PERPETAAN
JARAK DAN BEDA TINGGI
JARAK DAN BEDA TINGGI
Jarak
Jarak antara
antara dua
dua titik
titik di
di lapangan
lapangan bisa
bisa diukur
diukur secara
secara langsung
langsung
&
& tidak
tidak langsung
langsung..
Pengukuran
Pengukuran
Pe
Peng
nguk
ukur
uran
an ja
jarak
jarak secara
jara
rak
k
secar
se
secara
cara
a lan
langs
la
lang
ngs
gsung
sun
ung
ung
g ::::
a
a.. Menggunakan
Menggunakan pita
pita ukur
ukur
b
b.. Rantai
Rantai ukur
ukur
c
c.. Meteran
Meteran
Pengukuran
Pengukuran
Pe
Peng
nguk
ukur
uran
an ja
jarak
jarak tidak
jara
rak
k
tida
ti
tidak
dak
k la
lang
la
lang
ngsu
ngsu
sung
sung
ng
ng ::::
a
a.. Dilakukan
Dilakukan dengan
dengan alat
alat EDM
EDM atau
atau Substense
Substense bar
bar
b
b.. Dilakukan
Dilakukan dengan
dengan cara
cara Tachymetri
Tachymetri (Tacheometri)
(Tacheometri)..
Tachymetri
Tachymetri
Ta
Tach
chym
ymet
etri
ri ::::
Menggunakan
Menggunakan alat
alat pada
pada teropong
teropong theodolit
theodolit atau
atau sipat
sipat datar
datar..
Alat
Alat tersebut
tersebut berupa
berupa benang
benang--benang
benang mendatar
mendatar yang
yang terdapat
terdapat
pada
pada diafragma,
diafragma, yaitu
yaitu :: benang
benang atas,
atas, benang
benang tengah
tengah dan
dan
benang
a a b b tt Sekerup koreksi Sekerup koreksi diafragma diafragma Benang vertikal Benang horisontal Gbr.
Gbr. Benang –bBenang –benang diafragenang diafragma pengma pengukur jarak ukur jarak optisoptis a = benang atas; t = benang tengah; b = benang bawah
Prinsip tachymetri Prinsip tachymetri Prinsip tachymetri Prinsip tachymetri D D D D D’ D’ D’ D’ A A B’ B’ BB A A B’ B’ BB C’ C’ C’ C’ C C C C
AB = jarak yang akan ditentukan AB = jarak yang akan ditentukan AB = jarak yang akan ditentukan AB = jarak yang akan ditentukan Sudut
Sudut lancip lancip di di A, A, Jarak Jarak AB’, AB’, jarak jarak B’D’ B’D’ = = B’C’ B’C’ (tetap)(tetap) Sudut
Sudut lancip lancip di di A, A, Jarak Jarak AB’, AB’, jarak jarak B’D’ B’D’ = = B’C’ B’C’ (tetap)(tetap) ’’ ’ ’ ’’
’’ ’ ’ ’’
Dalam segitiga ACD, berlaku ketentuan sebagai berikut : Dalam segitiga ACD, berlaku ketentuan sebagai berikut : Dalam segitiga ACD, berlaku ketentuan sebagai berikut : Dalam segitiga ACD, berlaku ketentuan sebagai berikut :
atau
atau AB AB ==
atau
atau AB AB ==
Karena AB’
Karena AB’ dan C’D’ addan C’D’ adalah tetap, alah tetap, maka AB maka AB = k. CD= k. CD Karena AB’
Karena AB’ dan C’D’ addan C’D’ adalah tetap, alah tetap, maka AB maka AB = k. CD= k. CD k
k disebut kodisebut konstanta nstanta Pengali JaraPengali Jarak (stadia k (stadia konstan)konstan) k
k disebut kodisebut konstanta nstanta Pengali JaraPengali Jarak (stadia k (stadia konstan)konstan)
'
'
'
DC CD AB AB CD D C AB'
'
'
D B C Grs Bidik Grs Bidik Obyektif Obyektif Teropong Teropong D’ C’ i A A
Kondisi Teropong Datar Kondisi Teropong Datar
b P P Q Q Sb. I Sb. I
Gbr. Pengukuran Jarak Optis Teropong Datar Gbr. Pengukuran Jarak Optis Teropong Datar
Dt Dt
Keterangan : Keterangan : Keterangan : Keterangan : C’ C’ C
C’’ = = Benang mendatar atas= Benang mendatar atas= BBeennaanng g mmeennddaattaar r aattaass D’
D’ D
D’’ = = Benang mendatar bawah= Benang mendatar bawah= BBeennaanng g mmeennddaattaar r bbaawwaahh i
i =C’D’ =C’D’ = = Jarak Jarak benang benang atas atas dan bdan benang enang bawahbawah i
i =C’D’ =C’D’ = = Jarak Jarak benang benang atas atas dan bdan benang enang bawahbawah c
c c
c = = Jarak antara pusat obyektif dengan sumbu= Jarak antara pusat obyektif dengan sumbu= JJaarraak ak annttaarra a ppuussaat t oobbyyeekkttiif df deennggaan sn suummbbuu tegak (tetap) tegak (tetap) tegak (tetap) tegak (tetap) f f
ff = = J= Jarak titik api lensa obyektif (tetap)= Jarak titik api Jaarraak k ttiittiik k aappi i lleenlensa obyektif (tetap)nssa a oobbyyeekkttiif f ((tteettaapp))
A A A
A = = Titik api lensa obyektif = Titik api lensa obyektif = TTiittiik k aappi i lleennssa a oobbyyeekkttiif f V
V V
V = Jarak AB (tergantung jauhnya dari = = Jarak AB (tergantung jauhnya dari titik Q)= JJaarraak k AAB B ((tteerrggaannttuunng g jjaauuhhnnyya a ddaarri ti tiittiik titik Q)k QQ)) D
D D
D = Bayangan D’ pada rambu = B= = Bayangan D’ pada rambu (ba)Baayyaannggaan n DD’ ’ ppaadda a rraammbbu u ((bba(ba)a)) C
C C
C = Bayangan C’ pada = B= = Bayangan C’ pada rambu (bb)Baayyaannggaan n CC’ ’ ppaadda a rraamrambu (bb)mbbu u ((bbbb)) b
b b
b = = CD = CD = Interval bacaan benang = CD = Interval bacaan benang bawah danCD = = Interval Interval bacaan bacaan benang benang bawah bawah danbawah dandan benang atas ( ba
benang atas ( ba bena
benang ng atas atas ( ba ( ba –––– bb )bb )bb )bb ) Dt
Dt D
Untuk teropong dalam keadaan horisontal, maka berlaku Untuk teropong dalam keadaan horisontal, maka berlaku Untuk teropong dalam keadaan horisontal, maka berlaku Untuk teropong dalam keadaan horisontal, maka berlaku hubungan sebagai berikut :
hubungan sebagai berikut : hubungan sebagai berikut : hubungan sebagai berikut :
AB= AB=
AB= v =
AB= v v v == = --- prinsprinsip prinsip tachymetriprinsip tachymetriip tachytachymetrimetri Maka : Maka : Maka : Maka : Dt Dt D
Dtt = = = = + + (+ + ((f (f f + + c f + + c c ))c )) = = k= k. B + D’ .---= k. B + D’ .---k. . B B + + DD’ ’ .. --- (i(i)(i)(i))
Dimana
Dimana k k = = merupakan merupakan konstanta konstanta pengali pengali jarakjarak Dimana
Dimana k k = = merupakan merupakan konstanta konstanta pengali pengali jarakjarak b i f . b i f ) (
)
(
i f oo e po e oe p ae ppaa r a r r pr ppepeememm um uuauaat at t at aa aa aat at t ut uu uu uur ur r ar aasassasaanannynyya ya a a uauuuaat at t 1t 11010000000 D’ adalah konstanta teropong, besarnya tetap.D’ adalah konstanta teropong, besarnya tetap. D’ adalah konstanta teropong, besarnya tetap. D’ adalah konstanta teropong, besarnya tetap.
Rumus
Rumus ( ( i i ) ) ditulis ditulis : : D D = = 100 100 ( ( baba
Rumus
Rumus ( ( i i ) ) ditulis ditulis : : D D = = 100 100 ( ( ba ba –– b––bb ) bb ) + D’ ---bb ) + D’ ---b ) + D+ D’’ --- ( i( ii )( ii )( ii )i )
Jarak D disebut Jarak Optis. Jarak D disebut Jarak Optis.
Jarak D disebut Jarak Optis.
---Jarak D disebut ---Jarak Optis. --- jarak jarak datar P – jarak datar P –jarak datar datar PP –– Q.Q.Q.Q. Jika
Jika garis garis bidik bidik (teropong) (teropong) kedudukannya kedudukannya miring, miring, dengan dengan sudutsudut Jika
Jika garis garis bidik bidik (teropong) (teropong) kedudukannya kedudukannya miring, miring, dengan dengan sudutsudut kemiringan =
kemiringan = kemiringan =
kemiringan = θθ , maka , maka , maka BD ≠ , maka BD ≠ BD ≠ BC dan garis bidik tBD ≠ BC dan garis bidik tBC dan garis bidik tidak tegak BC dan garis bidik tidak tegak idak tegak lurus CD.idak tegak lurus CD.lurus CD.lurus CD. Untuk menghitung Jarak Miring (Dm), maka rumus ( ii
Untuk menghitung Jarak Miring (Dm), maka rumus ( ii ) menjadi) menjadi Untuk menghitung Jarak Miring (Dm), maka rumus ( ii
Untuk menghitung Jarak Miring (Dm), maka rumus ( ii ) menjadi) menjadi
Dm Dm D
A A Oby Oby C’ B’ B’ O’O’ D D B B C C D” D” C” C” datar θ θ
Kondisi Teropong Miring Kondisi Teropong Miring
θ θ D’ Ti Ti P P Q Q R R O O Dm Dm Dt Dt Δ Δhh
Pengukuran jarak Optis Teropong Miring Pengukuran jarak Optis Teropong Miring
Dari Gbr diatas : Dari Gbr diatas : Dari Gbr diatas : Dari Gbr diatas : Dm DmD Dmm = = = = + + A+ + AB’ABAB’B’’ Karena D”C” ≈ DC Cos Karena D”C” ≈ DC Cos Karena D”C” ≈ DC Cos
Karena D”C” ≈ DC Cos θθ, maka :, maka :, maka :, maka : Dm
DmD
Dmm == == DC CosDC Cos θDC CosDC Cos θθθ + + AB’ + + AB’ AB’ atauAB’ atauatauatau Dm
Dm = Dm = 100 100 ( ( baba
Dm = = 100 100 ( ( ba ba –––– bb ) Cos bb ) Cos + D’bb ) Cos bb ) Cos + D’ + D’ + D’ Pada pemetaan yang diperlukan adalah jarak datar
Pada pemetaan yang diperlukan adalah jarak datar (Dt), maka :(Dt), maka : Pada pemetaan yang diperlukan adalah jarak datar
Pada pemetaan yang diperlukan adalah jarak datar (Dt), maka :(Dt), maka :
) " " )( ( C D i f
)
(
i f Dt = 100 ( ba Dt = 100 ( ba Dt = 100 ( ba –Dt = 100 ( ba –– b– bb ) bb ) Cosbb ) Cosb ) CCooss2222 + D’ Cos + D’ Cos , atau + D’ Cos + D’ Cos , atau, atau, atau
Dt = 100 ( ba Dt = 100 ( ba Dt = 100 ( ba –
Dt = 100 ( ba –– b– bb ) bb ) Cosbb ) Cosb ) CCooss2222 + D”--- + D” + D” + D”----------------------- ( iv )( iv )( iv )( iv )
Mengingat fakto
Mengingat faktor D’ r D’ tidak akan tidak akan melebihi melebihi 50 cm, 50 cm, maka rumusmaka rumus Mengingat fakto
Mengingat faktor D’ r D’ tidak akan tidak akan melebihi melebihi 50 cm, 50 cm, maka rumusmaka rumus jarak optis antara dua tit
jarak optis antara dua titik menjadi :ik menjadi : jarak optis antara dua tit
jarak optis antara dua titik menjadi :ik menjadi :
Dt = 100 ( ba
Dt = 100 ( ba
Dt = 100 ( ba –
BEDA TINGGI BEDA TINGGI BEDA TINGGI BEDA TINGGI
Beda tinggi (
Beda tinggi ( h ) antara Titik P dan h ) antara Titik P dan Q dapat dihitung sebagai berikut :Q dapat dihitung sebagai berikut : Beda tinggi (
Beda tinggi ( h ) antara Titik P dan h ) antara Titik P dan Q dapat dihitung sebagai berikut :Q dapat dihitung sebagai berikut : h = RQ = PB’ + h = RQ = PB’ + O’BO’B h = RQ = PB’ + h = RQ = PB’ + O’BO’B–––– OBOBOBOB Δ Δ Δ
Δh = PB’ + Dm Sinh = PB’ + Dm Sinh = PB’ + Dm Sinh = PB’ + Dm Sin θθθθ –––– OBOBOBOB h = [ 100 ( ba
h = [ 100 ( ba h = [ 100 ( ba
h = [ 100 ( ba ––– bb ) Cos –bb ) Cos bb ) Cos bb ) Cos Sin Sin Sin Sinθθ + D’ Sin+ D’ Sin θ+ D’ Sin+ D’ Sinθθθ ] + PB’] + PB’] + PB’ –] + PB’ ––– OBOBOBOB h
h = = [ [ ( ( baba h
h = = [ [ ( ( baba –––– bb ) Sin2bb ) Sin2bb ) Sin2bb ) Sin2 + D“’ ] + PB + D“’ ] + PB– + D“’ ] + PB + D“’ ] + PB––– OOBOB ----OB ----B--- ( v ( v )( v )( v )) Dimana PB’
Dimana PB’ merupakan tinmerupakan tinggi alat ggi alat ( Ti ( Ti ) dan ) dan OB bacaOB bacaan benangan benang Dimana PB’
Dimana PB’ merupakan tinmerupakan tinggi alat ggi alat ( Ti ( Ti ) dan ) dan OB bacaOB bacaan benangan benang
2 100
tengah pada rambu ( bt ).
tengah pada rambu ( bt ). Sehingga rumus ( v ) dapat ditulis :Sehingga rumus ( v ) dapat ditulis : tengah pada rambu ( bt ).
tengah pada rambu ( bt ). Sehingga rumus ( v ) dapat ditulis :Sehingga rumus ( v ) dapat ditulis :
h
h = = [ [ ( ( baba h
h = = [ [ ( ( baba –––– bb ) Sin2bb ) Sin2bb ) Sin2bb ) Sin2 + D’ ] + Ti + D’ ] + D’ ] + D’ ] + Ti+ Ti+ Ti––– bt– bt, abt, ataubt, atau, atatauu
h = Dt Tan h = Dt Tan + ( Ti + ( Ti h = Dt Tan h = Dt Tan + ( Ti + ( Ti–––– bt ) ..bt ) ...bt ) ... ( vi )bt ) ... ( vi )... ( vi ... ( vi )) 2 100
S oal Ku is S oal Ku is