• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerjemahan Kata Kerja Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Ke Dalam Bahasa Indonesia : Kata Depan 'Bei'(被)dan Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Tanpa Kata Depan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penerjemahan Kata Kerja Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Ke Dalam Bahasa Indonesia : Kata Depan 'Bei'(被)dan Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Tanpa Kata Depan."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

Nama : Willy

Program Studi: S1 Sastra China

Judul :ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF

BAHASA MANDARIN DENGAN KATA DEPAN “BEI” (被) DAN

KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN TANPA KATA DEPAN KE DALAM BAHASA INDONESIA

Skripsi ini membahas mengenai penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa

Mandarin dengan kata depan “bei” (被) dan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin

tanpa kata depan ke dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penulis mengambil salah satu kata pembentuk kalimat pasif Bahasa

Mandarin yaitu “bei”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerjemahan kata

kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” (被) dapat dipadankan

dengan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, ke- -an dan ter, sedangkan penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan dapat dipadankan dengan imbuhan

di-, di- -kan, di- -i, dan ter-, dan juga dapat diterjemahkan menjadi kata kerja yang tidak

Judul :ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF

BAHASA MANDARIN DENGAN KATA DEPAN “BEI” (被) DAN

KALIMAT PASIF TANPA KATA DEPAN KE DALAM BAHASA INDONESIA

The thesis discusses about the translations verb of Mandarin passive voice’s sentences with

complement “bei” (被) and Mandarin passive voice’s sentences without complement in

Indonesian. The type of research is descriptive quantitative. The author chose one of the

words that form passive sentences in Mandarin, which is “bei”. The result of this research is

the translations verb of Mandarin passive voices’s sentences in Indonesian can be translated into the verb that combined with the affixes di-, di- -kan, di- -i, ke- -an and ter; the

translations verb of Mandarin passive voice’s sentences without in Indonesian can be

translated into the verb that combined with the affixes di-, di- -kan, di- -i, and ter-, and also can be translated into the verb thas has no affixes whatsoever.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

1.3.Tujuan dan Kontribusi Penelitian... 3

1.4.Metode Penelitian... 3

1.4.1. Prosedur Penelitian... 4

1.4.1.1. Teknik Pengumpulan Data... 4

1.4.1.2. Teknik Pengolahan Data... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1.Arti Padanan Kata... 4

2.2.Pengertian Kata Kerja dalam Bahasa Indonesia... 4

2.3.Pengertian Kalimat Pasif dalam Bahasa Indonesia... 5

2.4.Ragam Imbuhan yang Menunjukan Kalimat Pasif dalam Bahasa Indonesia Beserta Teori Penggunaannya... 5

2.4.1. Awalan di-... 5

2.4.2. Imbuhan Gabung di- -kan... 6

2.4.3. Imbuhan Gabung di- -i... 6

2.4.4. Imbuhan Gabung diper-... 7

2.4.5. Imbuhan Gabung diper- -kan... 7

2.4.6. Imbuhan Gabung diper- -i... 8

2.4.7. Awalan ter-... 8

2.4.8. Imbuhan gabung ter- -kan... 9

2.4.9. Imbuhan gabung ter- -i... 9

2.5.Kata Kerja Kalimat Pasif Bahasa Indonesia Tanpa Imbuhan Pembentuk Kalimat Pasif... ... 9

2.6.Pengertian Kata Kerja dalam Bahasa Mandarin... 9

2.7.Pengertian Kalimat Pasif dalam Bahasa Mandarin... 10

2.8.Pengertian dan Penggunaan Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Dengan Kata Depan “Bei” (被) dan Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Tanpa Kata Depan... 11

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

3. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN... 14

3.1.Deskripsi Data... 14

3.3.Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Tanpa Kata Depan... 21

3.3.1. Imbuhan di-... 21

3.3.2. Imbuhan Gabung di- -kan... 24

3.3.3. Imbuhan Gabung di- -i... 26

3.3.4. Imbuhan ter-... 26

3.3.5. Kekhususan Penerjemahan Kata kerja Dalam Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Tanpa Kata Depan... 27

3.4.Analisis Data... 30

3.4.1. Analisis Aturan Penerjemahan dan Padanan Kata Kerja Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Dengan Kata Depan “Bei” (被) ke Dalam Bahasa Indonesia.... 30

3.4.1.1.Imbuhan di-... 30

3.4.1.2.Imbuhan Gabung di- -kan... 31

3.4.1.3.Imbuhan Gabung di- -i... 32

3.4.1.4.Imbuhan Gabung ke- -an... 33

3.4.1.5.Imbuhan ter-... 34

3.4.2. Analisis Aturan Penerjemahan dan Padanan Kata Kerja Dalam Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Tanpa Kata Depan ke Bahasa Indonesia... 35

3.4.2.1. Imbuhan di-... 35

3.4.2.2. Imbuhan Gabung di- -kan... 36

3.4.2.3. Imbuhan Gabung di- -i... 36

3.4.2.4. Imbuhan ter-... 37

3.4.2.5. Kekhasan Penerjemahan Kata Kerja Dalam Kalimat Pasif Bahasa Mandarin Tanpa Kata Depan ke Bahasa Indonesia... 37

4. KESIMPULAN... 38

(4)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran Bahasa Mandarin sama seperti pembelajaran bahasa asing lainnya yang

sama-sama tidak bisa terlepas dari pembelajaran mengenai tata bahasa. Hal ini merupakan

suatu syarat penting yang tidak bisa diabaikan oleh para pembelajar Bahasa Mandarin.

Salah satu bahan kajian dalam tata Bahasa Mandarin adalah penggunaan kalimat pasif.

Kata “bei” (被), “gei” (给), “jiao” (叫),dan “rang” (让) adalah sebagian dari sekian

banyak pengungkapan kalimat pasif dalam Bahasa Mandarin1. Dalam Bahasa Indonesia bisa

ditunjukkan dengan munculnya imbuhan: di-, di- -kan, di- -i, diper-, diper- -i, diper- -kan,

ter-, ter- -kan, dan ter- -i yang disisipkan dalam kata kerja sebuah kalimat2.

Kalimat pasif Bahasa Mandarin selain dilihat dari urutan kata yang menunjukan bahwa

kalimat itu berbentuk pasif, juga ditunjukan dengan munculnya “bei” (被) dalam kalimat

tersebut (Fang Yuqing, 2001, hal. 188). Maka dari itu, penulis mengambil kata depan “bei”

(被) sebagai bahan kajian untuk penelitian ini. Penulis juga mengambil data kalimat pasif

tanpa kata depan (无标志被动句) sebagai bahan kajian.

Penggunaan kalimat pasif dalam Bahasa Indonesia sering kita temukan, namun hal ini

berbeda dengan Bahasa Mandarin yang cenderung lebih banyak menggunakan kalimat aktif

(Zhang Qiongyi, 2004, hal.281). Sebagai contoh, dalam Bahasa Mandarin lebih sering

Pada umumnya penggunaan kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan 有标

志被动句 digunakan untuk mempertegas hal yang akan disampaikan, namun apabila tidak

memerlukan penegasan, maka menggunakan kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata

1

Suemiao, “语法:被动句”, diakses dari http://hanyu.zhyww.cn/201105/45965.html, pada tanggal 14 Juni

2013 pukul 01.42 2

(5)

Universitas Kristen Maranatha

depan 无标志被动句 . Selain untuk penegasan, kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan

kata depan 有标志被动句 juga menandakan bahwa subyek dalam kalimat tersebut

mengalami suatu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya (Xing Fuyi, 2002, hal. 190).

Apabila membicarakan masalah penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa

Mandarin dengan kata depan “bei” (被) ke dalam Bahasa Indonesia, kita harus lebih teliti

menerjemahkannya. Hal ini dikarenakan, imbuhan yang ditambahkan pada kata kerja dalam

kalimat pasif Bahasa Indonesia sangat beragam (di-, di - kan, diper - i, diper- kan, ter, ter -

kan, dan ke - an), dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Contohnya

sebagai berikut:

1. 玻璃被打破了。(Kaca telah dipecahkan. )

2. 他一不小心被玻璃丝划破了手。(Ia tidak hati-hati hingga tangannya terluka oleh

serpihan kaca.)

Pada contoh penerjemahan kalimat (1) ke Bahasa Indonesia menggunakan imbuhan

gabung di- -kan yang ditambahkan pada kata kerjanya. Akan tetapi dalam contoh

penerjemahan kalimat (2) ke Bahasa Indonesia mempunyai makna tidak sengaja terjadi,

sehingga kata kerja dalam kalimat tersebut lebih tepat diterjemahkan dengan kata kerja yang

ditambahkan imbuhan gabung ter- -kan.

Begitu juga dengan penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin

tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia. Berikut adalah contohnya:

3. 信写好了。(Surat ini telah selesai ditulis.)

4. 你哥哥的玉丢了。(Batu giok milik kakak kamu telah hilang.)

Penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke

Bahasa Indonesia di atas juga menunjukkan adanya perbedaan, bisa diterjemahkan dengan

memakai imbuhan, bisa juga tidak dengan memakai imbuhan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mencari padanan kata Bahasa Mandarin ke

dalam Bahasa Indonesia harus dicermati lebih jauh lagi, maka terkadang kita tidak bisa secara

langsung mengartikannya. Hal ini dikarenakan tata Bahasa Mandarin dengan tata Bahasa

Indonesia memiliki perbedaan yang tidak sedikit. Dengan memahami penggunaan tata

Bahasa Mandarin secara baik dan benar, diharapkan kedepannya bisa mengurangi tingkat

(6)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Rumusan Masalah

1. Dalam penerjemahan kata kerja kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei”

(被) dan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin yang tanpa kata depan dalam

Bahasa Indonesia, imbuhan apa yang harus ditambahkan pada kata kerja dalam kalimat

tersebut?

2. Bagaimana aturan penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin

dengan kata depan “bei” (被) ke dalam Bahasa Indonesia?

3. Bagaimana aturan penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa

kata depan ke dalam Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan dan Kontribusi Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui imbuhan apa saja yang harus

ditambahkan pada kata kerja dalam penerjemahan kalimat pasif Bahasa Mandarin ke Bahasa

Indonesia, untuk mengetahui aturan penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa

Mandarin dengan kata depan “bei” (被) ke Bahasa Indonesia, dan untuk mengetahui

penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke dalam

Bahasa Indonesia. Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam

bidang linguistik, terutama dalam penggunaan tata bahasa kalimat pasif baik dalam Bahasa

Mandarin maupun dalam Bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir

kesalahan penerjemahan kata kerjanya ke dalam Bahasa Indonesia.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menggambarkan mekanisme sebuah proses dan untuk

menciptakan seperangkat kategori atau pola (Bambang Prasetyo dan Lina Miftahlul Jannah,

2005:42).

Dalam penelitian ini, penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin ke

dalam Bahasa Indonesia merupakan suatu fenomena yang relevan untuk diteliti, mengingat

(7)

Universitas Kristen Maranatha

Sebagai hasil dari proses analisa data, akan dilampirkan semacam kurva yang

menunjukkan imbuhan apa yang sering muncul dalam penerjemahan kata kerja dalam

kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” maupun yang tanpa kata

depan.

1.4.1 Prosedur Penelitian

1.4.1.1Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut mengumpulkan secara

acak baik kalimat dengan kata depan “bei” 被 maupun kalimat yang tanpa kata depan

dari berbagai sumber.

1.4.1.2Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Berdasarkan tata Bahasa Indonesia yang benar dan makna yang tersirat dalam

kalimat-kalimat pasif Bahasa Mandarin, penulis mencoba untuk menerjemahkan

kalimat pasif tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

b) Melakukan uji teori dengan tinjauan pustaka, untuk mendapatkan pemahaman

mengenai pemilihan imbuhan yang tepat.

c) Mencatat imbuhan apa saja yang harus ditambahkan pada hasil penerjemahan kata

kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin baik dengan kata depan “bei” (被),

maupun tanpa kata depan ke dalam Bahasa Indonesia.

(8)

38 Universitas Kristen Maranatha Bab IV

Kesimpulan

Imbuhan yang muncul dalam penerjemahan kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan

kata depan “bei”ke dalam Bahasa Indonesia adalah imbuhan di-, di- -kan, di- -i, ter,

dan ke- -an. Dari hasil analisa data penerjemahannya, maka didapatkan beberapa aturan

penerjemahan, yaitu sebagai berikut:

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dilakukan suatu kegiatan, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- pada

kata kerjanya.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dibuat jadi, saat diterjemahkan ke

Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -kan pada kata kerjanya.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dibuat jadi dan dilakukan sesuatu, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -i pada

kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna kena dan tidak sengaja, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan ter- pada

kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna mengalami, saat diterjemahkan ke

Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan ke- -an pada kata kerja dalam

kalimat tersebut.

Berikut adalah persentase kemunculan imbuhan yang dapat ditambahkan pada hasil

penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei”

(9)

Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan hasil persentase di atas, maka bisa dilihat bahwa penerjemahan kata kerja

dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” ke dalam Bahasa

Indonesia adalah dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, ke- -an dan ter pada kata

kerja. Imbuhan di- merupakan imbuhan yang paling sering muncul pada penerjemahan kata

kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” 被 ke Bahasa

Indonesia.

Selain itu juga terdapat kalimat yang memungkinkan untuk memakai dua macam

imbuhan, yaitu:

Imbuhan di- dapat digantikan dengan imbuhan ter- dan ke-, akan tetapi makna kalimat

yang disampaikan berbeda. Imbuhan di- bermakna dilakukan suatu kegiatan

sedangkan apabila menggunakan imbuhan ter- dan ke- bermakna suatu hal terjadi

secara tidak sengaja. Kalimat yang menggunakan imbuhan ke- adalah kalimat pasif

yang tidak baku.

Imbuhan di- -kan dapat digantikan dengan imbuhan di- -i. Hal ini dikarenakan kedua

imbuhan tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu sama-sama bermakna dibuat

jadi.

Imbuhan di- -i dapat digantikan dengan imbuhan di- -kan. Hal ini dikarenakan kedua

imbuhan tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu sama-sama bermakna dibuat

jadi.

Imbuhan ter dapat digantikan dengan imbuhan ke-, yang sama-sama bermakna suatu

kejadian secara tidak sengaja. Apabila kalimat tersebut diganti dengan menggunakan

imbuhan ke-, maka kalimat yang didapat adalah kalimat yang tidak baku.

(10)

40

Universitas Kristen Maranatha

Imbuhan yang muncul dari penerjemahan kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata

depan ke Bahasa Indonesia adalah imbuhan di-, di- -kan, di- -i, dan ter-. Dari hasil analisa

data penerjemahannya, maka didapatkan beberapa aturan, yaitu sebagai berikut:

 Kata kerja yang bermakna dilakukan suatu kegiatan, saat diterjemahkan ke Bahasa

Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- pada kata kerja dalam kalimat

tersebut.

 Kata kerja yang bermakna dibuat jadi dan dilakukan yang disebutkan, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -kan

pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja yang bermakna dilakukan sesuatu, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia,

maka harus menambahkan imbuhan di- -i pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja yang bermakna kena dan tidak sengaja, saat diterjemahkan ke Bahasa

Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan ter- pada kata kerja dalam kalimat

tersebut.

Selain itu juga terdapat kalimat-kalimat yang dapat diterjemahkan dengan

menggunakan dua macam imbuhan, yaitu Imbuhan di- dapat digantikan dengan imbuhan ter-

dan ke-, akan tetapi makna kalimat yang disampaikan berbeda. Imbuhan di- bermakna

dilakukan suatu kegiatan sedangkan apabila menggunakan imbuhan ter- dan ke- bermakna

suatu hal terjadi secara tidak sengaja. Kalimat yang menggunakan imbuhan ke- adalah

kalimat pasif yang tidak baku.

Pada penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan

ke dalam Bahasa Indonesia, terdapat satu hal yang berbeda. Berdasarkan contoh kalimat yang

diambil, kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan

yang pelakunya tidak muncul dalam kalimat dan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa

Mandarin tanpa kata depan yang pelakunya muncul dalam kalimat.

a. Kalimat yang subyek pelakunya tidak dinyatakan dalam kalimat, diterjemahkan ke

Bahasa Indonesia dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, dan ter- pada

kata kerja dalam kalimat tersebut. Contohnya sebagai berikut:

 包裹取来了。(5)

(11)

Universitas Kristen Maranatha  团毛线 需要顺顺。(6)

Benang ini masih perlu diatur.

 小说看完了。(7)

Novel telah dibaca hingga habis

b. Kalimat yang pelakunya dinyatakan dalam kalimat, bisa diterjemahkan ke Bahasa

Indonesia dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, dan ter- dalam kalimat

tersebut, atau dengan tidak menambahkan imbuhan apapun pada kata kerja dalam

kalimat tersebut. Contohnya sebagai berikut:

 样的书我不看。(85)

Buku semacam ini tidak saya baca.

Buku semacam ini tidak dibaca oleh saya.

 那本书我看过。(86)

Buku itu pernah saya baca.

Buku itu pernah dibawa saya.

 那本书我送给小李了。(87)

Buku itu saya berikan kepada Xiao Li.

Buku itu diberikan oleh saya kepada Xiao Li.

Berikut adalah persentase kemunculan imbuhan yang ditambahkan pada hasil

penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan.

38%

30% 21%

8% 3%

Persentase Kemunculan Imbuhan Dalam

Kalimat Pasif Tanpa Kata Depan

Imbuhan

di-Tidak Berimbuhan

Imbuhan di- -kan

Imbuhan

(12)

42

Universitas Kristen Maranatha

Dalam penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan

ke Bahasa Indonesia, imbuhan di-, di- -kan, dan ter- sering ditambahkan pada kata kerja

dalam kalimat tersebut. Selain itu juga terdapat hasil terjemahan lain yang kata kerjanya tidak

berimbuhan sama sekali. Imbuhan di- merupakan imbuhan yang paling sering muncul pada

penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa

Indonesia.

Apabila dilihat berdasarkan persentase kemunculannya, baik dari hasil penerjemahan

kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” maupun

dari hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke

Bahasa Indonesia, maka dapat dilihat bahwa dari sekian banyak imbuhan pembentuk kata

kerja dalam kalimat pasif Bahasa Indonesia, yang muncul hanyalah imbuhan di, di i, di

-kan, ke- an, dan ter-. Selain itu juga terlihat bahwa persentase kemunculan imbuhan di- lebih

tinggi dibandingkan dengan imbuhan lainnya.

Pembahasan mengenai penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin

baik dengan kata depan “bei” 被 maupun tanpa kata depan ke dalam Bahasa Indonesia

memang tidak cukup berhenti sampai pada pembahasan di atas saja. Perlu dilakukan

(13)

1

The thesis discusses about the translations verb of Mandarin passive voice’s sentences with complement “bei” (被) and Mandarin passive voice’s sentences without complement in Indonesian. The type of research is descriptive quantitative. The author chose one of the words that form passive sentences in Mandarin, which is “bei”. The result of this research is the translations verb of Mandarin passive voices’s sentences in Indonesian can be translated into the verb that combined with the affixes di-, di- -kan, di- -i, ke- -an and ter; the translations verb of Mandarin passive voice’s sentences without in Indonesian can be translated into the verb that combined with the affixes di-, di- -kan, di- -i, and ter-, and also can be translated into the verb thas has no affixes whatsoever.

Key words: Mandarin passive voice’s sentences with complement “bei” (), Mandarin passive voice’s sentences without complement, Mandarin passive voice translation

Pendahuluan

Pembelajaran Bahasa Mandarin sama seperti pembelajaran bahasa asing lainnya yang sama-sama tidak bisa terlepas dari pembelajaran mengenai tata bahasa. Hal ini merupakan suatu syarat penting yang tidak bisa diabaikan oleh para pembelajar Bahasa Mandarin.

Salah satu bahan kajian dalam tata Bahasa Mandarin adalah penggunaan kalimat pasif. Kata “bei” (被), “gei” (给), “jiao” (叫),dan “rang” (让) adalah sebagian dari sekian banyak pengungkapan kalimat pasif dalam Bahasa

Mandarin1 . Dalam Bahasa Indonesia bisa ditunjukkan dengan munculnya

imbuhan: di-, di- -kan, di- -i, diper-, diper- -i, diper- -kan, ter-, ter- -kan, dan ter-

-i yang disisipkan dalam kata kerja sebuah kalimat2.

Kalimat pasif Bahasa Mandarin selain dilihat dari urutan kata yang menunjukan bahwa kalimat itu berbentuk pasif, juga ditunjukan dengan

munculnya “bei” (被) dalam kalimat tersebut (Fang Yuqing, 2001, hal. 188).

Maka dari itu, penulis mengambil kata depan “bei” (被) sebagai bahan kajian

1

Suemiao, “语法:被动句”, diakses dari http://hanyu.zhyww.cn/201105/45965.html, pada

tanggal 14 Juni 2013 pukul 01.42 2

(14)

2

untuk penelitian ini. Penulis juga mengambil data kalimat pasif tanpa kata depan (无标志被动句) sebagai bahan kajian.

Penggunaan kalimat pasif dalam Bahasa Indonesia sering kita temukan, namun hal ini berbeda dengan Bahasa Mandarin yang cenderung lebih banyak menggunakan kalimat aktif (Zhang Qiongyi, 2004, hal.281). Sebagai contoh, dalam Bahasa Mandarin lebih sering mengatakan:

Siapa yang memanggilnya?

Pada umumnya penggunaan kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata

depan 有 标 志 被 动 句 digunakan untuk mempertegas hal yang akan

disampaikan, namun apabila tidak memerlukan penegasan, maka menggunakan

kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan 无标志被动句 . Selain

untuk penegasan, kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan 有标志被

动句 juga menandakan bahwa subyek dalam kalimat tersebut mengalami suatu

hal yang tidak sesuai dengan keinginannya (Xing Fuyi, 2002, hal. 190).

Apabila membicarakan masalah penerjemahan kata kerja dalam kalimat

pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” (被) ke dalam Bahasa Indonesia,

kita harus lebih teliti menerjemahkannya. Hal ini dikarenakan, imbuhan yang ditambahkan pada kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Indonesia sangat beragam (di-, di - kan, diper - i, diper- kan, ter, ter - kan, dan ke - an), dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Contohnya sebagai berikut:

1. 玻璃被打破了。(Kaca telah dipecahkan. )

2. 他一不小心被玻璃丝划破了手。(Ia tidak hati-hati hingga tangannya

terluka oleh serpihan kaca.)

Pada contoh penerjemahan kalimat (1) ke Bahasa Indonesia menggunakan imbuhan gabung di- -kan yang ditambahkan pada kata kerjanya. Akan tetapi dalam contoh penerjemahan kalimat (2) ke Bahasa Indonesia mempunyai makna tidak sengaja terjadi, sehingga kata kerja dalam kalimat tersebut lebih tepat diterjemahkan dengan kata kerja yang ditambahkan imbuhan gabung ter- -kan.

Begitu juga dengan penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia. Berikut adalah contohnya:

3. 信写好了。(Surat ini telah selesai ditulis.)

4. 你哥哥的玉丢了。(Batu giok milik kakak kamu telah hilang.)

Penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia di atas juga menunjukkan adanya perbedaan, bisa diterjemahkan dengan memakai imbuhan, bisa juga tidak dengan memakai imbuhan.

(15)

3

perbedaan yang tidak sedikit. Dengan memahami penggunaan tata Bahasa Mandarin secara baik dan benar, diharapkan kedepannya bisa mengurangi tingkat kesalahan penerjemahannya.

Kalimat Pasif Bahasa Mandarin

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif untuk melakukan penelitian ini. Hal ini mengingat bahwa peneliti ingin meneliti penerjemahan kata kerja kalimat pasif Bahasa Mandarin sebagai suatu fenomena yang patut untuk dilakukan sebagai suatu bahan penelitian.

Hasil yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mekanisme sebuah proses dan untuk menciptakan seperangkat kategori atau pola. Hal yang dimaksud adalah pola penerjemahan kalimat pasif Bahasa

Mandarin baik dengan kata depan “bei” (被) maupun tanpa kata depan ke dalam

Bahasa Indonesia.

Dalam proses penerjemahan kalimat pasif Bahasa Mandarin ke dalam kalimat-kalimat pasif Bahasa Indonesia akan dilalui empat tahap pengolahan data.

Tahap pertama adalah dengan mengumpulkan berbagai macam contoh

kalimat pasif Bahasa Mandarin baik dengan kata depan “bei” (被) maupun

kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke dalam Bahasa Indonesia; tahap kedua dari pengolahan data adalah dengan melakukan kembali uji teori untuk mendapatkan penerjemahan yang tepat;

tahap ketiga adalah melakukan pencatatan imbuhan apa saja yang harus ditambahkan pada hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif

Bahasa Mandarin baik dengan kata depan “bei” (被), maupun tanpa kata

depan ke dalam Bahasa Indonesia;

tahap terakhir dalam proses ini adalah dengan mencoba untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil akhir yang dicapai.

Makna padanan kata berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata yang sama maknanya pada dua bahasa. Bahasa yang menjadi bahan penelitian untuk skripsi ini adalah Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Penulis akan mencari padnan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin

dengan kata depan “bei” (被) dan padanan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa

Mandarin tanpa kata depan ke dalam Bahasa Indonesia.

Yang dimaksud dengan kalimat pasif Bahasa Mandarin adalah kalimat pendeskripsian dalam bentuk pasif, dan subjek dalam kalimat pasif adalah pelaku suatu perbuatan (Zhang Yufeng, 2006, hal.13). Terdapat dua macam bentuk

kalimat pasif Bahasa Mandarin yaitu kalimat pasif dengan kata depan (有标志被

动句) dan kalimat pasif tanpa kata depan 无标志被动句 .

Kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” (被) adalah

kalimat yang menyertakan kata “bei” (被) di dalamnya. Penggunaan kata “bei”

(16)

4

hal.36 . Penggunaan kata “bei” (被) dalam Bahasa Mandarin digunakan untuk

membentuk kalimat pasif.

Cara penggunaan kalimat pasif dengan kata depan “bei” (被) adalah

sebagai berikut:

Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut: 他被汽车撞伤了。

Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa seringkali kalimat pasif dengan

kata depan “bei” (被) tidak memunculkan pelaku dalam kalimatnya.

Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut: 他被撞伤了。

Walaupun tidak muncul pelaku dalam kalimat tersebut,, namun tidak berarti tidak ada pelaku yang melakukan tindakan tersebut.

Cara penggunaan kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan pada umumnya memiliki kesamaan dengan penggunaan kalimat pasif dengan kata

depan “bei” (被) Zhu Qingming,2005,hal.36 . Hanya saja tidak muncul

kata “bei” (被) dalam kalimat pasif tersebut.

Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut: 那本书我看过。

Kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalimat pasif yang pelakunya dinyatakan dalam kalimat dan kalimat pasif yang pelakunya tidak dinyatakan dalam kalimat.

(17)

5 件事你办得了吗?

Contoh kalimat pasif tanpa kata depan yang pelakunya tidak dinyatakan dalam kalimat adalah sebagai berikut:

包裹 来了。

团毛线 需要顺顺。

小说看完了。

Dalam Bahasa Mandarin, yang dimaksud dengan kata kerja adalah kata yang bermakna pekerjaan, tindakan, dan perubahan. Berdasarkan perlu tidaknya muncul suatu objek yang pasti untuk diikuti dengan pekerjaan dan tindakan dalam suatu kalimat, maka kata kerja Bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi dua macam

bentuk kata kerja, yaitu kata kerja transitif (及物动词) dan kata kerja taktransitif

(不及物动词) (Zhang Qiongyu, 2004, hal. 52).

Kata kerja transitif (及物动词) adalah kata kerja yang harus diikuti oleh

suatu objek untuk dipasangkan langsung dengan pekerjaan dan tindakan dalam

suatu kalimat, sedangkan kata kerja taktransitif (不及物动词) adalah kata kerja

yang tidak memerlukan objek untuk dipasangkan langsung dengan tindakan dan pekerjaan dalam suatu kalimat (Zhang Qiongyu, 2004, hal. 51).

Contoh kalimat pasif Bahasa Mandarin yang menggunakan kata kerja

transitif (及物动词) adalah sebagai berikut: 男孩在看杂志。

Contoh kalimat pasif Bahasa Mandarin yang menggunakan kata kerja

taktransitif (不及物动词) adalah sebagai berikut: 他在睡觉。

Kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin memerlukan objek, sehingga dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin menggunakan kata kerja transitif, bukanlah kata kerja taktransitif (Fang Yuqing, 2001, hal.188).

Kalimat Pasif Bahasa Indonesia

Yang dimaksud dengan kalimat pasif Bahasa Indonesia adalah kalimat yang subyeknya merupakan tujuan dari perbuatan di predikat verbalnya (Hasan Alwi, 2001, hal.808).

Kata kerja dalam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu kata kerja transitif dan kata kerja taktransitif. Yang dimaksud dengan kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif, sedangkan yang dimaksud dengan kata kerja taktransitif adalah kata kerja yang tidak memiliki nomina di belakangnya. (Verba atau Kata Kerja? Sama Saja, n.d.).

Contoh kalimat dengan kata kerja transitif adalah:

Rakyat mencintai pemimpin yang jujur.

Kalimat tersebut dapat dipasifkan menjadi:

(18)

6

Contoh kalimat dengan kata kerja taktransitif adalah:

Adik sedang mandi. (Kalimat tersebut tidak dapat dipasifkan.)

Uraian di atas membuktikan bahwa dalam kalimat pasif Bahasa Indonesia, kata kerja yang digunakan adalah kata kerja transitif. Karena dalam kata kerja transitif terdapat objek sehingga bisa dipasifkan, sedangkan dalam kata kerja taktransitif tidak terdapat objek, hal inilah yang menyebabkan kalimat dengan kata kerja taktransitif tidak dapat dipasifkan.

Macam-macam Imbuhan Pembentuk Kalimat Pasif Bahasa Indonesia

Kata kerja pembentuk kalimat pasif dalam Bahasa Indonesia ditunjukkan dengan munculnya imbuhan-imbuhan seperti di-, di- -kan, di- -i, diper-, diper- -i,

diper- -kan, ter-, ter- -kan, dan ter- -i. Fungsi dari berbagai imbuhan tersebut

adalah untuk membentuk kalimat pasif.

Imbuhan di-

Makna yang didapat dari imbuhan di- adalah dilakukannya suatu perbuatan, bekerja dengan alat, bekerja dengan bahan.

Koran dibaca ayah. Kayu digergaji Andi. Rumah ini dicat siapa?

Imbuhan Gabung di- -kan

Makna yang didapat dari imbuhan gabung di- -kan adalah dibuat jadi, dilakukan untuk orang lain, dijadikan berada di, dilakukan yang disebutkan.

Semua pakaian supir taksi akan diseragamkan gubernur. Rokok untuk ayah dibelikan saya.

Pesawat itu didaratkan dengan baik oleh pilot. Bantuan darinya jangan diharapkan lagi.

Imbuhan Gabung di- -i

Makna yang didapat dari imbuhan Gabung di- -i adalah dibuat jadi, diberi, dilakukan sesuatu, berulang-ulang, dan dirasakan sesuatu.

Bumi diterangi bulan. Laut digarami siapa?

Halaman rumahnya ditanami dengan berbagai tanaman hias. Pencuri itu dipukuli hingga babak belur.

(19)

7

Makna yang didapat dari imbuhan ter- untuk membentuk kalimat pasif adalah tidak sengaja, sudah terjadi, dan terjadi dengan tiba-tiba. (Abdul Chaer, 1998, hal.252).

Pensilmu terbawa oleh saya kemarin. (tidak sengaja)

Rumahnya tebakar habis. (sudah terjadi)

Melihat orang tua itu teringat saya akan kakek yang sudah tiada. (terjadi

dengan tiba-tiba)

Kata kerja kalimat pasif dalam Bahasa Indonesia mempunyai satu macam bentuk lainnya, yaitu bentuk yang tidak menambahkan imbuhan pembentuk kalimat pasif di dalamnya. Verba pasif tidak berupa sebuah kata, tetapi berupa gabungan dua kata, yaitu verba transitif tanpa awalan di- atau me- dan unsur pelaku yang dalam kalimat aktif berfungsi sebagai subjek (Encep Kusumah, n.d., hal.10). Hal ini terlihat pada contoh berikut:

Lamaran sudah saya kirimkan ke kantor.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerjemahan kata kerja dalam kalimat

pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” ke dalam Bahasa

Indonesia adalah dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, ke- -an dan

ter pada kata kerja.

Dari hasil analisa data penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa

Mandarin dengan kata depan “bei” 被 ke dalam Bahasa Indonesia, maka

didapatkan beberapa aturan penerjemahan, yaitu sebagai berikut:

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dilakukan suatu kegiatan,

saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- pada kata kerjanya.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dibuat jadi, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan

di- -kan pada kata kerjanya.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna dibuat jadi dan dilakukan

sesuatu, saat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -i pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna kena dan tidak sengaja, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan

ter- pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja Bahasa Mandarin yang bermakna mengalami, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan

ke- -an pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

Imbuhan di- merupakan imbuhan yang paling sering muncul pada penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan

“bei” 被 ke Bahasa Indonesia, dengan persentase sebesar 45%.

(20)

8

Imbuhan di- dapat digantikan dengan imbuhan ter- dan ke-, akan tetapi

makna kalimat yang disampaikan berbeda. Imbuhan di- bermakna dilakukan suatu kegiatan sedangkan apabila menggunakan imbuhan ter- dan ke- bermakna suatu hal terjadi secara tidak sengaja. Kalimat yang menggunakan imbuhan ke- adalah kalimat pasif yang tidak baku.

Imbuhan di- -kan dapat digantikan dengan imbuhan di- -i. Hal ini

dikarenakan kedua imbuhan tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu sama-sama bermakna dibuat jadi.

Imbuhan di- -i dapat digantikan dengan imbuhan di- -kan. Hal ini

dikarenakan kedua imbuhan tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu sama-sama bermakna dibuat jadi.

Imbuhan ter dapat digantikan dengan imbuhan ke-, yang sama-sama

bermakna suatu kejadian secara tidak sengaja. Apabila kalimat tersebut diganti dengan menggunakan imbuhan ke-, maka kalimat yang didapat adalah kalimat yang tidak baku.

Dari hasil analisa data penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia didapatkan beberapa aturan, yaitu sebagai berikut:

 Kata kerja yang bermakna dilakukan suatu kegiatan, saat diterjemahkan ke

Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja yang bermakna dibuat jadi dan dilakukan yang disebutkan, saat

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan

-di- -kan pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja yang bermakna dilakukan sesuatu, saat diterjemahkan ke

Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan di- -i pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

 Kata kerja yang bermakna kena dan tidak sengaja, saat diterjemahkan ke

Bahasa Indonesia, maka harus menambahkan imbuhan ter- pada kata kerja dalam kalimat tersebut.

Selain itu juga terdapat kalimat-kalimat yang dapat diterjemahkan dengan menggunakan dua macam imbuhan, yaitu Imbuhan di- dapat digantikan dengan imbuhan ter- dan ke-, akan tetapi makna kalimat yang disampaikan berbeda. Imbuhan di- bermakna dilakukan suatu kegiatan sedangkan apabila menggunakan imbuhan ter- dan ke- bermakna suatu hal terjadi secara tidak sengaja. Kalimat yang menggunakan imbuhan ke- adalah kalimat pasif yang tidak baku.

(21)

9

b. Kalimat yang pelakunya dinyatakan dalam kalimat, bisa diterjemahkan

ke Bahasa Indonesia dengan menambahkan imbuhan di-, di- -kan, di- -i, dan ter- dalam kalimat tersebut, atau dengan tidak menambahkan imbuhan apapun pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Contohnya sebagai berikut:

 样的书我不看。(85)

Buku semacam ini tidak saya baca. Buku semacam ini tidak dibaca oleh saya.

 那本书我看过。(86)

Buku itu pernah saya baca. Buku itu pernah dibawa saya.

 那本书我送给小李了。(87)

Buku itu saya berikan kepada Xiao Li. Buku itu diberikan oleh saya kepada Xiao Li.

Dalam penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia, imbuhan di-, di- -kan, dan ter- sering ditambahkan pada kata kerja dalam kalimat tersebut. Selain itu juga terdapat hasil terjemahan lain yang kata kerjanya tidak berimbuhan sama sekali. Imbuhan di- merupakan imbuhan yang paling sering muncul pada penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia.

Apabila dilihat berdasarkan persentase kemunculannya, baik dari hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Mandarin dengan kata depan “bei” maupun dari hasil penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif

Bahasa Mandarin tanpa kata depan ke Bahasa Indonesia, maka dapat dilihat bahwa dari sekian banyak imbuhan pembentuk kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa Indonesia, yang muncul hanyalah imbuhan di-, di- -i, di- -kan, ke- an, dan

ter-. Selain itu juga terlihat bahwa persentase kemunculan imbuhan di- lebih

tinggi dibandingkan dengan imbuhan lainnya.

Pembahasan mengenai penerjemahan kata kerja dalam kalimat pasif Bahasa

Mandarin baik dengan kata depan “bei” 被 maupun tanpa kata depan ke

(22)

10

(23)

43 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Bandung: PT

Refika Aditama

Kamus Besar Bahasa Indonesia (4thed). (2008). Jakarta: Balai Pustaka

Prasetyo, Bambang, Lina Miftanul Jannah. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Fang Yuqing 房玉清. (2003). Shi Yong Hanyu Yufa 使用汉语语法. Beijing:

Beijing Daxue Chubanshe

Song Qingming 宋庆明. (2005). Xiandai Hanyu Shiyong Yufa Fenxi 现代汉语实

用语法分析. Beijing: Qinghua Daxue Chubanshe

Xing Fuyi 邢福义. (2002). Hanyu Yufa San Bai Wen 汉语语法三百问. Beijing:

Shangqu Yinshu Guan

Zhang Yufeng 张豫峰. (2006). Xiandai Hanyu Juzi Yanjiu 现代汉语句子研究.

Shanghai: Xue Lin Chubanshe

Zhang Qiongyu 张琼郁. (2004). Xiandai Yinni Yu Yufa现代印尼语语法. Beijing:

Waiyu Jiaoxue Yu Yanjiu Chubanshe

doudingwang. (n.d.). Mei 15, 2013.

http://www.docin.com/p-178154147.html

Kusumah, E. (n.D). Pengajaran Struktur Kalimat Bahasa Indonesia Bagi

Penutur Asing. Juni 17, 2013.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDON

ESIA/196502101991121-ENCEP_KUSUMAH/MAKALAH/PENGAJARAN_STRUKTUR_KALIMAT_B

(24)

44

Universitas Kristen Maranatha

ncikudictionary. (n.d.). April 24, 2013.

http://www.nciku.com/search/zh/detail/%E8%A2%AB/1300611

Universitas Pendidikan Indonesia. Pengajaran Struktur Kalimat Bahasa

Indonesia Bagi Penutur Bahasa Asing. (n.D.). Juni 10, 2013

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDON

ESIA/196502101991121-

Verba atau Kata Kerja? Sama Saja. (n.d.). Juni 18, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

 Triangle formed by a point on the line and two points outside the line.. There are 3

INSTRUMEN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP GURU..

Metode yang digunakan adalah: (i) pengamatan terhadap curah hujan, suhu udara, dan kedalaman muka air tanah untuk periode 1 April 2009 sampai 11 Mei 2010 digunakan untuk

Dari hasil survei awal terhadap 15 orang responden yang pernah menggunakan jasa penerbangan maskapai Garuda Indonesia di kota Bandung, terkait dengan proses

Model EMQ cukup sensitif terhadap perubahan-perubahan parameter yang diberikan, mulai dari perubahan parameter panjang waktu produksi, penambahan biaya investasi,

Disisi lain, komponen menyampai- kan manfaat dan tujuan pembelajaran tergolong komponen yang paling sedikit dilakukan yaitu 40 % padahal, dengan menyampaikan tujuan dan manfaat

Dari kondisi tersebut penulis mempunyai ide untuk membuat informasi mengenai demam berdarah dengan tampilan yang interaktif dan menyajikan informasi yang lengkap mengenai penyakit

PEMBUATAN ANIMASI IKLAN EXXO DENGAN MENGGUNAKAN CORELR.A.V.E 2.0.. HISBULLAH , DEBYO SAPTONO,