Bimbingan Teknis Komite Sekolah
Penguatan Pendidikan Karakter
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
PERMENDIKBUD NO. 75 TAHUN
2017
TENTANG KOMITE SEKOLAH
▸ Baca selengkapnya: contoh sk komite sekolah sd terbaru
(2)Arahan Khusus Presiden
2 Revitalisasi Pendidikan Vokasi:
SMK Maritim, Pertanian/Pangan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif.
1 Kartu Indonesia Pintar (KIP).
3 Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Gerakan Nasional Revolusi Mental
3 Gotong Royong
2 Kerja Keras (Etos Kerja)
▸ Baca selengkapnya: sk komite sekolah smp 2023
(3)a. Amanat Undang-Undang dan Kebijakan Nasional Pendidikan
UU Sisdiknas, Nawacita, Trisakti, RPJMN 2015-2019, Amanat Presiden RI, Kebijakan Kemendikbud
b. Fokus pada Penguatan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bukan produk baru, bukan mata pelajaran, bukan kurikulum baru tetapi merupakan
penguatan atau fokus dari proses pembelajaran dan sebagai poros/ruh/jiwa pendidikan
c. Penguatan Peran Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah dan Masyarakat
PPK mendorong penguatan ekosistem pendidikan (Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah dan Masyarakat).
d. Praktik-Praktik Baik
Kekayaan pengalaman dan praktik-praktik baik sekolah khususnya Kepala Sekolah dan Guru.
e. Keteladanan
Keteladanan dan perilaku baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua dalam keseharian.
f. Konsep Pembelajaran Dialogis
PPK Berbasis Kelas, PPK Berbasis Budaya Sekolah, PPK Berbasis Partisipasi Masyarakat.
g. PPK Terintegrasi dengan Seluruh Aktivitas KBM di Sekolah 3
POSTUR ANGARAN PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG REVITALISASI KOMITE
SEKOLAH
1. Kepmendiknas Nomor 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sudah tidak relevan karena tidak mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (masih berdasarkan UU Sisdiknas sebelumnya: UU Nomor 2 Tahun 1989 yang telah dicabut) dan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Salah satu contoh norma yang sudah tidak relevan adalah komponen keanggotaan Komite Sekolah masih memasukkan unsur Guru dari sekolah yang bersangkutan.
2. Optimalisasi tugas dan fungsi Komite Sekolah
3. Menghindari praktik pungli (pungutan liar) baik yang dilakukan Sekolah maupun Komite Sekolah
4. Melindungi masyarakat yang kurang mampu
5. Perlunya transparansi alokasi anggaran dari Pemda/Pemerintah
Pusat kepada sekolah dan akuntablitas pertanggungjawaban penggalangan dana oleh Komite Sekolah.
DASAR HUKUM / PERATURAN TERKAIT
1. Pasal 51 ayat (1) dan Penjelasannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.”
Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan.
2. Pasal 56 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (SABER Pungli)
5. Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik 6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada Pendidikan Dasar
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah
Modus
Berkedok / seolah-olah SUMBANGAN, Pungutan diatasnamakan Komite Sekolah
FUNGSI DAN TUGAS KOMITE SEKOLAH [PASAL 2 & 3]
1. Fungsi Komite Sekolah: Peningkatan MUTU PELAYANAN
Pendidikan.
2. Tugas Komite Sekolah
a. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan terkait:
1) Kebijakan dan program Sekolah;
2) RAPBS/RKAS;
3) Kriteria kinerja Sekolah;
4) Kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah; dan 5) Kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain.
b. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya
dari masyarakat melalui upaya kreatif dan inovatif
c. Mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah
d. Menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi
Peran dan tanggung jawab Komite
Sekolah antara lain:
1. mendorong pelaksanaan Pelibatan
Keluarga di Satuan Pendidikan
2. mendukung pelaksanaan Pelibatan
Keluarga; dan
Mengapa Melibatkan Keluarga?
•
Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama,
yang memiliki pengaruh besar terhadap prilaku individu;
•
Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama yang paling
“tidak” tersiapkan;
•
Belum sinergi pendidikan di sekolah, keluarga dan
masyarakat;
18
1
Kekerasa n
2
Narkoba3
Pornograf
4
Tindaka n Amoral
5
Radikalism e
Untuk Mengatasi Fenomena Sosial Tersebut
1. menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Satuan
Pendidikan;
2. mengikuti kelas Orang Tua/Wali;
3. menjadi narasumber dalam kegiatan di Satuan Pendidikan;
4. berperan aktif dalam kegiatan pentas kelas akhir tahun
pembelajaran;
5. berpartisipasi dalam kegiatan kokurikuler, ekstra kurikuler,
dan kegiatan lain untuk pengembangan diri Anak;
6. bersedia menjadi aggota Komite Sekolah;
7. berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
Komite Sekolah;
8. bersedia menjadi anggota tim pencegahan kekerasan di
Satuan Pendidikan;
9. berperan aktif dalam kegiatan pencegahan pornograf,
pornoaksi, dan penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya (NAPZA); dan
10. memfasilitasi dan/atau berperan dalam kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter Anak di Satuan Pendidikan.
KEANGGOTAAN [PASAL 4]
Orangtua/wali dari siswa yang masih aktif
• maks 50% • Diharapkan ketua Komite dari Orang Tua/Wali Tokoh Masyarakat
• maks 30%
• Memiliki pekerjaan dan perilaku hidup yang menjadi panutan • Tidak termasuk
anggota/pengurus OPG dan pengurus Parpol
Pakar
Pendidikan
• maks 30%
• Pensiunan PTK
• Berpengalaman di bidang
pendidikan
1. Guru & Tenaga Kependidikan dari Sekolah yang
bersangkutan
2. Penyelenggara Sekolah yang bersangkutan Sekolah
Swasta
ORANG YANG KARENA JABATANNYA BERPOTENSI
CONFLICT OF INTEREST TERHADAP PENGELOLAAN
ANGGARAN NEGARA
3. Pemerintah Desa
4. Pejabat daerah yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan
Kecamatan/Pimpinan Daerah 5. Anggota DPRD
6. Pejabat pemerintah pusat/pemda yang
membidangi pendidikan
YANG TIDAK DAPAT MENJADI KOMITE
SEKOLAH
Jumlah Anggota:
5-15 orang
KEANGGOTAAN & KOORDINASI [PASAL 4 – 9]
a. Mengundurkan diri b. Meninggal dunia
c. Tidak dapat melaksanakan tugas karena berhalangan tetap
d. Dijatuhi pidana dan telah inkracht
2. METODE PEMBENTUKAN
a. Dalam 1 Sekolah: melalui rapat orang tua/wali, dimusyawarahkan dan/atau melalui voting. Ditetapkan oleh Kepala Sekolah (Sesuai dengan PP 17 Tahun 2010)
b. Komite Sekolah Gabungan:
bagi Sekolah yang memiliki siswa kurang dari 200 dapat membentuk Komite Sekolah gabungan dgn Sekolah Lain. Pembentukannya difasilitasi oleh Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya. Ditetapkan oleh Kepala Sekolah yang memiliki siswa paling banyak
c. Masa Jabatan: 3 tahun, dapat dipilih kembali 1x
3. BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
4. PEMBINA KOMITE SEKOLAH
Bupati/walikota, camat, lurah/kepala desa sesuai dengan wilayah kerjanya
5. KOORDINASI DAN KONSULTASI
METODE PENGGALANGAN DANA
YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH KOMITE SEKOLAH
Definisi: Pemberian uang/barang/j asa oleh
pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/wali, dengan syarat yang disepakati para pihak
BANTUAN
Definisi: Penarikan uang oleh Sekolahkepada peserta didik,
orangtua/walinya
yang bersifat wajib, mengikat, serta
jumlah dan jangka waktu pemungutannya ditentukan Definisi: Pemberian uang/barang/jasa
oleh peserta didik, orang tua/wali
baik perseorangan maupun bersama-sama, masyarakat atau lembaga secara
sukarela, dan tidak mengikat satuan
pendidikan
PUNGUTAN
SUMBANGAN
SMA/SMK NEGERI DI DAERAH YG TIDAK MELAKSANAKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN &
SEKOLAH SWASTA
BUKAN
• Sumbangan oleh KS tidak boleh untuk membayar gaji/honor guru dan tendik. (Permendagri Nomor 31 Tahun 2016 APBD untuk Guru PNS)
• Namun, dapat melalui mekanisme bantuan kepada Pemerintah Daerah/Pemerintah Pusat, alumni, dana CSR (perusahaan) atau kelompok masyarakat lainnya. Ataupun sumbangan kepada org tua siswa yang mampu dan sifatnya sukarela
• Dana BOS/BOSDA diutamakan untuk kebutuhan pokok sekolah misalkan buku pelajaran, buku di perpustakaan.
• Pungutan TIDAK DIPERUNTUKAN untuk
pembangunan fisik atau renovasi bangunan
(misalkan tempat ibadah dan ruang kelas), atau untuk pembelian kendaraan operasional sekolah.
SKEMA PERBEDAAN BANTUAN, PUNGUTAN DAN SUMBANGAN
ASPEK
BANTUAN
SUMBANGAN
PUNGUTAN
TINDAKAN
Pemberian Pemberian PenarikanBENTUK
Uang/Barang/Jasa Uang/Barang/Jasa UangPELAKU
Pemangkukepentingan
satuan pendidikan di luar peserta
didik atau orang tua/wali
Peserta didik, orang tua/wali baik perseorangan maupun bersama-sama, masyarakat atau lembaga Sekolah
SIFAT
(SYARAT DAN
KETENTUAN)
Disepakati parapihak Sukarela, dan tidak mengikat satuan pendidikan
ADALAH PENGENAAN BIAYA ATAU PUNGUTAN DI TEMPAT YANG SEHARUSNYA TIDAK ADA BIAYA DIKENAKAN ATAU DI PUNGUT DI LOKASI ATAU PADA
KEGIATAN TERSEBUT TIDAK SESUAI KETENTUAN.
SEBAGAI KEGIATAN MEMUNGUT BIAYA ATAU MEMINTA UANG SECARA PAKSA OLEH SESEORANG KEPADA PIHAK LAIN DAN HAL TERSEBUT MERUPAKAN SEBUAH PRAKTEK KEJAHATAN ATAU PERBUATAN PIDANA.
Aspek Individu Pelaku :
• Sifat tamak manusia;
• Moral yang kurang kuat;
• Penghasilan yang kurang mencukupi;
• Kebutuhan hidup yang
mendesak;
• Gaya hidup yang konsumtif; • Malas atau tidak mau kerja;
• Ajaran agama yang kurang
diterapkan.
Aspek Organisasi
• Kurang adanya sikap keteladanan
pimpinan;
• Tidak adanya kultur organisasi yang benar;
• Sistem akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah yang kurang memadai;
• Kelemahan sistim pengendalian
manajemen.
FAKTOR PENYEBAB PUNGLI
2013 2014 2015
30 31 32 33 34 35 36 37
2015: skor IPK
indonesia sebesar 36 dan menempati urutan 88 dari 167 negara yg diukur.
Skor Indonesia naik 2 poin dan naik 19
peringkat dari tahun 2014 (tahun 2014, Indonesia peringkat 107)
Indonesia masih termasuk kelompok negara dengan tingkat korupsi tinggi
(dibawah rata-rata global di skor 43)
KENAIKAN SKOR INDEK PERSEPSI KORUPSI INDONESIA
BIDANG %
Pendidikan
49 %
Pertanahan 11 %
Gakkum 8 %
Adminduk 7 %
Cukai & Pajak 7 %
Kepegawaian 6 %
Perhubungan 5 %
Perizinan 4 %
Kesehatan 3 %
Lainnya
PUNGLI (PN) = KORUPSI
(DELIK SUAP)
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA
• Delik Merugikan Keuangan Negara dan atau Perekonomian Negara. Psl 2 Ayat (1) Dan Psl 3
• Delik : Suap Menyuap Pasal 5 Ayat (1) a,b (2) ; Psl 6 (1) a,b (2) ; Psl 11 ; Psl 12 A, B, C, D ; Psl 13
• Delik Penggelapan Dalam Jabatan Psl 8 ; Psl 9 ; Psl 10 A, B, C
• Delik Pemerasan Dalam Jabatan Psl 12 e , f , g
• Delik Perbuatan Curang Psl 7 (1) A, B, C, D , (2) ; Psl 12 H
• Delik Benturan Kepentingan Dlm Pengadaan (Psl 12 I)
• Delik Gratifikasi (Psl 12 B Jo 12 C)
KUH Pidana
Pasal 368 (Pemerasan) Anc 9 Thn
Pasal 378 (Penipuan) Anc 4 Thn
UU No. 11 Tahun 1980 (TP Suap)
MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]
YANG HARUS DILAKUKAN SEKOLAH
A. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja
Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS),
dengan ketentuan (tertuang dalam Permendikbud Nomor 16 Tahun 2016
tentang BOS):
1. RKAS memuat BOS
2. RKJM disusun setiap 4 (empat) tahun
3. RKJM, RKT, dan RKAS disusun berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah 4. RKJM, RKT, dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan guru setelah
memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya untuk SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/ SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah atau
MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]
YANG HARUS DILAKUKAN SEKOLAH (LANJUTAN)
B.Menentukan Kebutuhan YANG TELAH DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH
NEGARA
dalam Penyelenggaraan Pendidikan
C.Komite Sekolah
membuat proposal
yang diketahui Sekolah sebelum
melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya
dari masyarakat. Bentuk proposal minimal berisi:
1. Jenis kebutuhan yang tidak dapat dibiayai negara (yang telah
diputuskan sebelumnya pada rapat Komite Sekolah dengan Sekolah yang disepakati oleh orangtua siswa)
2. Besaran anggaran untuk pemenuhan Kebutuhan 3. Rencana sumber penggalangan dana
MEKANISME PENGGALANGAN DANA [PASAL 10]
D. Hasil penggalangan dana dibukukan pada
rekening bersama
antara Komite Sekolah dan Sekolah
E. Hasil penggalangan dana dapat digunakan untuk:
1. Menutupi kekurangan biaya sekolah
2. Pembiayaan program terkait peningkatan mutu sekolah 3. Pengembangan Sarpras
4. Pembiayaan kegiatan operasional Komite Sekolah yang dilakukan sewajarnya dan harus dipertanggungjawabkan secara transparan (ATK, konsumsi rapat, transportasi).
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017
PERUNTUKAN BOS (SD/SDLB dan SMP/SMPLB),
dapat digunakan untuk..1. Pengembangan Perpustakaan (termasuk penyediaan buku teks)
2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB (termasuk
pendaftaran ulang siswa lama) 3. Kegiatan Pembelajaran dan
Ekstrakurikuler 4. Kegiatan Evaluasi
Pembelajaran
5. Pengelolaan Sekolah
6. Pengembangan Profesi Guru
dan Tenaga Kependidikan, serta Pengembangan Manajemen
Sekolah
7. Langganan Daya dan Jasa (biaya langganan listrik, air, telepon, internet)
8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah
9. Pembayaran Honor
a. Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM);
b. Tenaga administrasi (tenaga yang melaksanakan
administrasi sekolah termasuk melakukan tugas sebagai petugas pendataan Dapodikdasmen), termasuk tenaga administrasi BOS untuk SD;
c. Pegawai perpustakaan; d. Penjaga sekolah;
e. Petugas satpam; f. Petugas kebersihan.
10.Pembelian/Perawatan Alat Multi Media Pembelajaran 11.Biaya Lainnya
Apabila seluruh komponen 1-10 telah terpenuhi
pembiayaannya dan masih terdapat kelebihan BOS,
maka BOS dapat digunakan untuk keperluan lainnya, dimana
penggunaan dana ini harus diputuskan melalui rapat dengan dewan guru dan Komite Sekolah. Pembiayaan yang dapat dibiayai antara lain:
a. peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah;
b. membangun jamban/WC beserta sanitasinya, dan kantin sehat, bagi SD/SDLB yang belum memiliki prasarana
tersebut;
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017
PERUNTUKAN BOS (SMA/SMALB),
dapat digunakan untuk..
1. Pengembangan
Perpustakaan (termasuk penyediaan buku teks) 2. Semua jenis pengeluaran
dalam PPDB (termasuk pendaftaran ulang siswa lama)
3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran
5. Pengelolaan Sekolah
6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Pengembangan
Manajemen Sekolah
7. Langganan Daya dan Jasa (biaya langganan listrik, air, telepon, internet)
8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana
Sekolah
8. Pembayaran Honor
BOS dapat digunakan untuk pembayaran honor guru pada untuk jenjang SMA/SMK sebagai akibat peralihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi, dengan ketentuan:
a.batas maksimum penggunaan BOS untuk membayar honor adalah 15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;
b.mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat
melalui dinas pendidikan masing-masing
provinsi dengan menyampaikan perhitungan jumlah guru, nama guru dan mata pelajaran yang diampu, serta dan satuan pendidikan yang menjadi satuan administrasi pangkalnya;
c. memiliki kualifkasi akademik S-1/D-IV; dan
d.bukan merupakan guru yang baru direkrut setelah peralihan kewenangan.
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2017
PERUNTUKAN BOS (SMK),
dapat digunakan untuk..
1. Pengembangan
Perpustakaan (termasuk penyediaan buku teks)
2. Semua jenis pengeluaran dalam PPDB (termasuk pendaftaran ulang siswa lama)
3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran
5. Pengelolaan Sekolah
6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Pengembangan
Manajemen Sekolah
7. Langganan Daya dan Jasa (biaya langganan listrik, air, telepon, internet)
8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah
9. Pembayaran Honor
BOS dapat digunakan untuk pembayaran honor guru untuk jenjang SMK sebagai akibat peralihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah daerah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi, dengan ketentuan:
a.batas maksimum penggunaan BOS untuk membayar honor adalah 15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;
b. mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat melalui dinas pendidikan masing-masing provinsi dengan menyampaikan perhitungan jumlah guru, nama guru dan mata pelajaran yang diampu, serta dan satuan pendidikan yang menjadi satuan administrasi pangkalnya;
c. memiliki kualifkasi akademik S-1/D-IV; dan
d. bukan merupakan guru baru yang direkrut setelah peralihan kewenangan.
10.Pembelian Alat Multi Media Pembelajaran
11.Penyelenggaraan Kegiatan Uji Kompetensi dan Sertifkasi Kejuruan
12.Penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK dan/atau Praktek Kerja Industri (Prakerin)/Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dalam Negeri dan Pemagangan
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN
DANA
a. Perusahaan rokok dan/atau lembaga yang menggunakan merk dagang, logo, semboyan, dan/atau warna yang diasosiasikan sbg ciri khas perusahaan rokok
b. Perusahaan minuman beralkohol dan/atau lembaga yang menggunakan merk dagang, logo, semboyan, dan/atau warna yang diasosiasikan sbg ciri khas perusahaan beralkohol
c. Partai politik.
1. Menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam di Sekolah
2. Melakukan pungutan kepada siswa & orangtua siswa 3. Mencederai integritas evaluasi hasil belajar siswa 4. Mencederai integritas seleksi pada PPDB
5. Melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas
6. Mengambil/mensiasati keuntungan ekonomi dari pelaksanaan kedudukan
7. Memanfaatkan asset Sekolah untuk kepentingan
pribadi/kelompok diluar untuk urusan Sekolah 8. Melakukan kegiatan politik praktis di Sekolah
9. Mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan & tusi KS
[Pasal 11] Sumbangan dan Bantuan DILARANG
berasal dari:
[PASAL 12] Larangan untuk KS
(juga terdapat pada PP 17 Tahun
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENGGALANGAN DANA
Komite Sekolah menyampaikan laporan kepada orgtua/wali
siswa, masyarakat, dan Kepsek melalui pertemuan berkala
paling sedikit 1x dalam 1 semester
Laporan KS terdiri dari:
a. Laporan kegiatan KS (rutin dan berkala)
b. Laporan hasil perolehan penggalangan dana (dibuat setiap
melakukan penggalangan dana)
KRITERIA MINIMAL FORMAT
LAPORAN TAHUNAN KOMITE SEKOLAH
A. UMUM
SK Pengangkatan Komite Sekolah
Profl Pengurus Komite Sekolah
Laporan per kegiatan Komite Sekolah
berbentuk Penggalangan Dana
(dituangkan dalam laporan tahunan dan dibuat setiap kegiatan sebagai
pertanggungjawaban)
o Proposal Kegiatan untuk Penggalangan Dana
o Laporan Pemasukan dari
Penggalangan Dana
o Laporan Pengeluaran dari Penggunaan
Dana
o Dokumentasi & Hasil Kegiatan
Dana Yang Tersisa Pada Akhir Tahun
Dana Yang Tersedia di Awal Tahun
Laporan per Kegiatan Komite Sekolah Non Penggalangan Dana
o Ruang Lingkup Kegiatan
o Laporan Keuangan
o Dokumenasi & Hasil kegiatan
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 14:
Ketentuan dalam Permendikbud ini harus disesuaikan dalam jangka waktu 1 tahun sejak Permendikbud ditetapkan (30 Desember 2016).
1. Maka, batas waktu penyesuaian Komite Sekolah diseluruh Sekolah terhadap Peraturan Menteri ini paling lambat 30 Desember 2017;
2. Dinas Pendidikan wajib memastikan setiap Sekolah wajib memiliki Komite Sekolah; dan
KETENTUAN PENUTUP DAN TINDAK LANJUT
1. Sumbangan, bantuan, dan DAK Fisik tidak dapat dilaksanakan apabila tidak terdapat Komite Sekolah.
2. Pemerintah Daerah membuat aturan tentang batasan yang jelas mengenai apa yang dapat dipungut dan yang tidak dapat dipungut melainkan dengan sumbangan/bantuan.
3. Regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Daerah mengacu pada peraturan perundang-undangan termasuk PP Nomor 17 Tahun 2010 dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.
4. Regulasi yang dibuat Pemerintah Daerah mengakomodir antara lain: prinsip tidak memungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis dan tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
TANTANGAN
REVITALISASI
KOMITE SEKOLAH
1.
Keterlibatan aktif
peran
anggota KS dan Orang
tua/wali
2.Peran
Dinas Pendidikan
untuk :
a.memastikan adanya Komite Sekolah di setiap sekolah;
b.mencegah adanya Pungli berkedok sumbangan dan
memberatkan orang tua;
TANTANGAN
REVITALISASI
KOMITE SEKOLAH
3. Bagi daerah yang belum menetapkan Wajib Belajar 12 Tahun
maka sebaiknya Perda yang mengatur penetapan APBS
(Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah) untuk menetapkan
iuran wajib (pungutan) oleh sekolah, dengan mengatur antara lain
:
a. APBS ditetapkan sebelum Tahun Ajaran Baru;
b. disusun oleh Sekolah dan KS dengan wajib memetakan
kemampuan wali siswa untuk SMA/SMK
c. APBS harus disetujui DISDIK dan ada waktu bagi DISDIK untuk
mencermati bahwa APBS tersebut tidak membebani orang
tua/wali siswa.
BEBERAPA CONTOH PRAKTIK BAIK
PENGGALANGAN BANTUAN DAN SUMBANGAN
1. Bpk. Solihin, saat ini Kepala Sekolah SDN 3 Menteng Jakarta Pusat
a. Memanfaatkan dana CSR perusahaan-perusahaan di sekitar
sekolah
b. Proposal diserahkan ke perusahaan-perusahaan itu.
c. Pengiriman yang ke 7 baru mendapat respons, diuji oleh
manajemen untuk melihat keseriusan ybs.
BEBERAPA CONTOH PRAKTIK BAIK
PENGGALANGAN BANTUAN DAN SUMBANGAN
2. SMPN 1 Karawang Barat – lomba penataan ruang kelas dan
taman antar paguyuban orang tua
a. Dengan adanya Paguyuban, orang tua mengetahui situasi
kelas anaknya yang sangat memprihatinkan.
b. Disepakati dengan Komite Sekolah dan kepala sekolah, untuk
menyelenggarakan lomba menata ruang kelas.
c. Kelas didisain oleh orang tua, siswa, dan wali kelas.
d. Sumbangan orang tua: dana sesuai kesepakatan paguyuban
(yang kurang mampu tidak diminta), tenaga, dan barang
(tanaman, rak buku, foto, dll).
3. Sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul – menyelenggarakan kelas orang tua dengan dana infaq dari peserta yang hadir.
4. Sekolah PABH (Pengajian Ahad…) – Menambah luas sekolah dengan mengajak masyarakat beramal jariyah melalui pembelian tanah wakaf. 5. PAUD Gajah Wong Yogyakarta – mengajak masyarakat (pengamen,
pengemis, dan pemulung) di bantaran sungai untuk mendanai sekolah melalui usaha peternakan.
6. SMP Negeri 3 Depok – Kelas orang tua dan kelas motivasi untuk anak dengan nara sumber orang tua siswa.
7. Sekolah Kebangsaan Setia Wangsa Kuala Lumpur – memperoleh dana CSR 10.000 ringgit. Dana dikelola oleh PIBG (Persatuan Ibu Bapa Guru) dengan di antaranya mengadakan School Fair. Dana akhirnya menjadi sekitar
100.000 ringgit yang kemudian digunakan untuk perbaikan dan pengadaan sarana sekolah.
44
TUGAS KELOMPOK – waktu 10 menit
1. Bagi kelas dalam dua kelompok SD dan SMP.
2. Bagi menjadi sub kelompok beranggotakan 5
orang.
3. Tentukan program sekolah yang akan disarankan
untuk dilaksanakan sekolah.
KANAL PELAPORAN DAN INFORMASI
Unit Layanan Terpadu
Posko Pengaduan Itjen Kemdikbud
Saber Pungli
LAPOR! 021-570 3303
021-5790 3020
ult.kemdikbud.go.id
pengaduan@kemdikbud.go.id
0812 976 929
021-573 3125
pengaduan@kemdikbud.go.id 0812 976 929
193
0821 1213 1323
lapor@saberpungli.id 1193
1708