• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. keragaman hayati yang sangat tinggi. Keunikannya adalah disamping memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. keragaman hayati yang sangat tinggi. Keunikannya adalah disamping memiliki"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal

Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara di dunia yang memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi. Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Indonesia juga diakui sebagai salah satu bagian dunia yang masih menyisakan kehidupan liar sebagai gudang keanekaragaman plasma nutfah untuk memenuhi kebutuhan manusia masa kini maupun masa yang akan datang (Zuhud,1994).

Dalam hal keanekaragaman di dalam jenis, Indonesia pun menjadi unggulan dunia dan dianggap sebagai salah satu pusat keanekaragaman tanaman ekonomi dunia. Jenis-jenis kayu perdagangan, buah-buahan tropis (durian, duku, salak, rambutan, pisang dan sebagainya), anggrek, bambu, rotan, kelapa dan lain-lain sebagian besar berasal dari Indonesia. Beberapa jenis tumbuhan, seperti pisang dan kelapa telah menyebar ke seluruh dunia. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekarangaman hayati terbesar di dunia (megadiversity) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia (Mac Kinnon, 1992). Indonesia merupakan salah satu dari delapan pusat keanekaragaman genetika tanaman di dunia khususnya untuk buah-buahan tropis seperti durian (Sastrapradja dan Rifai 1989). Pemerintah Daerah Provinsi Bali mengeluarkan peraturan Nomor 3 Tahun 2013 tentang perlindungan buah lokal dimana pengertian buah lokal meliputi semua jenis buah-buahan yang

(2)

dikembangkan dan dibudidayakan di Bali. Produk Buah Lokal adalah semua hasil dan turunan hasil yang berasal dari tanaman buah lokal yang masih segar atau yang telah diolah.

2.2 Keanekaragaman Hayati Buah-buahan Lokal

Nilai keanekaragaman hayati pada tingkat genetik akan menjadi penting di masa depan, terutama untuk menciptakan tanaman baru, mikroorganisme baru untuk proses industri maupun pengobatan hewan ternak dan manusia Kemajuan ilmu bioteknologi diharapkan dapat mendorong teknologi, guna meningkatkan nilai tambah keanekaragaman hayati yang berwawasan lingkungan sehingga dampak yang ditinggalkan tidak justru menimbulkan persoalan lingkungan yang baru. Secara garis besar keanekaragaman hayati dibedakan menjadi 3 antara lain : 1. Keanekaragaman Gen

Terjadi pada jenis atau spesies yang sama yang disebabkan oleh adanya variasi susunan gen sehingga menyebabkan variasi antar individu sejenis.

2. Keanekaragaman Spesies atau Jenis

Terjadi pada jenis atau spesies berbeda yang menempati suatu habitat tertentu dan masih dalam satu familia yang sama.

3. Keanekaragaman Ekosistem

Terjadi perbedaan kondisi antara lingkungan yang satu dengan yang lainnya. (Walujo,2011)

Kelompok jenis tumbuhan sebagai penghasil buah-buahan belum banyak dikenal. Hal ini disebabkan antara lain karena dari sudut pandang kehutanan, buah-buahan hutan masih dianggap sebagai hasil sampingan (minor product) yang secara ekonomis dianggap kurang penting. Kekayaan keanekaragaman jenis dan

(3)

plasma nutfah buah-buahan asli Indonesia yang cukup besar sangat penting terutama sebagai modal dasar untuk pemuliaan tanaman buah-buahan. Inventarisasi kekayaan jenis buah-buahan asli Indonesia perlu dilakukan agar dapat dimanfaatkan terutama dalam usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas buah-buahan asli Indonesia. Hal ini penting dilakukan untuk menambah dan meningkatkan usaha kaenganekaragaman jenis buah-buahan yang dapat dikonsumsi di Indonesia.

2.3. Jenis-jenis Buah-buahan di Indonesia

Banyak jenis buah-buahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia. Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar lokal hanya pada saat panen raya, dan baru sedikit sekali jenis buah yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia (internasional). Jenis buah-buahan tropis yang dipasarkan di pasaran internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga, alpukat, rambutan, markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, dan manggis (Sunarjono, 2000).

Menurut Zulkarnain (2009), secara botani, buah dapat didefinisikan sebagai ovari matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian-bagian yang terkait erat dari bunga tersebut. Oleh karena itu, buah terdiri atas bagian-bagian seperti dinding ovari atau pericarp (yang berdiferensiasi mejadi eksocarp, endocarp, dan mesocarp), biji, jaringan plasenta, partisi, reseptakel, dan sumbu tangkai bunga. Berdasarkan jumlah penyusunnya, buah dapat di klasifikasikan atas beberapa kelompok, yaitu:

a) Buah sederhana, yaitu buah yang berkembang dari satu ovari. Buah sederhana dikelompokkan lagi menjadi :

(4)

1. Buah sederhana berdaging (pericarpnya berdaging). Tipe buah demikian dapat dikelompokkan lagi menjadi :

a. Tipe berry, misalnya buah tomat dan anggur (Vitis vinifera)

b. Tipe drupe, misalnya buah zaitun, peach, cherry (Prunus, sp.), dan plum.

c. Tipe pome, misalnya buah apel (Malus domestica) d. Tipe hesperidium, misalnya buah jeruk (Citrus sp.)

e. Tipe pepo, misalnya buah tanaman yang tergolong ke dalam famili Cucurbitaceae

2. Buah sederhana tidak berdaging (pericarpnya kering), yang dapat digolongkan menjadi :

a. Golongan dehiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi :

1. Tipe legume (polong), misalnya buah kacang-kacangan. 2. Tipe follicle, misalnya buah peony dan Hekea

3. Tipe capsule, misalnya buah Eucalyptus sp

4. Tipe silique, misalnya buah mustard (Brassica nigra). b. Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan biji

pada saat matang), yang dapat dikelompokkan lagi menjadi : 1. Tipe achene, misalnya buah bunga matahari (Helianthus

annuus)

2. Tipe caryopsis (biji-bijian), misalnya buah jagung 3. Tipe nut, misalnya buah hazel nut

(5)

b) Buah agregat, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari pada bunga yang sama, baik ovari tersebut bergerombol maupun menyebar pada satu eseptakel, yang kemudian menyatu menjadi satu buah. Contoh buah tipe ini misalya pada tanaman stroberi (Fragaria vesca)

c) Buah majemuk, yaitu buah yang berasal dari beberapa ovari dari beberapa bunga, lalu menyatu menjadi satu massa. Contoh buah tipe ini misalnya pada tanaman nanas (Ananas comosus). Berdasarkan asal tanaman buah-buahan, maka tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu :

a. Tanaman buah sub-tropik. Tanaman buah sub-tropik umumnya berasal dari daerah antara 230-400 Lintang, contoh : kasemak, pear.

b. Tanaman buah tropik. Tanaman buah tropik berasal dari daerah khatulistiwa sampai 230 Lintang. Contoh: rambutan, durian manggis, duku, dan sebagainya.

Tanaman buah sub-tropik umumnya masih dapat dikembangkan di daerah tropik seperti: daerah pegunungan (≥1000 meter di atas permukaan laut), sedangkan tanaman buah tropik lebih sulit dikembangkan di daerah sub-tropik (Barus, 2008).

2.4. Kendala dan Potensi Pengembangan Tanaman Buah-buahan di Bali Bali termasuk salah satu provinsi penyumbang devisa Negara dalam bidang pariwisata. Bali tidak hanya memiliki potensi wilayah sebagai destinasi pariwisata, sebagian besar wilayahnya masih berupa lahan pertanian yang belum dimanfaatkan dan digarap secara maksimal sehingga perlu dilakukan eksplorasi

(6)

demi pertanian berkelanjutan dan menghindari alih fungsi lahan untuk pariwisata serta dapat meningkatkan tarap hidup petani. Upaya pengembangan tanaman hortikultura khususnya buah-buahan di Bali banyak mengalami kendala, tidak hanya dalam lingkungan tumbuh namun juga belum teridentifikasi dan terinventarisasi buah-buahan lokal untuk dapat dikembangkan. Secara umum kendala pengembangan buah lokal di Bali yaitu:

a. Investor enggan menanam modal dalam bidang agribisnis dan agrowisata dikarenakan minimnya hasil yang diperoleh dibandingkan dengan jumlah modal yang akan dikeluarkan, selain itu juga kemungkinan mengalami kerugian sangat tinggi disebabkan oleh berbagai faktor yang tak terduga seperti faktor internal dan eksternal.

b. Lahan yang mempunyai tingkat kesesuaian yang tinggi untuk budidaya daya buah–buahan sulit di temukan. Keadaan geografis wilayah Bali yang tidak spesifik sehingga sangat sulit untuk mendapatkan tingkat kesesuaian yang tinggi untuk budidaya secara luas.

c. Keterbatasan paket teknologi produksi buah-buahan, tanaman buah-buahan lokal tahunan yang memiliki kanopi besar sehingga sulit melakukan pemanenan untuk itu diperlukan alat berupa teknologi medern, selain itu teknologi produksi diluar musim belum banyak diperkenalkan oleh pemerintah serta diterapkan oleh petani.

d. Panen buah bersifat musiman sehingga ketersediaan melimpah dan harga turun pada saat panen raya. Maka dari itu perlu dibenahi dengan diterapkan sistem budidaya secara berkelanjutan, selain itu pentingnya memperkenalkan teknologi budidaya tanaman diluar musim kepada petani.

(7)

Mutu buah yang dihasilkan tergantung dari kemampuan tanaman beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya oleh karena itu penanaman harus mengacu pada habitat tumbuh yang sesuai. Meskipun Indonesia luas tetapi cukup sulit untuk mendapatkan lahan yang mempunyai tingkat keksesuaian yang tinggi untuk pengembangan tanaman buah karena sudah dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas lain, oleh karena itu sangat diperlukan tersedianya peta perwilayahan komoditas yang dibuat berdasarkan ketersediaan lahan, kesesuaian lahan dan agroklimat, nilai ekonomi buah yang dikembangkan, peluang pasar dan harga, ketersediaan dan penguasaan teknologi dan dukungan pemerintah setempat. dengan cara demikian pengembangan konsep one village one variety dapat diterapkan sehingga dapat meningkatkan potensi daerah. Bali memiliki banyak sumber daya genetik, namun buah impor masih banyak masuk ke Bali dan mengisi kebutuhan pariwisata seperti hotel, restorant, SPA (massage) dll. Buah lokal belum banyak masuk pasar pariwisata ini disebabkan karena buah lokal belum dikenal luas dan dibudidayakan secara maksimal.

Selain itu, agribisnis hortikultura di Indonesia saat ini terutama komoditas buah-buahan didominasi oleh buah-buahan yang berasal dari usaha tani kecil dan pekarangan, sehingga keseragaman dan mutu hortikultura Indonesia masih rendah. Demikian juga suplai tidak terjamin, sehingga jarang pelaku pariwisata dan eksportir jarang memakai buah lokal untuk pemenuhan pasar pariwisata. 2.5. Perlindungan Buah-buahan Lokal

Peraturan daerah Provinsi Bali nomor 3 tahun 2013 tentang perlindungan buah lokal Pasal 1 ayat 8 yang berbunyi Perlindungan buah lokal adalah keseluruhan kegiatan perencanaan, arahan kawasan, usaha dan produk, Informasi,

(8)

penelitian dan pengembangan, pemberdayaan, pembiayaan, pengawasan dan peran serta masyarakat.

2.6. Identifikasi, Karakter Morfologi dan Agronomi Sumber Daya Genetik Buah-Buahan.

Menurut Tjitrosoepomo (1993), identifikasi berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas atau jati diri suatu tumbuhan dengan tujuan menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Identifikasi atau determinasi tumbuhan adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah atau takson terhadap spesimen tumbuhan yang belum diketahui nama ilmiah atau taksonnya.

Identifikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Menyamakan dengan gambar-gambar pada buku atau majalah

2. Menggunakan kunci determinasi yang terdapat pada buku-buku misalnya Flora untuk sekolah di Indonesia (Van Steenis, 2003)

3. Menyamakan dengan tumbuhan hidup yang telah diketahui namanya di Kebun Raya atau Kebun Botani

Kunci identifikasi adalah suatu cara atau alat bantuan secara analitik atau susunan kalimat dimana pilihan dapat dilakukan antara dua keadaan yang berlawanan yang nantinya menghasilkan penerimaan salah satu pilihan dan penolakan lainnya.

Identifikasi karakter morfologi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap karakter pohon (bentuk tanaman, percabangan, lebar kanopi, tinggi tanaman, tinggi batang), karakter daun (tipe daun, bentuk daun, panjang tangkai daun, panjang dan lebar helaian daun, warna daun), karakter bunga (tempat

(9)

tumbuh bunga, tipe bunga, susunan bunga, warna bunga, warna bagian-bagian bunga, panjang tangkai bunga), karakter buah (kedudukan buah, bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, musim berbuah, umur buah panen/waktu dari sejak bunga mekar sampai buah masak), dan karakter biji (ada tidaknya biji, berat biji, warna biji, panjang dan lebar biji). Identifikasi karakter agronomi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap, umur berbunga, dan berat per buah, waktu panen.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian produk game dakon dilakukan oleh tim pengembang sendiri. Pengujian dilakukan agar perangkat lunak benar-benar berjalan dengan baik.Dari berbagai

Belum ada informasi mengenai kajian etnobotani tanaman obat tentang jenis- jenis tanaman obat, cara pemanfaatan tanaman obat, cara memperoleh tanaman obat, bagian tanaman

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS 2015 834 Sentiment analysis atau yang disebut juga dengan opini mining merupakan analisis yang bertujuan untuk

dilakukan oleh segenap pengurus dan ustadh di Lembaga Kursus Al- Qur’an Al-Falah, maka pada tahun 1992 – 1996 M, terdapat penambahan.. program baru yakni bahasa Arab dan

Setelah mengamati gambar, siswa dapat mengurutkan bilangan dari kelompok benda yang banyaknya 41 sampai dengan 99 dari terkecil atau terbesar, angka dari bilangan terkecil

(Multi Steps Advance) Aplikasi : Tune Up/Racing/Kompetisi F E1 KURVA PENGAPIAN BTDC RPM E2 F E1 KURVA PENGAPIAN BTDC RPM E2 F E1 KURVA PENGAPIAN BTDC RPM E2 F E1 KURVA PENGAPIAN

Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan dalam pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam