EVALUASI TATA KELOLA
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PADA PT BCA TBK CABANG PALEMBANG
MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1
Yulia Anggraini
1, Syahril Rizal
2, Ilman Zuhri Yadi
3Mahasiswa Universitas Bina Darma
1, Dosen Universitas Bina Darma
2,
Dosen Universitas Bina Darma
3Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang
Pos-el : yulia.anggraini_m@yahoo.com
1, syahril.rizal@binadarma.ac.id
2,
ilmanzuhriyadi@binadarma.ac.id
3Abstract : Information technology governance and good communication in a company can support the company in achieving its business objectives set out in the vision and mission of the company. PT BCA Tbk as one of the leading private banks have implemented the use of information technology in business processes. To determine the value of the maturity of information technology governance and communications made by PT BCA Tbk Branch Palembang, the researchers evaluated the governance of information and communication technologies that exist in PT BCA Tbk Branch Palembang using COBIT framework version 4.1 focus on the domain Plan and organisé (PO) and Acquire and Implement (AI). Methods of data collection by observation, interviews and questionnaires circulated to interested parties. The results of data processing shows maturity for domain PO value was 3.13 and was 3.18 AI domain. Overall governance of information and communication technologies in PT BCA Tbk showed a positive trend due to the transition to the expected level 4.
Keywords: COBIT, governance, information systems, IT evaluation
Abstrak : Tata kelola teknologi informasi dan komunikasi yang baik pada suatu
perusahaan dapat menunjang perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan dalam visi dan misi perusahaan. PT BCA Tbk sebagai salah satu bank swasta ternama telah mengimplementasikan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses bisnisnya. Untuk mengetahui nilai kematangan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan PT BCA Tbk Cabang Palembang, maka peneliti melakukan evaluasi terhadap tata kelola teknologi informasi dan komunikasi yang ada pada PT BCA Tbk Cabang Palembang dengan menggunakan framework COBIT versi 4.1 fokus pada domain Plan and Organise (PO) dan Acquire and Implement (AI). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner secara langsung kepada pihak terkait. Hasil dari pengolahan data menujukkan nilai kematangan untuk domain PO adalah 3,13 dan domain AI adalah 3,18. Secara keseluruhan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi pada PT BCA Tbk menunjukkan trend positif karena proses transisi ke level 4 yang diharapkan.
Yulia Anggraini | Jurnal Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang Maret 2015
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses bisnis suatu perusahaan berkembang cepat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Peranan teknologi informasi pada suatu perusahaan bisa berbeda-beda sesuai fungsinya. Suatu perusahaan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi hanya sebagai alat bantu saja, tapi suatu perusahaan lain dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat strategis yang berarti dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai pengaruh besar dalam menentukan kesuksesan pada abad ke-21. Keberadaaan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu pemenuhan kebutuhan informasi yang dapat terjamin dan diandalkan. Tata kelola teknologi informasi dan komunikasi yang baik pada suatu perusahaan dapat menunjang perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan bisnis yang diharapkan
Sebagai salah satu bank swasta ternama di Indonesia, PT BCA Tbk juga telah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut dalam berbagai bidang. Hal ini dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan bisnis perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan
suatu perencanaan dan implementasi teknologi informasi yang selaras dengan perencanaan dan strategi bisnis perusahaan yang telah didefinisikan. Penerapan TI yang selaras dengan tujuan perusahaan akan tercapai apabila didukung oleh sistem tata kelola teknologi informasi dan komunikasi yang baik.
Untuk mengetahui apakah tata kelola teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT BCA Tbk khususnya Cabang Palembang telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan, maka peneliti melakukan evaluasi terhadap tata kelola teknologi informasi dan komunikasi pada PT BCA Tbk Cabang Palembang dengan menggunakan kerangka kerja Cobit versi 4.1 fokus pada domain Plan and
Organise (PO) dan Acquire and
Implement (AI).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dilakukan perumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana tata kelola teknologi informasi dan komunikasi pada PT BCA Tbk Cabang Palembang, apakah sudah sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan?
b. Berapakah tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi pada PT BCA Tbk
Cabang Palembang berdasarkan framework Cobit 4.1 domain plan and organise (PO) dan acquire and implement (AI)?
c. Bagaimana mengatasi gap yang terjadi pada masing-masing proses TI untuk solusi bagi perbaikan teknologi informasi dimasa yang akan datang?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam melakukan evaluasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi pada PT BCA Tbk Cabang Palembang adalah:
a. Kajian penelitian hanya difokuskan pada tata kelola teknologi informasi dan komunikasi menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 domain
Plan and Organise (PO) dan
Acquire and Implement (AI) agar tetap terarah dan tidak menyimpang dari rencana sebelumnya.
b. Penelitian hanya memfokuskan pada tahap solusi diharapkan yang meliputi menentukan tingkat kematangan dari setiap control objective, menganalisa kesenjangan gap dan tahap merencanakan solusi. 1.4. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat
kematangan dari masing-masing proses TI yang ada pada domain.
b. Untuk mendukung strategi dan mencapai tujuan (visi dan misi) perusahaan maka diperlukan tata kelola teknologi dan informasi yang baik.
c. Untuk mengetahui gap yang terjadi pada tiap proses TI dan memberikan solusi perbaikan teknologi informasi di masa yang akan datang.
2.
METODE PENELITIAN
2.1.
Kerangka BerpikirMulai
Observasi Kuesioner Wawancara Pengumpulan Data
Analisa Tingkat Kematangan saat ini
Analisa Tingkat Kematangan yang
diharapkan
Analisis Kesenjangan Pengolahan Data dan Analisis
Rekomendasi Perbaikan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 1. Kerangka Berpikir 2.1.1.Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, digunakan beberapa cara yaitu:
a. Metode Observasi (Pengamatan) Merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan cara
Yulia Anggraini | Jurnal Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang Maret 2015 melakukan observasi secara langsung
pada objek penelitian.
b. Metode Interview (Wawancara) Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan interview atau tanya jawab secara langsung dengan staff PT BCA Tbk Cabang Palembang.
c. Kuesioner
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat beberapa pertanyaan. Metode ini digunakan dalam proses pengumpulan data untuk mengetahui nilai tata kelola teknologi informasi di PT BCA Tbk Cabang Palembang saat ini dan harapan pada masa yang akan datang dengan menggunakan framework COBIT 4.1. Daftar pertanyaan pada metode kuesioner berdasarkan pada literatur COBIT 4.1. Pengisian kuisioner akan dilakukan menggunakan google form. Hasil dari kuesioner tersebut akan dihitung menggunakan Microsoft excel 2007 dan menghasilkan nilai kematangan dari masing-masing proses teknologi informasi.
Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan seluruh staff karyawan yang terkait, manajer operasional dan IT. Identifikasi responden dilakukan secara konsisten mengacu pada diagram Responsible, Accountable, Consulted and/or Informed (RACI) seperti dijelaskan pada COBIT
4.1. Peran-peran yang didefinisikan pada diagram RACI, sebagai pemangku utama (key stakeholder) yang terkait secara langsung pada proses pengelolaan teknologi informasi tersebut, selanjutnya diinterpretasikan (dipetakan) pada fungsional struktur di PT BCA Tbk seperti diperlihatkan pada tabel 4.1, yang melibatkan fungsi teknologi informasi maupun non-teknologi informasi.
Dengan pendekatan identifikasi responden yang mengacu pada diagram RACI tersebut, maka sampling atau identifikasi responden diarahkan pada peran-peran yang terkait langsung dan representatif pada proses tata kelola teknologi informasi. Sehingga diharapkan jawaban atas kuesioner yang disebar mempunyai validitas yang memadai dan diharapkan dapat mewakili keadaan sesungguhnya di lapangan. Adapun jumlah responden yang teridentifikasi dalam pengisian kuesioner ini adalah sebanyak 7 orang seperti dirinci berikut:
Tabel 1. Identifikasi responden kuesioner mengacu pada diagram
RACI (ITGI, 2007) No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional Struktur PT BCA Tbk Terkait Jumlah 1 Chief Executive Officer Kepala Cabang 1 2 Chief Information Officer Kepala IT 1
3 Business Process Owner Kepala Operasi Cabang 1 4 Head Operations Kepala Layanan 1 5 Chief Architect Staff TI 1 6 Compliance, Audit, Risk and Security Internal Auditor 1 7 Service
Manager Kepala CSO 1
2.1.2.Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini melalui serangkaian tahap berikut: 1. Pemeriksaan Data
Pemeriksaan data dilakukan dengan cara memeriksa kembali data yang telah terkumpul dari penyebaran kuesioner. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul sudah cukup baik. Pemeriksaan data dilakukan terhadap jawaban yang telah ada dalam kuesioner dengan memperhatikan kelengkapan pengisian jawaban.
2. Tabulasi
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap data yang terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah melakukan tabulasi data berdasarkan hasil dari jawaban kuesioner yang dibagikan. Tabulasi data dilakukan menggunakan microsoft excel 2007. Kesulitan dalam melakukan pengolahan data ini adalah keseluruhan data dari hasil kuesioner akan dimasukkan satu persatu kedalam microsoft excel sesuai pengkodean dan berdasarkan subdomain dari masing-masing domain.
3. Mengukur Tingkat Kematangan Dari hasil pengukuran proses menggunakan tingkat kematangan (maturity level), data diolah berdasarkan index maturity pada COBIT 4.1 dengan rumusan sebagai berikut:
1. Total Nilai Jawaban :
Bobot Index Maturity x Jumlah Responden
2. Index Maturity :
∑ Total nilai jawaban
∑ Total Responden
3.
HASIL
Dari penyebaran kuesioner evaluasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi di PT BCA Tbk Cabang Palembang yang telah dilakukan, diperoleh jawaban atas kuesioner tersebut sebanyak jumlah kuesioner yang didistribusikan kepada para responden yaitu 7 (tujuh) tanggapan.
Dari hasil jawaban tersebut akan dilakukan perhitungan agar diketahui tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi di PT BCA Tbk Cabang Palembang untuk kondisi saat ini (as-is) dan harapan dimasa yang akan datang (to-be).
Setelah diketahui nilai kematangan kondisi saat ini dan tingkat kematangan yang diharapkan pada masa akan datang, selanjutnya akan dilakukan analisa kesenjangan (gap) yang terjadi dan akan diberikan rekomendasi solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi
Yulia Anggraini | Jurnal Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang Maret 2015 kesenjangan yang terjadi, agar dapat
dilakukan perbaikan yang lebih terarah dan selaras dengan tujuan bisnis perusahaan.
3.1. Hasil Analisis Domain Plan and Organise (PO)
Hasil dari pengolahan data kuesioner untuk kondisi saat ini dan yang akan datang domain plan and organise (PO) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Analisis Domain Plan and Organise (PO)
IT Process As-Is To-Be Gap PO 1 - Mendefinisikan Perencanaan Strategi 3.00 4.00 1.00 PO 2- Mendefinisikan Arsitektur Informasi 3.14 4.00 0.86 PO 3 – Menentukan Arah Teknologi 3.29 4.00 0.71 PO 4 – Menentukan Hubungan Proses TI dan Organisasi 3.14 4.00 0.86 PO 5 – Mengelola Investasi TI 3.29 4.00 0.71 PO 6 – Mengkomunikasikan Arah dan Tujuan Manajemen 3.00 4.00 1.00 PO 7 – Mengelola Sumber Daya Manusia TI 3.43 4.00 0.57 PO 8 – Mengelola Mutu 3.00 4.00 1.00 PO 9 – Menilai dan Mengelola Resiko-resiko TI 3.00 4.00 1.00 PO 10 – Mengelola Proyek 3.00 4.00 1.00 RATA-RATA 3.13 4.00 0.87
Gambar 2. Grafik tingkat kesenjangan domain PO
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner dari para responden dan setelah dilakukan perhitungan dari bobot nilai jawaban tersebut, maka didapatkan nilai kematangan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi keseluruhan saat ini sebesar 3,13 pada rentang 0 sampai dengan 5 dan nilai kematangan tertinggi terdapat pada domain PO 7 Mengelola sumber daya IT yaitu sebesar 3,43, sedangkan nilai terendah terdapat pada domain PO 1, PO 6, PO 8, PO 9 dan PO 10 sebesar 3,00.
Sedangkan harapan kondisi akan datang terhadap kematangan tata kelola teknologi informasi dan komunikasi secara keseluruhan diharapkan berada pada level 4 yaitu managed and measurable, terdapat gap sebesar 0,87 pada kondisi saat ini. Dengan kondisi ini tentunya sangat memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan menuju ke level 4 (managed and measurable). Perbaikan yang terarah dapat membantu perusahaan mencapai tingkat kematangan yang diharapkan.
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00PO 1 PO 2 PO 3 PO 4 PO 5 PO 6 PO 7 PO 8 PO 9 PO 10 AS-IS TO-BE
3.2. Hasil Analisis Domain Acquire and Implement (AI)
Hasil analisis pada domain acquire and implement (AI) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Hasil Analisis Domain
Acquire and Implement
(AI)
IT Process As-Is To-Be Gap AI 1 – Identifikasi Solusi Otomatis 3.14 4.00 0.86 AI 2 – Memperoleh dan Merawat Aplikasi Software 3.29 4.00 0.71 AI 3 – Memperoleh dan Merawat Infrastruktur Teknologi 3.29 4.00 0.71 AI 4 – Mengaktifkan Operasi dan Penggunaannya 3.14 4.00 0.86 AI 5 – Pengadaan Sumber Daya TI 3.43 4.00 0.57 AI 6 – Mengelola Perubahan-perubahan 3.00 4.00 1.00 AI 7 – Menetapkan dan Mengakui Solusi dan Perubahan 3.00 4.00 1.00 RATA-RATA 3.18 4.18 0.82
Gambar 3. Grafik tingkat kesenjangan domain AI
Berdasarkan hasil jawaban dari para responden, maka didapatkan nilai kematangan keseluruhan saat ini sebesar 3,18 pada rentang 0-5 dan nilai kematangan tertinggi terdapat pada domain AI 5 Pengadaan Sumber Daya TI yaitu sebesar 3,43, sedangkan nilai terendah terdapat pada domain AI 6 dan AI 7 sebesar 3,00.
Dengan tingkat kematangan terhadap tata kelola teknologi informasi dan komunikasi dimasa yang akan datang diharapkan berada pada tingkat kematangan 4 (managed and measurable) terdapat gap sebesar 0,82 pada kondisi saat ini. Nilai kesenjangan sebesar 0,82 tentunya sangat memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan menuju ke level 4 (managed and measurable).
3.3. Rekomendasi Solusi Mengatasi Kesenjangan (Gap)
Kesenjangan (gap) yang ditemukan pada 17 control objectives diatas harus bisa diatasi, manajemen perusahaan harus melakukan perbaikan-perbaikan agar proses transisi menuju tingkat kematangan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun rekomendasi langkah-langkah perbaikan kesenjangan pada domain PO dan AI adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi gap pada domain PO 1 a. Rencana pengembangan, pengadaan
alat baru, atau pelatihan staff
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00AI 1 AI 2 AI 3 AI 4 AI 5 AI 6 AI 7 AS-IS TO-BE
Yulia Anggraini | Jurnal Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang Maret 2015 teknologi informasi secara khusus
dibahas pada pertemuan manajemen bisnis.
b. Membuat keputusan yang jelas mengenai perencanaan teknologi informasi dan mengawasi proses perencanaan strategi teknologi informasi serta melakukan pengukuran keefektifitasannya. c. Membuat perencanaan teknologi
informasi untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Mengatasi gap pada domain PO 2 a. Mengadakan pelatihan formal,
meyusun jadwal pelatihan yang terdokumentasi.
b. Melibatkan organisasi data administrasi secara aktif dalam semua upaya pengembangan aplikasi, untuk memastikan konsistensi. c. Melaksanakan akuntabilitas kinerja
proses pengembangan arsitektur sehingga keberhasilan arsitektur informasi dapat diukur.
3. Mengatasi gap pada domain PO 3 a. Pembagian tanggung jawab yang
jelas antara departemen, membuat dokumentasi dari setiap tugas pada masing-masing departemen dan masing-masing individu.
b. Mempertimbangkan dampak potensial perubahan dan penggunaan teknologi.
c. Menganalisis penerimaan resiko terkait mendorong atau meninggalkan penggunaan teknologi dalam mengembangkan kesempatan bisnis baru atau efisiensi operasional. 4. Mengatasi gap pada domain PO 4 a. Proaktif merespon perubahan dan
mencakup semua peran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
b. Pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas. Membagi tugas sehingga tidak tergantung pada satu individu.
c. Menetapkan audit internal dan manajemen vendor. Internal audit dapat dipilih dari orang-orang yang telah berpengalaman pada perusahaan, dibantu staff ahli sesuai bidangnya masing-masing.
5. Mengatasi gap pada domain PO 5 a. Mendokumentasikan dan
mengkomunikasikan setiap kebijakan dan proses investasi beserta penganggarannya.
b. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pemilihan investasi TI dan pendanaan ditugaskan kepada individu tertentu.
6. Mengatasi gap pada domain PO 6 a. Manajemen harus membahas akan
pentingnya kesadaran keamanan teknologi informasi dan memulai program kesadaran tersebut dengan
cara membuat prosedur penyimpanan dan menyimpan data cadangan setiap hari.
b. Mengkomunikasikan kebijakan dan delegasi pengendalian internal tanggung jawab dan mengalokasikan cukup sumber daya untuk menjaga lingkungan sejalan dengan perubahan yang signifikan.
7. Mengatasi gap pada domain PO 7 a. Menetapkan tanggung jawab untuk
pengembangan dan pemeliharaan rencana manajemen sumber daya manusia.
b. Melakukan transfer pengetahuan, berbagi pengetahuan.
c. Mengevaluasi staff secara berkala, hasil evaluasi dapat dijadikan patokan untuk mengadakan pelatihan.
8. Mengatasi gap pada domain PO 8 a. Mengadakan program training dan
pendidikan untuk mengajar semua level di perusahaan tentang mutu. b. Melaksanakan survey kepuasan mutu
secara konsisten.
c. Manajemen kualitas ditujukan pada semua proses, termasuk proses dengan ketergantungan pada pihak ketiga.
9. Mengatasi gap pada domain PO 9 a. Merencakan kegiatan pengawasan
disemua tingkatan untuk melaksanakan identifikasi resiko, termasuk biaya. Melaporkan setiap
penyimpangan kepada manajemen senior.
b. Mengembangkan langkah-langkah standar untuk menilai resiko dan menentukan rasio resiko/keuntungan. c. Mempertimbangkan strategi-strategi
kemungkinan adanya penyimpangan resiko.
10.Mengatasi gap pada domain PO 10 a. Proyek diserahkan pada pengembang
proyek dan dikomunikasikan kepada semua pemangku kepentingan, melakukan penilaian setiap fase. b. Manajemen proyek diukur dan
dievaluasi pada setiap departemen tidak hanya dalam TI.
c. Menetapkan tanggung jawab, wewenang dan kriteria yang tepat untuk satu orang pemimpin proyek untuk mengawasi setiap anggota tim. 11.Mengatasi gap pada domain AI 1 a. Mempertimbangkan alternatif solusi
TI, meliputi analisis biaya dan keuntungan.
b. Mengadakan interface yang jelas antara manajemen TI dengan bisnis dalam identifikasi dan penilaian solusi TI.
c. Menetapkan prosedur untuk identifikasi dan penilaian solusi TI dan digunakan sebagian besar proyek.
12.Mengatasi gap pada domain AI 2 a. Menetapkan prosedur yang dipahami
Yulia Anggraini | Jurnal Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang Maret 2015 dan proses spesifikasi, kriteria untuk
memperolehnya, proses untuk testing dan kebutuhan untuk dokumentasi. b. Memastikan prosedur dan praktek
yang telah berkembang cocok untuk perusahaan, digunakan oleh semua staff dan dapat diterapkan pada sebagian besar kebutuhan aplikasi. 13.Mengatasi gap pada domain AI 3 a. Memfokuskan perolehan dan
perawatan infrastruktur teknologi informasi
pada reusability.
b. Perawatan infrastruktur IT dilakukan secara terjadwal dan terkoordinasi. 14.Mengatasi gap pada domain AI 4 a. Melakukan pengawasan untuk
memastikan kepatuhan terhadap standar, dan prosedur yang dikembangkan dan dipelihara untuk semua proses.
b. Menetapkan langkah-langkah untuk menjaga prosedur dan bahan training yang mempunyai dukungan manajemen TI.
15.Mengatasi gap pada domain AI 5 a. Menetapkan standar bagi perolehan
sumber daya TI yang dapat mendukung tujuan bisnis.
b. Melakukan pengukuran kontrak dan manajemen perolehan diambil terkait dengan kasus bisnis bagi perolehan TI.
16.Mengatasi gap pada domain AI 6
a. Mengembangkan proses manajemen perubahan dengan baik dan konsisten diikuti untuk semua perubahan. b. Meningkatkan koordinasi antara
manajemen perubahan TI dan perancangan kembali proses bisnis. c. Pengawasan mutu dan kinerja proses
manajemen perubahan dilakukan secara konsisten.
17.Mengatasi gap pada domain AI 7 a. Melakukan evaluasi kebutuhan
pengguna,agar dapat menghasilkan matrik yang ditinjau secara efektif dan dianalisis oleh manajemen. b. Mengembangkan prosedur formal
agar terorganisir dengan baik dan praktis dengan prosedur akreditasi dan lingkungan test yang baik.
4.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tata kelola teknologi informasi dan komunikasi PT BCA Tbk Cabang Palembang berdasarkan hasil pengukuran menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 domain plan and organize (PO) dan implement and acquire (AI) yang dimanifestasikan dalam bentuk skoring 0 sampai dengan 5, dengan rincian hasil analisa sebagai berikut:
1. Domain plan and organise (PO) untuk kondisi saat ini berada tingkat kematangan 3 yaitu defined process dengan nilai kematangan 3,13.
Tingkat kematangan yang diharapkan berada pada level 4 yaitu managed
and measurable. Terdapat
kesenjangan (gap) sebesar 0,87 dari tingkat kematangan saat ini. Rekomendasi solusi untuk perbaikan kedepan diharapkan mampu mengatasi kesenjangan ini.
2. Domain acquire and implement (AI) untuk kondisi saat ini berdasarkan hasil perhitungan kuesioner mempunyai nilai kematangan 3,18 berada pada level 3 defined process, sama seperti domain plan and organise. Tingkat kematangan yang diharapkan berada pada level 4 managed and measurable, terdapat gap sebesar 0,82 dari kondisi saat ini. Perbaikan yang terarah dapat membantu perusahaan mencapai tingkat yang diinginkan.
3. berdasarkan hasil jawaban kuesioner dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi pada PT BCA Tbk cabang Palembang sudah selaras dengan tujuan bisnis perusahaan. Ditandai dengan hasil perhitungan kuesioner yang menunjukkan tingkat kematangan 3 defined process pada setiap domain. Hanya diperlukan perbaikan yang terarah agar perusahaan dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan pada level 4.
DAFTAR RUJUKAN
Deki. 2013.
Audit Tata Kelola
Teknologi Informasi Learning
Management
System
Menggunakan Kerangka Kerja
Cobit 4.1 dalam Penggunaan
E-Learning (Studi Kasus Amik
Bina Sriwijaya Palembang
).
Information Technology Governance
Institute. 2007. C
OBIT 4.1:
Framework, Control Objective,
Management
Guidelines,
Maturity
Models
.
Rolling
Meadows: USA.
Pratama, Reynaldo Satrio Fischa.
2013.
Analisis Tata Kelola
Teknologi Informasi Sistem
E-KTP
pada
Dinas
Kependudukan dan Catatan
Sipil
Kabupaten
Ogan
Komering Ilir Menggunakan
Kerangka Kerja COBIT.
Rozas, Indri Sudanawati dan Danar
Ayu
Ristyantie.
2012.
Mengukur
Efektifitas
Hasil
Audit
Teknologi
Informasi
Cobit
4.1
Berdasarkan
Perspektif End User.
Siraji, Mirza Hasan. 2011.
Penilaian
Tata
Kelola
Teknologi
Informasi pada Aplikasi CSBO
dengan
Menggunakan
Framework
COBIT
4.0
Domain PO dan AI.
Surendro,
kridanto.
2009.
Implementasi
Tata
Kelola
Teknologi
Informasi.
Informatika: Surabaya.
Suryana, Dayat. 2012.
Mengenal
Teknologi.
Andi: Yogyakarta.
Yulia Anggraini | Jurnal Sistem Informasi Universitas Bina Darma Palembang Maret 2015