• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Format Data Rinex

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Format Data Rinex"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PRAKTIK SURVEI GNSS

PRAKTIK SURVEI GNSS

MEMBACA DAN MENGINTERPRETASI

MEMBACA DAN MENGINTERPRETASI

DATA RINEX

DATA RINEX

Dosen Pengampu : Anindya Sricandra P. ST., M.Eng Dosen Pengampu : Anindya Sricandra P. ST., M.Eng

Di susun oleh : Di susun oleh :

KELOMPOK 3 A KELOMPOK 3 A

1.

1. ADJI ADJI DWI DWI NUGROHO NUGROHO ( ( 16/401670/SV/12116/401670/SV/12174 74 )) 2.

2. APRILIA APRILIA NUR NUR EKAWATI EKAWATI ( ( 16/401674/SV/121716/401674/SV/12178 8 )) 3.

3. ARY ARY WIDIYANTI WIDIYANTI ( ( 16/396858/SV/110416/396858/SV/11042 2 )) 4.

4. LIA LIA MAULANI MAULANI ( ( 16/396623/SV/108416/396623/SV/10845 5 )) 5.

5. RIFQI MIFTAKHUL MA’RUFRIFQI MIFTAKHUL MA’RUF ( ( 16/396643/SV/108516/396643/SV/10856 6 )) 6.

6. VITASARI VITASARI HIDAYANTI HIDAYANTI ( ( 16/396860/SV/11016/396860/SV/11044 44 ))

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA

TEKNIK GEOMATIKA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN

SEKOLAH VOKASI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2018

2018

(2)
(3)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PRAKTIK SURVEI GNSS

PRAKTIK SURVEI GNSS

MEMBACA DAN MENGINTERPRETASI

MEMBACA DAN MENGINTERPRETASI

DATA RINEX

DATA RINEX

Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas dan nilai

Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas dan nilai semester 4semester 4

setelah melaksanakan praktikum membaca dan menginterpretasi data RINEX setelah melaksanakan praktikum membaca dan menginterpretasi data RINEX

pada mata kuliah Praktik Survei GNSS pada mata kuliah Praktik Survei GNSS

Program Studi D3 Teknik

Program Studi D3 Teknik GeomatikaGeomatika Sekolah Vokasi

Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

2018 2018 Disusun Oleh : Disusun Oleh : KELOMPOK 3 A KELOMPOK 3 A 1.

1. ADJI ADJI DWI DWI NUGROHO NUGROHO ( ( 16/401670/SV/12116/401670/SV/12174 74 )) 2.

2. APRILIA APRILIA NUR NUR EKAWATI EKAWATI ( ( 16/401674/SV/121716/401674/SV/12178 8 )) 3.

3. ARY ARY WIDIYANTI WIDIYANTI ( ( 16/396858/SV/110416/396858/SV/11042 2 )) 4.

4. LIA LIA MAULANI MAULANI ( ( 16/396623/SV/108416/396623/SV/10845 5 )) 5.

5. RIFQI MIFTAKHUL MA’RUFRIFQI MIFTAKHUL MA’RUF ( ( 16/396643/SV/108516/396643/SV/10856 6 )) 6.

6. VITASARI VITASARI HIDAYANTI HIDAYANTI ( ( 16/396860/SV/11016/396860/SV/11044 44 ))

PROGRAM

PROGRAM STUDI DIPLOMA

STUDI DIPLOMA III

III TEKNIK G

TEKNIK GEOMATIKA

EOMATIKA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN

SEKOLAH VOKASI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2018

2018

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS PRAKTIK SURVEI GNSS T.A. 2017/2018

TUGAS PRAKTIK SURVEI GNSS T.A. 2017/2018

Laporan ini disusun dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya oleh Kelompok 3A Laporan ini disusun dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya oleh Kelompok 3A  pada

 pada tanggal tanggal 29 29 Maret Maret 2018 2018 untuk untuk memenuhi memenuhi salah salah tugas tugas pada pada Mata Mata Kuliah Kuliah Praktek Praktek SurveiSurvei GNSS T.A. 2017/2018. Laporan ini disusun berdasarkan pembagian tugas kepada anggota GNSS T.A. 2017/2018. Laporan ini disusun berdasarkan pembagian tugas kepada anggota kelompok dengan susunan sebagai berikut :

kelompok dengan susunan sebagai berikut : Bagian Laporan :

Bagian Laporan :

--  Bab III Pelaksanaan Kegia Bab III Pelaksanaan Kegiatantan

--  Bab IV Hasil dan P Bab IV Hasil dan Pembahasan (Dataembahasan (Data  RINEX hasil Praktikum)

 RINEX hasil Praktikum) Adji Dwi NugrohoAdji Dwi Nugroho 16/401670/SV/12174 16/401670/SV/12174 Bagian Laporan :

Bagian Laporan :

--  BAB IV Hasil dan P BAB IV Hasil dan Pembahasan embahasan DataData  RINEX Single Frekuensi)

 RINEX Single Frekuensi)

Aprilia Nur Ekawati Aprilia Nur Ekawati 16/401674/SV/12178 16/401674/SV/12178 Bagian Laporan :

Bagian Laporan :

--  BAB I Pendah BAB I Pendahuluanuluan --  Halaman Awal La Halaman Awal Laporanporan

Ari Widiyanti Ari Widiyanti

16 / 396858 / SV / 11042 16 / 396858 / SV / 11042 Bagian

Bagian Laporan Laporan ::

--  BAB II Dasar Teori BAB II Dasar Teori

--  BAB IV Hasil dan P BAB IV Hasil dan Pembahasanembahasan

Lia Maulani Lia Maulani 16/396632/SV/10845 16/396632/SV/10845 Bagian Laporan : Bagian Laporan :

--  BAB IV Hasil dan P BAB IV Hasil dan Pembahasan ( Dataembahasan ( Data  RINEX Dual Frequen

 RINEX Dual Frequency )cy )

Rifqi Miftakhul M Rifqi Miftakhul M 16/396643/SV/10856 16/396643/SV/10856 Bagian Laporan : Bagian Laporan : --  BAB V Penutup BAB V Penutup

--  BAB IV Hasil dan P BAB IV Hasil dan Pembahasanembahasan

Vitasari Hidayanti Vitasari Hidayanti

16 / 396860 / SV / 10860 16 / 396860 / SV / 10860 Laporan ini diterima sebagai syarat memenuhi tugas Laporan ini diterima sebagai syarat memenuhi tugas

 pada MK Praktek Survei GNSS  pada MK Praktek Survei GNSS

 pada tanggal 1 April 2018  pada tanggal 1 April 2018

Anindya Sricandra Prasidya, S.T.,

Anindya Sricandra Prasidya, S.T., M.Eng.M.Eng. Dosen Pengampu MK Praktek Survei GNSS Dosen Pengampu MK Praktek Survei GNSS

(5)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin. Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT Alhamdulillahirobil’alamin. Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karena atas berkah rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik tanpa ada kendala yang berarti.

dengan baik tanpa ada kendala yang berarti. Laporan b

Laporan berjudul “erjudul “

 M

 Me

em

mb

ba

aca

ca d

da

an

n M

Me

enginte

nginterpre

rpretta

asi

si D

Da

atta

a R

RII NE

NE X 

”” dibuat setelahdibuat setelah melaksanakan praktikum membaca dan meinterpretasi data RINEX hasil pengamatan yang melaksanakan praktikum membaca dan meinterpretasi data RINEX hasil pengamatan yang dilakukan di titik BM yang berlokasi di selatan Gedung GSP yang telah dilaksanakan pada dilakukan di titik BM yang berlokasi di selatan Gedung GSP yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018 yang dilakukan secara mandiri oleh tiap-tiap kelompok dan melatih tanggal 21 Maret 2018 yang dilakukan secara mandiri oleh tiap-tiap kelompok dan melatih kemampuan mahasiswa dalam menyusun suatu laporan, serta merupakan bentuk kemampuan mahasiswa dalam menyusun suatu laporan, serta merupakan bentuk tanggungjawab dari mahasiswa setelah melakukan praktikum.

tanggungjawab dari mahasiswa setelah melakukan praktikum.

Atas tersusunnya laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan dari pihak

Atas tersusunnya laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan dari pihak  –  –   pihak yang  pihak yang  bersangkutan, maka dari itu kami ucapk

 bersangkutan, maka dari itu kami ucapkan terimakasih kepada :an terimakasih kepada : 1.

1. Allah SWT, yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga pada saat kamiAllah SWT, yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga pada saat kami mengerjakan laporan tidak ada kendala yang berarti.

mengerjakan laporan tidak ada kendala yang berarti. 2.

2. Orang tua kami yang telah Orang tua kami yang telah mendukung dan memberikan doa restu sehingga kami mendukung dan memberikan doa restu sehingga kami dapatdapat selamat dalam praktikum ini dan telah memberikan fasilitas/sarana prasarana yang selamat dalam praktikum ini dan telah memberikan fasilitas/sarana prasarana yang mendukung dalam pembuatan laporan ini.

mendukung dalam pembuatan laporan ini. 3.

3. Bapak Ir. Waljiyanto, M.Sc. selaku Ketua Program Studi D3 Teknik GeomatikaBapak Ir. Waljiyanto, M.Sc. selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Geomatika 4.

4. Bapak Anindya Sricandra P., ST., M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah PraktikBapak Anindya Sricandra P., ST., M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah Praktik Survei GNSS

Survei GNSS 5.

5. Ma Rifael selaku asisteMa Rifael selaku asisten dosen yang telah membimbing ketika praktikumn dosen yang telah membimbing ketika praktikum

Laporan ini disusun berdasarkan data dan keadaan sesungguhnya yang penulis dapatkan Laporan ini disusun berdasarkan data dan keadaan sesungguhnya yang penulis dapatkan selama melakukan praktikum. Oleh karena itu penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam selama melakukan praktikum. Oleh karena itu penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam  pembuatan laporan ini.

 pembuatan laporan ini.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna maka Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna maka  penulis

 penulis sangat sangat berharap berharap adanya adanya kritik, kritik, saran saran serta serta komentar komentar dari dari para para pembaca pembaca agar agar dalamdalam laporan selanjutnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik lagi.

laporan selanjutnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Yogyakarta, 29 Maret 2018 Yogyakarta, 29 Maret 2018

Penulis Penulis

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 1

C. Manfaat Pratikum ... 2

D. Keselamatan Kerja ... 2

E. Metodologi ... 2

F. Peserta Praktikum ... 3

BAB II DASAR TEORI ... 4

A. GNSS ... 4

B. GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM 

...

4

C. DATA RINEX ... 6

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ... 8

A. Waktu Pelaksanaan Praktikum ... 8

B. Tempat Pelaksanaan Praktikum ... 8

C. Alat dan Bahan ... 8

D. Langkah Pengerjaan ... 8

E. Langkah Kerja Pembacaan ... 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

BAB V PENUTUP ... 21

(7)

B. Kritik dan Saran ... 22 C. Kendala Prakikum ... 22

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi bagi kehidupan sehari-hari memang sudah tidak asing lagi. Teknologi tersebut di buat untuk menunjang dan mepermudah aktivitas manusia, sebagai contoh adalah GPS. GPS atau Global Positioning System adalah salah satu sistem yang akan membantu kita untuk mengetahui posisi kita  berada saat ini. GPS bekerja dengan menstransmisikan sinyal dari satelit ke perangkat

GPS (handphone atau Blackberry yang dilengkapi teknologi GPS misalnya). Data-data hasil pengamatan menggunakan GPS biasanya berformat RINEX.

RINEX (Receiver Independent Exchange) adalah format data hasil pengamatan receiver GNSS dengan format yang standard. RINEX dikembangan oleh University of Berne untuk mempermudah mengolah data hasil pengamatan receiver   GNSS yang  berbeda-beda. Setelah data pengamatan data GNSS disimpan dalam format RINEX maka sebagai seorang surveyor harus mampu membaca dan menginterpretasi data-data yang ada  pada RINEX tersebut.

Maka dari itu pada tanggal 21 Maret 2018, mahasiswa D3 Teknik Geomatika melakukan praktikum membaca dan menginterpretasi data RINEX hasil praktikum  penentuan posisi absolut sebelumnya yang telah dilakukan pada 14 Maret 2018. Dengan dilaksanakan praktikum ini diharapkan terjadi kesinambungan antara teori dan praktik. Sebagai bentuk pertanggungjawaban setelah melakukan praktikum tersebut, kami susun laporan ini sebagai hasil akhir praktikum dengan sebaik –  baiknya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakan praktikum tersebut adalah

1. Mahasiswa mampu membaca dan menginterpretasi format penyimpanan data RINEX Observasi

(9)

C. MANFAAT PRAKTIKUM

Hasil praktikum diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teknis atau  praktis maupun teoritis. Sejalan dengan tujuan praktikum maka manfaat yang didapat

setelah melakukan praktikum tersebut adalah :

1. Dapat membaca dan menginterpretasi format penyimpanan data RINEX Observasi

2. Menambah pengetahuan mengenai macam-macam format data RINEX

D. KESELAMATAN KERJA

Hal terpenting dalam praktikum adalah keselamatan. Jadi, dalam praktikum ini keselamatan kerjalah yang diutamakan. Keselamatan kerja yang paling penting pada saat  praktikum kali ini adalah keselamatan pribadi dan alat. Berikut adalah rinciannya.

D.1 Keselamatan pribadi

Demi keselamatan kerja dan juga untuk memperlancar praktikum, setiap anggota diwajibkan mematuhi SOP di dalam Laboratorium maupun di lingkungan kampus yang telah ditentukan seperti memakai pakaian yang sopan, memakai sepatu dan menjaga barang bawaan ketika di praktikum.

D.2 Keselamatan alat

Setiap alat- alat yang digunakan dalam praktikum harus digunakan seefisien dan seefektif mungkin, harus dijaga, dirawat dengan baik, dan jangan sampai rusak.

E. METODOLOGI

Dalam praktikum tersebut dilakukan beberapa metodologi penelitian. Berikut adalah rinciannya :

E.1 Briefing

Briefing dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah praktik survei GNSS yaitu Bapak Anindya Sricandra P., ST., M.Eng. Briefing yang disampaikan terkait dengan praktikum yaitu prosedur / cara membaca dan menginterpretasi Data RINEX

E.2 Kegiatan Praktikum

Dalam praktikum ini, kegiatan dilakukan oleh tiap-tiap kelompok. Setiap kelompok melakukan pembacaan dan interpretasi data RINEX sebanyak 3 data

(10)

yang berbeda-beda. Hasil pembacaan nantinya akan dicatat pada formulir yang sudah disediakan. Untuk melihat hasil interpretasi dapat melihat pada BAB IV Hasil dan Pembahasan.

E.3 Pengolahan data

Data –   data yang diperlukan dalam praktikum untuk dilakukan pengolahan data adalah RINEX Observasi (*Yyo) dari hasil pengamatan absolute pada praktik sebelumnya, RINEX Observasi dari GNSS Single Frequency dan Dual Frequency, RINEX Observasi dari hasil unudh di CDDIS GSFC.

E.4 Penyusunan laporan

Tahap selanjutnya adalah mengolah rekapitulasi data menjadi suatu laporan. Isi laporan tidak hanya data ukuran praktikum, tapi juga ditambah dengan studi literatur yang dapat dijadikan dasar teori penulisan data tersebut

Studi literature meliputi studi pustaka yang dilakukan berdasarkan pada  publikasi dari praktikum –  praktikum terdahulu yang dipublikasikan. Studi literatur dilakukan terhadap hal - hal yang terkait dengan pemahaman mengenai format data RINEX, cara membaca Data RINEX dll. Studi pustaka dan literatur ini kemudian dijadikan sebagai bahan acuan bagi penulis dalam pembuatan laporan. Sumber literatur di dapat dari buku dan internet.

F. PESERTA PRATIKUM

Praktikum membaca dan menginterpretasi data RINEX Observasi diikuti oleh mahasiswa D3 Teknik Geomatika angkatan 2016 kelas A yang berjumlah 33 orang dengan  jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok. Selain itu juga diikuti oleh asisten dosen yang  bertugas membimbing selama proses praktikum

(11)

BAB II

DASAR TEORI

A. GNSS

GNSS (Global Navigation Satellite System) adalah sistem navigasi satelit untuk  penentuan posisi geo-spasial (bujur, lintang, dan ketinggian) secara ekstra terrestrial secara global. Sistem satelit yang tergabung didalam GNSS saat ini adalah satelit-satelit GPS, GLONAS, dan GALILEO. GNSS terdiri atas tiga segmen (Hofmann-Wellenhof, 2008), yaitu:

1. Segmen angkasa ( space segment ). Untuk memberikan kemampuan secara kontinyu  penentuan posisi global, maka harus dikembangkan konstelasiM jumlah satelit untuk masing-masing GNSS. Hal ini untuk memastikan bahwa setidaknya empat satelit secara simultan terlihat pada setiap lokasi di permukaan bumi. Satelit-satelit GNSS,  pada dasarnya telah dilengkapi dengan platform untuk jam atom, radio transceiver, computer dan berbagai peralatan pembantu yang digunakan untuk mengoperasikan sistem.

2. Segmen sistem kontrol (control system segment ). Disebut juga sebagai segmen tanah ( ground segment ), bertanggung jawab atas kemudi semua sistem. Tugas ini meliputi,  penyebaran dan pemeliharaan sistem, pelacak satelit untuk penentuan dan prediksi orbit dan jam parameter, pemantauan data tambahan (misalnya, parameter ionosfer), dan meng-upload pesan ke satelit.

3. Segmen pengguna (user segment ). Diklasifikasikan ke dalam kategori pengguna (militer dan sipil), jenis penerima (kemampuan untuk melacak satu, dua atau bahkan frekuensi lebih), dan berbagai layanan informasi pemerintah maupun swasta yang telah didirikan untuk memberikan informasi status GNSS dan data kepada pengguna.

B. GPS

(GLOBAL POSI TI ONI NG SYSTEM).

GPS mempunyai nama resmi  Navigation Satellite Time and Ranging Global  Positioning System (NAVSTAR GPS). GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan  posisi berdasarkan satelit yang 4 dikembangkan dan dikelola oleh Amerika Serikat sejak

(12)

tahun 1973. Sistem ini terdiri dari 24 satelit dengan jarak ketinggian orbit 20.200 km dari  bumi. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang pada saat yang bersamaan dan  beroperasi secara kontinyu dalam segala cuaca di seluruh dunia. Sistem ini didesain untuk memberikan  posisi dengan kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi mengenai waktu. Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan ke  belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Secara vektor, prinsip dasar  penentuan posisi dengan GPS dapat dilihat pada Gambar 1.1. Parameter yang akan ditentukan adalah vektor geosentrik  pengamat (

  ̅

). Untuk itu, vektor posisi geosentrik satelit GPS (

  ̅

) telah diketahui, maka yang  perlu ditentukan adalah vector posisi toposentris satelit terhadap pengamat (

  ̅

). Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi (X, Y, Z ataupun λ, φ, h) yang dinyatakan dalam datum WGS 1984 dengan spektrum ketelitian posisi yang sangat luas , mulai dari fraksi meter sampai milimeter (Abidin, 2006).

Gambar 2.1. Konsep penentuan posisi GPS (Abidin, 2006) .

Lokasi pengamatan titik GPS dipilih sesuai kebutuhan dan tujuan penggunaannya. Lokasi  pengamatan titik GPS mempunyai syarat utama sebagai berikut :

1. Mempunyai ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi 15 derajat. 2. Jauh dari obyek-obyek reflektif yang mudah memantulkan sinyal GPS untuk

meminimalkan atau mencegah efek multipath.

3. Jauh dari obyek-obyek yang dapat menimbulkan interferensi elektris terhadap  penerimaan sinyal GPS. Struktur frekuensi dan parameter komponen sinyal GPS

(13)

Gambar 2.2. Struktur frekuensi dan parameter komponen sinyal GPS (Abidin, 2007).

C. DATA RINEX

RINEX (Receiver Independent Exchange) adalah format data hasil pengamatan receiver GNSS dengan format yang standard. RINEX dikembangan oleh University of Berne untuk mempermudah mengolah data hasil pengamatan receiver  GNSS yang berbeda-beda. Format data RINEX sudah mengalami beberapa perkembangan, yaitu (Gurtner dan Estey, 2013).

a. RINEX versi 1 adalah RINEX versi pertama yang dipublikasikan dalam 5th  International Geodetic Symposium on Satellite Positioning tahun 1989. Informasi

satelit yang adalam RINEX versi 1 hanya satelit GPS.

 b. RINEX versi 2 adalah RINEX versi kedua yang dipublikasikan dalam Second  International Symposium of Precise Positioning with the Global  Positioning system tahun 1990. RINEX versi 2 menambahkan informasi dari satelit GLONASS dan SBAS. RINEX versi 2 terdapat dalam beberapa versi yaitu RINEX versi 2.10, RINEX versi 2.11, dan RINEX versi 2.20.

c. RINEX versi 3 adalah RINEX versi terbaru yang dipublikasikan pada tahun 2006. RINEX versi 3 memungkinkan untuk memberi informasi lebih banyak mengenai satelit GNSS. Informasi satelit yang ditambahkan dalam RINEX versi 3 yaitu Galileo, Beidou, dan Quazi Zenith. RINEX versi 3 terdapat beberapa versi yaitu RINEX versi 3.00, RINEX versi 3.01 dan RINEX versi 3.02.

Informasi dasar yang harus ada dalam data RINEX yaitu ; waktu berisiin formasi waktu receiver menerima sinyal dari satelit, pseudo range  berisi informasi jarak antara antena receiver ke antena satelit, phase berisi informasi fase yang dibawa dalam satu siklus, Doppler  berisi informasi sinyal tambahan satelit  Doppler , 17 dan jumlah satelit berisi informasi

(14)

 jumlah satelit yang diamat oleh receiver (Gurtner dan Estey, 2013). Contoh data RINEX versi 3.0 format compactdapat dilihat pada Gambar I.10.

Gambar I.10. Contoh Data RINEX versi 3 format compact(Hatanaka, 2008).

Gambar I.10. merupakan data RINEX versi 3.00 format compact yang sudaH dimodifikasi oleh Hatanaka

(15)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM A.1 Praktikum

Praktikum membaca dan menginterpretasi data RINEX Observasi dilakukan oleh tiap-tiap kelompok pada tanggal 21 Maret 2018 mulai pukul 13.00 WIB –  16.00 WIB.

A.2 Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan dilakukan oleh tiap kelompok sebagai bentuk pertanggung  jawaban setelah melakukan praktikum pada tanggal 29 Maret 2018 –  1 April 2018. B. TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIKUM

B.1 Praktikum

Praktikum membaca dan menginterpretasi data RINEX Observasi dilakukan oleh tiap-tiap kelompok di Laboratorium Surveying Gedung Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

B.2 Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan dilakukan oleh tiap kelompok di Kantor Pusat Fakultas Teknik dan rumah mahasiswa.

C. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut adalah a. Modul Praktikum Materi 6 : tiga lembar

 b. Kamera/ mobile phone : satu buah c. Personal Komputer/Laptop : Satu buah

d. RINEX Observasi (*Yyo) dari hasil pengamatan absolute pada praktik sebelumnya

(16)

f. RINEX Observasi dari hasil unudh di CDDIS GSFC

D. LANGKAH PENGERJAAN

1. Dengarkan penjelasan dari Dosen

2. Siapkan data RINEX dari parktikum sebelumnya

(17)

ftp://cddis.gsfc.nasa.gov/pub/gps/data/daily/2010/064/10o/

5. Buka data RINEX dengan Wordpad, lalu cermati data RINEX Observasi yang disiapkan

6. Interpretasi data dan jawab pertanyaan yang diberikan

E. LANGKAH KERJA PEMBACAAN E.1 Membaca Data Rinex ( Header)

(18)

- OBSERVATION DATA : Tipe File (Type File)

- M : Sistem Satelit (Satellite System)

Keterangan : - CS10 V5.61 : Nama Program pembuat file

- UGM : Nama agency pembuat file

(19)

- 2765 : Nomor Titik

- IR : Pengamat

- UGM : Agency

Keterangan : - 2522756 : No Receiver - LEICA GS08 : Tipe Receiver - 5.61.1635/6.402 : Versi Receiver - LEIGS08 : Tipe Antena

(20)

Keterangan : - -2200600.9194 : Koordinat X (Kordinat Kartesian 3D Pendekatan) - 5924575.8008 : Koordinat Y (Kordinat Kartesian 3D Pendekatan) - -857024.8491 : Koordinat Z (Kordinat Kartesian 3D Pendekatan) - 1.0740 : Tinggi Antena (Dari marker ke penanda pada antenna) - 0.0000 : Eksentrisitas antenna E dan N

Keterangan : - 1 : Wavelength factor L1 dan L2 : “1” = Full cycle ambiguities

 Note : wavelength fact. Is optional for GPS and obsolete for oter systems. Default wav. Fact. Is = 1

- 6 : Jumlah tipe observasi yang tersimpan dalam file - C1 : L1 (Pseudorange C/A) Codes (frekuensi 1) - LI : Carrier phase (frekuensi ke 1)

- D1 : Dopller Frequency ke 1

- P2 : L2 (Pseudorange P) Codes (frekuensi ke-2) - L2 : Carrier phase (frekuensi ke 2)

- D2 : Dopller Frequency ke 2

 Notes : Units :

- Phase = full cycles

(21)

- Doppler = Hz

- SNR ets (S) = Receiver-dependent

Keterangan : - 15.000 : Interval pengamatan (dalam detik)

- 2018 : Tahun Pengamatan - 03 : Bulan pengamatan - 14 : Hari Pengamatan

- 07 : Jam Pengamatan (UTC) - 48 : Menit

- 45.00 : Detik

- 2018 : Tahun Pengamatan - 03 : Bulan pengamatan - 14 : Hari Pengamatan

- 07 : Jam Pengamatan (UTC) - 50 : Menit

- 45.00 : Detik

 Note : Jam pada perekaman tersebut adalah waktu UTC (Indonesia (WIB) = UTC + 7 jam) Waktu Mulai Pengamatan

(22)

Keterangan : - 14 : Jumlah satelit untuk setiap observasi yang terekam dalam file

E.2 Membaca Data Record Rinex Obs File  Data Record Rinex Obs File

(23)

 Contoh Pembacaan

Gambar diatas merupakan

waktu pengamatan epoch.

Berikut adalah rinciannya :

- 18 : Tahun Pengamatan - 03 : Bulan pengamatan - 14 : Hari Pengamatan

- 07 : Jam Pengamatan (UTC) - 48 : Menit

- 45.00 : Detik

- 0 : Epoch Flag

 Note Epoch flags :

- 1 = power failure between previous & current epoch - 2 = start moving antenna

- 3 = new site occupation (end of kinem. Data at least MARKER NAME records

follows)

- 4 = header information follows - 5 = external event

- 6 = cycle slips records follows to optionally report detected & repaired cycle

slips

Gambar diatas merupakan record dalam pengamatan epoch. Berdasarkan hasil  praktikum dan data record tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 13 satelit dalam epoch tersebut yaitu G01, G03, G08, G11, G14, G22, G23, G27, R02, R03, R17, R23, R24

(24)

Gambar diatas merupakan bentuk data record pada data RINEX. Data yang diberi tanda merah merupakan data yang dihasilkan oleh satelit observasi nomor G01. Keterangan CI, L1, D1, P2, L2, dan D2 merupakan tipe observasi. Berikut ini adalah rincian data satelit G01 diatas : - C1 : 23080391.488 Meters - L1 : 121288294.98217 Full Cycles - D1 : 2470.591 Hz - P2 : 23080392.314 Meters - L2 : 94510375.57556 Full Cycles - D2 : 1925.134 Hz

(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.A HASIL INTERPRETASI DATA RINEX A. HASIL PRAKTIKUM

A.1 HEADER

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi Versi Rinex 2.11

Jenis Satelit yang terrekam MIXED Instansi UGM

 Nama/Nomor Titik GPS001/2756

Tipe &Versi Receiver LEICA GS08 & 5.61.1635/6.402  Nomor & Jenis Antenna 2522756 & LEIGS08

(26)

Y : 5924575.8008 Z : -857024.8491 Tinggi Antenna 1.074

L1/L2 Wavelength Factor 1 ( Full Cycle Ambiguitas) L1/L2 Wavelength Factor 1 ( Full Cycle Ambiguitas) Jumlah tipe observasi 6

Tipe Observasi L1/L2//P2/C1/D1/D2

L1 = Carrier phase (frekuensi ke 1) L2 = Carrier phase (frekuensi ke 2)

P2 = Pseudorange P) Codes (frekuensi ke-2) C1 = Pseudorange C/A) Codes (frekuensi 1) D1 = Dopller Frequency ke 1

D2 = Dopller Frequency ke 2

Waktu Awal perekaman (UTC) 14 Maret 2018 pukul 07:48:45.0000000 (UTC) atau 14:48:45 (UTC+7)

Waktu selesai perekaman (UTC)

14 Maret 2018 pukul 08:18:45.0000000 (UTC) atau 15:18:45 (UTC+7)

Leap Seconds (detik) 18 Interval Pengamatan (detik) 15 Jumlah satelit total 14

SV Type SV Num Jumlah Pengamatan

(27)

A.2 DATA RECORD

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi

Epoch Ke... 14 Maret 2018 pukul 07:48:45.0000000 (UTC) atau 14:48:45 (UTC+7)

Epoch Flags 0 Jumlah Satelit 13 SV Type SV Num L1 L2 P2 C1 121288295 94510375.58 23080392.31 23080391.49 119199809.6 92882982.68 22682967.78 22682966.35 106912410.8 83308371.34 20344754.48 20344754.94 117665414.1 91687333.77 22390976.91 22390980.27 118984688.6 92715331.5 22642028.82 22642031.89

(28)

Epoch Ke 14 Maret 2018 pukul 07:49:00.0000000 (UTC) atau 14:49:00 (UTC+7) Epoch Flags 0 Jumlah Satelit 13 SV Type SV Num L1 L2 P2 C1 121288295 94510375.58 23080392.31 23073337.73 119199809.6 92882982.68 22682967.78 22683496.78 106912410.8 83308371.34 20344754.48 20346729.84 117665414.1 91687333.77 22390976.91 22383651.66 118984688.6 92715331.5 22642028.82 22650868.25

B. RINEX OBSERVASI GNSS SINGLE FREQUENCY B.1 HEADER

(29)

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi

Versi Rinex 2

Jenis Satelit yang terrekam GPS

Instansi

- Nama/Nomor Titik BM140942/BM140942 Tipe &Versi Receiver LEICASR9400 & 1.06  Nomor & Jenis Antenna LEIAT201

Posisi X, Y, Z pendekatan X : -2200423.4570 Y : 5924811.4833 Z : -855986.5930

Tinggi Antenna 1.285

L1/L2 Wavelength Factor Full Cycle L1/L2 Wavelength Factor Full Cycle Jumlah tipe observasi 2

Tipe Observasi L1/L2//P2/C1/D1/D2

L1 = Carrier phase (frekuensi ke 1) L2 = Carrier phase (frekuensi ke 2)

P2 = Pseudorange P) Codes (frekuensi ke-2) C1 = Pseudorange C/A) Codes (frekuensi 1) D1 = Dopller Frequency ke 1

D2 = Dopller Frequency ke 2

Waktu Awal perekaman (UTC) 3 April 2004 pukul 07:32:30.0000000 (UTC) atau 14:32:30 (UTC+7)

Waktu selesai perekaman (UTC)

3 April 2004 pukul 08:10:60.0000000 (UTC) atau 15:10:60 (UTC+7)

Leap Seconds (detik) 13 Interval Pengamatan (detik) -Jumlah satelit total 11

SV Type

SV Num Jumlah Pengamatan

G/R/E/S C1 P1 L1 D1 P2 L2 D2

G 1 0 0 0 0 0 0 0

(30)

G 3 0 0 0 0 0 0 0 G 4 75 0 75 0 0 0 0 G 5 155 0 155 0 0 0 0 G 6 81 0 81 0 0 0 0 G 7 7 0 7 0 0 0 0 G 8 0 0 0 0 0 0 0 G 9 155 0 155 0 0 0 0 G 10 4 0 4 0 0 0 0 G 11 0 0 0 0 0 0 0 G 12 0 0 0 0 0 0 0 G 13 0 0 0 0 0 0 0 G 14 0 0 0 0 0 0 0 G 15 0 0 0 0 0 0 0 G 16 0 0 0 0 0 0 0 G 17 155 0 155 0 0 0 0 G 18 0 0 0 0 0 0 0 G 19 0 0 0 0 0 0 0 G 20 0 0 0 0 0 0 0 G 21 0 0 0 0 0 0 0 G 22 0 0 0 0 0 0 0 G 23 0 0 0 0 0 0 0 G 24 155 0 155 0 0 0 0 G 25 0 0 0 0 0 0 0 G 26 155 0 155 0 0 0 0 G 27 0 0 0 0 0 0 0 G 28 0 0 0 0 0 0 0 G 29 155 0 155 0 0 0 0 G 30 1 0 1 0 0 0 0 G 31 0 0 0 0 0 0 0 G 32 0 0 0 0 0 0 0

(31)

B.2 DATA RECORD

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi

Epoch Ke... 3 April 2004 pukul 07:32:30.0000000 (UTC) atau 14:32:30 (UTC+7)

Epoch Flags 0 Jumlah Satelit 9 SV Type SV Num L1 C1 107643910.5 20483955.45 119040818.3 22652714.42 122657715.6 23340988.03 123200545.8 23444285.83 104498697.4 19885440.52 122404276.3 23292760.72 126818091.6 24132678.75 125377757.7 23858594.59 126576309.2 24086670.35

(32)

Epoch Ke 3 April 2004 pukul 07:32:45.0000000 (UTC) atau 14:32:45 (UTC+7) Epoch Flags 0 Jumlah Satelit 9 SV Type SV Num L1 C1 107669374.27 20488801.11 119041927.35 22652925.43 122625219.67 23334804.29 123177817.89 23439960.85 104499936.77 19885676.33 122454059.46 23302229.72 126812191.19 24131555.87 125349041.41 23853130.1 126607016.54 24092513.95

C. RINEX OBSERVASI GNSS DOUBLE FREQUENCY C.1 HEADER

(33)

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi

Versi Rinex 2

Jenis Satelit yang terrekam GPS

Instansi None

 Nama/Nomor Titik HDL1____ Tipe &Versi Receiver TRIMBLE

 Nomor & Jenis Antenna EXT_COMP_L12_GP

Posisi X, Y, Z pendekatan (-2920295.1706), (5669649.1150), (-90964.4652)

Tinggi Antenna 11,250

L1/L2 Wavelength Factor Full Cycle L1/L2 Wavelength Factor Full Cycle Jumlah tipe observasi 5

Tipe Observasi L1/L2/P2/C1/D1

L1 = Carrier phase (frekuensi ke 1) L2 = Carrier phase (frekuensi ke 2)

P1 = Pseudorange P) Codes (frekuensi ke-1) P2 = Pseudorange P) Codes (frekuensi ke-2) C1 = Pseudorange C/A) Codes (frekuensi 1) S1 = Signal to noise ratio ke 1

S2 = Signal to noise ratio ke 2 Waktu Awal perekaman

(UTC) 1 Juli 2007 pukul 01:35:15.0000000 (UTC) atau 08:35:15 (UTC+7) Waktu selesai perekaman

(UTC) 1 Juli 2007 pukul 07:34:35.0000000 (UTC) atau 14:34:35 (UTC+7) Leap Seconds (detik)

-Interval Pengamatan (detik) 15 Jumlah satelit total 17

SV Type SV Num Jumlah Pengamatan

G/R/E/S L1 L2 D1 P2 C1

G 1 198 198 198 198 198

G 2 59 59 59 59 59

G 3 108 108 108 108 108

(34)

G 6 1330 1330 1330 1330 1330 G 7 1387 1387 1387 1387 1387 G 9 509 509 509 509 509 G 10 95 95 95 95 95 G 12 905 905 905 905 905 G 14 415 415 415 415 415 G 16 533 533 533 533 533 G 18 1264 1264 1264 1264 1264 G 21 1187 1187 1187 1187 1187 G 22 832 832 832 832 832 G 24 660 660 660 660 660 G 30 1300 1300 1300 1300 1300 G 31 930 930 930 930 930 B.2 DATA RECORD

(35)

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi

Epoch Ke... 1 Juli 2007 pukul 01:35:15.0000000 (UTC) atau 08:35:15 (UTC+7)

Epoch Flags 0 Jumlah Satelit 9 SV Type SV Num C1 P2 L1 L2 D1 23991495.586 23991492.551 10180767.70914 7878861.30314 3254.641 21004556.914 21004556.750 -8410867.67315 -6475529.69115 -1472.125 23351342.430 23351340.625 -2339853.73514 -1753670.31814 -1694.344 22453110.375 22453109.285 -430907.17715 -297898.49114 439.734 22847329.836 22847330.551 -2380674.15815 -1805269.55114 -46.469 20366988.625 20366987.441 -4518932.09515 -3466008.76515 -35.188 24185118.844 24185117.074 -1213417.98214 -197806.83314 -1626.859 23073107.109 23073104.777 -264927.70214 -150403.61714 -1143.734 22777806.500 22777806.523 -7989264.85914 -6015828.11714 -3342.984

Epoch Ke 1 Juli 2007 pukul 01:35:30.0000000 (UTC) atau 08:35:30 (UTC+7)

Epoch Flags 0 Jumlah Satelit 9 SV Type SV Num C1 P2 L1 L2 D1 24000790.85 24000788.58 10229614.87 7916924.015 3258.25 21000365.77 21000365.34 -8432893.094 -6492692.356 -1464.719 23346503.05 23346501.02 -2365284.67 -1773486.673 -1696.531 22454370.68 22454369.94 -424285.5261 -292738.769 443.063 22847202.38 22847201.87 -2381342.716 -1805790.48 -42.797 20366902.41 20366901.05 -4519384.13 -3466361.014 -25.188 24180470.09 24180468.73 -1237847.139 -216842.523 -1630.438 23069842.75 23069839.73 -282090.946 -163777.588 -1144.875 22768269.7 22768269.52 -8039382.246 -6054880.624 -3339.469

(36)

D. RINEX OBSERVASI GNSS HASIL DOWNLOAD DI CDDIS GSFC D.1 HEADER

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi

Versi Rinex 2.11

Jenis Satelit yang terrekam MIXED

Instansi Administrateur RGP  Nama/Nomor Titik ABMF & 97103M001

Tipe &Versi Receiver TRIMBLE NETR5 & 4.03  Nomor & Jenis Antenna 1440911917 & TRM55971.00

Posisi X, Y, Z pendekatan X : 2919786.4480 Y : -5383745.1780 Z : 1774604.7340 Tinggi Antenna 0.0000

L1/L2 Wavelength Factor Full Cycle L1/L2 Wavelength Factor Full Cycle Jumlah tipe observasi 10

(37)

L1 = Carrier phase (frekuensi ke 1) L2 = Carrier phase (frekuensi ke 2)

P1 = Pseudorange P) Codes (frekuensi ke-1) P2 = Pseudorange P) Codes (frekuensi ke-2) C1 = Pseudorange C/A) Codes (frekuensi 1) C2 = Pseudorange C/A) Codes (frekuensi 2) D1 = Dopller Frequency ke 1

D2 = Dopller Frequency ke 2 S1 = Signal to noise ratio ke 1 S2 = Signal to noise ratio ke 2

Waktu Awal perekaman (UTC) 5 Maret 2010 pukul 00:00:00.0000000 (UTC) atau 07:00:00 (UTC+7)

Waktu selesai perekaman (UTC)

-Leap Seconds (detik) 15

Interval Pengamatan (detik) 30

Jumlah satelit total 10

SV Type SV Num Jumlah Pengamatan

(38)

B.2 DATA RECORD

 Interpretasi

Parameter Hasil Interpretasi

Epoch Ke... 3 April 2004 pukul 07:32:30.0000000 (UTC) atau 14:32:30 (UTC+7)

Epoch Flags 0 Jumlah Satelit 17 SV Type SV Num L1 L2 CI C2 P1 P2 D1 D2 115875062.45 8 90292450.69 22050235.64 22050240.47 22050240.31 49.4 39.8 118474176.49 7 22186367.27 22186366.01 42.6 116200801.28 7 90546242.6 22112251.69 22112256.81 45.8 26 119502400.21 8 92946328.98 22386818.41 22386812.59 22386812.02 46.4 35 121874054.26 7 94966835.36 23191829.55 23191835.41 23191835.44 46 35.7

(39)

E. PERTANYAAN :

1. Bagaimana membedakan suatu data rinex Observasi sebagai data Dual Frequency atau single frequency ?

Jawab :

Cara untuk membedakan suatu data rinex Observasi sebagai data Dual Frequency atau single frequency adalah dengan melihat data Header bagian tipe observasi.  Apabila pada kolom tipe observasi terdapat tipe L1 dan L2 maka data observasi tersebut termasuk Dual Frequency akan tetapi apabila hanya ada tipe L1 maka data observasi tersebut termasuk single frequency

2. Bagaimana mengklasifikasikan data RINEX observasi ini menjadi data GNSS atau hanya data GPS atau GLOASS saja ?

Jawab :

Cara untuk mengklasifikasikan data RINEX observasi ini menjadi data GNSS atau hanya data GPS atau GLOASS saja adalah dengan melihat bagian header kolom

“RINEX Version/Type”. Apabila tertulis kode G maka data RINEX observasi tersebut termasuk Data GPS. Apabila tertulis kode R maka data RINEX observasi tersebut termasuk Data GLONASS

3. Bagaimana cara mengetahui lama pengamatan suatu data observasi ? Jawab :

Cara untuk mengetahui lama pengamatan suatu data observasi adalah dengan

(40)

4. Bagaimana cara menghitung jumlah epoch suatu data observasi? Jawab :

Untuk menghitung jumlah epoch dalam suatu data observasi dapat dengan menggunakan rumus :

  tan tan) tan (  Pengama  Interval   Pengama  Mulai Waktu  Pengama Selesai Waktu  Epoch

Contoh Perhitungan Epoch :

  tan tan) tan (  Pengama  Interval   Pengama  Mulai Waktu  Pengama Selesai Waktu  Epoch

  ik   Epoch det 15 ) 30 : 32 : 7 00 : 11 : 8 ( epoch ik   Epoch 154 det 15 detik 2310  

(41)

- Berdasarkan data header diatas dapat dilihat bahwa waktu mulai pengamatan adalah tanggal 14 Maret 2015 pukul 07.57.30 dan berahir pada tanggal 14 Maret 2018 pukul 08.26.45. Namun waktu yang tercatat tersebut adalah waktu UTC, untuk mengubahnya menjadi waktu lokal dengan menambahkan dengan selisih antara waktu lokal dan waktu UTC.

- Waktu memulai pengamatan dalam WIB = UTC + 7 Jam, = 07.57.30 + 7 jam = Pukul 14.57.30 WIB

- Waktu berakhirnya pengamatan dalam WIB = UTC + 7 Jam, = 08.26.45 + 7 jam = Pukul 15.26.45 WIB

6. Jelaskan beda data fase dan data kode pada suatu pengamatan GPS!

Data Fase Data kode

L1, L2, L5: gelombang fase (carrier-phase) yang terukur pada sekali siklus penuh perekaman sinyal satelit.

P atau C/A : jarak semu antara antena receiver dengan antenna satelit termasuk didalamnya offset jam satelit dan receiver (dan bias lain seperti atmospheric delay) – 

yang dibutuhkan kode untuk menempuh  jarak dari satelit ke pengamat

Jarak yang terukur adalah jumlah gelombang  penuh (cycles)  yang terukur ditambah dengan nilai fraksional gelombang terakhir (saat diterima receiver) dan gelombang awal (saat dipancarkan oleh satelit) dikalikan dengan panjang gelombangnya.

Definisi  pseudorange atau  pseudoranging secara umum adalah pengukuran jarak  berdasarkan korelasi antara kode yang dipancarkan oleh satelit dengan replika kode yg dibuat oleh receiver.

Jarak yang diukur adalah bukan jarak yang sesungguhnya shg disebut pseudorange Pengamatan tidak terkoreksi dari efek eksternal

seperti refraksi atmosfer, offset jam satelit, dll.

Ketelitian jam receiver & satelit berbeda =>  jarak terukur terkontaminasi ketidaksinkronan jam => disebut jarak semu Pengamatan fase antara dua epoch dikoneksikan

dengan sejumlah integer siklus sinyal

PR menunjukkan perilaku aktual antara jam satelit dengan jam receiver.

(42)

 Bias N tidak ada di persamaan pseudorange

 Delay ionosfir besarnya sama tapi berkebalikan

 Geometric range, clock, and trhoposphere errors besarnya sama

 Kesalahan karena multipath data fase lebih kecil daripada data kode

 Noise terms pada data fase lebih kecil (factor of 100 smaller in phase data)

 Jarak yang ditentukan dengan fase jauh lebih teliti jika dibandingkan dengan jarak  berdasar data kode.Hal tersebut dikarenakan resolusi data fase jauh lebih kecil jika

dibanding dengan resolusi data kode

7. Bagaimana suatu data fase dan kode bisa digunakan untuk menghasilkan suatu nilai posisi  pada receiver?

a. PSEUDORANGE

Asumsikan bahwa jam receiver dan jam satelit sinkron secara sempurna satu sama lain. Nah, ketika sinyal ( PRN  code*) ditransmisikan dari satelit dan diterima oleh receiver , receiver memproduki replika kode yang diterima. Receiver kemudian membandingkan kode yang diterima dari satelit dengan replika-nya dan menghitung selang waktu sinyal merambat dari satelit ke receiver. Selang waktu ini kemudian dikalikan dengan cepat rambat cahaya (3x108 atau tepatnya 299729458 meter per detik) dan didapatlah jarak antarareceiver  dan satelit.

 Namun, perlu dimengerti bahwa asumsi jam receiver sinkron secara sempurna adalah tidak sepenuhnya benar, atau dengan kata lain proses sinkronisasi yang dilakukan oleh receiver tidaklah sempurna dan masih mengandung kesalahan. Oleh sebab itulah maka pengukuran jarak dengan menggunakan data kode disebut sebagai

 pseudorange.

(43)

(cycles)  yang terukur ditambah dengan nilai fraksional gelombang terakhir (saat diterima receiver) dan gelombang awal (saat dipancarkan oleh satelit) dikalikan dengan panjang gelombangnya. Jarak yang ditentukan dengan cara ini jauh lebih teliti jika dibandingkan dengan jarak berdasar data kode. Hal tersebut dikarenakan resolusi data fase jauh lebih kecil jika dibanding dengan resolusi data kode. Namun demikian, ada satu masalah yang dihadapi dalam penggunaan data fase. Gelombang  pembawa GPS adalah murni gelombang sinusoidal, setiap cycle mempunyai bentuk yang sama dengan cycle yang lain. Oleh karena itulah receiver GPS tidak dapat membedakan antara satu cycle dengan yang lainnya. Dengan kata lain, ketika

receiver dinyalakan dan lock on ke satelit, receiver  mampu menerima sinyal namun dia hanya merekamnya saja. Receiver   tidak dapat menentukan jumlah total cycle

antara satelit dan dirinya.

 Receiver mampu mengukur nilai fraksional cycle yang diterima dengan sangat teliti (kurang dari 2 milimeter) tapi nilai awal dari gelombang penuh yang diterima tetap tidak diketahui. Namun demikian receiver tetap memnyimpan track dari setiap  perubahan grafik sinusoidal fase sejak awal receiver dinyalakan dan  lock on ke satelit. Itu berarti ambiguitas fase tetap akan sama selama pengamatan, asalkan

tracking sinyal tidak terputus (loss off lock  atau cycle slips). Dari keterangan diatas  jelas bahwa penentuan jarak dengan fase akan menghasilkan penentuan posisi yang teliti asalkan harga ambiguitas fase dapat dipecahkan. Salah satu cara yang paling lazim untuk memecahkan harga ambiguitas fase adalah dengan teknik differensial. Teknik ini dapat dilakukan baik secara real time maupun secara post-processing.

Teknik ini dapat dilakukan jika ada dua receiver atau lebih yang mengamat kepada satelit yang sama secara simultan.

(44)

8. Apa kaitan RINEX Observasi dan RINEX Navigasi dalam penentuan posisi GNSS? - Data rinex yang dihasilkan ada 2 macam yaitu observasi dan navigasi.

- Data observasi merupakan data mengenai posisi lokasi pengamatan, lamanya waktu  pengamatan, interval pengamatan (30 detik), jumlah satelit GPS yang terobservasi dan informasi mengenai kode-kode seperti, C1 dan P2 (pseudorange), L1/2 (carrier  phase), S1/2 (signal strength) untuk setiap satelit GPS yang terobservasi saat  pengamatan. Sedangkan, data navigasi merupakan data mengenai parameter ionosfer

(alpha, beta), sistem waktu, data ephemeris satelit dan kesehatan satelit.

- Kedua data tersebut yaitu observasi dan navigasi, selanjutnya diolah menggunakan software khusus untuk mengetahui besarnya error posisi. Dengan adanya  penganalisaan terhadap error posisi GPS tersebut, maka akan dapat meningkatkan

(45)

9. Apakah pengaturan saat pengamatan berpengaruh terhadap rekaman rinex yang diperoleh? Bagaimana jka terjadi kesalahan saat pengaturan, apakah data masih bisa dipakai? Berikan analisis anda!

Jawab :

-  Pengaturan saat pengamatan berpengaruh terhadap rekaman rinex yang diperoleh, misalnya pengaturan interval waktu pengamatan akan perpengaruh terhadap banyaknya data yang masuk. Semakin cepat interval pengamatannya maka data  yang dihasilkan akan semakin baik. Selain itu pada saat pengaruran satelit yang dapat diterima akan mempengaruhi satelit apa saja yang dapat dideteksi oleh receiver,

-  Jika terjadi kesalahan saat pengaturan, bisa saja data masih bisa dipakai akan tetapi data yang dihasilkan tersebut tetap mengandung kesalahan sehingga perlu dilakukan pengolahan data lanjutan guna mengkoreksi data tersebut sehingga akan diperoleh data yang presisi

(46)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Praktikum membaca dan menginterpretasi data RINEX telah dilaksanakan pada 21 Maret 2018. Berdasarkan data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. RINEX (Receiver Independent Exchange) adalah format data hasil pengamatan receiver GNSS dengan format yang standard.

2. Terdapat 2 bagian penting pada Data RINEX yaitu Data Header dan Data Record. 3. Informasi yang dapat diperoleh dari Data Header adalah

- Format dan Tipe RINEX

-  Nama program pembuat file, Nama agency, dan Tanggal pembuatan file

-  Nama dan Nomor Titik

- Pengamat

- Tipe dan Versi Receiver

- Tipe dan tinggi Antenna

- Koordinat Pendekatan (X. Y, Z)

- Wavelength

- Tipe-tipe observasi

- Interval Pengamatan

- Waktu mulai pengamatan dan selesai pengamatan dalam UTC - leap second

- Jumlah Satelit

-  Nomer satelit (PRN) & jumlah observasi pada setiap tipe observasinya

4. Data yang dapat diperoleh dari Data Record adalah

- Epoch Flag dan Jumlah satelit dalam epoch - Koordinat tiap tipe Observasi

(47)

5. Berdasarkan pembahasan hasil dapat disimpulkan bahwa cara untuk membedakan suatu data rinex Observasi sebagai data Dual Frequency atau single frequency adalah dengan melihat data Header bagian “tipe observasi”

6. Suatu satelit diidentifikasi dengan 3 kode karakter : 2 digit angka yang didahului 1 digit huruf

- G or blank : GPS - R : GLONASS

- S : Geostationary GPS signals playload (Geo) - E : GALILEO

7. Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa cara untuk mengetahui lama pengamatan suatu data observasi adalah dengan melihat pada bagian

header kolom “time of first OBS d an Time of Last OBS”.

8. Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung  jumlah epoch dalam suatu data observasi dapat dengan menggunakan rumus :

  tan tan) tan (  Pengama  Interval   Pengama  Mulai Waktu  Pengama Selesai Waktu  Epoch

9. Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengaturan saat  pengamatan berpengaruh terhadap rekaman rinex yang diperoleh

B. KRITIK DAN SARAN

Adapun kritik dan saran selama berlangsungnya kegiatan praktikum adalah sebagai  berikut:

1. Sebelum melakukan praktikum, alangkah baiknya dilakukan pembagian titik BM sehingga titik yang digunakan berbeda-beda dan tidak terjadi double data

2. Waktu pelaksanaan praktikum yang terlalu singkat sehingga sebaiknya ada  penambahan waktu praktikum

3. Perlu dilakukan terlebih dahulu terhadap alat GPS yang digunakan misal daya  baterai, dll

4. Pelu dilakukan pengecekan terhadap alat receiver maupun controller 

C. KENDALA PRAKTIKUM

(48)

1. Terdapat Receiver yang data pengamatannya tidak dapat didownload sehingga untuk data RINEX harus memakai data kelompok lain yang menyebabkan analisa data hampir sama. Apabila data berbeda-beda akan membuat data lebih beragam dan interpertasi data juga akan berbeda-beda sehingga semau kelompk akan mengetahui berbagai macam hasil data RINEX.

Gambar

Gambar 2.1. Konsep penentuan posisi GPS (Abidin, 2006) .
Gambar 2.2. Struktur frekuensi dan parameter komponen sinyal GPS (Abidin, 2007).
Gambar I.10. Contoh Data RINEX versi 3 format compact (Hatanaka, 2008).
Gambar diatas merupakan bentuk data record pada data RINEX. Data yang diberi tanda merah merupakan data yang dihasilkan oleh satelit observasi nomor G01

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Percabangan tumbuh mulai dari 1/3 buku bagian atas diikuti percabangan dibagian tengah buluh terus ke bagian bawah, percabangan bambu betung termasuk kelompok banyak cabang

Masalah keamanan menjadi bagian penting untuk developer perangkat lunak.Kebutuhan keamanan dalam pengembangan perangkat lunak menghasilkanpenciptaan yang disebut Secure

1 tahun 1999 tentang perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah

45 menghendaki penerapan akuntansi aktual bagi organisasi non profit.Permasalahan yang selama terjadi di masyarakat adalah kurangnya kesadaran masyarakat (jamaah)

Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan kadar bilirubin plasma terutama asam taurokholat menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas mukosa yang dapat mendasari

Sedangkan upaya sekolah yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan tidak terprogram (kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan) yaitu; (a)

Dalam rangka pencarian dana ini, Panitia Pembangunan Gedung telah memperoleh Surat Rekomendasi dari Majelis Sinode Gereja Kristen Pasundan Nomor: 416/SINODE GKP/V/2008 tertanggal

Padahal di DKI Jakarta Sendiri, terdapat 3(tiga) Instansi Badan Narkotika Nasional yaitu Badan Narkotika Nasional Pusat, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta,