• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Konflik Karikatur Nabi di Koran Jyllands Posten dalam Perspektif Komunikasi Antarbudaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Konflik Karikatur Nabi di Koran Jyllands Posten dalam Perspektif Komunikasi Antarbudaya"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM

TINJAUAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM

KONTROVERSI PEMUATAN KARIKATUR NABI MUHAMMAD

KONTROVERSI PEMUATAN KARIKATUR NABI MUHAMMAD

DI MEDIA MASSA INTERNASIONAL

DI MEDIA MASSA INTERNASIONAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian

Tengah Semester

Tengah Semester

Mata Kuliah Media dan Komunikasi Antar

Mata Kuliah Media dan Komunikasi Antar

Budaya

Budaya

UI

UI

2010 2010

K O M U N I K A S I

K O M U N I K A S I

|

|

F I S I P

F I S I P

UI

UI

|

|

2

2

0

0

1

1

0

0

Oleh

Oleh

AULIA DWI NASTITI | 0906561452

(2)

Definisi Budaya Definisi Budaya

Kehidupan manusia tidak akan pernah dapat dilepaskan dari budaya karena dalam budaya Kehidupan manusia tidak akan pernah dapat dilepaskan dari budaya karena dalam budaya lah manusia sejatinya hidup. Namun seringkali manusia tidak menyadari apa itu budaya, dan apa lah manusia sejatinya hidup. Namun seringkali manusia tidak menyadari apa itu budaya, dan apa kaitannya dengan kehidupannya. Dalam bukunya,

kaitannya dengan kehidupannya. Dalam bukunya, Communicating Across Culture,Communicating Across Culture, Gudykunst danGudykunst dan Kim (2003) mensarikan definisi Keesing (1974) mengenai budaya sebagai sebuah rujukan yang selalu Kim (2003) mensarikan definisi Keesing (1974) mengenai budaya sebagai sebuah rujukan yang selalu kita gunakan dalam berinteraksi. Pada dasarnya, kita tidak menyadari kehadiran budaya sebagai kita gunakan dalam berinteraksi. Pada dasarnya, kita tidak menyadari kehadiran budaya sebagai pedoman dalam keseharian kita, tetapi perilaku kita merefleksikan bahwa seolah-seolah ada pedoman dalam keseharian kita, tetapi perilaku kita merefleksikan bahwa seolah-seolah ada kesepakatan umum terhadap pedoman tersebut. Sementara itu, Ting Too-Mey (1999) merujuk pada kesepakatan umum terhadap pedoman tersebut. Sementara itu, Ting Too-Mey (1999) merujuk pada D’Andrade (1984) merumuskan

D’Andrade (1984) merumuskan budaya sebagai sebuah kerangka rujukan yang kompleks yang terdiribudaya sebagai sebuah kerangka rujukan yang kompleks yang terdiri dari berbagai pola-pola tradisi, kepercayaan, nilai, norma, simbol, dan makna, yang ditularkan dalam dari berbagai pola-pola tradisi, kepercayaan, nilai, norma, simbol, dan makna, yang ditularkan dalam berbagai tataran masyarakat melalui proses interaksi dan sosialisasi dalam anggota kelompok sosial berbagai tataran masyarakat melalui proses interaksi dan sosialisasi dalam anggota kelompok sosial tertentu.

tertentu.

Oleh karena itulah, budaya dapat disebut sebagai enigma (Ting Too-Mey, 1999) karena ia Oleh karena itulah, budaya dapat disebut sebagai enigma (Ting Too-Mey, 1999) karena ia memilki baik komponen konkret dan abstrak. Berbagai elemen tersebut terdapat dalam diri manusia memilki baik komponen konkret dan abstrak. Berbagai elemen tersebut terdapat dalam diri manusia dan dapat dinyatakan dalam metafora gunung es. Lapisan dasar (jumlahnya sebagian besar) diisi oleh dan dapat dinyatakan dalam metafora gunung es. Lapisan dasar (jumlahnya sebagian besar) diisi oleh komponen-komponen abstrak yang tak terlihat secara kasat mata, seperti nilai, norma, kepercayaan, komponen-komponen abstrak yang tak terlihat secara kasat mata, seperti nilai, norma, kepercayaan, tradisi, makna, dan kebutuhan universal. Sedangkan lapisan atas yang besarnya hanya sebagian kecil tradisi, makna, dan kebutuhan universal. Sedangkan lapisan atas yang besarnya hanya sebagian kecil merupakan perwujudan konkret yang berupa artifak-artifak budaya seperti benda, fashion, musik, merupakan perwujudan konkret yang berupa artifak-artifak budaya seperti benda, fashion, musik, gambar, juga simbol-simbol verbal dan nonverbal lainnya.

gambar, juga simbol-simbol verbal dan nonverbal lainnya.

ONSEPONSEP

B

B

UDAYAUDAYA

(3)

Fungsi Budaya Fungsi Budaya

Berangkat dari definisi budaya sebagai kerangka rujukan perilaku manusia dalam Berangkat dari definisi budaya sebagai kerangka rujukan perilaku manusia dalam berinteraksi, Ting Too-Mey (1999) kemudian mengidentifikasikan lima fungsi budaya: (1)

berinteraksi, Ting Too-Mey (1999) kemudian mengidentifikasikan lima fungsi budaya: (1) identity identity  meaning function,

meaning function, yang berarti bahwa budaya berfungsi sebagai atribut dan penanda yangyang berarti bahwa budaya berfungsi sebagai atribut dan penanda yang menunjukkan identitas kita melalui adanya kepercayaan, nilai, dan norma-norma budaya, (2)

menunjukkan identitas kita melalui adanya kepercayaan, nilai, dan norma-norma budaya, (2) groupgroup inclusion function,

inclusion function, yaitu budaya sebagai pemenuhan kebutuhan untuk berafiliasi dengan suatuyaitu budaya sebagai pemenuhan kebutuhan untuk berafiliasi dengan suatu kelompok dan membentuk perasaan menjadi bagian dalam kelompok tersebut (

kelompok dan membentuk perasaan menjadi bagian dalam kelompok tersebut ( sense of belongingsense of belonging),), (3)

(3) intergroup boundary regulation function,intergroup boundary regulation function, di mana budaya dalamdi mana budaya dalam in-groupin-group kitakita membentukmembentuk kecenderungan bersikap dalam interaksi dengan kelompok budaya lain (

kecenderungan bersikap dalam interaksi dengan kelompok budaya lain ( out-groupout-group), (4)), (4) ecological ecological  adaptation function,

adaptation function, budaya mengajarkan proses adaptasi dalam inetraksi antar individu, kelompokbudaya mengajarkan proses adaptasi dalam inetraksi antar individu, kelompok budaya, dan dalam lingkungan luas, (5)

budaya, dan dalam lingkungan luas, (5) cultural communication function,cultural communication function, di mana budayadi mana budaya mempengaruhi cara berkomunikasi, dan komunikasi pun mempengaruhi

mempengaruhi cara berkomunikasi, dan komunikasi pun mempengaruhi budaya kitabudaya kita

Definisi Komunikasi Antar Budaya Definisi Komunikasi Antar Budaya

Pada prinsipnya, komunikasi antar budaya didefiniskan sebagai proses pertukaran makna Pada prinsipnya, komunikasi antar budaya didefiniskan sebagai proses pertukaran makna melalui simbol-simbol di antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda (Gudykunst & melalui simbol-simbol di antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda (Gudykunst & Kim, 2003; Ting Too-Mey, 1999). Komunikasi antar budaya dianggap sebagai proses yang lebih Kim, 2003; Ting Too-Mey, 1999). Komunikasi antar budaya dianggap sebagai proses yang lebih kompleks karena dihadapkan pada tantangan perbedaan budaya. Perbedaan budaya di antara dua kompleks karena dihadapkan pada tantangan perbedaan budaya. Perbedaan budaya di antara dua pihak yang berkomunikasi berimplikasi pada timbulnya perbedaan sistem simbol dan bagaimana pihak yang berkomunikasi berimplikasi pada timbulnya perbedaan sistem simbol dan bagaimana mereka memaknai simbol tersebut. Oleh karena itu, Ting Too-Mey (1999) berargumen bahwa untuk mereka memaknai simbol tersebut. Oleh karena itu, Ting Too-Mey (1999) berargumen bahwa untuk mewujudkan komunikasi interkultural yang efektif, kita harus memperhatikan identitas lawan bicara mewujudkan komunikasi interkultural yang efektif, kita harus memperhatikan identitas lawan bicara kita. Lima asumsi pokok dalam komunikasi antar budaya (Ting Too-Mey, 1999), yaitu:

kita. Lima asumsi pokok dalam komunikasi antar budaya (Ting Too-Mey, 1999), yaitu: 1.

1. Dalam komunikasi antar Dalam komunikasi antar budaya terdapat berbagai perbedaan dengan tingkat tertentu antara duabudaya terdapat berbagai perbedaan dengan tingkat tertentu antara dua anggota kelompok yang berinteraksi

anggota kelompok yang berinteraksi 2.

2. Komunikasi antar budaya melibatkan prosesKomunikasi antar budaya melibatkan proses encoding-decodingencoding-decoding simbol-simbol verbal dansimbol-simbol verbal dan nonverbal dalam waktu yang bersamaan

nonverbal dalam waktu yang bersamaan 3.

3. Komunikasi antar budaya berpotensi besar menemui perselisihan makna (Komunikasi antar budaya berpotensi besar menemui perselisihan makna ( well-meaning clasheswell-meaning clashes)) karena adanya perbedaan budaya

karena adanya perbedaan budaya

(4)

4.

4. Komunikasi antar budaya selalu bersifat kontekstual dan tidak terjadi dalam ruang vakum, artinyaKomunikasi antar budaya selalu bersifat kontekstual dan tidak terjadi dalam ruang vakum, artinya komunikasi antar budaya selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional yang ada

komunikasi antar budaya selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional yang ada 5.

5. Komunikasi antar budaya selalu terjadi dalam sistem yang melekat pada konteks interaksiKomunikasi antar budaya selalu terjadi dalam sistem yang melekat pada konteks interaksi tersebut

tersebut yang bersifat dependeyang bersifat dependen dan saling mempengaruhn dan saling mempengaruhii Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Budaya Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Budaya

Berdasarkan model komunikasi antar budaya yang dikembangkan oleh Gudykunst dan Kim Berdasarkan model komunikasi antar budaya yang dikembangkan oleh Gudykunst dan Kim (2003), dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi proses komunikasi antar budaya, yang (2003), dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi proses komunikasi antar budaya, yang diklasifikasikan mejadi dua jenis, yaitu faktor personal yang terdapat dalam diri individu dan faktor diklasifikasikan mejadi dua jenis, yaitu faktor personal yang terdapat dalam diri individu dan faktor situasional atau pengaruh dari luar. Faktor personal antara lain mencakup: pengaruh budaya, situasional atau pengaruh dari luar. Faktor personal antara lain mencakup: pengaruh budaya, pengaruh sosiobudaya, dan pengaruh psikobudaya. Sementara faktor situasional diartikan sebagai pengaruh sosiobudaya, dan pengaruh psikobudaya. Sementara faktor situasional diartikan sebagai pengaruh lingkungan dalam proses komunikasi antar budaya. Dalam kajian ini, pembahasan dibatasi pengaruh lingkungan dalam proses komunikasi antar budaya. Dalam kajian ini, pembahasan dibatasi hanya pada faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan, yaitu pengaruh budaya, pengaruh hanya pada faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan, yaitu pengaruh budaya, pengaruh sosiobudaya, dan pengaruh psikobudaya.

sosiobudaya, dan pengaruh psikobudaya. 1.

1. Pengaruh BudayaPengaruh Budaya

Pengaruh budaya dalam komunikasi bersifat dialektik, timbal balik dan saling mempengaruhi. Pengaruh budaya dalam komunikasi bersifat dialektik, timbal balik dan saling mempengaruhi. Dalam menelaah pengaruh budaya, digunakan dua pendekatan, pertama memahami bagaimana Dalam menelaah pengaruh budaya, digunakan dua pendekatan, pertama memahami bagaimana budaya mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang dari dalam yaitu dari sudut pandang orang budaya mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang dari dalam yaitu dari sudut pandang orang tersebut. Kedua, untuk memahami cara budaya mempengaruhi perilaku adalah dengan cara tersebut. Kedua, untuk memahami cara budaya mempengaruhi perilaku adalah dengan cara membandingkan dengan budaya lain. Untuk mendapatkan pemahaman yang fokus dan membandingkan dengan budaya lain. Untuk mendapatkan pemahaman yang fokus dan komprehensif, maka kita harus memahami perbedaan budaya dalam berbagai dimensi, antara lain komprehensif, maka kita harus memahami perbedaan budaya dalam berbagai dimensi, antara lain dimensi individualisme-kolektivisme, dimensi variasi kebudayaan Hofstede, orientasi nilai Kluckhohn dimensi individualisme-kolektivisme, dimensi variasi kebudayaan Hofstede, orientasi nilai Kluckhohn Strodbecks, se

Strodbecks, serta dimensi pola rta dimensi pola variabel Parson. variabel Parson. Dalam menelaah Dalam menelaah permasalahan kapermasalahan kali ini, penulisli ini, penulis menggunakan konsep budaya dalam dimensi individualis-kolektivis.

menggunakan konsep budaya dalam dimensi individualis-kolektivis.

Perbedaan dimensi kebudayaan individualis-kolektivis dikaji dalam level analisis kelompok Perbedaan dimensi kebudayaan individualis-kolektivis dikaji dalam level analisis kelompok kultural yaitu, kelompok budaya individualis memiliki kecenderungan untuk bersifat universal dalam kultural yaitu, kelompok budaya individualis memiliki kecenderungan untuk bersifat universal dalam standarisasi dan penilaian berbagai hal sesuai dengan objeknya (objektif). Sedangkan kebudayaan standarisasi dan penilaian berbagai hal sesuai dengan objeknya (objektif). Sedangkan kebudayaan kolektivis cenderung memiliki preferensi penilaian yang lebih baik bagi anggota

kolektivis cenderung memiliki preferensi penilaian yang lebih baik bagi anggota in-groupin-group-nya-nya (subjektif). Kebudayaan kolektivis menekankan tujuan, kebutuhan, dan pandangan

(subjektif). Kebudayaan kolektivis menekankan tujuan, kebutuhan, dan pandangan in-groupin-group terhadap anggotanya serta memprioritaskan norma sosial

terhadap anggotanya serta memprioritaskan norma sosial in-groupin-group itu itu dibanding dibanding kepentingankepentingan anggotanya. Sedangkan kebudayaan individual, menempatkan nilai-nilai

anggotanya. Sedangkan kebudayaan individual, menempatkan nilai-nilai in-groupin-group setara dengansetara dengan nilai-nilai dan kepercayaan individu.

(5)

2.

2. Pengaruh SosiobudayaPengaruh Sosiobudaya Term sosiobudaya (

Term sosiobudaya (sosiocultural sosiocultural ) dapat diartikan sebagai kajian budaya berdasarkan aspek-aspek) dapat diartikan sebagai kajian budaya berdasarkan aspek-aspek sosial yang berlaku di masyarakat, khususnya institusi dan kelompok sosial. Dalam kajian sosial yang berlaku di masyarakat, khususnya institusi dan kelompok sosial. Dalam kajian sosiokultural, asumsi yang berlaku adalah budaya dan kondisi sosial mempengaruhi proses sosiokultural, asumsi yang berlaku adalah budaya dan kondisi sosial mempengaruhi proses komunikasi kita dengan orang lain (terutama komunikasi antar budaya). Seperti halnya pengaruh komunikasi kita dengan orang lain (terutama komunikasi antar budaya). Seperti halnya pengaruh budaya, pengaruh sosiokultural dalam komunikasi antar budaya dapat dikaji melalui

budaya, pengaruh sosiokultural dalam komunikasi antar budaya dapat dikaji melalui tiga pendekatantiga pendekatan ilmiah, yaitu ilmu komunikasi, sosiologi, dan antropologi sosial. Sedangkan pengaruh sosiobudaya ilmiah, yaitu ilmu komunikasi, sosiologi, dan antropologi sosial. Sedangkan pengaruh sosiobudaya dalam komunikasi terlihat dari keanggotaan dalam kelompok sosial, identitas sosial dan peran sosial. dalam komunikasi terlihat dari keanggotaan dalam kelompok sosial, identitas sosial dan peran sosial. Kelompok sosial merupakan sekumpulan individu yang saling berbagi pengalaman dan identitas Kelompok sosial merupakan sekumpulan individu yang saling berbagi pengalaman dan identitas sosial (simbol) dan keanggotaan dalam kelompok sosial mengacu pada keterikatan seorang individu sosial (simbol) dan keanggotaan dalam kelompok sosial mengacu pada keterikatan seorang individu dalam

dalam kelompoknya kelompoknya tersebut. tersebut. Macam-macam Macam-macam kelompok kelompok sosial sosial yaitu: yaitu: (1) (1) kelompok kelompok anggota anggota dandan kelompok acuan (membership-reference group) dan (2) Kelompok dalam dan kelompok luar kelompok acuan (membership-reference group) dan (2) Kelompok dalam dan kelompok luar (ingroups-outgroups), selain itu juga terdapat klasifikasi lain yaitu kelompok mayoritas dan kelompok (ingroups-outgroups), selain itu juga terdapat klasifikasi lain yaitu kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.

minoritas.

Identitas sosial merupakan aspek penting yang mempengaruhi pembentukan konsep diri ( Identitas sosial merupakan aspek penting yang mempengaruhi pembentukan konsep diri ( self self  concept 

concept ), dipelajari dari keanggotaan seorang individu dalam sebuah kelompok dan sekaligus), dipelajari dari keanggotaan seorang individu dalam sebuah kelompok dan sekaligus mempengaruhi komunikasi kita dengan orang lain. Identitas sosial dipelajari melalui sosialisasi mempengaruhi komunikasi kita dengan orang lain. Identitas sosial dipelajari melalui sosialisasi (primer dan sekunder). Tujuh identitas utama yang dimiliki oleh setiap individu (Gudykunst & Kim, (primer dan sekunder). Tujuh identitas utama yang dimiliki oleh setiap individu (Gudykunst & Kim, 2003) yaitu:

2003) yaitu: (1) Identitas Budaya, meliputi bu(1) Identitas Budaya, meliputi budaya individualis atau daya individualis atau kolektivis, (2) Identitas kolektivis, (2) Identitas Etnis,Etnis, yang memicu

yang memicu labellinglabelling dandan stereotypingstereotyping, , dan dan dihasilkan dihasilkan oleh oleh proses proses asimilasi atau asimilasi atau sebagai sebagai bentukbentuk pluralisme, (3) Identitas Gender, meliputi feminin, maskulin,

pluralisme, (3) Identitas Gender, meliputi feminin, maskulin, undifferentiated undifferentiated , dan, dan androgynousandrogynous, (4), (4) Identitas Berdasarkan Keterbatasan, (5) Identitas Usia, (6) Identitas Kelas Sosial, berdasarkan Identitas Berdasarkan Keterbatasan, (5) Identitas Usia, (6) Identitas Kelas Sosial, berdasarkan pendapatan,

pendapatan, pendidikan, pendidikan, pekerjaan pekerjaan dll, dll, (7) (7) Identitas Identitas Peran, Peran, meliputi meliputi beberapa beberapa variabel variabel sepertiseperti degree of personalness

degree of personalness,, degree of formality degree of formality , dan, dan degree of hirearchy degree of hirearchy ..

Sedangkan menurut Ting Too-Mey (1999), dalam setiap diri individu terdapat delapan domain Sedangkan menurut Ting Too-Mey (1999), dalam setiap diri individu terdapat delapan domain identitas yang terklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu

identitas yang terklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu   primary identities  primary identities dandan situational identites.situational identites. Primary identities

Primary identities merupakan identitas yang sifatnya tetap dan mencakup empat domain identitas,merupakan identitas yang sifatnya tetap dan mencakup empat domain identitas, yaitu (1)

yaitu (1) cultural identity cultural identity  yang berasal dari afiliasi dengan kelompok kultural tertentu; (2)yang berasal dari afiliasi dengan kelompok kultural tertentu; (2) ethnicethnic identity 

identity  identitas yang diperoleh dari asal-usul nenek moyang dan mengacu pada etnis; (3)identitas yang diperoleh dari asal-usul nenek moyang dan mengacu pada etnis; (3) gender gender  identity 

identity yang menunjukkan image ‘lakiyang menunjukkan image ‘laki--laki’ dan ‘perelaki’ dan ‘perempuanmpuan’’;; dan (4)dan (4) personal identity, personal identity, identitas unikidentitas unik yang hanya dimiliki diri kita

yang hanya dimiliki diri kita.. SedangkanSedangkan situational identitessituational identites didefinisikan sebagai identitas yangdidefinisikan sebagai identitas yang sifatnya berubah-ubah sesuai konteks dan situasi di mana interaksi tersebut berlangsung. Empat sifatnya berubah-ubah sesuai konteks dan situasi di mana interaksi tersebut berlangsung. Empat domain identitas yang termasuk dalam

domain identitas yang termasuk dalam situational identity situational identity  antara lain, (1)antara lain, (1) role identity,role identity, identitasidentitas berdasarkan peran yang kita jalankan dalam suatu interaksi; (2)

(6)

miliki dari ikatan keluarga dan hubungan pertemanan; (3)

miliki dari ikatan keluarga dan hubungan pertemanan; (3) facework identity,facework identity, identitas yang berupaidentitas yang berupa image

image kita dalam interaksi, dan (4)kita dalam interaksi, dan (4) symbolic interaction identity symbolic interaction identity atau identitas yang kita peroleh dariatau identitas yang kita peroleh dari simbol-simbol verbal dan nonverbal ketika kita

simbol-simbol verbal dan nonverbal ketika kita berkomunikasiberkomunikasi.. 3.

3. Pengaruh PsikobudayaPengaruh Psikobudaya

Pengaruh psikobudaya dalam komunikasi mengacu pada proses-proses yang terjadi dalam tataran Pengaruh psikobudaya dalam komunikasi mengacu pada proses-proses yang terjadi dalam tataran kognitif kita yang mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku komunikasi (Gudykunst & Kim, kognitif kita yang mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku komunikasi (Gudykunst & Kim, 2003). Dalam konteks komunikasi antar budaya, konsep-konsep yang perlu digarisbawahi terkait 2003). Dalam konteks komunikasi antar budaya, konsep-konsep yang perlu digarisbawahi terkait dengan pengaruh psikobudaya adalah

dengan pengaruh psikobudaya adalah stereotype, prejudice,stereotype, prejudice, dandan ethnocentrism.ethnocentrism.

 StereotypeStereotype didefinisikan oleh Lippman (1992) sebagai gambaran khas di kepala kita mengenaididefinisikan oleh Lippman (1992) sebagai gambaran khas di kepala kita mengenai

suatu hal. Dalam konteks interaksi, stereotipe berarti representasi kognitif atas kelompok lain yang suatu hal. Dalam konteks interaksi, stereotipe berarti representasi kognitif atas kelompok lain yang mempengaruhi perasaan kita terhadap anggota kelompok tersebut (Gudykunst & Kim, 2003). mempengaruhi perasaan kita terhadap anggota kelompok tersebut (Gudykunst & Kim, 2003). Hewstone & Brown (1986) mnegklasifikasikan aspek-aspek dalam stereotip: kategorisasi individu Hewstone & Brown (1986) mnegklasifikasikan aspek-aspek dalam stereotip: kategorisasi individu berdasarkan keanggotaannya pada suatu kelompok, seperangkat atribut dianggap menggambarkan berdasarkan keanggotaannya pada suatu kelompok, seperangkat atribut dianggap menggambarkan (hampir) seluruh anggota sebuah kategori, dan seperangkat atribut dianggap menggambarkan (hampir) seluruh anggota sebuah kategori, dan seperangkat atribut dianggap menggambarkan anggota individu sebuah kategori. Ketika kita berkomunikasi, kita cenderung menilai seseorang anggota individu sebuah kategori. Ketika kita berkomunikasi, kita cenderung menilai seseorang berdasarkan stereotip secara otomatis dan tidak disadari. Stereotipe dapat mengurangi berdasarkan stereotip secara otomatis dan tidak disadari. Stereotipe dapat mengurangi ketidakpastian dan menambah tingkat prediksi, tetapi tidak meningkatkan akurasi. Implikasinya, ketidakpastian dan menambah tingkat prediksi, tetapi tidak meningkatkan akurasi. Implikasinya, stereotipe tidak menyebabkan miskomunikasi, tetapi potensi kesalahpahaman dalam interaksi, stereotipe tidak menyebabkan miskomunikasi, tetapi potensi kesalahpahaman dalam interaksi, terutama interaksi antar budaya, karena stereotipe mempengaruhi

terutama interaksi antar budaya, karena stereotipe mempengaruhi cara kita membentuk persepsi.cara kita membentuk persepsi.

 Prejudice,Prejudice, dalam Gudykunst dan Kim (2003) diartika sebagai sikapdalam Gudykunst dan Kim (2003) diartika sebagai sikap menghakimi satu individumenghakimi satu individu

berdasarkan kelompok dia berasal, hal ini umumnya bersifat negative dan mengarah pada berdasarkan kelompok dia berasal, hal ini umumnya bersifat negative dan mengarah pada diskriminasi. Prejudice bisa juga merupakan wujud ekspresi rasa takut, jijik, tidak suka, marah, diskriminasi. Prejudice bisa juga merupakan wujud ekspresi rasa takut, jijik, tidak suka, marah, kecemburuan. Berkaitan dengan

kecemburuan. Berkaitan dengan  prejudice, prejudice, banyak kalangan menilai bahwa media berkontribusibanyak kalangan menilai bahwa media berkontribusi besar dalam pembentukan citra baik /

besar dalam pembentukan citra baik / buruk budaya tertentu (buruk budaya tertentu ( prejudice prejudice).).

 EthnocentrismEthnocentrism berarti tendensi untuk mengidentifikasi diri kita dengan kelompok kita (budaya,berarti tendensi untuk mengidentifikasi diri kita dengan kelompok kita (budaya,

suku tertentu) dan untuk mengevaluasi kelompok luar (

suku tertentu) dan untuk mengevaluasi kelompok luar ( outgroupsoutgroups) beserta anggota-anggotanya) beserta anggota-anggotanya berdasarkan standar tertentu (Gudykunst & Kim, 2003). Pada dasarnya

berdasarkan standar tertentu (Gudykunst & Kim, 2003). Pada dasarnya setiap orang memilikisetiap orang memiliki karakteristik etnosentris sampai pada tiongkat tertentu

karakteristik etnosentris sampai pada tiongkat tertentu.. Oleh karena itu, kita biasanya memandangOleh karena itu, kita biasanya memandang

nilai-nilai-nilai budaya sendiri secara lebih nyata dan “benar” , sehingga muncul pandangan “superior”nilai budaya sendiri secara lebih nyata dan “benar” , sehingga muncul pandangan “superior” terhadap

terhadap budaya luar, dan kita menjadbudaya luar, dan kita menjadi khawatir ketika berinteraksi dengan orang i khawatir ketika berinteraksi dengan orang asing. Berkaitanasing. Berkaitan dengan proses interaksi etnosentrisme memiliki fungsi memperkuat ikatan kelompok, wujud dengan proses interaksi etnosentrisme memiliki fungsi memperkuat ikatan kelompok, wujud ekspresi nilai, cara pandang budaya lain melalui frame budaya sendiri. Sedangkan implikasi negatif  ekspresi nilai, cara pandang budaya lain melalui frame budaya sendiri. Sedangkan implikasi negatif  etnosentrisme adalah munculnya superioritas, sikap ekstrim yang mengancam budaya lain, etnosentrisme adalah munculnya superioritas, sikap ekstrim yang mengancam budaya lain, menganggap budaya sendiri yang paling benar dan berusaha mengubah cara berpikir orang lain. menganggap budaya sendiri yang paling benar dan berusaha mengubah cara berpikir orang lain.

(7)

Sejarah dalam Komunikasi Antar Budaya Sejarah dalam Komunikasi Antar Budaya

Merujuk pada argumen Martin dan Nakayama (2004), salah satu elemen penting yang harus Merujuk pada argumen Martin dan Nakayama (2004), salah satu elemen penting yang harus diperhatikan dalam kajian komunikasi antar budaya adalah sejarah. Sejarah membentuk pemhaman diperhatikan dalam kajian komunikasi antar budaya adalah sejarah. Sejarah membentuk pemhaman mengenai siapa identitas kita, sebagai individu dan anggota kelompok sosial. Ketika berinteraksi, kita mengenai siapa identitas kita, sebagai individu dan anggota kelompok sosial. Ketika berinteraksi, kita sebenarnya membawa sejarahpersonal kita, karenanya sejarah mempengaruhi bagaimana cara kita sebenarnya membawa sejarahpersonal kita, karenanya sejarah mempengaruhi bagaimana cara kita berinteraksi. Empat elemen sejarah personal yang mempengaruhi interaksi (Brislin, 1981):

berinteraksi. Empat elemen sejarah personal yang mempengaruhi interaksi (Brislin, 1981): Childhood Childhood  experience

experience atau pengalaman masa lalu kita,atau pengalaman masa lalu kita, Historical mythsHistorical myths mitos-mitos sejarah,mitos-mitos sejarah, LanguageLanguage atauatau perbedaan sistem bahasa

perbedaan sistem bahasa , , dandan Recent/vivid eventsRecent/vivid events atau pemberitaan media atas peristiwa aktualatau pemberitaan media atas peristiwa aktual yang mempengeruhi pembentukan

yang mempengeruhi pembentukan stereotypestereotype dandan prejudice prejudice dalam interaksi.dalam interaksi. Identity Negotiation Perspective

Identity Negotiation Perspective dandanMindful Intercultural CommunicationMindful Intercultural Communication

Identity Negotiation Perspective

Identity Negotiation Perspective atau Perspektif Negosiasi Identitas merupakan sebuah caraatau Perspektif Negosiasi Identitas merupakan sebuah cara pandang dalam komunikasi antar budaya yang menekankan pada hubungan antara nilai-nilai budaya pandang dalam komunikasi antar budaya yang menekankan pada hubungan antara nilai-nilai budaya dan konsep diri seseorang (Ting Too-Mey, 1999). Dalam perspektif negosiasi identitas, keduanya dan konsep diri seseorang (Ting Too-Mey, 1999). Dalam perspektif negosiasi identitas, keduanya merupakan variabel penting dalam membentuk identitas seseorang. Pada dasarnya setiap individu merupakan variabel penting dalam membentuk identitas seseorang. Pada dasarnya setiap individu memiliki dua macam identitas dalam dirinya yang bersumber dari dua sumber yang berbeda (Ting memiliki dua macam identitas dalam dirinya yang bersumber dari dua sumber yang berbeda (Ting Too-Mey, 1999). Dua tipe identitas yang dimiliki individu adalah

Too-Mey, 1999). Dua tipe identitas yang dimiliki individu adalah Social Identity Social Identity dandan Personal Identity.Personal Identity. Menurut Brewer dan Miller (1996),

Menurut Brewer dan Miller (1996), Social identity Social identity mengacu pada konsep diri individu yang diperolehmengacu pada konsep diri individu yang diperoleh dari keanggotaannya dalam suatu kelompok tertentu dan bersumber pada kelompok (

dari keanggotaannya dalam suatu kelompok tertentu dan bersumber pada kelompok ( group-based).group-based). Personal Identity 

Personal Identity  merujuk pada konsep diri individu yang mendefinisikan seorang individu secaramerujuk pada konsep diri individu yang mendefinisikan seorang individu secara unik dan membedakannya dengan individu lainnya.

unik dan membedakannya dengan individu lainnya. Personal identity Personal identity  bersumber dari individu itubersumber dari individu itu sendiri (

sendiri ( person-based  person-based ). Dua tipe identitas yang berasal dari dua sumber yang berbeda tersebut). Dua tipe identitas yang berasal dari dua sumber yang berbeda tersebut membentuk dua macam persepsi yang dimiliki individu ketika dirinya terlibat interaksi, yaitu membentuk dua macam persepsi yang dimiliki individu ketika dirinya terlibat interaksi, yaitu intergroup-based perceptions

intergroup-based perceptions atau persepsi yang hadir dalam benak individu ketika mengalamiatau persepsi yang hadir dalam benak individu ketika mengalami segregasi akibat proses kategorisasi sosial dan

segregasi akibat proses kategorisasi sosial dan interpersonal-based perceptionsinterpersonal-based perceptions yang timbul ketikayang timbul ketika individu berada dalam situasi i

individu berada dalam situasi interpersonal (Tajfel, 1981).nterpersonal (Tajfel, 1981).

Dalam proses komunikasi antar budaya, yang dinegosiasikan adalah dua identitas yang Dalam proses komunikasi antar budaya, yang dinegosiasikan adalah dua identitas yang berbeda dengan budaya sebagai akar dan inti dari proses komunikasi tersebut, dan implikasi yang berbeda dengan budaya sebagai akar dan inti dari proses komunikasi tersebut, dan implikasi yang timbul dari negosiasi identitas tersebut adalah muculnya persepsi antar budaya antara dua pihak timbul dari negosiasi identitas tersebut adalah muculnya persepsi antar budaya antara dua pihak yang berinteraksi tersebut. Ting Too-Mey (1999) berpandangan bahwa negosiasi identitas yang berinteraksi tersebut. Ting Too-Mey (1999) berpandangan bahwa negosiasi identitas merupakan prasyarat terjadinya komunikasi antar budaya yang sukses dan efektif. Komunikasi antar merupakan prasyarat terjadinya komunikasi antar budaya yang sukses dan efektif. Komunikasi antar budaya yang baik disebut sebagai

budaya yang baik disebut sebagai mindful intercultural communicationmindful intercultural communication, yang diindikasikan oleh, yang diindikasikan oleh kesediaan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk menempatkan diri kada kerangka rujukan budaya kesediaan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk menempatkan diri kada kerangka rujukan budaya lain dan upaya penyesuaian diri terhadap perbedaan-perbedaan budaya yang mempengaruhi lain dan upaya penyesuaian diri terhadap perbedaan-perbedaan budaya yang mempengaruhi perbedaan dalam memaknai interaksi.

(8)

Denmark, September 2005. Sebuah koran terbesar di Denmark,

Denmark, September 2005. Sebuah koran terbesar di Denmark,  Jylland-Posten, Jylland-Posten, memuat 12memuat 12 buah gambar kartun yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad sebagai seseorang yang bodoh, buah gambar kartun yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad sebagai seseorang yang bodoh, dungu, linglung, pendukung kekerasan, terorisme dan pengeboman, eksploitasi terhadap wanita dungu, linglung, pendukung kekerasan, terorisme dan pengeboman, eksploitasi terhadap wanita melalui poligami. Bahkan beberapa kartun tersebut terang-terangan menuliskan kata-kata yang melalui poligami. Bahkan beberapa kartun tersebut terang-terangan menuliskan kata-kata yang menghina Islam seperti prasangka bahwa Islam identik dengan terorisme, tirani teokrasi, inteloren menghina Islam seperti prasangka bahwa Islam identik dengan terorisme, tirani teokrasi, inteloren terhadap kritik, takut akan ekspansi budaya barat, dan lain-lain. Enam dari kedua belas karikatur terhadap kritik, takut akan ekspansi budaya barat, dan lain-lain. Enam dari kedua belas karikatur tersebut diterbitkan ulang di surat kabar Mesir,

tersebut diterbitkan ulang di surat kabar Mesir, El Faqr El Faqr , pada 30 Oktober 2005 untuk mendampingi, pada 30 Oktober 2005 untuk mendampingi sebuah artikel yang mengkritik keras tindakan

sebuah artikel yang mengkritik keras tindakan PostenPosten, namun saat itu karikatur-karikatur ini belum, namun saat itu karikatur-karikatur ini belum mendapat perhatian yang besar di luar Denmark. Hanya pada Desember 2005, saat Organisasi mendapat perhatian yang besar di luar Denmark. Hanya pada Desember 2005, saat Organisasi Konferensi Islam mulai menyatakan penentangannya, barulah kontroversi ini menghangat di dunia. Konferensi Islam mulai menyatakan penentangannya, barulah kontroversi ini menghangat di dunia. Sebagian dari karikatur tersebut direproduksi dan diterbitkan di surat kabar di seluruh belahan dunia Sebagian dari karikatur tersebut direproduksi dan diterbitkan di surat kabar di seluruh belahan dunia internasional, antara lain di Norwegia oleh surat kabar

internasional, antara lain di Norwegia oleh surat kabar Magazinet Magazinet , pada tanggal 10 Januari 2006., pada tanggal 10 Januari 2006. Koran Jerman,

Koran Jerman, Die Welt Die Welt ; surat kabar Perancis; surat kabar Perancis France Soir France Soir  dan banyak surat kabar lain di Eropa dandan banyak surat kabar lain di Eropa dan  juga surat kabar di Selandia Baru dan Yordania. Di Indonesia sendiri, tercatat ada dua media massa  juga surat kabar di Selandia Baru dan Yordania. Di Indonesia sendiri, tercatat ada dua media massa

yang menerbitkan karikatur-karikatur ini, masing-masing

yang menerbitkan karikatur-karikatur ini, masing-masing Tabloid GloriaTabloid Gloria (5 karikatur) dan(5 karikatur) dan Tabloid Tabloid  PETA

PETA..

C

C

ONTOHONTOH

ASUSASUS

D

D

D

(9)

Menurut Jyllands-Postens, kartun-kartun tersebut dipublikasikan sebagai bentuk ungkapan Menurut Jyllands-Postens, kartun-kartun tersebut dipublikasikan sebagai bentuk ungkapan satir atas penyensoran diri (

satir atas penyensoran diri (self-censorshipself-censorship) dan kebebasan berpendapat () dan kebebasan berpendapat (  freedom of speech  freedom of speech) yang) yang dilatarbelakangi oleh penolakan dari berbagai pihak untuk menggambar Muhammad di buku dilatarbelakangi oleh penolakan dari berbagai pihak untuk menggambar Muhammad di buku seorang penulis Denmark bernama Kare Bluitgen. Mereka menolak untuk menggambar Muhammad seorang penulis Denmark bernama Kare Bluitgen. Mereka menolak untuk menggambar Muhammad karena cemas dan takut diserang ekstremis Muslim. Mendengar hal tersbut, Jyllands-Postens karena cemas dan takut diserang ekstremis Muslim. Mendengar hal tersbut, Jyllands-Postens menuntut isu kebebasan berpendapat dengan memuat gambar-gambar karikatur Nabi Muhammad menuntut isu kebebasan berpendapat dengan memuat gambar-gambar karikatur Nabi Muhammad yang dalam pandangan umat Islam merupakan hal yang tabu dilakukan. Meskipun

yang dalam pandangan umat Islam merupakan hal yang tabu dilakukan. Meskipun  Jyllands-Posten Jyllands-Posten mengatakan penerbitan gambar-gambar ini ditujukan untuk menunjukkan bahwa kebebasan mengatakan penerbitan gambar-gambar ini ditujukan untuk menunjukkan bahwa kebebasan berbicara berlaku bagi siapapun, banyak orang menganggap bahwa gambar-gambar tersebut adalah berbicara berlaku bagi siapapun, banyak orang menganggap bahwa gambar-gambar tersebut adalah bentuk penghinaan terhadap Islam dan menunjukkan prasangka buruk terhadap Islam, serta bentuk penghinaan terhadap Islam dan menunjukkan prasangka buruk terhadap Islam, serta berpotensi membentuk Islamofobia di Denmark.

berpotensi membentuk Islamofobia di Denmark.

Pemuatan gambar-gambar Nabi Muhammad secara kartunis dengan

Pemuatan gambar-gambar Nabi Muhammad secara kartunis dengan imageimage dan pencitraandan pencitraan yang bodoh dan buruk tersebut tak ayal memunculkan reaksi keras dari umat muslim seluruh dunia. yang bodoh dan buruk tersebut tak ayal memunculkan reaksi keras dari umat muslim seluruh dunia. Berbagai aksi dan protes dari dunia internasional dilayangkan kepada surat kabar dan pemerintah Berbagai aksi dan protes dari dunia internasional dilayangkan kepada surat kabar dan pemerintah Denmark, mulai dari aksi dan protes yang bersifat damai, politis, dan diplomatis, sampai aksi dan Denmark, mulai dari aksi dan protes yang bersifat damai, politis, dan diplomatis, sampai aksi dan protes yang sifatnya keras dan radikal. Protes-protes yang datang dari tataran internasional antara protes yang sifatnya keras dan radikal. Protes-protes yang datang dari tataran internasional antara lain (Berita dikutip dari Republika dan detik.com) :

lain (Berita dikutip dari Republika dan detik.com) :

-- Organisasi Konferensi Islam dan Liga Arab meminta agar PBB menjatuhkan sanksi internasionalOrganisasi Konferensi Islam dan Liga Arab meminta agar PBB menjatuhkan sanksi internasional terhadap Denmark.

terhadap Denmark.

-- Produk dari Denmark diboikot oleh konsumen di Arab Saudi, Kuwait dan negara Arab lain.Produk dari Denmark diboikot oleh konsumen di Arab Saudi, Kuwait dan negara Arab lain. -- Selain itu ada protes besar-besaran oleh kaum Selain itu ada protes besar-besaran oleh kaum Muslim di Indonesia, Malaysia, Pakistan, negaraMuslim di Indonesia, Malaysia, Pakistan, negara

Arab dan negara lai

Arab dan negara lai n yang mempunyai populasi Muslim, hampir semuanya menggunakann yang mempunyai populasi Muslim, hampir semuanya menggunakan kekerasan.

kekerasan.

-- Pada tanggal 4 Februari, Kedubes Denmark dan Norwegia di Suriah dibakar, akan tetapi tidak adaPada tanggal 4 Februari, Kedubes Denmark dan Norwegia di Suriah dibakar, akan tetapi tidak ada korban jiwa. Sehari kemudian pada tanggal 5 Februari Kedubes Denmark di Beirut, Lebanon juga korban jiwa. Sehari kemudian pada tanggal 5 Februari Kedubes Denmark di Beirut, Lebanon juga dibakar oleh amukan massa. Akibat kejadian ini, Menteri Dalam Negeri Lebanon, Hassan al-Sabaa dibakar oleh amukan massa. Akibat kejadian ini, Menteri Dalam Negeri Lebanon, Hassan al-Sabaa mengundurkan diri. Dua hari kemudian, pada 7 Februari, Iran resmi memutuskan hubungan mengundurkan diri. Dua hari kemudian, pada 7 Februari, Iran resmi memutuskan hubungan dagang dengan Denmark

dagang dengan Denmark

-- Sekjen PBB, Kofi Annan, menyatakan keprihatinannya akan peristiwa ini dan berkata bahwaSekjen PBB, Kofi Annan, menyatakan keprihatinannya akan peristiwa ini dan berkata bahwa "kebebasan pers" harus selalu diterapkan melalui penghormatan terhadap

"kebebasan pers" harus selalu diterapkan melalui penghormatan terhadap ““keyakinan agama dankeyakinan agama dan ajaran seluruh agama".

(10)

-- Kemarahan warga muslim atas karikatur Nabi Muhammad SAW terus meluas. Bahkan di Palestina,Kemarahan warga muslim atas karikatur Nabi Muhammad SAW terus meluas. Bahkan di Palestina, dua pria bersenjata menculik seorang warga Jerman sebagai luapan kemarahan atas kartun dua pria bersenjata menculik seorang warga Jerman sebagai luapan kemarahan atas kartun kontroversial itu.

kontroversial itu.

-- Pemerintah Indonesia melalui saluran OKI dan PBB telah menyampaikan nota protes keras atasPemerintah Indonesia melalui saluran OKI dan PBB telah menyampaikan nota protes keras atas pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW yang beredar di Denmark, Italia, Polandia, Prancis, dan pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW yang beredar di Denmark, Italia, Polandia, Prancis, dan Belanda.

Belanda.

Yang menarik dan tidak banyak diketahui oleh publik adalah, reaksi dunia Islam terhadap karikatur Yang menarik dan tidak banyak diketahui oleh publik adalah, reaksi dunia Islam terhadap karikatur yang menghina tersebut tidak hanya dilayangkan dalam bentuk nota protes, boikot, atau bahkan yang menghina tersebut tidak hanya dilayangkan dalam bentuk nota protes, boikot, atau bahkan tindakan ekstrem seperti pembakaran kedubes Denmark dan negara-negara Eropa tertentu, tetapi tindakan ekstrem seperti pembakaran kedubes Denmark dan negara-negara Eropa tertentu, tetapi melalui karikatur balasan untuk menyindir betapa Barat seringkali menunjukkan standar ganda melalui karikatur balasan untuk menyindir betapa Barat seringkali menunjukkan standar ganda dalam bersikap. Selain itu, muncul gagasan untuk

meng-dalam bersikap. Selain itu, muncul gagasan untuk meng- counter counter  penghinaan Barat melalui lombapenghinaan Barat melalui lomba karikatur bertema Yahudi yang inisiatifnya muncul dari sebuah surat kabar di Iran

karikatur bertema Yahudi yang inisiatifnya muncul dari sebuah surat kabar di Iran Hamshahri Hamshahri  yangyang merencanakan lomba tersebut untuk menguji batas kebebasan berbicara, sebgaimana alasan yang merencanakan lomba tersebut untuk menguji batas kebebasan berbicara, sebgaimana alasan yang digunakan banyak surat kabar Eropa dalam menyiarkan kartun Nabi tersebut. “Pertanyaan penting digunakan banyak surat kabar Eropa dalam menyiarkan kartun Nabi tersebut. “Pertanyaan penting bagi Muslim ialah, `apakah kebebasan berbicara Barat membolehkan mengangkat masalah, seperti, bagi Muslim ialah, `apakah kebebasan berbicara Barat membolehkan mengangkat masalah, seperti, kejahatan Amerika Serikat dan Israel atau kejadian, seperti, Bencana Yahudi, atau kebebasan kejahatan Amerika Serikat dan Israel atau kejadian, seperti, Bencana Yahudi, atau kebebasan berbicara itu hanya bagus untuk menyerang nilai suci agama Tuhan?” kata harian itu. (Dikutip dari berbicara itu hanya bagus untuk menyerang nilai suci agama Tuhan?” kata harian itu. (Dikutip dari Republika, 8 Februari 2006).

Republika, 8 Februari 2006).

Pada akhirnya, kontroversi dan perbenturan budaya ini mulai mereda setelah

Pada akhirnya, kontroversi dan perbenturan budaya ini mulai mereda setelah  Jyllands-Posten Jyllands-Posten sendirisendiri telah meminta maaf karena telah menghina umat Muslim. Namun

telah meminta maaf karena telah menghina umat Muslim. Namun mereka tetap berpendapat bahwamereka tetap berpendapat bahwa mereka berhak menerbitkan karikatur tersebut, dengan alasan bahwa fundamentalisme Islam tidak mereka berhak menerbitkan karikatur tersebut, dengan alasan bahwa fundamentalisme Islam tidak dapat mengontrol hal-hal yang dapat diterbitkan media di Denmark.

(11)

Berdasarkan ilustrasi kasus yang telah disajikan pada Bab Deskripsi Kasus, kita dapat menarik Berdasarkan ilustrasi kasus yang telah disajikan pada Bab Deskripsi Kasus, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kasus tersebut merupakan salah satu contoh terjadinya benturan antar budaya kesimpulan bahwa kasus tersebut merupakan salah satu contoh terjadinya benturan antar budaya ((cultural clashingcultural clashing) di tingkat global. Dua komponen budaya yang menjadi esensi kajian antar budaya) di tingkat global. Dua komponen budaya yang menjadi esensi kajian antar budaya di sini adalah budaya Islam dan budaya Barat. Budaya Islam diwakili oleh kelompok negara-negara di sini adalah budaya Islam dan budaya Barat. Budaya Islam diwakili oleh kelompok negara-negara Islam seperti Liga Arab dan OKI, serta warga negara-negara Islam,s edangkan budaya Barat Islam seperti Liga Arab dan OKI, serta warga negara-negara Islam,s edangkan budaya Barat direpresentasikan oleh warga negara Denmark dan negara-negara Barat lainnya seperti Norwegia, direpresentasikan oleh warga negara Denmark dan negara-negara Barat lainnya seperti Norwegia, Perancis, Australia, dan negara-negara lain yang turut mendukung pemuatan karikatur tersebut Perancis, Australia, dan negara-negara lain yang turut mendukung pemuatan karikatur tersebut dalam media massa. Untuk menguraikan permasalahan yang sebenarnya terjadi dalam

dalam media massa. Untuk menguraikan permasalahan yang sebenarnya terjadi dalam cultural cultural  clashing

clashing antara budaya Islam dan budaya Barat akibat pemuatan karikatur Nabi Muhammadantara budaya Islam dan budaya Barat akibat pemuatan karikatur Nabi Muhammad tersebut, kita dapat mengkajinya dalam tinjuan komunikasi antar budaya. Karena pada dasarnya, hal tersebut, kita dapat mengkajinya dalam tinjuan komunikasi antar budaya. Karena pada dasarnya, hal fundamental yang membentuk suatu hubungan antar budaya, baik pada tingkat interpersonal fundamental yang membentuk suatu hubungan antar budaya, baik pada tingkat interpersonal maupun intergrup adalah proses komunikasi yang berlangsung

maupun intergrup adalah proses komunikasi yang berlangsung di antara keduanya.di antara keduanya.

Konsep Budaya Konsep Budaya

Ditinjau dari konsep budaya, klasifikasi budaya berdasarkan tingkat keanggotaan kelompok Ditinjau dari konsep budaya, klasifikasi budaya berdasarkan tingkat keanggotaan kelompok budaya dalam kasus di atas adalah wilayah dunia (global). Dalam klasifikasi ini terdapat dikotomi budaya dalam kasus di atas adalah wilayah dunia (global). Dalam klasifikasi ini terdapat dikotomi antara budaya Barat dan budaya Islam. Sesuai dengan definisi Gudykunst dan Kim (1999) yang antara budaya Barat dan budaya Islam. Sesuai dengan definisi Gudykunst dan Kim (1999) yang memandang bahwa budaya merupakan kerangka rujukan dalam berperilaku, budaya Islam dan memandang bahwa budaya merupakan kerangka rujukan dalam berperilaku, budaya Islam dan

A

A

NALISISNALISIS

ASUSASUS

S

S

S

(12)

budaya Barat masing-masing memiliki kerangka rujukan masing-masing yang digunakan sebagai budaya Barat masing-masing memiliki kerangka rujukan masing-masing yang digunakan sebagai pedoman dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain serta membentuk cara pedoman dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain serta membentuk cara memahami perilaku orang lain. Hal ini terlihat dari pemaknaan masing-masing pihak terhadap memahami perilaku orang lain. Hal ini terlihat dari pemaknaan masing-masing pihak terhadap karikatur tersebut. Lebih jauh, merujuk definisi Ting Too-Mey (1999), yang memasukkan karikatur tersebut. Lebih jauh, merujuk definisi Ting Too-Mey (1999), yang memasukkan elemen-elemen dalam kebudayaan yang terdiri dari berbagai pola-pola tradisi, kepercayaan, nilai, norma, elemen dalam kebudayaan yang terdiri dari berbagai pola-pola tradisi, kepercayaan, nilai, norma, simbol, dan sebagai sebuah sistem kerangka rujukan yang kompleks, dapat kita jelaskan bahwa simbol, dan sebagai sebuah sistem kerangka rujukan yang kompleks, dapat kita jelaskan bahwa Budaya Barat merujuk pada nilai-nilai kebebasan. Oleh karena itu, Barat menganggap bahwa Budaya Barat merujuk pada nilai-nilai kebebasan. Oleh karena itu, Barat menganggap bahwa pelarangan untuk menggambarkan sosok Nabi Muhammad adalah suatu bentuk pelanggaran. Pada pelarangan untuk menggambarkan sosok Nabi Muhammad adalah suatu bentuk pelanggaran. Pada akhirnya, pemahaman Barat tersebut membentuk sikap Barat untuk mengkomunikasikan nilai-nilai akhirnya, pemahaman Barat tersebut membentuk sikap Barat untuk mengkomunikasikan nilai-nilai kebebasannya itu dalam bentuk karikatur Nabi Muhammad. Sedangkan dari sudut pandang budaya kebebasannya itu dalam bentuk karikatur Nabi Muhammad. Sedangkan dari sudut pandang budaya Islam, kerangka rujukan yang digunakan didasarkan pada peraturan dan nilai-nilai agama Islam yang Islam, kerangka rujukan yang digunakan didasarkan pada peraturan dan nilai-nilai agama Islam yang notabene memberlakukan suatu batasan-batasan tertentu terkait dengan pemimpin agamanya, notabene memberlakukan suatu batasan-batasan tertentu terkait dengan pemimpin agamanya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Nilai-nilai Islam melarang Nabi Muhammad ditampilkan dalam bentuk yaitu Nabi Muhammad SAW. Nilai-nilai Islam melarang Nabi Muhammad ditampilkan dalam bentuk simbol-simbol grafis, baik berupa gambar, lukisan, patung, foto, maupun film. Hal ini didasari simbol-simbol grafis, baik berupa gambar, lukisan, patung, foto, maupun film. Hal ini didasari pandangan bahwa Nabi Muhammad merupakan pemimpin spiritual yang sangat dihormati dalam pandangan bahwa Nabi Muhammad merupakan pemimpin spiritual yang sangat dihormati dalam budaya Islam sehingga penggambaran terhadap sosoknya memungkinkan terjadinya distorsi atau budaya Islam sehingga penggambaran terhadap sosoknya memungkinkan terjadinya distorsi atau pengolahan tertentu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Selan itu, nilai-nilai budaya Islam pengolahan tertentu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Selan itu, nilai-nilai budaya Islam memberlakukan larangan tersebut sebagai upaya preventif agar sosok Nabi Muhammad dalam memberlakukan larangan tersebut sebagai upaya preventif agar sosok Nabi Muhammad dalam simbol-simbol grafis tersebut tidak disembah dan justru dijadikan sebagai

simbol-simbol grafis tersebut tidak disembah dan justru dijadikan sebagai berhala.berhala.

Dalam konteks lima fungsi budaya Ting Too-Mey (1999) kita dapat mengidentifikasikan Dalam konteks lima fungsi budaya Ting Too-Mey (1999) kita dapat mengidentifikasikan bahwa fungsi budaya bagi dunia Islam dan dunia Barat adalah sebagai (1)

bahwa fungsi budaya bagi dunia Islam dan dunia Barat adalah sebagai (1) identity meaning functionidentity meaning function di mana aturan agama Islam ditempatkan sebagai sebagai atribut dan penanda yang menunjukkan di mana aturan agama Islam ditempatkan sebagai sebagai atribut dan penanda yang menunjukkan identitas sebagai pemeluk agama Islam, dan nilai-nilai kebebasan serta ideologi liberal menjadi suatu identitas sebagai pemeluk agama Islam, dan nilai-nilai kebebasan serta ideologi liberal menjadi suatu identitas yang menunjukkan budaya Barat; (2)

identitas yang menunjukkan budaya Barat; (2) group inclusion function,group inclusion function, yaitu nilai-nilai budaya Islamyaitu nilai-nilai budaya Islam sebagai ikatan untuk berafiliasi dengan pemeluk agama Islam lainnya dan membentuk perasaan sebagai ikatan untuk berafiliasi dengan pemeluk agama Islam lainnya dan membentuk perasaan sense of belonging

sense of belonging terhadap agama Islam dan dibuktikan dengan pembelaan ketika nilai-nilaiterhadap agama Islam dan dibuktikan dengan pembelaan ketika nilai-nilai tersebut dinodai oleh kelompok lain, sedangkan dalam budaya Barat, yang menjadi pembentuk tersebut dinodai oleh kelompok lain, sedangkan dalam budaya Barat, yang menjadi pembentuk inklusivitas anggotanya adalah persamaan pandangan untuk menghargai nilai-nilai

inklusivitas anggotanya adalah persamaan pandangan untuk menghargai nilai-nilai   freedom of   freedom of  expression

expression bagaimanapun bentuknya.bagaimanapun bentuknya. Sense of belongingSense of belonging anggota kelompok budaya Barat terbuktianggota kelompok budaya Barat terbukti dari reproduksi dan republikasi karikatur Nabi Muhammad di media massa negara Barat lain selain dari reproduksi dan republikasi karikatur Nabi Muhammad di media massa negara Barat lain selain Denmark

Denmark disertai disertai dengan dengan dukungan dukungan terhadap terhadap jaminan jaminan kebebasan kebebasan berpendapat; berpendapat; (3) (3) dalamdalam intergroup boundary regulation function,

intergroup boundary regulation function, budaya Islam dalambudaya Islam dalam in-groupin-group negara-negara Muslimnegara-negara Muslim membentuk kecenderungan bersikap kontra atau

meng-membentuk kecenderungan bersikap kontra atau meng-counter counter pesan-pesan yang dismpaikan olehpesan-pesan yang dismpaikan oleh out-group

(13)

adaptation function,

adaptation function, dapat dilihat dari sikap yang ditunjukkan oleh budaya Barat, di mana nilai-nilaidapat dilihat dari sikap yang ditunjukkan oleh budaya Barat, di mana nilai-nilai kebebasan berpendapat yang diajarkan membentuk pemikiran kritis dalam menyikapi suatu isu dan kebebasan berpendapat yang diajarkan membentuk pemikiran kritis dalam menyikapi suatu isu dan mengadaptasikannya dalam interaksi dengan kelompok budaya Islam melalui tuntutan mengadaptasikannya dalam interaksi dengan kelompok budaya Islam melalui tuntutan diselenggrakannya kebebasan sepenuhnya dengan cara ilustrasi satir erwujud karikatur Nabi diselenggrakannya kebebasan sepenuhnya dengan cara ilustrasi satir erwujud karikatur Nabi Muhammad; (5)

Muhammad; (5) cultural communication function,cultural communication function, di mana budaya mempengaruhi caradi mana budaya mempengaruhi cara berkomunikasi, dan komunikasi pun mempengaruhi budaya kita yang terlihat jelas dari cara berkomunikasi, dan komunikasi pun mempengaruhi budaya kita yang terlihat jelas dari cara masing-masing budaya mengkomunikasikan kepentingannya. Budaya pemikiran bebas dan kritis Barat masing budaya mengkomunikasikan kepentingannya. Budaya pemikiran bebas dan kritis Barat membentuk cara mereka mengkomunikasikan pesan-pesan secara satir dalam media massa, membentuk cara mereka mengkomunikasikan pesan-pesan secara satir dalam media massa, sementara pemikiran normatif Islam mempengaruhi cara Islam dalam menyampaikan sementara pemikiran normatif Islam mempengaruhi cara Islam dalam menyampaikan pertentangannya terhadap karikatur tersebut yaitu melalui jalan birokrasi dan advokasi melalui pertentangannya terhadap karikatur tersebut yaitu melalui jalan birokrasi dan advokasi melalui lembaga-lembaga internasional, juga melalui aksi protes ke Kedutaan Besar.

lembaga-lembaga internasional, juga melalui aksi protes ke Kedutaan Besar. Konsep Komunikasi Antar Budaya

Konsep Komunikasi Antar Budaya

Merujuk pada Gudykunst & Kim (2003) dan Ting Too-Mey (1999) yang mendefinisikan Merujuk pada Gudykunst & Kim (2003) dan Ting Too-Mey (1999) yang mendefinisikan komunikasi antar budaya sebagai proses pertukaran makna melalui simbol-simbol di antara komunikasi antar budaya sebagai proses pertukaran makna melalui simbol-simbol di antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda, kita dapat menyimpulkan bahwa kontroversi orang yang berasal dari budaya yang berbeda, kita dapat menyimpulkan bahwa kontroversi pemuatan karikatur Nabi Muhammad sebagai suatu bentuk komunikasi antar budaya karena dalam pemuatan karikatur Nabi Muhammad sebagai suatu bentuk komunikasi antar budaya karena dalam kontroversi terdapat : (1) dua pihak berbeda budaya yang berkomunikasi, yaitu budaya Islam dan kontroversi terdapat : (1) dua pihak berbeda budaya yang berkomunikasi, yaitu budaya Islam dan budaya Barat. Dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keanggotaan kelompok budaya yang budaya Barat. Dan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keanggotaan kelompok budaya yang berinteraksi dalam permasalahan kali ini berada pada tingkat wilayah dunia atau global dan berinteraksi dalam permasalahan kali ini berada pada tingkat wilayah dunia atau global dan aktor-aktor yang berperan adalah kelompok, bukan individu yang berbeda budaya, sehingga level analisis aktor yang berperan adalah kelompok, bukan individu yang berbeda budaya, sehingga level analisis dalam kajian ini adalah komunikasi antar dua kelompok dari dua budaya yang berbeda; (2) terdapat dalam kajian ini adalah komunikasi antar dua kelompok dari dua budaya yang berbeda; (2) terdapat makna yang dipertukarkan melalui simbol-simbol. Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa ada makna yang dipertukarkan melalui simbol-simbol. Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa ada pertukaran makna, yaitu pemaknaan terhadap sebuah kebebasan dan aturan, yang dituangkan pertukaran makna, yaitu pemaknaan terhadap sebuah kebebasan dan aturan, yang dituangkan dalam simbol-simbol yang berupa gambar karikatur Nabi Muhammad dan pesan-pesan tertulis yang dalam simbol-simbol yang berupa gambar karikatur Nabi Muhammad dan pesan-pesan tertulis yang disampaikan dalam karikatur tersebut. Makna yang dipertukarkan oleh Barat adalah makna akan disampaikan dalam karikatur tersebut. Makna yang dipertukarkan oleh Barat adalah makna akan kebebasan akan suatu hal yang mutlak dan tidak seharusnya dibatasi oleh aturan agama dan makna kebebasan akan suatu hal yang mutlak dan tidak seharusnya dibatasi oleh aturan agama dan makna tersebut direpresentasikan Barat dalam bentuk karikatur. Sementara itu, Islam juga mepertukarkaan tersebut direpresentasikan Barat dalam bentuk karikatur. Sementara itu, Islam juga mepertukarkaan makna pertentangannya terhadap pemikiran Barat dengan cara menuntut bahwa Barat selalu makna pertentangannya terhadap pemikiran Barat dengan cara menuntut bahwa Barat selalu memakai standar ganda dalam memandang suatu persoalan yang terkait dengen memakai standar ganda dalam memandang suatu persoalan yang terkait dengen kelompok-kelompok tertentu. Oleh karena itu Islam

kelompok tertentu. Oleh karena itu Islam menuangkan makna tersebut juga dalam karikatur balasan.menuangkan makna tersebut juga dalam karikatur balasan. Dalam kajian ini, ada komponen lain dalam interaksi antarbudaya yang penting untuk dikaji Dalam kajian ini, ada komponen lain dalam interaksi antarbudaya yang penting untuk dikaji selain dua kelompok budaya yang terlibat dalam komuniaksi, yai

selain dua kelompok budaya yang terlibat dalam komuniaksi, yai tu media massa. Dalam kajian kali initu media massa. Dalam kajian kali ini perlu digarisbawahi bahwa komunikasi yang terjadi merupakan

(14)

berarti kedua kelompok budaya tersebut mempertukarkan makna-makna melalui saluran media, berarti kedua kelompok budaya tersebut mempertukarkan makna-makna melalui saluran media, yaitu surat kabar, televisi, dan juga internet. Peranan media massa dalam hal ini menjadi sentral dan yaitu surat kabar, televisi, dan juga internet. Peranan media massa dalam hal ini menjadi sentral dan esensial karena medialah yang mengkomunikasikan makna-makna yang ingin disampaikan esensial karena medialah yang mengkomunikasikan makna-makna yang ingin disampaikan masing-masing kelompok budaya. Penggunaan media massa dalam masalah ini terkait degan tingkat masing kelompok budaya. Penggunaan media massa dalam masalah ini terkait degan tingkat keanggotaan kelompok budaya yang berinteraksi, yaitu tingkatan wilayah dunia secara global. keanggotaan kelompok budaya yang berinteraksi, yaitu tingkatan wilayah dunia secara global. Karena pada dasarnya sasaran penerima pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan Barat tersebut Karena pada dasarnya sasaran penerima pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan Barat tersebut adalah budaya Islam itu sendiri secara global, maka satu-satunya saluran yang paling efektif adalah adalah budaya Islam itu sendiri secara global, maka satu-satunya saluran yang paling efektif adalah melalui media massa.

melalui media massa.

Berdasarkan identifikasi Gudykunst dan Kim (2003) mengenai faktor-faktor yang Berdasarkan identifikasi Gudykunst dan Kim (2003) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antar budaya, dapat dilihat bahwa dalam kasus kontroversi pemuatan mempengaruhi komunikasi antar budaya, dapat dilihat bahwa dalam kasus kontroversi pemuatan karikatur Nabi Muhammad, variabel-variabel yang mempengaruhi adal

karikatur Nabi Muhammad, variabel-variabel yang mempengaruhi adal ah:ah: 1.

1. Faktor BudayaFaktor Budaya

Faktor budaya yang mempengaruhi proses komunikasi antar budaya Islam-Barat dalam Faktor budaya yang mempengaruhi proses komunikasi antar budaya Islam-Barat dalam permsalahan ini mengacu pada dimensi kebudayaan individualis-kolektivis dikaji dalam level analisis permsalahan ini mengacu pada dimensi kebudayaan individualis-kolektivis dikaji dalam level analisis kelompok kultural. Budaya

kelompok kultural. Budaya Barat mewakili keBarat mewakili kelompok budaya individualis dlompok budaya individualis di mana Barat i mana Barat memilikimemiliki kecenderungan untuk bersifat universal dalam standarisasi dan penilaian berbagai hal sesuai dengan kecenderungan untuk bersifat universal dalam standarisasi dan penilaian berbagai hal sesuai dengan objeknya (objektif). Hal ini terbukti dari penilaian Paus dari Vatikan yang notabene merupakan objeknya (objektif). Hal ini terbukti dari penilaian Paus dari Vatikan yang notabene merupakan pemuka agama kelompok budaya Barat, tetapi turut menyayangkan sikap media massa pemuka agama kelompok budaya Barat, tetapi turut menyayangkan sikap media massa Jyllands-Postens yang memuat gambar yang mengindikasikan penghainaan terhadap umat Muslim. Postens yang memuat gambar yang mengindikasikan penghainaan terhadap umat Muslim. Sedangkan kebudayaan kolektivis diwakili oleh budaya Islam yang notabene banyak terdiri dari Sedangkan kebudayaan kolektivis diwakili oleh budaya Islam yang notabene banyak terdiri dari negera-negera Timur cenderung memiliki preferensi penilaian yang lebih baik bagi anggota

negera-negera Timur cenderung memiliki preferensi penilaian yang lebih baik bagi anggota in-group in-group--nya (subjektif). Selain itu, kebudayaan Islam yang kolektivis menekankan tujuan, kebutuhan, dan nya (subjektif). Selain itu, kebudayaan Islam yang kolektivis menekankan tujuan, kebutuhan, dan pandangan

pandangan in-groupin-group terhadap anggotanya serta memprioritaskan norma sosialterhadap anggotanya serta memprioritaskan norma sosial in-groupin-group ituitu dibanding kepentingan anggotanya. Hal ini terlihat dari pembelaan yang dilkukan secara dibanding kepentingan anggotanya. Hal ini terlihat dari pembelaan yang dilkukan secara internasional jika salah satu aspek norma-norma Islam diserang oleh kelompok budaya lain. Berbagai internasional jika salah satu aspek norma-norma Islam diserang oleh kelompok budaya lain. Berbagai macam reaksi yang timbul secara luas di tataran internasional juga menunjukkan kolektivitas budaya macam reaksi yang timbul secara luas di tataran internasional juga menunjukkan kolektivitas budaya Islam. Sedangkan kebudayaan individual menempatkan nilai-nilai

Islam. Sedangkan kebudayaan individual menempatkan nilai-nilai in-groupin-group setara dengan nilai-nilaisetara dengan nilai-nilai dan kepercayaan individu. Hal ini tercermin ketika protes luas ditujukan kepada Denmark, dan kepercayaan individu. Hal ini tercermin ketika protes luas ditujukan kepada Denmark, negara-negara Barat lain tak turun tangan dan angkat bicara untuk membela Denmark, tetapi yang mereka negara Barat lain tak turun tangan dan angkat bicara untuk membela Denmark, tetapi yang mereka lakukan adalah mereproduksi kartun tersebut karena yang mereka bela adalah nilai-nilai kebebasan lakukan adalah mereproduksi kartun tersebut karena yang mereka bela adalah nilai-nilai kebebasan berpendapatnya (objeknya), bukan Denmark sebagai pelaku awalnya (subjeknya).

(15)

2.

2. Faktor SosiobudayaFaktor Sosiobudaya

Dari segi pengaruh sosiobudaya (

Dari segi pengaruh sosiobudaya (sosiocultural sosiocultural ) dapat kita asumsikan bahwa terjadinya) dapat kita asumsikan bahwa terjadinya cultural cultural  clash

clash atau benturan kebudayaan dalam kontroversi ini adalah karena adanya pengaruh budaya danatau benturan kebudayaan dalam kontroversi ini adalah karena adanya pengaruh budaya dan kondisi sosial mempengaruhi proses komunikasi kita dengan orang lain (terutama komunikasi antar kondisi sosial mempengaruhi proses komunikasi kita dengan orang lain (terutama komunikasi antar budaya). Pengaruh ini dapat dilihat dari dua hal, yatu kelompok sosial dan identitas sosial. budaya). Pengaruh ini dapat dilihat dari dua hal, yatu kelompok sosial dan identitas sosial. Berdasarkan klasfikasi kelompok sosial, dapat dilihat bahwa bagi negara-negara Muslim, kelompok Berdasarkan klasfikasi kelompok sosial, dapat dilihat bahwa bagi negara-negara Muslim, kelompok budaya Islam meruoakan kelompok rujukan (

budaya Islam meruoakan kelompok rujukan (reference groupreference group) atau kelompok yang digunakan) atau kelompok yang digunakan sebagai standar penilaian diri sendiri maupun acuan bagi pembentukan sikap, dengan kerangka sebagai standar penilaian diri sendiri maupun acuan bagi pembentukan sikap, dengan kerangka rujukannya adalah aaturan Islam sebagai aturan universal yang diterima, dijalnkan, serta dibela oleh rujukannya adalah aaturan Islam sebagai aturan universal yang diterima, dijalnkan, serta dibela oleh para nggota kelompok-kelompok budaya Islam. Sedangkan budaya Barat lebih cenderung sebagai para nggota kelompok-kelompok budaya Islam. Sedangkan budaya Barat lebih cenderung sebagai kelompok anggota (

kelompok anggota (membership groupmembership group) di mana keanggotaannya hanya bersifat identitas saja tanpa) di mana keanggotaannya hanya bersifat identitas saja tanpa ada rujukan khusus dalam kelompok tersebut yang menjadi acuan bagi pembentukan sikap. Hal ini ada rujukan khusus dalam kelompok tersebut yang menjadi acuan bagi pembentukan sikap. Hal ini sangat terkait dengan tendensi kultural Barat yang

sangat terkait dengan tendensi kultural Barat yang budayanya lebih individualistik.budayanya lebih individualistik.

Berdasarkan konsep tujuh identitas sosial Gudykunst & Kim (2003) dan delapan domain identitas Berdasarkan konsep tujuh identitas sosial Gudykunst & Kim (2003) dan delapan domain identitas Ting Too-Mey (1999), kita dapat melihat adanya identitas sosial yang melekat pada tiap-tiap Ting Too-Mey (1999), kita dapat melihat adanya identitas sosial yang melekat pada tiap-tiap kelompok baik budaya Islam maupun Barat yaitu:

kelompok baik budaya Islam maupun Barat yaitu: (1) Identitas Budaya atau

(1) Identitas Budaya atau cultural identity cultural identity , meliputi budaya individualis atau kolektivis. Dalam hal ini,, meliputi budaya individualis atau kolektivis. Dalam hal ini, Barat memiliki identitas budaya individualis sedangkan Islam menunjukkan identitas budaya sebagai Barat memiliki identitas budaya individualis sedangkan Islam menunjukkan identitas budaya sebagai kelompok

kelompok budaya budaya kolektivis; kolektivis; (2) (2) Identitas Identitas Peran Peran atauatau role identity role identity , meliputi beberapa variabel, meliputi beberapa variabel seperti

seperti degree of personalnessdegree of personalness,, degree of formality degree of formality , dan, dan degree of hirearchy degree of hirearchy . Dalam intraksi antar. Dalam intraksi antar budaya di permasalahan ini, umat Muslim sebagai anggota kelompok budaya Islam menjalankan budaya di permasalahan ini, umat Muslim sebagai anggota kelompok budaya Islam menjalankan peran sebagai pemeluk agama, sedangkan peran yang dimiliki oleh Barat adalah sebagai pembela peran sebagai pemeluk agama, sedangkan peran yang dimiliki oleh Barat adalah sebagai pembela nilai-nilai kebebasan berpendapat; (3) Identitas pencitraan atau

nilai-nilai kebebasan berpendapat; (3) Identitas pencitraan atau   facework identity   facework identity berupaberupa imageimage atau pencitraan yang timbul dalam interaksi, di mana citra Islam di mata Barat adalah sebagai atau pencitraan yang timbul dalam interaksi, di mana citra Islam di mata Barat adalah sebagai budaya yang kaku, pendukung kekerasan, dan membatasi kebebasan berpendapat, sementara

budaya yang kaku, pendukung kekerasan, dan membatasi kebebasan berpendapat, sementara imageimage Barat di mata Islam adalah tidak menghargai nilai-nilai pluralisme karena melakukan penghinaan Barat di mata Islam adalah tidak menghargai nilai-nilai pluralisme karena melakukan penghinaan terhadap nilai-nilai agama lain serta selalu memakai standar ganda dalam menilai sesuatu; dan (4) terhadap nilai-nilai agama lain serta selalu memakai standar ganda dalam menilai sesuatu; dan (4) Identitas simbolik atau

Identitas simbolik atau symbolic interaction identity.symbolic interaction identity. Identitas Islam yang diciptakan oleh BaratIdentitas Islam yang diciptakan oleh Barat digambarkan dalam simbol-simbol karikatur Nabi Muhammad yaitu sebagai kelompok budaya yang digambarkan dalam simbol-simbol karikatur Nabi Muhammad yaitu sebagai kelompok budaya yang mendukung terorisme, kekerasan, eksploitasi wanita, dan intoleransi terhadap kebebasan manusia. mendukung terorisme, kekerasan, eksploitasi wanita, dan intoleransi terhadap kebebasan manusia. Sementara simbol dalam karikatur balasan menunjukkan bahwa Barat-lah yang intoleran dengan Sementara simbol dalam karikatur balasan menunjukkan bahwa Barat-lah yang intoleran dengan selalu menerapkan standar ganda dan subjektif dalam melihat persoalan. Di sini dapat dilihat bahwa selalu menerapkan standar ganda dan subjektif dalam melihat persoalan. Di sini dapat dilihat bahwa

Referensi

Dokumen terkait

Menggunakan kerangka teoritis Model Job- Demands-Resources (JD-R), penelitian ini secara spesifik bertujuan menguji model work engagement yang paling cocok bagi

Tesis yang berjudul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar PPKn melalui Model Kooperatif Debat Peserta didik Kelas XI TPBO SMK Negeri 2 Depok Sleman Tahun

Segala puji dan syukur penulis hadiratkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan

Pada awal level satu ditunjukkan panduan bermain seperti yang ditunjukkan Gambar 9, dan di akhir setiap level atau pada gameplay kedua ditunjukkan penjelasan dari siklus

Mengingat begitu beragamnya ekspresi kebudayaan yang disebabkan oleh pandangan hidup yang berbeda-beda pada masyarakat Lombok, penelitian ini hanya akan fokus untuk

Dari batasan fungsi dan kegiatan diatas maka fungsi dari gedung serbaguna disini adalah sebagai wadah kegiatan konvensi, pameran, kesenian pentas dan kegiatan penunjang

Dari sudut pandang kejadian pembentukannya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu awanpanas letusan dan awanpanas guguran. Awanpanas letusan terjadi karena hancuran magma

q   Error pada Metode Euler dapat dihitung dengan memanfaatkan Deret Taylor. q