• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMANFAATAN BAHAN BAKU LOKAL SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMANFAATAN BAHAN BAKU LOKAL SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI RIAU"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

235

STRATEGI PEMANFAATAN BAHAN BAKU LOKAL SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI RIAU

Rizqi Sari Anggraini dan Nurhayati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Jalan Kaharuddin Nst No. 3411 Pekanbaru Riau

Telp/Fax : 0761 674205 / 674206 Email : Rizqi.bptpriau@yahoo.co.id

ABSTRACT

Riau has a low land fertility, one of the efforts to improve the condition of the soil is with organic fertilizer. Organic fertilizer is believed to be complete, although in small numbers but contain macro and micro elements that plants need. The use of organic fertilizer in addition to improving soil structure also may indirectly increase the productivity of land. This study aims to formulate development strategies and the use of organic fertilizer as a growing media and soil fertility in Riau Province. The study location is in Kampar district and Dumai City. The experiment was conducted for 6 months from June to December 2010. The identification of organic fertilizer made from local raw in the Riau province using secondary and primary data. While data analysis using SWOT analysis. The results showed that the organic fertilizer Development Strategy: 1) Utilization of existing raw material optimally, exact and purposeful, supported the programs, 2) Improved market access and promotion, 3) Provision of venture capital to the partnership system, 4) Development of an integrated

development organic fertilizer.

Keywords: strategy, organic fertilizer, raw materials locally, riau

ABSTRAK

Lahan daerah Riau mempunyai kesuburan alami rendah, salah satu usaha untuk memperbaiki kondisi tanah yang miskin unsur hara adalah dengan pemberian pupuk organik. Pupuk organik dipercaya sebagai pupuk yang lengkap walaupun dalam jumlah kecil tetapi mengandung unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Pengunaan pupuk organik selain dapat memperbaiki struktur tanah juga secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan dan pemanfaatan pupuk organik sebagai media tumbuh dan penyubur lahan di Provinsi Riau. Lokasi kajian ini adalah di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juni sampai Desember 2010. Kegiatan identifikasi pupuk organik berbahan baku lokal di Provinsi Riau ini menggunakan data sekunder dan primer. Sedangkan analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Pengembangan pupuk Organik: 1) Pemanfaatan bahan baku yang ada secara optimal, tepat dan terarah, didukung program yang berkelanjutan, 2) Peningkatan akses pasar dan promosi, 3) Penyediaan Modal usaha dengan sistem kemitraan, 4) Pembinaan terpadu pengembangan pupuk organik.

(2)

236

PENDAHULUAN

Karakteristik lahan daerah Riau dicirikan oleh iklim tropika basah dengan tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk batuan sedimen dan bahan induk aluvial yang mempunyai kesuburan alami rendah, yaitu reaksi tanah masam, kandungan bahan organik rendah, basa-basa dapat ditukar dan kejenuhan basa rendah, dan kejenuhan aluminium tinggi. Salah satu usaha untuk memperbaiki kondisi tanah yang miskin unsur hara adalah dengan pemberian pupuk.

Jika ditinjau dari bahan bakunya, pupuk dibedakan menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan maupun hewan, dapat berupa pupuk hijau, pupuk kandang, kompos baik berupa cair maupun padat. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia, seperti Urea, ZA, TSP, SP-36 dan KCl (Indriani, 2000).

Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak. Meskipun kandungan haranya rendah, penggunaan pupuk organik semakin meningkat seiring dengan maraknya pertanian organik. Jerami dan pupuk kandang merupakan sumber pupuk organik yang biasa dimanfaatkan petani.

Menurut Musnamar (2003), kandungan unsur hara dalam pupuk organik lebih sedikit daripada pupuk anorganik. Namun penggunaan pupuk organik secara terus menerus dalam rentang waktu tertentu akan menjadikan kualitas tanah lebih baik dibandingkan penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik mampu meningkatkan kemampuan tanah mengikat air, meningkatkan daya tahan tanah terhadap erosi, memperbaiki biodiversitas dan kesehatan tanah, serta dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Selain itu pupuk organik tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Pupuk organik dipercaya sebagai pupuk yang lengkap walaupun dalam jumlah kecil tetapi mengandung unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Ketersediaan pupuk organik dalam jumlah dan kualitas yang memadai dapat sebagai dasar dalam menuju terwujudnya pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Pengunaan pupuk organik selain dapat memperbaiki struktur tanah juga secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas lahan.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan bahan organik tanah, diperlukan penambahan organik secara berangsur. Masalah utama dalam penggunaan pupuk

(3)

237

organik adalah perlu jumlah yang banyak dan ketersediaan sumber bahan organik di lapangan. Kebutuhan yang meningkat tidak diimbangi dengan ketersediaan cukup akan berpengaruh terhadap meningkatnya harga pasaran. Tidak jarang saat petani membutuhkan pupuk menghilang dipasaran dan kalaupun ada harganya melambung tinggi. Kondisi yang kurang menguntungkan ini dapat ditanggulangi dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dimasa mendatang bersamaan dengan dicabutnya subsidi pupuk kimia akan semakin meningkatkan kebutuhan pupuk organik. Oleh karena itu diperlukan strategi pemanfaatan bahan baku lokal untuk pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk organik. Potensi bahan organik lokal yang dimaksud adalah sumber bahan organik lokal yang mudah didapat, dalam jumlah memadai, dan efektif dalam peningkatan hara tanah. Sumber bahan organik lokal yang ada di lapangan sebenarnya cukup banyak, namun belum termanfaatkan. Untuk mengetahui potensi penyediaan bahan baku pupuk organik lokal dan strategi pengembangan dan pemanfaatannya diperlukan satu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan dan pemanfaatan pupuk organik sebagai media tumbuh dan penyubur lahan di Provinsi Riau

METODOLOGI

Lokasi kajian ini adalah di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juni sampai Desember 2010. Kegiatan identifikasi pupuk organik berbahan baku lokal di Provinsi Riau ini menggunakan data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh dengan deskstudy menggunakan data dari buku BPS Provinsi Riau dan Kabupaten/Kota dalam angka tahun terakhir, serta laporan kegiatan tahunan instansi terkait dengan potensi pertanian, potensi ketersedian bahan baku lokal sebagai media tumbuh dan penyubur lahan. Data primer diperoleh dengan cara wawancara yang dibantu dengan kuesioner yang telah dipersiapkan yang terkait dengan pemanfaatan pupuk organik.

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mencapai tujuan kajian. Data yang terkumpul ditabulasikan, kemudian dikelompokkan menurut jenisnya. Sedangkan analisis data yang digunakan memperoleh strategi pengembangan dan pemanfaatan pupuk organik sebagai media tumbuh dan penyubur lahan adalah metode survei dengan menggunakan analisis SWOT, yang

(4)

238

menggabungkan Faktor Internal (Kekuatan /Strength dan Kelemahan /Weakness) dan Faktor Eksternal (Peluang/Opportunity dan Ancaman/Threat) (David, 2002)

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Lingkungan Internal (Internal Factor Evaluation)

Dalam hal ini yang dikategorikan sebagai lingkungan internal dipandang sebagai kekuatan dan kelemahan wilayah untuk pengembangan pemanfaatan pupuk organik. Telaah mendalam dan diskusi dengan informan kunci mengenai unsur lingkungan internal dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai meliputi :

Ketersediaan Lahan Pertanian

Kabupaten Kampar dan Kota Dumai memiliki sumber daya lahan pertanian yang telah dan masih dapat ditingkatkan pemanfaatannya untuk aktivitas pengembangan sektor pertanian. Dengan berkembangnya pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan, maka terdapat limbah dalam jumlah besar yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dengan demikian kondisi ini merupakan kekuatan dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Ketersediaan Bahan Baku Pupuk Organik

Bahan baku pupuk organik seperti jerami padi, tandan kosong sawit, kotoran ternak banyak tersedia di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai sehingga merupakan kekuatan untuk pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Ketersediaan Sumberdaya Manusia

Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian menunjukkan bahwa lebih dari 60 % pekerja di Kabupaten Kampar dan 30 % di Kota Dumai bekerja sebagai petani. Mengingat bahwa kelompok inilah yang sebagian besar menjadi ujung tombak pengembangan pemanfaatan pupuk organik di tingkat dasar terlepas dari apakah mereka baru beraktivitas dibidang pertanian, peternakan, perkebunan sebagai usaha sambilan, usaha tambahan, usaha pokok, atau mengelolanya secara industri, maka keragaan tersebut mengindikasikan potensi yang relatif besar bagi upaya pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

(5)

239

Dukungan pemerintah daerah merupakan unsur penting dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Dukungan ini terlihat dari Rencana Strategis dan Program Kerja Dinas Lingkup Pertanian bahwa pembangunan pertanian yang beroritentasi dan berwawasan agribisnis, berdaya saing, berkelanjutan bagi kesejahteraan rakyat. Dan pada 2 tahun terakhir terdapat beberapa kegiatan yang mendukung pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Keterbatasan Modal Usaha

Ketiadaan atau kurangnya modal tampaknya manjadi kendala klasik dalam agribisnis. Demikian pula yang mungkin akan terjadi dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Hasil penjaringan persepsi dan aspirasi menunjukkkan bahwa ketiadaan atau keterbatasan modal manjadi salah satu kendala dalam upaya produsen pupuk organik meningkatkan skala usahanya.

Sarana dan Prasarana

Yang dimaksud sarana dan prasarana disini adalah pendukung kegiatan pengembangan pemanfaatan pupuk organik, seperti ketersediaan alat pengolahan pupuk organik, lembaga pemasaran, laboratorium untuk menguji kandungan pupuk organik, kelancaran transportasi pupuk organik dalam pemasaran. Ketersediaan sarana dan prasarana dimaksud sangat kurang dan belum ada, sehingga kondisi ini merupakan kelemahan yang dapat menghambat pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Kualitas SDM Rendah

Tingkat pendidikan keluarga petani dan peternak rata-rata hanya tamatan sekolah dasar sampai jenjang Sekolah Lanjutan Pertama, bahkan di pedesaan masih ada keluarga peternak yang tidak mengecap pendidikan sekolah. Hal ini berimplikasi kepada tingkat penguasaan teknologi pengolahan pupuk organik masih relatif rendah. Peningkatan kualitas SDM petani dan peternak baik yang menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan, manajemen merupakan hal penting untuk menjadi perhatian dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Kebiasaan Masyarakat Memanfaatkan Pupuk Organik Rendah

Kebiasaan masyarakat memanfaatkan pupuk anorganik yang mudah dalam mengaplikasikannya dilapangan, serta masih terbatasnya pemanfaatan pupuk organik dikalangan masyarakat menjadi kelemahan dalam pengembangan dan pemanfaatan pupuk organik.

(6)

240

Untuk menentukan faktor-faktor strategis internal yang berpengaruh perlu dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor strategis yang telah ditentukan diatas. Alat yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan adalah IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks. Faktor-faktor strategis yang dianalisis dengan matriks ini adalah faktor strategis internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi pengembangan pemanfaatan pupuk organik (Tabel 1).

Dari hasil analisis IFE, diperoleh faktor strategis dalam elemen kekuatan yang paling penting dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik adalah ketersediaan bahan baku pupuk organik karena memberikan dampak paling tinggi pada posisi strategi pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Tabel 1. Matriks Evaluasi Faktor Internal Strategi Pengembangan Pemanfaatan Pupuk Organik

NO FAKTOR STRATEGIS INTERNAL BOBOT RATIN

G NILAI

Kekuatan (S) 1.760

1 Ketersediaan Lahan Pertanian 0.196 2 0.392

2 Ketersediaan bahan baku pupuk organic 0.216 4 0.863

3 Ketersediaan SDM 0.098 3 0.261

4 Dukungan kebijakan pemda 0.078 3 0.244

Kelemahan (W) 0.732

1 Keterbatasan modal usaha 0.105 3 0.316

2 Keterbatasan sarana dan prasarana 0.098 2 0.207

3 Kualitas SDM rendah 0.091 1 0.091

4

Kebiasaan masyarakat memanfaatkan pupuk

organik rendah 0.118 1 0.118

T O T A L 1.000 2.492

Faktor keterbatasan modal usaha dan keterbatasan sarana dan prasarana adalah kelemahan utama yang dimiliki pemerintah daerah dan masyarakat/petani/peternak di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Keterbatasan modal usaha dan keterbatasan sarana dan prasarana dalam pengolahan dan

(7)

241

pemanfaatan pupuk organik akan menyulitkan masyarakat/ petani/peternak untuk memperoleh hasil pupuk organik yang lebih baik.

Dilihat dari keseluruhan pembobotan, informan memberikan apresiasi yang cukup tinggi terhadap faktor kekuatan dan kelemahan dengan total nilai 2,495. Respon tertinggi diberikan pada faktor strategis kekuatan dengan total nilai 1,81 dan faktor kelemahan dengan total nilai 1,14 yang merupakan respon lebih rendah terhadap faktor kelemahan. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa respon informan dalam menentukan kekuatan dan kelemahan apabila dilaksanakan pengembangan pemanfaatan pupuk organik cukup tinggi dan dapat menentukan posisi strategis pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai, sehingga pupuk organik layak untuk dikembangkan.

Analisis Lingkungan Eksternal (External Factor Evaluation)

Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk mengetahui seberapa baik strategi yang telah dilakukan selama ini serta melihat peluang dan ancaman yang ada. Melalui telaah mendalam dan diskusi dengan informan kunci pakar mengenai unsur lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai meliputi :

Permintaan Pasar/Potensi Pasar Besar

Permintaan pasar dalam lingkup Kabupaten Kampar dan Kota Dumai cenderung meningkat, mengingat sulitnya petani memperoleh pupuk anorganik. Permintaannya di masa mendatang akan lebih meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan peningkatan taraf hidup penduduk. Permintaan pasar pupuk organik khususnya di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai untuk mengisi pasar lokal maupun pasar ekspor sangat besar, terutama untuk tanaman horticultura (bunga dan buah) semakin meningkat.. Hal ini dapat dilihat dari letak Kabupaten Kampar dan Kota Dumai yang cukup strategis di Provinsi Riau.

Tersedianya Teknologi dan Informasi

Semakin berkembangnya teknologi-teknologi baru di bidang pengembangan pupuk organik menawarkan peluang bagi upaya pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Peluang bagi upaya pengembangan tersebut antara lain melalui perbaikan ataupun efisiensi produksi.

(8)

242

Kemitraan usaha merupakan salah satu pemecahan masalah yang berkaitan dengan ketiadaan atau keterbatasan modal. Munculnya pola-pola kemitraan tentunya merupakan salah satu peluang yang harus atau dapat dimanfaatkan bagi upaya pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Persoalannya adalah bagaimana menciptakan pola kemitraan yang sehat.

Program Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Pupuk Organik

Pemerintah pusat telah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan diri sesuai poteni yang dimiliki masing-masing daerah. Otonomi daerah telah memberikan peluang kepada pemerintah daerah dalam hal kebebasan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sehingga berdampak pada kebebasan daerah mengembangkan potensi yang dimilikinya. Otonomi daerah juga akan memberikan dampak pada peluang berkembangnya wilayah kabupaten Kampar dan Kota Dumai menjadi sentra pengembangan pemanfaatan pupuk organik dimasa yang akan datang khususnya bagi provinsi Riau dan wilayah Sumatera.

Adanya Lembaga Keuangan dan Perbankan

Adanya lembaga permodalan dan perbankan memberikan peluang kepada para peternak untuk mengembangkan usaha. Lembaga permodalan yang ada di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai saat ini yang siap untuk membiayai usaha kecil dan menengah termasuk sektor pertanian dan olahannya adalah seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Riau, BPR Sari Madu, dan lain-lain.

Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang relatif tinggi di kabupaten Kampar dan Kota Dumai, akan meningkatkan permintaan terhadap pupuk organik oleh masyarakat yang bergerak di bidang pertanian, sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat pupuk organik.

Mahal dan Langkahnya Pupuk Anorganik

Sulit dan langkanya pupuk anorganik akhir-akhir ini untuk diperoleh oleh petani akan merupakan peluang untuk pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai untuk meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. Dimas mendatang bersamaan dangan akan dicabutnya subsidi pupuk kimia akan semakin meningkatkan kebutuhan pupuk organik.

(9)

243 Pasar Global dan Perdagangan Bebas

Pasar bebas pada saatnya jelas akan datang dan tidak dapat ditolak oleh negara manapun dan dalam waktu dekat AFTA kan diberlakukan pada tahun 2013. Dengan kondisi pengembangan pemanfaatan pupuk organik yang ada saat ini yang masih dimanfaatakan secara secara sambilan, maka diramalkan produk lokal dihasilkan jelas tidak dapat bersaing, sehingga berlakunya pasar bebas menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha pemanfaatan pupuk organik rakyat, karena masuknya produk dari luar daerah akan semakin banyak.

Tingkat Suku Bunga Pinjaman Tinggi

Tingkat suku bunga pinjaman yang masih relatif tinggi yang dirasakan petani, akan menjadi ancaman bagi kelangsungan produsen pupuk organik dan pengguna pupuk organik. Dengan tingkat suku bunga pinjaman yang masih tinggi akan mengurangi pendapatan produsen pupuk organik, sehingga untuk meningkatkan pendapatan produsen menaikkan harga pupuk yang akan berakibat menurunnya permintaan akan pupuk organik.

Berlakunya Standarisasi Pupuk Organik

Dimasa mendatang pemakaian pupuk organik terus meningkat sehingga perlu regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi pupuk organik agar memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan dapat tetap menjaga kelestarian lingkungan, sehingga pupuk organik harus memenuhi persyaratan teknis. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana saat ini, serta beban biaya yang akan ditimbulkan untuk memperoleh standarisasi tersebut, akan menjadi ancaman bagi pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Untuk menentukan faktor-faktor strategis eksternal yang berpengaruh perlu dilakukan evaluai terhadap faktor-faktor strategis yang telah ditentukan diatas. Alat yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal berupa peluang dan ancaman adalah EFE (External Factor Evaluation) Matriks (Tabel 2). Faktor-faktor strategis yang dianalisis dengan matriks ini adalah faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

Dari hasil analisis IFE pada Tabel 2, diperoleh faktor strategis dalam elemen peluang yang paling penting dalam penentuan keberhasilan pengembangan pemanfaatan pupuk organik adalah adanya lembaga permodalan dan perbankan, permintaan pasar/poteni pasar yang berkembang, tersedianya teknologi dan informasi

(10)

244

Faktor-faktor tersebut memberikan peluang baik terhadap pemerintah daerah dalam melaksanakan pengembangan pemanfaatan pupuk organik. Peluang baik ini hendaknya dapat dipertahankan, sehingga pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan kota Dumai dapat terwujud. Seluruh faktor peluang eksternal baik pengaruhnya, sehingga merupakan peluang yang baik untuk dimanfaatkan serta direalisasikan dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik. Tabel 2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Pemanfaatan

Pupuk Organik

NO FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL BOBOT RATING NILAI

Peluang (O)

1 Permintaan Pasar/potensi pasar besar 0.127 3 0.369 2 Tersedianya teknologi dan informasi 0.099 3 0.323 3 Kesempatan bermitra dengan pihak lain 0.085 2 0.184 4 Program pemerintah daerah dalam

pengembangan pupuk organic 0.099 3 0.296

5 Adanya lembaga keuangan dan perbankan 0.141 4 0.563

6 Pertumbuhan penduduk dan ekonomi 0.085 3 0.215

7 Mahal dan langkahnya pupuk anorganik 0.113 2 0.246

2.196

Ancaman (T)

1 Pasar global dan perdagangan bebas 0.113 3 0.287 2 Tingkat suku bunga pinjaman tinggi 0.042 2 0.100 3 Berlakunya standarisasi pupuk organic 0.099 2 0.215

0.602

T O T A L 1.000 2.798

Faktor strategis dalam elemen ancaman yang cukup penting adalah adanya pasar global dan perdagangan bebas, berlakunya standarisasi pupuk organik karena memberikan dampak ancaman besar pada posisi strategis pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai.

(11)

245

Apabila dilihat dari keseluruhan pembobotan, informan memberikan apresiasi yang cukup tinggi terhadap faktor peluang dan ancaman dengan total nilai 2.798. Respon tertinggi diberikan pada faktor strategis peluang dengan total nilai 2.196 dan faktor ancaman dengan total nilai 0.602. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa respon informan dalam menentukan peluang dan ancaman apabila dilaksanakan pengembangan pemanfaatan pupuk organik cukup tinggi dan dapat menentukan posisi strategis pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai, sehingga pupuk organik layak untuk dikembangkan. Dengan demikian berarti peluang dan ancaman cukup mendukung untuk memantapkan posisi strategis pengembangan pemanfaatan pupuk organik masa yang akan datang di Provinsi Riau.

Dari hasil analisis faktor internal (matriks evaluasi faktor internal) dan eksternal (matriks evaluasi faktor eksternal) diatas, diketahui skor untuk kekuatan adalah 0,7160 sedangkan skor untuk kelemahan adalah 0.732 sehingga selisih antara keduanya bernilai 1,028 nilai tersebut pada profil strategi ditempatkan apda sumbu X-axis. Selanjutnya berdasarkan matriks EFE, selisih antara nilai peluang dan nilai ancaman bernilai 1.594 yang kemudian ditempatkan pada sumbu Y-ordinat. Perpotongan antara X dan Y tersebut berada di kuadran I, dengan tipe strategi agressive. Berdasarkan analisis tersebut maka profil strategi yang muncul adalah strategi S-O, yaitu strategi yang bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan dengan mengoptimalkan peluang yang ada dengan alternatif strategi sebagai berikut :

1. Strategi S – 0 ( Kekuatan – Peluang).

Alternatif strategi yang dihasilkan dari penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang adalah “Pemanfaatan bahan baku yang ada secara optimal, tepat dan terarah, didukung program yang berkelanjutan, dengan upaya antara lain :

a. Pengembangan pemanfaatan pupuk organik diarahkan kepada bentuk-bentuk usaha terpadu, dengan memanfaatkan sebesar-besarnya potensi wilayah dengan mengintegrasikan dengan berbagai program atau kegiatan yang saling mendukung.

b. Pengembangan pemanfaatan pupuk organian diarahkan kepada pola-pola yang sudah ada dan telah berkembang di lapangan yang merupakan satu kesatuan sistem agribisnis yang menghasilkan pupuk organik yang berkualitas

(12)

246

c. Dalam pengembangaannya menggunakan teknologi tepat guna, ramah lingkungan dan tepat lokasi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani / produsen pupuk organik

d. Membangun dan mengembangkan infrastruktur yang mendukung berkembangnya pupuk organik .

e. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat mengantisipasi tuntutan konsumen atau pasar, antara lain : jumlah, kualitas produk, kontinuitas, daya saing, distribusi, sehingga dapat memacu ekspor.

2. Strategi W O ( Kelemahan – Peluang)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang adalah, ” Strategi Penyediaan Modal Usaha’ yakni melalui upaya :

a. Memberikan atau memfasilitasi penguatan modal usaha untuk dapat memacu usaha pembuatan pupuk organik

b. Menyediakan modal/kredit lunak untuk pengembangan usaha melalui alokasi dana pembangunan atau pinjaman kredit

c. Mengembangkan modal melalui bentuk kerjasama agribisnis atau pola kemitraan yang dapat dilakukan bersama dengan swasta atau badan-badan usaha lainnya.

3. Strategi S-T ( Kekuatan – Ancaman)

Alternatif strategi yang dihasilkan dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah Strategi Peningkatan Akses Pasar dan Promosi. melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a. Melakukan pengembangan dan penetrasi pasar dengan memperbaiki kuantigas dan kualtas produk, mengembangkan jaringan distribusi serta melakukan promosi daerah.

b. Produk yang dihasilkan diupayakan mengikuti selera konsumen.

c. Pemerintah daerah dengan dukungan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dan informasi serta investor untuk meraih pangsa pasar yang lebih

(13)

247

luas, sehingga produk kerbau yang dihasilkan akan lebih dikenal dan diminati konsumen

d. Promosi daerah dan produk daerah dapat dilakukan dengan kegiatan mengundang investor ke daerah untuk mengenal secara langsung produk yang dikembangkan. Promosi juga dapat memanfaatkan teknologi informasi seperti internet untuk menarik perhatian konsumen. Strategi promosi yang dilakukan, akan membuka peluang tumbuhnya usaha dan jasa bidang lain.

Tabel 3. Hasil Analisis Matriks SWOT dalam Penentuan Alternatif Strategi Pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (S) 1. Ketersediaan lahan pertanian (0,39) 2. Ketersediaan bahan

baku pupuk organik (0,86) 3. Ketersediaan SDM (0,26) 4. Dukungan Kebijakan Pemda (0,24) Kelemahan (W) 1. Ketersediaan modal usaha (0.32) 2. Keterbatasan sarana dan prasarana (0,27) 3. Kualitas SDM rendah (0,09) 4. Kebiasaan masyarakat memanfaatkan pupuk organik rendah (0.12)

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Permintaan pasar/potensi pasar (0,37)

1. Pemanfaatan bahan baku yang ada secara optimal, tepat dan terarah,

didukung program

1. Penyediaan Modal usaha dengan sistem kemitraan 2. Tersedianya teknologi dan

informasi (0,32)

(14)

248

pihak lain (0,18) yang berkelanjutan. 4. Adanya program pemerintah

dalam pengambanang pupuk organik (0,29)

5. Adanya lembaga keuangan dan perbankan (0.56) 6. Pertumbuhan penduduk dan

ekonomi (0,21)

7. Mahal dan langkahnya pupuk anorganik (0,25)

Ancaman (T) Strategi S- T Strategi W –T

1. Pasar global dan

perdagangan bebas (0,29)

1. Peningkatan akses pasar dan promosi

1. Pembinaan terpadu pengembangan pupuk organik 2. Tingkat suku bunga pinjaman

tinggi (0,10)

3. Berlakunya standarisasi produk (0,21)

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2010 4. Strategi WT (Kelemahan – Ancaman)

Alternatif strategi yang dihasilkan melalui upaya meminimalkan kelemahan untuk menghadapi ancaman adalah strategi pembinaan terpadu pengembangan pupuk organik yang diarahkan untuk :

a. Meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan diri untuk bertambah yakin bahwa usaha pemanfaatan pupuk organik ternak yang dilakukan menguntungkan bagi diri dan keluarganya yang pada akhirnya dapat memberdayakan produsen sebagai pelaku usaha bidang pupuk organik. b. Melakukan pembinaan dan pengembangan kelembagaan petani dan

peternak, Dengan adanya kelompok diharapkan akan dapat meningkatkan daya mampu untuk memiliki akses baik ke hulu maupun ke hilir, khususnya dalam menghadapi tuntutan pasar yang semakin meningkat.

(15)

249

c. Melakukan bimbingan dan pelayanan massal melalui kegiatan pelatihan, magang, dan lain-lain.

Dari beberapa alternatif strategi yang diperoleh berdasarkan matriks SWOT dapat dibuat urutan sesuai peringkat yang menunjukkan tingkat kepentingan. Tingkat kepentingan tersebut dilihat dari skor yang diperoleh melalui penjumlahan nilai skor dari masing-masing faktor internal dan eksternal yang berhubungan. Skor tertinggi menempatkan alternatif strategi pada peringkat utama sampai pada skor terendah yang menempatkan alternatif strategi pada peringkat terendah. Hasil perhitungan skor dan peringkat seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Peringkat Alternatif Strategi Pengembangan pemanfaatan pupuk organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai

Alternatif Strategi Skor Peringkat

1. Pemanfaatan bahan baku yang ada secara optimal, tepat dan terarah, didukung program yang berkelanjutan.

2,54 1

2. Peningkatan akses pasar dan promosi 2,02 2

3. Penyediaan Modal usaha dengan sistem kemitraan 1,96 3 4. Pembinaan terpadu pengembangan pupuk organik 0,81 4 Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2010.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.

Dari hasil analisis IFE, diperoleh faktor strategis dalam elemen kekuatan yang paling penting dalam pengembangan pemanfaatan pupuk organik adalah ketersediaan bahan baku pupuk organik karena memberikan dampak paling tinggi pada posisi strategi pengembangan pemanfaatan pupuk organik.

2.

Faktor keterbatasan modal usaha dan keterbatasan sarana dan prasarana adalah kelemahan utama yang dimiliki pemerintah daerah dan masyarakat/petani/peternak di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai. Keterbatasan modal usaha dan keterbatasan sarana dan prasarana dalam pengolahan dan pemanfaatan pupuk organik akan menyulitkan masyarakat/ petani/peternak untuk memperoleh hasil pupuk organik yang lebih baik.

3.

Strategi Pengembangan pupuk Organik: 1) Pemanfaatan bahan baku yang ada secara optimal, tepat dan terarah, didukung program yang berkelanjutan, 2)

(16)

250

Peningkatan akses pasar dan promosi, 3) Penyediaan Modal usaha dengan sistem kemitraan, 4) Pembinaan terpadu pengembangan pupuk organik.

SARAN

1. Potensi bahan pupuk organik cukup tinggi di Riau yaitu 1.590.451,58 ton/thn. Keberadaan pupuk organik ini direkomendasikan untuk dimanfaatkan ke lahan guna meningkatkan produktivitas lahan maupun produksi komoditas pertanian di Provinsi Riau.

2. Pada era sekarang, kenyataannya bahwa pupuk anorganik sulit diperoleh dan relatif mahal, sehingga direkomendasikan pemanfaatan pupuk organik ke lahan sebagai complementary dari keterbatasan pupuk anorganik untuk peningkatan produksi tanaman.

3. Perlu dilakukan penyempurnaan kelembagaan kolompok tani dalam pemanfaatan pupuk organik guna menuju pertanian yang berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Arafah dan M.P. Sirappa. 2003. Kajian penggunaan jerami dan pupuk N, P, dan K pada lahan sawah irigasi. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 4 (1). Hal : 15-24.

Badan Pusat Statistik. 2008a. Kabupaten Kampar dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar.

Badan Pusat Statistik. 2008b. Kota Dumai dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Dumai. Dumai.

Badan Pusat Statistik. 2009a. Provinsi Riau dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Pekanbaru.

Balai Penelitian Tanah. 2008. Pupuk organik untuk tingkatkan produksi pertanian. Balittanah. Bogor. Soil-fertility@indo.net.id.

David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis, Konsep. Edisi ke-7. PT. Ikrar Mandiri. Jakarta.

(17)

251

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prvinsi Riau. 2009. Laporan Tahunan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Riau. Pekanbaru.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2006. Buku Statistik Peternakan. Drektorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian RI.

Djuarnani, N., Kristian dan Setiawan. BS. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Dwiyanto, K dan E. Handiwirawan. 2004. Peran libang dalam mendukung usaha agribisnis pola integrasi tanaman ternak. Dalam Prosiding Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak. Puslitbangnak. Bogor.

Hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. Mediyatma. Sarana Pustaka. Jakarta.

Hidayat, A., Ritung, S., dan Syarifudin, A. 2006. Arahan Tata Ruang Pertanian. 4. Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Iriani, Y. H, 2000. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Bogor. Hal 5-7. Kurniawan, Y dan Edi Premono. 2000. Kompos dan Manfaatnya Bagi Tanah dan

Tanaman . Gula Indonesia. Media Komunikasi Masyarakat Industri Gula. IKAGI. Pasuruan. Vol XXV / 3-4. Hal. 10–16.

Gambar

Tabel  1.    Matriks  Evaluasi  Faktor  Internal  Strategi  Pengembangan  Pemanfaatan  Pupuk Organik
Tabel 2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Pemanfaatan  Pupuk Organik
Tabel  3.  Hasil  Analisis  Matriks  SWOT  dalam  Penentuan  Alternatif  Strategi  Pengembangan  pemanfaatan  pupuk  organik  di  Kabupaten  Kampar  dan  Kota Dumai                 Faktor Internal  Faktor Eksternal  Kekuatan  (S) 1
Tabel  4.      Peringkat  Alternatif  Strategi  Pengembangan  pemanfaatan  pupuk  organik di Kabupaten Kampar dan Kota Dumai

Referensi

Dokumen terkait

Berkait dengan karakter film yang dapat menyampaikan pesan secara qawlan syadidan, menurut Alex Shobur (dalam Aef Kusnawan, 2004: 95) bahwa film merupakan bayangan yang

Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, dan biaya yang tidak berpengaruh pada

Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan atau menjelaskan estetika yang terkandung dalam teks nyanyian anak-anak di Pulau Kundur Kabupaten Karimun yang

Perusahaan Ojek online Indonesia merupakan layanan jasa aplikasi di bidang transportasi yang sebagian besar kegiatannya menggunakan sepeda motor sebagai alat angkutnya dan

[r]

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses rekrutmen PT.WIN terdapat beberapa prosedur yang belum dijalankan sesuai prosedur

‰ Ruas jalan arah Kalimantan Selatan– Tamiang Layang - Ampah - menuju Buntok dan Muara Teweh, merupakan Jalan Negara yang secara langsung mempunyai fungsi Arteri primer. ‰