FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KEBIJAKAN DIVIDEN
TIKE KARTIKA
STIE TRISAKTI [email protected]
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel
independen yaitu: profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, growth
opportunities, leverage, firm risk, previous years dividend, dan earnings per share
terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen.
Sampel dari penelitian ini terdiri dari 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling
method, dan Metode analisis data yang digunakan yaitu metode regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan previous years dividend mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen, variabel growth opportunities mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, firm
risk, dan earnings per share tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Kata kunci: Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Growth Opportunities, leverage, Firm Risk, Previous Years Dividend, Earnings Per Share
Abstract: The purpose of this research is to test independent variable that are
profitability, firm size, liquidity, growth opportunities, leverage, firm risk, previous years dividend, and earnings per share toward dependant variable that is dividend policy.
Sample from this research consist of 38 manufacture company listed in Indonesia Stock Exchange during 2011 to 2013. The technique used for sample selection is purposive sampling method, and data analysis method used is multiple analysis method.
The result of this research show that firm size and previous years dividend have positive effect toward dividend policy, growth opportunities have negative effect toward dividend policy, meanwhile the profitability, liquidity, leverage, firm risk, and earnings per share does not have effect toward dividend policy.
Keywords: Dividend Policy, Profitability, Firm Size, Liquidity, Growth
Opportunities, Leverage, Firm Risk, Previous Years Dividend, Earnings Per Share
PENDAHULUAN
Perusahaan mengharapkan
adanya pertumbuhan yang konsisten dengan cara melakukan investasi. Dana yang digunakan untuk investasi berasal dari laba ditahan perusahaan. Untuk mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap penggunaan
dana internal, perusahaan akan
melakukan aktivitas pendanaan
dalam bentuk penjualan saham di
pasar modal. Dalam kegiatan
investasi yang dilakukan oleh
investor terdapat resiko positif dan negatif. Untuk mengurangi resiko
negatif yang ada, investor
memerlukan berbagai macam
informasi dari dalam perusahaan, berupa laporan keuangan, maupun informasi yang berasal dari luar perusahaan berupa kondisi ekonomi.
Laporan keuangan
mencerminkan kinerja dari
perusahaan, berdasarkan laporan
keuangan tersebut investor dapat
menentukan apakah perusahaan
tersebut layak untuk mendapatkan investasi dana. Dari laporan tersebut investor juga dapat mengetahui berapa keuntungan yang dihasilkan dan berapa dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Informasi-informasi yang didapatkan akan digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan mengenai apakah investor akan menanamkan modalnya atau tidak.
Tujuan dari investasi yang dilakukan oleh investor adalah untuk
mendapatkan pengembalian
investasi, baik berupa capital gain
maupun dividen (Hermuningsih
2007). Capital gain diperoleh apabila harga jual saham lebih tinggi
daripada harga yang dibayar pada saat membeli saham. Capital gain diperoleh dalam jangka waktu yang relatif lama. Dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen diperoleh dalam jangka waktu pendek (Jariah 2013).
Investor biasanya cenderung untuk memilih keuntungan dari dividen dibandingkan dengan capital
gain, karena resiko naik atau
turunnya harga saham sangat
berfluktuasi, sedangkan jika
pembagian dividen oleh perusahaan
stabil, dan meningkat secara
bertahap. Alasan lainnya investor lebih memilih dividen adalah karena investor tergantung pada pendapatan dividen tersebut untuk menutupi sebagian dari biaya hidup (Sura et al.
2006). Sedangkan menurut
Hermuningsih (2007) berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen karena nilai dividen yang dibagikan saat ini lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang.
Kebijakan dividen
perusahaan diperlukan untuk
menentukan besarnya laba ditahan
dan laba yang tersedia untuk
dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen. Besar
kecilnya jumlah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investor untuk menamkan modalnya. apabila jumlah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kecil maka investor akan menilai bahwa kinerja perusahaan
buruk, sehingga kepercayaan
investor terhadap perusahaan
menurun dan membuat investor menjual saham yang dimiliki. Hal ini
akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Signaling Hypothesis
Teori ini mengatakan bahwa manager menggunakan pengumuman
perubahan dividen untuk
menyampaikan informasi kepada
pasar mengenai laba dan
pertumbuhan perusahaan. Investor dapat melihat pengumuman dividen tersebut sebagai refleksi penilaian
manager terhadap kinerja dan
prospek perusahaan.
Peningkatan pembayaran
dividen dapat menggambarkan
kinerja dan prospek pertumbuhan perusahaan yang baik, akibatnya harga saham dapat bereaksi positif, sebaliknya penurunan pembayaran dividen menjadi signal bahwa kinerja dan pertumbuhan perusahaan sedang buruk (Al-Malkawi et al. 2010).
Residual Theory of Dividend
Teori ini mengatakan bahwa
perusahaan memandang bahwa
dividen harus dibayarkan sebagai sisa dari total laba setelah perusahaan
melakukan berbagai peluang
investasi dan membiayai semua
kegiatan operasionalnya. Jika
kebutuhan akan ekuitas melebihi jumlah laba ditahan maka dividen tidak akan dibagikan (Gitman dan Zutter 2012, 571-572).
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian Maladjian dan
Khoury (2014), Kania dan Bacon
(2005), dan Mehta (2012)
menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif dan signifikan antara profitabilitas yang diukur
menggunakan return on equity
(ROE) terhadap kebijakan dividen. Hasil yang berbeda ditunjukkan dalam penelitian Suharli (2006) dan Al-Malkawi (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara ROE terhadap kebijakan dividen.
Profitabilitas mengukur
seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk mengumpulkan
laba (Kisman 2013). Dividen
merupakan sebagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, karena itu dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan.
Ha1: Profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen
Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian Maladjian dan
Khoury (2014), Mehta (2012), dan Al-Malkawi (2008), menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara ukuran perusahaan terhadap
kebijakan dividen. Hasil yang
berbeda terdapat dalam penelitian Pribadi dan Sampurno (2012) yang menunjukkan hubungan negatif dan signifikan antara ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses kepasar modal yang lebih mudah dan dapat memperoleh pinjaman jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil (Kapoor et al. 2010). Karena akses kepasar modal
yang cukup mudah perusahaan dapat mendapatkan dana di pasar modal dengan cara menjual saham. Dari laba yang dihasilkan dari penjualan
saham dapat digunakan untuk
investasi dan pendanaan perusahaan, sehingga ketergantungan perusahaan atas pemakaian dana internal yang berasal dari laba semakin kecil. Jika ketergantungan perusahaan dalam pemakaian dana internal semakin kecil maka jumlah laba yang tersedia bagi pemegang saham semakin
besar. Hal ini menyebabkan
pembayaran dividen meningkat.
Ha2: Ukuran perusahaan memiliki
pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian Maladjian dan
Khorury (2014), serta Gupta dan
Banga (2010) menunjukkan
hubungan positif dan tidak signifikan antara likuiditas terhadap kebijakan dividen, sedangkan penelitian Adu-Boanyah (2013) dan Martati (2010) menunjukkan hubungan negatif dan tidak signifikan antara likuiditas yang diukur menggunakan current
ratio terhadap kebiajakan dividen.
Jika tingkat likuiditas
perusahaan semakin baik maka
kemampuan perusahaan untuk
mengubah aset lancar menjadi kas semakin baik. Apabila manager memutuskan untuk menggunakan laba untuk keperluan investasi dan
operasional perusahaan maka
investor tidak perlu merasa khawatir karena perusahaan masih mempunyai tingkat likuiditas dalam bentuk kas tunai untuk dibayarkan sebagai dividen.
Ha3: Likuiditas memiliki pengaruh terhadap Kebijakan dividen.
Growth Opportunities Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian Maladjian dan
Khoury (2014), Pribadi dan
Sampurno (2012) menunjukkan
hubungan negatif dan signifikan antara growth opportunities terhadap
kebijakan dividen. Hasil yang
berbeda terdapat dalam penelitian Gupta dan Banga (2010) yang
menunjukkan hubungan positif
antara growth opportunities terhadap kebijakan dividen.
Perusahaan dengan
kesempatan investasi tinggi yang ditandai dengan pertumbuhan yang tinggi membutuhkan dana besar
untuk memenuhi kebutuhan
investasinya. Jika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan dana internal maka jumlah dividen yang dibayarkan akan cenderung menurun (Amah 2012), sedangkan Amidu dan Abor (2006) mengatakan bahwa perusahaan yang bertumbuh membutuhkan dana lebih untuk membiayai pertumbuhan mereka dan karena itu akan mempertahankan proporsi pendapatan mereka lebih besar dengan membayar dividen rendah.
Ha4 : Growth opportunities
memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen
Leverage Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian Maladjian dan
Khoury (2014) menunjukkan
hubungan positif dan tidak signifikan
antara leverage yang diukur
menggunakan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen. Hasil
yang berbeda terdapat dalam
(2009), yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara debt
to equity ratio terhadap kebijakan
dividen Sedangkan penelitian Al-Malkawi (2008), Al-Al-Malkawi (2013),
menunjukkan hubungan negatif
antara leverage yang diukur
menggunakan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen.
Perusahaan yang sebagian besar kegiatannya dibiayai oleh hutang akan menekan likuiditas mereka. Pokok pinjaman dan bunga akan mengurangi sisa pendapatan
perusahaan untuk menjamin
pembayaran dividen, dan akan
berdampak negatif pada pembayaran dividen untuk suatu periode (Adu-Boanyah et al. 2013) sedangkan Deitiana (2009) berpendapat bahwa
Peningkatan hutang akan
mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham yang akan mempengaruhi dividen yang dibayarkan. Karena kewajiban untuk membayar hutang
lebih diutamakan daripada
pembayaran deviden (Marlina dan Danica 2009).
Ha5 : Leverage memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen
Firm Risk Terhadap Kebijakan
Dividen
Penelitian dari Maladjian dan Khoury (2014), dan Deitiana (2009)
menunjukkan hubungan positif
antara firm risk yang diukur
menggunakan Price earnings ratio (PER) terhadap kebijakan dividen, sedangkan penelitian Mehta (2012)
menunjukkan hubungan negatif
antara firm risk terhadap kebijakan dividen, tetapi PER berhubungan positif terhadap kebijakan dividen. Dalam penelitian ini menyatakan
bahwa jika resiko tinggi maka jumlah pembayaran dividen akan
menurun, sebaliknya jika
pembayaran dividen ditingkatkan akan mengurangi resiko arus kas masa depan yang tersedia bagi pemegang saham dan meningkatkan rasio PER.
Rasio PER menunjukkan
tingkat kepercayaan investor
terhadap kinerja perusahaan. Bagi para investor semakin tinggi PER
maka pertumbuhan laba yang
diharapkan juga akan mengalami
kenaikan (Fahmi 2013, 84).
Perusahaan dengan rasio PER yang tinggi memiliki resiko yang lebih rendah dan prospek pertumbuhan yang tinggi (Mehta 2012).
Jika perusahaan memiliki
tingkat resiko yang rendah dan prospek pertumbuhan yang tinggi, laba yang diharapkan akan di dapatkan oleh perusahaan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan laba yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham menjadi lebih besar dan jumlah dividen yang akan dibagikan meningkat.
Ha6 : Firm risk memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen
Previous Years Dividen Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian Maladjian dan
Khoury (2014), Martati (2010), dan Puteri et al. (2012), menunjukkan hubungan positif dan signifikan
antara previous years dividend
terhadap kebijakan dividen.
Penelitian Adu-Boanyah et al. (2013) menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu terdapat hubungan negatif dan kuat antara previous years dividend terhadap kebijakan dividen.
Pembayaran dividen merupakan suatu sinyal bagi pasar
bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang menguntungkan bagi investor. Para investor akan melihat
seberapa besar dividen tahun
sebelumnya yang dibagikan oleh perusahaan sebelum mereka akan menanamkan sahamnya sehingga
semakin besar dividen yang
dibagikan pada tahun sebelumnya akan semakin menarik minat investor untuk menanamkan sahahamnya
Variabilitas dividen yang
dibayarkan pada tahun sebelumnya dapat memiliki konsekuensi pada dividen yang dibayarkan pada tahun depan (Adu-Boanyah et al. 2013),
sedangkan Martati (2010)
mengatakan bahwa Previous years
dividend dapat menjadi cerminan
bagi investor tentang dividen yang akan dibayarkan pada saat ini.
Ha7 : Previous years dividend
memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dividen
Earnings Per Share Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian Adil et al. (2011), Mehta (2012), Deitiana (2009), dan Al-Malkawi (2008) menunjukkan hubungan positif dan signifikan
antara EPS terhadap kebijakan
dividen, sedangkan penelitian Adu-Boanyah et al. (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan sangat kecil antara EPS terhadap kebijakan dividen.
Earnings per share (EPS)
adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi 2013, 83). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat EPS maka semakin tinggi laba yang akan
dibagikan per lembar sahamnya, menyebabkan jumlah dividen yang dibagikan semakin besar.
Ha8 : Earnings per share memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen
Model Penelitian
Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
Likuiditas
Gambar 2.1 Model Penelitian
Firm Risk Leverage
Earnings Per Share Previous Years Dividend
METODA PENELITIAN
Gambaran Umum Sampel (Objek Penelitian)
Tabel 4.1
Hasil Pemilihan Sampel Penelitian No Keterangan Perusahaan Data
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. 129 387 2 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan tahunan per 31 Desember. (4) (12) 3 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangannya dalam satuan mata uang Rupiah. (25) (75) 4 Perusahaan manufaktur yang tidak mendapatkan laba secara berturut-turut dari tahun 2011 sampai (24) (72) dengan tahun 2013. 5 Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen kas secara berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. (37) (111) 6 Laporan Keuangan perusahaan tidak tersedia. (1) (3) Total 38 114
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode penelitian tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Prosedur pemilihan sampel tersebut disajikan dalam tabel 4.1 di atas. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode
purposive sampling, dimana sampel
tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa perusahaan yang dapat
dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 perusahaan. Jumlah data yang dapat digunakan adalah 114 data penelitian, dikarenakan lamanya periode penelitian adalah 3 tahun dari tahun 2011 sampai tahun 2013.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Kebijakan dividen adalah
keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Hermuningsih 2007). Kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur menggunakan dividend
payout ratio (DPR). DPR yaitu
persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai (Marlina dan Danica 2009). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Menurut Maladjian dan Khoury (2014) rumus yang digunakan dalam menghitung DPR adalah sebagai berikut:
𝐷𝑃𝑅 =𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
Profitabilitas mengukur
seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk mengumpulkan laba (Kisman 2013). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan
Return on equity (ROE). Deitiana
(2009) dalam penelitiannya
mengatakan bahwa ROE mengukur seberapa besar pengembalian yang didapatkan oleh pemilik bisnis atas
modal yang disetorkan kepada
perusahaan. Skala pengukurannya menggunakan skala rasio. Menurut penelitian Maladjian dan Khoury (2014) rumus untuk menghitung ROE, yaitu sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸
= 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 − 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan menurut total aktiva (Adil et al. 2011). Skala pengukurannya menggunakan skala
rasio. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Maladjian dan
Khoury (2014), rumus yang
digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan, yaitu sebagai berikut:
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
= 𝐿𝑜𝑔 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam mengubah aset lancar menjadi kas tunai (Alam dan Hossain 2015). Dalam penelitian ini
likuiditas diukur menggunakan
current ratio (CR). CR menunjukkan
sejauh mana kewajiban lancar
dijamin pembayarannya oleh aktiva
lancar (Deitiana 2009). Skala
pengukurannya menggunakan skala rasio. Cara pengukurannya mengacu pada penelitian dari Maladjian dan
Khoury (2014), yaitu sebagai
berikut:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜
= 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Growth opportunities adalah
pertumbuhan suatu perusahaan yang
ditandai dengan kesempatan
investasi yang tinggi (Amah 2012). Skala pengukurannya menggunakan skala rasio. Pengukuran terhadap
variabel growth opportunities
mengacu pada penelitian yang
dilakukan Maladjian dan Khoury (2014) yaitu sebagai berikut:
𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ 𝑂𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡𝑢𝑛𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
= 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 − 𝑃𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
leverage mengukur seberapa
besar perusahaan dibiayai dengan hutang (Fahmi 2014, 75). leverage diukur menggunakan debt to equity
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Jariah 2013). Skala pengukurannya
menggunakan skala rasio.
Pengukuran DER ini mengacu pada penelitian Maladjian, dan Khoury (2014), yaitu sebagai berikut:
𝐷𝐸𝑅 = 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Resiko adalah bentuk
keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi dimasa
depan dengan keputusan yang
diambil dengan pertimbangan saat ini (Fahmi 2013, 449). Dalam penelitian ini firm risk diukur menggunakan
Price per earnings ratio (PER).
Pearson (2015, 131) menyatakan bahwa PER mengukur jumlah yang
investor bayarkan untuk setiap
keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Skala pengukurannya
menggunakan skala rasio.
Pengukuran PER mengacu pada penelitian maladjian dan Khoury (2014) yaitu sebagai berikut:
𝑃𝐸𝑅 = 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Previous years dividend
adalah cerminan bagi investor
mengenai dividen yang akan
dibayarkan pada saat ini (Martati
2010). Skala pengukurannya
menggunakan skala rasio. Variabel ini menurut Maladjian dan Khoury (2014) dapat diformulasikan sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑌𝑒𝑎𝑟𝑠 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑
= 𝑃𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑌𝑒𝑎𝑟𝑠 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
Earnings per share (EPS)
menunjukan keuntungan yang
dihasilkan dari setiap lembar saham
dalam satu periode. Total
keuntungan itu diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar
(Pearson 2015, 130). Skala
pengukurannya menggunakan skala rasio. Menurut penelitian Adil et al. (2011), formula untuk penghitung EPS yaitu sebagai berikut:
𝐸𝑃𝑆 = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 HASIL PENELITIAN Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum
Kebijakan dividen 114 0,0308 1,1610 Profitabilitas 114 0,0193 1,2581 Ukuran Perusahaan 114 10,9913 13,8926 Likuiditas 114 0,2040 11,7428 Growth Opportunities 114 −0,9987 0,5301 Leverage 114 0,0977 0,7611 Firm Risk 114 1,0322 48
Earnings Per Share 114 9 153828 4950,96 22394,633
Sumber: Pengolahan Data dari
SPSS versi 23 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Residual Sebelum Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 114
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Hasil uji normalitas pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05, maka data residual tidak berdistribusi normal. Karena data residual tidak berdistribusi normal maka diperlukan uji outlier.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Residual Setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 111
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,053
Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Uji normalitas residual
setelah outlier menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,053 atau lebih besar dari 0,05 maka
data residual berdistribusi normal.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Tabel 4.5 menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas, ukuran
perusahaan, likuiditas, growth
opportunities, leverage, firm risk, previous years dividend, dan
earnings per share memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10, sehingga
Tidak terjadi Multikolinearitas dan data dapat digunakan dalam model
regresi. Artinya tidak terdapat
korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Model Sig Kesimpulan
RES_2 0,185 Tidak Terdapat
Autokorelasi Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Hasil uji autokorelasi yang
ditunjukkan pada tabel 4.6
Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF
Profitabilitas 0,676 1,479 Tidak terjadi Multikolinearitas
Ukuran Perusahaan 0,888 1,127 Tidak terjadi Multikolinearitas
Likuiditas 0,464 2,154 Tidak terjadi Multikolinearitas
Growth Opportunities 0,938 1.066 Tidak terjadi Multikolinearitas
Leverage 0,431 2,318 Tidak terjadi Multikolinearitas
Firm Risk 0,853 1,172 Tidak terjadi Multikolinearitas
Previous Year Dividend 0,674 1,484 Tidak terjadi Multikolinearitas
menunjukkan bahwa RES_2 memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,185, sehingga tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi. Artinya tidak terdapat kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan penggangu pada periode t-1, sehingga data baik untuk digunakan dalam model penelitian.
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig. Kesimpulan
Profitabilitas 0,17 5 Tidak terjadi Heteroskedastisita s Ukuran Perusahaan 0,69 4 Tidak terjadi Heteroskedastisita s Likuiditas 0,35 9 Tidak terjadi Heteroskedastisita s Growth Opportunitie s 0,82 4 Tidak terjadi Heteroskedastisita s Leverage 0,77 2 Tidak terjadi Heteroskedastisita s Firm Risk 0,59 0 Tidak terjadi Heteroskedastisita s Previous Years Dividend 0,11 0 Tidak terjadi Heteroskedastisita s Earnings Per Share 0,15 1 Tidak terjadi Heteroskedastisita s
Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Tabel 4.7 menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas, ukuran
perusahaan, likuiditas, growth
opportunities, leverage, firm risk, previous years dividend, dan
earnings per share memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05
sehingga tidak terjadi
heteroskedastisitas. Artinya tidak terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke
pengamatan lain sehingga data baik
untuk digunakan dalam model
penelitian.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Model R
1 0,934
Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Tabel 4.8 menunjukkan
bahwa nilai R sebesar 0,934. Artinya hubungan antara variabel dependen (kebijakan dividen) dengan variabel independen (profitabilitas, ukuran
perusahaan, likuiditas, growth
opportunities, leverage, firm risk, previous years dividend dan earnings per share) adalah sangat kuat dan
positif.
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Adjusted R Square
1 0,862
Sumber: Pengolahan data dari SPSS versi 23
Tabel 4.9 menunjukkan
sebesar 0,842. Artinya besarnya variasi variabel dependen (kebijakan dividen) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (profitabilitas,
ukuran perusahaan, likuiditas,
growth opportunities, leverage, firm risk, previous year dividend, dan earnings per share) adalah sebesar
86,2%, sisanya 13,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian.
Tabel 4.10 Hasil Uji F Mode l F Sig Kesimpula n 1 86,85 2 0.00 0 Model fit untuk digunakan dalam penelitian Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Tabel 4.10 menunjukkan
bahwa hasil uji F terhadap model
regresi menghasilkan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000, sehingga model fit untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.11 Hasil Uji t
Variabel Beta Sig Kesimpulan
Constant -0,148 0,332
Profitablitias -0,001 0,985 Tidak terdapat pengaruh
Ukuran perusahaan 0,026 0,030 Terdapat pengaruh
Likuiditas -0,008 0,161 Tidak terdapat pengaruh
Growth Opportunities -0,113 0,046 Terdapat pengaruh
Leverage -0,149 0,050 Tidak terdapat pengaruh
Firm Risk -0,002 0,114 Tidak terdapat pengaruh
Previous Years Dividend 0,851 0,000 Terdapat pengaruh
Earnings Per Share 14460000 0,703 Tidak terdapat pengaruh Sumber: Pengolahan Data dari SPSS versi 23
Dari hasil uji t pada tabel 4.11 maka model persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut: DPR = –0,148 – 0,001PROFt + 0,026UKURANt – 0,008LIKt – 0,113GROWTHt – 0,149LEVt – 0,002RISKt + 0,851PYDt + 14460000EPSt + ε
Hasil uji t pada tabel 4.11
menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,985, lebih besar dari alpha (α = 0,05) maka Ha1 tidak di terima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,030, lebih kecil dari alpha (α = 0,05) maka Ha2 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Nilai beta sebesar 0,026 yang artinya terdapat pengaruh positif antara
ukuran perusahaan terhadap
kebijakan dividen. Hal ini
disebabkan karena semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan dana dari
eksternal dengan cara menjual
saham, sehingga ketergantungan
perusahaan terhadap penggunaan
dana internal semakin kecil.
Akibatnya laba yang tersedia bagi pemegang saham semakin besar, dan jumlah dividen yang dibayarkan meningkat.
Variabel likuiditas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,161, lebih besar dari alpha (α = 0,05) maka Ha3
tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Variabel growth
opportunities memiliki nilai signifikansi sebesar 0,046, lebih kecil dari alpha (α = 0,05) maka Ha4 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel growth opportunities
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Nilai beta sebesar -0,113 yang artinya terdapat pengaruh negatif antara growth opportunities terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan karena jika perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi tentunya di ikuti dengan tingkat investasi yang baik. Jika pihak manager memutuskan untuk menggunakan laba untuk keperluan investasi maka dana yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham menjadi lebih kecil, dan jumlah dividen yang dibayarkan menurun.
Variabel leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,050, sama dengan alpha (α = 0,05) maka Ha5
tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
leverage tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Variabel firm risk memiliki nilai signifikansi sebesar 0,114, lebih besar dari alpha (α = 0,05) maka Ha6
tidak dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel firm
risk tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Variabel Previous years
dividend memiliki signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari alpha
(α = 0,05) maka Ha7 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel previous years dividend
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Nilai beta sebesar 0,852,
yang artinya bahwa terdapat
pengaruh positif antara previous
years dividend terhadap kebijakan
dividen. Hal ini disebabkan karena dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya menjadi dasar
pengambilan keputusan untuk
menentukan besarnya jumlah dividen yang akan dibayarkan pada saat ini.
Variabel earnings per share memiliki signifikansi sebesar 0,703, lebih besar dari alpha (α = 0,05) maka Ha8 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
earnings per share tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 114 data yang digunakan dengan objek penelitian perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2013, maka penulis membuat kesimpulan bahwa variabel ukuran perusahaan dan previous
years dividend memiliki pengaruh
positif terhadap kebijakan dividen,
variabel growth opportunities
memiliki pengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen sedangkan
variabel profitabilitas, likuiditas,
leverage, firm risk, dan earnings per share tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Keterbatasan dalam
penelitian ini yakni Penelitian ini hanya menggunakan 8 variabel
ukuran perusahaan, likuiditas,
growth oportunities, leverage, firm risk, previous years dividend, dan earnings per share. Periode dalam
penelitian ini relatif singkat yaitu 3 tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini
terbatas pada perusahaan
manufaktur.
Rekomendasi penelitian
antara lain penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menambah
variabel-variabel independen lain yang mungkin dapat mempengaruhi kebijakan dividen seperti variabel
market to book ratio dan operating cash flow. Periode penelitian
selanjutnya diharapkan dapat
diperpanjang. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel data perusahaan non keuangan
DAFTAR REFERENSI
Adil, Muhammad, Nousheen Zafar, and Noman Yassen. 2011.
Empirical Analysis of
Determinants of Dividend
Payout: Profitability and
Liquidity. Interdisciplinary
Journal of Contemporary Research in Business. Vol. 3,
No. 1
Adu-Boanyah, Ebenezer, Desmond Tutu Ayentimi, and
Osei-Yaw Frank. 2013.
Determinant of Dividend
Payout Policy of Some
Selected Manufacturing
Firms Listed on The Ghana Stock Exchange. Research
Journal of Finance and Accounting. Vol. 4, No. 5
Afza, Talat, and Hammad Hassan Mirza. 2010. Ownership Structure and Cash Flow As Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan.
International Business Research. Vol. 3, No. 3
Alam, MD. Zahangir, and
Mohammad Emdad Hossain. 2012. Dividend Policy: A Comparative Study of UK and Bangladesh Based. IOSR
Journal of Business and Management. Vol. 1, No. 1
Al-Malkawi, Husam-Aldin Nizar.
2008. Factor Influencing
Corporate Dividend Decision:
Evidence from Jordanian
Panel Data. International
Journal of Business. Vol. 13,
No. 2
Al-Malkawi, Husam-Aldin Nizar, Michael Rafferty, and Rekha Pillai. 2010. Dividend Policy: A Review of Theories and
Empirical Evidence.
EuroJournal Inc. Vol. 1, No.
9
Al-Malkawi, Husam-Aldin Nizar, Abdullah E. Twairesh, and
Khadija Harery. 2013.
Determinant of the
Likelihood to Pay Dividends: Evidence From Saudi Arabia.
Journal of American Science.
Vol. 9, No. 12
Amah, Nik. 2012. Faktor-Faktor
Dividend Policy Perusahaan Go Public di Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol. 1, No. 1
Amidu, Mohammed, and Josua Abor. 2006. Determinant of Dividend Payout Ratios in Ghana. The Journal of Risk
Finance. Vol. 7, No. 2
Ardiyos. 2014. Kamus Besar
Akuntansi. Jakarta: Badan
Penerbit Citra Harta Prima Badu, Ebenezer Agyemang. 2013.
Determinant of Dividend
Payout Policyof Listed
Financial Institution in
Ghana. Reasearch Journal of
Finance and Accounting.
Vol. 4, No. 7
Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Kebijakan Pembayaran
Dividen Kas. Jurnal Bisnis
Dan Akuntansi. Vol. 11, No.
1
Fahmi, Irham. 2013. Analisis
Laporan Keuangan.
Bandung: Badan Penerbit CV AlVABETA
Fahmi, Irham. 2014. Manajemen
Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta: Badan
Penerbit Mitra Wacana
Media
Ferdinand, Augusty. 2013. Metode
Penelitian Managemen.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro
Fumey, Abel, and Isaac Doku. 2013. Dividend Payout Ratio in Ghana: Does The Pecking Order Theory Hold Good.
Journal of Emerging Issues in Economic, Finance and Banking. Vol. 2, No. 2
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. and Chad J.
Zutter. 2012. Principles of
Managerial Finance.
England: Pearson.
Gitman, Lawrence J. and Chad J. Zutter. 2015. Principles of
Managerial Finance.
England: Pearson Education Limited
Gupta, Amitabh, and Charu Banga. 2010. The Determinant of Corporate Dividend Policy.
Decision. Vol. 37, No. 32
Hermanto, Bambang, dan Mulyo
Agung. 2012. Analisa
Laporan Keuangan. Jakarta:
Badan Penerbit Lentera Ilmu Cendekia
Hermuningsih, Sri. 2007. Analisis
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio pada
Perusahaan yang Go Public di Indonesia. Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan. Vol. 4, No. 2
Herry. 2015. Analisis Laporan
Badan Penerbit Center for Academic Publishing Service
Jariah, Ainun. 2013. Analisis
Pengaruh Variabel Earnings Per Share, Debt to Equity
Ratio dan Cash Ratio
Terhadap Pembayaran
Deviden pada Bank Umum Konvensional yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
WIGA. Vol. 3, No. 2
Jayati, Leditya, dan Nur
Cahyonowati. 2014. Analisis
Pengaruh Cash Flow
Terhadap Kebijakan Dividen
Perusahaan dengan Size
Perusahaan dan Life Cycle
Perusahaan Sebagai
Moderating Variable.
Diponogoro Journal of Accounting . Vol. 3, N0. 2
Kania, Sharon L.,and Frank W. Bacon. 2005. What Factor
Motivate The Corporate
Dividend Decision?. ASBBS
E-Journal. Vol. 1, No. 1
Kapoor, Sujata, Anil Mishra, and Kanwal Anil. 2010. Dividend Policy Determinant of Indian Service Sector: A Factorial Analysis. Paradigm. Vol. 14, No. 1
Kisman, Zainul. 2013. Factor
Influencing Dividend: Pay or Not Pay o The Indonesia
Stock Exchange.
International Journal of Innovations in Business. Vol.
2, No. 7
Maladjian, Christopher, and Rim El Khoury. 2014. Determinant of Dividend Policy: An Empirical Study on The
Libanese Listed Banks.
International Journal of Economic and Finance. Vol.
6, No.4
Malik, Fakhra et al. Factor
Influencing Corporate
Dividend Payout Decision of Finance and Non-Financial Firms. Research Journal of
Finance and Accounting.
Vol. 4, No. 1
Marlina, Lisa, dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Flow, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Managemen
Bisnis. Vol. 2, No. 1
Martati, Indah. 2010. Faktor Penentu
Dividend Per Share
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Eksis. Vol. 6, No. 2
Mehta, Anupam. 2012. An Empirical Analysis of Determinant of
Dividend Policy-Evidence
from The UAE Company.
Global Review of Accounting and Finance. Vol. 3, No. 1
Pribadi, Anggit Satria, dan R. Djoko Sampurno. 2012. Analisis Pengaruh Cash Position ,
Firm Size, Growth
Opportunity, Ownership, dan Return on Asset Terhadap
Diponogoro Journal of Management. Vol. 1, No. 1
Puteri, Feisy Christina, Ari Budi Kristanto, dan Paskah Indah
Nugroho. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Proceedings of Conference in Business, Accounting, and
Management. Vol. 1, No. 1
Sura, Javir S., Karam Pal, and B.S.
Bodla. 2006. Factors
Influencing Dividend Policy Decision in Banking Sector: An Indian Evidence. Amity
Business Review. Vol. 7,
No.2
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris
Mengenai Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, dan
Harga Saham Terhadap
Jumlah Dividen Tunai. Jurnal
Maksi. Vol. 6, No. 2
Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment
Opportunity Terhadap
Kebijakan Dividen Tunai
dengan Likuiditas Sebagai
Variabel Penguat. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan.