• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP MANAJEMEN FERTILITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP MANAJEMEN FERTILITAS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP MANAJEMEN FERTILITAS A. Pengertian

. Fertilisasi adalah Proses dimana gamet laki-laki dan wanita fusi (menyatu) dan menandai mulainya kehamilan. Fertilisasi terjadi di tuba falopi, Proses fertilisasi terjadi

konsekuensinya : sperma sudah harus ada sebelum sel telur dilepaskan

Pertama sperma menembus corona radiata dengan melepas enzym acrosom (hyaluronidase), dibantu gerakan ekor. Penetrasi zona pellucida oleh enzyme yang dilepaskan acrosom (acrosin and neuraminidase). Ketika satu sperma menembus zona pellucida, terjadi reaksi zona yang membuat ovum tidak dapat ditembus sperma lain.

Mekanisme ini memastikan hanya satu sperma yang menembus ovum . Ketika sperma menembus oocytus, sperma meninggalkan membrannya Setelah sperma masuk, oocytus mengakhiri pembelahan meiosis keuanya & membentuk polar body kedua . Nukleus dalam oocytus masak disebut Pronukleus wanita. Pronukleus laki-laki dibentuk dgn pembesaran nukleus dalam kaput sperma. Selama perkembangan

pronuklei, mereka mereplikasikan DNA

Pada fase ini tidak dapat dibedakan pronuklei wanita dan laki-laki, Fertilisasi selesai dengan fusi pronukleus laki-laki dan wanita dan terbentuk ZYGOT Dalam 24-48 jam setelahya early pregnancy factor (EPF) terdeteksi dalam serum ibu.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas

Hasrat untuk menikah dan bereproduksi adalah salah satu kekuatan pendorong terkuat di alam. Dorongan yang kuat dan sering obsesif ini dapat menimbulkan stres berat dan kebingungan dalam memilih secara bijak kapan dan apa yang harus

dilakukan saat kehamilan tidak bisa terjadi.

Sebagai ‘aturan umum’ sederhana, pentingnya untuk mendapatkan bantuan medis bergantung pada 3 faktor:

(2)

 Usia wanita

Fertilitas cukup stabil hingga seorang perempuan mencapai usia 35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan fertilitas secara bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas menurun drastis. Oleh karena itu sangat penting bagi perempuan yang mendekati usia 35 tahun dan belum pernah hamil, untuk segera mencari perhatian medis. Hal tersebut menjadi mendesak bagi perempuan yang kian mendekati usia 40 tahun.

 Lama waktu mencoba mengandung

Kedua, begitu Anda memutuskan untuk mendapatakan keturunan, Anda akan mudah merasa cemas jika Anda tidak berhasil mendapatkan kehamilan setelah satu bulan mencoba. Tetapi fakta menunjukkan, secara normal, perempuan sehat (di bawah 30 tahun) yang melakukan hubungan badan secara teratur, hanya memiliki peluang gagal 20 hingga 40 persen selama siklus tertentu.

Jadi, apa yang “salah” pada 60 hingga 80 persen sisanya yang gagal? Sering kali, tidak ada alasan medis, dan penyebabnya biasanya adalah karena kualitas sperma atau sel telur terlalu jelek untuk mencapai fertilisasi, atau fertilisasi terjadi tetapi embrio tidak bisa bertahan hidup setelah beberapa hari.

 Masalah Medis

Jangan menunda untuk mendapatkan bantuan medis karena usia merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan fertilitas. Berikut adalah beberapa hal yang akan membantu Anda menentukan kapan diperlukan nasehat/saran medis dengan segera:

1) berusia lebih dari 35 tahun

2) tidak hamil/subur selama lebih dari 2 tahun 3) menstruasi yang tidak teratur

(3)

5) menjalani operasi abdominal (bagian perut) sebelumnya 6) lebih dari 6 siklus Clomiphene

7) lebih dari 4 siklus SO-AI

(Super Ovulation-Artifical Insemination [Super Ovulasi-Inseminasi Artifisial]) Jika tidak ada masalah medis apa pun, perempuan berusia di bawah 30 tahun perlu berkonsultasi dengan ginekolog setelah menjalani masa 1 sampai 2 tahun hubungan badan tanpa pelindung. Tetapi mereka yang berusia antara 30 hingga 35 tahun harus mencari nasehat medis setelah enam hingga sembilan bulan. Urgensi ini meningkat pada perempuan 35 hingga 40 tahun jika mereka tidak kunjung hamil setelah enam bulan; sementara perempuan di atas 40 tahun harus mencari nasehat/saran medis setelah tiga bulan mencoba dan gagal.

Pada kebanyakan kasus, ginekolog Anda akan dapat melakukan upaya fertilitas pendahuluan dan menangani sebagian besar masalah. Jika Anda tidak dapat hamil meski sudah ditangani dokter selama enam hingga dua belas bulan, temuilah spesialis fertilitas [disebut pula spesialis RE (Reproductive Endocrine [Endokrin Reproduktif]), yakni ginekolog dengan keahlian ekstra di bidang manajemen fertilitas yang akan memandu Anda melalui aneka macam perawatan.

(4)

KESEHATAN SEKSUAL

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan dihormati.

Masalah kesehatan seksual untuk masa sekarang makin dianggap hal utama bagi kehidupan keluarga (perkawinan), setelah banyak media secara terbuka dan terus menerus memaparkannya, lewat rubrik konsultasi seks dan sejenisnya. Dan semua jenis kontrasepsi, sebagai fasilitas program KB, sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan seksual bagi penggunanya.

Misalnya, kondom bagi banyak suami istri ternyata sangat membantu mereka untuk menikmati kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan. Jangan heran jika sekarang banyak istri yang justru membelikan kondom untuk dipakai suaminya, karena alat kontrasepsi tersebut selalu membuat istri sangat mudah menikmati kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan.

"Saya lebih suka kalau suami memakai kondom, karena saya lebih mudah meraih orgasme. Saya juga tidak lagi resah memi-kirkan kemungkinan kehamilan yang bisa mengganggu karier saya. Itulah sebabnya, saya tidak keberatan untuk membelikannya. Kalau perlu, saya juga tidak keberatan untuk membantu suami memakaikannya," tutur seorang istri.

Ada lagi seorang istri yang mengatakan sangat sibuk, sering sulit menerima rangsangan seksual, karena konsentrasi sering terganggu oleh masalah karier. "Daripada saya agak kesakitan melayani suami, karena vagina saya relatif kering, lalu saya sarankan agar suami memakai kondom karena dilengkapi dengan pelumas. Jadinya nyaman bagi kami berdua."

(5)

katanya. Sementara seorang suami mengatakan sudah memakai kondom sejak malam pertama perkawinan.

Alasannya, tidak ingin istri cepat-cepat hamil. Bukan karena tak mau mendapat keturunan, namun dia ingin supaya kemesraan perkawinan dapat dinikmati sepuas-puasnya. Dia merasa kasihan pada istri kalau buru-buru hamil. Targetnya, istri hamil setelah perkawinan berjalan 3 tahun. Jika dibeberkan, masih ba-nyak alasan suami istri menggunakan kontrasepsi karena bermanfaat bagi kesehatan seksualnya.

Tetapi apa pun alasannya, ber-KB atau menggunakan kontrasepsi memang bermanfaat bagi kesehatan seksual, di samping alasan lainnya yakni mencegah atau menunda kehamilan.

(6)

KELUARGA BERENCANA (KB)

A. Pengertian

Keluarga berencana menurut WHO (1970) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :

a. Mengatahui kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan. c. Mengatur interval di antara kehamilan.

d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami-isteri. e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

B. Tujuan KB

1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa

pada umumnya.

2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.

Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil

berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur;

Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

(7)

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu: 1. Strategi dasar

2. Strategi operasional Strategi dasar

 Meneguhkan kembali program di daerah

 Menjamin kesinambungan program Strategi operasional

 Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional  Peningkatan kualitas dan prioritas program

 Penggalangan dan pemantapan komitmen

 Dukungan regulasi dan kebijakan

 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan Dampak Program KB

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar

(8)

METODE KONTRASEPSI A. Pengertian

Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan.

Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi.

Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk : 1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. 2) Melumpuhkan sperma.

3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

Suatu metode kontrasepsi dikatakan efektif bila memang mampu menghalangi

terjadinya pembuahan. Ada dua cara untuk mengukur efektifitas suatu kontrasepsi, yaitu :

1) Efektifitas Teoritis

Efektifitas teoritis adalah suatu alat kontrasepsi atau metode kontasepsi jika kontrasepsi tersebut dipakai secara tepat sesuai dengan petunjuknya selama produk tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka variasi efektifitas uatu kontrasepsi hanyalah karena perberdaan fisiologis dari para penggunaanya, misalnya berbedaan umur.

(9)

2) Efektifitas Pengguna

Efektifitas pengguna ini memperhitungkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para pengguna kontrasepsi tesebut dan angkanya menjadi sangat bervariasi, tergantung banyak faktor, seperti tingkat pendidikan dan informasi yang di dapatkan oleh pengguna. Semua kontrasepsi kecuali sterilisasi dan IUD, efektifitas keberhasilannya sangat

tergantung pada para penggunanya, efektifitas pengguna biasanya dihitung berdasarkan angka kegagalan per 100 wanita yang memakai pertahun.

Seperti kita tahu, ada begitu banyak METODE kontrasepsi. Secara garis besar, metode kontrasepsi itu dibagi dalam 6 bagian besar. Yaitu metoede kontrasepsi alami, kontrasepsi dengan alat, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi laktasi, kontrasepsi darurat, dan kontrasepsi mantap. Cocok tidaknya tergantung dari pilihan anda. Semoga penjelasan berikut dapat mempermudah anda dalam memilih metode kontrasepsi.

1. Metode Kontrasepsi Alami a. Pantang Berkala

Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.

Kelebihan:

Tidak ada efek samping Ekonomis

Kekurangan:

Angka kegagalan tinggi yaitu 10 – 30 dari 100 wanita. b. Senggama Terputus

Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. Ini lebih disebabkan suami

(10)

tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina.

2. Metode Kontrasepsi Dengan Alat Bisa dibagi menjadi:

1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral.

Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).

Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).

Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi. Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri keberadaan alat tersebut. Caranya dengan meraba benang alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah

melakukan pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan. Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4tahun harus diganti.

Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada

kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam hubungan seksual.

Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu sebaiknya

kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang tidak jelas.

(11)

Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang menyusui. Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil Kelebihan:

Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.

Kekurangan:

Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan. Komplikasi perforasi (lubang) uterus.

Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.

2. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang

Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida. a. Kondom

Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong. Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut.

Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma).

Kelebihan: Aman dipakai Mudah didapat

(12)

Cukup efektif bila digunakan dengan benar.

Dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS.

Kekurangan:

Ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya.

Angka kegagalan tinggi, yaitu 3 – 15 per 100 wanita per tahun.

Tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet.

b. Diafragma

Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim,

sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim.

Kelebihan:

Dapat dipakai berkali-kali.

Melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangan:

Angka kegagalan tinggi, yaitu 5 – 20 per 100 wanita per tahun. Sulit dipasang.

c. Spermisida

Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai

membunuh sperma. Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida

(13)

ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim.

Kelebihan:

Melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B, HIV/AIDS

Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh. Kekurangan:

Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun.

Tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea.

Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina.

Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.

3. Metode Kontarasepsi Hormonal

Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.

Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah

pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.

a. Pil atau tablet

Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan

meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon

(14)

progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.

Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial).

Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari

memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.

Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesterone menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.

Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.

Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.

a. Pil KB Terpadu

Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35

(15)

mikrogram dan 1 miligram progesteron. Kelebihan:

Mudah didapat Kekurangan:

Harus diminum setiap hari.

Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu: ibu menyusui,

perokok,

berusia 40 tahun ke atas,

memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.

Menimbulkan efek samping:

terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid. mual-mual

sakit kepala b. Pil KB Mini

Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja. Kelebihan:

Dapat digunakan untuk ibu menyusui Mudah didapat

Kekurangan:

Memiliki efek samping yaitu: Pendarahan tidak teratur Haid tidak datang

Terkadang muncul sakit kepala b. Suntikan

Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena

(16)

ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali.

Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu: Suntikan progestin;

Suntikan yang hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo noristerat.

Kelebihan:

Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen.

Kekurangan:

Memiliki efek samping: Pendarahan tidak teratur Haid tidak datang

Berat badan bertambah karena nafsu makan meningkat

Suntikan terpadu

Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem.

Kelebihan:

Tidak mempengaruhi siklus haid Kekurangan:

Tidak bisa dipakai ibu menyusui Sulit diperoleh

Relatif mahal

Tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.

(17)

c. Susuk

Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit.

Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Ada 2 jenis menurut pemakaiannya:

- Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.

- Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.

Kelebihan:

* Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.

* Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen. * Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan. * Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu.

Kekurangan:

* Susuk lebih gampang dipasang daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.

* Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan: - Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara - Haidnya sudah terlambat datang

(18)

- Penderita sakit jantung

- Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang 4. Metode Kontrasepsi Laktasi

Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.

Kelebihan: Ekonomis.

Mengurangi perdarahan pasca melahirkan. Memberikan nutrisi yang baik pada bayi. Kekurangan:

Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.

Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun. 5. Metode Kontrasepsi Darurat (Pasca Senggama)

Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim). Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak

menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.

Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat: Estrogen:

Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.

Estrogen-progesteron:

(19)

Gestagen:

Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.

Danazol:

Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.

Antiprogestin:

Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.

Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid. Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan. Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.

Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah

dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga. Kekurangan:

Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.

6. Metode Kontrasepsi Mantap

Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal

(20)

dengan vasektomi. Tubektomi

Kelebihan:

Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun. Kekurangan:

Bersifat permanen

Tidak terlindung dari penyakit menular seksual Vasektomi

Kelebihan:

Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun. Kekurangan:

Bersifat permanen.

Tidak terlindung dari penyakit menular seksual. Perlu Disesuaikan Dengan Usia

Pemilihan alat kontrasepsi perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim.

Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki anak. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik. Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa bivariat menunjukkan kondisi lingkungan pemukiman yang berhubungan dengan kejadian leptospirosis di Kota Semarang antara lain kondisi dinding dapur bukan tembok,

Pada alat tenun ini benang lusi dalam posisi vertikal dan selalu tegang karena ada pemberat atau beban, sedangkan benang pakan disisipkan dengan suatu alat yang disebut

Pengaruh Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Porang (Amorphophallus oncopphyllus) Terhadap Kadar Protein, Serat Pangan, Lemak, dan tingkat Penerimaan

37 0007027803 WISMA YUNITA Universitas Negeri Jakarta Leeds Beckett University United Kingdom 4 bulan 38 0910108504 NINA ARIANI Universitas Negeri Makassar Auckland University

[r]

Program pemerintah seperti pembatasan BBM PSO, Konversi BBM ke BBG dan Biofuel tidak hanya berdampak terhadap total demand bahan bakar tetapi juga mengubah komposisi permintaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik pada Intro feature di Surat Kabar Harian Pagi Riau Pos Edisi Januari s/d April 2013