Kimia Dasar II, Dept. Kimia, FMIPA-UI, 2009
Bab 4
Keseimbangan
Pada keseimbangan Stabil secara lokal Tidak stabil Lebih stabil3
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Hukum Termodinamika Pertama
3
Energi tidak dapat diciptakan maupun ditiadakan Total energi alam semesta (universe) adalah tetap
Energi dapat diubah dari satu bentuk energi kebentuk
energi lain atau dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya
Proses Spontan
¾ Adalah proses yang berlangsung tanpa pengaruh dari luar
¾ Contoh :
Gas dalam tabung B akan secara
spontan berefusi ke dalam tabung A (karena tabung A vakum), tetapi
setelah kedua tabung berisi gas, gas tidak dapat kembali secara spontan ke dalam tabung B
5
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Proses Spontan
5
¾Proses yang berjalan spontan tidak harus berlangsung dengan laju
reaksi yang dapat diamati, seperti paku besi yang berkarat
¾Proses yang berjalan spontan ke suatu arah adalah tidak spontan ke arah sebaliknya
Proses Spontan
¾ Proses yang berlangsung spontan pada suatu temperatur, mungkin berlangsung tiak spontan pada temperatur lain
¾ Contoh:
Es mencair pada temperatur T > 0OC, tetapi air menjadi es
7
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Proses Reversibel
7
¾Proses perubahan yang reversibel adalah bila sistem berubah
dengan cara sedemikian hingga sistem dan lingkungannya dapat kembali ke keadaan awal dengan membalikkan proses perubahan dengan cara yang tepat sama
¾Perubahan‐perubahan terjadi secara kecil tak terhingga
Proses irreversible
¾Pada proses yang irreversibel sistem dan lingkungan sistem tidak dapat dikembalikan ke keadaan awal tanpa kerja
¾Semua proses spontan/riil/alami adalah irreversibel
¾Perubahan yang reversibel menghasilkan sejumlah kerja maksimum : wrev = wmaks
9
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Entropi
¾ Entropi, S adalah sebuah term baru yang diungkap-kan oleh Rudolph Clausius dalam abad ke 19, yang meyakinkan
pentingnya rasio kalor yang dipindahkan dan temperatur pada mana kalor dipindahkan, yaitu q/T
¾ Entropi dapat dipikirkan merupakan suatu ukuran ketidakaturan suatu sistem
¾ Entropi berkaitan dengan berbagai moda gerakan dalam molekul
¾ Entropi adalah fungsi keadaan, sehingga :
Entropi
Untuk proses yang terjadi pada temperatur tetap (proses isotermal) :
T q S = rev
Δ
dimana qrev adalah kalor yang dipindahkan bila perubahan proses dilakukan secara reversibel pada temperatur tetap T adalah temperatur Kelvin
11
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Hukum Termodinamika Kedua
11
¾ Menyatakan bahwa entropi alam semesta tidak berubah untuk proses reversibel dan bertambah untuk proses spontan/irreversibel
Reversibel (ideal) :
DSuniv = DSsistem + DSlingkungan = 0 Irreversibel (riil, spontan)
DSuniv = DSsistem + DSlingkungan > 0
¾ Entropi sistem individu dapat berkurang, meskipun entropi alam semesta bertambah untuk proses
Entropi pada Skala Molekular
Ludwig Boltzmann menggambarkan konsep entropi pada tingkatan molekular dengan pemikiran :
¾ Temperatur adalah suatu ukuran dari energi kinetik rata-rata molekul
¾ Molekul melakukan beberapa tipe gerakan, yaitu
translasi : gerakan dari keseluruhan molekul dari satu tempat ke tempat lain
vibrasi : gerakan atom-atom dalam molekul secara periodik rotasi : gerakan berputar molekul terhadap sumbu rotasi atau rotasi terhadap ikatan ikatan σ
13
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Entropi pada Skala Molekular
13
¾ Ludwig Boltzmann membayangkan molekul‐molekul
dalam gerakannya pada suatu saat waktu tertentu dan menyatakannya sebagai keadaan mikro
(microstates) sistem termodinamika
¾ Tiap keadaan termodinamika memiliki sejumlah
spesifik keadaan mikro yang berkaitan, W dan entropi adalah :
W ln k S =
Entropi pada Skala Molekular
¾ Akibatnya adalah :
* lebih banyak partikel → keadaan mikro lebih banyak → entropi lebih besar
* temperatur lebih tinggi →keadaan energi lebih banyak → entropi lebih besar
* struktur yang kurang rapat (gas terhadap padatan) → keadaan mikro lebih banyak → entropi lebih besar
15
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Entropi pada Skala Molekular
15
¾ Berdasarkan jumlah keadaan mikro, maka entropi cenderung meningkat dengan meningkatnya : * temperatur
* volum (gas)
Entropi dan Keadaan Fisik Materi
¾ Entropi meningkat dengan bertambahnya kebebasan gerak molekul, sehingga
17
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Entropi dan Keadaan Fisik Materi
17
¾ Zat padat yang melarut menjadi ion-ionnya memiliki entropi yang lebih besar, karena terdapat lebih banyak keadaan
mikro. Walaupun beberapa molekul air entropinya berkurang karena bergabung di sekeliling ion, umumnya secara
Perubahan‐perubahan Entropi
Pada umumnya entropi bertambah bila :
¾ Terbentuk gas dari cairan dan padatan
¾ Cairan atau larutan terbentuk dari padatan
¾ Jumlah molekul gas bertambah
19
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Hukum Termodinamika Ketiga
19
Hukum Termodinamika Ketiga
Berdasarkan entropi zat kristal murni pada
temperatur T = 0 K adalah nol, maka ilustrasi entropi zat padat, cairan dan gas adalah :
21
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Besaran Entropi Standar
21
¾Tabel 19.2 adalah nilai entropi molar zat dalam keadaan
standar, So (ditentukan pada P = 1 bar dan T dipilih 298 K)
¾Nilai entropi standar
cenderung bertambah dengan meningkatnya massa molar
Besaran Entropi Standar
¾ Molekul‐molekul besar dan lebih kompleks memiliki nilai entropi standar yang besar :
¾ Perubahan entropi untuk reaksi kimia dapat dihitung dengan cara yang sama seperti untuk DH :
23
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Sistem dan Lingkungan Sistem
23
¾ Kalor yang mengalir ke dalam atau keluar dari sistem menyebabkan perubahan entropi lingkungan dan untuk proses isotermal :
¾ Pada tekanan tetap, qsistem adalah ΔHo untuk sistem, sehingga :
¾ Pada perubahan fase (proses isotermal) :
T
q
S
lingkungan=
−
sistemΔ
T
H
T
q
S
lingkungan=
−
sistem=
−
Δ
°
sistemΔ
T
H
T
q
S
lingkungan=
−
sistem=
−
Δ
°
sistemSistem dan Lingkungan Sistem
¾ Alam semesta (universe) terdiri dari sistem dan lingkungan, sehingga :
= – Gibbs Free Energy
T H Slingkungan sistem Δ − = Δ
T
H
S
S
lingkungan sistem sistemΔ
−
+
Δ
=
Δ
sistem sistem universe= S
Δ
+
-
Δ
H
°
S
lingkungan sistem universeS
S
S
=
Δ
+
Δ
25
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Sistem dan Lingkungan Sistem
25
¾ Untuk perubahan pada sistem :
= – Gibbs Free Energy sistem sistem universe
=
T
Δ
S
+
-
Δ
H
°
ΔS
T
sistem
sistem
T
S
H
G
=
Δ
°
−
Δ
Δ
sistem sistem universe=
T
Δ
S
+
-
Δ
H
°
ΔS
T
Sistem dan Lingkungan Sistem
universe S T G = − Δ ΔUntuk proses spontan : karena itu :
¾ ΔG lebih mudah ditentukan dari pada ΔSuniverse, sehingga digunakan ΔG untuk menyimpulkan proses‐proses yang spontan/riil 0 Suniverse > Δ 0 G < Δ
27
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Energi Bebas Gibbs
27 ¾ BilaΔnegatif, reaksi ke kanan adalah spontan ¾ Bila ΔG = 0, sistem berada pada keseimbangan ¾ Bila ΔG positif, reaksi yang spontan adalah reaksi sebaliknya
Perubahan Energi Bebas Standar
Energi bebas pembentukan standar, ΔGfo adalah analog dengan
entalpi pembentukan standar, ΔHfo
¾ ΔGo dapat dilihat pada Tabel atau dihitung dari So dan ΔHo, yang diasumsikan tidak tergantung pada T
Persamaan ini menunjukkan bagaimana ΔGo berubah dengan temperatur sistem sistem− Δ ° ° Δ = ΔG H T S produk reaktan f
=
ΣΔ
°
−
ΣΔ
°
°
Δ
G
G
G
sistem sistem−
Δ
°
°
Δ
=
Δ
G
H
T
S
29
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Energi Bebas dan Temperatur
29
¾ Persamaan energi bebas terdiri dari term entalpi, ΔHo dan term
entropi TDS dan ketergantungan energi bebas pada temperatur ditimbulkan dari term entropi
¾ Dengan mengetahui tanda (+ atau –) dari ΔS atau ΔH, diperoleh tanda untuk ΔG dan menentukan apakah reaksi berlangsung secara spontan.
Energi Bebas dan Kesetimbangan
¾ Bila ΔG = 0, sistem berada pada keseimbangan, sehingga ΔG berkaitan dengan tetapan keseimbangan, K sebagai
dimana ΔGo adalah energi bebas standar (pada P = 1 bar
atau 1 atm)
¾ Pada kondisi tidak standar :
Q adalah hasil bagi reaksi (hasil kali konsentrasi produk/hasil kali konsentrasi reaktan)
31
Hanya digunakan di Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
• Brown, Lemay, Bursten, Murphy, “Chemistry The Central Science”, 11th