• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1478843611BAB 2 KONSEP PERENCANAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1478843611BAB 2 KONSEP PERENCANAAN"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

FINAL REPORTll-1

BAB II

KONSEP PERENCANAAN

BIDANG CIPTA KARYA

2.1 Konsep Perencanaan dan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Konsep perencanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Karya tahun 2014 dinilai semakin baik. Pasalnya, konsep yang

digunakan telah memenuhi berbagai sektor seperti Penataan Ruang,

amanah pembangunan nasional dan amanat internasional, misalnya

target MDGs. Konsep ini terbagi ke dalam 5 Kluster yang seluruhnya

harus mendapatkan prioritas. Program prioritas yang ada dalam 5

kluster diantaranya mencakup prioritas Kab/Kota strategis Nasional,

kab/Kota Responsif, pemberdayaan masyarakat dan program

kreatif.Khusus untuk program pemberdayaan masyarakat, Dirjen Cipta

Karya menyatakan program ini ditujukan untuk menanggulangi

kemiskinan yang ada di perkotaan maupun perdeesaan.

2.2 Amanat Pembangunan Nasional

2.2.1 RPJP Nasional 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007)

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025

merupakan kelanjutandari pembangunan sebelumnya untuk

mencapai tujuan pembangunansebagaimanadiamanatkan dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik

IndonesiaTahun 1945 dengan kurun waktu 20 (dua puluh)

tahun.Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya

Undang-Undang tentang RPJPNasional Tahun 2005–2025 adalah untuk: (a)

mendukung koordinasi antarpelakupembangunan dalam

pencapaian tujuan nasional, (b) menjamin terciptanyaintegrasi,

sinkronisasi dan sinergi baik antardaerah, antarruang,

antarwaktu,antarfungsipemerintah maupun antara Pusat dan

(2)

FINAL REPORTll-2

perencanaan, penganggaran, pelaksanaandan pengawasan,

(d)menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secaraefisien,

efektif, berkeadilandan berkelanjutan, dan (e)

mengoptimalkanpartisipasi masyarakat.

RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuandibentuknya

Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantumdalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945,

yaitu untuk melindungi segenapbangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

dalambentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan

Nasional.RPJP Nasional menjadi acuan dalam penyusunan RPJP

Daerah yangmemuat visi, misi, dan arah Pembangunan

JangkaPanjang Daerah yang menjadi pedoman dalam penyusunan

RPJM Daerah yangdisusun dengan memerhatikan RPJM Nasional.

PelaksanaanRPJP Nasional 2005-2025 terbagi dalam

tahap-tahap perencanaanpembangunan dalam periodisasi perencanaan

pembangunan jangkamenengah nasional 5 (lima) tahunan, yang

dituangkan dalam RPJMNasional I Tahun 2005–2009, RPJM

Nasional II Tahun 2010–2014, RPJMNasional III Tahun 2015–

2019, dan RPJM Nasional IV Tahun 2020–2024.RPJP Nasional

digunakan sebagai pedoman dalam menyusun

RPJMNasional.Pentahapan rencana pembangunan nasional

disusun dalammasing-masing periode RPJM Nasional sesuai

dengan visi, misi, danprogram Presiden yang dipilih secara

langsung oleh rakyat.

RPJP Nasional ditetapkan dengan maksud memberikanarah

sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa

(pemerintah,masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan

(3)

FINAL REPORTll-3

pembangunan yang disepakatibersama sehingga seluruh upaya

yang dilakukan oleh pelaku pembangunanbersifat sinergis,

koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya didalam

satu pola sikap dan pola tindak.

Visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 adalah:

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut

ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai

berikut:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah

Pancasila;

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hokum;

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan

dunia internasional.

Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di

atas,pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan

skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana

pembangunan jangka menengah.Tahapan dan skala prioritas yang

ditetapkan mencerminkan urgensipermasalahan yang hendak

diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahanlainnya. Oleh

karena itu, tekanan skala prioritas dalam setiap

tahapanberbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke

periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok

(4)

FINAL REPORTll-4

dalamdelapan misi pembangunan jangka panjangdapat ditetapkan

prioritasnya dalam masing-masing tahapan.

Prioritasmasing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritas

utama.Prioritasutama menggambarkan makna strategis dan

urgensi permasalahan.Atasdasar tersebut, tahapan dan skala

prioritas utama dapat disusun kedalam 4 tahapPerencanaan

Pembangunan Nasional.

2.2.2 RPJM Nasional 2010-2014 (Perpres No. 05 Th 2010)

RPJMNasional memuat strategi pembangunan nasional,

kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas

kementerian/lembaga,kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta

kerangka ekonomi makro yangmencakup gambaran perekonomian

secara menyeluruh termasuk arahkebijakan fiskal dalam rencana

kerja yang berupa kerangka regulasi dankerangka pendanaan yang

bersifat indikatif.

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan

2009-2014 yang tertuang dalam Buku I RPJMN 2010-2009-2014 perlu

dirumuskan dan dijabarkan secara operasional dan terukur ke

dalam program dan kegiatan prioritas kementerian/lembaga dan

satuan kerja perangkat daerah. Dalam upaya mewujudkan prioritas

nasional tersebut, berbagai program aksi akan dilaksanakan di

seluruh wilayah dengan memperhatikan fokus, potensi, dan

permasalahan di setiap wilayah.

Sinergi pusat-daerah dan antardaerah merupakan penentu

utama kelancaran pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan

yang tercantum dalam RPJMN 2010-2014. Sinergi pusat-daerah

dan antardaerah dilakukan dalam seluruh proses mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi yang

mencakup kerangka kebijakan, regulasi, anggaran, kelembagaan,

dan pengembangan wilayah. Sinergi kebijakan pembangunan

(5)

FINAL REPORTll-5

memperkuat koordinasi antarpelaku pembangunan di pusat dan

daerah; (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi

baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah

maupun antara Pusat dan Daerah; (3) menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pengawasan; (4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat di semua

tingkatan pemerintahan; serta (5) menjamintercapainya

penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan

berkelanjutan.

Sinergi dalam perencanaan kebijakan pembangunan pusat dan

daerah baik lima tahunan maupun tahunan akan dilaksanakan

dengan mengoptimalkan penyelenggaraan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di semua tingkatan

pemerintahan (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota,

provinsi dan nasional) sehingga terwujud sinkronisasi antara

kebijakan, program dan kegiatan antarsektor, antarwaktu,

antarwilayah, dan antara pusat dan daerah. Selain itu, Musrenbang

juga diharapkan dapat lebih mendorong terciptanya proses

partisipasi semua pelaku pembangunan dan berkembangnya

transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan.

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai

keberlanjutan RPJM ke-1 (2005-2009),RPJM ke-2 (2010-2014)

ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia

disegalabidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas

sumber daya manusiatermasuk pengembangan kemampuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta penguatandaya saing

perekonomian. Kondisi aman dan damai di berbagai daerah

Indonesia terus membaik denganmeningkatnya kemampuan dasar

pertahanan dan keamanan negara yang ditandaidengan

peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanan negara

(6)

FINAL REPORTll-6

Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan,

pengelolaansumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan

hidup makin berkembang melaluipenguatan kelembagaan dan

peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai

denganberkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber

daya alam dan lingkunganhidup yang disertai dengan menguatnya

partisipasi aktif masyarakat; terpeliharanyakeanekaragaman hayati

dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yangdimanfaatkan

untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta

modalpembangunan nasional pada masa yang akan datang;

mantapnya kelembagaan dankapasitas antisipatif serta

penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan; serta

terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan yang

didukung oleh semuasektor. Kondisi itu didukung dengan

meningkatnya kualitas perencanaan tata ruangserta konsistensi

pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam

dokumenperencanaan pembangunan dan penegakan peraturan

dalam rangka pengendalianpemanfaatan ruang.

2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI)

Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada

pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan

hasil alam.Industri yang berorientasi padapeningkatan nilai tambah

produk, proses produksi dan distribusi di dalam negerimasih

terbatas.Selain itu, masih ada kesenjangan pembangunan antara

KawasanBarat dan Kawasan Timur Indonesia. Hal ini tidak bisa

dibiarkan berlanjut kegenerasi yang akan datang. Harus pula

dipahami bahwa upaya pemerataanpembangunan tidak

akanterwujud dalam jangka waktu singkat. Namun begitu,upaya

(7)

FINAL REPORTll-7

perluasanpembangunan ekonomi Indonesia sebagai titik awal

menuju Indonesia yang lebihmerata.

Tantangan lain dari suatu negara besar seperti Indonesia

adalah penyediaaninfrastruktur untuk mendukung aktivitas

ekonomi. Infrastruktur itu sendiri memilikispektrum yang sangat

luas.Satu hal yang harus mendapatkan perhatian utamaadalah

infrastruktur yang mendorong konektivitas antar wilayah sehingga

dapatmempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi

Indonesia. Penyediaan infrastruktur yang mendorong konektivitas

akan menurunkan biaya transportasidan biaya logistik sehingga

dapat meningkatkan daya saing produk, danmempercepat gerak

ekonomi.

Visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan

EkonomiIndonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia

yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.

Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi

fokus utamanya, yaitu:

1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses

produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses

(potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melaluipenciptaan

kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam

maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan

pemasaran sertaintegrasi pasar domestik dalam rangka

penguatan daya saing dan daya tahanperekonomian nasional.

3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi,

proses, maupunpemasaran untuk penguatan daya saing global

yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga menghadapi

tantangan akibat perubahan iklim global. Beberapa indikator

perubahan iklim yang berdampak signifikanterhadap

(8)

FINAL REPORTll-8

air laut,kenaikan temperatur udara, perubahan curah hujan, dan

frekuensi perubahan iklimyang ekstrem. Demikian pula, pengaruh

kombinasi peningkatan suhu rata-ratawilayah, tingkat presipitasi

wilayah, intensitas kemarau/banjir, dan akses ke air bersih, menjadi

tantangan bagi percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomiIndonesia.

Namun demikian, untuk mempercepat implementasi MP3EI,

perlu juga dikembangkanmetode pembangunan infrastruktur

sepenuhnya oleh dunia usaha yang dikaitkandengan kegiatan

produksi.Peran Pemerintah adalah menyediakan perangkat

aturandan regulasi yang memberi insentif bagi dunia usaha untuk

membangun kegiatanproduksi dan infrastruktur tersebut secara

paripurna. Insentif tersebut dapat berupakebijakan (sistem maupun

tarif) pajak, bea masuk, aturan ketenagakerjaan, perizinan,

pertanahan, dan lainnya, sesuai kesepakatan dengan dunia usaha.

Perlakuan khusus diberikan agar dunia usaha memiliki perspektif

jangka panjang dalam pembangunanpusat pertumbuhan ekonomi

baru.Selanjutnya, Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah harus

membangun linkage semaksimal mungkin untuk mendorongpembangunan daerah sekitar pusat pertumbuhan

ekonomi.

Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia

menetapkan sejumlah program utama dan kegiatan ekonomi utama

yang menjadi fokus pengembanganstrategi dan kebijakan. Prioritas

ini merupakan hasil dari sejumlah kesepakatan yangdibangun

bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan di dalam

serial diskusi dan dialog yang sifatnya interaktif dan partisipatif.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, fokus dari pengembangan

MP3EI ini diletakkan pada 8 program utama, yaitu pertanian,

pertambangan, energi, industri, kelautan,pariwisata, dan telematika,

serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan programutama

(9)

FINAL REPORTll-9

Gambar 2.1

22 Kegiatan Ekonomi Utama MP3EI

Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan

pengembangan kegiatan ekonomiutama yang sudah lebih spesifik,

lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi

perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang

perludilakukan maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru

yang diperlukanuntuk mendorong percepatan dan perluasan

investasi.Selanjutnya MP3EI menjadibagian yang tidak terpisahkan

dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

MP3EIbukan dimaksudkan untuk mengganti dokumen

perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

(UndangUndangNomor 17 Tahun 2007) dan Rencana

Pembangunan Jangka MenengahNasional, namun menjadi

(10)

FINAL REPORTll-10

khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi.MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana

Aksi Nasional Gas RumahKaca (RAN-GRK) karena merupakan

komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global.

Gambar 2.2

Posisi MP3EI di dalam Rencana Pembangunan Pemerintah

Berdasarkan berbagai faktor di atas, maka kerangka desain dari

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dirumuskan sebagaimana pada

Gambar 2.3.

Pemerintah telah meluncurkan Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada 27 Mei

2011.MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional

dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang

kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.Pelaksanaan MP3EI

diharapkan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan

ekonomi dan penciptaan lapangan kerja sekaligus mendorong

pemerataan pembangunan wilayah di seluruh wilayah tanah air.

(11)

klaster-FINAL REPORTll-11

klaster industri, baik untuk meningkatkan keterkaitan antara industri

hulu dan hilir, maupun antara pusat-pusat pertumbuhan dengan

wilayah penyangganya. Industri unggulan di berbagai wilayah

dibangun untuk memperkuat struktur perekonomian domestik.

Gambar 2.3

Kerangka Desain Pendekatan Masterplan P3EI

Dalam kaitan itu ditawarkan insentif yang tepat kepada dunia

usaha, dan dengan memperbaiki iklim investasi di

daerah-daerah.MP3EI dilaksanakan melalui tiga strategi besar. Pertama,

mengembangkan 6 (enam) koridor ekonomi Indonesia, yang

meliputi: koridor ekonomi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,

Bali NusaTenggara, dan koridor Papua-Maluku. Kedua,

memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal

dan terhubung secara internasional.Ketiga, mempercepat

kemampuan SDM dan IPTEK, untuk mendukung pengembangan

program utama, dengan meningkatkan nilai tambah di setiap

koridor ekonomi.

MP3EI merupakan produk dari hasil kerja sama dan kemitraan

antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD,

swasta, dan akademisi. Sementara itu, pendanaan kegiatan MP3EI

(12)

FINAL REPORTll-12

BUMN, BUMD, serta pihak swasta dan masyarakat. Pelaksanaan

MP3EI ini semaksimal mungkin memberikan peran yang besar

kepada pelaku usaha domestik terutama untuk meningkatkan nilai

tambah pemanfaatan sumberdaya dalam negeri. Agar pelaksanaan

MP3EI berjalan efektif, anggaran yang tersebar diberbagai

kementerian dan lembaga benar-benar diarahkan untuk

mendukung keberhasilan pelaksanaan MP3EI.BUMN diharapkan

dapat menjadi pilar dan kontributor utama investasi dalam

pelaksanaan MP3EI.

Dalam kurun waktu 15 tahun ke depan, akan dikembangkan

klaster-klaster industri, baik untuk meningkatkan keterkaitan antara

industri hulu dan hilir, maupun antara pusat-pusat pertumbuhan

dengan wilayah penyangganya. Industri unggulan di berbagai

wilayah dibangun untuk memperkuat struktur perekonomian

domestik.Dalam kaitan itu ditawarkan insentif yang tepat kepada

dunia usaha, dan dengan memperbaiki iklim investasi di

daerah-daerah.

Tujuan dari pelaksanaan MP3EI adalah untuk mempercepat dan

memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8

(delapan) program utama yang meliputi: sektor industri manufaktur,

pertambangan, pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi,

energi dan pengembangan kawasan strategis nasional. Fokus dari

8 (delapan) program utama tersebut meliputi 22 (dua puluh dua)

kegiatan utama yaitu: industri besi-baja, makanan-minuman, tekstil,

peralatan transportasi, perkapalan, perkayuan, nikel, tembaga,

bauksit, kelapa sawit, karet, kakao, peternakan, perikanan, food

estate, pariwisata, telematika, batubara, alutsista, minyak dan gas,

serta pengembangan Metropolitan Jabodetabek dan pembangunan

Kawasan Selat Sunda. Pengembangan MP3EI dilakukan dengan

pendekatan terobosan (breakthrough) bukan Business As Usual, melalui: pertama, pihak swasta akan diberikan peran penting dalam

(13)

FINAL REPORTll-13

berfungsi sebagai regulator, fasilitator dankatalisator. Dari sisi

regulasi, Pemerintah akan melakukan deregulasi(debottlenecking)

terhadap regulasi yang menghambat pelaksanaaninvestasi di 8

(delapan) program utama. Fasilitasi dan katalisasi akandiberikan

oleh Pemerintah melalui penyediaan infrastruktur

maupunpemberian insentif fiskal dan non fiskal.

Kedua, dalam rangka penguatan kebijakan, pemerintah akan

melakukanpenguatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi kebijakan

antarKementerian/ Lembaga dan antara Kementerian/Lembaga

denganpemerintah daerah. Dalam pelaksanaan MP3EI, dunia

usaha akan menjadi aktor utama dalam kegiatan investasi, produksi

dan distribusi.

Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan

mengintegrasikan 3 (tiga) elemen utama yaitu:

a. Mengembangkan 6 (enam) koridor ekonomi indonesia,

yaitu:Koridor Sumatera, Koridor Jawa, Koridor Kalimantan,

KoridorSulawesi, Koridor Bali - Nusa Tenggara, dan Koridor

Papua - Kepulauan Maluku. Pembangunan 6 (enam) koridor

ekonomi dilakukan melalui pembangunan pusat-pusat

pertumbuhan di setiap koridor dengan mengembangkan klaster

industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang berbasis

sumber daya unggulan di setiap koridor ekonomi.

b. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal

dan terhubung secara internasional (locally integrated, internationally connected). Penguatan konektivitas nasional ditujukan untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, dan

mengurangi biaya transaksi (transaction cost) logistik, Hal ini akan dilakukan melalui:

 Penguatan konektivitas intra dan antar pusat-pusat

pertumbuhan dalam koridor ekonomi untuk mewujudkan

(14)

FINAL REPORTll-14

 Penguatan konektivitas antar koridor (pulau) untuk

memperlancar pengumpulan dan pendistribusian (collection and distribution) bahan baku, bahan setengah jadi dan produk akhir dari dan keluar koridor (pulau), dan;

 Penguatan konektivitas internasional sebagai pintu keluar

dan masuk perdagangan dan pariwisata antar negara;

c. Mempercepat peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK untuk

mendukung pengembangan program utama di setiap koridor

ekonomi. Elemen utama untuk percepatan kemampuan SDM

dan IPTEK meliputi:

 Meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan

tinggi, kejuruan, dan pelatihan terutama untuk yang terkait

dengan pengembangan program utama.

 Meningkatkan kompetensi teknologi dan

ketrampilan/keahlian tenaga kerja.

 Meningkatkan kegiatan dan membangun pusat-pusat

pengembangan R & D di pusat-pusat pertumbuhan (KEK

dan Klaster Industri) di setiap koridor ekonomi melalui

kolaborasi antar Pemerintah, Dunia Usaha dan Perguruan

Tinggi.

 Mengembangkan institusi sistem inovasi nasional yang

berkelanjutan.

Pemerintah telah membentuk Komite Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI).Komite dimaksud

dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia.Anggota

komite tersebut terdiri dari unsur-unsur pemerintah pusat dan

daerah, BUMN, akademisi/para pakar, dan dunia usaha. Untuk

membantu pelaksanaan tugas KP3EI telah dibentuk Tim Kerja yang

terdiri dari 3 Tim Kerja Lintas Sektor yaitu Tim Kerja Regulasi, Tim

Kerja Konektivitas, dan Tim Kerja SDM dan IPTEK, serta 6 Tim

(15)

FINAL REPORTll-15

Jawa, Tim Kerja KE Kalimantan, Tim Kerja KE Sulawesi, Tim

Kerja KE Bali-Nusa Tenggara, dan Tim Kerja KE Papua-Kepulauan

Maluku.

2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan

Kemiskinan Indonesia (MP3KI)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi harus bersifat

inklusif danberkelanjutan. Ini akanmempercepat dan memperluas

upaya pemerataan pembangunan. Penurunan pengangguran

dankemiskinan akan dipercepat. Kesenjangan pembangunan, baik

antar golongan masyarakat maupunantar daerah, yang relatif masih

tinggi akan dikurangi. Upaya penurunan pengangguran

dilakukanmelalui penciptaan lapangan kerja fomal, terutama

didorong pembangunan industri dalamkerangka MP3EI. Perhatian

khusus diberikan untuk mengatasi pengangguran usia muda

yangtingkatnya jauh lebih besar dari tingkat pengangguran secara

umum. Percepatan penanggulangankemiskinan dilakukan melalui

peningkatan sinergi dan efektivitas program klaster 1 – 4,

dalamkerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI).Kebijakan ini

merupakan langkah terobosan yang secara fundamental dapat

menurunkan kemiskinan, sekaligus memperkuat ekonomi rakyat

(16)

FINAL REPORTll-16

Gambar 2.4

Program Klaster dalam Kerangka MP3KI

Pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Penurunan

Kemiskinan Indonesia (MP3KI) 2012-2025 merupakan kebijakan

afirmatif untuk mempercepat dan memperluas upaya pengurangan

kemiskinan di Indonesia. MP3KI akan berperan di dalam

mendorong terwujudnya pembangunan yang lebih inklusif dan

berkeadilan, khususnya dalam mengakomodir keterlibatan

masyarakat miskin dan marjinal untuk dapat terlibat langsung dan

menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan

demikian, MP3KI dan MP3EI saling memperkuat dan melengkapi

untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang growth, pro-poor, pro-job, dan proenvirontment.

Keberadaan MP3KI akan melengkapi berbagai dokumen

perencanaan lain yang telah dan sedangdisusun, khususnya yang

berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan, seperti:

RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005-2025, Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014, Rencana Aksi Nasional (RAN) Program

PenanggulanganKemiskinan (PPK) 2012-2014, Peta Jalan (Road Map) Penanggulangan Kemiskinan, Rencana KerjaPemerintah (tahunan), dan lain sebagainya.

Hal yang membedakan antara MP3KI dengan dokumen

perencanaan dan penanggulangankemiskinan lainnya adalah

(17)

FINAL REPORTll-17

desain,arah kebijakan, dan strategi penanggulangan kemiskinan

dalam jangka panjang (2012-2025),termasuk menggambarkan

transformasi dari program-program penanggulangan kemiskinan

yangtelah ada saat ini menuju terwujudnya sistem Jaminan Sosial

yang menyeluruh. MP3KI jugamenguraikan konsep dan desain

pengembangan sustainable livelihood (mata pencaharian yangmapan) bagi masyarakat untuk peningkatan taraf hidup dan

kesejahteraan secara berkelanjutan.

Seluruh program-program penanggulangan kemiskinan akan

bertransformasi kedalam bentukprogram yang dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dasar dari seluruh masyarakat secara

meratatermasuk menjamin terciptanya pemenuhan pendapatan

masyarakat (income generating) secaraberkelanjutan, sinergi dari seluruh kelompok program (klaster) penanggulangan kemiskinan

danmenjembatani transisi antar waktu, serta mewujudkan sistem

jaminan sosial yang menyeluruh.

MP3KI juga menggambarkan pola kerjasama yang optimal dari

para pihak (kementerian/lembaga,daerah, swasta, dan masyarakat)

dalammendayagunakan berbagai sumber dayanya

untukmendukung penanggulangan kemiskinan.Program kemiskinan

jangka pendek semakin baik, namun belum optimalkarena:

 Masih terdapat persoalan implementasi program: ketidaktepatan

sasaran RTSdan ketidakpaduan lokasi dan waktu ;

 Masih terjadinya keterlambatan pencairan/penyaluran anggaran;  Kurangnya koordinasi. Pada beberapa lokasi,TKPKD belum

optimalberfungsi;

 Pada beberapa lokasi, kapasitas teknis pelaksana relatif lemah;  Pada daerah pemekaran, data kemiskinan belum

termutakhirkan.

(18)

FINAL REPORTll-18

 Petani dan nelayan dihadapkan pada lahan usaha yang

semakin terbatas

 Peluang usaha dan pengembangan usaha masyarakat miskin

yang terbatas

 Urbanisasi yang memperparah kemiskinan perkotaan (slum &

squatter)

 Rendahnya kualitas SDM, khususnya usia muda  Rendahnya penyerapan tenaga kerja sektor industri

 Masih banyak daerah terisolir, dengan akses pelayanan dasar

yang rendah

 Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang

komprehensif

 Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk:

difabel,

 berpenyakit kronis, ilegal, dll

Visi MP3KI “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur”

Misi MP3KI “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang sejahtera,

bebas dari kemiskinanabsolut dan memiliki kapabilitas penghidupan

yang tinggi dan berkelanjutan

Strategi Utama

 Menciptakan sistem perlindungan sosial nasional yang

terintegrasi dan mampumelindungimasyarakat dari kerentanan

dan goncangan secara individual maupun kelompok.

 Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan

rentan sehinggaterpenuhikebutuhan-kebutuhan dasarnya dan

meningkatkan kualitas SDM di masa datang.

 Mengembangkan penghidupan masyarakat miskin dan rentan

denganmengaksespertumbuhan ekonomi tanpa mengganggu

kelestarian lingkungan hidup.

(19)

FINAL REPORTll-19

 Perluasan jangkauan program-program bersasaran (targeted)

untuk penduduk  miskin dan rentan.

 Pengembangan penghidupanmasyarakat miskin dan

rentanberdasarkan koridor pulau dankawasan khusus.  Pengarusutamaan(mainstreaming)penanggulangan

kemiskinandi seluruh kebijakan dan program pembangunan.

Tahapan Pelaksanaan MP3KI menurut waktu pelaksanaan

dibagi dalam 3 (tiga) periode waktu sebagai berikut:

Periode 2013-2014:

 Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8%

- 10% pada tahun2014;

 Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan

program penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini,

melalui cara “keroyokan di kantong-kantongkemiskinan, sinergi

lokasi dan waktu, serta perbaikan sasaran (seperti : Program

Gerbang Kampung di Menko Kesra);

Sustainable livelihood penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasukmembangun keterkaitan dengan MP3EI;

 Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014.

Periode 2015 – 2019:

 Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;

 Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal coverage;

 Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;  Penguatan sustainable livelihood.

Periode 2020-2025:

 Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara

terpadu;

 Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.

(20)

FINAL REPORTll-20

Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan

ekonomi nasional, diperlukan peningkatan penanaman modal

melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi

dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk

memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan

ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan

KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan

sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk

pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan

perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Ketentuan KEK dalam Undang-Undang ini mencakup

pengaturan fungsi, bentuk, dan kriteria KEK, pembentukan KEK,

pendanaan infrastruktur, kelembagaan, lalu lintas barang,

karantina, dan devisa, serta fasilitas dan kemudahan.KEK

merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hokum

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk

menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas

tertentu.

Fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan

usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan

energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan

telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal

tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain

Zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan

teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan

untuk ekspor dan untuk dalam negeri.

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan

sebagai KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,

tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung, adanya dukungan

dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK,

terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber

(21)

FINAL REPORTll-21

pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas,

baik batas alam maupun batas buatan.

Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga

penyelenggara KEK yang terdiri atas Dewan Nasional di tingkat

pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.Dewan Kawasan

membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan

pelayanan, pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi

KEK.Kegiatan usaha di KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan

Pelaku Usaha.

Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk

meningkatkan daya saing agar lebih diminati oleh penanam modal.

Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa

perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi

daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan,

perizinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaan, serta

fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di

dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal pengawasan, ketentuan larangan tetap diberlakukan

di KEK, seperti halnya daerah lain di Indonesia. Namun, untuk

ketentuan pembatasan, diberikan kemudahan dalam sistem dan

prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan tetap

mengutamakan pengawasan terhadap kemungkinan

penyalahgunaan atau pemanfaatan KEK sebagai tempat

melakukan tindak pidana ekonomi.Dengan berlakunya

Undang-Undang ini, diharapkan terdapat satu kesatuan pengaturan

mengenai kawasan khusus di bidang ekonomi yang ada di

Indonesia dengan memberi kesempatan kepada Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

(22)

FINAL REPORTll-22

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang

Program Pembangunan yang Berkeadilan bertujuan untuk lebih

memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan, dan

untuk kesinambungan serta penajaman Prioritas Pembangunan

Nasional sebagaimana termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1

Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional Tahun 2010. Dalam rangka pelaksanaan

program-program pembangunan yang berkeadilan sebagaimana

termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi

program:Pro rakyat;Keadilan untuk semua (justice for all)

dan;Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium DevelopmentGoals - MDGs).Dalam rangka pelaksanaan program-program tersebut dilakukan:

1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:

a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;

b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat;

c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan usaha mikro dan kecil;

2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:

a. Program keadilan bagi anak;

b. Program keadilan bagi perempuan;

c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;

d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;

e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;

f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan;

3. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium,

memfokuskan pada:

a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;

b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;

c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan

(23)

FINAL REPORTll-23

d. Program penurunan angka kematian anak;

e. Program kesehatan ibu;

f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit

menular lainnya;

g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;

h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium.

2.3 Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang PU/CK

2.3.1 UU No. 1 Th 2011 ttg Perumahan dan Permukiman

Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang

bertumpupada masyarakat memberikan hak dan kesempatan

seluas-luasnya bagimasyarakat untuk ikut berperan. Sejalan

dengan peran masyarakat didalam pembangunan perumahan dan

kawasan permukiman, Pemerintahdan pemerintah daerah

mempunyai tanggung jawab untuk menjadifasilitator, memberikan

bantuan dan kemudahan kepada masyarakat,serta melakukan

penelitian dan pengembangan yang meliputi berbagaiaspek yang

terkait, antara lain, tata ruang, pertanahan, prasaranalingkungan,

industri bahan dan komponen, jasa konstruksi dan rancangbangun,

pembiayaan, kelembagaan, sumber daya manusia, kearifan

lokal,serta peraturan perundang-undangan yang mendukung.

Kebijakan umum pembangunan perumahan diarahkan untuk:  Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau

dalamlingkungan yang sehat dan aman yang didukung

prasarana, sarana,dan utilitas umum secara berkelanjutan serta

yang mampumencerminkan kehidupan masyarakat yang

berkepribadian Indonesia;

 Ketersediaan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan

untukpemenuhan kebutuhan rumah, perumahan, permukiman,

(24)

FINAL REPORTll-24

 Mewujudkan perumahan yang serasi dan seimbang sesuai

dengan tataruang serta tata guna tanah yang berdaya guna dan

berhasil guna;

 Memberikan hak pakai dengan tidak mengorbankan

kedaulatannegara; dan

 mendorong iklim investasi asing.

Sejalan dengan arah kebijakan umum tersebut,

penyelenggaraan perumahan dan permukiman, baik di daerah

perkotaan yang berpenduduk padat maupun di daerah perdesaan

yang ketersediaan lahannya lebih luas perlu diwujudkan adanya

ketertiban dan kepastian hukum dalam pengelolaannya.Pemerintah

dan pemerintah daerah perlumemberikan kemudahan perolehan

rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui program

perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dalam

bentuk pemberian kemudahan pembiayaan dan/atau

pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan

hunian.

Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman tidak

hanyamelakukan pembangunan baru, tetapi juga melakukan

pencegahan sertapembenahan perumahan dan kawasan

permukiman yang telah adadengan melakukan pengembangan,

penataan, atau peremajaanlingkungan hunian perkotaan atau

perdesaan serta pembangunankembali terhadap perumahan

kumuh dan permukiman kumuh.Untukitu, penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman perludukungan anggaran

yang bersumber dari anggaran pendapatan danbelanja negara,

anggaran pendapatan belanja daerah, lembagapembiayaan,

dan/atau swadaya masyarakat.Dalam hal ini,

Pemerintah,pemerintah daerah, dan masyarakat perlu melakukan

upayapengembangan sistem pembiayaan perumahan dan

(25)

FINAL REPORTll-25

Pengaturan penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukimandilakukan untuk memberikan kepastian hukum dalam

penyelenggaraanperumahan dan kawasan permukiman,

mendukung penataan danpengembangan wilayah serta

penyebaran penduduk yang proporsionalmelalui pertumbuhan

lingkungan hunian dan kawasan permukimansesuai dengan tata

ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan,terutama

bagi MBR, meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya

alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap

memperhatikankelestarian fungsi lingkungan, baik di lingkungan

hunian perkotaanmaupun lingkungan hunian perdesaan, dan

menjamin terwujudnyarumah yang layak huni dan terjangkau dalam

lingkungan yang sehat,aman, serasi, teratur, terencana, terpadu,

dan berkelanjutan.

Penyelenggaraan perumahan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhanrumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia

bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat, yang

meliputi perencanaanperumahan, pembangunan perumahan,

pemanfaatan perumahan danpengendalian perumahan.

Salah satu hal khusus yang diatur dalam undang-undang ini

adalahkeberpihakan negara terhadap masyarakat berpenghasilan

rendah.Dalamkaitan ini, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah

wajib memenuhikebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan

rendah denganmemberikan kemudahan pembangunan dan

perolehan rumah melaluiprogram perencanaan pembangunan

perumahan secara bertahap danberkelanjutan.Kemudahan

pembangunan dan perolehan rumah bagimasyarakat

berpenghasilan rendah itu, dengan memberikan

kemudahan,berupa pembiayaan, pembangunan prasarana, sarana,

dan utilitasumum, keringanan biaya perizinan, bantuan stimulan,

(26)

FINAL REPORTll-26

Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk

mewujudkanwilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan

tempat kegiatanyang mendukung perikehidupan dan penghidupan

yang terencana,menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai

dengan rencana tataruang.Penyelenggaraan kawasan permukiman

tersebut bertujuan untukmemenuhi hak warga negara atas tempat

tinggal yang layak dalamlingkungan yang sehat, aman, serasi, dan

teratur serta menjaminkepastian bermukim, yang wajib

dilaksanakan sesuai dengan arahanpengembangan kawasan

permukiman yang terpadu dan berkelanjutan.

Undang-undang perumahan dan kawasan permukiman ini

jugamencakup pemeliharaan dan perbaikan yang dimaksudkan

untukmenjaga fungsi perumahan dan kawasan permukiman agar

dapatberfungsi secara baik dan berkelanjutan untuk kepentingan

peningkatankualitas hidup orang perseorangan yang dilakukan

terhadap rumah sertaprasarana, sarana, dan utilitas umum di

perumahan, permukiman,lingkungan hunian dan kawasan

permukiman. Di samping itu, juga dilakukan pengaturan

pencegahan dan peningkatan kualitas terhadapperumahan kumuh

dan permukiman kumuh yang dilakukan untukmeningkatkan mutu

kehidupan dan penghidupan masyarakatpenghuni perumahan

kumuh dan permukiman kumuh.Hal inidilaksanakan berdasarkan

prinsip kepastian bermukim yang menjamin hak setiap warga

negara untuk menempati, memiliki, dan/ataumenikmati tempat

tinggal, yang dilaksanakan sejalan dengan kebijakanpenyediaan

tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasanpermukiman.

Rencanapenyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman di daerahmengacu kepada rencana

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman Nasional,

bukan untuk membatasikewenangan daerah, tetapi agar ada acuan

yang jelas, sinergis,dan keterkaitan dari setiap perencanaan

(27)

FINAL REPORTll-27

daerah,berdasarkan kewenangan otonomi yang dimilikinya sesuai

denganplatform rencana penyelenggaraan perumahan dan

kawasanpermukiman nasional. Rencana penyelenggaraan

perumahan dankawasan permukiman di daerah dijabarkan lebih

lanjutberdasarkan visi dan misi kepala daerah yang

diformulasikandalam bentuk RPJM daerah.

Pemerintah dalam melaksanakan pembinaan (perencanaan,

pengaturan, pengendalian dan pengawasan) di bidangperumahan

dan kawasanpermukiman mempunyaitugas:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strateginasional di

bidangperumahan dan kawasanpermukiman;

b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasionaltentang

pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasateknologi di

bidang perumahan dan kawasanpermukiman;

c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasionaltentang

penyediaan Kasibadan Lisiba;

d. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasionaldi

bidang perumahan dan kawasan permukiman;

e. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan

koordinasipelaksanaan kebijakan nasional penyediaan rumah

danpengembangan lingkungan hunian dan

kawasanpermukiman;

f. Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunanuntuk

mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;

g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi

masyarakat, terutama bagi MBR;

h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat

nasional;

i. Melakukan dan mendorong penelitian dan pengembangan

(28)

FINAL REPORTll-28

j. Melakukan sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi

keahlian kepada orang atau badan yang menyelenggarakan

pembangunan perumahan dan kawasan permukiman; dan

k. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang

perumahan dan kawasan permukiman.

Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakanuntuk:

a. Memberikan kepastian hukum dalam

penyelenggaraanperumahan dan kawasan permukiman;

b. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah

sertapenyebaran penduduk yang proporsional

melaluipertumbuhan lingkungan hunian dan

kawasanpermukiman sesuai dengan tata ruang

untukmewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama

bagiMBR;

c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber dayaalam bagi

pembangunan perumahan dengan tetapmemperhatikan

kelestarian fungsi lingkungan, baik dikawasan perkotaan

maupun kawasan perdesaan;

d. Memberdayakan para pemangku kepentingan

bidangpembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

e. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan

budaya; dan

f. Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau

dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,

terpadu, dan berkelanjutan.

Pemerintah provinsi dalam melaksanakan pembinaanmempunyai

tugas:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategipada

tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasanpermukiman

(29)

FINAL REPORTll-29

b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan provinsitentang

pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasateknologi di

bidang perumahan dan kawasanpermukiman dengan

berpedoman pada kebijakannasional;

c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaanKasiba dan

Lisiba lintas kabupaten/kota;

d. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasionalpada

tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasanpermukiman;

e. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan

koordinasipelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan

rumah,perumahan, permukiman, lingkungan hunian,

dankawasan permukiman;

f. Menyusun rencana pembangunan dan

pengembanganperumahan dan kawasan permukiman

lintaskabupaten/kota;

g. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi;

h. Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk

mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;

i. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman

bagi masyarakat, terutama bagi MBR; dan

j. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat

provinsi.

Pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan

pembinaanmempunyai tugas:

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada

tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan

permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi

nasional dan provinsi;

b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah dengan

(30)

FINAL REPORTll-30

pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di

bidang perumahan dan kawasan permukiman;

c. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat

kabupaten/kota;

d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi

terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam

penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan

hunian, dan kawasan permukiman;

e. Melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun

yang ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan

bangunan yang mengutamakan sumber daya dalam negeri dan

kearifan lokal yang aman bagi kesehatan;

f. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan,

strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan

permukiman pada tingkat kabupaten/kota;

g. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat

kabupaten/kota;

h. Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan

dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman pada tingkat kabupaten/kota;

i. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan

permukiman;

j. Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

dengan berpedoman pada kebijakan nasional;

k. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas

umum perumahan dan kawasan permukiman;

l. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan

provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada

(31)

FINAL REPORTll-31

m. Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk

mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;

n. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi

masyarakat, terutama bagi MBR;

o. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba; dan

p. Memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang

melakukan pembangunan rumah swadaya.

Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk

mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkunganhunian dan

tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan

yang terencana,menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai

denganrencana tata ruang.Penyelenggaraan kawasan permukiman

bertujuan untuk memenuhi hakwarga negara atas tempat tinggal

yang layak dalamlingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur

sertamenjamin kepastian bermukim. Kawasan permukiman

mencakup lingkungan hunian dan tempat kegiatan pendukung

perikehidupan dan penghidupan di perkotaan dan di perdesaan.

Penyelenggaraan kawasan permukiman wajib dilaksanakan

sesuaidengan arahan pengembangan kawasan permukimanyang

terpadu dan berkelanjutan, meliputi:

 Hubungan antarkawasan fungsional sebagai bagianlingkungan

hidup di luar kawasan lindung;

 Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan denganlingkungan

hunian perdesaan;

 Keterkaitan antara pengembangan lingkunganhunian perkotaan

dan pengembangan kawasanperkotaan

 Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian

perdesaan dan pengembangan kawasan perdesaan;

 Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;  Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan

(32)

FINAL REPORTll-32

 Lembaga yang mengoordinasikan pengembangan kawasan

permukiman.

Penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunianperkotaan

mencakup:

 Peningkatan efisiensi potensi lingkungan hunianperkotaan

dengan memperhatikan fungsi danperanan perkotaan;

 Peningkatan pelayanan lingkungan hunianperkotaan;

 Peningkatan keterpaduan prasarana, sarana, danutilitas umum

lingkungan hunian perkotaan;

 Penetapan bagian lingkungan hunian perkotaan yangdibatasi

dan yang didorong pengembangannya;

 Pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh danpermukiman

kumuh; dan

 Pencegahan tumbuh dan berkembangnya lingkunganhunian

yang tidak terencana dan tidak teratur.

Penyelenggaraan pembangunan lingkungan hunian baru perkotaan

mencakup:

 Penyediaan lokasi permukiman;

 Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum permukiman;

dan

 Penyediaan lokasi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi.

Penyelenggaraan lingkungan hunian perdesaan dilakukanmelalui:  Pengembangan lingkungan hunian perdesaan;

 Pembangunan lingkungan hunian baru perdesaan; atau  Pembangunan kembali lingkungan hunian perdesaan.

Penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunianperdesaan

mencakup :

 Peningkatan efisiensi potensi lingkungan hunianperdesaan

(33)

FINAL REPORTll-33

 Peningkatan pelayanan lingkungan hunianperdesaan;

 Peningkatan keterpaduan prasarana, sarana, danutilitas umum

lingkungan hunian perdesaan;

 Penetapan bagian lingkungan hunian perdesaan yangdibatasi

dan yang didorong pengembangannya;

 Peningkatan kelestarian alam dan potensi sumberdaya

perdesaan; dan

 Pengurangan kesenjangan antara kawasan perkotaan dan

perdesaan.

Perencanaan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah yang dimaksudkan

untukmenghasilkan dokumen rencana kawasan

permukimansebagai pedoman bagi seluruh pemangku

kepentingandalam pembangunan kawasan permukiman.Pedoman

ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan lingkunganhunian dan

digunakan untuk tempat kegiatan pendukung dalam jangka pendek,

jangka menengah, danjangka panjang.Perencanaan kawasan

permukiman dapat dilakukan oleh Pemerintah,pemerintah daerah,

dan setiap orang.Perencanaan kawasan permukiman harus

mencakuppeningkatan sumber daya perkotaan atau perdesaan,

mitigasi bencana, dan penyediaan atau peningkatan prasarana,

sarana,dan utilitas umum.Perencanaan kawasan permukiman

terdiri atas perencanaanlingkungan hunian perkotaan dan

perdesaan sertaperencanaan tempat kegiatan pendukung

perkotaan dan perdesaan yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan.

Perencanaan lingkungan hunian perkotaan dilakukan

melaluiperencanaan pengembangan lingkungan hunianperkotaan,

perencanaan pembangunan lingkungan hunian baruperkotaan,

atau perencanaan pembangunan kembali lingkunganhunian

perkotaan. Perencanaan pengembangan lingkungan hunian

(34)

FINAL REPORTll-34

 Penyusunan rencana peningkatan efisiensi potensilingkungan

hunian perkotaan denganmemperhatikan fungsi dan peranan

perkotaan;

 Penyusunan rencana peningkatan pelayananlingkungan hunian

perkotaan;

 Penyusunan rencana peningkatan keterpaduanprasarana,

sarana, dan utilitas umum lingkunganhunian perkotaan;

 Penyusunan rencana pencegahan tumbuhnyaperumahan

kumuh dan permukiman kumuh; dan

 Penyusunan rencana pencegahan tumbuh danberkembangnya

lingkungan hunian yang tidakterencana dan tidak teratur.

2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun

2002 tentang BangunanGedung pada 16 Desember 2002 dan

diberlakukan secara efektif setahun sejak diundangkan, semua

peraturan perundang-undangan yang ada di bawahnya yang terkait

dengan bangunan gedung harus mengacu pada UU tersebut.

Undang-undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan gedung

yang meliputi fungsi, persyaratan, penyelenggaraan, peran

masyarakat, dan pembinaan. Bangunan gedung diselenggarakan

berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan,

serta keserasian bangunan gedung dengan

lingkungannya.Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:

1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai

dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan

lingkungannya;

2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang

menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi

keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;

3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan

(35)

FINAL REPORTll-35

Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan,

usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Setiap bangunan

gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi. Masing-masing fungsi

ini meliputi :

1. Bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk

rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan

rumah tinggal sementara.

2. Bangunan gedung fungsi keagamaan meliputi masjid, gereja,

pura, wihara, dan kelenteng.

3. Bangunan gedung fungsi usaha meliputi bangunan gedung

untuk perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan,

wisata dan rekreasi, terminal, dan penyimpanan.

4. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan

gedung untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan,

laboratorium, dan pelayanan umum.

5. Bangunan gedung fungsi khusus meliputi bangunan gedung

untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan

bangunan sejenis yang diputuskan oleh menteri.

Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa Setiap

bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan

persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.

Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi persyaratan

status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan

izin mendirikan bangunan. Persyaratan teknis bangunan gedung

meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan

bangunan gedung. Penggunaan ruang di atas dan/atau di bawah

tanah dan/atau air untuk bangunan gedung harus memiliki izin

penggunaan sesuai ketentuan yang berlaku. Persyaratan

administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, bangunan

gedung semi permanen, bangunan gedung darurat, dan bangunan

(36)

FINAL REPORTll-36

oleh Pemerintah Daerah sesuai kondisi sosial dan budaya

setempat.

Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan

intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan

persyaratan pengendalian dampak lingkungan. Persyaratan tata

bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata bangunan dan

lingkungan oleh Pemerintah Daerah.

Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung

meliputi persyaratan peruntukan lokasi, kepadatan, ketinggian, dan

jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang

bersangkutan. Pemerintah Daerah wajib menyediakan dan

memberikan informasi secara terbuka tentang persyaratan

peruntukan dan intensitas bangunan gedung bagi masyarakat yang

memerlukannya.

Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan

kegiatannya, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam

pembentukan watak, perwujudan produktivitas, dan jati diri

manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan bangunan gedung

perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan

kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk

mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, berjati diri,

serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.

Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik

pemanfaatan ruang. Oleh karena itu dalam pengaturan bangunan

gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin

kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan

gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan

administratif dan teknis bangunan gedung, serta harus

diselenggarakan secara tertib.

Undang-undang tentang Bangunan Gedung mengatur fungsi

(37)

FINAL REPORTll-37

penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk hak dan kewajiban

pemilik dan pengguna bangunan gedung pada setiap tahap

penyeleng-garaan bangunan gedung, ketentuan tentang peran

masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan

peralihan, dan ketentuan penutup. Keseluruhan maksud dan tujuan

pengaturan tersebut dilandasi oleh asas kemanfaatan,

keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung

dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang

berperikemanusiaan dan berkeadilan.

Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif

bukan hanya dalam rangka pembangunan dan pemanfaatan

bangunan gedung untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga

dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan bangunan gedung

dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya.

Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran

penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan

perundang-undangan di bidang jasa konstruksi baik sebagai perencana,

pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi maupun

jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa-jasa pengkaji teknis

bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung

ini juga harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dengan diberlakukannya undang-undang ini, maka semua

penyelenggaraan bangunan gedung baik pembangunan maupun

pemanfaatan, yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia

yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat, serta oleh

pihak asing, wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum

dalam Undang-undang tentang Bangunan Gedung.

Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik

informasi maupun arsitektur dan rekayasa, perlu adanya penerapan

yang seimbang dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai sosial

(38)

FINAL REPORTll-38

lingkungan yang telah ada, khususnya nilai-nilai kontekstual,

tradisional, spesifik, dan bersejarah.

Pengaturan dalam undang-undang ini juga memberikan

ketentuan pertimbangan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya

masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Berkaitan dengan hal

tersebut, pemerintah terus mendorong, memberdayakan dan

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi

ketentuan dalam undang-undang ini secara bertahap sehingga

jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat

dalam menyelenggarakan bangunan gedung dan lingkungannya

dapat dinikmati oleh semua pihak secara adil dan dijiwai semangat

kemanusiaan, kebersamaan, dan saling membantu, serta dijiwai

dengan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik.

Undang-undang ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok dan

normatif, sedangkan ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Pemerintah dan/atau peraturan

perundang-undangan lainnya, termasuk Peraturan Daerah, dengan

tetap mempertimbangkan ketentuan dalam undang-undang lain

yang terkait dalam pelaksanaan undang-undang ini.

Rencana tata bangunan dan lingkungan digunakan untuk

pengendalian pemanfaatan ruang suatu lingkungan/kawasan,

menindaklanjuti rencana rinci tata ruang dan sebagai panduan

rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan

gedung dan lingkungan yang berkelanjutan dari aspek fungsional,

sosial, ekonomi, dan lingkungan bangunan gedung termasuk

ekologi dan kualitas visual. Rencana tata bangunan dan lingkungan

memuat persyaratan tata bangunan yang terdiri atas ketentuan

program bangunan gedung dan lingkungan, rencana umum dan

panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian

rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan. Rencana tata

bangunan dan lingkungan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan

(39)

FINAL REPORTll-39

dan/atau masyarakat sesuai tingkat permasalahan pada

lingkungan/kawasan yang bersangkutan.

Ruang luar bangunan gedung diwujudkan untuk sekaligus

mendukung pemenuhan persyaratan keselamatan, kesehatan,

kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung, disamping untuk

mewadahi kegiatan pendukung fungsi bangunan gedung dan

daerah hijau di sekitar bangunan. Ruang terbuka hijau diwujudkan

dengan memperhatikan potensi unsur-unsur alami yang ada dalam

tapak seperti danau, sungai, pohon-pohon menahun, tanah serta

permukaan tanah, dan dapat berfungsi untuk kepentingan ekologis,

sosial, ekonomi serta estetika.

Yang dimaksud dengan dampak penting adalah perubahan

yang sangat mendasar pada suatu lingkungan yang diakibatkan

oleh suatu kegiatan. Bangunan gedung yang menimbulkan dampak

penting terhadap lingkungan adalah bangunan gedung yang dapat

menyebabkan:

a. perubahan pada sifat-sifat fisik dan/atau hayati lingkungan, yang

melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan

perundang-undangan;

b. perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang

melampaui kriteria yang diakui berdasarkan pertimbangan

ilmiah;

c. terancam dan/atau punahnya spesies-spesies yang langka

dan/atau endemik, dan/atau dilindungi menurut peraturan

perundang-undangan atau kerusakan habitat alaminya;

d. kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung (seperti

hutan lindung, cagar alam, taman nasional, dan suaka

margasatwa) yang ditetap-kan menurut peraturan

perundang-undangan;

e. kerusakan atau punahnya benda-benda dan bangunan gedung

Gambar

Gambar 2.1 22 Kegiatan Ekonomi Utama MP3EI
Gambar 2.2 Posisi MP3EI di dalam Rencana Pembangunan Pemerintah
Gambar 2.3 Kerangka Desain Pendekatan Masterplan P3EI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganom tahun pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa orientasi pusat kendali yang internal ( internal locus of control ), ternyata lebih banyak menimbulkan akibat-akibat yang

Tanah Peranakan. Hanya dukun yang dapat mengetahui wilayah hutan yang dapat dijadikan sebagai tanah peranakan yang memiliki nilai adat yang sangat tinggi. Oleh karenanya

Coba tak simpulin ya dek, berarti emang kamunya punya kebiasaan apa-apa mbok pendem sendiri, kamu juga tertutup sama orang lain, kemudian orang yang paling deket sama kamu

yang telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 2013 serta Sofian 2007 (Tim, 2013 dan Sofian, 2007), diketahui terdapat gua-gua yang secara morfologi,

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil skripsi yang berjudul: INTENSI MELAKUKAN AGRESI PADA SUPORTER PERSEBA YA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP PERILAKU AGRESI DALAM

Dari definisi perilaku konsumen diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan mengamati dan menganalisa penerapan prinsip kehati-hatian dengan mengambil kurun waktu penelitian sekama 3 tahun