• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MASSAGE DAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA SKRIPSI. Oleh WULAN SETYANINGSIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN MASSAGE DAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA SKRIPSI. Oleh WULAN SETYANINGSIH"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

WULAN SETYANINGSIH

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2013

(2)

Oleh

WULAN SETYANINGSIH NIM : H2B 008 071

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Produksi Ternak

Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2013

(3)

CHRISTIANA BUDIARTI dan TEGUH HARI SUPRAYOGI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat pada kambing Peranakan Ettawa terhadap produksi dan lemak susu. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang pengaruh perbedaan lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat terhadap produksi dan lemak susu. Penelitian berlangsung selama 1 bulan mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari-Malang.

Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 12 ekor kambing PE dengan bulan laktasi yang sama yaitu pada bulan ke-3. Peralatan yang digunakan adalah stopwatch, botol sampel, takaran susu dan kain lap. Bahan pakan yang digunakan yaitu konsentrat dan hijauan yang terdiri dari tebon dan legum. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial (3x4), faktor pertama lama massage (3 tingkat) dan faktor kedua imbangan pakan (3 tingkat). Setiap unit ulangan terdiri dari 4 ekor kambing perah yang mendapatkan perlakuan M0 tidak di massage dan P1 (imbangan pakan 80% : 20%), P2 (imbangan pakan 70% : 30%), P3 (imbangan pakan 60% : 40%); M1 dengan massage selama 3 menit dan P1, P2 dan P3 dan M2 dengan massage selama 5 menit dan P1, P2 dan P3. Parameter yang diamati meliputi produksi dan lemak susu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat pada kambing PE berpengaruh nyata terhadap kandungan lemak susu dan tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, produksi susu dan kadar lemak susu. Konsumsi bahan kering M0 (P1: 1,65; P2: 1,58; P3: 1,66 kg/ekor/hari), M1 (P1: 1,55; P2: 1,64; P3: 1,57 kg/ekor/hari), M2 (P1: 1,55; P2: 1,62; P3: 1,61 kg/ekor/hari), produksi susu M0 (P1: 343,75; P2: 362,5; P3: 322,5 ml/ekor/hari), M1 (P1: 268,75; P2: 281,25; P3: 250 ml/ekor/hari), M2 (P1: 287,5; P2: 312,5; P3: 293,75 ml/ekor/hari), kadar lemak susu M0 (P1: 7,2; P2: 6,975; P3: 7,425%), M1 (P1: 6,775; P2: 6,525; P3: 7,375%) dan M2 (P1: 7,075; P2: 6,9; P3: 7,35%), dan kandungan lemak susu M0 (P1: 24,57; P2: 18,23; P3: 20,10gr), M1 (P1: 25,53; P2: 18,91; P3: 21,63gr) dan M2 (P1: 24,48; P2: 18,62; P3: 22,55gr).

Kesimpulan bahwa, pemberian rangsangan (massage) dan imbangan hijauan konsentrat yang berbeda dapat meningkatkan kandungan lemak dengan pakan. Menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap konsumsi bahan kering, produksi susu maupun kadar lemak susu.

(4)

Kacang dengan kambing Ettawa sehingga mempunyai sifat diantara tetuanya. Susu kambing merupakan salah satu sumber protein hewani yang mempunyai prospek di masa depan, maka dari itu diperlukan pengembangan peternakan kambing perah. Perlakuan massage merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi susu kambing peranakan.

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi tentang Peran Massage dan Pakan terhadap Produksi dan Lemak Susu Kambing Peranakan Ettawa. Terima kasih penulis sampaikan kepada Ir. Christiana Budiarti, M.S. selaku pembimbing utama dan Ir. Teguh Hari Suprayogi, M.Si. selaku pembimbing anggota yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Bekti yang telah membantu dalam memberikan materi penelitian. Kepada Kepala Laboratorium Ilmu Ternak Perah beserta stafnya, dan kepada dosen wali Prof. Dr. Ir. Agung Purnomoadi, M.Sc. serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Bapak Sutiman dan Ibu Sukesih, kedua kakak penulis Bekti Anggraini dan Laras Andini atas semua dukungan baik moral, spiritual maupun material serta doa dan restunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Noor Sofyan Wibowo, Ana, Koko, Pandan, Agil, Okto, Laksita, Kharis, Rizqi, Ajeng, Tyas serta teman-teman

(5)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, April 2013

(6)

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR ILUSTRASI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Kambing Peranakan Ettawa ... 3

2.2 Susu Kambing ... 3

2.3 Perangsangan Ambing ... 5

2.4 Proses Pelepasan Susu ... 5

2.5 Produksi Susu ... 7

2.6 Kadar Lemak ... 8

2.7 Konsumsi Bahan Kering ... 9

BAB III MATERI DAN METODE ... 10

3.1 Materi Penelitian ... 10

3.2 Metode Penelitian ... 11

3.3 Parameter Penelitian ... 12

3.4 Rancangan Percobaan ... 13

3.5 Analisis Data ... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1 Konsumsi Bahan Kering ... 16

4.2 Produksi Susu ... 17

4.3 Lemak Susu ... 20

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24

LAMPIRAN ... 27

(7)

1. Komposisi Susu Kambing, Sapi dan Air Susu Ibu ... 4 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Penyusun Ransum Kambing

Percobaan (Berdasarkan 100% Bahan Kering) ... 10 3. Komposisi Nutrisi Ransum Penelitian (dalam BK) ... 11 4. Rata - rata Konsumsi Bahan Kering Kambing Percobaan ... 16 5. Rata-rata Produksi Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan

Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Pakan ... 17 6. Rata-rata Kadar Lemak dan Kandungan Lemak Susu Kambing

Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama

(8)

1. Gambar Proses Pelepasan Susu ... 6 2. Denah Percobaan Penelitian ... 14 3. Grafik Diagram Batang Produksi Susu Kambing Percobaan setelah

Mendapatkan Perlakuan Lama Massage dan Pakan ... 18 4. Grafik Diagram Batang Kadar Lemak dan Kandungan Lemak Susu

Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Lama Massage

(9)

1. Konsumsi Konsentrat (Bahan Segar) ... 27

2. Konsumsi Tebon (Bahan Segar) ... 28

3. Konsumsi Glirisidae (Bahan Segar) ... 29

4. Analisis Ragam Konsumsi Bahan Kering ... 30

5. Analisis Ragam Produksi Susu ... 33

6. Analisis Ragam Kadar Lemak Susu... 36

(10)

Susu kambing merupakan salah satu sumber protein hewani yang mempunyai prospek di masa depan maka dari itu diperlukan pengembangan peternakan kambing perah. Susu kambing mempunyai banyak manfaat dibandingkan dengan susu sapi, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya hasil penelitian yang menyebutkan susu kambing sangat berguna untuk tubuh manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan dan Tanius (2003), susu kambing dapat mengatasi berbagai macam penyakit antara lain tuberculosis, bronchitis, asma, maag, lemah syahwat, ejakulasi dini, kerapuhan tulang (osteoporosis), rematik dan asam urat.

Triwulaningsih (1986) melaporkan produksi susu kambing PE 0,498-0,692 liter per ekor per hari dengan produksi tertinggi mencapai 0,868 liter. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa produksi susu kambing PE masih sedikit dan tidak kontinyu setiap harinya maka perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan produksi susu tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh peternak di Indonesia adalah dengan melakukan perangsangan pada ambing (massage) sebelum pemerahan dan pemberian imbangan hijauan dan konsentrat.

Proses pembentukan susu dibutuhkan beberapa hormon untuk mempertahankan dan memulai produksi susu. Tomazewska et al. (1993) menyatakan pada kambing, hormon Adenocorticotropic (ACTH) dan Thyroxyne Stimulating Hormon (TSH) adalah penting untuk memulai produksi susu. Massage merupakan tindakan pemberian rangsangan dalam bentuk pemijatan

(11)

pada ambing yang menyerupai anak yang sedang menyusu induknya. Massage berguna untuk mempercepat keluarnya hormon oksitosin akibat adanya rangsangan pada ambing.

Pakan merupakan salah satu sumber pendukung meningkatnya tampilan produksi dan kadar lemak susu. Penambahan mutu pakan dengan perbandingan hijauan dan konsentrat yang seimbang akan memberikan tampilan produksi dan kadar lemak susu yang bagus, untuk itu perlu adanya penelitian mengenai pengaruh massage dan imbangan hijauan-konsentrat terhadap produksi dan kadar lemak susu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat terhadap produksi dan kadar lemak susu. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang pengaruh perbedaan lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat terhadap produksi dan kadar lemak susu. Hipotesis penelitian adalah pemberian massage dan imbangan hijauan-konsentrat mempengaruhi tampilan produksi dan kadar lemak susu.

(12)

2.1. Kambing Peranakan Ettawa

Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing Kacang dengan kambing Ettawa sehingga mempunyai sifat diantara keduanya (Atabany, 2001). Heryadi (2004), menambahkan bahwa, kambing PE merupakan hasil persilangan yang tidak terarah dan kurang terpola antara kambing Ettawa asal India dan kambing lokal yaitu kambing Kacang dengan karakteristik yang lebih mendekati ke arah performa kambing Ettawa.

Kambing PE jantan berbulu di bagian atas dan bawah leher, pundak dan paha belakang lebih lebat dan panjang (Hardjosubroto, 1994). Markel dan Subandriyo (1997) menambahkan, karakteristik kambing PE adalah memiliki telinga panjang antara 18-19 cm, tinggi badan antara 75-100 cm dan bobot jantan sekitar 40 kg sedangkan bobot betina sekitar 35 kg. Kambing PE betina mempunyai bulu panjang hanya terdapat pada bagian paha belakang dan muka cembung (Sudono dan Abdulgani, 2002).

2.2. Susu Kambing

Susu kambing mempunyai karakteristik yang khas yaitu warnanya lebih putih dari susu sapi karena susu kambing tidak mengandung karoten, yang menyebabkan warna agak kekuningan seperti susu sapi (Sutama dan Budiarsana, 1997). Blakely dan Bade (1998) menambahkan, susu kambing mempunyai

(13)

karakteristik warnanya lebih putih, globula lemak susunya lebih kecil dan beremulsi dengan susu sehingga mudah dicerna, dan mengandung mineral (Ca, P), vitamin A, E dan B kompleks yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Secara alamiah yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lain, yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan, yang aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan lain (Sudono, 1999).

Kualitas susu ditentukan oleh warna, bau, rasa, uji masak, uji penyaringan dan berat jenis, kadar lemak, bahan kering tanpa lemak dan kadar protein (Sudono, 1999). Perbandingan susu kambing, susu sapi dan Air Susu Ibu dapat dilihat pada Tabel 1., sebagai berikut :

Tabel 1. Komposisi Susu Kambing, Sapi dan Air Susu Ibu

Komposisi Kambing Sapi ASI

Protein (%) 3,0 3,0 1,1 Lemak (%) 3,8 3,6 4 Kalori (cal/100ml) 70 69 68 Vitamin A (IU/gram) 39 21 32 Vitamin B (μg/100mg) 68 45 17 Riboflavin (μg/100mg) 210 159 26

Vitamin C (mg asam askorbat/100ml) 2 2 3

Vitamin D (IU/gram) 0,7 0,7 0,3

Kalsium (%) 0,19 0,18 0,04

Fe (%) 0,07 0,06 0,2

Fosfor (%) 0,27 0,23 0,06

Kolesterol (mg/100ml) 12 15 20

(14)

2.3. Perangsangan pada Ambing

Perangsangan pada ambing (massage) hanya ditimbulkan dari luar, perangsangan pada induk sapi yang sedang laktasi bisa berasal dari suara anaknya, hisapan puting oleh pedet, massage pada bagian ambing maupun puting (Schmidt, 1971). Taylor (1992) menambahkan, perangsangan ambing (massage) bertujuan untuk melepaskan hormon oksitosin dari hipofisa dan harus diaktifkan dengan rangsangan fisik pada ambing.

2.4. Proses Pelepasan Susu

Pelepasan susu (Milk Let Down) adalah proses susu keluar dari alveolus dan ductus-ductus kecil. Pelepasan susu merupakan suatu refleks syaraf yang dihasilkan oleh berbagai rangsangan yang berupa hisapan pedet atau puting induknya, manipulasi terhadap puting pada saat mencuci atau memerah, rangsangan penglihatan dan rangsangan pendengaran. Refleks milk injection menyebabkan terangsangnya syaraf di kulit puting yang peka terhadap sentuhan atau temperatur. Rangsangan syaraf terbawa ke atas melalui corda spinalis (pada sumsum tulang belakang), di hypothalamus dan kemudian ke glandula pituitaria pars posterior dan mempengaruhi kelenjar tersebut untuk melepaskan hormon oksitosin ke dalam pembuluh darah, sampai di ambing oksitosin mengalami difusi dan menyebabkan kontraksinya sel-sel myoepithel yang mengelilingi alveoli dan saluran kapiler susu, ini menyebabkan tekanan dalam ambing meningkat dan menekan susu keluar menuju ke cistern ambing. Kontraksi sel myoepithel terjadi 20-60 detik setelah adanya stimulasi pada puting. Aktifitas hormon oksitosin

(15)

dalam darah hanya bertahan selama 6-8 menit, karena itu sangat penting menyelesaikan proses pemerahan dengan cepat selama hormon oksitosin masih aktif yang dapat menyebabkan myoepithel berkontraksi (Prihadi, 1996 dan Blakely dan Bade, 1998).

Proses Pelepasan Susu dapat dilihat pada Ilustrasi 1 berikut :

Ilustrasi 1. Gambar Proses Pelepasan Susu (Sumber : Syarief dan Sumoprastowo, 1985)

Pengaruh hormon oksitosin akan segera hilang, apabila setelah dilakukan perangsangan tidak langsung dilakukan pemerahan. Keadaan ini akan menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel juga akan segera berhenti, sebagai akibatnya milk ejection juga akan berhenti. Pada proses pembentukan susu dibutuhkan beberapa hormon untuk mempertahankan dan memulai produksi susu. Pada kambing, ACTH dan TSH penting untuk memulai produksi susu (inisiasi). Susu tidak akan dihasilkan jika tidak ada rangsangan saraf yang melewati

(16)

hypothalamus yang menyebabkan dikeluarkannya oksitosin (Tomazewska et al., 1993 dan Soetarno, 1999).

2.5. Produksi Susu

Produksi susu kambing PE 0,498-0,692 liter per ekor per hari dengan produksi tertinggi dicapai 0,868 liter (Triwulaningsih, 1986). Produksi susu kambing perah PE yaitu 0,45-2,2 liter/hari. Produksi susu kambing perah akan menurun saat tanda-tanda birahi terlihat. Faktor yang mempengaruhi produksi susu kambing adalah variasi antar jenis kambing, faktor genetik, musim, umur, lama masa laktasi, faktor perawatan dan perlakuan, pengaruh masa birahi dan kebuntingan, frekuensi pemerahan, jumlah anak dalam sekali melahirkan, pergantian pemerah, lama masa kering, faktor hormonal, faktor pakan, serta pengaruh penyakit (Sodiq dan Abidin, 2008).

Produksi akan meningkat sejak induk beranak kemudian akan turun hingga akhir masa laktasi (Blakely dan Bade, 1998). Phalepi (2004) menambahkan, produksi susu pada ternak yang umur tua lebih tinggi dari pada ternak umur muda karena ternak umur muda masih mengalami pertumbuhan. Pendistribusian zat-zat makanan pada ternak muda hanya sebagian untuk produksi susu dan sebagian lagi untuk pertumbuhan.

Zat makanan merupakan substansi kimia dalam bahan makanan yang dapat dimetabolisasi dan dimanfaatkan untuk hidup pokok, produksi dan reproduksi (Haryanto dan Djajanegara, 1993). Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi susu adalah dari segi pemberian pakan dan minum. Pakan

(17)

yang diberikan untuk ternak kambing harus dapat memenuhi kebutuhannya untuk hidup pokok dan reproduksi (Ensminger, 2001).

2.6. Kadar Lemak

Lemak merupakan zat tidak larut air, sistem organik yang larut dalam pelarut organik. Kadar lemak susu dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor fisiologis dan faktor lingkungan. Faktor fisiologis antara lain: bangsa, umur, bulan laktasi, kebuntingan dan interval kelahiran. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kadar lemak antara lain : pakan, penyakit dan iklim (Ensminger, 1971 dan Parakkasi, 1999).

Peningkatan produksi susu pada umumnya diikuti penurunan kadar lemak (Cragle et al., 1986). Hal tersebut juga diungkapkan oleh Sindoeredjo (1996) yang menyatakan bahwa, kadar lemak susu akan meningkat seiring dengan turunnya produksi susu.

Pemberian rasio pakan konsentrat lebih besar daripada hijauan menyebabkan pH rumen menurun yang disebabkan konsentrat akan menekan kerja buffer karena mastikasi berkurang akibat produksi saliva menurun dan meningkatkan produksi volatile fatty acid (VFA) (Arora, 1995). Pakan yang terlalu banyak hijauan menyebabkan kadar lemak susu tinggi karena lemak susu tergantung dari kandungan serat kasar dalam pakan. Kadar lemak kasar susu dipengaruhi oleh rasio hijauan dan konsentrat, turunnya rasio hijauan dalam bahan pakan menghasilkan kandungan lemak susu rendah (Sudono et al., 2003).

(18)

Hijauan yang diberikan lebih mengarah pada fungsinya untuk meningkatkan kadar lemak susu (kualitas susu) karena pemberian hijauan akan meningkatkan asetat dalam rumen sedangkan konsentrat berfungsi dalam meningkatkan kuantitas produksi susu karena pemberian konsentrat akan meningkatkan propionat dalam rumen (Prawirokusumo, 1993). Pemberian hijauan dan konsentrat harus dengan imbangan yang tepat supaya diperoleh kuantitas maupun kualitas susu yang baik. Hijauan termasuk bahan pakan yang mempunyai kandungan serat kasar (SK) diatas 18% dan produk utama SK tersebut adalah asam asetat dan asam asetat merupakan precursor pembentuk lemak susu (Anggorodi, 1994).

2.7. Konsumsi Bahan Kering

Menurut Kearl (1982), bobot hidup sapi dan produksi susu yang relatif sama maka kebutuhan makanan sapi relatif sama. Varga et al. (1984) menambahkan, jumlah konsumsi BK maupun produksi susu sangat dipengaruhi oleh sifat ransum. Sifat-sifat ransum antara lain kecernaan ransum, hasil fermentasi ransum di dalam rumen, tingkat kelarutan ransum, maupun daya tampung rumen. Konsumsi kambing dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kompleks meliputi faktor hewannya sendiri, pakan yang diberikan dan lingkungan tempat ternak dipelihara sehingga jika kondisi fisik dan fisiologis ternak, lingkungan tempat ternak dipelihara dan kualitas pakan yang diberikan seragam akan menyebabkan tingkat konsumsi yang sama pula (Parakkasi 1999).

(19)

3.1. Materi Penelitian

Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari-Malang. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 12 ekor kambing perah PE dengan bulan laktasi yang sama yaitu pada bulan ke-3.

Peralatan yang digunakan adalah stopwatch untuk mengukur lama waktu massage ambing, botol sampel untuk mengambil sampel susu, termos es untuk menjaga kualitas susu, takaran susu untuk mengukur produksi susu, kain lap untuk memassage ambing. Bahan pakan yang digunakan dalam perlakuan adalah konsentrat dan hijauan yang terdiri dari tebon dan legum. Air minum diberikan secara ad libitum. Hasil analisis bahan pakan dan komposisi nutrisi ransum perlakuan tersaji dalam Tabel 2. dan Tabel 3. berikut ini.

Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Penyusun Ransum Kambing Percobaan (Berdasarkan 100% Bahan Kering)

Bahan Pakan

Kandungan Bahan Pakan

BK PK SK LK TDN BETN Abu

---% BK---

Konsentrat 88,49 12,77 16,32 7,55 53,29 52.03 11,32 Tebon 21,36 5,22 31,89 1,28 51,68 53,95 7,69 Glirisidae 25,72 19,96 17,59 3,85 62,37 49,00 9,60 Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi dan makanan Ternak, Fakultas

(20)

Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Penelitian (dalam BK)

Ransum P1

Kandungan Bahan Pakan

% BK PK TDN LK SK ---% BK--- Konsentrat 20 17,7 2,55 10,66 1,51 3,264 Tebon 35 7,467 1,83 18,09 0,448 11,15 Glirisidae 45 11,57 8,98 28,07 1,733 7,916 Jumlah 100 36,75 13,36 56,81 3,69 22,33 Ransum P2 % BK PK TDN LK SK ---% BK--- Konsentrat 30 26,55 3,83 15,99 2,265 4,896 Tebon 30 6,408 1,57 15,50 0,384 9,558 Glirisidae 40 10,29 7,98 24,95 1,54 7,036 Jumlah 100 43,24 13,38 56,44 4,19 21,49 Ransum P3 % BK PK TDN LK SK ---% BK--- Konsentrat 40 35,4 5,11 21,32 3,02 6,528 Tebon 25 5,34 1,31 12,92 0,32 7,965 Glirisidae 35 9,002 6,99 21,83 1,348 6,157 Jumlah 100 49,74 13,40 56,07 4,69 20,65 3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian meliputi rancangan percobaan, prosedur penelitian, dan parameter yang diamati. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan RAL Faktorial (3x4), faktor pertama lama massage (3 tingkat) dan faktor kedua imbangan hijauan-konsentrat (3 tingkat). Unit ulangan terdiri dari 4 ekor kambing perah yang mendapatkan perlakuan M0 tidak di massage dan P1, P2, P3, M1 dengan massage selama 3 menit dan P1, P2 dan P3, dan M2 dengan massage selama 5 menit dan P1, P2 dan P3.

Penelitian ini dilakukan dalam 3 periode terdiri dari periode persiapan, periode pendahuluan dan periode perlakuan. Kegiatan yang dilakukan pada periode

(21)

persiapan meliputi persiapan kandang, peralatan, pemilihan materi pengacakan ternak dan penempatan di dalam kandang.

Kegiatan pada periode pendahuluan yaitu ternak diadaptasikan dengan perlakuan pakan. Pakan yang diberikan berupa tebon, glirisidae dan konsentrat. Kegiatan ini dilakukan selama 7 hari. Pakan diberikan sehari dua kali (08.00 dan 15.00) dengan jumlah pemberian pakan yang sama.

Kegiatan yang dilakukan pada periode perlakuan adalah perlakuan massage, pemberian pakan dan pengambilan data. Perlakuan massage dilakukan setiap pagi sebelum pemerahan. Pemberian pakan dalam bentuk segar diberikan sesuai dengan kebutuhan P1, P2, P3 yang telah disesuaikan. Air minum diberikan secara ad libitum. Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi dan sore. Kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu.

3.3. Parameter Penelitian

Parameter yang diamati yaitu meliputi produksi susu, kadar lemak dan kandungan lemak susu :

3.3.1. Produksi Susu

Produksi susu diperoleh dari jumlah produksi susu hasil pemerahan satu hari (pagi). Pemerahan dilakukan pada pukul 06.30 WIB. Susu hasil pemerahan diukur volumenya dengan menggunakan takaran susu. Produksi susu dinyatakan dalam satuan liter.

(22)

3.3.2. Kadar Lemak

Kadar lemak susu diperoleh dengan melakukan analisis laboratorium dengan menggunakan metode Gerber dengan cara sebagai berikut : 10ml H2SO4 dimasukkan ke dalam tabung Butyrometer. Sejumlah 10.75 ml susu yang akan dianalisa kandungan kadar lemaknya ditambahkan ke dinding Butyrometer secara perlahan-lahan. 1ml amyl alkohol dimasukkan ke dalam Butyrometer kemudian tutup dengan penutup karet. Kocok dengan hati-hati kemudian masukkan tabung tersebut ke dalam alat sentrifuge dan putar dengan kecepatan 1200 rpm selama 5 menit. Penempatan Butyrometer harus seimbang agar perputarannya sempurna. 5 menit kemudian sentrifuge dihentikan lalu Butyrometer dikeluarkan dan lakukan pembacaan. Kadar lemak susu ini dinyatakan dalam satuan persen.

3.3.3. Kandungan Lemak Susu

Kandungan lemak susu diperoleh dengan melakukan penghitungan dengan menggunakan rumus : volume susu x BJ susu x % kadar lemak.

3.4. Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan RAL Faktorial (3x4), yaitu sebagai berikut :

Tiga perlakuan : M0 : tidak di massage

M1 : massage selama 3 menit M2 : massage selama 5 menit

(23)

Dua faktor : 1. Massage

2. Pakan, dengan perbandingan sebagai berikut : P1 : Imbangan Hijauan : Konsentrat = 80 : 20% P2 : Imbangan Hijauan : Konsentrat = 70 : 30% P3 : imbangan Hijauan : Konsentrat = 60 : 40%

Ilustrasi 2. Denah Percobaan Penelitian

Model Linier Aditif yang digunakan sesuai dengan Gaspersz (1991), yaitu sebagai berikut :

Yijk = iβjαβ ijijk Keterangan :

Yijk = Produksi susu dan kadar lemak pada petak percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari lama massage dan taraf ke-j dari imbangan hijauan-konsentrat).

  Nilai tengah umum produksi susu dan lemak susu.

i = Pengaruh aditif dari lama massage ke-i

Βj = Pengaruh aditif dari taraf imbangan hijauan-konsentrat ke-j Massage Pakan M0 M1 M2 P1 P1M0 P1M1 P1M2 P2 P2M0 P2M1 P2M2 P3 P3M0 P3M1 P3M2

(24)

αβ ij = Pengaruh interaksi antara lama massage ke-i dan taraf imbangan hijauan-konsentrat ke-j

ijk = Pengaruh galat percobaan pada petak percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij.

3.5. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F pada taraf ketelitian 5%). Uji wilayah ganda Duncan dilakukan apabila hasil analisis ragam terdapat pengaruh perlakuan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan (Gaspersz, 1991).

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : tidak ada pengaruh perlakuan (lama massage) dan imbangan hijauan-konsentrat terhadap produksi dan lemak susu.

H1 :  ≠ 0 minimal ada satu pengaruh perlakuan (lama massage) dan imbangan hijauan-konsentrat terhadap produksi dan lemak susu.

(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Konsumsi Bahan Kering

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata konsumsi BK antara perlakuan P1, P2 dan P3 yang ditunjukkan pada Tabel 4. sebagai berikut :

Tabel 4. Rata - rata Konsumsi Bahan Kering Kambing Percobaan

Massage

Konsumsi BK (kg) Hasil Uji Statistik Taraf 5%

P1 P2 P3

M0 1,65 1,58 1,66

M1 1,55 1,64 1,57 TB

M2 1,55 1,62 1,61

Keterangan : TB = Tidak Berbeda Nyata

Konsumsi BK yang tidak berbeda nyata dikarenakan kapasitas rumen yang hampir sama sehingga kemampuan dalam mengkonsumsi ransum juga hampir sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Kearl (1982) yang menyatakan bahwa, pada bobot hidup sapi dan produksi susu yang relatif sama maka kebutuhan makanan sapi relatif sama. Jumlah konsumsi BK yang tidak berbeda nyata dipengaruhi oleh kualitas dan komposisi ransum yang terkandung di dalamnya, ransum yang diberikan dengan jumlah protein yang hampir sama sehingga konsumsi BK menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata hal ini dikarenakan ternak akan berhenti makan setelah kebutuhannya terpenuhi. Varga et al. (1984) menambahkan, jumlah konsumsi BK maupun produksi susu sangat dipengaruhi oleh sifat ransum. Sifat-sifat ransum antara lain kecernaan ransum, hasil

(26)

fermentasi ransum di dalam rumen, tingkat kelarutan ransum maupun daya tampung rumen. Hasil tersebut juga diperkuat dengan pendapat Parakkasi, (1999) yang menyatakan konsumsi kambing dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kompleks meliputi faktor hewannya sendiri, pakan yang diberikan dan lingkungan tempat ternak dipelihara sehingga jika kondisi fisik dan fisiologis ternak, lingkungan tempat ternak dipelihara dan kualitas pakan yang diberikan seragam akan menyebabkan tingkat konsumsi yang sama pula.

4.2. Produksi Susu

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata produksi susu pada kambing PE yang telah mendapat perlakuan lama massage dan pakan dengan imbangan hijauan-konsentrat yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini :

Tabel 5. Rata-rata Produksi Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Pakan

Massage

Produksi Susu(ml) Hasil Uji Statistik Taraf 5%

P1 P2 P3

M0 343,75 268,75 287,50

M1 362,50 287,50 312,50 TB

M2 322,50 250,00 293,75

Keterangan : TB = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan data di atas dapat dilihat pada Ilustrasi grafik diagram batang sebagai berikut :

(27)

Ilustrasi 3. Grafik Diagram Batang Produksi Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Pakan

Berdasarkan data dalam Tabel 5. di atas produksi susu kambing perah setelah mendapatkan perlakuan lama massage dan pakan dengan pemberian Imbangan hijauan-konsentrat yang berbeda menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan bahwa perbedaan lama massage tidak memberikan respon peningkatan produksi susu. Dapat dilihat dari data produksi susu di atas (Tabel 5.). Hasil produksi susu yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu produksi susu yang paling tinggi pada perlakuan M1 sedangkan hasil produksi susu yang paling rendah pada perlakuan M2. Perlakuan M2 dengan lama massage selama 5 menit menunjukkan dampak negatif terhadap produksi susu karena, terlalu lamanya perlakuan massage dapat mengakibatkan tingkat stress yang tinggi sehingga menyebabkan rangsangan menjadi tidak sempurna akibatnya produksi susunya menurun. Produksi susu tidak maksimal dikarenakan aktifitas hormon oksitosin yang menurun. Hormon oksitosin dalam darah tidak akan bertahan lama sehingga

100 150 200 250 300 350 400

M0 (Tanpa massage) M1 (3 menit) M2 (5 menit)

p ro d u ks i s u su (ml) Lama massage Produksi Susu P1 (80:20) P2 (70:30) P3 (60:40) Pakan

(28)

jika perlakuan massage terlalu lama hormon oksitosin tidak akan bekerja secara optimal dan akan berpengaruh terhadap kerja sel myoepithel yang akan mengakibatkan susu yang dihasilkan tidak maksimal dan akan mengalami penurunan. Hasil penelitian Prihadi (1996), yang menyatakan kontraksi sel myoepithel terjadi 20-60 detik setelah adanya stimulasi pada puting aktifitas hormon oksitosin dalam darah hanya bertahan sampai 6-8 menit pada sapi karena itu sangat penting menyelesaikan proses pemerahan dengan cepat selama hormon oksitosin masih aktif yang dapat menyebabkan myoepithel berkontraksi. Soetarno (1999) menambahkan apabila setelah dilakukan perangsangan tidak segera dilakukan pemerahan maka pengaruh hormon oksitosin akan segera hilang. Keadaan ini akan menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel juga akan segera berhenti, sebagai akibatnya milk ejection juga akan berhenti.

Pada perlakuan M0 yaitu tidak dilakukan perangsangan (massage) didapatkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan M1 dan lebih tinggi dibandingkan M2 yaitu dengan rata-rata 343,70ml. Perlakuan M0 hormon oksitosin tidak bekerja dengan sempurna karena tidak dilakukannya perangsangan pada ambing sebelum pemerahan. Susu tidak akan dihasilkan jika tidak ada rangsangan saraf yang melewati hypothalamus yang menyebabkan dikeluarkannya oksitosin. Rata-rata produksi susu yang dihasilkan pada penelitian ini masih kurang dari standart. Sesuai dengan hasil penelitian Triwulaningsih (1986), yang berpendapat bahwa produksi susu kambing perah PE yaitu 0,498-0,692 liter per ekor per hari dengan produksi tertinggi dicapai 0,868 liter. Sodiq dan Abidin (2002) menambahkan, produksi susu kambing perah PE yaitu 0,45-2,2 liter per hari.

(29)

Pemberian Imbangan Pakan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata, hal ini dikarenakan kapasitas rumen yang hampir sama, sehingga kemampuan dalam mengkonsumsi ransum juga hampir sama. Jumlah produksi susu yang tidak berbeda nyata dapat dipengaruhi oleh kualitas dan komposisi ransum yang terkandung di dalamnya. Ensminger (2001), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi susu adalah dari segi pemberian pakan dan minum. Pakan yang diberikan untuk ternak harus dapat memenuhi kebutuhannya untuk hidup pokok dan reproduksi.

4.3. Lemak Susu

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar lemak dan kandungan lemak susu yang telah mendapat perlakuan lama massage dan pakan dengan imbangan hijauan - konsentrat yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini :

Tabel 6. Rata-rata Kadar Lemak dan Kandungan Lemak Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Pakan

Massage

Lemak Susu (%/gr) Hasil Uji Statistik Taraf 5% P1 P2 P3 KL KLS KL KLS KL KLS M0 7,20 24,57 6,70 18,23 7,00 20,10 M1 6,90 25,53 6,50 18,91 6,90 21,63 TB M2 7,40 24,48 7,30 18,62 7,30 22,55 Keterangan : TB = Tidak Berbeda Nyata; KL = Kadar Lemak; KLS =

(30)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat pada ilustrasi grafik diagram batang sebagai berikut :

Ilustrasi 4. Grafik Diagram Batang Kadar Lemak dan Kandungan Lemak Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Pakan

Kadar lemak yang terkandung dalam susu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pengaruh dari faktor fisiologis maupun pengaruh dari lingkungan, yang termasuk pengaruh dari lingkungan salah satunya yaitu pengaruh dari pakan sedangkan lama massage bukan termasuk faktor yang dapat mempengaruhi kadar lemak susu, karena massage hanya perlakuan dari luar sedangkan kadar lemak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bulan laktasi maupun pakan. Ensminger (1971), menyatakan kadar lemak susu dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor fisiologis dan faktor lingkungan. Faktor fisiologis antara lain: bangsa, umur, bulan laktasi, kebuntingan dan interval kelahiran. Faktor lingkungan antara lain : pakan, penyakit dan iklim.

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 P1KL P1KLS P2KL P2KLS P3KL P3KLS K adar L em ak (% ) dan K and un gan L em ak (G ram ) Pakan M0 (Tanpa Massage) M1 (Massage 3 Menit) M2 (Massage 5 Menit)

(31)

Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa hasil kadar lemak yang paling tinggi yaitu dengan pemberian pakan P1 hijauan : konsentrat ; 80% : 20%, hal ini disebabkan oleh pemberian hijauan yang lebih tinggi akan menghasilkan produk asam asetat yang lebih tinggi pula, karena asam asetat merupakan faktor yag mempengaruhi kadar lemak susu, menurut Anggorodi (1994) hijauan termasuk bahan pakan yang mempunyai kandungan serat kasar (SK) diatas 18% dan produk utama SK tersebut adalah asam asetat dan asam asetat merupakan precursor pembentuk lemak susu. Arora (1995) menambahkan, pemberian rasio pakan konsentrat lebih besar daripada hijauan menyebabkan pH rumen menurun yang disebabkan konsentrat akan menekan kerja buffer karena mastikasi berkurang akibat produksi saliva menurun dan meningkatkan produksi volatile fatty acid (VFA).

Prawirokusumo (1993), melaporkan hijauan yang diberikan lebih mengarah pada fungsinya untuk meningkatkan kadar lemak susu (kualitas susu) karena pemberian hijauan akan meningkatkan asetat dalam rumen sedangkan konsentrat berfungsi dalam meningkatkan kuantitas produksi susu karena pemberian konsentrat akan meningkatkan propionat dalam rumen. Pemberian hijauan dan konsentrat harus dengan imbangan yang tepat supaya diperoleh kuantitas maupun kualitas susu yang baik.

Berdasarkan penghitungan kandungan lemak (lampiran), didapatkan hasil yang berbeda nyata (taraf 5%) pada P1 dengan P2. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kandungan lemak dengan pengaruh pemberian pakan imbangan hijauan konsentrat 80% : 20%.

(32)

5.1. Simpulan

Pemberian rangsangan (massage) dan imbangan hijauan konsentrat yang berbeda dapat meningkatkan kandungan lemak dengan pakan. Menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap konsumsi bahan kering, produksi susu maupun kadar lemak susu.

5.2. Saran

Saran untuk peneliti selanjutnya adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemberian imbangan pakan dengan kandungan nutrisi yang berbeda, dan waktu pemberian rangsangan yang tidak terlalu lama terhadap kambing perah PE. Saran untuk peternak adalah sebaiknya dilakukan perangsangan selama 3 menit sebelum pemerahan, akan menghasilkan produksi susu yang optimal.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. American Dairy Goat Association. 2002. Milk Comparison. The American Dairy

Goat Association. Spindale, New York City.

Arora, S. P. 1995. Percernaan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Atabany, A. 2001. Studi Kasus Produksi Kambing Peranakan Etawah dan Kambing Saanen pada Peternakan Kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Blakely, J. dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Edisi ke-4. PT Gramedia. Jakarta. (Diterjemahkan oleh Bambang Srigandono).

Cragle, R.G., M.R. Murphy, S.W. Williams, and J.H. Clark. 1986. Effect of altering milk production and composition on multiple component milk pricing systems. J. Dairy Sci. 69 : 282-289.

Ensminger, M.E. 1971. Dairy Cattle Science. 1st Ed. Printed and Publisher Inc, Danville.

Ensminger, M. E. 2001. Sheep and Goat Science. 6th Ed. Interstate Publisher. Inc. Danville, Illinois.

Gaspersz, V. 1991. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Penerbit Tarsito, Bandung.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Grasindo, Jakarta.

Haryanto, B. dan A. Djajanegara. 1993. Pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak ruminansia. Dalam Tomaszewka WM, Mastika IM, Djajanegara A, Gardiner S, Wiradarya TR: Produksi Kambing dan Domba di Indonesi. Sebelas Maret University Press. Surakarta:159-209.

Heryadi, D. 2004. Standarisasi Mutu Bibit Kambing Peranakan Etawah. Kerja sama Penelitian antara Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Bandung.

Kearl, LC. 1982. Nutrien Requirement of Ruminant in Developing Countries International Feedstuffs Utah Argic. Exp. Station. Utah State University, Logan. Utah. 84332. USA.

(34)

Markel, R. C. dan Subandriyo. 1997. Sheep and Goat Production Handbook for Southeast Asia. 3th Ed. CV. Ekha Putra, Bogor.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Indonesia University Press, Jakarta.

Phalepi, M. A. 2004. Performa Kambing Peranakan Etawah (Studi kasus di Peternakan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Citarasa). Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Prawirokusumo, S. 1993. Ilmu Gizi Komparatif. Edisi Pertama. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Prihadi, S. 1996. Tatalaksana dan Produksi Ternak Perah. Jurusan Peternakan,

Fakultas Pertanian, Universitas Wangsamanggala, Yogyakarta.

Schmidt, G. H. 1971. Biology of Lactation. Freeman and Company, Sanfransisco. Setiawan, T. dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Sindoeredjo, S. 1996. Pedoman Pemeliharaan Kambing Perah. Cetakan Pertama. Balai Pustaka, Jakarta.

Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2002. Kambing Peranakan Etawah Penghasil Susu Berkhasiat Obat. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Soetarno, T. 1999. Manajemen Ternak Perah, Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sudono, A., R. F. Rosdiana dan B. S. Setiawan. 2003. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis: Beternak Sapi Perah secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sudono, A. dan I. K. Abdulgani. 2002. Budidaya Aneka Ternak Perah. Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(35)

Suherman, D. 2005. Imbangan rumput lapangan dan konsentrat dalam ransum terhadap kualitas produksi susu sapi perah holstein. J. Anim. Prod. 7 (1) : 14-20.

Sutama, I. K., dan I. G. M. Budiarsana. 1997. Kambing Peranakan Etawah penghasil susu sebagai sumber pertumbuhan dan subsektor peternakan di Indonesia. Proceeding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor. 18-19 November 1997: 156-170.

Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. CV. Yasaguna, Jakarta.

Taylor, R. E. 1992. Scientific Farm Animal Production : an introduction to animal science, Depart of Animal Science Colorado. State University Fort Collins. Colorado Macmillan Publishing Company, New York.

Tomaszewska, M. W., L. M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner, dan T.R. Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University Press, Surakarta.

Triwulaningsih, E. 1986. Beberapa Parameter Genetik Sifat Kuantitatif Kambing Peranakan Etawah (PE). Tesis Magister Sains Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.

Varga, G.A., E.M. Meisterling, R.A. Dalley and W.H. Hoower. 1984. Effect of low and high fill diet on dry matter intake, milk production, and reproduction performance during early lactation. J. Dairy Sci. 76 :1240-1248.

(36)

Lampiran 1. Konsumsi Konsentrat (Bahan Segar)

Tanggal

Data Konsumsi Pakan Konsentrat P1M0 P1M1 P1M2 P2M0 P2M1 P2M2 P3M0 P3M1 P3M2 23 0.495 0.463 0.398 0.589 0.658 0.639 0.734 0.664 0.698 24 0.498 0.478 0.378 0.578 0.563 0.527 0.698 0.647 0.668 25 0.593 0.426 0.56 0.621 0.576 0.496 0.767 0.495 0.653 26 0.398 0.452 0.499 0.491 0.542 0.563 0.756 0.65 0.685 27 0.498 0.485 0.475 0.587 0.537 0.486 0.689 0.687 0.697 28 0.494 0.479 0.467 0.487 0.669 0.592 0.699 0.645 0.632 29 0.595 0.397 0.476 0.572 0.601 0.497 0.765 0.558 0.668 30 0.486 0.367 0.365 0.468 0.495 0.539 0.568 0.632 0.589 31 0.548 0.576 0.45 0.529 0.496 0.601 0.587 0.582 0.69 1 0.497 0.534 0.463 0.596 0.654 0.472 0.752 0.563 0.664 2 0.493 0.397 0.456 0.498 0.578 0.484 0.598 0.574 0.582 3 0.497 0.435 0.475 0.569 0.685 0.497 0.679 0.643 0.694 4 0.389 0.447 0.449 0.483 0.589 0.483 0.697 0.587 0.689 5 0.475 0.429 0.578 0.472 0.499 0.521 0.732 0.665 0.69 6 0.486 0.484 0.53 0.573 0.605 0.468 0.687 0.63 0.586 7 0.579 0.435 0.495 0.665 0.579 0.561 0.758 0.579 0.462 8 0.475 0.398 0.466 0.487 0.564 0.451 0.698 0.632 0.689 9 0.486 0.456 0.452 0.479 0.668 0.443 0.687 0.603 0.566 10 0.459 0.426 0.471 0.395 0.583 0.502 0.658 0.64 0.678 11 0.521 0.487 0.495 0.499 0.543 0.472 0.687 0.635 0.685 12 0.486 0.459 0.399 0.498 0.487 0.421 0.585 0.574 0.687 13 0.554 0.369 0.482 0.584 0.486 0.496 0.587 0.492 0.682 14 0.542 0.395 0.427 0.527 0.568 0.507 0.643 0.546 0.588 15 0.468 0.486 0.415 0.487 0.572 0.483 0.728 0.583 0.69 16 0.488 0.518 0.492 0.468 0.557 0.424 0.657 0.604 0.684 17 0.484 0.426 0.46 0.496 0.562 0.458 0.598 0.659 0.688 18 0.473 0.457 0.473 0.587 0.624 0.529 0.765 0.593 0.665 19 0.563 0.429 0.51 0.672 0.589 0.488 0.684 0.6 0.68 20 0.462 0.485 0.526 0.589 0.485 0.392 0.694 0.587 0.695 21 0.477 0.466 0.498 0.574 0.478 0.495 0.731 0.569 0.657 22 0.462 0.427 0.478 0.558 0.498 0.562 0.743 0.588 0.476 23 0.386 0.436 0.485 0.498 0.653 0.452 0.765 0.492 0.642 Jumlah 15.81 14.4 15.04 17.18 18.24 16 22.08 19.2 20.8 Rata-rata 0.494 0.450 0.470 0.537 0.570 0.500 0.690 0.600 0.650

(37)

Lampiran 2. Konsumsi Tebon (Bahan Segar)

Tanggal

Data Konsumsi Pakan Tebon P1M0 P1M1 P1M2 P2M0 P2M1 P2M2 P3M0 P3M1 P3M2 23 2.765 2.356 2.265 2.127 2.408 2.451 2.354 2.432 2.34 24 2.436 2.432 2.556 2.467 2.621 2.652 2.132 2.132 2.42 25 2.651 2.863 2.872 2.583 2.154 2.458 2.098 2.543 2.321 26 2.453 2.754 2.762 2.642 2.411 2.76 1.987 2.431 2.176 27 2.532 2.391 2.598 2.312 2.352 2.573 2.056 2.45 2.421 28 2.752 2.873 2.176 2.121 2.563 2.447 2.435 2.41 2.358 29 1.897 2.322 2.76 2.445 2.41 2.467 2.332 2.352 2.098 30 1.956 1.643 2.398 1.887 2.663 2.11 2.286 2.073 2.41 31 2.214 2.321 2.128 2.335 2.221 2.441 2.187 1.9 2.167 1 2.276 2.152 1.897 2.457 2.527 2.567 2.465 2.45 2.25 2 2.653 2.546 1.941 2.43 2.158 2.365 2.22 2.34 2.36 3 2.748 2.743 2.872 2.364 2.456 2.632 2.154 2.1 2.15 4 2.487 2.653 2.683 2.556 2.336 1.778 2.67 2.087 1.78 5 2.755 2.354 2.789 2.337 2.653 2.065 2.43 2.286 1.98 6 2.495 2.124 2.419 2.118 2.378 2.599 1.87 2.354 2.098 7 2.537 1.864 2.911 2.345 2.653 2.563 2.41 2.445 2.23 8 2.552 1.958 2.679 2.648 2.441 2.551 2.154 2.275 2.168 9 2.321 2.056 2.789 2.351 2.338 2.335 2.354 2.48 2.232 10 2.423 2.249 2.583 2.448 2.26 2.653 2.076 2.5 2.345 11 2.458 2.541 2.684 2.365 2.532 2.514 2.39 2.67 2.096 12 2.531 2.687 2.75 2.551 2.173 2.243 1.98 2.46 2.087 13 1.94 2.873 2.542 1.97 2.098 2.582 2.356 2.567 2.358 14 2.718 2.753 2.375 2.678 1.86 2.571 2.098 2.269 2.364 15 2.349 1.789 2.226 2.335 1.978 2.621 2.421 2.456 2.273 16 2.872 2.662 2.543 2.147 2.543 2.315 1.78 2.44 2.54 17 1.834 2.765 2.661 2.75 2.442 2.456 2.34 2.356 2.47 18 2.43 2.995 2.453 2.358 2.659 2.378 2.31 2.558 2.351 19 2.543 2.965 2.5 2.215 2.553 2.631 2.326 2.36 2.335 20 2.678 2.46 1.85 2.473 2.68 2.518 2.1 2.46 2.429 21 2.8 2.668 2.564 2.287 2.16 2.687 1.853 2.51 2.35 22 2.83 2.569 2.638 2.569 2.541 2.543 2.356 2.476 2.07 23 2.695 2.881 2.134 1.532 2.58 2.416 2.056 2.504 1.81 Jumlah 79.58 79.26 80 75.2 76.8 78.94 71.04 76.13 71.84 Rata-rata 2.487 2.477 2.500 2.350 2.400 2.467 2.220 2.379 2.245

(38)

Lampiran 3. Konsumsi Glirisida (Bahan Segar)

Tanggal

Data Konsumsi Pakan Glirisidae P1M0 P1M1 P1M2 P2M0 P2M1 P2M2 P3M0 P3M1 P3M2 23 2.54 2.452 2.509 2.52 2.421 2.35 2.572 2.347 2.486 24 2.462 2.386 2.45 2.45 2.589 2.54 2.318 2.14 2.051 25 2.317 2.54 2.315 2.439 2.468 2.418 2.383 2.431 2.1 26 2.375 2.631 2.552 2.42 2.395 2.372 2.491 2.318 2.38 27 2.179 2.578 2.63 2.358 2.457 2.253 2.573 2.47 2.261 28 2.254 2.385 2.547 2.289 2.559 2.54 2.296 2.176 2.376 29 1.98 2.266 2.576 2.31 2.519 2.178 2.153 2.33 2.337 30 2.317 2.196 2.568 2.428 2.435 2.54 2.43 2.167 2.418 31 2.586 2.071 2.521 2.409 2.497 2.448 2.51 2.35 2.108 1 2.237 2.178 2.562 2.415 2.416 2.485 2.315 2.421 2.21 2 2.405 1.98 1.985 2.481 2.57 2.55 2.487 2.052 2.162 3 2.389 2.542 1.856 2.51 2.486 2.189 2.153 2.14 2.307 4 2.585 2.375 2.237 2.417 2.38 2.42 2.56 2.391 2.336 5 2.458 2.451 2.598 1.74 2.56 2.096 2.486 2.36 2.285 6 2.585 2.398 2.46 1.945 2.419 2.387 2.396 2.185 1.96 7 2.67 2.407 2.452 2.43 2.078 2.45 2.45 2.075 2.098 8 2.341 2.531 2.354 2.184 1.89 2.397 2.361 2.137 2.143 9 2.429 2.419 2.287 2.256 2.186 2.427 2.531 2.25 2.331 10 2.286 2.52 2.47 2.349 2.395 2.431 2.3 2.398 2.267 11 2.458 2.279 2.588 2.463 2.424 2.37 2.201 2.052 2.15 12 2.319 1.89 2.275 2.47 2.64 2.48 2.163 2.189 2.108 13 2.261 2.35 2.385 2.347 2.532 2.57 2.473 2.372 2.34 14 2.538 2.267 2.598 2.496 2.514 2.318 2.385 2.486 2.167 15 2.658 2.456 2.482 2.45 2.441 2.452 2.095 2.37 2.265 16 2.466 2.568 2.652 2.307 2.652 2.436 2.476 1.898 2.29 17 2.389 2.671 2.599 2.51 2.539 2.358 2.015 2.105 2.34 18 1.987 2.336 2.635 2.6 2.476 2.476 2.13 2.044 2.304 19 2.535 2.56 2.542 2.631 2.465 2.357 2.471 2.145 2.29 20 2.428 2.448 2.598 2.476 2.753 2.167 2.55 2.248 2.178 21 2.636 2.317 2.575 2.558 2.537 2.51 2.286 2.286 2.356 22 2.37 2.45 2.584 2.53 2.55 2.497 2.017 1.875 2.251 23 2.516 2.579 2.593 2.607 2.478 2.015 1.85 2.056 2.153 Jumlah 76.96 76.48 79.04 76.8 78.72 76.48 74.88 71.264 71.808 Rata-rata 2.405 2.390 2.470 2.400 2.460 2.390 2.340 2.227 2.244

(39)

Lampiran 4. Analisis Ragam Konsumsi Bahan Kering Perlakuan Ulangan Total Perlakuan 1 2 3 4 Rata-rata M0 P1 1,586 1,765 1,576 1,674 6,601 1,650 M1 1,542 1,683 1,540 1,450 6,215 1,553 M2 1,585 1,570 1,479 1,580 6,214 1,553 M0 P2 1,594 1,650 1,535 1,565 6,344 1,586 M1 1,649 1,587 1,760 1,578 6,574 1,643 M2 1,584 1,748 1,629 1,549 6,510 1,627 M0 P3 1,686 1,567 1,678 1,739 6,670 1,667 M1 1,611 1,536 1,558 1,598 6,303 1,575 M2 1,631 1,653 1,567 1,596 6,447 1,611 Total ( R ) 14,468 14,759 14,322 14,329 57,878 14,4695 Massage Hasil Konsumsi BK Total M (B) P1 P2 P3 M0 6,601 6,344 6,670 19,615 M1 6,215 6,574 6,303 19,092 M2 6,214 6,510 6,447 19,171 Total P 19,030 19,428 19,420 57,878 Keterangan : r : Jumlah Ulangan = 4 a : Jumlah Tingkat Faktor A = 3 b : Jumlah Tingkat Faktor B = 3

Derajat bebas

db total = (rab) - 1 = (4 x3x3) -1 = 35 db perlakuan = (ab) - 1 = (3x3) - 1 = 8

db varian (A) = (a-1) = (3-1) = 2 db M (B) = (b-1) = (3-1) = 2 db A x B = (a-1)(b-1) = (3-1)(3-1) = 4 db galat = ab (r-1) = 3x3(4-1) =27 Faktor Koreksi (FK) = rab G ) ( 2

(40)

= 35 ) 878 , 57 ( 2 = 93,05175 Jumlah Kuadrat (JK)

Jumlah Kuadrat Total (JKX) = x2 – FK

= { (1,586)2 + ……..+ (1,596)2} – 93,05175 = 0,190837

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

FK r P

2 =

93,05175 4 ) 447 , 6 ( ... ) 601 , 6 ( 2 2    = 0,057666 Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKA) =

FK

rb A

2 =

93,05175 3 4 ) 42 , 19 ( ... ) 03 , 19 ( 2 2    x = 0,008627 Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKB) =

FK

ra B

2 =

93,05175 3 4 ) 171 , 19 ( ... ) 615 , 19 ( 2 2    x = 0,013247

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKAB) = JK (P) – JK (A) – JK (B)

= 0,057666 – 0,008627 – 0,013247 = 0,035792

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JK (X) – JK (P) = 0,190837 – 0,057666 = 0,133171

Kuadrat Tengah (KT)

Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = 1 ) (  ab P JK = 1 ) 3 3 ( 0,057666  x = 0,007208

(41)

KT (A) = 1 ) (  a A JK = 1 3 0,004313  = 0,004313 KT (B) = 1 ) (  b B JK = 1 3 0,013247  = 0,006624 KT (AB) = ) 1 )( 1 ( ) (   b a AB JK = ) 1 3 )( 1 3 ( 0,035792   = 0,008948 KT (G) = ) 1 ( ) (  r ab G JK = ) 1 4 ( 3 3 0,133171  x = 0,004932 F Hitung F(P) = ) ( ) ( G KT P KT = 0,004932 0,007208 = 1,461456 F(A) = ) ( ) ( G KT A KT = 004932 , 0 0,004313 = 0,874537 F(B) = ) ( ) ( G KT B KT = 004932 , 0 0,006624 = 1,342933 F(AB) = ) ( ) ( G KT AB KT = 004932 , 0 0,008948 = 1,814176

Sumber Keragaman db JK KT F.Hitung F. Tabel 5% Perlakuan 8 0,057666 0,007208 1,461455ns 2,3 P(A) 2 0,008627 0,004313 0,8745372 3,35 M(B) 2 0,013247 0,006624 1,3429331 3,35 AxB 4 0,035791 0,008948 1,8141759 2,73 Galat 27 0,133171 0,004932 Total 43 0,248503 * = Pengaruh Nyata (P<5%) ns = Tidak Pengaruh Nyata (P>5%)

CV = x100% l RataanTota Galat KT = 100% 607222 , 1 004932 , 0 x = 4,368295

(42)

Lampiran 5. Analisis Ragam Produksi Susu Perlakuan Ulangan Total Perlakuan 1 2 3 4 Rata-rata M0 P1 310 375 240 450 1375 343,75 M1 225 350 375 500 1450 362,50 M2 280 300 310 400 1290 322,50 M0 P2 250 350 175 300 1075 268,75 M1 175 250 275 450 1150 287,50 M2 200 250 200 350 1000 250,00 M0 P3 250 325 225 350 1150 287,50 M1 200 250 300 500 1250 312,50 M2 250 250 275 400 1175 293,75 Total ( R ) 2140 2700 2375 3700 10915 2728,75 Massage

Hasil Produksi Susu

Total M (B) P1 P2 P3 M0 1375 1075 1150 3600 M1 1450 1150 1250 3850 M2 1290 1000 1175 3465 Total P 4115 3225 3575 10915 Keterangan : r : Jumlah Ulangan = 4 a : Jumlah Tingkat Faktor A = 3 b : Jumlah Tingkat Faktor B = 3

Derajat bebas

db total = (rab) - 1 = (4 x3x3) -1 = 35 db perlakuan = (ab) - 1 = (3x3) - 1 = 8

db varian (A) = (a-1) = (3-1) = 2 db M (B) = (b-1) = (3-1) = 2 db A x B = (a-1)(b-1) = (3-1)(3-1) = 4 db galat = ab (r-1) = 3x3(4-1) =27 Faktor Koreksi (FK) = rab G ) ( 2

(43)

= 35 ) 10915 ( 2 = 3309367 Jumlah Kuadrat (JK)

Jumlah Kuadrat Total (JKX) = x2 – FK

= { (310)2 + ……..+ (400)2} - 3309367 = 261957,6

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

FK r P

2 =

3309367 4 ) 175 1 ( ... ) 1375 ( 2  2 = 40876,39 Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKA) =

FK

rb A

2 =

3309367 3 4 ) 3465 ( ... ) 3600 ( 2 2    x = 33505,56 Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKB) =

FK

ra B

2 =

3309367 3 4 ) 3575 ( ... ) 4115 ( 2 2    x = 6359,722

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKAB) = JK (P) – JK (A) – JK (B) = 40876,39- 33505,56- 6359,722 = 1011,111

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JK (X) – JK (P) =261957,6- 40876,39 = 221081,3

Kuadrat Tengah (KT)

Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = 1 ) (  ab P JK = 1 ) 3 3 ( 40876,39  x = 5109,549

(44)

KT (A) = 1 ) (  a A JK = 1 3 33505,56  = 16752,78 KT (B) = 1 ) (  b B JK = 1 3 6359,722  = 3179,861 KT (AB) = ) 1 )( 1 ( ) (   b a AB JK = ) 1 3 )( 1 3 ( 1011,111   = 252,7778 KT (G) = ) 1 ( ) (  r ab G JK = ) 1 4 ( 3 3 221081,3  x = 8188,194 F Hitung F(P) = ) ( ) ( G KT P KT = 8188,194 5109,549 = 5109,549 F(A) = ) ( ) ( G KT A KT = 194 , 8188 16752,78 = 2,045967 F(B) = ) ( ) ( G KT B KT = 194 , 8188 3179,861 = 0,388347 F(AB) = ) ( ) ( G KT AB KT = 194 , 8118 252,7778 = 0,030871

Sumber Keragaman db JK KT F.Hitung F. Tabel 5% Perlakuan 8 40876,39 5109,549 0,6240141ns 2,3 P(A) 2 33505,56 16752,78 2,0459673 3,35 M(B) 2 6359,722 3179,861 0,388347 3,35 AxB 4 1011,111 252,7778 0,030871 2,73 Galat 27 221081,3 8188,194 Total 43 302834 * = Pengaruh Nyata (P<5%) ns = Tidak Pengaruh Nyata (P>5%)

CV = x100% l RataanTota Galat KT = 100% 194 , 303 194 , 8188 x = 29,84509%

(45)

Lampiran 6. Analisis Ragam Kadar Lemak Susu Perlakuan Ulangan Total Perlakuan 1 2 3 4 Rata-rata M0 P1 7,4 6,9 8,8 5,7 28,8 7,20 M1 7,2 7,5 7,3 5,9 27,9 6,90 M2 9,4 5,1 8 7,2 29,7 7,40 M0 P2 7 6,3 8 5,8 27,1 6,70 M1 6,5 8 5,7 5,9 26,1 6,50 M2 8,5 6,2 7,9 6,9 29,5 7,30 M0 P3 7,1 6,5 9,7 5 28,3 7,00 M1 6,7 7,5 7,5 5,9 27,6 6,90 M2 8,4 5,6 7,1 8,3 29,4 7,30 Total ( R ) 68,2 59,6 70 56,6 254,4 63,20 Massage

Hasil Kadar Lemak Susu

Total M (B) P1 P2 P3 M0 28,8 27,1 28,3 84,2 M1 27,9 26,1 27,6 81,6 M2 29,7 29,5 29,4 88,6 Total P 86,4 82,7 85,3 254,4 Keterangan : r : Jumlah Ulangan = 4 a : Jumlah Tingkat Faktor A = 3 b : Jumlah Tingkat Faktor B = 3

Derajat bebas

db total = (rab) - 1 = (4 x3x3) -1 = 35 db perlakuan = (ab) - 1 = (3x3) - 1 = 8

db varian (A) = (a-1) = (3-1) = 2 db M (B) = (b-1) = (3-1) = 2 db A x B = (a-1)(b-1) = (3-1)(3-1) = 4 db galat = ab (r-1) = 3x3(4-1) =27 Faktor Koreksi (FK) = rab G ) ( 2

(46)

= 35 ) 4 , 254 ( 2 = 1797,76 Jumlah Kuadrat (JK)

Jumlah Kuadrat Total (JKX) = x2 – FK

= { (7,4)2 + ……..+ (8,3)2} - 1797,76 = 46,7

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

FK r P

2 =

1797,76 4 ) 4 , 29 ( ... ) 8 , 28 ( 2  2 = 2,945

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKA) =

FK rb A

2 =

1797,76 3 4 ) 3 , 85 ( ... ) 4 , 86 ( 2 2    x = 0,601667 Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKB) =

FK

ra B

2 =

1797,76 3 4 ) 6 , 88 ( ... ) 2 , 84 ( 2 2    x = 2,086667

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKAB) = JK (P) – JK (A) – JK (B) = 2,945- 0,601667-2,086667 = 0,256667

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JK (X) – JK (P) = 46,7- 2,945 = 43,755 Kuadrat Tengah (KT)

Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = 1 ) (  ab P JK = 1 ) 3 3 ( 2,945  x = 0,368125

(47)

KT (A) = 1 ) (  a A JK = 1 3 0,601667  = 0,300833 KT (B) = 1 ) (  b B JK = 1 3 2.086667  = 1,043333 KT (AB) = ) 1 )( 1 ( ) (   b a AB JK = ) 1 3 )( 1 3 ( 0,256667   = 0,064167 KT (G) = ) 1 ( ) (  r ab G JK = ) 1 4 ( 3 3 43,755  x = 1,620556 F Hitung F(P) = ) ( ) ( G KT P KT = 620556 , 1 0,368125 = 0,22716 F(A) = ) ( ) ( G KT A KT = 620556 , 1 0,300833 = 0,185636 F(B) = ) ( ) ( G KT B KT = 620556 , 1 1,043333 = 0,643812 F(AB) = ) ( ) ( G KT AB KT = 620556 , 1 0,064167 = 0,039595

Sumber Keragaman db JK KT F.Hitung F. Tabel 5% Perlakuan 8 2,945 0,368125 0,2271598ns 2,3 P(A) 2 0,601667 0,300833 0,1856359 3,35 M(B) 2 2,086667 1,043333 0,6438121 3,35 AxB 4 0,256667 0,064167 0,0395955 2,73 Galat 27 43,775 1,620556 Total 43 49,645 * = Pengaruh Nyata (P<5%) ns = Tidak Pengaruh Nyata (P>5%)

CV = x100% l RataanTota Galat KT = 100% 066667 , 7 1,620556 x = 18,0143%

(48)

Lampiran 7. Analisis Ragam Kandungan Lemak Susu Perlakuan Ulangan Total Perlakuan 1 2 3 4 Rata-rata M0 P1 23,62 26,59 21,72 26,39 98,31 24,57 M1 16,66 27,02 28,14 30,32 102,14 25,53 M2 27,07 15,74 25,52 29,62 97,95 24,48 M0 P2 17,98 22,66 14,39 17,90 72,92 18,23 M1 11,71 20,55 16,11 27,28 75,65 18,91 M2 17,49 15,94 16,25 24,82 74,49 18,62 M0 P3 18,27 21,73 22,43 18,00 80,43 20,10 M1 13,81 19,26 23,15 30,31 86,53 21,63 M2 21,60 14,40 20,08 34,15 90,23 22,55 Total ( R ) 168,21 183,89 187,78 238,79 778,69 194,67 Massage Hasil Konsumsi BK Total M (B) P1 P2 P3 M0 98,31 72,92 80,43 251,67 M1 102,14 75,65 86,53 264,32 M2 97,95 74,49 90,23 262,68 Total P 298,40 223,08 257,19 778,69 Keterangan : r : Jumlah Ulangan = 4 a : Jumlah Tingkat Faktor A = 3 b : Jumlah Tingkat Faktor B = 3

Derajat bebas

db total = (rab) - 1 = (4 x3x3) -1 = 35 db perlakuan = (ab) - 1 = (3x3) - 1 = 8

db varian (A) = (a-1) = (3-1) = 2 db M (B) = (b-1) = (3-1) = 2 db A x B = (a-1)(b-1) = (3-1)(3-1) = 4 db galat = ab (r-1) = 3x3(4-1) =27 Faktor Koreksi (FK) = rab G ) ( 2

(49)

= 35 ) 69 , 778 ( 2 = 16843,35 Jumlah Kuadrat (JK)

Jumlah Kuadrat Total (JKX) = x2 – FK

= { (23,62)2 + ……..+ (34,15)2} – 16843,35 = 1078,48

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

FK r P

2 =

16843,35 4 ) 23 , 90 ( ... ) 31 , 98 ( 2 2    = 252,98 Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKA) =

FK

rb A

2 =

16843,35 3 4 ) 19 , 257 ( ... ) 40 , 298 ( 2 2    x = 237,12

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKB) =

FK ra B

2 =

16843,35 3 4 ) 68 , 262 ( ... ) 67 , 251 ( 2 2    x = 7,88

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKAB) = JK (P) – JK (A) – JK (B) = 252,98 – 237,12 – 7,88 = 7,97

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JK (X) – JK (P) = 1078,48 – 252,98 = 825,50

Kuadrat Tengah (KT)

Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = 1 ) (  ab P JK = 1 ) 3 3 ( 252,98  x = 31,62

(50)

KT (A) = 1 ) (  a A JK = 1 3 237,12  = 118,56 KT (B) = 1 ) (  b B JK = 1 3 7,88  = 3,94 KT (AB) = ) 1 )( 1 ( ) (   b a AB JK = ) 1 3 )( 1 3 ( 7,97   = 1,99 KT (G) = ) 1 ( ) (  r ab G JK = ) 1 4 ( 3 3 825,50  x = 30,57 F Hitung F(P) = ) ( ) ( G KT P KT = 30,57 31,62 = 1,03 F(A) = ) ( ) ( G KT A KT = 57 , 30 118,56 = 3,87 F(B) = ) ( ) ( G KT B KT = 57 , 30 3,94 = 0,12 F(AB) = ) ( ) ( G KT AB KT = 57 , 30 1,99 = 0,06

Sumber Keragaman db JK KT F.Hitung F. Tabel 5%

Perlakuan 8 252,98 31,62 1,03 2,3 P(A) 2 237,12 118,56 3,87* 3,35 M(B) 2 7,88 3,94 0,12 3,35 AxB 4 7,97 1,99 0,06 2,73 Galat 27 825,50 30,57 Total 43 1331,47 * = Pengaruh Nyata (P<5%) ns = Tidak Pengaruh Nyata (P>5%)

CV = x100% l RataanTota Galat KT = 100% 63 , 21 57 , 30 x = 25,56%

(51)

Uji Duncan (Pakan) CV : 25,56% Sd : 1,59 r : 12 Tabel SSR P 2 3 rp 2,905 3,05 RP 4.64 4,87 Perlakuan Rataan P1 P3 P2 P1 24.87 - P3 21.43 3.43 ns - P2 18.59 6.28 * 2.84 ns -

Perlakuan Rataan Uji Duncan

P1 24.87 a

P3 21.43 ab

(52)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Wulan Setyaningsih. Lahir di Jakarta pada tanggal 03 April 1991, putri ketiga dari Bapak Sutiman dan Ibu Sukesih.

Studi pertama diawali di TK Anizomiyah-Jakarta pada tahun 1995 selama 1 tahun. Tahun 1996 penulis melanjutkan studi di SDN 03 pagi selama 6 tahun, lulus SDN tahun 2002 penulis meneruskan ke SMP 238 Jakarta tamat SMP tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan studinya di SMAN 60 Jakarta dan lulus tahun 2008. Tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Diponegoro Semarang pada Fakultas Peternakan Jurusan Produksi Ternak.

Gambar

Tabel 1. Komposisi Susu Kambing, Sapi dan Air Susu Ibu
Ilustrasi 1. Gambar Proses Pelepasan Susu   (Sumber : Syarief dan Sumoprastowo, 1985)
Tabel  2.  Hasil  Analisis  Proksimat  Bahan  Pakan  Penyusun  Ransum  Kambing Percobaan (Berdasarkan 100% Bahan Kering)
Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Penelitian (dalam BK)
+6

Referensi

Dokumen terkait

3 Senada dengan hal tersebut Nasaruddin Umar yang menyatakan bahwa Islam memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun urusan

Data yang lengkap ini diperlukan sebab transaksi e-commerce merupakan bisnis dalam dunia maya, artinya pelaku usaha tidak bertemu secara langsung dengan konsumen..

Pada variabel efektivitas penerapan sistem informasi akuntansi (EP6) skor rata-rata jawaban responden adalah 2,55 yang termasuk kategori sedang cenderung menuju

Dalam pembuktian kualifikasi harus dihadiri oleh penanggung jawab penawaran atau yang menerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya

Hal ini berarti bahwa dalam melakukan pencarian informasi mengenai sebuah layanan, responden lebih mengedepankan kepercayaan dan kebutuhan mereka sehingga

dari siswa siswi tersebut akan dikembalikan apabila yang mengambil atau menjemputnya adalah orang tua para murid. Hal ini dikarenakan untuk memberi efek jera kepada

Kegagalan kompensasi dengan cara meningkatkan sekresi insulin terjadi pada Impaired Glucose Tolerance (IGT, point C) atau toleransi glukosa terganggu dan juga pada DM tipe 2

Lahan gambut dapat dikembangkan sebagai lahan pertanian dengan jenis komoditas yang beragam meliputi tanaman perkebunan, hortikultura, dan pangan (kelapa sawit, karet, kopi