrata.

Kerusakan karena beban berat secara tiba – tiba atau kelelahan akibat mengangkat

beban berat yang dilakakn secara berulang – ulang. Mikrotrauma yang berulang

dapat menyebabkan degenerasi tulang punggung daerah lumbal.

c. Pekerjaan statis (static exertions)

Pekerjaan yang menuntut seseorang tetap pada posisinya, perubahan posisi

dalam bekerja akan menyebabkan pekerjaan terhenti. Pekerjaan dengan postur

yang dinamis, memiliki risiko musculoskeletal disolder (MSDs) lebih rendah

dibandingkan dengan pekerjaan yang mengharuskan postur statis. Hal ini

disebabkan karena postur tubuh yang statis dapat meningkatkan risiko yang

berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah dan nutrisi pada jaringan otot.

Bergerak sangat diperlukan untuk pemberian nutrisi kepada diskus, sehingga

pekerjaan statis dapat mengurangi nutrisi tersebut. Selain itu pekerjaan statis

menyebabkan peregangan otot dan ligament daerah punggung, hal ini merupakan

(37)

d. Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions)

Merupakan jumlah usaha fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas

atau gerakan. Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga besar akan

memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligament, dan

sendi. Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot,

kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainnya.

2.1.5 Penatalaksanaan dan PencegahanLow Back Pain

Low back pain (LBP) merupakan keluhan yang sering dijumpai pada

praktek umum maupun praktek spesialis. Dapat dikatakan,bahwa jarang ada orang

yang selama hidupnya belum pernah menderita gangguan ini. Biasanya, sebagian

besar keluhan ini dapat sembuh dalam waktu singkat, sehingga merupakan

gangguan yang sering dianggap tidak serius. Akan tetapi oleh karena adanya

kemungkinan suatu penyebab yang lebih serius, yang mungkin mendasarinya,

dapat pula diabaikan oleh pasien sendiri atau oleh dokter yang menanganinya,

maka karena itu perlu juga perhatian yang lebih mendalam untuk mencegah

timbulnya kekeliruan dalam mengelola sindroma ini (Manek,2005).

Berbagai telaah yang dilakukan untuk melihat perjalanan penyakit

menunjukkan bahwa proporsi pasien yang masih menderitalow back pain(LBP)

selama 12 bulan adalah sebesar 62%, agak bertentangan dengan pendapat umum

bahwa 90% gejala low back pain (LBP) akan hilang dalam 1 bulan (Manek,

2005). Penanganan terbaik terhadap penderita low back pain (LBP) adalah

(38)

23

lebih memilih untuk menghilangkan rasa sakitnya terlebih dahulu (simptomatis).

Jadi perlu digunakan kombinasi antara pengobatan kausal dan simptomatis.

Secara kausal, penyebab nyeri akan diatasi sesuai kasus penyebabnya.

Misalnya untuk penderita yang kekurangan vitamin saraf akan diberikan vitamin

tambahan. Para perokok dan pecandu alkohol yang menderita low back pain

(LBP) akan disarankan untuk mengurangi konsumsinya. Sedangkan pengobatan

simptomatik dilakukan dengan menggunakan obat untuk menghilangkan

gejala-gejala seperti nyeri, pegal, atau kesemutan. Pada kasus low back pain (LBP)

karena tegang otot dapat dipergunakan Tizanidine yang berfungsi untuk

mengendorkan kontraksi otot (muscle relaxan). Untuk pengobatan simptomatis

lainnya kadang-kadang memerlukan campuran antara obat-obat analgesik,

antiinflamasi,NSAID, obat penenang, dan lain-lain.

Apabila dengan pengobatan biasa tidak berhasil, mungkin diperlukan

tindakan fisioterapi dengan alat-alat khusus maupun dengan traksi (penarikan

tulangbelakang). Tindakan operasi mungkin diperlukan apabila pengobatan

dengan fisioterapi ini tidak berhasil misalnya pada kasus pengapuran yang berat.

(Murtagh, 2003 dalam Trimunggara 2010).

Jadi, penatalaksanaanlow back pain(LBP) ini memang cukup kompleks.

Di samping berobat pada spesialis penyakit saraf (neurolog), mungkin juga

diperlukan berobat ke spesialis penyakit dalam (internist), bedah saraf, bedah

orthopedic bahkan mungkin perlu konsultasi pada psikiater atau psikolog. Dalam

beberapa kasus, masih banyak kasus dokter menyarankan istirahat total untuk

(39)

bahwa aktivitas yang kurang tidak akan mengurangi gejalalow back pain (LBP).

Beragamnya penyebab LBP menuntut penatalaksanaan yang bervariasi pula.

Meski demikian, pada dasarnya dikenal dua tahapan terapilow back pain

(LBP) yaitu:

a. Terapi Konservatif,

b. Terapi Operatif

Kedua tahapan ini memiliki kesamaan tujuan yaitu rehabilitasi.

Pengobatan nyeri punggung sangat tergantung penyebabnya. Lain penyebab,

maka lain pula pengobatannya. Mengatasilow back pain (LBP) juga tidak cukup

dengan obat atau fisioterapi. Hal itu hanya mengurangi nyeri, tetapi tidak

menyelesaikan masalah. Penderita harus menjalani pemeriksaan untuk

mengetahui sumber masalahnya. Penyembuhan bisa melalui pembedahan atau

latihan mengubah kebiasaan yang menyebabkan nyeri. Latihan itu menggunakan

alat-alat pelatihan medis untuk melatih otot-otot utama yang berperan dalam

menstabilkan serta mengokohkan tulang punggung. (Sunarto,2005).

Berikut cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri

apabilaLow back pain sudah terjadi (Kaufmann dan Nettina dalam Trimunggara

2010) :

a. Latihan Punggung Setiap Hari

1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan

satu lututdan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik.

(40)

25

2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke

lantai. Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke

lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.

3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat

dilantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan

dan mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa

kali.

b. Berhati-Hatilah Saat Mengangkat

1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum

mengangkatnya.

2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih

rendah.

3. Peganglah benda dekat perut dan dada.

4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda.

5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda.

c. Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri

1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama

2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan

bahwa lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti

ganjalan/bantalan kaki) jika memang diperlukan.

3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki

pada bantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan

(41)

4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut dapat tertekuk dengan baik

tidak teregang.

5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat

duduk dikursi.

d. Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat

1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman

dan sepatu berhak rendah.

2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak

mengkonsumi sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.

3. Tidurlah di kasur yang nyaman.

4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi

trauma.

e. Coping Dengan Nyeri Leher

Kekakuan leher, nyeri leher dan bahu bisa disebabkan oleh akut injury,

regangan kronik, arthritis dan masalah otot dan tulang lainnya. Nyeri yang muncul

dapat berhubungan dengan aktifitas sehari-hari dan cara tidur. Untuk mengurangi

nyeri diperlukan peningkatan mobilitas leher dan bahu. Tetapi perlu diperhatikan

latihan peregangan leher dilakukan bila tidak menimbulkan nyeri. Bila terasa

semakin tegang, kaku atau tertarik maka latihan leher harus dihentikan untuk

mencegah injury.

2.2 EtiologiLow Back Pain(LBP)

Penyebab LBP dapat dibagi menjadi (Sidharta,1980):

(42)

27

2) Non-diskogenik

1. Diskogenik

Sindroma radikuler biasanya disebabkan oleh suatu hernia nukleus pulposus

yang merusak saraf-saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini bisa dalam bentuk

suatu protrusio atau prolaps dari nukleus pulposus dan keduanya dapat

menyebabkan kompresi pada radiks. Lokalisasinya paling sering di daerah lumbal

atau servikal dan jarang sekali pada daerah torakal. Nukleus terdiri dari

megamolekul proteoglikan yang dapat menyerap air sampai sekitar 25% dari

beratnya. Sampai dekade ketiga, gel dari nukleus pulposus hanya mengandung

90% air, dan akan menyusut terus sampai dekade keempat menjadi kira-kira 65%.

Nutrisi dari anulus fibrosis bagian dalam tergantung dari difusi air dan

molekul-molekul kecil yang melintasi tepian vertebra. Hanya bagian luar dari

anulus yang menerima suplai darah dari ruang epidural. Pada trauma yang

berulang menyebabkan robekan serat-serat anulus baik secara melingkar maupun

radial. Beberapa robekan anular dapat menyebabkan pemisahan lempengan, yang

menyebabkan berkurangnya nutrisi dan hidrasi nukleus. Perpaduan robekan secara

melingkar dan radial menyebabkan massa nukleus berpindah keluar dari anulus

lingkaran ke ruang epidural dan menyebabkan iritasi ataupun kompresi akar saraf

(Wheeler,2004).

2. Non-diskogenik

Biasanya penyebab low back pain yang non-diskogenik adalah iritasi pada

(43)

disebabkan oleh neoplasma, infeksi, proses toksik atau imunologis, yang

mengiritasi nervus ischiadicus dalam perjalanannya dari pleksus lumbosakralis,

daerah pelvik, sendi sakro-iliaka, sendi pelvis sampai sepanjang jalannya n.

Iskiadikus (neuritis nervus iskiadikus).(Sidharta, 1980).

2.3 Epidemiologi

Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang

dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri

pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering

kedua kunjungan ke dokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar

tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang

paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi

(Anderson 1999 dalam Trimunggara 2010).

Di Indonesia,low back pain (LBP) dijumpai pada golongan usia 40 tahun.

Secara keseluruhan, low back pain(LBP) merupakan keluhan yang paling banyak

dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi orang terkenalow back pain(LBP)

adalah sekitar 70-80 %. Sekitar 80-90% pasienlow back pain(LBP) menyatakan

bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun untuk mengobati penyakitnya jadi

dapat disimpulkan bahwa low back pain (LBP) meskipun mempunyai prevalensi

yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya (Sadeli dan

(44)

29

2.4 Anatomi Tubuh Manusia

Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem

rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem

syaraf, sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait

antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan

manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah

sistem otot, sistem rangka dan sistem syaraf. Ketiga sistem ini sangat berpengaruh

dalam ergonomi karena manusia yang memegang peran sebagai pusat dalam ilmu

ergonomi (Evelin 1999 dalam Wahyu 2010).

2.4.1 Sistem Muskuloskeletal

Kerangka merupakan dasar bentuk tubuh sebagai tempat melekatnya otot

-otot, pelindung organ tubuh yang lunak, penentuan tinggi, pengganti sel-sel yang

rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali dan untuk

menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut. Rangka manusia terdiri dari

tulang-tulang yang menyokong tubuh manusia yang terdiri atas tulang-tulang tengkorak, tulang-tulang

badan dan tulang anggota gerak. Fungsi utama dari sistem muskuloskeletal adalah

untuk mendukung dan melindungi tubuh dan organ - organnya serta untuk

melakukan gerak.

Agar seluruh tubuh dapat berfungsi dengan normal, masing-masing

substruktur harus berfungsi dengan normal. Enam substruktur utama pembentuk

sistem muskuloskeletal antara lain: tendon, ligamen, fascia (pembungkus),

(45)

sebagai jaringan lunak, sedangkan tulang sendi diperlukan untuk pergerakan

antara segmen tubuh.Peran mereka dalam system muskuloskeletal keseluruhan

sangatlah penting sehingga tulang sendi sering disebut sebagai unit fungsional

sistem muskuloskeletal.

Dalam kaitannya dengan ergonomi, Sistem otot dan rangka merupakan

alat gerak pada manusia dan berperan dalam membentuk postur dalam bekerja.

Sistem ini berguna dalam mendesain/merancang tempat kerja, peralatan kerja dan

produk baruyang harus disesuaikan dengan karakteristik manusia (fitting job to

the man). Sistem otot dan rangka berpengaruh dalam kemampuan dan

keterbatasan manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan sistem syaraf

merupakan pengendali dari semua kegiatan dan aktivitas termasuk gerakan system

otot dan rangka (Evelin 1999 dalam Wahyu 2010).

2.4.2 Anatomi Tulang Belakang

Tulang Belakang merupakan bagian yang penting dalam ergonomi karena

rangka ini merupakan rangka yang menyokong tubuh manusia bersama dengan

panggul untuk mentransmisikan beban kepada kedua kaki melalui sendi yang

terdapat pada pangkal paha. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian yaitu:

Gambar 2.1 Struktur Tulang Belakan g

(46)

31

a. Tulang belakang cervical; terdiri atas 7 tulang yang memiliki bentuk

tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus (bagian seperti sayap

pada belakang tulang) yang pendek kecuali tulang ke-2 dan ke-7. Tulang ini

merupakan tulang yang mendukung bagian leher.

b. Tulang belakang thorax; terdiri atas 12 tulang yang juga dikenal sebagai

tulang dorsal. Procesus spinosus pada tulang ini terhubung dengan tulang

rusuk. Kemungkinan beberapa gerakan memutar dapat terjadi pada tulang ini.

c. Tulang belakang lumbal; terdiri atas 5 tulang yang merupakan bagian

paling tegap konstruksinya dan menanggung beban terberat dari tulang

yanglainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh,

danbeberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.

d. Tulang sacrum; terdiri atas 5 tulang dimana tulang-tulangnya bergabung

dan tidak memiliki celah atauintervertebral disc satu sama lainnya. Tulang ini

menghubungkan antara bagian punggung dengan bagian panggul.

e. Tulang belakang coccyx; terdiri atas 4 tulang yang juga tergabung tanpa

celah antara 1 dengan yang lainnya. Tulang coccyx dan sacrum tergabung

menjadi satu kesatuan dan membentuk tulang yang kuat. Pada tulang belakang

terdapat bantalan yaitu intervertebral disc yang terdapat di sepanjang tulang

belakang sebagai sambungan antar tulang dan berfungsi melindungi jalinan

tulang belakang.

Bagian luar dari bantalan ini terdiri dariannulusfibrosusyang terbuat dari

(47)

banyak air. Dengan adanya bantalan ini memungkinkan terjadinya gerakan pada

tulang belakang dan sebagai penahan jika terjadi tekanan pada tulang belakang

seperti dalam keadaan melompat.

Jika terjadi kerusakan pada bagian ini maka tulang dapat menekan syaraf

pada tulang belakang sehingga menimbulkan kesakitan pada punggung bagian

bawah dan kaki. Struktur tulang belakang ini harus dipertahankan dalam kondisi

yang baik agar tidak terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan injuri/ cidera

(Nurmianto, 2004 ).

2.5 Metode Penilaian Ergonomi

2.5.1 Nordic Body Map

KuesionerNordic Body Map meliputi 28 bagian otot – otot skeletal pada

kedua sisi tubuh kanan dan kiri. Dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot

leher sampai dengan otot pada kaki. Melalui kuesioner ini akan dapat diketahui

bagian – bagian otot mana saja yang mengalami gangguan nyeri atau keluhan dari

tingkat rendah (tidak ada keluhan/cedera) sampai dengan keluhan tingkat tinggi

(keluhan sangat sakit). Pengukuran gangguan otot skeletal dengan kuesioner

Nordic Body Map digunakan untuk menilai tingkat keparahan gangguan otot

skeletal individu dalam kelompok kerja yang cukup banyak atau kelompok

sampel yang mereprensentasikan populasi secara keseluruhan. Jika metode ini

dilakukan hanya untuk beberapa pekerja didalam kelompok populasi kerja yang

(48)

33

Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi

menjadi 9 bagian utama, yaitu :

a) Leher

b) Bahu

c) Punggung bagian atas

d) Siku

e) Punggung bagian bawah

f) Pergelangan tangan

g) Pinggang/bokong

h) Lutut

i) Tumit/kaki

Gambar 2.2 Nordic Body Map

(49)

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui keluhanlow back pain

(LBP) yang dirasakan petani jeruk dapat dengan penyebaran kuesioner Nordic

Body Map. Metode Nordic Body Map merupakan metode penilaian yang sangat

subjektif, artinya keberhasilan aplikasi metode ini sangat tergantung dari kondisi

dan situasi yang dialami pekerja pada saat dilakukannya penelitian. Kuesioner

Nordic Body Map ini telah secara luas digunakan oleh para ahli ergonomi untuk

menilai tingkat keparahan gangguan pada sistem muskuloskeletal dan mempunyai

validitas dan reabilitas yang cukup (Tarwaka, 2004).

2.6 Kerangka Konsep

Faktor Pekerjaan

- Jenis pekerjaan

1.membersihkan tanaman jeruk

2.memanen buah jeruk

3.mengangkat buah jeruk

4.menyemprot pestisida

Faktor Individu

1. Masa kerja 2. Usia

3. Jenis kelamin 4. Kebiasaan merokok 5. IMT

(50)

35

2.7 Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara faktor pekerjaan (mengangkat, memanen,

membersihkan, menyemprot) dan faktor individu (Masa Kerja, Usia, Jenis

Kelamin, Kebiasaan Merokok, dan Indeks Massa Tubuh) dengan keluhan low

(51)

36

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan metode survei

analitik dan dengan desain croos sectional yang bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain(LBP) pada petani

jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten

Karo

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April

Tahun 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini

subjeknya adalah semua petani jeruk yang berdomisili di Desa Dokan Kecamatan

(52)

37

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, dimana purposive sampling berarti penentuan sampel

dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang ditentukan

oleh peneliti yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun kriteria yang ditetapkan oleh peneliti yaitu :

1. Bekerja sebagai petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten

Karo,

2. Tidak memiliki anak yang berumur 0-5 Tahun,

3. Sehat jasmani dan belum pernah mengalami low back pain sebelumnya,

4. Bersedia di wawancarai,

5. Tidak memiliki riwayat sakit rematik sebelumnya, dan

6. Tidak bekerja di tempat lain.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti maka diperoleh sampel

sebesar 32 responden petani jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten

Karo.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data yang di ambil langsung oleh peneliti yaitu data yang diperoleh

langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner

(53)

3.4.2 Data Skunder

Data skunder dalam penelitian ini yaitu data yang di peroleh dari Kantor

Kepala Desa dan Sekretaris Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

3.5 Definisi Operasional.

3.5.1 Keluhan low back pain

Pengukuran keluhan low back pain secara subjektif pada petani jeruk

dapat menggunakan metode Nordic Body Map. Metode Nordic Body Map

merupakan metode penilaian yang menggunakan gambar tubuh manusia yang

sudah dibagi menjadi 9 bagian utama, yaitu leher, bahu, punggung bagian atas,

siku, punggung bagian bawah, pergelangan tangan, pinggang/bokong,

lutut,tumit/kaki.

Metode ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang secara luas

digunakan oleh para ahli ergonomi untuk menilai tingkat keparahan gangguan

pada sistem muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan reabilitas yang cukup.

Untuk mengetahui apakah ada keluhan low back pain yang dirasakan, maka

peneliti akan menunjukkan gambarNordic Body Mapkepada responden.

Responden akan diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai gambar

Nordic Body Map, yang kemudian responden akan menjawab apakah pada

gambar Nordic Body Map khususnya pada no 7, 8, atau 9 responden sering

mengalami nyeri pada saat bekerja. Jika responden mengatakan ya, maka

(54)

39

Keluhanlow back pain pada saat penelitian ini dikategorikan menjadi :

1. ada keluhan

2. tidak ada keluhan

3.5.2 Masa Kerja

Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai dari awalnya

responden bekerja sebagai petani jeruk hingga saat penelitian dilakukan yang

dikategorikan berdasarkan uji median (Lampiran 1) menjadi:

1. ≤12 tahun

2. > 12 tahun

3.5.3 Usia

Jumlah tahun yang dihitung mulai dari responden lahir sampai saat

pengumpulan data dilakukan oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan adalah

kuesioner yang dikategorikan berdasarkan uji median (Lampiran 1) menjadi:

1.≤ 43 tahun

2. > 43 tahun

3.5.4 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki

dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam

menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Alat ukur yang digunakan

adalah kuesioner dan cara ukur dilakukan dengan penyebaran kuesioner.

Kriteria hasil ukur yaitu :

1 = Perempuan

(55)

3.5.5 Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok dalam hal ini merupakan kegiataan menghisap rokok

yang dilakukan berulang kali dan sulit diberhentikan oleh si pelaku. Alat ukur

yang digunakan adalah kuesioner dan cara ukur dilakukan dengan penyebaran

kuesioner.

Kriteria hasil ukur yaitu :

1 = merokok

2 = Tidak merokok

3.5.6 IMT

Berat badan responden yang dilihat pada saat penelitian dilakukan ,

termasuk dengan pakaian yang digunakan responden lalu dihitung IMT responden

tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut IMT = BB(kg)/[TB]2(m2).

Dengan kriteria hasil ukur yaitu:

1 = Underweight (IMT≤18,5)

2 = Normal (IMT 18,5-24,9)

3 = Overweight (IMT≥25)

4 = Obesitas (IMT≥30)

3.5.7 Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dalam hal ini adalah pekerjaan yang dilakukan oleh petani

jeruk selama penelitian. Adapun jenis pekerjaan yang mungkin dilakukan yaitu:

membersihkan tanaman jeruk, memanen buah jeruk, mengangkat buah jeruk, dan

(56)

41

Dari keempat jenis pekerjaan tersebut, peneliti ingin melihat hubungan

antara keempat jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden dengan keluhan

low back painyang dirasakan oleh responden.

3.6 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan diolah dengan

menggunakan program komputer meliputi :

a. Editing

Sebelum diolah data di teliti apabila ada kesalahan di teliti lagi dan

diperbaiki,dan apabila masih terdapat kesalahan maka di teliti kembali

sampai data benar-benar layak untuk dilanjutkan.

b. Coding

Data yang sudah dikumpulkan kembudian diberi kode pada setiap variabel

untuk memudahkan pemasukan,pengelompokkan dan pengolahan data.

c. Entry

Data yang sudah dimasukkan kemudian diolah dengan menggunakan

program SPSS.

d. Cleaning

Proses pengecekan data yang sudah di entry apakah ada kesalahan apa

tidak sehingga hasil yang telah siap dapat dianalisis.

3.7 Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dengan kuesioner

(57)

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis data pada penelitian ini menggunakan Analisis Univariat, yaitu

analisis yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi

dari faktor individu dan faktor pekerjaan dengan menggunakan program komputer

SPSS.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor

individu dengan keluhan low back pain dan hubungan antara faktor pekerjaan

dengan timbulnya keluhan low back pain. Pada analisis ini menggunakan uji

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Tulang Belakang
Gambar 2.2Nordic Body Map
Tabel 4.1Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Low Back PainpadaPetaniJerukdiDesaDokanKecamatanMerekKabupaten Karo Tahun 2015
Tabel 4.2Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pekerjaan Pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 6.9 Diagram Bar Proporsi Prevalensi Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Jeruk Berdasarkan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Desa Cinta Rakyat Kecamatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara durasi kerja pada posisi duduk dengan keluhan low back pain pada pengrajin batik tulis

Berdasarkan penjelasan diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif low back pain pada mahasiswa

Hal ini juga yang menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan Low Back Pain (Nyeri Punggung Bawah)

Hubungan Penerapan Manual Material Handling Terhadap Keluhan Low Back Pain Pada Buruh Angkup Perkebunan Kopi Kalitengah, Kabupaten Jember, Jawa Timur.. Karya Tulis

Berdasarkan hasil uji bivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan keluhan low back pain

Hubungan antara Faktor Individu dengan Low Back Pain LBP Hasil analisis statistik hubungan antara faktor individu yang terdiri dari variabel jenis kelamin, umur pekerja, indeks massa

v SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG Skripsi, September 2023 Novita Anggun Sari Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Low Back Pain pada Pekerja Buruh Angkut di