• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSPEKTIF ISLAM DALAM LIBERAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERSPEKTIF ISLAM DALAM LIBERAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSPEKTIF ISLAM DALAM LIBERAL DI INDONESIA

Makalah ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa Indonesia

Oleh :

Maudy Rizki Amelia

201510360311043

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Liberalisme adalah sebuah paham yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Sejarah liberalisme, adalah tonggak baru bagi sejarah kehidupan masyarakat Barat dan karena itu, disebut dengan periode pencerahan. Perjuangan untuk kebebasan mulai dihidupkan kembali di zaman renaissance di Italia. Paham ini muncul ketika terjadi konflik antara pendukung-pendukung negara kota yang bebas melawan pendukung Paus. Liberalisme lahir dari sistem kekuasaan sosial dan politik sebelum masa Revolusi Prancis berupa sistem merkantilisme, feodalisme, dan gereja roman Katolik. Liberalisme pada umumnya meminimalkan campur tangan negara dalam kehidupan sosial. Sebagai satu ideologi, liberalisme bisa dikatakan berasal dari falsafah humanisme yang mempersoalkan kekuasaan gereja di zaman renaissance dan juga dari golongan Whings semasa Revolusi Inggris yang menginginkan hak untuk memilih raja dan membatasi kekuasaan raja. Mereka menentang sistem merkantilisme dan bentuk-bentuk agama kuno dan berpaderi.

Liberalisme dalam perkembangan dan kelanjutannya, telah masuk dalam ranah tidak sebatas masalah ekonomi, sosial, budaya dan berbagai bidang yang lain. Bahkan liberalisme telah mengarah masuk keranah agama Islam. Sehingga dengan kondisi liberalisme masuk dalam makna keagamaan, telah mengalami sebuah dilema dalam penafsiran. Sebab paham liberal dalam menafsirkan Islam cenderung mengarah pada daya akal, tanpa melihat sisi teks maupun konteks secara tepat, padahal ajaran Islam dalam mengajarkan sebuah tafsir harus melalui berbagai paradigma secara kaffah, bukan hanya sebatas satu sisi belaka.

Gagasan liberalisme nampak terjebak tentang makna sebuah kebebasan semu dalam memberikan sebuah penafsiran tentang kehidupan. Sehingga antara profan dan sakral tidak terjadi sebuah sinergi yang saling menguatkan dan mengokohkan. Sedangkan Islam merupakan sebuah bangunan keseimbangan antara profan dengan sakral dalam mengajarkan semangat mencari rahmat di jalan Allah dalam pencapaian menuju sebuah kebenaran haqiqi.

(3)

B. Rumusan Masalah

1 Bagaimanakah proses perspektif islam dalam liberal di Indonesia 2 Bagaimanakah hasil perspektif islam dalam liberal di Indonesia

C. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan islam dalam liberal 2. Mendeskripsikan liberal di Indonesia

3. Menjelaskan proses terjadinya islam dalam liberal

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Islam Liberal

Istilah Islam Liberal disusun dari dua buah kata, yaitu Islam dan liberal. Islam maksudnya adalah agama Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad saw. Dan Liberal yang artinya adalah kebebasan. Kata Liberal adalah satu istilah asing yang diambil dari kata Liberalism dalam bahasa Inggris dan liberalisme dalam bahasa perancis yang berarti

kebebasan. Kata ini kembali kepada kata Liberty dalam bahasa Inggrisnya dan Liberte dalam bahasa prancisnya yang bermakna bebas.

Setelah dua kata ini disusun, kata liberal berfungsi sebagai keterangan terhadap Islam, sehingga bisa secara singkat bisa dikatakan islam yang liberal atau bebas. Gerakan Islam liberal, sebagaimana ditulis oleh tokohnya tujuannya adalah untuk untuk membebaskan (liberating) umat Islam dari belenggu keterbelakangan dan kejumudan.

Lebih lanjut Menurut Owen Chadwik Kata “Liberal” secara harfiah artinya bebas (free) dan terbuka, artinya “bebas dari berbagai batasan” (free from restraint).[2] Seandainya kita sifatkan dengan kata Islam berarti Islam yang bebas dan terbuka. Kita akui dalam Islam memang tidak ada paksaan namun bukan berarti bebas secara total. ‘Islam’ itu sendiri memiliki makna “pasrah”, tunduk kepada Allah dan terikat dengan hukum-hukum yang dibawa Muhammad SAW. Dalam hal ini, Islam tidak bebas. Tetapi disamping Islam tunduk kepada Allah SWT, Islam sebenarnya membebaskan manusia dari belenggu peribadatan kepada manusia atau makhluk lainnya. Jadi, bisa disimpulkan Islam itu “bebas” dan “tidak bebas”.

Menurut Luthfie juga, istilah “Islam Liberal” mulai dipopulerkan sejak tahun 1950-an. Di Timur Tengah, akar-akar gerakan liberalisme Islam bisa ditelusuri hingga awal abad ke-19, ketika apa yang disebut “gerakan kebangkitan” (harakah al-nahdhah) di kawasan itu secara hampir serentak dimulai.

Sampai sekarang komunitas Islam Liberal makin melebarkan sayapnya hingga ke perguruan-perguruan tinggi Islam di Indonesia. Dampak hadirnya Islam Liberal kita bisa lihat lewat peristiwa-peristiwa menyedihkan seperti penghinaan terhadap Tuhan (Allah), penyalah gunaan tafsir alqur’an yang mengandalkan akal semata, sampai kesalahan dalam menerapkan syari’at Islam.

(5)

menghiraukan nomenklatur”. Tetapi jika sebuah nama harus diberikan padanya, marilah kita sebut itu 'Islam liberal” Kemudian istilah ini dipopulerkan di Indonesia melalui karya Greg barton, Leonard Binder dan Charles Kurzman. Kemudian wacana ini lebih dipertajam lagi dengan munculnya jaringan Islam Liberal yang dikomandani oleh Ulil Abshar Abdala. Dari sekian penulis, Kurzman lah yang paling jelas dalam mendefinisikan Islam liberal. Kurzman mengidentifikasi liberal Islam dengan empat agenda Dalam pendangannya Islam liberal ditandai dengan beberapa agenda, yaitu pluralisme, demokratisasi dan sekularisasi, feminisme dan kesetaraan gender, serta re-interpretasi fiqh (syari’ah) dengan interpretasi yang liberal.

Dari empat agenda pokok tersebut di atas, kita bisa melihat beberapa program Islam Liberal dengan beberapa ciri lainnya, antara lain :

a. Menolak penerapan hukum syari’at dalam kehidupan, tetapi mendorong kehidupan sekular, yakni pemisahan agama dari kehidupan bernegara.

b. Memperjuangkan emansipasi wanita, sehingga wanita benar-benar setara dengan lelaki c. Menganggap semua agama adalah baik dan benar

d. Menolak hukum-hukum fiqh yang sudah mapan

e. Menganggap al-Qur’an sebagai produk budaya, bukan wahyu yang sacral.

B. Definisi liberal

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas.

Dua Masa Liberalisme

Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Ada dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern. Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari Liberalisme Klasik itu masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah hal-hal yang mendasar ; hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinya (core values) tidak berubah hanya ada tambahan-tanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir.

(6)

paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas-bebasnya.

C. Terjadinya islam dalam Liberal

(7)
(8)

pemikiran, lebih baik anda menghargainya dan mengedepankan diskusi untuk mengatasi perbedaan yang ditimbulkannya.

D. Terjadinya Liberal di Indonesia

Di Indonesia maupun di dunia, kita mengenal banyak ideologi atau paham. Sebelum lahirnya Ideologi pancasila, banyak paham yang bekembang di Indonesia. Salah satunya adalah paham liberalisme.

Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan individu, baik dalam usaha ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, beragama, maupun sebagai warga negara yang harus tetap dijamin hak-hak politiknya. Paham liberal muncul akibat kekuasaan raja pada saat itu sangat mutlak (absolut). Jadi bidang politik menghendaki adanya pembatasan kekuasaan raja. Negara harus didasarkan atas hukum yang dituangkan dalam undang-undang negara. Rakyat menghendaki untuk memiliki wakil-wakil di DPR/parlemen. Hal inilah yang menimbulkan paham demokrasi.

Pada masa itu kegiatan ekonomi berkembang adalah merkantilisme, yaitu segala kegiatan ekonomi dan perdagangan harus dapat memberi keuntungan yang besar kepada negara. Raja, bangsawan, dan gereja berperan besar dalam kegiatan perdagangan kaum borjuis yang tinggal di kota-kota memperoleh kedudukan ekonomi dan sosial yang tinggi. Mereka makin gencar menyebarluaskan paham liberal ke segala lapisan masyarakat agar mendapat dukungan yang besar dari rakyat untuk mengadakan perubahan besar. Gerakan liberalisme mula-mula muncul di kota-kota besar di Prancis. Gerakan itu sebagai reaksi terhadap merkantilisme dengan berbagai pembatasan yang dilakukan oleh para penguasa kerajaan serta banyaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.

Gerakan liberalisme di Prancis diprakarsai oleh golongan borjuis dengan mengajak kaum proletar untuk bersama-sama menentang kekuasaan raja dan gereja yang absolut. Dengan gerakan tersebut mereka berharap memperoleh kebebasan berusaha, beragama, dan berpolitik. Gerakan itu diilhami oleh buah karya ahli-ahli pikir, seperti Voltaire, Montesquieu, dan Rousseau. Gerakan

liberalisme itu akhirnya meningkat menjadi gerakan politik dan meletus dalam bentuk revolusi. Gerakan itu dikenal sebagai Revolusi Prancis (1789–1815). Melalui kekuasaan Napoleon, paham liberal itu menyebar ke negara-negara Eropa melalui semboyan liberte, egalite, dan fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Ketika kekuasaan Napoleon jatuh (1815), paham liberal sudah tersebar ke seluruh Eropa.

Paham liberal dalam kehidupan masyarakat dapat diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam bidang politik, pemerintahan liberal menghendaki pembatasan kekuasaan raja. Negara harus berdasarkan atas hukum yang dituangkan ke dalam undang-undang negara. Dengan demikian, raja tidak dapat berbuat sekehendak hati. Rakyat yang telah menganut paham liberal menghendaki punya wakil-wakil yang duduk dalam parlemen (DPR). Hal ini akan melahirkan negara demokrasi.

(9)

usahanya. Dengan semboyan ‘laisser faiere, laisser passer’ artinya produksi bebas, perdagangan bebas, pemerintah hanya bertugas mengawasi dan menjaga keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas perekonomian dalam masyarakat. Akibatnya, timbullah persaingan hebat antarindividu. Para pengusaha besar makin kuat dan kaya, sedangkan para pengusaha kecil makin lemah tanpa daya. Kesenjangan ekonomi pun makin dalam dan lebar. Dalam kondisi puncak akibat liberalisme melahirkan paham sosialis.

(10)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Munculnya paham liberal bukan hal baru dalam syariah islam, karena dengan sendirinya sebenarnya syari’ah islam telah mengandung nilai-nilai liberal ketika difahami secara multi interpretable bukan mono interpretable, kata liberal sendiri dimaknai dengan “kebebasan” yakni kebebasan dalam bidang politi, agama budaya dll. Akan tetapi kebebasan yang mereka anut bukanlah kebebasan yang tidak mengandung nilai-nilai yang normative melainkan kebebasan yang tetap berpijak pada norma-norma yang ada, yaitu mengambil atau

mengkolaborasikan antara teks dengan konteks karena melihat keadaan masa kini, menurut para tokoh liberal, problem masa kini akan lebih mudah dipahami dengan solusi

pengkolaborasian antara teks dan konteks.

Salah satu karakteristik atau ciri terpenting dari fundamentalisme Islam ialah pendekatannya yang literal terhadap sumber Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Literalisme kaum fundamentalis tampak pada ketidaksediaan mereka untuk melakukan penafsiran rasional dan intelektual, karena jika mereka membuat penafsiran, justru akan menjadi penafsir-penafsir yang sempit dan sangat ideologis.

Orang-orang fundamental mengacu pada teks alquran dan sunnah karena bagi mereka, adanya alquran dan sunnah adalah sebagai solusi cerdas atas masalah-masalah yang menimpa dalam berbagai bidang.

Istilah “moderat” (moderate) berasal dari bahasa Latin ‘moderare’ yang artinya “mengurangkan atau mengkontrol”.

B. Saran

Untuk partai politik Islam, hendaknya tetap menjalankan fungsinya sebagai partai politik dan memegang teguh akidah dan syariat Islam dengan mengedepankan pemahaman terhadap politik Islam secara mendalam

(11)

DAFTAR RUJUKAN

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_Islam_Liberal

http://liberalisme.blogsome.com/2005/12/04/islam-liberal-anjuran-barat-bhg-1/ http://almanhaj.or.id/content/3129/slash/0/islam-dan-liberalisme/

http://ibnuazmiasy-syafii.blogspot.com/2009/01/politik-menurut-islam.html#sthash.sr1HFa2M.dpuf http://ms.wikipedia.org/wiki/Politik_Islam#sthash.sr1HFa2M.dpuf

Referensi

Dokumen terkait

A fruit stiffness value ( E puff ) was calculated from the maximum deformation and compared with penetrometer firmness ( F pen ) on cool-stored kiwifruit and mixed maturity

KEDUA : Daftar penerima hibah dan peruntukannya atau rincian penggunaan ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD/Bagian sebagai lampiran dalam Keputusan ini.. KETIGA :

Begitu juga dalam memberikan informasi , semua anggota selalu di undang ke kelompok tapi ada kalanya 2 atau 4 orang tidak hadir karena urusan keluarga, dan peran

Kunci Keberhasilan program pemerintah Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) sangat ditentukan oleh dukungan dan peran aktif dari petani

Tingginya nilai spinnbarkeit pada T0 (kontrol) diakibatkan pakan yang di konsumsi sudah mengandung mineral Zinc (Zn), Selenium (Se) dan Magnesium (Mg) yang cukup

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut serta dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus sebagai solusi terhadap permasalahan proses pembelajaran

Manfaat yang bisa diberikan dengan pemakaian teknologi yang tepat dalam memonitor proses pengiriman :. Perusahaan pengiriman

(1) Untuk dapat menjadi Arbiter/ Mediator dalam Arbitrase/ Mediasi BANI, haruslah orang yang sudah diangkat oleh Dewan Pengawas menurut tata cara yang diatur dalam