• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN STRATEGI INTERACTIVE

INSTRUCTION DALAM MENUMBUHKAN KEAKTIFAN

SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH 1

PEKANBARU

OLEH

RAJA FAIRUS

NIM. 11611202998

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

(2)

ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH 1

PEKANBARU

Skripsi

diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.)

Oleh

RAJA FAIRUS

NIM. 11611202998

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

(3)
(4)
(5)

iii

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam penulis kirimkan untuk junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta. Atas ridha, kasih sayang dan kesempatan dari Allah SWT penulisan skripsi dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Strategi Interactive

Instruction dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru” dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada jurusan Pendidikan Agama Islam konsentrasi SLTP/A Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Terutama keluarga besar penulis, khususnya yang penulis cintai, sayangi dan hormati, yaitu ayahanda Raja Muhammad Hanafi dan ibunda Raja Hidayah juga kepada kedua adik penulis yaitu Raja Kholifah dan Raja Radhiah dan tidak lupa kepada tante yaitu Raja Amrilah dan Raja Zurnariyah yang dengan tulus dan tiada henti memberikan doa serta dukungan sepenuh hati selama penulis menempuh pendidikan di UIN Suska Riau. Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyatakan dengan penuh hormat ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Mudasir, M.Pd., pembimbing skripsi yang telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Banyak ilmu yang penulis dapatkan dari beliau.

2. Nurhayati Zein, S.Ag, M.Sy., Penasehat Akademik yang telah banyak mengajarkan dan memberi bimbingan serta motivasi agar penulis dapat menyelesaikan perkuliahan program S1 dengan baik.

(6)

iv

4. Dra. Afrida, M.Ag., ketua jurusan, H. Adam Malik Indra, Lc. MA., sekretaris prodi dan semua staff yang telah membantu penulis selama studi di Pendidikan Agama Islam FTK UIN Suska Riau.

5. Dr. H. Muhammad Syaifuddin, S.Ag., M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta Wakil Dekan I Dr. Drs. Alimuddin, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. Dra. Rohani, M.Pd., dan Wakil Dekan III Dr. Drs. H. Nursalim, M.Pd., serta staff dan karyawan yang telah mempermudah segala urusan penulis selama studi di FTK.

6. Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag., Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta Wakil Rektor I Dr. Drs. H. Suryan A. Jamrah, MA, Wakil Rektor II Dr. Drs. H. Kusnadi, M.Pd. dan Wakil Rektor III Drs. H. Promadi, MA, Ph.D. yang telah memberikan kesempatan dan kebijakan selama menempuh pendidikan di UIN Suska Riau.

7. Seluruh Dosen jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama penulis duduk dibangku perkuliahan. Dosen-dosen yang luar biasa dengan ilmu-ilmu yang luar biasa.

8. Keluarga besar mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam dan khususnya konsentrasi SLTP/A C yang namanya tidak dapat penulis cantumkan satu persatu dan almamaterku UIN Suska Riau.

Penulis berdoa semoga semua bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dan menjadi amal jariah di sisi Allah SWT. Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita berserah diri dan mohon ampunan serta pertolongan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya rabbal’alamin.

Pekanbaru, 27 Juli 2020 Penulis,

Raja Fairus 11611202998

(7)

v

PERSEMBAHAN

Kepada yang Maha Kasih,

Terima kasih telah memberikan hamba kesempatan untuk sampai di tahap ini. Tahap di mana para pejuang sarjana memimpikan ada di sana.

Syukur Alhamdulillah, karena masa-masa terbaik itu berlalu dengan sangat baik. Berkat kasih-Mu ya Allah, hamba mampu melalui itu atas izin-Mu.

Kepada yang terkasih,

Untuk lelaki hebatku dan perempuan terbaikku, terima kasih banyak atas tetes peluhmu membesarkanku, kerja kerasmu untuk makan minumku,

dan ratapan manjamu kepada Sang Ilahi untuk kesuksesanku, terimakasih banyak ayah, ibu, terima kasih.

Wahai kalian yang terlahir dari Rahim yang sama denganku, terima kasih banyak telah membantuku melewati hari-hari yang melelahkan, dan terima kasih karena telah sudi untuk disusahkan. Gelar Sarjana ini bukan hanya untukku, tetapi untuk

kita semua.

Dan kamu, yang bergelar sahabat, thanks for you. Setiap dukungan dan semangatmu begitu berarti bagiku, tidak peduli seberapa berat dunia kampusku, kamu selalu mengubahnya menjadi ringan, indah dan menyenangkan. Sekali lagi

terima kasih banyak.

Dan kalian teman-teman bahagiaku, terima kasih juga telah hadir dalam kehidupanku dan mengubah duniaku menjadi lebih berwarna.

Tulisan ini bukanlah persembahan yang berharga untuk kalian, tetapi begitu berarti untukku, mengantarkanku ke gerbang kesuksesan. Semoga Allah selalu

menuntun langkahku dan langkah kita semua. Aamiin ya rabbal’alamin….

(8)

vi

Muhammadiyah 1 Pekanbaru

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Data mengenai efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Subjek penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru, sedangkan objek penelitian adalah efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 3 orang di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive, yakni pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru dikategorikan baik dengan angka persentase 74,07 %.

Kata kunci : Efektivitas, Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction, Keaktifan Siswa.

(9)

vii

ABSTRACT

Raja Fairus, (2020): The Effectiveness of Implementing Interactive Instruction Strategy in Fostering Student Activeness on Islamic Education Subject at Vocational High School of Muhammadiyah 1 Pekanbaru

This research aimed at knowing how the effectiveness of implementing Interactive Instruction strategy in fostering student activeness on Islamic Education subject at Vocational High School of Muhammadiyah 1 Pekanbaru was. The data of Interactive Instruction strategy implementation was obtained from observation sheet filled by Islamic Education subject teachers at Vocational High School of Muhammadiyah 1 Pekanbaru. The subjects of this research were all Islamic Education subject teachers at Vocational High School of Muhammadiyah 1 Pekanbaru, and the object was the effectiveness of implementing Interactive Instruction strategy in fostering student activeness on Islamic Education subject at Vocational High School of Muhammadiyah 1 Pekanbaru. All Islamic Education subject teachers that were 3 teachers at Vocational High School of Muhammadiyah 1 Pekanbaru were the population of this research. Purposive sampling technique, sampling was done without considering the strata of the population, was used in this research. Observation, and documentation were used to collect the data. The research findings showed that the implementation of Interactive Instruction strategy was effective in fostering student activeness on Islamic Education subject at Vocational High School of Muhammadiyah 1 Pekanbaru. It was proven by the teacher observation sheet recapitulation result of Interactive Instruction strategy implementation 83.81%, and student activeness questionnaire recapitulation result was 74.07%.

(10)

viii

ةينهملا ةيىناثلا ةيذمحم

1

ورابنكب

ٍجٍتاشتسا كٍبطت تٍناؼف تفشؼي ىه ثحبنا ازه ٍي فذهنا

ت

ًهػافتنا ىٍهؼتنا

تٌىَاثنا تٌذًحي تسسذًب تٍيلاسلإا تٍبشتنا سسد ًف زٍيلاتنا طاشَ تًٍُت ًف

تٍُهًنا

1

ٍجٍتاشتسا كٍبطت لىح ثاَاٍب ىهػ لىصحنا ىت .وسابُكب

ت

ىٍهؼتنا

تٍيلاسلإا تٍبشتنا ًسسذي مبل ٍي تبىتكًنا تظحلاًنا قاسوأ واذختساب ًهػافتنا

نا تٌىَاثنا تٌذًحي تسسذًب

تٍُهً

1

،وسابُكب

ناو

ىت زٍيلاتنا طاشَ لىح ثاَاٍب

هن باجتسا ًتنا ٌاٍبتسلاا ثاجسد ٍي اهٍهػ لىصحنا

98

غًٍج داشفلأا .اًبٍجتسي

تٍُهًنا تٌىَاثنا تٌذًحي تسسذًب زٍيلاتناو تٍيلاسلإا تٍبشتنا ًسسذي

1

،وسابُكب

ٍجٍتاشتسا كٍبطت تٍناؼف ىه عىضىًناو

ت

ًُت ًف ًهػافتنا ىٍهؼتنا

زٍيلاتنا طاشَ تٍ

تٍُهًنا تٌىَاثنا تٌذًحي تسسذًب تٍيلاسلإا تٍبشتنا سسد ًف

1

غًتجًنا .وسابُكب

ىهدذػ غهبو ،تٍيلاسلإا تٍبشتنا ًسسذي غًٍج

3

تسسذي زٍيلات و صاخشأ

تٍُهًنا تٌىَاثنا تٌذًحي

1

ًناًجإب ،وسابُكب

1،011

تٍُؼنا زخأ وذختسٌ .ضخش

ٍُؼنا زخأ تٍُمت ثحبنا ازه ًف

مكشب ىتٌ يزنا تٍُؼنا زخأ يأ ،تطٍسبنا تٍئاىشؼنا ت

ٍي ثاَاٍبنا غًج ىتٌو .غًتجًنا ًف ةدىجىًنا ثامبطنا ٍػ شظُنا ضغب ًئاىشػ

كٍبطت ٌأ ىنإ ثحبنا ازه جئاتَ شٍشت .كٍثىتناو ٌاٍبتسلااو تظحلاًنا للاخ

ٍجٍتاشتسا

ت

بشتنا سسد ًف زٍيلاتنا طاشَ تًٍُت ًف لاؼف ًهػافتنا ىٍهؼتنا

تٍ

تٍُهًنا تٌىَاثنا تٌذًحي تسسذًب تٍيلاسلإا

1

للاخ ٍي كنر ىهجتٌو .وسابُكب

ٍجٍتاشتسا كٍبطت ًف ٍٍسسذًنا تظحلاي قاسوأ ضٍخهت

ت

تبسُب ًهػافتنا ىٍهؼتنا

93،91

تبسُب زٍيلاتنا طاشَ ٌاٍبتسلا ضٍخهتنا جئاتَو ٪

89،:7

: ةيساسلأا تاملكلا

يجيتازتسا قيبطت

ة

يلعافتلا ميلعتلا

.ذيملاتلا طاشن ،

(11)

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... i PENGESAHAN ... ii PENGHARGAAN ... iii PERSEMBAHAN ... v ABSTRAK ... vi DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... .. 5

C. Permasalahan... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

... BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Konsep Teoritis ... 9

B. Penelitian Yang Relevan ... 23

C. Konsep Operasional ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN ... 30

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 30

B. Penyajian Data ... 42 C. Analisis Data ... 50 BAB V PENUTUP ... 51 A. Kesimpulan ... 51 B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN

(12)

x

Sekolah di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru ... 31 Tabel IV.2 Kepemimpinan SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru ... 33 Tabel IV.3 Data Guru SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru Tahun

Pelajaran 2019/2020 ... 34 Tabel IV.4 Petugas Kurikulum SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru ... 36 Tabel IV.5 Tenaga Administrasi SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru

... 38 Tabel IV.6 Laboran SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru ... 38 Tabel IV.7 Rekapitulasi Jumlah Siswa Per Jurusan SMK

Muhammadiyah 1 Pekanbaru Tahun Pelajaran

2019/2020 ... 39 Tabel IV.8 Data Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 1

Pekanbaru. ... 41 Tabel IV.9 Lembar Observasi Untuk Guru Pelaksanaan Strategi

Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan

Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 43 Tabel IV.10 Lembar Observasi Untuk Guru Pelaksanaan Strategi

Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Kekatifan

Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 44 Tabel IV.11 Lembar Observasi Untuk Guru Pelaksanaan Strategi

Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan

Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 45 Tabel IV.12 Lembar Observasi Untuk Guru Pelaksanaan Strategi

Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan

Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 46 Tabel IV.13 Lembar Observasi Untuk Guru Pelaksanaan Strategi

Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan

(13)

xi

Tabel IV.14 Lembar Observasi Untuk Guru Pelaksanaan Strategi

Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan

Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 48 Tabel IV.15 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Guru Pelaksanaan

Strategi Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama

(14)

xii

Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Strategi

Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Lampiran 3 Lembar Disposisi

Lampiran 4 Blanko Kegiatan Bimbingan Skripsi Mahasiswa

Lampiran 5 Pengesahan Perbaikan Seminar Proposal

Lampiran 6 Surat Keterangan Bimbingan Mahasiswa

Lampiran 7 Surat Izin Melakukan Pra Riset dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Uin Suska Riau

Lampiran 8 Surat Balasan Pra Riset dari SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru

Lampiran 9 Surat Izin Melakukan Riset dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Uin Suska Riau

Lampiran 10 Surat Rekomendasi Melakukan Riset ke Dinas Pendidikan Provinsi Riau

Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru

Lampiran 12 Dokumentasi

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapakan sebelumnya.1

Pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Individu akan melakukan kegiatan belajar apabila ia menghadapi situasi kebutuhan dalam interaksi dengan lingkungannya.2

Secara keseluruhan, proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas sebagai berikut.

Pertama, individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai. Kedua, kesiapan (readiness) individu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. ketiga, pemahaman situasi, yaitu segala sesuatu yang ada di lingkungan individu dan mempunyai hubungan dengan aktivitas individu dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.

1

Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan

Kontekstual, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm 19. 2

(16)

Keempat, menafsirkan situasi, yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yang terdapat dalam situasi. Kelima, individu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang telah dirancangkannya dalam fase ketiga dan keempat. Keenam, individu akan memperoleh umpan balik dari apa yang telah dilakukannya. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu berhasil (sukses) atau gagal. Berhasil artinya ia dapat memenuhi kebutuhannya yang berarti juga mencapai tujuannya. Sedangkan gagal artinya ia tidak memenuhi kebutuhan dan tidak mencapai tujuan.3

Fungsi pembelajaran bukan hanya merupakan fungsi guru, tetapi juga sumber-sumber belajar yang lain yang digunakan untuk belajar. Pembelajaran diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik agar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru harus sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu disusun suatu strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepat akan membantu guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan secara efektif. Tidak semua strategi pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

3

(17)

3

efektif. Strategi tertentu hanya akan dapat digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.4

Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran perlu adanya strategi agar tujuan tercapai dengan optimal.5 Strategi pembelajaran merupakan urutan kegiatan yang sistematik, pola-pola umum kegiatan guru yang mencakup tentang urutan kegiatan pembelajaran, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.6 Strategi pembelajaran merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan7.

Untuk mencapai suatu tujuan atau hasil belajar siswa yang diinginkan maka seorang guru harus memilih strategi yang tepat yang akan dipakai di dalam suatu proses pembelajaran. Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah strategi interactive instruction. Strategi interactive instruction

merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi antarpeserta didik. Diskusi dan saling berbagi antarpeserta didik akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir. Secara umum strategi interactive instruction ini menggunakan pendekatan siswa aktif, bersifat dua arah, dan peran siswa

4

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm 206-207. 5

Zainal Asril, Micri Teaching, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hlm 13. 6

Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar-Mengajar, (Yogyakarta: Ombak,

2012), hlm 3. 7

(18)

lebih dominan. Strategi interactive instruction ini sangat tepat digunakan untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar. 8

Berdasarkan studi pendahuluan di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru pada tanggal 05 sampai 10 Februari 2020, strategi interactive instruction

telah dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Guru menentukan tema atau topik yang akan dibahas oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

3. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik.

4. Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk membuat pertanyaan dan membacakan pertanyaannya.

5. Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan informasi mengenai pertanyaan yang diajukan.

6. Siswa membacakan hasil yang diperolehnya.

7. Guru membahas kembali mengenai hasil penyelidikan siswa.

Salah satu keunggulan atau kelebihan dari strategi interactive instruction ialah menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif dan menciptakan hasil belajar yang lebih bermakna.

8

(19)

5

Berdasarkan studi pendahuluan tersebut ternyata ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan fakta di lapangan. di mana, masih ada siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.Hal tersebut dapat dilihat dari gejala-gejala berikut ini:

1. Masih ada siswa yang kurang berpartisipasi dalam proses diskusi pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Masih ada siswa yang kurang mendengarkan pendapat temannya yang lain dalam diskusi.

3. Masih ada siswa yang belum menyampaikan atau mengutarakan pendapatnya dalam diskusi.

4. Masih ada siswa yang hanya diam saja ketika proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction Dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru”.

B.Penegasan Istilah

1. Efektivitas dimaknai sebagai ketercapaian atau keberhasilan suatu tujuan sesuai dengan rencana dan kebutuhan yang diperlukan, baik dalam penggunaan sumber daya, sarana maupun pemanfaatan waktu.9

9

Sondang P Siagian, Managemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),

(20)

2. Pelaksanaan merupakan suatu tindakan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan sebagai penerapan.10

3. Strategi interactive instruction merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi antarpeserta didik.11

4. Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan berinteraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan.12

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Efektivitas pelaksanaan strategi Interactive Instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

b. Keaktifan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. 2. Batasan Masalah

Dari masalah yang ada penulis membatasi masalah penelitian ini pada kajian Efektivitas Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction dalam

10

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), hlm.70 11

M. Hosnan, Loc.Cit. 12

(21)

7

menumbuhkan Keaktifan Siswa pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

3. Rumusan Masalah

Dari uraian permasalahan di atas, penulis dapat merumuskan permasalahan yang harus dicari jawabannya melalui penelitian yakni : Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction

dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan, dan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan studi (perkuliahan) penulis sebagai Sarjana Strata satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. b. Bagi guru untuk sebagai masukan dalam mengefektifkan

pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

(22)

c. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam upaya peningkatan efektivitas strategi pembelajaran.

(23)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Kerangka Teoritis 1. Efektivitas

Efektivitas dimaknai sebagai ketercapaian atau keberhasilan suatu tujuan sesuai dengan rencana dan kebutuhan yang diperlukan, baik dalam penggunaan sumber daya, sarana maupun pemanfaatan waktu.13

Efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi. Pembelajaran efektif adalah kombinasi atau gabungan yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Pemberian kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari.

13

(24)

Instructional Effectiveness tergantung pada lima faktor: a. Attitude,

b. Ability to Understand Instruction,

c. Perseverance,

d. Opportunity

e. Quality of Instruction.14

2. Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction

Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran perlu adanya strategi agar tujuan tersebut tercapai dengan optimal.15 Strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, maka strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.16

Strategi interactive instruction merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi antarpeserta didik. Diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir. Strategi interactive instruction ini dilaksanakan dengan cara belajar secara berkelompok yang

14

Afifatu Rohmawati, “Efektivitas Pembelajaran”, dalam jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol 9, Edisi 1, 2015.

15

Zainal Asril, Loc.Cit.

16

(25)

11

dapat memberi siswa lebih banyak kesempatan untuk berpikir dan berpendapat melalui pertanyaan yang mereka ajukan sehingga siswa merasa perlu mengadakan penyelidikan atas pertanyaannya tersebut, berdasarkan penyelidikan tersebut siswa akan secara sendirinya memperoleh pengetahuan baru, pengetahuan yang diperoleh dari hasil mengkonstruksi sendiri sifatnya akan lebih bertahan lama dan lebih bermakna. 17

Kegiatan strategi interactive instruction didasarkan pada beberapa prinsip antara lain:

a. Somatis yaitu siswa mengalami aktivitas fisik yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan orang lain secara berpasangan atau kelompok, dari satu tempat ke tempat lain baik di dalam maupun di luar kelas.

b. Auditory yaitu siswa dimungkinkan untuk mendengar secara aktif dari berbagai sumber informasi.

c. Visual yaitu siswa dimungkinkan untuk melakukan pengamatan gambar atau lingkungan sekitar.

d. Intelektual yaitu siswa dimungkinkan untuk melakukan proses tanya jawab terhadap lingkungan belajarnya.

Karakteristik strategi interactive instruction menurut Permendikbud nomor 103 tahun 2014 bersifat :

a. Interaktif dan inspiratif,

17

(26)

b. Menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,

c. Kontekstual dan kolaboratif,

d. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa,

e. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.18

Strategi interactive instruction akan membantu peserta didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya di bidang akademis. Materi pembelajaran disajikan dengan memberikan kebebasan bagi anak untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari. Materi kemandirian yang diciptakan dalam strategi interactive instruction ini pun akan memperluas dan memperkaya pengetahuan anak sehingga akan meningkatkan rasa percaya diri anak.

Strategi interactive instruction merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pembelajaran yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan peserta didik sebagai pusatnya.

Strategi interactive instruction memiliki tujuh langkah. Langkah-langkah strategi interactive instruction diawali dengan tahap persiapan yaitu persiapan guru dan siswa mencari latar belakang topik yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran, tahap pengetahuan awal yaitu guru

18

Elfa Sumiyati, “Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Aktivitas Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Pada Pelajaran PKN SD Negeri 09 Kabawetan” dalam jurnal PGSD, Vol 10, Nomor 2, 2017.

(27)

13

menggali pengetahuan awal siswa mengenai hal-hal yang telah diketahui oleh siswa tentang topik yang akan dibahas. Pengetahuan awal siswa ini dapat digali dengan menyajikan sebuah permasalahan berkaitan dengan topik yang akan dibahas, kemudian menanyakan pendapat siswa atas permasalahan tersebut, tahap kegiatan eksplorasi yaitu menampilkan kegiatan untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik. Kegiatan yang dilakukan untuk memunculkan keingintahuan siswa bisa diajukan dalam bentuk pertanyaan, demonstrasi atau gambar. Kemudian meminta siswa untuk menceritakan dan mengajukan pendapat mereka mengenai apa yang telah dilihat, tahap pertanyaan siswa yaitu siswa diberikan kesempatan untuk membuat pertanyaan dan membacakan pertanyaannya. Setelah semua pertanyaan siswa terhimpun, guru mengajak siswa untuk menyeleksi pertanyaan yang telah dibacakan, tahap penyelidikan yaitu siswa diberikan kesempatan untuk menemukan konsep atau informasi mengenai pertanyaan yang telah diajukan melalui penyelidikan atau observasi, tahap pengetahuan akhir yakni siswa membacakan hasil yang diperolehnya, tahap refleksi yaitu guru memberikan penguatan serta meluruskan hal-hal yang masih keliru. Salah satu kebaikan dari strategi interactive instruction adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, kemudian mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan observasi (penyelidikan). Dengan cara

(28)

seperti ini siswa menjadi kreatif dan aktif belajar.19 Tujuan strategi

interactive instruction adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran,

b. Meningkatkan pemahaman sosial antara siswa dengan lingkungan sekitar,

c. Mendorong siswa untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari mudah diingat dan tidak mudah dilupakan peserta didik,

d. Membantu siswa membentuk cara bekerja sama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain,

e. Melatih siswa belajar berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi sendiri.20

Strategi interactive instruction dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan tehradap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. 21

Strategi interactive instruction dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat

19

Badruzzaman, “Proses Pembelajaran Aktif, Interaktif, dan Menyenangkan, dalam jurnal Al-Qalam, Vol 16, Nomor 25, 2010.

20

Elfa Sumiyati, “Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Aktivitas Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Pada Pelajaran PKN SD Negeri 09 Kabawetan” dalam jurnal PGSD, Vol 10, Nomor 2, 2017.

21

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm

(29)

15

bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secara berpasangan.22

a. Diskusi Kelas

Diskusi dapat dilakukan sepanjang ada topik yang menjadi sentral komunikasi. Diskusi menekankan aktivitas belajar melalui interaksi komunikasi antara siswa dan siswa yang lain dalam membahas suatu tema atau topik sehingga diperoleh kesimpulan.23 Diskusi kelas dapat membantu siswa meningkatkan keikutsertaan dalam pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa menyuarakan pendapatnya, membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik dengan cara memberikan kesempatan untuk menyatakan pemikiran mereka, dan membantu siswa untuk meningkatkan kecakapan berkomunikasi. Pembelajaran yang menggunakan diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.24

Diskusi melatih siswa untuk berani mengungkapkan ide dan pendapatnya. Format di dalam sebuah diskusi harus ada permasalahan, moderator/pemimpin diskusi; dan ada beberapa alternatif penyelesaian. Prosedur pelaksanaan diskusi ditetapkan dalam menjalankan aktivitas diskusi saat pembelajaran, di antaranya:

22

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 82.

23

Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences,

(Jakarta: Prenadamedia, 2015), hlm 37.

24 Ibid.

(30)

1) Menemukan topik yang akan didiskusikan

Guru menentukan tema atau topik yang akan didiskusikan oleh siswa dalam aktivitas belajar, tema atau topik diskusi diambil dari indikator hasil belajar dalam silabus.

2) Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok membahas masalah dan mendiskusikan masalah tersebut ke dalam kelompok masing-masing dan antar kelompok lain. 3) Moderator

Moderator adalah orang yang akan memimpin jalannya diskusi agar terarah dan tepat waktu. Guru atau siswa dapat bertindak sebagai moderator. Syarat utama menjadi moderator adalah menguasai tahap diskusi dan masalah yang akan didiskusikan, serta dapat mengatur waktu tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan, presentasi, dan kesimpulan. Dengan moderator, jalannya diskusi akan terarah dan indikator hasil belajar dapat tercapai dengan tuntas.

a) Aturan diskusi. Guru menginformasikan kepada kelompok mengenai aturan-aturan dalam diskusi. Aturan ini penting mengingat keterbatasan jam pelajaran, sehingga aktivitas diskusi dapat selesai sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan.

(31)

17

b) Notulensi. Siswa dalam kelompok diskusi dapat menjadi notulen yang bertugas menulis kesimpulan hasil diskusi. Hasil catatan dari notulen akan dibagikan kepada semua siswa sebagai catatan hasil diskusi25.

b. Diskusi Kelompok Kecil

Bekerja atau diskusi dengan kelompok kecil merupakan bagian signifikan dari belajar interaktif. Sungguh penting untuk membentuk kelompok-kelompok seluruh kelas.26 Salah satu cara untuk memfasilitasi belajar interaktif dalam kelompok kecil adalah memberi tugas-tugas pada anggota-anggota kelompok seperti pemimpin, fasilitator, pengatur waktu, perekam, pembicara, pengamat proses atau manajer materi. Tetapi kadangkala menyenangkan dan efisien menggunakan strategi pilihan kreatif. 1) Penugasan berdasarkan alphabet: Identifikasikan tugas-tugas

yang diperlukan dan ditugaskan mereka dalam urutan alphabet dengan nama pertama. Dalam kelompok jangka waktu lama, putarlah tugas-tugas dengan menggunakan aturan ini.

2) Penugasan menurut kelahiran: Tentukan tugas dalam urutan akronologi kelahiran siswa (dalam tahun kalender). Dalam kelompok jangka waktu lama, putarlah tugas-tugas dengan menggunakan aturan ini.

25

Ibid, hlm 95. 26

Melvin L.Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), hlm 25.

(32)

3) Nomor Lotere: Suruhlah anggota kelompok untuk membagikannya. Letakkan nomor-nomor yang dimiliiki oleh anggota kelompok pada topi dan tentukan orang untuk setiap tugas.

4) Warna lotere: Pilihlah warna untuk setiap tugas. Orang yang memakai warna tertentu menerima tugas itu.

5) Perlengkapan pakaian: Tugaskan tanggung jawab dengan memilih perlengkapan pakaian, seperti pakaian kaca mata, perhiasan perak, sweater atau sepatu coklat.

6) Voting: Suruhlah anggota kelompok untuk memilih tugas. Salah satu metode populer untuk menandai anggota menunjuk orang yang mereka pilih. Orang dengan jari paling banyak menunjuk padanya memperoleh tugas itu.

7) Penugasan random: Suruhlah setiap anggota untuk menghitung dan mengemukakan empat digit terkahir dari nomor telepon rumah (seperti 9999=36). Kemudian umumkan sebuah nomor dari 1-36. Peserta dalam kelompok yang nomornya paling dekat pada nomor tersebut ia diberi tugas itu.

8) Pencinta binatang piaraan: Berikan tugas yang telah ditentukan untuk peserta didik dengan jumlah binatang piaraan tebanyak. 9) Ukuran keluarga: Berikan tugas yang telah ditentukan untuk

peserta dengan saudara kandung paling banyak atau paling sedikit.

(33)

19

10) Doorprize: Paling awal ke kelas, letakkan sebuah stiker sedemikian rupa sehingga mengidentifikasikan satu anggota perkelompok. Metode-metode mencakup sebuah stiker pada sebuah kartu nama, atau pada sebuah tempat duduk atau meja, pada sebuah materi pelajaran dan sejenisnya. Peserta didik yang menerima stiker memperoleh hadiah dari suatu tugas kelompok tertentu. Untuk menghadiahkan lebih dari satu tugas, gunakan stiker dengan warna yang bebeda-beda.27 c. Pengerjaan Tugas Berkelompok

Dengan menempatkan peserta didik di dalam kelompok dan memberinya tugas di mana mereka saling tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan adalah cara yang mengagumkan untuk memberi kemampuan pada keperluan siswa dalam masyarakat. Mereka condong menjadi lebih menarik dalam belajar karena mereka melakukannya dengan teman-teman sekelas mereka, sekali terlibat, mereka juga memiliki keperluan untuk bercakap-cakap mengenai apa yang mereka alami dengan yang lain, yang mengarahkan pada hubungan selanjutnya.28

d. Kerja Sama Siswa Secara Berpasangan

Penggunaan partner atau pasangan belajar layak mendapat perhatian khusus. Salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan belajar aktif ialah dengan membagi peserta

27

Ibid, hlm 28-30. 28

(34)

berpasang-pasangan dan menyusun partner belajar. Sungguh sulit untuk terlewatkan dalam berpasangan. Juga sulit untuk bersembunyi dalam partner. Belajar dengan partner atau pasangan dapat dalam waktu pendek atau panjang. Belajar dengan partner atau pasangan dapat melakukan berbagai tugas secara cepat atau tugas yang memerlukan waktu lebih lama, seperti dalam daftar berikut:

1. Mendiskusikan sebuah dokumen pendek secara bersama-sama. 2. Saling menginterview satu dengan yang lain mengenai reaksi partner terhadap tugas atau aktivitas pendidikan yang lain.

3. Mengkritik atau mengedit pekerjaan tertulis antara teman satu dengan yang lain.

4. Mempertanyakan partner anda tentang tugas membaca.

5. Merangkum pelajaran atau sesi pelajaran secara bersama-sama. 6. Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan bersama-sama pada pengajar.

7. Menganalisis problem kasus, latihan, atau percobaan bersama-sama.

8. Saling menguji satu dengan yang lain.

9. Merespon pertanyaan yang diberikan oleh pengajar.

10. Membandingkan catatan-catatan yang dilakukan di kelas.29

29

(35)

21

Beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran interaktif ini adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik lebih banyak diberikan kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya pada objek yang akan dipelajari. b. Melatih peserta didik mengungkapkan rasa ingin tahu melalui

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh guru.

c. Memberikan sarana bermain bagi peserta didik melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi.

d. Guru sebagai fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar.

e. Menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif.

f. Hasil belajar lebih bermakna.30

Pelaksanaan strategi interactive instruction dapat dikatakan efektif apabila:

1. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengajukan pendapatnya.

2. Menuntut siswa untuk membaca dan menulis. 3. Menunjukkan tantangan bagi siswa.

4. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mencari informasi mengenai permasalahan yang sedang dibahas. 31

30

Abdul Majid, Op.Cit, hlm 91.

31Prayekti, “Jurnal Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Instruksi Pada Mata

(36)

3. Keaktifan Siswa

Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan berinteraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan.32 Keaktifan ialah suatu kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.33 Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam hal sebagai berikut:

a. Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya. b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperkukan untuk memecahkan masalah.

e. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal.

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.34

Selain itu, keaktifan siswa dapat diidentifikasikan dari adanya ciri sebagai berikut:

1) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan, proses belajar mengajar dan evaluasi.

32

Em Zul Fajri, Loc.Cit, hlm 36. 33

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2001), hlm 98.

34

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

(37)

23

2) Adanya keterlibatan intelektual – emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami, menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap.

3) Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. 4) Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator kegiatan belajar

siswa, bukan sebagai pengajar (instruktur) yang mendominasi kegiatan di kelas.

5) Menggunakan berbagai metode secara bervariasi, alat dan media pengajaran.35

B.Penelitian Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Skripsi yang disusun oleh Nur Sholikin (2016) dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul: “Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Terhadap Minat Siswa Dalam Pelajaran Bahasa Arab Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatatah Juwana Pati”. Dari hasil perhitungan menunjukkan adanya hubungan positif antara penerapan strategi pembelajaran interaktif terhadap minat siswa dalam pelajaran Bahasa Arab kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Fattah Juwana Pati. Persamaan antara skripsi tersebut dan penelitian ini adalah pada penggunaan strategi yakni

35

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo,

(38)

strategi pembelajaran interaktif. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini membahas tentang keaktifan dan skripsi tersebut membahas tentang minat belajar.36

2. Skripsi yang disusun oleh Layinatul Khasanah (2016) dari jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, dengan judul: “Efektivitas Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assement, Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Di SMP Negeri 1 Sumber Rembang”.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan pembelajaran ARIAS berbantuan multimedia interaktif sangat efektif terhadap hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Persamaan antara skripsi tersebut dan penelitian ini adalah membahas tentang keaktifan siswa. Sedangkan perbedaannya adalah pada penggunaan strategi dalam proses belajar mengajar terhadap keaktifan tersebut.37

C. Konsep Operasional

Konsep operasional atau operasional variabel merupakan operasional dari semua variabel yang dapat diolah dari definisi konseptual. Di sini variabel yang akan diteliti didefinisikan secara operasioanl yang menggambarkan cara mengukur variabel tersebur, dengan demikian mudah

36

Nur Sholikin, Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Terhadap Minat Siswa Dalam

Pelajaran Bahasa Arab Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatatah Juwana Pati, Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Skripsi 2016.

37

Layinatul Khasanah, Efektivitas Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assement, Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar

(39)

25

diidentifikasikan dan mudah dikumpulkan datanya, karena sudah operasional dan dapat diukur atau diobservasi.38

Adapun variabel yang akan dioperasionalkan yaitu Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction dalam Menumbuhkan Keaktifan siswa. Indikatornya adalah :

a. Guru menentukan tema atau topik yang akan dibahas oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Guru dan siswa mencari latar belakang dari topik yang dibahas. c) Guru menanyai siswa mengenai permasalahan yang berkaitan

dengan topik.

d) Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

e) Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik.

f) Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk membuat pertanyaan dan membacakan pertanyaannya.

g) Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan informasi mengenai pertanyaan yang diajukan.

h) Siswa membacakan hasil yang diperolehnya.

i) Guru membahas kembali mengenai hasil penyelidikan siswa.

38

Azwir Salam & Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan Agama Islam,

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan untuk studi pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2020, sedangkan untuk riset dilaksanakan pada bulan Juni 2020. Dan tempat penelitian dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru, Jl. Senapelan No. 10 A.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Dan objek penelitiannya adalah efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

C. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan (jumlah) subjek atau sumber data penelitian39. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru yang berjumlah 3 orang.

D. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Hal ini karena keterbatasan peneliti itu

39

(41)

27

sendiri baik dari segi waktu, dana dan tenaga. Untuk itu maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi dan harus betul-betul sampel yang representatif atau yang mewakili40. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah teknik sampling purposive, yakni pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.41 Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah satu orang guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, di antaranya:

1. Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati, baik secara langsung ataupun tidak langsung yang hasil pengamatan tersebut dicatat secara sistematis42. Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang Efektivitas Pelaksanaan Strategi Interactive Instruction dalam Menumbuhkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

Pada metode penelitian ini penulis membuat lembar observasi yang berisikan beberapa point yang diambil dari konsep operasional mengenai pelaksanan strategi interactive instruction. Lalu lembar observasi tersebut

40

Azwir Salam dan Amri Darwis, Op.Cit, hlm 53.

41

Ibid, hlm 45.

42

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina Ilmu, 1993), hlm. 236.

(42)

penulis bagikan ke guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru untuk kemudian diisi. Setelah diisi lembar observasi tersebut dikembalikan lagi kepada penulis.

3. Dokumentasi

Cara atau teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan menganalisis sejumlah dokumen yang terkait dengan masalah penelitian. Peneliti harus menjelaskan dokumen apa yang dikumpulkan dan bagaimana cara mengumpulkan dokumen tersebut. Pengumpulan data melalui dokumen bisa menggunakan alat kamera (video shooting), atau dengan cara potocofy43. Teknik ini penulis lakukan untuk mendapatkan data siswa, sejarah sekolah, lokasi sekolah, dan semua yang berhubungan dengan sekolah.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data dan mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.44 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik deskriptif. Apabila sebaran data telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif digambarkan dengan kata-kata atau simbol.45

43 Ibid. 44

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Kuantitatif Dan Kualitatif, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011), hlm 217.

45

Suharsimi Arikunto, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, t.th.), hlm 149.

(43)

29

Mengingat penelitian ini bersifat deksriptif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deksriptif kuantitatif dengan persentase.

Adapun rumusnya yaitu :

P = x100% Keterangan :

P = Angka persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari persentase N = Number of cases (jumlah frekuensi) 100% = Bilangan tetap 46.

Kemudian dipersentasekan dengan kesimpulan dari hasil penelitian ini di buat dalam bentuk kalimat-kalimat. Persentase tersebut adalah sebagai berikut : 81% - 100% = sangat baik 61% - 80% = baik 41% - 60% = cukup baik 21% - 40% = kurang baik 0% - 20% = tidak baik47 46

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Grafindo Persada, 2007), hlm 43.

47

Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Peneltian, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 15.

(44)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah diadakan penelitian maka berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa efektivitas pelaksanaan strategi interactive instruction dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru, dikategorikan baik dengan angka persentase 74,07 %.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Guru

Guru hendaknya bisa mengaplikasikan strategi pembelajaran (strategi interactive instruction) dengan lebih baik lagi, sehingga dapat membuat siswa yang awalnya tidak turut serta dalam proses pembelajaran menjadi fokus, bahkan bisa menumbuhkan keaktifan dalam diri siswa tersebut.

2. Siswa

Siswa diharapkan mampu bekerjasama dengan guru saat proses pelaksanaan strategi pembelajaran (strategi interactive instruction) sedang belangsung. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran dapat diterima dengan baik, misalnya menumbuhkan keaktifan dalam diri siswa.

(45)

53

3. Peneliti Lainya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan menjadi masukan bagi peneliti lain dan juga dapat dijadikan penunjang penelitian terhadap masalah yang sesuai dengan topik tersebut, serta untuk menambah wawasan baik dalam bidang penulisan maupun penelitian.

(46)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.

Ali, Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algasindo.

A, M. Sardiman . 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.

Asril, Zainal. 2017. Micri Teaching. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Badruzzaman. 2010. “Proses Pembelajaran Aktif, Interaktif, dan Menyenangkan, dalam jurnal Al-Qalam. Vol 16. Nomor 25.

Fajri, Em Zul. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Diva Publisher. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Layinatul Khasanah. Efektivitas Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assement, Satisfaction) Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Di SMP Negeri 1 Sumber Rembang. Fakultas Teknik. Skripsi 2016.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majid,Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Ridwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Peneltian. Bandung:

(47)

55

Prayekti, “Jurnal Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Instruksi Pada Mata Pelajaran IPA di SD”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka.

Rohmawati, Afifatu. 2005. “Efektivitas Pembelajaran”, dalam jurnal Pendidikan Usia Dini. Vol 9. Edisi 1.

Said, Alamsyah dan Budimanjaya, Andi. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences. Jakarta: Prenadamedia.

Salam, Azwir & Darwis, Amri. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Agama Islam. Pekanbaru: Suska Press.

Sholikin, Nur. Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Terhadap Minat Siswa Dalam Pelajaran Bahasa Arab Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatatah Juwana Pati. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Skripsi 2016. Siagian, Sondang P. 2001. Managemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algasindo.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada. Sumiyati, Elfa. 2017. “Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis

Aktivitas Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Pada Pelajaran PKN SD Negeri 09 Kabawetan” dalam jurnal PGSD. Vol 10. Nomor 2.

Surya, Mohamad. 2015. Psikologi Guru Konsep Dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Suryani, Nunuk dan Agung, Leo. 2012. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(48)

Nama Guru : No

.

Aspek Yang Diamati Ya Tidak

1. Guru menentukan topik yang akan dibahas oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2. Guru dan siswa mencari latar belakang dari

topik yang dibahas.

3. Guru menanyai siswa mengenai permasalahan yang berkaitan dengan topik. 4. Guru memancing rasa ingin tahu siswa

dengan mengajukan beberapa pertanyaan. 5. Siswa didorong untuk mengajukan

pertanyaan yang berkaitan dengan topik. 6. Masing-masing siswa diberi kesempatan

untuk membuat pertanyaan dan membacakan pertanyaannya.

7. Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan informasi mengenai pertanyaan yang diajukan .

8. Siswa membacakan hasil yang diperolehnya. 9. Guru membahas kembali mengenai hasil

penyelidikan siswa. Keterangan skor :

Ya : 1 Tidak : 0

(49)

REKAPITULASI HASIL LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM

PELAKSANAAN STRATEGI INTERACTIVE INSTRUCTION PADA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

No Observasi Hasil Ya Tidak 1. Pertama 8 1 2. Kedua 6 3 3. Ketiga 6 3 4. Keempat 6 3 5. Kelima 8 1 6. Keenam 6 3 Jumlah 40 14

(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Raja Fairus, dengan nama panggilan Fairus, tempat tanggal lahir Tanjung Balai Karimun 24 April 1998. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnda bernama Raja Muhammad Hanafi dan Ibunda bernama Raja Hidayah. Pada tahun 2004 penulis melalui pendidikan dasar di SDN 001 Meral Kota dan tamat pada tahun 2010. Setelah tamat Sekolah Dasar penulis melanjutkan pendidikan ke SMP N 1 Tebing tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan SMA N 1 Karimun pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswi di jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pada tahun 2019 penulis melaksanakan PPL di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru dan pada tahun yang sama penulis juga melaksanakan KKN di Desa Teluk Latak Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Pada awal tahun 2020 penulis melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Alhamdulillah berkat doa, kerja keras dan dukungan penuh dari keluarga terutama ayahnda dan ibunda tercinta, serta seluruh sahabat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang dimunaqasyahkan pada hari Rabu tanggal 12 Agustus 2020, berdasarkan hasil ujian sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru penulis dinyatakan “LULUS” dengan predikat “Sangat Memuaskan” dan menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Gambar

Tabel IV.14  Lembar  Observasi  Untuk  Guru  Pelaksanaan  Strategi  Interactive  Instruction  Dalam  Menumbuhkan  Keaktifan

Referensi

Dokumen terkait

Pada grafik tampak bahwa sistem yang menggunakan R-22 dengan penambahan pre-cooling menunjukkan nilai nilai koefisien yang lebih besar yaitu rata-rata 4,788 apabila

Dari hasil analisis yang dilakukan diatas menunjukkan bahwa c orporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan proporsi

Adapun hasil wawancara dengan Mahasiswa Fisiotrapi, sebagai berikut: Informan yang bernama Akbar Jailani pada tanggal 11 Juli 2013, “Menurut saya koleksi buku disini memang

Media, Publik Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.. Jakarta:

Proses ex-ante screening atau analisis pembiayaan pada BNI Syariah Cabang Bogor sudah efektif namun untuk mengantisipasi risiko yang tidak diharapkan maka

Based on the problems that exist in this area, then the purpose of this study was to analyze the distribution of heavy metals as contaminants in the soil associated with

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA BAGIAN PELEBURAN BESI BAJA DI

Simulasi usulan dibuat dengan tujuan untuk meminimalkan waktu penyelesaian proses pengerjaan produk Melanie Sleigh Changing Table... Simulasi sebagai salah satu metode yang