• Tidak ada hasil yang ditemukan

Top. Middle. Lower. How do the things right 29/12/2011. Decision Making in the Hierarchical Organization. Jenis-jenis (Tingkatan) dan Parameter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Top. Middle. Lower. How do the things right 29/12/2011. Decision Making in the Hierarchical Organization. Jenis-jenis (Tingkatan) dan Parameter"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Decision Making, Power & Politics in Organization

Faisal Riza, S.Sos. MSi.

Decision Making in the Hierarchical Organization

Top

Middle

Lower

Institutional decisions Organizational decisions Operational decisions Strategy organization-environment relations Differentiation Integration Daily activities

Jenis-jenis (Tingkatan) dan Parameter

How do the

things right

Korporasi Single Business Unit Fungsional

Portofolio

/ Investasi

Daya

saing

Efisiensi

Decision Making in the Functional Organization

Decision Making in the Divisional Organization

Asumsi yang melatarbelakangi Pengambilan Keputusan

dalam Organisasi

A debate between organization theorists and economists concerning the social aspects of decision making.

Economists traditionally built their models of the firm on the assumption of rationality in organizational decision-making

processes.

Organizationalists questioned this assumption, offering empirical observations as evidence that organizational decision-making processes could only be called rational under highly restrictive

(2)

Typical Rational Model of the Decision

Making Process

Define The Problem

Generate & Evaluate Alternatives

Select an Alternatives

Implement the Selected Alternative

Monitor Results

The origins of organizational decision-making theory

• Organizations

James G.

March and

Herbert Simon

(1958)

• A Behavioral

Theory of the Firm

Richard M.

Cyert and

James G.

March (1963)

Herbert Simon rational model assumes

Decision makers have knowledge of their

alternatives and of the consequences of

implementing those alternatives, but that real

decision makers often posses incomplete and

imperfect information about alternatives and

consequences.

The rational models ignored the internal politics of

the organizational system.

Imperfect and incomplete information

The complexity of problems

Human information-processing capacity

The time available for decision-making processes

The conflicting preferences decision makers have for

organizational goals

Implication of Bounded Rationality

In some situation, decision makers will have too little

information to meet the demands of the rational

model. (ex: complexity and changing environment)

Derives from an understanding of conflicting goals.

Interpretation is not problematic because there is

agreement

about the framework within which

decision makers are making their choices, that is,

there is concencus about goals and values.

Differences

Uncertainty

Lack of information that produced the

condition in the first place

Ambiguity

The addition of information because the

new information contributes additional points over which decision makers can disagree

(3)

Disagreement vs Agreement

Disagreement (regardless of wheter it is associated

with uncertainty or ambiguity) is a critical factor

establishing what sort of decision-making process

will unfold in a given situation.

With agreement, the condition of rational

decision-making model are more likely to met, than under

conditions of disagreement.

Disagreement has several faces

1.

Disagrements about goals to pursue or problems

to solve (what direction to take)

2.

Disagrements about what knowledge to bring to

bear on the decision-making process, in other

words, about how the goals should be achieved.

The first form of disagreement involves ambiguity,

while the second is generally a problem of uncertainty

(too litle information).

Kelemahan & Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan (Sanchez & Heene, 2004)

Pengambil keputusan tidak jarang mengabaikan informasi

penting.

Cenderung secara selektif berfokus pada informasi yang

cocok dengan perasaan atau opini mereka mengenai suatu keadaan.

Tidak jarang terlalu cepat melakukan goal-drift

(menurunkan sasaran).

Terkadang tidak mengacuhkan peluang-peluang yang

belum pernah tergali.

Lebih suka pada peluang-peluang “baru” yang secara

konseptual dekat dengan proses-proses organisasional yang ada saat ini.

Matrix showing conditions favoring

different decision making processes

Agreement/disagreement on goals or problem definition Agree Disgree Agree or Disagree on Methods Agree

Rational

Model

Coalition

method

Disgree

Trial-and-error model

Garbage can

model

Rational Model

Khususnya untuk masalah-masalah teknis yang

terdefinisi secara jelas (

ex: engineering

), biasanya

dibekali dengan berbagai perangkat atau alat

bantu pengambil keputusan, seperti prosedur

statistik, dll.

Sehngga permasalahan yang kompleks sekalipun

masih dapat dijabarkan secara sederhana,

sehingga memudahkan pengambilan keputusan

secara rasional.

Trial & Error

Keputusan tidak diambil secara drastis, melainkan

dicoba dulu satu langkah kecil atau terbatas,

kemudian dilihat dampak atau hasilnya.

Jika hasilnya positif, maka dilanjutkan dalam

langkah yang lebih besar dan luas.

Jika hasilnya negatif, diambil langkah atau solusi

alternatif yang berbeda dari sebelumnya (

plan B

),

dmeikian seterusnya.

(4)

Coalition Method

Biasa terjadi di organisasi besar, dimana berbagai

kepentingan dan kelompok saling memperebutkan sumber daya organisasi untuk mewujudkan berbagai tujuannya sendiri.

Model keputusan koalisi, dimana suara terbanyak adalah

pemenang atau semacam voting, tidak ideal untuk keutuhan organisasi, karena cnderung mempertajam friksi.

Pada kondisi dimana ketidaksepakatan mengenai tujuan

sedemikian tajam, tampaknya tidak ada cara lain yang lebih efektif selain „voting‟.

Garbage Can Model

Keputusan-keputusan diambil secara acak (random), oleh

peserta secara silih berganti, melalui perumusan maslaah yang tidak ada hubungannya satu sama lain.

Organisasi, hanya semacam wadah yang menampung

beraneka jenis keputusan dari peserta yang berbeda-beda.

Bukan tidak adanya kesepakatan mengenai cara dan

tujuan, melainkan lebih kepada sifat aktivitas anggota organisasi yang terpecah-pecah oleh bermacam-macam urusan yang berbeda, sehingga tidak ada waktu untuk senantiasa ikut serta memproses keputusan secara penuh.

Intuisi

“way of knowing... [a way of] recognizing the possibilities in any situation”. (Frances E. Vaughn)

Keputusan intuitif lahir dari kemampuan seseorang mengintegrasikan dan menggunakan informasi dari otak kiri maupun otak kanan. (Agor)

Merupakan hasil perpaduan antara data yang bersifat faktual dan isyarat-isyarat yang bersifat perasaan (feeling).

Intuisi penting digunakan pada saat :

 Permasalahan yang dihadapi mengandung unsur ketidakpastian yang tinggi.

 Tidak ada atau sangat sedikit contoh atau preseden yang serupa.  Variabel-variabel keputusan tidak bisa diprediksi secara ilmiah.  “Fakta-fakta” yang tersedia sangat sedikit.

 Analisis data tidak banyak membantu.

 Terdapat sejumlah alternatif pemecahan masalah , yang masing-masing masuk akal dan memiliki argumen yang sama kuat.

 Waktu untuk mengambil keputusan sangat sempit dan keputusan harus diambil dengan segera.

Irrationality of Organizational

Decision Making (Nils Brunsson)

“rational decisions do not always provide a

good basis for appropriate and succesful

action”

When action rationality is invoked, the

usefulness of irrationality in the

decision-making process becomes clear.

Conflicting, contradictory, or incompatible

alternatives can paralyze action by

undermining expectations of success.

Brunsson

organizational decision

makers should:

Analyze few alternatives, and of these it is best if only one

has a good chance of being accepted (proposing unacceptable alternatives reinforces the decision to accept the preferred alternative with positive consequences for expectations of success, motivation, and commitment).

Consider only positive consequences of the favored

alternative (this reduces doubt, bolsters expectation of success, and creates enthusiasm and commitment to the alternative).

Avoid formulating objectives in advance; instead

reformulate the predicted consequences of the favored alternative as your decision-making criteria (this support motivation and commitment to the selected alternative).

(5)

Kekuasaan & Politik dalam Organisasi

Pengambilan Keputusan tidak steril

dari self interest

Keputusan diambil bukan berdasar solusi

optimal, namun

satisfactory solution

Asalkan keputusan

good enough  pihak yang memperjuangkan self interest sudah merasa

aman Satisficing (Simon)  goal drifting  diterima karena pertimbangan status quo Dikembangkan oleh Jeffrey Pfeffer „metafora organisasi sebagai arena politik‟

Power

• The ability of one person to make other people or groups do something that they would not have otherwise done.

Jones

• A has power over B to the extent that he can get B to do something that B would not otherwise do.

Robert A.

Dahl

• Kapasitas individu untuk mempengaruhi berbagai keputusan

Decision

Making

Sources of Power in Organizations

Position Power • Formal Authority

• Control over resources and rewards • Control over punishments • Control over Information • Ecological Control Personal Power • Expertise

• Friendship/loyality • Charisma

Political Power • Control over decision processes • Coalotions

• Co-operation • Institutionalization

Effective Leader

Energi/daya juang, semangat, dan dorongan untuk

maju (

need for achievement

)

Rasa percaya diri dan kontrol diri yang tinggi

(

internal locus of control

)

Intuisi, kecerdasan, dan kemampuan kognitif

Kecerdasan emosi dan kemampuan berempati

Etika dan integritas moral yang baik

Bentuk kekuasaan yang koersif cenderung

tidak efektif bagi pemimpin

Pemimpin organisasi yang baik akan menghindari

penggunaan koersif.

David Knights (ahli sosiologi industri & perburuhan)

menganggap cara-cara kekuasaan koersif dalam organisasi cenderung akan mengikis legitimasi otoritas itu sendiri.

Kanter (1979) atasan atau pimpinan yang merasa dirinya

lemah dan tidak berkuasa, dan melihat bahwa bawahan-bawahannya melawan atau tidak mengacuhkan mereka, cenderung mengunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang menghukum.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memanfaatkan kandungan gizinya, buah pedada dapat diolah menjadi produk olahan pangan yang disukai masyarakat dan tahan lama, serta diproses secara sederhana,

Solusi terhadap suatu masalah, seringkali inovasi terjadi karena adanya masalah yang berulang-ulang terhadap suatu produk, kemudian dengan proses kreatif akan menemukan inovasi

Saran pada penelitian yaitu meningkat- kan pengetahuan dan fungsi keluarga untuk pendampingan dan fasilitator bagi perempuan penderita HIV/AIDS, Perlu meningkatkan keterlibatan

siswa pada setiap data skor pretes, postes dan N-gain ditinjau secara.. keseluruhan siswa, N-gain ditinjau secara KAM

NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-.. UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG

Letak Jembrana yang berada di daerah barat Pulau Bali merupakan kawasan yang paling strategis untuk Bali.Kawasan ini kemudian didatangi oleh orang-orang Bugis yang terkenal

melainkan dalam rangka rahmat Kami bagi seluruh alam dalam agama maupun dunia, sebab manusia dalam kesesatan dan kebingungan (Syaikh An.. Nawawi Al Jawi dalam tafsir Marah

12 Siyâsah syar`iyyah dalam arti sebagai bentuk peraturan perundang-undangan merupakan suatu kebijakan hukum yang telah dirumuskan oleh pemerintah Islam dengan menggunakan