• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI PERMENDIKBUD NO. 75 TAHUN 2016 TENTANG KOMITE SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIALISASI PERMENDIKBUD NO. 75 TAHUN 2016 TENTANG KOMITE SEKOLAH"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI PERMENDIKBUD

NO. 75 TAHUN 2016

TENTANG KOMITE SEKOLAH

Chatarina Muliana Girsang

(2)

LATAR BELAKANG REVITALISASI KOMITE SEKOLAH

1. Kepmendiknas Nomor 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sudah tidak

relevan

karena

tidak

mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (masih berdasarkan

UU Sisdiknas sebelumnya: UU Nomor 2 Tahun 1989 yang telah dicabut) dan PP Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Salah satu contoh norma yang sudah tidak

relevan adalah komponen keanggotaan Komite Sekolah masih memasukkan unsur Guru dari sekolah

yang bersangkutan.

2. Optimalisasi tugas dan fungsi Komite Sekolah

3. Menghindari praktik pungli (pungutan liar)

baik yang dilakukan Sekolah maupun Komite Sekolah

4. Melindungi masyarakat yang kurang mampu

5. Perlunya

transparansi alokasi anggaran dari Pemda/Pemerintah Pusat kepada sekolah

dan

akuntablitas pertanggungjawaban penggalangan dana oleh Komite Sekolah.

(3)

DASAR HUKUM / PERATURAN TERKAIT

1. Pasal 51 ayat (1) dan Penjelasannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal denganprinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.”

Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah/madrasahdalam mengelola kegiatan pendidikan.

2. Pasal 56 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar

4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

6. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (SABER Pungli)

7. Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada Pendidikan Dasar

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah

10. Permendikbud Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar (PIP)

11. Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017 tentang Juknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

(4)

POSTUR ANGARAN PENDIDIKAN

(5)
(6)
(7)

Modus

Berkedok / seolah-olah SUMBANGAN, Pungutan diatasnamakan Komite Sekolah

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

FUNGSI DAN TUGAS KOMITE SEKOLAH [PP SNP]

1.

Pasal 52 ayat (3):

Struktur organisasi Sekolah dan Biaya Operasional Sekolah

diputuskan oleh Komite Sekolah

dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah

2.

Pasal 52 ayat (4):

Tata tertib sekolah, yang minimal meliputi tata tertib pendidik,

tendik dan siswa, serta penggunaan dan pemerliharaan sarpras

ditetapkan oleh Kepala Sekolah

setelah mempertimbangkan

masukan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah.

3.

Pasal 54 ayat (2):

Pelaksanaan pengelolaan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana

kerja tahunan harus

mendapat persetujuan dari rapat dewan

(13)

FUNGSI DAN TUGAS KOMITE SEKOLAH [PASAL 2 & 3]

1.

Fungsi Komite Sekolah: Peningkatan MUTU PELAYANAN

Pendidikan.

2.

Tugas Komite Sekolah

a.

Memberikan

pertimbangan

dalam penentuan dan pelaksanaan

kebijakan pendidikan terkait:

1) Kebijakan

dan program Sekolah;

2) RAPBS/RKAS;

3) Kriteria

kinerja

Sekolah;

4) Kriteria

fasilitas

pendidikan di Sekolah; dan

5) Kriteria

kerjasama

Sekolah dengan pihak lain.

b. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya

dari

masyarakat melalui upaya kreatif dan inovatif

c.

Mengawasi pelayanan pendidikan

di Sekolah

d. Menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi

masyarakat atas

kinerja Sekolah

(14)

KEANGGOTAAN [PASAL 4]

Orangtua/Wali Dari

Siswa Yang Masih Aktif

maks

50%

• Diharapkan ketua Komite dari Orang Tua/Wali

Tokoh Masyarakat

maks

30%

• Memiliki pekerjaan dan perilaku hidup yang menjadi panutan

• Tidak termasuk

anggota/pengurus OPG dan pengurus Parpol

Pakar Pendidikan

maks

30%

• Pensiunan PTK

• Berpengalaman di bidang pendidikan

1. Guru & Tenaga Kependidikan dari Sekolah yang bersangkutan

2. Penyelenggara Sekolah yang bersangkutan  Sekolah Swasta

ORANG YANG KARENA JABATANNYA BERPOTENSI CONFLICT OF INTEREST TERHADAP PENGELOLAAN ANGGARAN

NEGARA

3. Pemerintah Desa

4. Pejabat daerah yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan/Pimpinan Daerah

5. Anggota DPRD

6. Pejabat pemerintah pusat/pemda yang membidangi pendidikan

YANG TIDAK DAPAT MENJADI KOMITE SEKOLAH

Jumlah Anggota:

5-15 orang

Persentase ini merupakan

batas maksimalsampai dengan jumlah anggota memenuhi 100% yang

disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

(15)

KEANGGOTAAN & KOORDINASI [PASAL 4

9]

a. Mengundurkan diri

b. Meninggal dunia

c. Tidak dapat melaksanakan tugas karena

berhalangan tetap

d. Dijatuhi pidana dan telah

inkracht

2. METODE PEMBENTUKAN

a.

Dalam

1

Sekolah

:

melalui

rapat

orangtua/wali, dimusyawarahkan dan/atau

melalui

voting

. Ditetapkan oleh Kepala

Sekolah (Sesuai dengan PP 17 Tahun 2010)

b. Komite Sekolah Gabungan

:

bagi Sekolah

yang memiliki siswa kurang dari 200 dapat

membentuk Komite Sekolah gabungan dgn

Sekolah Lain. Pembentukannya difasilitasi

oleh

Dinas

Pendidikan

sesuai

kewenangannya. Ditetapkan oleh Kepala

Sekolah yang memiliki siswa paling banyak

c.

Masa Jabatan

:

3 tahun, dapat dipilih

kembali 1x

3. BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

4. PEMBINA KOMITE SEKOLAH

Bupati/walikota, camat, lurah/kepala desa sesuai

dengan wilayah kerjanya

5. KOORDINASI DAN KONSULTASI

Dengan Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya

(16)

METODE PENGGALANGAN DANA

YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH KOMITE SEKOLAH

Definisi: Pemberian

uang/barang/jasa

oleh

pemangku

kepentingan satuan

pendidikan di luar

peserta didik atau

orang tua/wali,

dengan syarat yang

disepakati para

pihak

BANTUAN

Definisi: Penarikan uang oleh

Sekolah (bukan oleh Komite

Sekolah) kepada

peserta didik,

orangtua/walinya

yang bersifat

wajib, mengikat, serta

jumlah

dan jangka waktu

pemungutannya

ditentukan

Definisi: Pemberian

uang/barang/jasa

oleh

peserta didik, orang

tua/wali baik

perseorangan maupun

bersama-sama,

masyarakat atau lembaga

secara sukarela, dan tidak

mengikat satuan

pendidikan

PUNGUTAN

SUMBANGAN

YANG DAPAT MEMUNGUT HANYA: SMA/SMK NEGERI DI DAERAH YG TIDAK

MELAKSANAKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN & SEKOLAH SWASTA

BUKAN

• Sumbangan oleh KS tidak boleh untuk membayar gaji/honor guru dan tendik. (Permendagri Nomor 31 Tahun 2016APBD untuk Guru PNS)

Dana BOS/BOSDA diutamakan untuk kebutuhan pokok sekolahmisalkan buku pelajaran, buku di perpustakaan.

Pungutan TIDAK DIPERUNTUKAN untuk pembangunan fisik atau renovasi bangunan (misalkan tempat ibadah dan ruang kelas),atau untuk pembelian kendaraan operasional sekolah.

(17)

SKEMA PERBEDAAN BANTUAN, PUNGUTAN DAN SUMBANGAN

ASPEK

BANTUAN

SUMBANGAN

PUNGUTAN

TINDAKAN

Pemberian

Pemberian

Penarikan

BENTUK

Uang/Barang/Jasa

Uang/Barang/Jasa

Uang

PELAKU

Pemangku

kepentingan

satuan pendidikan

di luar peserta

didik atau orang

tua/wali

Peserta didik, orang

tua/wali baik

perseorangan maupun

bersama-sama,

masyarakat atau lembaga

Sekolah

SIFAT (SYARAT

DAN

KETENTUAN)

Disepakati para

pihak

Sukarela, dan tidak

mengikat satuan

pendidikan

Wajib, mengikat, serta

jumlah dan jangka waktu

pemungutannya

ditentukan

Sumbangan WAJIB?

Iuran WAJIB?

INI ADALAH

PUNGUTAN

(18)

ADALAH PENGENAAN BIAYA ATAU PUNGUTAN DI TEMPAT YANG SEHARUSNYA TIDAK ADA BIAYA

DIKENAKAN ATAU DI PUNGUT DI LOKASI ATAU PADA KEGIATAN TERSEBUT TIDAK SESUAI KETENTUAN. SEBAGAI KEGIATAN MEMUNGUT BIAYA ATAU MEMINTA UANG SECARA PAKSA OLEH SESEORANG KEPADA PIHAK LAIN DAN HAL TERSEBUT MERUPAKAN SEBUAH PRAKTEK KEJAHATAN ATAU PERBUATAN PIDANA.

Aspek Individu Pelaku :

• Sifat tamak manusia;

• Moral yang kurang kuat;

• Penghasilan yang kurang mencukupi;

• Kebutuhan hidup yang mendesak;

• Gaya hidup yang konsumtif;

• Malas atau tidak mau kerja;

• Ajaran agama yang kurang diterapkan.

Aspek Organisasi

• Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan;

• Tidak adanya kultur organisasi yang benar;

• Sistim akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah yang kurang memadai;

• Kelemahan sistim pengendalian manajemen;

FAKTOR PENYEBAB PUNGLI

(19)

30 31 32 33 34 35 36 37 2013

2014 2015

2015: skor IPK indonesia sebesar 36 dan menempatiurutan 88 dari 167 negarayg diukur.

Skor Indonesia naik 2 poin dan naik 19 peringkatdari tahun 2014 (tahun 2014, Indonesia peringkat 107)

Indonesia masih termasuk kelompok negara dengan tingkat korupsi tinggi (dibawah rata-rata global di skor 43) KENAIKAN SKOR INDEK PERSEPSI KORUPSI INDONESIA

DATA INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK) INDONESIA

Catatan:

Semakin tinggi IPK semakin baik, namun batas rata-rata berada di skor 43

(20)

BIDANG %

Pendidikan

49 %

Pertanahan 11 %

Gakkum 8 %

Adminduk 7 %

Cukai & Pajak 7 %

Kepegawaian 6 %

Perhubungan 5 %

Perizinan 4 %

Kesehatan 3 %

Lainnya

(21)

PUNGLI (PN) = KORUPSI (DELIK SUAP)

PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

Delik Merugikan Keuangan Negara Dan Atau Perekonomian Negara. Psl 2 Ayat (1) Dan Psl 3

Delik : Suap Menyuap Pasal 5 Ayat (1) a,b (2) ; Psl 6 (1) a,b (2) ; Psl 11 ; Psl 12 A, B, C, D ; Psl 13

Delik Penggelapan Dalam Jabatan Psl 8 ; Psl 9 ; Psl 10 A, B, C

Delik Pemerasan Dalam Jabatan Psl 12 e , f , g

Delik Perbuatan Curang Psl 7 (1) A, B, C, D , (2) ; Psl 12 H

Delik Benturan Kepentingan Dlm Pengadaan (Psl 12 I)

Delik Gratifikasi (Psl 12 B Jo 12 C) KUH Pidana Pasal 368 (Pemerasan) Anc 9 Thn Pasal 378 (Penipuan) Anc 4 Thn

UU No. 11 Tahun 1980 (TP Suap)

Pasal 3 (penerima Suap) Anc 3 Thn

(22)

MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]

YANG HARUS DILAKUKAN SEKOLAH

A. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dengan ketentuan (tertuang dalam Permendikbud Nomor 16 Tahun 2016 tentang BOS):

1. RKAS memuat BOS

2. RKJM disusun setiap 4 (empat) tahun

3. RKJM, RKT, dan RKAS disusun berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah

4. RKJM, RKT, dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan guru setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya untuk SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/ SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh

Pemerintah atau Pemerintah Daerah atau yayasan untuk SD/SDLB/SMP/ SMPLB atau SMA/SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh masyarakat.

B. Menentukan Kebutuhan YANG TELAH DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH NEGARA dalam Penyelenggaraan Pendidikan C. Komite Sekolah membuat proposal yang diketahui Sekolah sebelum melakukan penggalangan dana dan sumber

daya pendidikan lainnya dari masyarakat. Bentuk proposal minimal berisi: 1. Jenis kebutuhan yang tidak dapat dibiayai negara

(yang telah diputuskan sebelumnya pada rapat

Komite Sekolah dengan Sekolah yang disepakati oleh orangtua siswa)

2. Besaran anggaran untuk pemenuhan Kebutuhan

3. Rencana sumber penggalangan dana 4. Rencana pelaksanaan (jangka waktu) 5. Metode pemberian sumbangan/bantuan 6. Narahubung/Contact Person

(23)

MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]

D. Hasil penggalangan dana dibukukan pada

rekening bersama

antara Komite Sekolah dan Sekolah

E.

Hasil penggalangan dana dapat digunakan untuk:

1. Menutupi kekurangan biaya Sekolah

2. Pembiayaan program terkait peningkatan mutu sekolah

3. Pengembangan Sarpras

4. Pembiayaan kegiatan operasional Komite Sekolah yang dilakukan sewajarnya dan harus

dipertanggungjawabkan secara transparan (ATK, konsumsi rapat, transportasi)

F.

Penggunaan hasil penggalangan dana oleh Sekolah harus mendapatkan persetujuan Komite Sekolah

dan dipertanggungjawabkan secara akuntabel

(24)

Perpres Nomor 123 Tahun 2016

PETUNJUK TEKNIS DAK FISIK, untuk DAK Fisik Bidang Pendidikan dapat digunakan untuk..

DAK Fisik Bidang Pendidikan: mendanai kegiatan Dikdasmen yang merupakan urusan wajib Daerah sesuai prioritas nasional sebagai upaya pemenuhanstandar sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai SNP

DAK FISIK REGULER DAK FISIK PENUGASAN

SD SMP SMA SMK

PRASARANA

1. Rehab ruang belajar, ruang guru, dan/atau jamban, dengan tingkat kerusakan sedang atau berat, baik berikut perabot atau tanpa perabot; dan/atau

2. Pembangunan ruang kelas baru (RKB) berikut perabot.

1. Rehab ruang belajar dan/atau ruang penunjang lainnya dengan tingkat kerusakan minimal sedang, baik berikut perabot atau tanpa perabot;

2. Pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabot; dan/atau

3. Pembangunan lab IPA beserta perabotnya.

1. Rehab ruang belajar dan/atau ruang penunjang lainnya dengan tingkat kerusakan minimal sedang, baik berikut perabot atau tanpa perabot;

2. Pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabot; dan/atau

3. Pembangunan lab IPA beserta perabotnya.

PRIORITAS BIDANG KEAHLIAN: 1. Agribisnis dan Agroteknologi; 2. Kemaritiman; 3. Pariwisata; dan 4. Industri Kreatif/Teknologi dan Rekayasa. Pemenuhan/pembangunan ruang praktik siswa.

SARANA

Pengadaan koleksi perpustakaan (buku

pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik)

Pengadaan peralatan dan media pendidikan

Pengadaan peralatan dan media pendidikan

Pengadaan peralatan praktik utama

(25)

Permendikbud Nomor 19 Tahun 2016

PIP, dapat digunakan untuk..

Dana bantuan diberikan langsung kepada siswa dengan untuk pemanfaatan sebagai berikut: 1. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;

2. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll); 3. Transportasi siswa ke sekolah;

4. Uang saku siswa ke sekolah; dan 5. Biaya kursus/les tambahan.

(26)

Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017

PERUNTUKKAN BOS (SD/SDLB dan SMP/SMPLB),

dapat digunakan untuk.. 1. Pengembangan Perpustakaan (termasuk

penyediaan buku teks)

2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB

(termasuk pendaftaran ulang siswa lama) 3. Kegiatan Pembelajaran dan

Ekstrakurikuler

4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran 5. Pengelolaan Sekolah

6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Pengembangan

Manajemen Sekolah

7. Langganan Daya dan Jasa (biaya

langganan listrik, air, telepon, internet) 8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan

Prasarana Sekolah

9. Pembayaran Honor

a. Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM);

b. Tenaga administrasi (tenaga yang melaksanakan administrasi sekolah termasuk melakukan tugas sebagai petugas pendataan Dapodikdasmen), termasuk tenaga administrasi BOS untuk SD;

c. Pegawai perpustakaan; d. Penjaga sekolah;

e. Petugas satpam; f. Petugas kebersihan.

10. Pembelian/Perawatan Alat Multi Media Pembelajaran 11. Biaya Lainnya

Apabila seluruh komponen 1-10 telah terpenuhi pembiayaannya danmasih terdapat kelebihan BOS, maka BOS dapat digunakan untuk keperluan lainnya, dimanapenggunaan dana ini harus diputuskan melalui rapat dengan dewan guru dan Komite Sekolah. Pembiayaan yang dapat dibiayaiantara lain:

a. peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah;

b. membangun jamban/WC beserta sanitasinya, dan kantin sehat, bagi SD/SDLB yang belum memiliki prasarana tersebut;

(27)

Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017

PERUNTUKKAN BOS (SMA/SMALB), dapat digunakan untuk..

1. Pengembangan Perpustakaan (termasuk penyediaan buku teks)

2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB (termasuk pendaftaran ulang siswa lama)

3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler 4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran

5. Pengelolaan Sekolah

6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga

Kependidikan, serta Pengembangan Manajemen Sekolah

7. Langganan Daya dan Jasa (biaya langganan listrik, air, telepon, internet)

8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah 9. Pembayaran Honor

BOS dapat digunakan untuk pembayaran honor guru pada untuk jenjang SMA/SMK sebagai akibat peralihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi, dengan ketentuan:

a. batas maksimum penggunaan BOS untuk membayar honor adalah 15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;

b. mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat melalui dinas pendidikan masing-masing provinsi dengan menyampaikan perhitungan jumlah guru, nama guru dan mata pelajaran yang diampu, serta dan satuan pendidikan yang menjadi satuan administrasi pangkalnya;

c. memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV; dan

d. bukan merupakan guru yang baru direkrut setelah peralihan kewenangan.

(28)

Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017

PERUNTUKKAN BOS (SMK), dapat digunakan untuk..

1. Pengembangan Perpustakaan (termasuk penyediaan buku teks)

2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB (termasuk pendaftaran ulang siswa lama)

3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler 4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran

5. Pengelolaan Sekolah

6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Pengembangan Manajemen Sekolah

7. Langganan Daya dan Jasa (biaya langganan listrik, air, telepon, internet)

8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah

9. Pembayaran Honor

BOS dapat digunakan untuk pembayaran honor guru untuk jenjang SMK sebagai akibat peralihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi, dengan ketentuan:

a. batas maksimum penggunaan BOS untuk membayar honor adalah 15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;

b. mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat melalui dinas pendidikan masing-masing provinsi dengan menyampaikan perhitungan jumlah guru, nama guru dan mata pelajaran yang diampu, serta dan satuan pendidikan yang menjadi satuan administrasi pangkalnya;

c. memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV; dan

d. bukan merupakan guru baru yang direkrut setelah peralihan kewenangan.

10. Pembelian Alat Multi Media Pembelajaran

11. Penyelenggaraan Kegiatan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Kejuruan

12. Penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK dan/atau Praktek Kerja Industri (Prakerin)/Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dalam Negeri dan Pemagangan

(29)

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA

a. Perusahaan

rokok

dan/atau

lembaga yang menggunakan merk

dagang, logo, semboyan, dan/atau

warna yang diasosiasikan sbg ciri

khas perusahaan rokok

b. Perusahaan

minuman

beralkohol

dan/atau

lembaga

yang menggunakan merk dagang,

logo, semboyan, dan/atau warna

yang diasosiasikan sbg ciri khas

perusahaan beralkohol

c. Partai politik

.

1. Menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar,

pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam di Sekolah

2. Melakukan pungutan kepada siswa & orangtua siswa

3. Mencederai integritas evaluasi hasil belajar siswa

4. Mencederai integritas seleksi pada PPDB

5. Melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas

6. Mengambil/mensiasati keuntungan ekonomi dari pelaksanaan

kedudukan

7. Memanfaatkan asset Sekolah untuk kepentingan pribadi/kelompok

diluar untuk urusan Sekolah

8. Melakukan kegiatan politik praktis di Sekolah

9. Mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan & tusi KS

[Pasal 11] Sumbangan dan

Bantuan DILARANG berasal dari:

[PASAL 12] Larangan untuk KS

(30)

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA

Komite Sekolah menyampaikan laporan kepada orgtua/wali siswa,

masyarakat, dan Kepsek melalui pertemuan berkala paling sedikit 1x

dalam 1 semester

Laporan KS terdiri dari:

a. Laporan kegiatan KS (rutin dan berkala)

b. Laporan hasil perolehan penggalangan dana (dibuat setiap

melakukan penggalangan dana)

(31)

KRITERIA MINIMAL FORMAT

LAPORAN TAHUNAN KOMITE SEKOLAH

A. UMUM

• SK Pengangkatan Komite Sekolah

• Profil Pengurus Komite Sekolah

• Laporan per kegiatan Komite Sekolah berbentuk

Penggalangan Dana (dituangkan dalam laporan tahunan dan dibuat setiap kegiatan sebagai pertanggungjawaban)

o Proposal Kegiatan untuk Penggalangan Dana

o Laporan Pemasukan dari Penggalangan Dana

o Laporan Pengeluaran dari Penggunaan Dana

o Dokumentasi & Hasil Kegiatan

• Dana Yang Tersisa Pada Akhir Tahun

• Dana Yang Tersedia di Awal Tahun

• Laporan per Kegiatan Komite Sekolah Non Penggalangan Dana

o Ruang Lingkup Kegiatan

o Laporan Keuangan

o Dokumenasi & Hasil kegiatan

(32)

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 14:

Ketentuan dalam Permendikbud ini harus disesuaikan dalam jangka waktu 1 tahun sejak Permendikbud ditetapkan (30 Desember 2016).

1. Maka, batas waktu penyesuaian Komite Sekolah diseluruh Sekolah terhadap Peraturan Menteri ini paling lambat 30 Desember 2017;

2. Dinas Pendidikan wajib memastikan setiap Sekolah wajib memiliki Komite Sekolah; dan

3. Sesuai dengan PP Nomor 17 Tahun 2010, pembentukkan Komite Sekolah dapat menggunakan nomenklatur lain dengan pembentukan, struktur, tugas, dan fungsi yang sama dengan Komite Sekolah sesuai peraturan perundang-undangan.

(33)

KETENTUAN PENUTUP DAN TINDAK LANJUT

1. Sumbangan, bantuan, dan DAK Fisik tidak dapat dilaksanakan apabila tidak terdapat Komite Sekolah.

2. Pemerintah Daerah membuat aturan tentang batasan yang jelas mengenai apa yang dapat dipungut dan yang tidak dapat dipungut melainkan dengan sumbangan/bantuan.

3. Regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Daerah mengacu pada peraturan perundang-undangan termasuk PP Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.

4. Regulasi yang dibuat Pemerintah Daerah mengakomodir antara lain: prinsip tidak memungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis dan tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

5. Dengan adanya regulasi tersebut, diharapkan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yang telah melaksanakan penggalangan dana sesuai dengan peraturan perundang-undangan tidak terkena Tim Saber Pungli maupun penegak hukum lainnya.

(34)

TANTANGAN

REVITALISASI

KOMITE SEKOLAH

1. Keterlibatan aktif peran anggota KS dan Orang tua/wali

2. Peran Dinas Pendidikan untuk :

a. Memastikan adanya Komite Sekolah ada di setiap Sekolah.

b. mencegah adanya Pungli berkedok sumbangan dan memberatkan orang tua.

c. melakukan pengawasan pada saat memasuki tahun ajaran baru (mulai bulan 5-7) agar jangan ada pungutan oleh sekolah dan sumbangan oleh KS kepada org tua/wali

3. Bagi daerah yang belum menetapkan Wajib Belajar 12 Tahun maka sebaiknya Perda yang mengatur penetapan APBS (Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah) untuk menetapkan iuran wajib (pungutan) oleh Sekolah, dengan mengatur antara lain :

a. APBS ditetapkan sebelum Tahun Ajaran Baru;

b. disusun oleh Sekolah dan KS dengan wajib memetakan kemampuan wali siswa untuk SMA/SMK

c. APBS harus disetujui DISDIK dan ada waktu bagi DISDIK untuk mencermati bahwa APBS tersebut tidak membebani orang tua/wali siswa.

(35)

KANAL PELAPORAN DAN INFORMASI

Unit Layanan Terpadu

Posko Pengaduan Itjen Kemdikbud

Saber Pungli LAPOR! 021-570 3303 021-5790 3020 ult.kemdikbud.go.id pengaduan@kemdikbud.go.id 0812 976 929 021-573 3125 pengaduan@kemdikbud.go.id 0812 976 929 193 0821 1213 1323 lapor@saberpungli.id 1193 1708 lapor.go.id

(36)

TERIMA KASIH

Staf Ahli Menteri Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pemberian suplemen probiotik EM4 berbeda tidak nyata (P > 0,05) terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan

Dalam menghadapi kondisi tersebut, bank tetap berpedoman pada pemberian kredit secara selektif dan menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga tertentu yang

Belanja Barang yang akan diserahkan kepada masyarakat. Uang untuk diberikan kepada

Penghitung baik sinkron maupun asinkron bisa didisain sebagai pengitung dari 1 sampai dengan 15 (contoh penghitung sampai dengan 10,8, 6 dsb.) dengan cara

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani sekaligus pengepul jamur di Desa Kemangkon terdapat tiga saluran pemasaran dalam pemasaran jamur yang ada di Kabupaten

For non-organic waste, ask the group administrator for the best management in your area. Separate organic waste

Untuk m = 4, ada tambahan langkah dimana word yang penting ( K i +3 ) dilakukan circular shift right sebanyak 3, kemudian dilakukan XOR dengan K i +1, kemudian

Berdasarkan hasil kesimpulan: (1) penyebab perceraian yaitu adanya orang ketiga dalam keluarga (PIL/WIL), adanya pertengkaran yang terus- menerus, tidak dapat