• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL Daerah Penyebaran Ular M. ikaheka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL Daerah Penyebaran Ular M. ikaheka"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL

Daerah Penyebaran Ular M. ikaheka

Ular M. ikaheka berhasil ditangkap pada beberapa lokasi pengamatan sebanyak 14 ekor. Selain itu, terdapat spesimen koleksi sebanyak 17 ekor yang dikoleksi pada Laboratorium Zoologi Universitas Negeri Papua (UNIPA) Manokwari, Laboratorium Herpetofauna Pusat Penelitian Biologi bidang Zoologi LIPI Cibinong dan Conservation International Indonesia (CII) Papua Jayapura. Analisis berikutnya berdasarkan total 31 ekor yang ada.

Penyebaran ular M. ikaheka di Papua menurut Rooij (1917) adalah tersebar di Manokwari (Pulau Mansinan, Gunung Arfak, Andai), Pulau Yapen, Waropen, Sorong, Fak Fak, Mimika dan Sungai Lorentz, Pulau Numfor (Pulau Mios Noom) dan beberapa tempat lainnya (Lampiran 4). Selanjutnya O’Shea (1996) menambahkan daerah penyebaran ular M. ikaheka meliputi beberapa wilayah di daratan utama (mainland) dan beberapa pulau di utara dan tenggara Papua sampai Papua New Guinea. Dalam penelitian ini, lokasi penemuan ular M. ikaheka meliputi daerah Manokwari, Tanah Merah, Waropen, Mindiptana, Mamberamo, Jayawijaya dan beberapa pulau yaitu Pulau Waigeo, Salawati, Batanta dan Pulau Yapen (Gambar 4 dan 5).

Gambar 4 memperlihatkan bahwa kelompok ular M. ikaheka dengan warna yang bervariasi menempati beberapa tempat yang terpisah dan menunjukkan adanya daerah penyebaran yang spesifik. Ular M. ikaheka kelompok pertama (warna sisik hitam), hanya ditemukan di Pulau Waigeo dan Batanta Kepulauan Raja Ampat, sedangkan kelompok kedua (warna sisik kuning) ditemukan pada daerah yang lebih luas mulai dari Sorong, Manokwari hingga Pulau Waigeo, Batanta dan Pulau Salawati. Kelompok ketiga (warna pigmen sisik coklat) tersebar lebih luas dari kelompok pertama dan kedua yakni mulai dari Pulau Yapen, dataran rendah Waropen, Mamberamo, Mindiptana, dataran tinggi Lembah Baliem sampai daerah Negara tetangga Papua New Guinea. Distribusi ular M. ikaheka di PNG dapat dilihat pada lampiran 5.

(2)

17

Gambar 4 Penyebaran ular M. ikaheka di Papua berdasarkan kelompok warna sisik

Penelitian ini juga menemukan satu individu ular M. ikaheka yang menunjukkan warna transisi antara kelompok kuning dan coklat (deskripsi mengenai pola warna sisik ditelaah dalam sub bab selanjutnya). Daerah LNG site Tanah Merah merupakan lokasi penemuan individu dengan warna transisi ini.

Gambar 4 menunjukkan juga beberapa lokasi yang tidak ditemukan ular M. ikaheka, tetapi masyarakat setempat (wawancara) sering menemukan ular ini ketika mereka sedang berburu atau membuka dan membersihkan lahan pertanian. Hasil wawancara ini juga diperkuat dengan nama bahasa daerah setempat yang diberikan bagi ular ini, misalnya di daerah Kebar (ketinggian 585 m dpl) disebut Keterangan :

= Daerah sebaran ular M. ikaheka hitam = Daerah sebaran ular M. ikaheka kuning = Daerah sebaran ular M. ikaheka coklat

(3)

18

Kubik dan di Pulau Numfor (ketinggian 20 m dpl) disebut Ikak epyoper. Nama lokal ini menunjukkan penyebaran ular M. ikaheka pada daerah-daerah tersebut.

(a)

(b)

Gambar 5 Penyebaran ular M. ikaheka di Pulau Waigeo (a), Batanta dan Pulau Salawati (b)

Di daerah Minyambow dan Pitohui tidak ditemukan ular M. ikaheka. Minyambow adalah dataran tinggi (ketinggian 1700-2023 m dpl), sedangkan daerah Pitohui adalah areal hutan mangrove dengan hutan transisi yang selalu terendam air dan juga terdapat rawa yang ditumbuhi Nipa dan beberapa tumbuhan lainnya. Masyarakat Minyambouw mengenal ular M. ikaheka dengan nama lokal

(4)

19

Hinokofu. Mereka sering menggunakan minyak dari lemak ular ini sebagai obat tradisional, tetapi untuk mendapatkan ular tersebut mereka harus mencari ke tempat yang lebih rendah seperti di daerah Warmare (ketinggian 305 m dpl).

Habitat, Iklim dan Kebiasaan Hidup

Semua ular M. ikaheka dalam penelitian ini tersebar pada hutan dataran rendah mulai dari ketinggian 5 - 305 meter di atas permukaan laut (Tabel 1).

Tabel 1 Lokasi penemuan ular M. ikaheka berdasarkan kelompok warna

Keterangan :

* : Transisi antara ular M. ikaheka Kuning dan Coklat H : Hitam K : Kuning C : Coklat

Lokasi Pengamatan

Kelompok

Warna Koordinat GPS Ketinggian (m dpl) H K C

Pulau Waigeo :

- Waifoi (Sungai Kamtabai) - Lopintol (S. Bayon) - Urbinasopen ( S. Mamdifu) - -√ - - - S 000 05,970’ E 1300 45,642’ S 000 18,999’ E 1300 51,542’ S 000 20,219’ E 1310 15,544’ 50 5 15 Pulau Batanta : Wailebet (S. Yakut) - S 000 53,744’ E 1300 38,498’ 13

Pulau Salawati (S. Webya) - - S 000 57,383’ E 1300 47,060’ 25

Manokwari : Oransbari (S. Muari) Saukorem (S. Wepay) Nuni (S. Nuni) Gunung Meja

Andai (Perkebunan Kakao) Prafi (Perkebunan Sawit)

- - - - - - - - - - - - S 010 20’55.3”E 1340 11’19.8” S 000 44’45.3” E 1330 23’33.9” S 000 46’09.2” E 1330 58’57.0” S 000 50’51,5” E 1340 4’24,7” S 000 55’ 902” E 1340 0’ 557” S 010 00’ 03.0”E 134o 00’ 05.0” 276 34 24 155 36 305

LNG site Tanah Merah - * * S 020 28’ 31,4” E 1330 8’23.2” 49

Waropen (S. Noau) - - S 020 04’57.1” E 1370 27’32.1” 22

Spesimen Koleksi

Pulau Yapen :

- Warironi - - S 010 51’ 456” E 1360 32’ 909” 5

Mindiptana (Ingembit) - - S 50 38’ 33” E 1410 -

Mamberamo (Marina valen) - - - -

Jayawijaya : - Kelila - Lembah Baliem - - - - - - - - Sorong (Jamursbamedi) - - -

(5)

-20

Pengamatan di hutan pegunungan menengah Minyambouw sekitar Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak Manokwari (ketinggian 1700-2023 m dpl), tidak menemukan ular M. ikaheka. Suhu malam hari (sekitar 190C) dan siang hari (240C) yang dingin menjadi faktor pembatas bagi kehidupan ular M. ikaheka dan beberapa jenis reptil lainnya.

Selama penelitian berlangsung, ular M. ikaheka teramati hidup dan menghuni lantai-lantai hutan. Mereka memanfaatkan berbagai mikrohabitat sebagai tempat beraktifitas. Pada saat penelitian, beberapa ular M. ikaheka teramati sedang berada di atas serasah dengan kepala yang dimasukkan ke bawah serasah. Kondisi ular seperti ini mungkin menunjukkan bahwa mereka sedang menangkap mangsa. Beberapa ekor juga teramati sedang berada di dalam gundukan tanah, dalam batang pohon palem yang tumbang, pada celah batu, di bawah banir dan di bawah batang pohon yang tumbang serta di antara semak.

Ular M. ikaheka yang menghuni areal perkebunan kakao, sawit, dan kebun campuran, dijumpai pada semak dan di bawah tumpukan daun maupun ranting yang dibuang oleh para petani. Areal perkebunan umumnya memiliki lantai datar dan banyak semak yang sangat mendukung kehidupan ular M. ikaheka. Gambar 6 memperlihatkan ular M. ikaheka yang tertangkap pada serasah dan semak pada kebun campuran di Manokwari.

Gambar 6 Ular M. ikaheka yang tertangkap di serasah dan semak pada kebun campuran di Manokwari

(6)

21

Pada areal ini hidup beberapa jenis kadal seperti Emoia caeruleucauda, Sphenomorpus simus dan jenis kadal lainnya yang menjadi salah satu sumber makanan ular M. ikaheka. Dalam perut salah satu individu ular M. ikaheka ditemukan seekor kadal S. simus (Gambar 7).

Gambar 7 Kadal Sphenomorpus simus ditemukan dalam perut ular M. ikaheka

Lokasi penelitian di Pulau Waigeo (ketinggian 5 - 50 m dpl), Batanta (13 m dpl) dan Salawati (25 m dpl) memiliki tipe vegetasi hutan hujan dataran rendah dengan topografi yang datar hingga berbukit. Beberapa famili tumbuhan yang umum dan sering dijumpai adalah Combreataceae, Cycadaceae, Sapindaceae, Moracaeae, Dafisdaceae, Rutaceae dan Arecaceae (identifikasi vegetasi oleh Herbarium Bogoriense). Suhu pada siang hari berkisar antara 27 – 320C dan suhu pada malam hari berkisar antara 23 – 26 0C. Pada saat penelitian musim hujan sedang berlangsung sehingga keadaan iklim mikro mempunyai suhu yang cukup rendah. Suhu rata-rata/tahun menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sorong dalam lima tahun terakhir (2001-2005) adalah 27,47-27,930C.

Daerah penelitian Manokwari, Tanah Merah dan Waropen juga memiliki tipe vegetasi hutan dataran rendah dengan ketinggian tempat lokasi penelitian 22-305 m dpl. Suhu siang hari antara 28-320C sedangkan malam hari 26-280C. Suhu rata-rata/pertahun menurut BMG Manokwari dalam lima tahun terakhir (2001-2006) adalah 26,88-27,560C. Vegetasi pada daerah ini umumnya dari famili Fabaceae, Sapindaceae, Sapotaceae, Dipterocarpaceae, Dafisdaceae, Convaevulaceae, Hernandiaceae, Moraceae, Araucariaceae dan beberapa famili lainnya (identifikasi vegetasi oleh Herbarium Manokwarinse, Universitas Negeri Papua).

(7)

22

Sisik : Pola Warna dan Jumlah

Pengamatan spesimen ular M. ikaheka menunjukkan adanya beberapa variasi warna sisik yang secara umum dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok warna (Gambar 8). Pola warna pertama adalah hitam keabuan, pola warna kedua kuning atau krem sedangkan pola warna ketiga adalah coklat kekuningan.

(a) (b)

(c)

Keterangan : a- Spesimen dari Pulau Waigeo dan Pulau Batanta

b- Spesimen dari Manokwari, Sorong, Waigeo, Batanta,

Salawati dan Tanah Merah c- Spesimen dari Jaya Wijaya

Gambar 8 Individu dewasa M. ikaheka dengan variasi warna sisik

Kelompok pertama (Gambar 8a) meperlihatkan pigmen sisik yang hitam keabu-abuan pada bagian dorsal hingga lateral tubuh. Pigmen warna ini tersebar dari bagian kepala hingga ujung ekor. Pada bagian ekor, pigmentasi ini berlanjut hingga sisik subcaudal. Pigmen sisik ventral lebih terang, dengan noktah-noktah coklat keabuan yang tidak merata pada setiap sisik (kecuali pada sisik mulai dari

(8)

23

batas leher hingga ujung sisik mental, seluruhnya tertutup oleh pigmen coklat keabuan).

Kelompok kedua (Gambar 8b) memiliki warna pigmen sisik bagian kepala dan ujung ekor sama dengan warna dorsal kelompok pertama. Namun, pada kelompok kedua hampir setengah bagian dari tubuh (mulai dari leher hingga pertengahan bagian tubuh) ditutupi pigmen kuning atau krem. Warna pigmen sisik subcaudal lebih terang dengan noktah coklat keabuan seperti pada warna pigmen sisik ventral kelompok pertama.

Kelompok ketiga (Gambar 8c) memiliki pola warna pigmen sisik dorsal yang berwarna coklat kekuningan dengan pita-pita lebih gelap sepanjang tubuh. Jarak antar pita-pita ini ke arah posterior semakin dekat hingga ujung ekor yang lebih gelap.

Penelitian pada daerah Tanah Merah berhasil menemukan ular M. ikaheka (Gambar 9) yang menunjukkan warna transisi antara kelompok kuning dan coklat. Ular M. ikaheka ini memiliki warna sisik yang sangat sama dengan kelompok kedua, tetapi terdapat pita yang lebih gelap pada pertengahan tubuh hingga ke arah ekor seperti yang dimiliki ular M. ikaheka kelompok ketiga.

Semua kelompok ular M. ikaheka baik dewasa maupun juvenil memiliki sisik melingkar tubuh (dorsal at midbody) sebanyak 15 sisik dengan pola permukaan sisik halus atau tidak berlunas. Jumlah sisik ventral (SV) sebanyak 174-190 dan sisik subcaudal sebanyak 34-48. Semua individu memiliki sisik labial atas (supralabial) sebanyak 6/6 di mana sisik ke 3 dan 4 kontak dengan mata, sisik labial bawah (infralabial) sebanyak 6/6, sisik di belakang mata (post ocular) 2/2 dan sisik di depan mata (preokular) 1/1. Keping anal (anal plate) berpasangan. Sisik loreal (loreal scales) tidak ada (Lampiran 3).

(9)

24

Gambar 9 Ular M. ikaheka asal Tanah Merah (Lokasi LNG-site)

Ukuran Tubuh

Ular M. ikaheka memiliki bentuk tubuh yang gemuk dan juga memiliki ekor yang relatif pendek. Batasan kepala dan leher berbeda sedikit dengan kepala yang lebih luas dari leher. Mata ular ini sangat kecil dengan pupil yang bulat. Deskripsi ini sama seperti deskripsi dalam O’Shea (1996) dan Rooij (1917).

Data meristik dan beberapa ukuran bagian tubuh dari ketiga kelompok ular M. ikaheka dewasa berdasarkan spesimen yang ditemukan dan spesimen koleksi ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 memperlihatkan ukuran tubuh (UMK dan PE) tidak berhubungan dengan jumlah sisik (SC maupun SV).

(10)

25

Tabel 2 Data meristik dan ukuran tubuh tiga kelompok ular M. ikaheka dewasa

Kode

Spesimen [Sex] PengamatanLokasi SC SV UMK (cm) (cm) PE PTT (cm) Hitam 3011 [E] Waifoi 45 187 106 15 121 7721 [E] Wailebet 40 182 115 14,8 129,8 7748 [E] Wailebet 41 183 101,6 13,4 115 Mode - - Kuning TM* [E] Tanah Merah 46 188 113,6 17,6 131,2 7803 [E] Webya 46 180 119 16,4 135,4 7801 [E] Webya 48 181 87,9 13,1 101 7750 [C] Webya 46 183 83,5 12,1 95,6 7802 [C] Webya 45 174 74,5 11,7 86,2 6326 [C] Andai 45 177 69 12,5 81,5 6327 [C] Prafi 45 184 78,7 13,2 91,9 6343 [C] Nuni 44 184 101 15,5 116,5 6342 [C] Gunung Meja 42 179 75 13 88 GM2 [C] Gunung Meja 44 181 74 13,5 87,5 GM3 [C] Gunung Meja 47 182 131 20,2 151,2 OB [C] Oransbari 34 174 75 13,3 88,3 2371 [C] Jamursbamedi 48 186 112 16,7 128,7 453** Irian 35 180 102,5 12 114,5 351** Irian 45 174 92,2 11,5 103,7 Mode 45 174 Coklat 2197 [E] Kelila 38 189 122,2 12,8 135 9810 [C] Marina Valen 39 190 138 15,7 153,7 7948 [C] Noau 39 186 136 15,5 151,5 2039 [C] Lembah Baliem 47 176 65 10,3 75,3 Mode 39 - Keterangan :

* : Warna Transisi antara ular M. ikaheka Kuning dan Coklat ** : Tidak ada data jenis kelamin dan lokasi yang pasti

SC : Sisik subcaudal; SV : Sisik ventral; UMK : Panjang ujung mulut-kloaka; PTT : Panjang total tubuh; PE : Panjang ekor

Terdapat sedikit perbedaan antar setiap individu dalam hal ukuran panjang UMK dan PE terhadap jumlah sisik. Beberapa individu dengan ukuran tubuh yang lebih panjang memiliki jumlah sisik lebih sedikit dari pada individu dengan ukuran tubuh yang lebih pendek, dan juga sebaliknya bahkan terdapat individu dengan ukuran tubuh yang lebih besar memiliki jumlah sisik yang sama dengan

(11)

26

individu yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil. Misalnya individu (GM3) dengan PE terpanjang (20,2 cm) memiliki jumlah sisik subcaudal sama dengan individu (2039) dengan PE terpendek (10,3 cm) yakni sebanyak 47. Pada bagian ventral juga terlihat bahwa individu (6327) dengan panjang UMK 78,7 cm memiliki sisik ventral sebanyak 184 sama dengan individu (6343) dengan panjang UMK 101 cm. Data pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa jenis kelaminpun tidak berhubungan dengan jumlah sisik.

Individu juvenil (Tabel 3) juga memiliki jumlah sisik ventral dan subcaudal yang bervariasi dan sisik-sisik tersebut jumlahnya sama dengan beberapa individu dewasa.

Tabel 3 Data meristik dan ukuran tubuh dari ular M. ikaheka juvenil Kode Spesimen Asal Spesimen SC SV UMK PE PTT Kuning 3226 Manokwari 46 179 53,8 8,2 62 3008 Lopintol 39 180 26,6 4 30,6 7724 Wailebet 42 181 29,2 5,7 34,9 6495 Saukorem 46 177 46 7 53 6498 Saukorem 45 182 47 8 55 7625 Urbinasopen 45 184 32,7 6,3 39 7723 Urbinasopen 43 183 31,8 4,9 36,7 Mode 45, 46 - Coklat 1453 Mindiptana 44 182 21,3 4,2 25,5 JP Pulau Yapen 40 183 27,1 3,8 30,9 Mode - - Keterangan :

SC : Sisik subcaudal; SV : Sisik ventral; UMK : Panjang ujung mulut-kloaka; PTT : Panjang total tubuh; PE : Panjang ekor

Hasil analisis ukuran tubuh pada jenis kelamin ular M. ikaheka (Tabel 4) menunjukkan bahwa ular jantan dan betina memiliki ukuran tubuh yang tidak berbeda nyata (P>5%). Ukuran tubuh semua kelompok warna (Tabel 5) juga menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>5%).

(12)

27

Tabel 4. Perbedaan ukuran tubuh pada jenis kelamin. Probabilitas (P>5 %) menunjukkan perbedaan yang tidak nyata

No. Ukuran Bagian Tubuh Jenis Kelamin t Probabilitas (%) E (n=7) C (n=13) 1. PTT (mean + Stdev) 124.06 + 12.62 107.38 + 29.17 1.353 19.3 2. UMK 109.33 + 11.83 93.28 + 27.00 1.483 15.5 3. PE 14.729 + 1.791 14.092 + 2.586 0.577 57.1 4. PK 4.0157 + 0.477 3.8500 + 0.981 0.417 68.1 5. LK 2.5300 + 0.398 2.2931 + 0.669 0.852 40.5 6. DTB 2.9680 + 0.255 2.4527 + 0.843 1.317 20.9 7. DPE 1.3560 + 0.175 1.1364 + 0.264 1.68 11.5 8. JMH 0.7000 + 0.044 0.5827 + 0.134 1.879 8.12 9. JMM 1.5680 + 0.141 1.2473 + 0.343 1.983 6.74 10. JMUM 1.2340 + 0.131 0.9818 + 0.286 1.853 8.5

Tabel 5 Perbandingan nilai rata-rata ukuran tubuh ketiga kelompok warna

No. Ukuran Bagian Tubuh Warna Hitam (n=3) Kuning (n=13) Coklat (n=4) 1. PTT (mean + Stdev) 121.93 + 7.44 106.38 + 23.22 128.88 + 36.68 2. UMK 107.53 + 6.83 91.86 + 20.82 115.30 + 34.26 3. PE 14.400 + 0.872 14.523 + 2.541 13.575 + 2.553 4. PK 3.8933 + 0.504 3.8092 + 0.787 4.2400 + 1.227 5. LK 2.3567 + 0.464 2.2938 + 0.560 2.6575 + 0.812 6. DTB 2.7650 + 0.077 2.6118 + 0.847 2.5200 + 0.717 7. DPE 1.2700 + 0.212 1.1982 + 0.272 1.1867 + 0.309 8. JMH 0.6750 + 0.021 0.5991 + 0.134 0.6567 + 0.138 9. JMM 1.4600 + 0.056 1.3145 + 0.357 1.3933 + 0.380 10. JMUM 1.1800 + 0.028 1.0173 + 0.283 1.1400 + 0.346

Gambar

Gambar 4  Penyebaran  ular M. ikaheka di Papua berdasarkan kelompok          warna sisik
Gambar 5  Penyebaran ular M. ikaheka di Pulau Waigeo (a), Batanta dan Pulau            Salawati (b)
Tabel 1  Lokasi penemuan ular M. ikaheka berdasarkan kelompok warna
Gambar 6  Ular M. ikaheka yang tertangkap di serasah dan semak pada        kebun campuran di Manokwari
+6

Referensi

Dokumen terkait

1) Higienitas: Higinenitas dan sanitasi adalah aspek penting yang perlu diperhatikan di industri jasa boga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

menguasai bahasa Indonesia dengan baik, tidak menguasai bahasa Indonesia, tetapi banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris), dan

Karya ilmiah ini membahas tentang analisis pelayanan yang dilakukan Filipus sebagai sebuah konsep teologi kontekstual di dalam Kisah Para Rasul 8:4-25, untuk melakukan

Jika Anda menggunakan bahan bakar dengan tingkat kualitas yang tidak sesuai atau memasuk‐ kan aditif bahan bakar yang tidak tepat ke dalam tangki bahan ba‐ kar, mesin dan

Penyebab yang terkait dengan penderita misalnya: penderita tidak merasa sakit, takut terhadap efek samping obat dalam jangka pendek maupun jangka panjang, menganggap obat sebagai

Enzim papain yang terdapat di dalam getah buah pepaya (Carica papaya L.) muda dapat diformulasikan menjadi sediaan hidrogel, memiliki aktivitas sebagai pembalut luka dan

Swastha (2000) mendefinisikan Lokasi adalah “letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba. Lokasi adalah tempat toko yang

(8) Pejabat Pembuat Komitmen dapat melaksanakan proses pengadaan barang/jasa sebelum DPA atau DPPA disahkan oleh pejabat yang berwenang, sepanjang anggaran untuk kegiatan