• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanitasi kesling Dlm Situasi Kedaruratan & Matra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sanitasi kesling Dlm Situasi Kedaruratan & Matra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Mata Kuliah Sanitasi Darurat & Matra

Mata Kuliah Sanitasi Darurat & Matra

KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM SITUASI

KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM SITUASI

KEDARURATAN & MATRA

KEDARURATAN & MATRA

Disusun Oleh : Disusun Oleh :

KELOMPOK 5 KELOMPOK 5

Alya

Alya Tri Tri Cahya Cahya (P2.31.33.1.15.(P2.31.33.1.15.001)001) Desya

Desya Maya Maya Soraya Soraya (P2.31.33.1.15.009)(P2.31.33.1.15.009) Dwiki

Dwiki Hendra Hendra P P (P2.31.33.1.14.(P2.31.33.1.14.016)016) Raissa

Raissa Nabila Nabila P P (P2.31.33.1.15.(P2.31.33.1.15.034)034) Syarah

Syarah Puspita Puspita S S (P2.31.33.1.15.(P2.31.33.1.15.041)041) Tika

Tika Dwi Dwi Astuti Astuti (P2.31.33.1.15.(P2.31.33.1.15.042)042)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI D-IV

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI D-IV TINGKAT IIITINGKAT III Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Sela

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Sela tan 12120tan 12120 Telp.(021)739764

Telp.(021)7397641, 7397643.Fax 1, 7397643.Fax (021) 7397769(021) 7397769 2018

(2)

A. Situasi Kedaruratan

Disebabkan oleh berbagai kejadian atau peristiwa yang mennimbulkan korban jiwa, kerusakan harta benda, sarana dan prasarana lingkungan serta  pengungsian bagi masyarakat yang terdampak. Penyebab situasi kedaruratan

antara lain :

a. Kejadian bencana baik bencana alam, bencana non alam dan bencana social.

 b. Kegiatan atau peristiwa lain yang berpotensi menimbulkan resiko kesehatan, kerusakan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman seperti rusaknya sistem penyediaan air bersih, pembuangan kotoran dan limbah, pembuangan sampah serta kekurangan pangan menyebabkan meningkatnya faktor

 – 

  faktor resiko atau ancaman terhadap timbulnya  beberapa penyakit menular tertentu.

B. Siklus Kedaruratan

Prinsip dasar upaya penanggulangan pada situasi kedaruratan dititik  beratkan pada tahap kesiap siagaan sebelum bencana terjadi. Bencana alam

tersebut tidak dapat dicegah, namun faktor resiko dampak buruk akibat  bencana dapat ditanggulangi semaksimal mungkin dengan kesiapsiagaan

sebelum bencana terjadi. 1. Pra kedaruratan

Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerugian harta dan korban jiwa yang diebabkan oleh bahaya dan memastikan bahwa kerugian yang dapat diminimalisasi pada saat terjadi bencana. Hal hal yang perlu diperhatikan adalah :

1) Menyiapkan fasilitator penanggulangan bencana di bidang kesehatan lingkungan di berbagai tingkatan

2) Adanya simulasi penanggulangsn bencana dibidang kesehatan lingkungan.

3) Menyiapkan buku petunjuk teknis/pelaksanaan/pedoman tentang  penanggulangan bencana di bidang kesehatan lingkungan.

(3)

4) Menyiapkan stok logistik kesehatan lingkungan di berbagai tingkatan 5) Menyiapkan banggaran penanggulangan bencana dibidang kesehatan. 6) Advokasi kepada pemangku penentu kebijakan.

7) Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan bencana dibidang kesehatan lignkungan

8) Memfasilitasi alat komunikasi cepat. 2. Saat kedaruratan

Pada saat bencana terjadi petugas kesehatan lingkungan segera  bergabung dengan tim penilaian cepat kesehatan yang dibentuk Dinas kesehatan untuk melakukan analisis situasi bidang kesehatan lingkungan  padaa wilayah yang terkena situasi kedaruratan serta wilayah sekitarnya.

Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana dibidang kesehatan lingkungan meliputi :

1) Pengawasan dan perbaikan kualitas, kuantitas air bersih / ai r minum. 2) Kualitas sarana sanitasi jamban

3) Pengelolaan sampah domestik. 4) Pengendalian vektor.

5) Kualitas udara

6) Penanganan/pengolahan limbah cair 7) Pengelolaan limbah medis

8) Higiene dan sanitasi pangan.

3. Pasca kedaruratan

Kegiatan utama kesehatan lingkungan pada tahap pasca kedaruratan adalah surveilans faktor risiko dan pengawasan serta  perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk mencegah munculnya KLB  penyakit yang diakibatkan oleh kondisi kesehatan lingkungan.

(4)

C. Resiko Kesehatan Akibat Situasi Kedaruratan No. Jenis Kedaruratan Risiko yang Terjadi Risiko Kesehatan

Lingkungan Risiko Penyakit 1 Banjir / Banjir

Bandang a. Kerusakan rumah dan lingkungan

a. Pencemaran sumber air  bersih atau air minum

Diare, demam  berdarah dengue, ISPA, campak,  penyakit kulit, Leptospirosis, dll  b. Pencemaran lingkungan c. Sampah berserakan  b. Pengungsian a. Kepadatan hunian

 b. Keterbatasan air bersih / minum

c. Keterbatasan jamban d. Sampah berserakan e. Peningkatan kepadatan lalat

f. Peningkatan limbah cair g. Sanitasi makanan

2 Tanah Longsor Kerusakan  bangunan /

rumah dan lingkungan

a. Pencemaran sumber air Diare, penyakit kulit, dll  b. Pencemaran lingkungan c. Sampah berserakan 3 Kebakaran Hutan Pencemaran udara

a. Udara tercemar ISPA, diare, dll  b. Pencemaran sumber air

 bersih / minum 4 Letusan

Gunung Berapi a. Kerusakan rumah /

 bangunan dan lingkungan

a. Pencemaran sumber air  bersih atau air minum

Diare, demam  berdarah dengue,

ISPA, campak,  penyakit kulit,

Leptospirosis, dll  b. Keterbatasan air bersih /

minum

c. Sampah berserakan  b. Kerusakan a. Air tercemar

(5)

sumber -sumber air  bersih / minum

 b. Keterbatasan air bersih / minum

c. Pengungsian

a. Kepadatan hunian

 b. Keterbatasan air bersih / minum

c. Keterbatasan jamban d. Peningkatan kepadatan sampah & lalat

e. Peningkatan limbah cair f. Sanitasi makanan 5 Gempa Bumi a. Kerusakan rumah /  bangunan dan lingkungan

a. Pencemaran sumber air minum Diare, demam  berdarah dengue, ISPA, campak,  penyakit kulit, Leptospirosis, dll  b. Keterbatasan air bersih /

minum c. Sampah berserakan  b. Kerusakan sumber -sumber air  bersih / minum a. Air tercemar

 b. Keterbatasan air bersih / minum

c. Pengungsian a. Kepadatan hunian

 b. Keterbatasan air bersih / minum

c. Keterbatasan jamban d. Peningkatan kepadatan sampah & lalat

e. Peningkatan limbah cair f. Sanitasi makanan

6 Tsunami a. Kerusakan rumah /

a. Pencemaran sumber air  bersih atau air minum

Diare, demam  berdarah dengue,

(6)

 bangunan dan lingkungan

 b. Pencemaran lingkungan ISPA, campak,  penyakit kulit,

Leptospirosis, dll c. Sampah berserakan

 b. Pengungsian

a. Kepadatan hunian

 b. Keterbatasan air bersih / minum

c. Keterbatasan jamban d. Sampah berserakan e. Peningkatan kepadatan lalat

f. Peningkatan limbah cair g. Sanitasi makanan 7 Kerusuhan Sosial a. Kerusakan  bangunan / rumah dan lingkungan

a. Pencemaran sumber air Diare, demam  berdarah dengue, ISPA, campak,  penyakit kulit, Leptospirosis, dll  b. Pencemaran lingkungan c. Sampah berserakan  b. Pengungsian a. Kepadatan hunian

 b. Keterbatasan air bersih / minum

c. Keterbatasan jamban d. Sampah berserakan e. Peningkatan kepadatan lalat

f. Peningkatan limbah cair g. Sanitasi makanan 8 Angin Puting Beliung Kerusakan  bangunan / rumah dan lingkungan

a. Pencemaran sumber air Diare, malaria  b. Pencemaran lingkungan

(7)

D. Upaya Kesehatan Lingkungan

Kesiapsiagaan dalam mencegah dan menanggulangi timbulnya penyakit menular dengan mengendalikan kondisi kesehatan lingkungan sebagai faktor risiko terutama pada saat sebelum maupun sesudah terjadinya kedaruratan  perlu dilakukan secara terpadu dan terencana dengan baik yang melibatkan  pemerintah, pihak donatur, maupun masyarakat sendiri. Peran masyarakat

dalam upaya penyehatan lingkungan, antara lain adalah : 1. Perilaku hidup bersih dan sehat

Perilaku hidup berih dan sehat merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan yang lebih murah dan mudah dibandingkan dengan upaya pengobatan. Dalam bidang kesehatan lingkungan, PHBS meliputi minum air yang telah dimasak, buang kotoran di jamban, membuang sampah pada tempat sampah dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar. PHBS ini sangat perlu dipraktekan, baik pada kehidupan sehari

 – 

  hari maupun situasi kedaruratan. Perilaku hidup bersih dan sehat masih merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyakit.

2. Penyediaan dan perbaikan kualitas air bersih

Tahap awal setelah kejadian kedaruratan yang mengakibatkan adanya pengungsian, yang sangat perlu mendapat perhatian adalah ketersediaan air bersih, karena tanpa adanya air bersih sangat berpengaruh terhadap kebersihan dan akan dapat meningkatkan risiko terjadinya  penyakit menular.

3. Pengelolaan pembuangan kotoran

Jika terjadi situasi kedaruratan, ketersediaan sarana pembuangan kotoran menjadi sangat penting yang dapat digunakan oleh pengungsi untuk membuang kotoran. Sarana pembuangan kotoran, yang bisa disebut  jamban dapat dibangun yang sederhana dan dapat cepat dimanfaatkan,

yang bertujuan untuk mengamankan kotoran manusia agar tidak mencemari sumber air bersih dan makanan atau minuman.

(8)

4. Pengelolaan sampah dan limbah

Pengelolaan sampah di tempat penampungan pengungsi harus mendapat perhatian semua pihak, mengingat risiko yang dapat diitimbulkan apabila tidak dikelola dengan baik, seperti munculnya lalat, tikus, bau, serta dapat mencemari penyediaan air bersih yang ada, sedangkan masalah limbah biasanya terdiri atas limpahan air hujan dan air dari bekas kegiatan pengungsian sehari

 – 

  hari, seperti kegiatan di dapur dan kegiatan rumah tangga. Tujuan pengamanan terhadap air limbah adalah untuk menghindarkan menjadi tempat perindukan atau perbiakkan nyamuk.

5. Pengawasan dan pengamanan pengelolaan makanan dan dapur umum Pengawasan dan pengamanan penyediaan makanan dan minuman di pengungsian dilakukan termasuk pengolahannya yang disediakan bagi  pengungsi bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit

melalui makanan atau minuman dengan menjaga kebersihan pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan dan dengan cara

 – 

  cara  penanganan yang benar.

6. Pemberantasan serangga dan binatang penular penyakit

Keberadaan vektor seperti nyamuk, lalat, tikus berhubungan dengan kondisi lingkungan fisik dan kebersihan lingkungan. Mengurangi kepadatan vektor pada situasi  emergency  dan pengungsi tidaklah mudah. Dan semuanya harus didasarkan pada kebiasaan hidup masing

 – 

  masing vektor yang merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan  pemberantasan.

7. Penyusunan rencana kesiapsiagaan penanggulangan kesehatan lingkungan Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan rencana kesiapsiagaan merupakan hal yang sangat penting dan dengan keterlibatannya ini akan menumbuhkan sikap ikut memiliki dan ikut melaksanakannya.

(9)

Ketersediaannya alat pelindung diri (contoh : masker, pakaian khusus kerja, topi, helm, dll) merupakan sarana yang perlu disediakan dan  penyediaannya dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat.

9. Penyediaan tempat pengungsian

Tempat untuk mengungsi dapat berupa bangunan tenda, bangunan  permanen yang cukup luas. Bagi masyarakat yang memiliki bangunan tempat tinggal yang cukup luas, bila terjadi pengungsian diharapkan dapat membantu masyarakat pengungsi yang memerlukan untuk ditampung.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2015.  Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan

 – 

 Kedaruratan Berbasis Masyarakat Bidang  Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehata n Lingkungan. 2015.  Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan pada Situasi Kedaruratan. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Dan itu udah efektif di dulu waktu saya berhenti merokok, karena saya ngerasa pasti kalo kita masih tau ada rasa enaknya kemaren, masih tau enaknya kemaren, kemaren, kemaren,

Sementara itu, kombinasi perlakuan umur simpan budchip dengan takaran kompos blotong menunjukkan interaksi yang negatif pada parameter tinggi tanaman, jumlah

303 8.1.7 Jumlah Tenaga Kerja Hotel Bintang Menurut Pendidikan dan Kecamatan di Kota Mataram, 2016/ Number of Labour Star Hotel by Education and Subdistrict in Mataram City, 2018

Hal ini berarti bahwa variabel profesionalisme, independensi, etika profesi, dan pengalaman mampu menjelaskan variabel kualitas audit sebesar 83,6%, sedangkan

Tuhan pengen pake kita untuk memainkan lagu-lagu yang indah kepada dunia ini, tapi gimana Tuhan bisa pakai kalau kita ngga pernah mau menyesuaikan nada kita

Dari teori cara untuk memuaskan pelanggan atau muzakki yang di jelaskan di atas terlihat bahwa produk yang di tawarkan oleh BAZ Kabupaten Wonosobo adalah

Karena itu pemilihan makanan selingan yang sehat dan bernutrisi dalam porsi seimbang sangat menunjang dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi harian anak secara optimal..

Urban farming pada daerah perkotaan ini menerapkan tiga gagasan pokok utama yakni yang pertama adalah dengan menerapkan nilai ekologi dengan harapan masyarakat