• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA BIAYA YANG DITANGGUHKAN UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PADA PT. AMAL TANI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA BIAYA YANG DITANGGUHKAN UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PADA PT. AMAL TANI MEDAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA BIAYA YANG DITANGGUHKAN UNTUK

MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI TANDAN BUAH

SEGAR KELAPA SAWIT PADA PT. AMAL TANI MEDAN

Hetti Siska Tarigan

1

, Melanthon Rumapea

2

, Anton AP Sinaga

3

1Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, 2,3Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Methodist Indonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis biaya yang ditangguhkan dalam menentukan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif – deduktif.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disimpulkan bahwa biaya yang ditangguhkan pada PT. Amal Tani Medan berupa biaya perolehan tanaman menghasilkan (TM) dan biaya perolehan hak atas tanah yang digunakan untuk menanam kelapa sawit. Biaya yang ditangguhkan atas tanaman menghasilkan dibebankan berdasarkan masa menghasilkan tanaman tersebut, sedangkan biaya yang ditangguhkan atas HGU dibebankan berdasarkan masa pemakaian tanah yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan. Pembebanan biaya yang ditangguhkan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan didasarkan atas penyusutan tanaman menghasilkan dan masa hak atas lahan tanaman. Penentuan harga pokok tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan dilakukan dengan menjumlahkan biaya pemeliharaan tanaman, biaya panen tandan buah segar dan biaya administrasi kebun. Analisis biaya yang ditangguhkan sudah dihitung dalam menentukan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan. Dengan demikian, hipotesis diterima.

Kata Kunci: Biaya ditangguhkan dan HPP Tandan Buah Segar

1. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan yang ingin maju, akan berusaha untuk memenuhi prinsip tepat waktu, tepat guna, tepat sasaran dan dapat dipercaya dalam pengelolahan data perusahaan. Pengolahan data yang reliabel dilakukan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Pemanfaatan sumber daya secara efisien terlihat dari setiap pengeluaran biaya yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga harga pokok produksi yang dihasilkan adalah tepat.

Harga pokok produksi merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan karena dengan adanya perhitungan harga pokok produksi dapat diketahui jumlah biaya yang dibebankan untuk menghasilkan produk. Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan barang dalam proses awal dan dikurangi persediaan barang dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi, apabila tidak ada persediaan barang dalam proses awal dan akhir.

Fungsi dan manfaat penentuan harga pokok produksi adalah sebagai dasar penentuan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba rugi periodik, menentukan harga pokok persediaan barang jadi Penentuan harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job order costing), yaitu biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Hal ini berbeda dengan penentuan harga pokok

(2)

produksi berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan unutuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen.

Dalam menentukan harga pokok produksi, ada tiga klasifikasi biaya atau penggolongan biaya yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Klasifikasi biaya merupakan penggolongan secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil berbagai keputusan.

Penentuan harga pokok produksi sering terjadi kesalahan dalam pembebanan biaya, dimana pembebanan biaya overhead pabrik yang seharusnya sebagian dibebankan ke dalam biaya administrasi dan umum, tetapi seluruhkan dibebankan ke dalam overhead pabrik, seperti biaya listrik, telepon dan asuransi.

Biaya ditangguhkan adalah biaya yang ditangguhkan pembebanannya. Sedangkan penghasilkan yang ditangguhkan adalah penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya. Untuk biaya yang ditangguhkan misalnya, biaya sewa Oktober 2008 sampai September 2009, maka untuk pengeluaran biaya sewa yang ditangguhkan untuk pembukuan 2008 adalah antara Januari sampai dengan September 2009.

Perusahaan yang bergerak di bidang industri harus menetapkan harga pokok produksi secara tepat dan benar. Untuk itu, semakin berkembangnya aktivitas perusahaan, maka diikuti pula dengan semakin kompleksnya data yang diolah, maka perusahaan yang ingin maju harus berusaha memenuhi prinsip tepat waktu, tepat guna, tepat sasaran dan dapat dipercaya dalam pengolahan perusahaan. Pengolahan data yang dapat dipercaya dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dengan efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu cara yang ditempuh adalah mengevaluasi biaya produksi agar perhitungan harga pokok produksi tepat.

Perhitungan harga pokok produksi yang diteliti dapat dilakukan apabila pemisahan antara biaya produksi dan non produksi dilakukan dengan tepat. Kegunaan pemisahan biaya antara biaya produksi antara lain menghindari agar tidak terjadi pembebanan biaya yang tidak tepat atau tumpah tindih. Hal ini mengakibatkan kesalahan dalam menentukan harga pokok produksi, harga pokok penjualan dan laporan laba menjadi tidak wajar.

PT. Amal Tani merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan tandan buah segar kelapa sawit, tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kesalahan penentuan harga pokok produksi menyebabkan kesalahan perhitungan laba rugi yang dianggarkan.

2. Kesalahan penilaian persediaan dalam proses menyebabkan penentuan harga pokok produk menjadi tidak tepat.

3. Kesalahan informasi biaya yang ditangguhkan mengakibatkan penentuan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit menjadi tidak tepat.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Biaya merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam aktivitas perusahaan. Menurut Ahmad (2007:4), “cost adalah pengeluaran yang diukur dalam moneter yang telah dikeluarkan atau potensial akan dikeluarkan untuk memperoleh dan mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Witjaksono (2006:6), ”biaya suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Bustami dan Nurlela (2006:4), mengemukakan bahwa “biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya (cost) merupakan kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi. Manfaat tersebut dapat berupa barang dan alat-alat, mungkin juga berupa jasa, seperti upah, sewa atau tenaga. Tetapi tidak semua pengorbanan sebagai biaya karena pengorbanan yang tidak memberikan manfaat adalah kerugian yang tidak dapat dimasukkan sebagai biaya.

(3)

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk berbagai tujuan, dalam mengklasifikasikan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya.

Menurut Usry dan Milton (2006:40), klasifikasi biaya berhubungan dengan: 1. Biaya dalam hubungannya dengan produk

2. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi

3. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen lain 4. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi

5. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan dan evaluasi.

Biaya dalam hubungannya dengan produk dalam industri manufaktur terdiri dari dua elemen biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.

Beban komersial terdiri dari dua klasifikasi besar : beban pemasaran serta beban umum dan administrasi. Beban pemasaran mulai dari titik di mana biaya manufaktur berakhir. Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban penjualan dan pengiriman. Beban administrasi termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi terdiri dari:

a. Biaya variabel, yaitu biaya yang berubah secara proposional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh supervisor pada tingkat operasi tertentu.

b. Biaya tetap, yaitu biaya yang bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Tanggungjawab pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada tingkat manajemen menengah dan manajemen eksekutif dibandingkan dengan supervisor operasi.

c. Biaya semi variabel yaitu biaya yang di dalamnya terdapat biaya tetap dan biaya variabel. Misalnya, biaya listrik biasanya adalah biaya semi variabel. Listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena cahaya tetap diperlukan tanpa memperdulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang digunakan sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi bergantung pada penggunaan peralatan.

Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi terdiri dari pengeluaran modal atau sebagai pengeluaran pendapatan. Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporan sebagai beban. Aktiva akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya. Membedakan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan adalah penting untuk menandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba periodik.

Biaya diferensial adalah salah satu dari biaya relevan untuk suatu pilihan di antara banyak alternatif. Biaya diferensial sering kali disebut biaya marginal. Jika biaya diferensial hanya terjadi apabila satu alternatif tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagai biaya tunai yang berkaitan dengan alternatif itu. Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang bila alternatif tertentu diambil disebut biaya opportunities. Suatu biaya yang terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut biaya tertanam. Dalam suatu keputusan untuk menghentikan suatu produk atau divisi, beberapa dari biaya produk atau divisi tersebut bisa saja tidak terpengaruh dengan keputusan itu, biaya seperti itu disebut biaya yang tidak dapat dihindari.

(4)

Biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau kenaikan hutang ekuitas pemegang saham sebagai akibat pemakaian barang atau jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Biaya ditangguhkan merupakan biaya yang dikapitalisasi sebagai aset pada neraca perusahaan seperti biaya jangka panjang yang tidak akan mendapatkan dalam siklus modal kerja normal bisnis, atau pengeluaran yang akan dibebankan pada operasi di masa depan. Beban dibayar di muka merupakan beban yang pembayarannya dilakukan dimuka.

Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut memenuhi memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan perusahaan berasal dari transaksi masa lalu); ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai, serta besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.

Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep penandingan (matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya

Menurut Mursyidi (2008:30), ”biaya-biaya yang tidak berkaitan dengan persediaan atau produk tetapi berhubungan dengan periode waktu atau periode akuntansi”. Biaya periode ini bisa bermanfaat untuk memperoleh pendapatan dalam beberapa periode akuntansi dan ada juga yang hanya memberi manfaat hanya untuk periode akuntansi yang berjalan. Jika dihubungkan dengan manfaat yang diterima dari suatu pengeluaran, di mana biaya yang dikeluarkan ini hanya bermanfaat untuk satu periode akuntansi, maka disebut pengeluaran pendapatan dan dicatat sebagai beban. Apabila biaya ini bermanfaat lebih dari satu periode akuntansi disebut pengeluaran modal, mula-mula dicatat sebagai aset dan berdasarkan berlalunya waktu akan berubah menjadi beban. Contoh pengeluaran pendapatan adalah biaya perawatan mesin, sedangkan contoh untuk pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian gedung di mana awalnya akan dicatat sebagai gedung (bagian aset tetap), dan secara bertahap dibebankan melalui beban penyusutan gedung.

Produk merupakan hasil akhir dari proses produksi yang dilakukan perusahaan manufaktur, dimana untuk menghasilkan produk tersebut dikeluarkan sejumlah biaya. Biaya produksi yang dalam bahasa asing disebut manufacturing cost hanya terdapat pada perusahaan industri. Produksi menyangkut transformasi bahan baku menjadi barang jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan fasilitas pabrik.

Harga pokok produksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang jadi (produk) dalam perusahaan manufaktur. Dengan kata lain, harga pokok produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang jadi. Perhitungan harga pokok produksi dapat membantu manajemen untuk mengendalikan seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung dan juga digunakan oleh manajemen sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan harga jual per unit barang jadi. Perhitungan harga pokok produksi dilakukan sebagai dasar penentuan harga jual produk yang akan ditawarkan perusahaan ke pasar.

Perhitungan harga pokok produk sangat bermanfaat bagi manajemen dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk pada periode tertentu dan juga sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan adanya harga pokok produk, mempermudah manajemen dalam menentukan kebijakan-kebijakan penting yang menjamin efisiensi dan efektivitas pengeluaran biaya.

Menurut Dunia dan Wasilah (2011:86), ”ada dua metode akumulasi biaya yang utama dalam akuntansi biaya yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses”. Dalam metode harga pokok pesanan, proses akumulasi biaya terfokus pada pekerjaan atau proyek; sedangkan dalam metode harga pokok proses terfokus pada departemen-departemen dalam pabrik atau pusat-pusat biaya dan proses produksi.

Menurut Mursyidi (2008:51), akuntansi biaya produksi pesanan dipergunakan pada suatu perusahaan industri yang melakukan:

(5)

1. Proses produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari konsumen. Jake tidak ada pesanan, maka proses produksinya akan terhenti.

2. Proses produksi yang hasilnya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pemesan, sehingga produk yang dihasilkan kemungkinan besar akan berbeda dari suatu pesanan dengan pesanan lainnya.

3. Spesifikasi produk telah ditetapkan oleh perusahaan, dan ditawarkan kepada calon konsumen; namun perusahaan tetap akan berproduksi setelah ada pesanan.

Perusahaan yang menghasilkan produk secara massal atau banyak dan homogen secara berkesinambungan, maka dapat digunakan metode harga pokok proses yang mengakumulasikan data biaya berdasarkan departemen-departemen di mana proses produksi dilaksanakan.

Tujuan dari metode harga pokok pada akhirnya adalah menentukan harga pokok atau biaya per unit yaitu dengan membagi biaya pada suatu periode tertentu dengan jumlah unit produk yang dihasilkan pada periode tersebut.

Biaya produksi yang dikeluarkan pada setiap departemen seperti bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik diakumulasikan dalam akun barang dalam proses yang dibentuk untuk setiap departemen produksi yang bersangkutan.

Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, dan berakhir dengan disajikan harga pokok produksi.

Menurut Mulyadi (2005:122), ”variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk”. Harga pokok produk menurut metode variable costing terdiri dari:

Biaya bahan baku Rp xxxx

Biaya tenaga kerja langsung xxxx

Biaya overhead variabel xxxx

Total biaya produksi Rp xxxx

Dalam variable costing, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period cost atau bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian, biaya overhead pabrik tetap dalam metode variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.

Warindrani (2006:163) menyatakan: “metode full costing, biaya produksi meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik tetap dan variabel”. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing adalah membebankan seluruh biaya, baik yang bersifat tetap maupun variabel sebagai harga pokok produk.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir penelitian disajikan pada gambar berikut:

Gambar 1 Kerangka Berpikir

Biaya yang ditangguhkan merupakan biaya yang belum dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada akhir periode. Penundaan pembebanan biaya tersebut disebabkan karena pengeluaran biaya tidak diperuntukkan untuk periode berjalan, tetapi dimanfaatkan untuk periode

Biaya yang ditangguhkan

(X)

Harga Pokok Produksi TBS

(Y)

(6)

mendatang, sehingga pembebanannya ditangguhkan oleh perusahaan. Jika biaya yang ditangguhkan tersebut dibebankan pada periode berjalan, maka penentuan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit menjadi tidak tepat. sehingga harga per ton tandan buah segar sawit juga menjadi tidak tepat. Hal ini juga mengakibatkan laporan laba rugi yang disajikan perusahaan menjadi tidak tepat.

Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini adalah ”Analisa biaya yang ditangguhkan sudah dihitung untuk menentukan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan”.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah PT. Amal Tani Medan yang beralamat di Jl. Kolonel A.E. Kawilarang (Jl. Nibung Raya) No. 12-14 Medan.

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel penelitian adalah :

1. Biaya yang ditangguhkan adalah biaya yang dikapitalisasi sebagai aset pada neraca perusahaan seperti tanaman menghasilkan dan hak guna usaha (HGU) atas lahan tanaman kelapa sawit, atau pengeluaran yang akan dibebankan pada operasi di masa depan.

2. Penentuan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan tandan buah segar sawit dari kebun periode tahun 2011-2012.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah: 1. Penelitian pustaka (library research)

2. Penelitian lapangan (field research).

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode analisa yang dilakukan dengan mengumpulkan data, menyajikan data, merumuskan dan menganalisis data yang telah ada, sehingga memberikan gambaran yang nyata mengenai keadaan perusahaan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses produksi tandan buah segar kelapa sawit dimulai dari tahun pertama sampai menghasilkan tandan buah segar sawit (sampai tahun keempat). Proses produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan, yaitu:

1. Tahap Pertama

1) Survei dan ganti rugi tanaman atau tanah, hal ini dilakukan untuk melihat lahan yang dijadikan sebagai lahan baru.

2) Menebang pohon pada areal baru atau menebang pokok kelapa sawit tua pada area tanaman,

kemudian ditumpuk dan dibakar.

3) Membasmi lalang dengan membersihkan lahan secara kimia atau dengan tenaga manusia.

4) Membersihkan rumput termasuk pembuatan pasar tikus, yaitu pembersihan rumput di sekeliling pokok sawit dan pembuatan jalan kecil untuk para pekerja.

5) Memancang adalah pekerjaan membuat patok-patok dari kayu atau bambu untuk penentuan batas atau jarak lobang yang akan dibuat tempat penanaman bibit kelapa sawit.

6) Membuat lobang tanaman, dilakukan dengan membuat tempat tanaman sawit sesuai jarak yang ditentukan.

(7)

7) Memupuk tanaman, merupakan salah satu cara untuk menyuburkan tanaman kelapa sawit. 8) Menanam pupuk hijau adalah menanam kacangan di area tanaman baru yang bertujuan untuk

menghambat pertumbuhan rumput. 9) Pembuatan tapak kuda dan benteng teras.

10) Membuat saluran air untuk menjaga genangan air di lahan tanaman sawit. 11) Merawat pokok tanaman, agar terhindar dari penyakit.

2. Tahap Kedua

Pada tahap kedua ini yang diperhitungkan adalah pemeliharaan lanjutan pada tahun pertama sampai tahun ke tiga. Seluruh biaya pada tahap kedua ini juga merupakan investasi tanaman yang disebut dengan nama tanaman belum menghasilkan. Pekerjaan pada tahap ini, adalah:

1) Kontrol ladang, cuci rumput piringan pasar dan pemeliharaan gawangan.

2) Memupuk tanaman, artinya setiap tahun tanaman kelapa sawit harus dipupuk sesuai dengan jenis dan dosis pupuk yang telah ditetapkan.

3) Menaman pupuk hijau berupa kacang-kacangan. 4) Memelihara tapak kuda dan benteng teras.

5) Menyisip tanaman mati dan menjaga tanaman kelapa sawit dari hewan liar. 6) Membuat saluran air, pasar kebun utama, jalan dan titik rel ban.

7) Merawat pokok tanaman kelapa sawit.

8) Tunas pasir, merupakan pekerjaan pelepuh bagian bawah yang sudah tua, yang belum menghasilkan tandan buah segar sawit.

9) Percobaan dan seleksi tanaman. 3. Tahap Ketiga

Pada tahap ini, kelapa sawit mulai menghasilkan tandah buah segar sawit untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit dan kernel. Setelah tahap ini, tanaman sudah menghasilkan atau sering disebut tanaman menghasilkan (TM). Tahap ini berlangsung selama 25 tahun, hal ini tergantung pada pemeliharaan dan perawatan tanaman kelapa sawit. 1 hektar sawit = 144 pohon kelapa sawit.

Biaya yang ditangguhkan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan, dimana pembebanannya ditangguhkan ke dalam harga pokok tandan buah segar sawit. Biaya yang ditangguhkan pada PT. Amal Tani Medan adalah:

1. Tanaman menghasilkan (TM)

Jangka waktu tanaman kelapa sawit dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan penilaian manajemen, dengan ketentuan bahwa tanaman dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur empat tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah atau dua lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per tandan telah mencapai tiga kilogram atau lebih. Tanaman menghasilkan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa menghasilkan tanaman, biasanya selama 25 tahun. Beban penyusutan tanaman menghasilkan dilaporkan ke dalam laporan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit, sedangkan akumulasi penyusutannya dilaporkan dalam neraca.

Biaya yang ditangguhkan atas tanaman menghasilkan yang dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit sebesar penyusutan tanaman menghasilkan tersebut. Berdasarkan tabel di atas, dapat dihitung beban penyusutan tanaman menghasilkan pada PT. Amal Tani Medan tahun 2011 – 2012 sebagai berikut:

(8)

3.783,72

Rp2.333.77

tahun

25

00

,

593

.

344

.

344

.

58

Tahun

1.776,00

Rp2.276.84

tahun

25

00

,

400

.

044

.

921

.

56

Tahun

an tanaman

menghasilk

Masa

TM

perolehan

Nilai

TM

Penyusutan

2012 2011

Dari perhitungan di atas, maka penyusutan tanaman menghasilkan yang dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan tahun 2011 sebesar Rp 2.276.841.776,00 dan tahun 2012 sebesar Rp 2.333.773.783,72. Sedangkan akumulasi penyusutan tanaman menghasilkan dan nilai bersih tanaman menghasilkan dilaporkan ke dalam neraca (Lampiran 1).

2. Tanaman belum menghasilkan (TBM)

Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya pembasmi lalang, biaya kontrol ladang, biaya memancang, biaya pembuatan lobang tanaman, biaya menanam pupuk hijau, biaya pembuatan tapak kuda, biaya pemupukan tanaman, biaya pembuatan saluran air, biaya perawatan pokok tanaman, biaya penyisipan tanaman, biaya membersihkan tunas tanaman serta biaya seleksi bagian tanaman. Biaya perolehan dan penyusutan tanaman belum menghasilkan pada PT. Amal Tani Medan tahun 2011 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1

Biaya Perolehan dan Penyusutan Tanaman Belum Menghasilkan Pada PT. Amal Tani Medan Tahun 2011 (dalam Rupiah)

URAIAN 0-1 thn 1,1 - 2 thn 2,1 - 3 thn 3,1 - 4 thn

Luas lahan (hektar) 256,20 120,64 187,25 203,00

Pembasmi lalang 32.116.463,40 15.123.068,48 23.473.098,25 25.447.471,00 Kontrol ladang 32.214.588,00 15.169.273,60 23.544.815,00 25.525.220,00

Memancang 3.394.650,00 1.598.480,00 2.481.062,50 2.689.750,00

Lobang tanaman 138.348.000,00 65.145.600,00 101.115.000,00 109.620.000,00 Menanam pupuk hijau 57.524.586,00 27.087.299,20 42.043.242,50 45.579.590,00 Pembuatan tapak kuda 64.562.400,00 30.401.280,00 47.187.000,00 51.156.000,00 Memupuk tanaman 1.345.626.450,00 633.631.440,00 983.483.812,50 1.066.206.750,00

Saluran air 3.926.265,00 1.848.808,00 2.869.606,25 3.110.975,00

Merawat pokok tanaman 64.783.756,80 30.505.512,96 47.348.784,00 51.331.392,00 Penyisipan tanaman 6.717.564,00 3.163.180,80 4.909.695,00 5.322.660,00 Membersihkan tunas 46.116.000,00 21.715.200,00 33.705.000,00 36.540.000,00 Seleksi bagian tanaman 972.279,00 457.828,80 710.613,75 770.385,00 Jumlah 1.796.303.002,20 845.846.971,84 1.312.871.729,75 1.423.300.193,00

Sumber: PT. Amal Tani Medan

Dari tabel terlihat biaya perolehan tanaman belum menghasilkan pada perusahaan tahun 2011 sebesar Rp 5.378.321.896,76 (Rp 1.796.303.002,20 + 845.846.971,84 + Rp 1.312.871.729,75 + Rp 1.423.300.193,00). Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan ini tidak disusutkan selama empat tahun sebelum menghasilkan dan hal ini dilaporkan ke dalam aktiva tetap perusahaan di neraca. Akan tetapi, setelah tanaman tersebut menghasilkan, maka penyusutannya dihitung dan dilaporkan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit. Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan pada PT. Amal Tani Medan tahun 2012 disajikan pada tabel berikut:

(9)

Tabel 2

Biaya Perolehan Tanaman Belum Menghasilkan Pada PT. Amal Tani Medan Tahun 2012 (dalam Rupiah)

URAIAN 0-1 thn 1,1 - 2 thn 2,1 - 3 thn 3,1 - 4 thn

Luas lahan (hektar) 184,36 256,20 120,64 187,25

Pembasmi lalang 24.954.416,52 34.678.463,40 16.329.468,48 25.345.598,25 Kontrol ladang 24.934.690,00 34.651.050,00 16.316.560,00 25.325.562,50

Memancang 2.627.130,00 3.650.850,00 1.719.120,00 2.668.312,50

Lobang tanaman 110.173.536,00 153.105.120,00 72.094.464,00 111.900.600,00 Menanam pupuk hijau 46.985.989,60 65.295.132,00 30.746.310,40 47.722.535,00 Pembuatan tapak kuda 48.848.025,60 67.882.752,00 31.964.774,40 49.613.760,00 Memupuk tanaman 981.080.958,00 1.363.381.110,00 641.991.792,00 996.460.237,50

Saluran air 3.163.617,60 4.396.392,00 2.070.182,40 3.213.210,00

Merawat pokok tanaman 48.449.808,00 67.329.360,00 31.704.192,00 49.209.300,00 Penyisipan tanaman 5.052.385,80 7.021.161,00 3.306.139,20 5.131.586,25 Membersihkan tunas 36.476.732,16 50.690.707,20 23.869.347,84 37.048.536,00 Seleksi bagian tanaman 754.954,20 1.049.139,00 494.020,80 766.788,75 Jumlah 1.333.502.243,48 1.853.131.236,60 872.606.371,52 1.354.406.026,75

Sumber: PT. Amal Tani Medan

Dari tabel di atas, terlihat biaya perolehan tanaman belum menghasilkan pada perusahaan tahun 2013 sebesar Rp 5.413.645.878,35 (Rp 1.333.502.243,48 + Rp 1.853.131.236,60 + Rp 872.606.371,52 + Rp 1.354.406.026,75). Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan ini tidak disusutkan selama empat tahun sebelum menghasilkan dan hal ini dilaporkan ke dalam aktiva tetap perusahaan di neraca. Akan tetapi, setelah tanaman tersebut menghasilkan, maka penyusutannya dihitung berdasarkan masa tanaman tersebut menghasilan, dimana penyusutan tanaman menghasilkan dilaporkan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit.

3. Hak Guna Usaha (HGU)

Hak Guna Usaha (HGU) terdiri dari biaya pengurusan legal hak atas tanah dan beban tangguhan lainnya. Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hak atas tanah selama 30 tahun. HGU PT. Amal Tani Medan tahun 2011 – 2012 disajikan pada tabel 3.

Tabel 3

HGU PT. Amal Tani Medan Tahun 2011 – 2012 (dalam Rupiah)

URAIAN 2011 2012

Hak atas tanah 8.387.588.000,00 9.149.345.500,00

Lain-lain 118.102.599,01 76.824.123,58

Jumlah nilai HGU 8.505.690.599,01 9.226.169.623,58

Akumulasi amortisasi (2.835.230.199,67) (3.075.389.874,53)

Jumlah nilai buku bersih 5.670.460.399,34 6.150.779.749,05

Sumber: PT. Amal Tani Medan

Biaya perolehan HGU, akumulasi amortisasi dan jumlah nilai buku HGU bersih dilaporkan ke dalam neraca (lampiran 1) perusahaan ke akun aset tetap. Berdasarkan tabel di atas, dapat dihitung penyusutan Hak Guna Usaha (HGU) yang diperoleh PT. Amal Tani Medan tahun 2011-2012 sebagai berikut:

(10)

7,45

307.538.98

Rp

tahun

30

623,58

9.226.169.

Rp

HGU

Amortisasi

9,97

283.523.01

Rp

tahun

30

599,01

8.505.690.

Rp

HGU

Amortisasi

tanah

atas

hak

Masa

HGU

perolehan

Nilai

HGU

Amortisasi

2012 2011

Biaya yang ditangguhkan berupa HGU yang dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan tahun 2011 sebesar Rp 283.523.019,97 dan tahun 2012 sebesar Rp 307.538.987,45.

Penentuan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit (TBS) pada PT. Amal Tani Medan dilakukan dengan menjumlahkan biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan, biaya panen serta biaya administrasi kebun yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu. Penentuan harga pokok produksi tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan laporan laba rugi. Unsur-unsur harga pokok produksi tandan buah segar sawit pada PT. Amal Tani Medan adalah:

1. Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan

Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk merawat dan memelihara tanaman kelapa sawit. Biaya tersebut meliputi:

a. Biaya pembasmian lalang

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membasmi lalang dengan bahan kimia dan tenaga manusia disekitar pokok tanaman kelapa sawit.

b. Biaya kontrol lalang

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengontrol lalang disekitar pokok tanaman kelapa sawit, sehingga pupuk yang diberikan dapat diserap oleh akar tanaman.

c. Biaya pemeliharaan gawangan

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengkikis gawangan disekitar pokok tanaman kelapa sawit.

d. Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memelihara jalan dan jembatan yang dibangun sebagai jalan keluar masuknya pekerja dan kendaraan pengangkutan buah kelapa sawit dari kebun ke lokasi penumpukan buah.

e. Biaya penunasan

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membersihkan pelepuh bagian bawah tanaman kelapa sawit yang sudah tua.

f. Biaya pemeliharaan saluran air

Biaya yang dikeluarkan unutk memelihara saluran air, sehingga air yang tidak tergenang disekitar pokok tanaman kelapa sawit.

g. Biaya pemupukan

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memupuk tanaman berupa pemberian pupuk NPK, Urea, Sulfat Amonia (SA), Rock Phosphat (RP), Muriate Potash (MOP) dan Kieserite.

h. Biaya pemberatasan hama penyakit

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman kelapa sawit. Tanda-tandan tanaman yang diserang hama penyakit adalah kecambah gagal tumbuh, daun menjadi dosong, daun menjadi kuning, dan bercak coklat pada daun. Serangan pemakan daun dapat menimbulkan kerusakan yang dicegah dengan menyemprotkan larutan 0,8 – 1 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air. Kecambah yang mudah harus dilindungi dari semut, rayat dan jangkrit

(11)

dengan cara mengoleskan bubuk deltamethrin di sekitar lahan tanam. Siput dan sejenisnya dapat dicegah dengan menggunakan racun anticoagulant.

2. Biaya panen

Biaya panen adalah biaya yang dikeluarkan untuk para pekerja yang mengambil buah kelapa sawit, mandor dan pengangkutan buah. Biaya panen pada PT. Amal Tani Medan terdiri dari:

a. Upah panen

Upah panen adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada para pekerja di kebun yang bertugas untu mengambil buah kelapa sawit.

b. Gaji mandor dan tunjangan hari raya.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai balas jasa mandor dan tunjangan hari raya. c. Perlengkapan kerja

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh para pekerja di kebun.

d. Pengangkutan buah

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengangkut buah dari kebun ke tempat penumpukan buah. 3. Biaya administrasi kebun

Biaya administrasi kebun merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurus administrasi kebun. Biaya administrasi kebun pada PT. Amal Tani Medan terdiri dari:

a. Gaji dan upah karyawan, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai balas jasa kepada para karyawan tetap dan honor di kebun.

b. Tunjangan jabatan dan tunjangan hari raya, yaitu balas jasa tambahan yang diberikan perusahaan kepada para pekerja kantor di kebun.

c. Penyusutan kendaraan adalah penurunan nilai perolehan kendaraan yang disusut dengan menggunakan metode garis lurus.

d. Penyusutan adalah penurunan nilai perolehan jalan, jembatan, saluran air, mesin, peralatan dan tanaman menghasilkan. Aktiva tetap ini disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu nilai perolehan aktiva dibagi umur ekonomisnya.

e. Amortisasi HGU adalah penurunan biaya perolehan hak atas lahan tanaman kelapa sawit yang disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus.

f. Pemeliharaan aset tetap adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memelihara aktiva tetap yang dimiliki di kebun.

g. Makanan dan minuman karyawan yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk makan dan minum para karyawan di kebun. Biaya makan dan minum tersebut diberikan bersamaan dengan pembayaran gaji pokok yang dibayarkan kepada karyawan setiap awal bulan.

h. Pengobatan karyawan kebun, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengobati dan merawat karyawan sakit di kebun. Biaya ini hanya diberikan kepada karyawan yang sakit.

i. Jamsostek, yaitu iuran jaminan sosial atas kecelakaan kerja yang dialami oleh para pekerja di kebun. j. Perlengkapan dinas karyawan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan pakaian seragam

karyawan. Biaya ini dikeluarkan sekali setahun oleh perusahaan.

k. Transportasi, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk transport para pekerja. Uang transportasi ini diberikan per hari sesuai kehadiran karyawan, dan pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pembayaran gaji pokok karyawan setiap awal bulan.

l. Pajak bumi dan bangunan, yaitu pajak bumi dan bangunan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah.

m. Biaya listrik dan telepon, yaitu pembayaran iuran rekening listrik dan telepon yang digunakan oleh karyawan di kebun. Besar biaya listrik dan telepon yang dibayarkan perusahaan tergantung pemakaian listrik dan telepon.

Laporan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan tahun 2011 – 2012 disajikan pada tabel berikut:

(12)

Tabel 4.5

Laporan Harga Pokok Produksi TBS Pada PT. Amal Tani Medan Tahun 2011-2012

URAIAN 2011 2012

Luas tanaman (Ha) 2.235,20 2.438,20

Produksi (kg) 46.349.107 50.558.515

Biaya Pemeliharaan Tanaman

Pembasmian lalang 280.197.966,40 332.482.704,80

Kontrol lalang 269.878.048,00 306.579.268,00

Pemeliharaan gawangan 548.813.126,40 598.656.122,40

Pemeliharaan jalan dan jembatan 2.021.291.360,00 3.228.908.260,00

Penunasan 457.053.696,00 580.018.521,60

Pemeliharaan saluran air 329.412.600,00 407.776.759,00

Pemupukan 10.733.989.200,00 12.915.754.950,00

Pemberatasan hama penyakit 474.756.480,00 623.203.920,00

Jumlah biaya pemeliharaan tanaman 15.115.392.476,80 18.993.380.505,80

Biaya Pengutipan TBS

Upah panen 3.690.000.000,00 4.073.760.000,00

Gaji mandor dan THR 546.000.000,00 674.050.000,00

Perlengkapan kerja 302.574.153,00 384.620.145,00

Pengangkutan buah 3.939.674.112,00 4.550.266.368,00

Jumlah biaya pengutipan buah 8.478.248.265,00 9.682.696.513,00

Biaya Adminitrasi Kebun

Gaji dan upah karyawan 355.200.000,00 466.200.000,00

Tunjangan jabatan dan THR 29.600.000,00 38.850.000,00

Penyusutan kendaraan 485.148.242,80 602.752.840,00

Penyusutan jalan, jembatan & S. Air 517.632.657,00 656.327.542,00

Penyusutan mesin dan peralatan 1.705.803.686,25 1.833.178.862,50

Penyusutan tanaman menghasilkan 2.276.841.776,00 2.333.773.783,72

Amortisasi HGU 283.523.019,97 307.538.987,45

Pemeliharaan aset tetap 282.321.452,00 301.341.120,00

Makanan dan minuman karyawan 54.480.000,00 77.805.000,00

Pengobatan karyawan kebun 36.214.523,00 29.410.320,00

Jamsostek 5.120.500,00 6.421.300,00

Perlengkapan dinas karyawan 2.070.000,00 2.530.500,00

Transportasi 42.000.000,00 42.000.000,00

Pajak bumi dan bangunan 23.565.752,00 24.203.250,00

Biaya listrik dan telepon 167.532.542,00 186.632.457,00

Jumlah Biaya Administrasi Kebun 6.267.054.151,02 6.908.965.962,67

Harga pokok TBS 29.860.694.892,82 35.585.042.981,47

Sumber: PT. Amal Tani Medan

Dari tabel 4.5, diketahui harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan tahun 2011 sebesar Rp 29.860.694.892,82 dan tahun 2012 sebesar Rp 35.585.042.981,47. Jumlah produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun 2011 sebanyak 46.349.107 kg dan tahun 2012 sebanyak 50.558.515 kg.

(13)

Pembahasan

PT. Amal Tani Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan. Biaya yang ditangguhkan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu, tetapi pembebanannya ditunda dan dibebankan berdasarkan masa menghasilkan tanaman dan masa manfaat lahan yang diberikan izin oleh pemerintah kepada pihak perusahaan. Biaya yang ditangguhkan ini adalah nilai perolehan tanaman menghasilkan dan hak guna usaha (HGU) tanah yang digunakan untuk menanam tanaman kelapa sawit.

Pembebanan biaya ditangguhkan atas tanaman menghasilkan dibebankan dengan menghitung penyusutan tanaman tersebut dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu biaya perolehan tanaman menghasilkan dibagi masa menghasilkan tanaman. Sedangkan, biaya yang ditangguhkan atas hak guna usaha (HGU) tanah yang digunakan untuk menanam tanaman kelapa sawit dibebankan dengan menghitung amortisasi hak guna usaha tersebut dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu biaya perolehan hak guna usaha atas tanah dibagi masa pemakaiannya.

Dari tabel, diketahui bahwa harga perolehan tanaman menghasilkan tahun 2011 sebesar Rp 56.921.044.400,00, biaya yang ditangguhkan sebesar Rp 44.318.780.223,00 dan dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar sawit Rp 2.276.841.776,00. Harga perolehan tanaman menghasilkan tahun 2012 sebesar Rp 58.344.344.593,00, biaya yang ditangguhkan sebesar Rp 43.408.306.632,28 dan dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar sawit sebesar Rp 2.333.773.783,72. Harga perolehan HGU tahun 2011 sebesar Rp 8.505.690.599,01, biaya yang ditangguhkan Rp 5.670.460.399,34 dan dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar sawit sebesar Rp 283.523.019,97. Harga perolehan HGU tahun 2012 sebesar Rp 9.226.169.623,58, biaya yang ditangguhkan sebesar Rp 6.150.779.749,05 dan dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar sawit sebesar Rp 307.538.987,45. Harga perolehan dan biaya ditangguhkan atas tanaman menghasilkan dan HGU dilaporkan ke neraca.

Dengan demikian, analisis biaya yang ditangguhkan pada PT. Amal Tani Medan sudah tepat. Oleh karena itu, maka perusahaan perlu mempertahankan metode pembebanan biaya yang ditangguhkan atas tanaman menghasilkan dan hak guna usaha tersebut, sehingga penentuan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit tepat.

Penentuan harga pokok tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan dilakukan dengan menjumlahkan seluruh biaya pemeliharaan tanaman, biaya pengutipan tandan buah segar sawit dan biaya administrasi kebun. Dari tabel, diketahui harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan untuk menghasilkan TBS sebanyak 46.349.107 kg tahun 2011 sebesar Rp 29.860.694.892,82, terdiri dari biaya pemeliharaan tanaman sebesar Rp 15.115.392.476,80, biaya pengutipan tandan buah segar kelapa sawit sebesar Rp 8.478.248.265,00, dan biaya administrasi kebun sebesar Rp 6.267.054.151,02. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung harga pokok produksi TBS per kg sebagai berikut:

644,26/kg

Rp

kg

46.349.107

.875,82

29.860.694

Rp

produksi

Jumlah

TBS

produksi

pokok

Harga

HPP/kg

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan tahun 2011 sebesar Rp 644,26/kg. Dari tabel 4.5, diketahui harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan untuk menghasilkan TBS sebanyak 50.558.515 kg tahun 2012 sebesar Rp 35.585.042.981,47, terdiri dari biaya pemeliharaan tanaman sebesar Rp 18.993.380.505,80, biaya pengutipan tandan buah segar kelapa sawit sebesar Rp 9.682.696.513,00, dan biaya administrasi kebun sebesar Rp 6.908.965.962,67. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung harga pokok produksi TBS per kg sebagai berikut:

(14)

703,84/kg

Rp

kg

50.558.515

.963,47

35.585.042

Rp

produksi

Jumlah

TBS

produksi

pokok

Harga

HPP/kg

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan tahun 2012 sebesar Rp 703,84/kg. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa analisis biaya yang ditangguhkan sudah dihitung dalam menentukan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan. Dengan demikian, hipotesis diterima.

5.KESIMPULAN

1. Biaya yang ditangguhkan pada PT. Amal Tani Medan berupa biaya perolehan tanaman menghasilkan (TM) dan biaya perolehan hak atas tanah yang digunakan untuk menanam kelapa sawit. Biaya yang ditangguhkan atas tanaman menghasilkan dibebankan berdasarkan masa menghasilkan tanaman tersebut, sedangkan biaya yang ditangguhkan atas HGU dibebankan berdasarkan masa pemakaian tanah yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.

2. Biaya yang ditangguhkan sebelum dibebankan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan dilaporkan ke dalam neraca.

3. Pembebanan biaya yang ditangguhkan ke dalam harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan didasarkan atas penyusutan tanaman menghasilkan dan masa hak atas lahan tanaman.

4. Analisis biaya yang ditangguhkan sudah dihitung dalam menentukan harga pokok produksi tandan buah segar kelapa sawit pada PT. Amal Tani Medan. Dengan demikian, hipotesis diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin, 2007. Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan, Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.

Bustami, Bastian dan Nurlela, 2006. Akuntansi Biaya: Teori & Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Carter, William K., dan Usry, Milton F., 2006. Akuntansi Biaya, Buku 1, Alih Bahasa: Krista, Edisi Ketiga belas, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah. 2011. Akuntansi Biaya, Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri, 2007. Teori Akuntansi: Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM.

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya: Conventional Costing, Just In Time, dan Activity Based Costing. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Aditama.

Rudianto, 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Keduabelas, Bandung: Penerbit Alfabeta.

Susilawati, 2007. Analisis perhitungan Harga Pokok Produksi Tandan Buah Segar Sawit Pada PTP.

Rimba Mujur Mahkota Mandailing Natal, Artikel, Fakultas Ekonomi Unika St. Thomas Medan.

Warindrani, Armila Krisna. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Witjaksono, Armanto, 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu : bagaimana pertanggungjawaban dari pihak perusahaan jasa pengiriman

xxii ( جنوجا جنولوت دنادنوج ةيعفاشلا ةطسوتلما ةسردلما في نماثلا 3 ) يرثتأ ةفرعلم نم صاخشلاا لاصتا ةسردلما في نماثلا فص بلاطل قلاخلااو ةديقعلا ةدام

Apakah ada pengaruh positif dan signifikan Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Price to Book Value terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan

Setelah melakukan observasi PBM terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi, diantaranya kondisi siswa yang kurang kondusif dalam melaksanakan proses

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi teraupeutik dan senam hamil sangat berpengaruh terhadap tekanan darah systole, diastole, nadi, suhu, pernafasan dan perdarahan

Seseorang pada suatu titik dapat menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri) dan apabila seseorang sedang merasa anonim maka seseorang tersebut akan melakukan