• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI FTIR DAN KEMOMETRIKA PLSR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI FTIR DAN KEMOMETRIKA PLSR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

152

APLIKASI FTIR DAN KEMOMETRIKA PLSR (Partial Least Square

Regression) PADA PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL

BUNGUR (Lagerstroemia speciosa Pers.) KHAS KALIMANTAN

{Application of FTIR And Chemometric PLSR (Partial Least Square Regression) on

the Prediction of the total Flavonoid of Kalimantan’s Bungur (Lagerstroemia

speciosa Pers.)}

Liling Triyasmono*, Noor Cahaya, Yuniar Novita Sari

Prodi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK

FTIR memiliki potensi sebagai salah satu andalan analisis kuantitatif pada penetapan kadar flavonoid total dari bungur yang dikombinasikan dengan Kemometrika. PLSR dipilih untuk membuat model prediksi yang menghubungkan antara kadar flavonoid total yang diperoleh dengan metode standar (metode AlCl3) dan spektrum FTIR. Aplikasi PLSR dalam penentuan kadar flavonoid total bungur

menghasilkan nilai koefisien determinasi R2 kalibrasi = 0,998 dan R2 validasi = 0,995, RMSEC =0,205,

RMSEP =0,831, Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa spektrum FTIR bungur dapat digunakan untuk memprediksi kadar flavonoid total dalam bungur dengan persamaan regresi y = 0,979 TF (Bungur) + 0,065 secara akurat dan presisi.

Kata Kunci: FTIR, PLSR, Kasturi, Flavonoid Total, R2, RMSEC, RMSEP PENDAHULUAN

Pengobatan di Indonesia saat ini semakin berkembang ke arah pengobatan tradisional. Salah satu jenis Tumbuhan yang digunakan secara empiris dan tradisional di Kalimantan Selatan adalah Bungur untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis. Daun Bungur memiliki kandungan kimia, seperti saponin, flavonoid dan tanin, sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin (Dalimartha, 2003).

Ekstrak polar dari tumbuhan Lythrum salicaria L yang memiliki famili sama dengan bungur yaitu Lythraceae mengandung senyawa golongan flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antiradang (Tunalier, 2007). Kemudian ekstrak air dari daun Bungur

memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan (Saumya & Basha, 2011). Asih & Setiawan (2008) menyatakan bahwa dalam fraksi n-butanol kulit batang Bungur ditemukan adanya senyawa flavonoid

Metode analisis kuantitatif senyawa aktif tumbuhan memiliki peranan penting dalam pengembangan produk kesehatan berbasis tumbuhan obat. Analisis total flavonoid dengan metode standar saat ini adalah dengan metode AlCl3 (Desmiaty, 2009).

Spektrofotometri FTIR merupakan salah satu instrumentasi yang cukup handal dalam analisis kualitatif suatu senyawa aktif yang berasal dari tumbuhan (Stuart, 2004). Kemometrika pada spektroskopi FTIR akan memberikan cara untuk pengembangan kalibrasi

(2)

153

multivariat dari spektra yang sederhana sampai spektra yang kompleks (Ma, 2000). Ketersedian perangkat lunak yang lebih modern pada kemometrika dapat menghasilkan model data yang tepat dan model kalibrasi yang lebih kuat (Ma, 2000).

Aplikasi kombinasi spektrum FTIR dengan kemometrika telah berhasil digunakan dalam autentikasi minyak buah merah (Rohman

et al, 2010), klasifikasi meniran (Dharmaraj et al., 2006), kadar antioksidan total (Versari et al., 2010), penetapan kadar flavonoid total tempuyung (Rohaeti dkk, 2011).

Penelitian ini akan mengaplikasikan FTIR yang dikombinasikan dengan kemometrika yang menghubungkan secara statistika antara spektrum FTIR kajajahi dan kadar total flavonoid yang ditentukan dengan metode AlCl3 (metode

standar) Keberhasilan model prediksi kadar flavonoid total akan dievaluasi menggunakan nilai koefisien determinasi (R2), RMSEC dan

RMSEP.

METODE PENELITIAN Alat

Alat yang digunakan adalah perangkat maserasi, rotary evaporator, FTIR ABB Horizon MB 2000, Software ABB Horizon MB, Komputer pengolah data, dan peralatan gelas.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia bungur, etanol 70%, KBr for IR, AlCl3, kuersetin, pelarut organik

untuk proses ekstraksi dan pengukuran kadar flavonoid total.

Cara Kerja Ekstraksi

Simplisia dimaserasi dengan etanol 70% selama 6 jam. Selanjutnya di rotary evaporator

untuk mendapatkan ekstrak kering. Ekstrak kering yang diperoleh kemudian dibuat dalam tiga konsentrasi 30%, 50% dan 70%.

Penetapan kadar flavonoid total

Masing-masing ekstrak 1000 ppm (10 mg ekstrak dilarutkan ke dalam 10 ml etanol p.a). Sebanyak 1 mL larutan ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi, lalu direaksikan dengan 1

mL AlCl3 2%. Kemudian ditambahkan 8 mL asam

asetat 5% ke dalam larutan, kemudian

didiamkan kembali selama 12 menit.

Selanjutnya, absorbansi dari larutan uji diukur pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 415 nm. Blanko yang digunakan adalah campuran antara pelarut dan pereaksi namun tanpa sampel. Dilakukan sebanyak tiga kali replikasi (Rohaeti et al., 2011).

Pembuatan Spektrum FTIR

Sebanyak 50,0 mg masing-masing serbuk ekstrak dicampur dan dihomogenkan dengan 950 mg KBr for IR, lalu dilakukan pengukurun pada FTIR ABB Horizon MB 2000 pada daerah IR tengah dengan software Horizon MB 2000. Spektrum yang dihasilkan dengan kecepatan 32 detik dan resolusi 4 cm-1.

Selanjutnya spektrum FTIR masing-masing ekstrak diolah dengan Horizon MB 2000 program kemometrika PLSR tanpa derivatisasi.

Pembuatan Model Prediksi Flavonoid Total

Model Kalibrasi multivariat menggunakan metode regresi PLSR. Pembentukan model prediksi flavonoid total dilakukan oleh PLS dengan melibatkan variabel x (hasil pengukuran FTIR) dan variabel y (hasil pengukuran metode standar). Kalibrasi dan validasi model dievaluasi

(3)

154

dengan teknik validasi silang. Akurasi model dilihat berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) dan presisi dievaluasi berdasarkan nilai

RMSEC dan RMSEP. Keberterimaan model ditentukan dengan nilai RMSEC dan RMSEP yang rendah dan koefisien determinasi yang tinggi (Miller and Miller, 2010)

HASIL DAN DISKUSI

Kadar Flavonoid Total Bungur dengan metode standar (AlCl3)

Penentuan kandungan flavonoid total dilakukan dengan metode AlCl3. Prinsip dari

penentuan flavonoid dengan metode AlCl3 adalah

pembentukan kompleks antara AlCl3 dengan

gugus keto C-4 dan C-3 atau C-5 dari gugus hidroksil yang dimiliki senyawa flavonoid (Desmiaty, 2009). Pada penentuan flavonoid total ini dibuat kurva baku menggunakan kuersetin karena kuersetin merupakan flavonoid golongan flavonol yang mempunyai gugus keto pada C-4 dan memiliki gugus hidroksi pada atom C-3 atau C-5 (Desmiaty, 2009). Berikut merupakan reaksi pembentukan kompleks antara senyawa kuersetin dengan AlCl3.

Gambar 1. Proses pembentukan Komplek

Flavonoid-AlCl3

Flavonoid total dapat ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan kurva baku kuersetin. Kurva baku kuersetin dibuat dalam konsentrasi 50, 60, 70, 80, 90, 110, 120, 130 dan

140 ppm. Kurva baku ini dibuat sebagai

pembanding ekuivalen senyawa flavonoid yang terdapat dalam ekstrak bungur sehingga dapat menentukan kadar flavonoid totalnya. Berikut adalah grafik kurva baku kuersetin.

Gambar 2. Kurva Baku Kuersetin

Persamaan regresi yang diperoleh dari kurva baku kuersetin yaitu y=0,005x + (-0,066) dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999. Nilai ini menyatakan bahwa 99,9% terdapat korelasi antara konsentrasi dengan absorbansi. Hasil tersebut sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2010) yang juga

menentukan flavonoid total dengan

menggunakan kurva baku kuersetin

memperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999. Data hasil %RSD yang diperoleh untuk penelitian ini yaitu 2-7%, yang mana hasil ini sudah memenuhi syarat %RSD menurut

Gonzales et.al (2010) sehingga dapat

disimpulkan bahwa syarat validitas telah terpenuhi. Selanjutnya persamaan regresi tersebut digunakan untuk penentuan.

Kadar falvonoid total yang terukur dari ekstrak kasturi dengan 3 variasi konsentrasi yang berbeda sebagaimana pada Tabel 1.

y = 0,005x - 0,066 R = 0,999 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 40 50 60 70 80 90100110120130140150 A b sor b an si Konsentrasi

(4)

155 Tabel 1. Hasil pengukuran kadar flavonoid total

Kasturi Ekstrak

Kasturi

Rerata Kadar Flavonoid Total (% b/b)

30 % 1,64

50 % 2,60

70 % 3,50

Spektrum FTIR Ekstrak Bungur

Pola spektrum FTIR bungur merupakan pola spektrum sidik jari yang dihasilkan dari serapan vibrasi dari seluruh konstituen yang ada

dengan beragam metabolit sekundernya

(Nauman, 1998). Berikut spektrum FTIR Kasturi yang dihasilkan dari pengukuran menggunakan FTIR ABB Horizon MB 2000

Berdasarkan hasil spektra FTIR

menunjukkan bahwa masing-masing ekstrak memiliki profil spektra FTIR yang hampir sama pada bilangan gelombang 3300 dengan adanya gugus –OH, C=O sebagai karbonil, yang merupakan gugus utama flavonoid. (Molyneux, 2010). Puncak serapan yang cukup berbeda sangat dipengaruhi oleh konsentrasi masing-masing flavonoid hal ini juga sangat nampak khususnya di daerah sidik jari, namun perbedaan absorbansi dan kekhasan srapan konstituen yang sangat halus hanya dapat diamati dengan kemometrika (Rohman et al., 2010)

Model Prediksi Flavonoid Total Ekstrak Bungur

Kalibrasi multivariat dengan metode PLS secara otomatis akan memberikan informasi spektrum yang khusus dan relevan dengan suatu sifat kimia dari model kalibrasi pada bilangan gelombang tertentu (Van der Vort et al., 1992). Berdasarkan hal tersebut maka pemilihan bilangan gelombang didasarkan pada hasil optimasi yang memberikan hubungan yang linier

pada perubahan serapan di setiap bilangan gelombang tertentu (Triyasmono et al., 2013) Penentuan flavonoid total ekstrak bungur dengan 3 variasi konsentrasi dipilih bilangan gelombang sekitar 3300 cm-1 yang merupakan

bilangan gelombang dari serapan gugus fungsi – OH yang terikat pada senyawa flavonoid (Rohaeti dkk., 2011; Molyneux, 2010; Desmiaty, 2009). Varibel x merupakan kadar flavonoid total bungur hasil analisis dengan metode AlCl3,

sedangkan variabel y merupakan nilai absorbans pada bilangan gelombang 3300 – 3700 cm-1

spektrum FTIR bungur yang dihasilkan. Hasil prediksi PLS menunjukkan nilai koefisien determinasi R2 = 0,998 dan RMSEC = 0, 20. Hal ini

menunjukkan bahwa model kalibrasi dapat diterima dikarenakan memenuhi syarat dengan nilai koefisian determinasi yang tinggi dan galat yang rendah (Miller and Miller, 2010; Baranska et al., 2005). Plot regersi dapat dilhat pada Gambar 4.

Kesahihan model yang terbentuk diuji dengan metode validasi silang. Teknik sangat

bermanfaat untuk menentukan jumlah

komponen yang optimum dari jumlah contoh yang sedikit secara independen (Stchur et al., 2002). Berdasarkan hasil validasi silang dalam menentukan keakuratan dan ketilitian model yang terbentuk dihasilkan nilai R2 = 0,995

dengan RMSEP = 0,831 seperti halnya pada plot validasi pada Gambar 5.

Plot regresi validasi menunjukkan mutu model yang dikembangkan berhasil dengan baik. Model yang baik akan menghasilkan titik-titik yang berdekatan sepanjang garis regresi dengan nilai slope mendekati 1 serta nilai kalibrasi dan nilai validasi yang saling berdekatan (Naes et al., 2002) selain itu nilai R2 yang besar dan RMSEP

(5)

156

model yang dikembangkan dapat diterima (Miller and Miller., 2010)

Pengembangan metode analisis

flavonoid total menghasilkan simpulan bahwa aplikasi metode FTIR yang dikombinasikan

dengan kemometrika PLS dapat memberikan alternativ kecepatan dalam analisis, yang mana saat ini perkembangan obat berbasis bahan alam semakin pesat.

Gambar 3. Spektra FTIR Ekstrak Bungur

Gambar 4. Plot regresi PLS total flavonoid bungur

Gambar 5. Plot validasi prediksi total flavonoid Bungur

KESIMPULAN

Metode Spektrum FTIR yang dikombinasikan dengan Kemometrika PLSR dapat digunakan sebagai alternatif penentuan flavonoid total

dengan suatu model prediksi kadar flavonoid total y = 0,979 TF (Kasturi) + 0,065, R2 kalibrasi

= 0,998, RMSEC = 0, 20, R2 validasi = 0,995, RMSEP = 0,831. R² = 0.9958 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

(6)

157 DAFTAR PUSTAKA

Baranska, M., Schulz., Siuda, R., Strehle, M.H Rosch, P., Popp, J., Jouber and E., Manly, M., 2005, Quality Qontrol of Harpagophytum procumbens and Its Related Phtyopharmaceutical Products by Means of NIR-FT Raman Spectroscopy, Biopolymers, 77: 1-8. Davies, A. M. C., 1998, Cross Validation: Do We Love It

Too Much?, Spectrosc. Eur., 10: 24-25.

Desmiaty, Y., J. Ratnawati, & P. Andini. 2009. Penentuan Jumlah Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) Secara

Kolorimetri Komplementer. Dipresentasikan Pada

Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Devika, Mohandass, Nusrath. 2013. Fourier Transform

Infra Red (FT-IR) Spectral Studies Of Foeniculum Vulgare. Int. Res. J. Pharm. 4(3) 203-206.

Dharmaraj, S., Jamaludin, A.M., Razak, H.M., Valliapan, R., Ahmad, N.A., and Ismail, Z.A., 2006, The clasification of Phylantus niruri Linn, According to Location by Infrared Spectroscopy, Vibrational

Spectroscopy, 41: 68-72

Diaz, T.G., Meras, I.D., Casas, J.S., Franco, M.F.A. 2005. Characterization of virgin olive oils according to its triglycerides and sterols composition by chemometric methods. Food Control 16: 339-347.

Ma, K, 2000. Peroxide value and Trans analyses by Fourier Transform Infra red (FTIR) Spectroscopy,

Disertation, Ph.D, Department of Food Science and

agriculture Chemistry, MacDonald Campus of MacGill University, Montreal, Canada : 9-10, 19-20 Miller, J.N., and Miller, J.C., 2010. Statistic ad

Chemometrics for Analytical Chemistry, 6th edition,

Prentice Hall, England, p 110-111, 243-244. Pavia DL, Lampman GM, Kris GS. 2009. Introduction to

Spectroscopy. 4th edition. Washington DC: Thomson

Learning Brooks/Cole.

Rohman, A., Che Man, Y,B., and Riyanto, S. 2011,

Authentication analysis of red fruit (Pandanus

Conoideus,Lam) oil using FTIR spectroscopy in

combination with chemometrics, Phytochem Anal 22 (5):462-467

Stuart, B. 2004, Infra Red Spectroscopy: Fundamental and Aplication, p.18-34. John Wiley & Sons, Ltd. Triyasmono, L., Riyanto, s., Rohman, A., 2013,

Determination of Iodine value and Acid Value of Red Fruit Oil by Infrared Spectroscopy and Multivariate Calibration, Int. Food and Reseacrh J, 20(6): 3259-3263

Van de Voort,F.R., Sedman,J., Emo, G., and Ismail, A.A. 1992. Rapid and Direct Iodine Value and Saponofication Number Determination of Fats and Oils by Attenuated Total Reflactance/Fourier Transform Infrared Spectroscopy, Journal of the

Gambar

Gambar  1.  Proses  pembentukan  Komplek  Flavonoid-AlCl 3
Gambar 3. Spektra FTIR Ekstrak Bungur

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik dengan dosis berbeda pada pemeliharaan ikan bawal air tawar dengan sintem bioflok berpengaruh terhadap pertumbuhan

[r]

Proyek/Satuan Kerja Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Departemen Keuangan Republik Indonesia akan melelangkan paket

Analisis secara parsial Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Pengembangan Karier Pegawai. Adapun

Apapun pelayanan yang anda kerjakan, Allah sanggup untuk memakainya menjadi berkat bagi orang lain, jika anda melakukannya dengan kuasa Roh Kudus dan demi kemuliaan Allah.. Keempat

Beban pembuktian (burden of proof) berkenaan dengan sengketa transfer pricing ada pada pemeriksa yang telah melakukan koreksi bahwa telah terjadi ketidakwajaran harga

(vapour ) dari muatan itu sendiri berada di atas menjadi penyebab naiknya suhu dan tekanan adalah uap dari muatan tersebut yang hangat, sehingga menggunakan cargo

Vitamin C sebagai pembanding atau kontrol positif termasuk antioksidan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan ekstrak daun kelor yang digunakan sebagai sampel