• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mobilitas dan Prodi, Dua Aspek Program Pendidikan Internasional di UNAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mobilitas dan Prodi, Dua Aspek Program Pendidikan Internasional di UNAIR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Mobilitas dan Prodi, Dua

Aspek Program Pendidikan

Internasional di UNAIR

UNAIR NEWS – Internasionalisasi perguruan tinggi perlu didukung pengembangan kurikulum pendidikan. Dalam acara lokakarya ‘Pengaktifan dan Penguatan kerjasama di Lingkungan Universitas Airlangga’ yang diadakan pada Rabu (27/4), Direktur Pendidikan Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Dra., M.Si, mengatakan bahwa program pendidikan internasional di UNAIR dibagi menjadi dua aspek yaitu mobilitas dan program studi.

Untuk mempercepat gerakan menuju peringkat 500 besar perguruan tinggi kelas dunia, Prof. Nyoman menegaskan pentingnya pengembangan prodi. Dua hal yang perlu dikembangkan oleh prodi adalah akreditasi prodi dari lembaga internasional, dan penerapan sistem gelar ganda seperti prodi S-1 Psikologi dengan Universitas Teknologi Queensland, Australia.

Dua pembicara asal Universitas Gadjah Mada Wakil Dekan Fakultas Geografi Prof. Dr. M. Aries Marfai, S.Si, dan Wakil Direktur Kerjasama, Alumni, dan Inisiasi Global Dr. Danang Hadmoko juga turut hadir untuk menerangkan internasionalisasi perguruan tinggi yang dilakukan oleh UGM.

Dalam kesempatan ini, Prof. Aris memaparkan pengembangan kerjasama internasional dalam bidang kolaborasi penelitian, gelar ganda, dan kegiatan akademik. “Untuk mendapatkan kerjasama luar negeri, poin utamanya adalah jejaring,” tutur Prof. Aries.

Prof. Aries juga menuturkan tiga aspek penting dalam mendapatkan mitra kolaborasi penelitian, diantaranya adalah asal sekolah staf pendidik. Dari situ, kemudian sivitas kampus bisa mengembangkan kerjasama yang sudah pernah dilakukan

(2)

sebelumnya. Terakhir, sivitas menjalin kerjasama baru yang bisa didapat melalui publikasi atau bertemu dalam forum-forum internasional.

Dalam sesi terakhir, Danang juga menambahkan mengenai kuliah kerja nyata tingkat internasional, hal-hal yang perlu dipersiapkan, dan manfaat yang didapat dalam implementasi program. (*)

Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S.

Perkembangan Teknologi Ubah

Sejarah Kehidupan

UNAIR NEWS – Teknologi berhasil mengubah sejarah kehidupan manusia. Pernyataan itu disampaikan oleh Prof. Dr. Henri Subiakto, Drs., S.H., M.Si, ketika memberikan keterangan pers kepada wartawan, Kamis (28/4). Ia pun menjelaskan bagaimana perkembangan teknologi oleh mesin cetak dapat mengubah tatanan agama pada masa abad 15. Sampai sekarang, teknologi masih berkembang menuju ke arah teknologi komunikasi digital.

Perubahan itu banyak terjadi di lini kehidupan manusia baik digital maupun riil. Teknologi memunculkan kolektivitas sosial hingga ekonomi. Tak sedikit warga dunia maya –atau yang kerap disebut dengan netizen– menunjukkan kepedulian baik di dunia niskala (virtual) maupun nyata, tentang peristiwa kemanusiaan yang berada di belahan bumi lain.

(3)

generasi yang lahir pada dekade 90-an yang dekat dan melek dengan konektivitas internet dan teknologi. Para generasi

digital native sudah biasa terpapar dengan perkembangan

berbagai hal di bidang teknologi. Sedangkan, generasi sebelumnya yang tak begitu melek disebut sebagai digital

immigrant.

Pada akhirnya, menurut Prof. Henri, keberadaan teknologi telah mengubah arah kapital. Saat ini, yang terjadi dalam dunia komunikasi digital adalah pelayanan Over the Top (OTT). L a y a n a n O T T a d a l a h t i t i k p e r t e m u a n a n t a r a s e k t o r telekomunikasi dengan sektor penyiaran dan sektor internet. Layanan OTT ini memungkinkan pengguna untuk memperoleh manfaat internet yang tidak disediakan oleh operator komunikasi maupun operator internet.

Dengan berbagai kreativitas dan inovasi, dari generasi inilah lahir berbagai macam teknologi pintar. Berdasarkan kegunaannya, jenis OTT dibagi menjadi lima. Pertama, OTT Komunikasi yang memungkinkan pengguna berkomunikasi secara daring (dalam jaringan) berbasis internet dan tepat waktu melalui aplikasi seperti WhatsApp, LINE, Messengers, dan sejenisnya. Kedua, OTT media konten yang memungkinkan pengguna untuk mengakses tayangan konten seperti video dan musik, seperti YouTube, Netflix, Soundcloud, dan sejenisnya.

Ketiga, OTT Dagang yang memungkinkan pengguna dan pengusaha melakukan transaksi perdagangan melalui PayPal, OLX, Grab, Uber, Go-Jek, dan Bukalapak. Keempat, OTT Media Sosial yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi lewat dunia maya seperti Facebook, Twitter, Path, LinkedIn, Tumblr, dan sejenisnya. Kelima, OTT Pengumpul Informasi yang memungkinkan pengguna mengakses layanan informasi dan bank data seperti Google Search, Google Maps, Google Earth, Mozilla Firefox, Yahoo! Search, dan sejenisnya.

“Ada perubahan konseptual seiring dengan perkembangan komunikasi digital. Kalau dulu para intelektual mengabdi pada

(4)

kapital. Segalanya bisa dibeli dengan uang, tetapi sekarang tidak. Sekarang justru kapital yang mengabdi pada teknologi. Pada tahun 2014, WhatsApp dibeli dengan harga senilai $19 miliar Dolar Amerika Serikat. Itu ada hampir seperlima APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) Indonesia,” tutur Prof. Henri.

Menurut pandangan Guru Besar UNAIR di bidang Ilmu Komunikasi tersebut, bisnis yang menguntungkan di masa depan adalah bisnis di bidang OTT. Layanan OTT berhasil menghubungkan antara pihak yang membutuhkan dengan pihak yang memiliki sumber daya. Misalnya, layanan Go-Jek yang berhasil menghubungkan antara pengguna yang butuh kendaraan dengan pengemudi sepeda motor yang butuh tambahan penghasilan. Hal tersebut serupa dengan layanan yang ditawarkan oleh Uber dan Grab.

“OTT menghubungkan orang yang butuh dengan orang yang punya.

E-commerce (e-dagang), Go-Jek, Nebengers, dan Uber adalah

bentuk economy sharing. Ini mengubah model bisnis secara luar biasa,” tutur Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR.

Keberadaan OTT media sosial dan mesin pencarian juga bisa mengancam keberadaan media konvensional seperti televisi, radio, dan koran. Prof. Henri mengatakan bahwa kelemahan media konvensional adalah micro-targeting perilaku konsumen. Di sisi lain, keberadaan OTT media sosial dan mesin pencarian berhasil meraup keuntungan yang tak sedikit. Sehingga, model bisnis digital seperti ini cukup menjanjikan di masa depan.

Oleh karena itu, para pembuat keputusan –yang sebagian masih tergolong digital immigrant– harus bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi yang masif. “Anak cucu kita nantinya hidup di dunia internet, tidak hanya fisik. Kehidupan kita bermigrasi. Ini yang tidak dipahami oleh digital immigrant. Ini menyentuh seluruh aspek kehidupan. Siapkah kita?,” tegas Prof. Henri. (*)

(5)

Penulis: Defrina Sukma S Editor : Dilan Salsabila

Guru Besar ini Capai Gelar

Profesor Dalam Waktu Satu

Minggu

UNAIR NEWS – Di bidang endokrinologi, penyakit diabetes mellitus masih menjadi perhatian utama dalam hal pencegahan dan penanganan. Walaupun diabetes mellitus merupakan kasus terbanyak di bidang endokrinologi, namun kasus nodul tiroid –yang lebih dikenal sebagai benjolan di kelenjar gondok– belum mendapatkan perhatian khusus layaknya diabetes mellitus, walaupun jumlah kasusnya tidak dapat dikatakan sedikit.

Nodul tiroid merupakan suatu kondisi di mana secara klinis dikenal sebagai pembesaran kelenjar tiroid. Apabila seseorang mengidap penderita nodul tiroid, kelenjar tiroid akan mengalami perubahan secara struktural dan atau fungsional. Pernyataan itu disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Ari Sutjahjo, Sp.PD., K-EMD., FINASIM dalam orasi ilmiahnya berjudul ‘Pengelolaan Nodul Tiroid yang dapat Diterapkan pada Keterbatasan Sarana’. Orasi tersebut ia sampaikan pada prosesi pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, Sabtu (30/4).

“Oleh karena secara anatomi letak kelenjar tiroid berada di permukaan, maka nodul tiroid dengan mudah dapat terdeteksi dengan pemeriksaan fisik maupun dengan menggunakan saran diagnostik seperti ultrasonografi, scintigraphy, dan CT-Scan,” tutur Prof. Ari dalam orasi ilmiahnya.

(6)

Dalam hal menangani nodul tiroid, masyarakat perlu memahami gejala-gejala dan pengetahuan umum tentang penyakit yang menyerang kelenjar gondok itu. “Penyuluhan serta edukasi yang lebih banyak dan merata terhadap masyarakat terkait arti dari nodul tiroid, keluhan-keluhan yang dapat timbul akibat adanya nodul tiroid. Serta komplikasi yang dapat terjadi serta langkah apa yang perlu dilakukan akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuh Prof. Ari.

Terkait dengan pendidikan medis, Prof. Ari menuturkan bahwa mahasiswa jenjang S-1 Pendidikan Dokter selayaknya diberi kesempatan lebih banyak untuk melakukan praktik di poli endokrinologi agar mendampingi para dokter. Sedangkan untuk pendidikan spesialis dua, ia mengatakan bahwa Indonesia masih kekurangan jumlah ahli di bidang endokrinologi, maka dari itu jumlah ahli endokrin perlu diperbanyak.

Proses Cepat

Prof. Ari bisa dikatakan sebagai pengajar yang berhasil mengurus persyaratan sebagai profesor hanya dalam kurun waktu satu pekan. Surat keputusannya sebagai guru besar berhasil ia sandang ketika ia berhasil mencapai kredit poin sebesar 1.050 dari 850 poin sebagaimana syarat pengangkatan guru besar.

Awalnya, ia tak bermaksud mengajukan berkas-berkas menjadi guru besar. Prof. Ari hanya ingin mengajukan surat pensiun mengingat ia sudah berusia ke-65 tahun pada tahun 2016. Namun, takdir berkata lain. Pihak FK UNAIR menganggap bahwa kredit poin yang ia miliki bisa mengantarkan dirinya menjadi guru besar baru di bidang ilmu penyakit dalam.

“Pihak fakultas melihat nilai saya mencukupi untuk proses guru besar, maka saya disarankan melengkapi berkas pengurusan itu. Saya pun mengajukan berkas ke kementerian pada awal Januari 2016,” ujar guru besar kelahiran 10 Februari 1951 itu.

Ia pun berhasil menyandang status guru besar hanya dalam total waktu satu bulan. Dirjen Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti

(7)

Prof. Ali Ghufron menyetujui suratnya dalam waktu satu minggu, dan menunggu tanda tangan Menristekdikti sekitar tiga minggu. “Akhirnya, surat keputusan diterbitkan per tanggal 1 Februari 2016,” tutur guru besar kelahiran Kediri itu.

Pada 30 April, Prof. Ari resmi dikukuhkan oleh Rektor UNAIR sebagai Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNAIR. Sejak UNAIR diresmikan pada tahun 1954, Prof. Ari merupakan Guru Besar UNAIR ke-447. Sedangkan, sejak UNAIR berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), Prof. Ari merupakan guru besar ke-155. Prof. Ari juga menjadi Guru Besar FK UNAIR yang ke-106. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor : Dilan Salsabila

Pentingnya

Pendekatan

Interdepedensi

dalam

Organisasi

UNAIR NEWS – “Mengelola Inovasi dan Kreatifitas di Organisasi dengan Menggunakan Pendekatan Interdepedensi yang Berbasis Budaya Lokal” menjadi judul pidato orasi ilmiah Prof. Dr. Cholicul Hadi, M.Si., saat pengukuhan Gubes yang dilaksanakan di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen UNAIR, Sabtu (30/4). Guru Besar dalam Bidang Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UNAIR tersebut, mengangkat unsur terpenting dalam sebuah organisasi yakni sikap saling bergantung, ia melihat bahwa kinerja pada sebuah kelompok atau organisasi dinilai lebih tinggi dengan pola kerja sama dan saling ketergantungan (interdepedensi, -red), baginya dengan adanya

(8)

interdepedensi akan terbentuk pola-pola bagi para aktor yang otonom dan kompleks untuk mengelola kepentingan bersama.

Guru Besar ke-448 yang dimiliki UNAIR sejak berdiri pada tahun 1954 tersebut menambahkan, bahwa dalam konteks kekinian pelaku di dalam sebuah organisasi dituntut untuk mengembangkan sebuah inovasi dan kreativitas yang baginya terkadang membuat kecenderungan otonomi individual menjadi semakin kental.

“Jika kecenderungan otonomi individual terjadi maka akan mempersulit terjadinya kerjasama dan interdepedensi,” jelas Alumnus Psikologi UNAIR 1988.

Guru besar kelahiran Ngawi, 23 Maret 1964 tersebut juga menjelaskan bahwa istilah kreativitas dan inovasi dinilai lebih mendapatkan tempat dalam situasi kompetisi bebas dan global saat ini, dengan kreativitas dan inovasi baginya dunia organisasi bisa terus mempertahankan eksistensi.

Guru besar ke-156 UNAIR PTN-BH tersebut menilai bahwa kreativitas dan inovasi merupakan dua hal yang saling terkait, meski memiliki definisi berbeda keduanya memiliki hubungan yang sangat terkait. Meski demikian, bapak dua orang anak ini menegaskan bahwa dalam praktiknya di lapangan persoalan-persoalan semacam gesekan antaranggota yang muncul sering disebabkan oleh sebuah organisasi yang tidak mampu melakukan kedua hal tersebut (kreativitas dan inovasi, -red) secara konsisten dan tidak adanya dukungan dari anggota yang bisa memenuhi tuntutan persaingan.

“Untuk itulah dorongan kreativitas dan inovasi harus tetap dimaknai bukan dalam artian individualistik, tetapi kolektivitas kelompok, iniliah pentingnya interdepedensi,” jelasnya.

Pendekatan Interdepedensi

Pada pertengahan pidatonya, guru besar ke-4 yang dimiliki oleh Fakultas Psikologi UNAIR tersebut menegaskan bahwa

(9)

interdepedensi dengan bentuk manajemen merupakan hal yang sangat diperlukan untuk mengelola kompleksitas relasi antarindividu dalam organisasi yang saat ini diwarnai dengan dorongan inovasi dan kreativitas yang otonom dan kompetitif. Pendekatan Interdepedensi baginya memiliki akar tradisi budaya yang cukup kuat di Indonesia. Banyak istilah-istilah yang digunakan dalam masyarakat yang secara langsung merujuk pada pentingnya sebuah interdepedensi dalam sebuah organisasi.

“Istilah tiji tibeh (mati siji mati kabehi), holopus kuntul

baris, rame ing gawe sepi ing pamrih, sejatinya merupakan

bentuk dari nilai-nilai lokal yang mengakar di masyarakat kita, penting makanya menerapkan hal-hal yang demikian ini dalam organisasi,” tuturnya. (*)

Penulis : Nuri Hermawan Editor : Dilan Salsabila

Berkunjung ke UNAIR sekaligus

Presentasi Karya Ilmiah

UNAIR NEWS – Beragam tujuan, beragam keinginan, itulah yang sering muncul dari berbagai kunjungan yang dilakukan oleh pelajar ke kampus-kampus favorit. Mulai dari ingin mengetahui informasi seputar jalur masuk PTN, informasi perihal kehidupan kampus, dan tidak sedikit kunjungan diadakan untuk menumbuhkan motivasi untuk menjadi mahasiswa baru di kampus tersebut. Tak terkecuali para pelajar kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Sabilillah, Malang. Kunjunganya ke UNAIR kali ini diterima oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) di Aula Student Center UNAIR, Senin (2/5).

(10)

Sebanyak 90 siswa dan perwakilan guru pendamping SMA Islam Sabilillah, Malang, bertandang ke UNAIR untuk mendapatkan informasi umum dan menarik mengenai profil kampus dan penerimaan mahasiswa baru. Seperti pelaksanaan kunjungan biasanya, mereka diajak untuk mengenal berbagai fasilitas, kegiatan, dan prestasi yang diraih oleh sivitas akademika UNAIR. Peserta kunjungan mendapatkan materi tentang keunairan dari Dr. drh. Bimo Aksono, MS., selaku Sekretaris PIH UNAIR, serta Drs. Adri Supardi, MS, selaku staf PPMB UNAIR.

Namun, ada yang berbeda pada kunjungan kali ini. Salah satu siswi kelas X SMA Islam Sabilillah menyampaikan presentasi karya ilmiah di hadapan para pelajar, dan pemateri dari UNAIR. Ia mempresentasikan karya ilmiah dalam bahasa Inggris mengenai khasiat daun salak dalam mengatasi persoalan penyakit gigi dan mulut.

Ingin jadi mahasiswa UNAIR

Salah satu peserta kunjungan, Wahyu, menuturkan bahwa dirinya memiliki keinginan untuk menjadi mahasiswa UNAIR. “Pemaparan yang menarik tentang UNAIR. Jadi saya tambah pengin masuk UNAIR,” tutur Wahyu. “Ingin masuk jurusan bahasa. Terserah bahasa apa,” terangnya seraya tersenyum.

Siswa lainnya, Dewi, juga menuturkan bahwa dirinya kelak ingin menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UNAIR. “Saya kelak ingin membantu masyarakat dengan menjadi dokter. Cita-cita ini juga sesuai dengan keinginan orang tua dan diri sendiri,” tutur Dewi.

Semoga berhasil! (*)

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

(11)

Prof. Emeritus Patrick Ajak

Mahasiswa Kembangkan Budidaya

Artemia

UNAIR NEWS – Berbagai upaya telah dilakukan civitas akademika UNAIR untuk meningkatkan kualitas SDM. Mulai beragam pelatihan, mengikutsertakan mahasiswanya dalam pertukaran pelajar, dan tidak jarang juga mengundang pakar dari luar negeri untuk memberikan ilmu. UNAIR yang dalam hal ini melalui Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR menggelar Kuliah Umum Professor Emeritus Patrick Sorgeloos dari Ghent University of Belgia, Kamis (28/4).

“Kegiatan kuliah umum ini merupakan salah satu bagian dari langkah UNAIR menuju Top 500 World Class University. Kami berharap dengan di adakannya kuliah ini dapat membuka perspektif mahasiswa mengenai perkembangan ilmu budidaya di seluruh dunia, selain itu juga untuk menarik minat mahasiswa melakukan student exchange,” tutur M. Nur Ghoyatul Amin, Dosen FPK UNAIR yang turut memprakarsai kuliah tamu tersebut.

Kuliah umum yang dilaksanakan di Ruang 301 FPK UNAIR tersebut tidak hanya diikuti mahasiswa FPK UNAIR saja, melainkan juga dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Kuliah umum dengan mengangkat tema The Potential of Brine Shrimp Artemia

for Natural Food in Aquaculture yang di presentasikan oleh

Prof. Sorgeloos mampu membius peserta yang memadati ruangan saat itu. Dalam kuliah umum tersebut juga dijelaskan bahwa

Artemia sp. merupakan zooplankton yang dimanfaatkan sebagai

pakan alami dalam kegiatan budidaya.

(12)

karbohidrat, asam amino dan asam lemak seperti EPA (eicosapentaenoic acid),” jelasnya.

Prof. Sorgeloos juga menjelaskan bahwa Produksi Artemia sp. dalam lingkungan bersalinitas tinggi berkorelasi positif dengan kualitas dan kuantitas garam yang dihasilkan di lingkungan yang sama. Tidak hanya membahas mengenai Artemia sp. dari segi morfologis dan ekologis, Prof. Sorgeloos juga memaparkan secara jelas mengenai sistem budidaya Artemia sp. sampai proses Artemia sp. menjadi produk yang siap jual, serta perkembangan produksi Artemia sp. di beberapa belahan dunia. Nilai Ekonomi Artemia sp. yang Fantastis

Beberapa kali Prof. Sorgeloos sempat menyinggung bahwa Pulau Madura sangat berpotensi menjadi lokasi budidaya Artemia sp.

Artemia sp. sebagai pakan alami dan dinilai mempunyai sisi

ekonomi yang terbilang cukup fantastis. Prof. Sorgeloos menjelaskan dalam satu hari budidaya Artemia sp. di Thailand mampu menghasilkan 400 kg biomassa Artemia sp. per hectare, per tahunnya total kapasitas produksi dapat mencapai 5.000-600.000 kg biomassa Artemia sp. dengan nilai tukar mencapai $ 700,000.

“Di pasaran Artemia sp. dipasarkan dalam bentuk cysts yang dikemas dalam kemasan kaleng dengan kisaran harga yang bervariasi, untuk produk impor 100 gram Artemia sp. cysts dapat mencapai ratusan ribu rupiah,” pungkasnya. (*)

Penulis : Dwi Astuti

(13)

Peringati Hardiknas dengan

Kerja,

Inovatif,

dan

Kompetitif

UNAIR NEWS – “Ayo Kerja, Inovatif, dan Kompetitif” adalah tema yang diangkat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kali ini. Semangat tersebut yang juga didengungkan pada upacara Hardiknas diberbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali Universitas Airlangga.

Dalam amanatnya yang disampaikan pada upacara Hardiknas, Senin (2/5), Rektor UNAIR, Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA., mengajak civitas untuk senantiasa berkarya sesuai bidang yang ditekuni. Karya yang diberikan bukan hanya sebatas bekerja rutin seperti biasa, namun lebih mengedepankan inovasi-inovasi.

“Jangan hanya bekerja biasa-biasa saja, tapi bekerjalah secara inovatif dan kompetitif. Karena lingkungan kita terus berubah,” kata Prof Nasih.

Pada upacara yang digelar di halaman Rektorat UNAIR tersebut, Prof Nasih juga menuturkan, bahwa pada 2015 lalu indeks inovasi Indonesia mencapai 4,6 atau berada pada peringkat 30 dunia. Sedangkan indeks inovasi pendidikan tinggi berada pada angka 4,0 atau peringkat 60 dunia. Pihaknya mengajak sivitas untuk bekerja secara inovatif, sehingga bersama-sama bisa meningkatkan peringkat indeks inovasi pendidikan tinggi Indonesia.

“Dunia pendidikan berada pada posisi terdepan dalam pembangunan bangsa. Maka, Ki Hajar Dewantara memberi ajaran

Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Kita semua berada di depan. Mari kita beri contoh

(14)

(*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan

Teater Gapus Siap Songsong

Ajang Lomba Seni Peksiminas

2016

UNAIR NEWS – Salah satu komunitas teater kebanggaan UNAIR, Teater Gapus, terus melakukan pemantapan menjelang Peksiminas 2016. Seperti yang terlihat pada Rabu malam (20/4). Para anggota tampak antusias melakukan peran dan tugas masing-masing.

Dalam Peksiminas 2016 di Kendari, Sulawesi Tenggara, ada 15 tangkai seni yang diperlombakan. Antara lain, seni tari, baca puisi, monolog, seni lukis, desain poster, fotografi, penulisan cerpen, penulisan lakon, penulisan puisi, komik strip, vocal grup, nyanyi pop, nyanyi dangdut, dan lain-lain. Rencananya, Teater Gapus akan ikut di sejumlah tangkai lomba. Misalnya, dalam lomba monolog. Ada 2 tim yang diterjunkan guna mengikuti seleksi di internal Universitas. Tiap tim memiliki keunikan dan tata keutuhan panggung yang berbeda. Masing-masing aktor juga memiliki kemampuan yang tak sama. Maka itu, juri dituntut jeli ketika memberikan penilaian. Dua naskah yang dipakai oleh Teater Gapus kali ini disutradarai oleh Kholid Aji Purnomo dan Edy Purwanto.

Ajang Pembelajaran

(15)

di lomba lain. Antara lain, baca puisi, penulisan lakon, penulisan puisi, nyanyi dangdut dan nyanyi pop. Diharapkan, delegasi UNAIR ini sukses membawa piala dari Kendari.

Selain untuk tujuan tersebut, momen ini juga bisa menjadi ajang pembelajaran. Khususnya, dari segi sastra. Karena, teater ini tidak hanya berkutat pada seni lakon. Penulisan dan pembacaan karya sastra seperti puisi, juga masuk ke agenda komunitas yang punya jadwal latihan saban Selasa dan Kamis ini.

Terdapat satu pentas utuh bertajuk Pentas LAB yang akan diadakan dalam waktu dekat. Ini merupakan “pemanasan” untuk PEKSIMINAS. Pentas ini dilaksanakan untuk anggota baru. Proses panjang yang dilakukan oleh Teater Gapus untuk melaksanakan pentas ini akan berujung pada bulan Juni awal puasa Ramadhan. Mengapa pilihan pentas ini jatuh di bulan Ramadhan? Dari pihak Teater Gapus sendiri menginginkan acara pentas berlangsung dengan buka puasa bersama. Jadi, akan lebih berkesan untuk para penikmat seni yang datang.

Sebenarnya. Ada masih banyak kegiatan Teater Gapus dalam tahun ini. Seperti Festamasio, Fesspa, dan pentas-pentas dadakan lainnya. Harapannya, seluruh rangkaian kegiatan dalam tahun 2016 ini dapat berjalan sesuai rencana. (*)

Penulis: April dan Anzila, Teater Gapus Editor: Rio F. Rachman

(16)

Besar Baru

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali mengukuhkan putra terbaiknya sebagai guru besar. Ada tiga guru besar dari fakultas yang berbeda dikukuhkan pada Sabtu (30/4). Ketiga guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. dr. Ari Sutjahjo., Sp.PD., K-EMD., FINASIM selaku Guru Besar dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNAIR, Prof. Dr. Cholichul Hadi., M.Si selaku Guru Besar dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UNAIR, dan Prof. Dr. Henri Subiakto., Drs., S.H., M.Si selaku Guru Besar di bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR. Ketiganya merupakan Guru Besar yang ke-447, 448, dan 449 sejak UNAIR didirikan, dan guru besar yang ke-155, 156, dan 157 sejak UNAIR berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).

Acara yang digelar di Aula Garuda Mukti Rektorat UNAIR tersebut, dihadiri oleh jajaran pejabat di lingkungan UNAIR, keluarga guru besar, jajaran awak media, dan juga Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., dalam sambutan pengukuhannya mengatakan bahwa, dengan dilantiknya seseorang menjadi guru besar berarti harapan untuk meningkatkan kualitas institusi dan pribadi sebagai tenaga pengajar di UNAIR juga semakin besar. Rektor yang juga guru besar FEB UNAIR tersebut juga menekankan agar seorang gubes bisa terus meningkatkan kualitas penelitian yang diterbitkan dalam jurnal.

“Selain terus melakukan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal, guru besar harus buat buku. Kalau ada guru besar yang s u d a h m e n u l i s b u k u , k a m i a k a n m e m f a s i l i t a s i u n t u k penerbitannya,” jelas rektor ke-13 UNAIR tersebut.

(17)

bertolak dari kisah Prof. Henry yang kesuksesan di hari ini dimulai dari perjuangan sosok ibu yang membimbing semasa kecilnya, penting untuk diketahui bahwa menjadi guru besar bukan persoalan kepandaian atau pendidikan semata, ada peran ibu dan kasih sayangnya yang bisa mengantarkan kesuksesan seorang anak.

“Mari kita bersama-sama mengapresiasi ibu kita, dengan ridhonya lah kesuksesan kita bisa diraih pada hari ini,” imbuhnya sembari menegaskan kembali bahwa menjadi guru besar harus menjalankan amanah, pengabdian dan kerja yang baik. (*) Penulis : Nuri Hermawan

Editor : Dilan Salsabila

Masyarakat

Anggap

Remeh

Cedera dengan Memilih Ahli

Sangkal Putung Dibanding Ahli

Medis

UNAIR NEWS – Sabtu (30/4), Persatuan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) Wilayah IV dan V bekerja sama dengan Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesdculap (KPLA) BEM FK UNAIR adakan seminar dan workshop bertajuk “Sport Injury: A Simplified Approach of Understanding and

Performing Acute Management”. Seminar yang diadakan di Aula

Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) UNAIR tersebut diikuti oleh tim medis dari 17 universitas di wilayah IV dan V. Pada tahun 2016 ini UNAIR menjadi tuan rumah seminar yang digelar tiap tahunnya tersebut.

(18)

“Tahun ini UNAIR diberi amanah untuk menjadi tuan rumah seminar ini, dan tema yang diangkat adalah mengenai sport

injury,” ujar Berta Lovita, selaku ketua panita penyelenggara

seminar.

Menurut Khafid Robbani, Ketua KPLA BEM FK UNAIR, tujuan dihelatnya seminar tersebut agar para peserta yang terdiri dari gabungan tim medis dari berbagai universitas di wilayah IV dan V dapat saling mengenal dan berbagi ilmu. Selain itu, peserta juga dapat belajar langsung dari para ahli sport

clinic di Surabaya.

“Kita berkumpul di seminar ini dalam upaya sharing ilmu dan belajar langsung dari para ahlinya,” ujarnya saat memberi sambutan.

Anggap Remeh Cedera

Seminar tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. Achmad Sjarwani, dr., SpB., Sp.OT(K), Ahli bidang Ilmu Orthopaedi Dan Traumatologi, selaku pembicara utama. Prof. Sjarwani mengatakan, bahwa masyarakat Indonesia layak mendapatkan pemahaman mengenai cedera yang seringkali diderita saat berolahraga. Pasalnya, cedera yang seringkali dianggap remeh akan berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan baik.

“Tidak hanya para atlet olahraga saja yang cedera, masyarakat juga bisa cedera, jadi mereka juga harus paham mengenai penangannya,” ujar staf pengajar di FK UNAIR tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Sjarwani juga menyayangkan banyaknya masyarakat yang lebih mempercayakan proses pengobatan kepada pihak yang justru belum mengusai cedera yang diderita. Prof. Sjarwani mencontohkan dengan minat masyarakat yang lebih memilih untuk mendatangi Ahli Sangkal Putung dibandingkan Ahli Medis. Sehingga seringkali radang cedera yang diderita justru bertambah fatal.

(19)

justru jadi tumor, ini kan fatal,” ujar Prof. Sjarwani sembari memberikan contoh.

“Di bawah kulit kita ini banyak sekali pembuluh darah, kalo sudah cedera lalu dipijat, bisa jadi pecah dan keluar cairan yang mengakibatkan peradangan,” imbuhnya.

Ia berharap, agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menangani cedera yang diderita. Jika memang memilih untuk berobat, maka sebaiknya berobat kepada siapapun yang dianggap sudah menguasai materi terkait cedera yang diderita.

“Kalau sudah cedera lebih baik berhati-hati, jangan asal-asalan,” pungkasnya. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dibandingkan dengan mencit hiperkolesterolemia yang tidak diberi suplementasi serat pangan karagenan atau K(+), maka mencit hiperkolesterolemia yang diberi suplementasi

Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal

Besarnya nilai koefisien pengaruh langsung antara struktur kepemilikan blockholder dan IOS yang negatif pada satu sisi dan pengaruh langsung IOS terhadap nilai perusahaan

Keuntungan yang didapat dari bus USB antara lain : tidak harus memasang jumper, tidak harus membuka casing untuk memasang peralatan I/O, hanya satu jenis kabel yang digunakan,

pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.. 3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa. Observasi. 1) Observer mengamati aktivitas siswa dan

• Dengan demikian, referensi-referensi ke lokasi stack di dalam memori pada dasarnya merupakan pengalamatan register tidak langsung.

Judul Skripsi : Tingkat Kelengkapan Perekaman Data Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Di RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa Rekam medik dapat digunakan oleh rumah sakit

Keluaran terdiri dari tepat sebuah baris berisi sebuah bilangan bulat yang merupakan banyak loncatan minimum yang dibutuhkan NyanCoder untuk mengunjungi semua batu