ENDOMETRIOSIS
ENDOMETRIOSIS
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Endometriosis adalah satu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi Endometriosis adalah satu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di dalam miometrium atau pun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam di dalam miometrium atau pun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam mio
miometmetririum um disdisebut ebut adenadenomiomiosiosis, s, dan dan bilbila a di di lualuar r uteuterus rus disdisebut ebut endoendometmetrioriosissis. . PadPadaa endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium. endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium. Daerah yang paling sering terkena adalah organ pelvis dan peritoneum, walaupun organ lain Daerah yang paling sering terkena adalah organ pelvis dan peritoneum, walaupun organ lain seperti paru-paru juga ikut terkena meskipun jarang. Penyakit ini berkembang dari lesi yang seperti paru-paru juga ikut terkena meskipun jarang. Penyakit ini berkembang dari lesi yang kecil
kecil dan sedikidan sedikit pada organ pelvis yang normal kemut pada organ pelvis yang normal kemudian menjaddian menjadi massa keras infili massa keras infiltrat dantrat dan kist
kista a endometendometriosiriosis s ovariovarium um (endom(endometrietrioma). oma). PerlPerlangsungangsungan an endometendometriosiriosis s serinsering g diserdisertaitai pembentukan fibrosis dan perlekatan luas menyebabkan gangguan anatomi pelvis.
pembentukan fibrosis dan perlekatan luas menyebabkan gangguan anatomi pelvis.1,2,3,41,2,3,4
EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI
15-44 tahun), 25-35% pada wanita infertil, 1-2% pada wanita yang menjalani sterilisasi, 10% 15-44 tahun), 25-35% pada wanita infertil, 1-2% pada wanita yang menjalani sterilisasi, 10% pada operasi histerektomi, 16-31% pada laparoskopi, dan 53% terjadi pada wainta dengan nyeri pada operasi histerektomi, 16-31% pada laparoskopi, dan 53% terjadi pada wainta dengan nyeri pelvis berat yang memerluka evaluasi pembedahan.
pelvis berat yang memerluka evaluasi pembedahan.55
SISTEM KLASIFIKASI SISTEM KLASIFIKASI
The American Society for Reproductive Medicine
The American Society for Reproductive Medicine merupakan pedoman yang digunakanmerupakan pedoman yang digunakan untuk klasifikasi endometriosis. Pembagian ini berdasarkan permukaan, ukuran, dan kedalaman untuk klasifikasi endometriosis. Pembagian ini berdasarkan permukaan, ukuran, dan kedalaman impl
implantasantasi i ovariovarium um dan dan peritperitoneum. Meskipun tidak oneum. Meskipun tidak berhubberhubungan dengan ungan dengan beratberatnya nyeri,nya nyeri, pembagian ini dapat memprediksikan kemungkinan untuk hamil.
pembagian ini dapat memprediksikan kemungkinan untuk hamil.2,5,62,5,6 The American Society for Reproductive Medicine Revised
The American Society for Reproductive Medicine Revised Classification of EndometriosisClassification of Endometriosis2,5-62,5-6 Perito-neum neum Endometriosis Endometriosis < < 1 1 ccmm 11––3 3 ccmm > > 3 3 ccmm S
Suuppeerrffiicciiaall 11 22 44 D
Deeeepp 22 44 66
Ovary
Ovary RR SSuuppeerrffiicciiaall 11 22 44
D
Deeeepp 44 1616 2200
L
L SSuuppeerrffiicciiaall 11 22 44 D Deeeepp 44 1616 2200 Posterior Posterior Cul-de-sac Obliteration Cul-de-sac Obliteration P
Paarrttiiaall CCoommpplleettee --4 4 4400 --Adhesions Adhesions < 1/3< 1/3 Enclosure Enclosure 1/3–2/3 1/3–2/3 Enclosure Enclosure > 2/3 > 2/3 Enclosure Enclosure Ovary Ovary RR FFiillmmyy 11 22 44 D Deennssee 44 88 1166 L L FFiillmmyy 11 22 44 D Deennssee 44 88 1166 Tube Tube RR FFiillmmyy 11 22 44 D Deennssee 4411 8811 1616 L L FFiillmmyy 11 22 44 D Deennssee 4411 8811 1616
Tabel 1. American Society for Reproductive Medicine Revised Classification of Endometriosis. Tabel 1. American Society for Reproductive Medicine Revised Classification of Endometriosis.11JikaJika
ujung fimbria tuba Fallopii tertutup sempurna, penilaian densitas menjadi 16. Stadium: Stadium I ujung fimbria tuba Fallopii tertutup sempurna, penilaian densitas menjadi 16. Stadium: Stadium I (minimal): 1-5; Stadium II (ringan): 6-15; Stadium III
(minimal): 1-5; Stadium II (ringan): 6-15; Stadium III (moderat): 16-40; Stadium IV (berat): >40.(moderat): 16-40; Stadium IV (berat): >40. Dalam hal ini, permukaan uterus disebut peritoneum.
Evaluasi lengkap penilaian endometriosis dilakukan searah jarum jam atau berlawanan Evaluasi lengkap penilaian endometriosis dilakukan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.
arah jarum jam. Saat melakukaSaat melakukan n pemerpemeriksaan panggul, perhatikiksaan panggul, perhatikan an penomopenomoran, ukuran, lokasiran, ukuran, lokasi imp
implanlantastasi i endoendometmetrioriosissis, , plaplak, k, endendomeometritriomaoma, , dandan/at/atau au perperleklekataatan. n. MisMisalnalnya, ya, terterdapadapat t 55 implantasi superfisial peritoneum berukuran 0,5 cm (total 2,5 cm) maka
implantasi superfisial peritoneum berukuran 0,5 cm (total 2,5 cm) maka penilaiannya adalah 2.penilaiannya adalah 2.66
ETIOLOGI ETIOLOGI
Penyebab endometriosis masih belum diketahui. Beberapa teori muncul menyangkut Penyebab endometriosis masih belum diketahui. Beberapa teori muncul menyangkut faktor anatomis, imunologis, hormonal, dan genetik.
faktor anatomis, imunologis, hormonal, dan genetik.2,4,5,6,72,4,5,6,7 1.
1. MeMensnstrtruasuasi i reretrtrogogadad..
Menurut Sampson, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) Menurut Sampson, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melal
melalui tuba ui tuba ke dalam rongga pelke dalam rongga pelvis. Sudah dibuvis. Sudah dibuktikaktikan bahwa dalam darah haid didapn bahwa dalam darah haid didapatiati sel
sel-se-sel l endendomeometritrium um yanyang g masmasih ih hidhidup. up. SelSel-se-sel l endoendometmetriurium m yanyang g masmasih ih hidhidup up iniini kemudian dapat mengadakan implantasi di pelvis.
kemudian dapat mengadakan implantasi di pelvis. 2.
2. FaFaktktor ior imumunonolologigiss
Faktor imunologis spesifik yang berperan dalam implantasi endometriosis seperti VEGF Faktor imunologis spesifik yang berperan dalam implantasi endometriosis seperti VEGF ((vasculvascular ar endothendothelial growth elial growth factofactor r ), MIF (), MIF (migratmigration ion inhibinhibitory itory factofactor r ), ), dan dan medmediatiator or radang (interleukin, TNF) diduga mengalami peningkatan
radang (interleukin, TNF) diduga mengalami peningkatan pada situs endometriosis.pada situs endometriosis. 3.
3. FaFaktktor or hohormrmononalal Ar
Aromomatatasase, e, enzenzim im pepencncetetus us prproduoduksksi i esestrtrogogen, en, tetelalah h diditetemumukakan n papada da imimplplanantatasisi endomet
endometriosiriosis, s, walaupwalaupun un belum ditemukan data belum ditemukan data bahwa aromatase juga bahwa aromatase juga ditemditemukan ukan padapada endomet
endometrium normal. rium normal. PGE2 (prostaglPGE2 (prostaglandin andin E2) berperan E2) berperan sebagasebagai i induksinduksi i terkuterkuat at produksproduksii aromatase pada implantasi end
aromatase pada implantasi endometriosis.ometriosis. 4.
4. MeMetataplplasasia seia selolomimik k
Teori mengemukakan sel potensial pada ovarium dan peritoneum bertransformasi menjadi Teori mengemukakan sel potensial pada ovarium dan peritoneum bertransformasi menjadi lesi endometriosis akibat stimulasi hormon dan paparan hormonal berulang. Robert Meyer lesi endometriosis akibat stimulasi hormon dan paparan hormonal berulang. Robert Meyer mengemukakan bahwa endometriosis terjadi karena ransangan pada sel-sel epitel berasal mengemukakan bahwa endometriosis terjadi karena ransangan pada sel-sel epitel berasal dar
dari i seselolom m yayang ng dapdapat at memempmperertatahanhankakan n hihidudupnpnya ya di di daedaerarah h pelpelvivis. s. RaRansnsangangan an ininii menyebabkan metaplasi dari sel-sel epitel itu, sehingga terbentuk
5.
5. PePenynyebaebararan n lilimfmfatatisis
Sebuah studi menunjukkan dari
Sebuah studi menunjukkan dari otopsotopsi i bahwa sel bahwa sel endomeendometriotriosis ditemukan dalam sis ditemukan dalam kelenkelenjar jar limfa pelvis pada 29% wanita. Hal ini dapat menjelaskan mengapa endometriosis pernah limfa pelvis pada 29% wanita. Hal ini dapat menjelaskan mengapa endometriosis pernah ditemukan di daerah paru-paru.
ditemukan di daerah paru-paru.
6.
6. Faktor genetik Faktor genetik
Wanita yang memiliki riwayat keluarga menderita endometriosis berisiko tujuh kali lipat Wanita yang memiliki riwayat keluarga menderita endometriosis berisiko tujuh kali lipat menderita endometriosis. Belum ditemukan defek genetik pada endometriosis.
menderita endometriosis. Belum ditemukan defek genetik pada endometriosis.
FAKTOR RISIKO FAKTOR RISIKO
Faktor risiko termasuk usia, peningkatan jumlah lemak tubuh perifer, dan gangguan haid Faktor risiko termasuk usia, peningkatan jumlah lemak tubuh perifer, dan gangguan haid (po
(polilimenmenoreore, , menmenoraoragi, gi, dan dan berberkurkurangangnya nya parparitaitas). s). KebKebiasiasaan aan mermerokookok, k, olaolahrahraga, ga, dandan penggu
penggunaan kontrasepsnaan kontrasepsi i oral dapat oral dapat bersibersifat protektifat protektif. f. Belum ada Belum ada bukti yang bukti yang menunjmenunjukkanukkan bahwa mengendalikan faktor risiko dapat mencegah munculnya endometriosis. Faktor genetik bahwa mengendalikan faktor risiko dapat mencegah munculnya endometriosis. Faktor genetik berperan 6-9 kali lebih banyak dengan riwayat keluarga terdekat menderita endometriosis.
berperan 6-9 kali lebih banyak dengan riwayat keluarga terdekat menderita endometriosis.2,72,7
GEJALA KLINIK GEJALA KLINIK
Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penyakit ini adalah:
Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penyakit ini adalah:1,2,4,5,6,71,2,4,5,6,7
1)
1) nynyereri i peperurut t babawawah h yayang progng progreresisif f dan dekadan dekat t papaha ha yayang ng teterjrjadadi i padpada a dadan n seselalama ma hahaidid (dismenore);
(dismenore); 2)
2) didispspararenenununiaia;; 3)
3) nyeri nyeri waktu dwaktu defekasefekasi, khusi, khususnya usnya pada wapada waktu dektu defekasifekasi;; 4)
4) polpoli- di- dan hian hipepermrmenenorore;e;
5)
5) infertilitas.infertilitas.
Dismenore pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin Dismenore pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin lam
lama a semsemakiakin n menmengheghebatbat. . SebSebab ab dardari i disdismenmenore ore ini ini titidak dak dikdiketaetahuihui, , tettetapi api munmungkigkin n adaada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid. Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan sebelum dan semasa haid. Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan sudah luas, sebaiknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang keras. Dispareunia sudah luas, sebaiknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang keras. Dispareunia
dari lume
dari lumen usus besar tersebn usus besar tersebut. Endometut. Endometriosiriosis s kandung kencikandung kencing jarang terdapng jarang terdapat, gejala-at, gejala-gejal
gejalanya ialah gangguan miksi anya ialah gangguan miksi dan hematuridan hematuria a pada waktu haid. pada waktu haid. GangguaGangguan n haid dan haid dan siklusiklusnyasnya dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada ovarium demikian luasnya sehingga dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada ovarium demikian luasnya sehingga fungsi ovarium terganggu. Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30-40 fungsi ovarium terganggu. Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30-40 persen wanita dengan endometriosis menderita infertilitas. Menurut Rubin, kemungkinan untuk persen wanita dengan endometriosis menderita infertilitas. Menurut Rubin, kemungkinan untuk hamil pada wanita dengan endometriosis ialah kurang lebih separoh dari wanita biasa. Faktor hamil pada wanita dengan endometriosis ialah kurang lebih separoh dari wanita biasa. Faktor pe
pentinting ng yanyang g menmenyebyebabkaabkan n infinfertertiliilitas tas padpada a endoendometmetrioriosis sis ialialah ah apabapabila ila mobmobiliilitas tas tubtubaa terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya. Pada pemeriksaan ginekologik, terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya. Pada pemeriksaan ginekologik, khususnya pada pemeriksaan vagino-rekto-abdominal, ditemukan pada endometriosis ringan khususnya pada pemeriksaan vagino-rekto-abdominal, ditemukan pada endometriosis ringan be
benda-nda-bendbenda a padapadat t sebsebesaesar r butbutir ir berberas as samsampai pai butbutir ir jagjagung ung di di kavukavum m DouDouglaglasi si dan dan padapada ligamentum sakrouterinum dengan uterus dalam retrofleksi dan terfiksasi. Ovarium mula-mula ligamentum sakrouterinum dengan uterus dalam retrofleksi dan terfiksasi. Ovarium mula-mula dap
dapat at dirdiraba aba sebsebagai agai tumtumor or keckecil, il, akaakan n tettetapi api bisbisa a memmembesbesar ar samsampai pai sebsebesaesar r titinjunju. . TumTumor or ovarium seringkali terdapat bilateral dan sukar digerakkan.
ovarium seringkali terdapat bilateral dan sukar digerakkan.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
Dia
Diagnognosis sis biabiasansanya ya dibdibuat uat ataatas s dasdasar ar anamanamnesnesis is dan dan pempemerieriksaksaan an fisfisis, is, dipdipastastikaikann dengan pemeriksaan laparoskopi. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum Douglasi dengan pemeriksaan laparoskopi. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum Douglasi ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti forniks ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti forniks vagina posterior, perineum, parut laparotomi, dan sebagainya, biopsi dapat memberi kepastian vagina posterior, perineum, parut laparotomi, dan sebagainya, biopsi dapat memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid yang menjadi khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid yang menjadi p
petetununjujuk k tetentntanang g adadananya ya enendodomemetrtrioiosisis s papada da rerektktososigigmomoid id atatau au kakandndunung g kekencncining.g. Si
Sigmogmoidoidoskoskopi pi dan dan sisistostoskopskopi i dapadapat t memmemperperlihlihatkatkan an temtempat pat perperdardarahaahan n padpada a wakwaktu tu haihaid.d. Pem
Pembuabuatan tan fotfoto o polpolos os dengdengan an memmemasuasukkan kkan barbarium ium daldalam am kolkolon on dapadapat t memmemberberi i gamgambarbaranan
fil
filling ling defect defect padpada a rekrektostosigmigmoid oid dengdengan an batbatas-as-batbatas as yanyang g jeljelas as dan dan mukmukosa osa yanyang g utuutuh.h. Laparoskopi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis Laparoskopi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis.
dari kelainan-kelainan di pelvis.1,2,3,4,71,2,3,4,7
PENGOBATAN PENGOBATAN
Bil
Bila a diadiagnosgnosis is endendomeometritriosiosis s sudsudah ah ditditegaegakkakkan, n, pilpilihaihan n terterapi api diadiambimbil l berberdasdasarkarkanan lua
ditentukan berdasarkan usia, status fertilitas, beratnya penyakit, pengobatan sebelumnya, biaya, ditentukan berdasarkan usia, status fertilitas, beratnya penyakit, pengobatan sebelumnya, biaya, risiko pengobatan, dan lama pengobatan. Tujuan dari pengobatan ini adalah:
risiko pengobatan, dan lama pengobatan. Tujuan dari pengobatan ini adalah:1,2,3,4,5,6,71,2,3,4,5,6,7 –
– Apa yang diobati (penyakit, gejala, atau keduanya)?Apa yang diobati (penyakit, gejala, atau keduanya)? –
– MeMengngapapa dia dibeberirikakan ten terarapipi?? –
– Alasan memberikan terapi: mengembalikan fertilitas, meredakan nyeri sebagai alternatif Alasan memberikan terapi: mengembalikan fertilitas, meredakan nyeri sebagai alternatif pembe
pembedahan, dahan, meredameredakan kan nyeri sambil nyeri sambil menungmenunggu gu pembedapembedahan, han, profiprofilaksilaksis s mencegamencegahh rekurensi penyakit.
rekurensi penyakit. 1.
1. Terapi konservatif Terapi konservatif Imp
Implanlantastasi i endoendometmetrioriosis sis memmemiliiliki ki sifsifat at dan dan reareaksi ksi yanyang g samsama a dendengan gan endoendometmetririumum terutama dalam produksi estrogen. Terapi konservatif bertujuan menekan stimulasi estrogen terutama dalam produksi estrogen. Terapi konservatif bertujuan menekan stimulasi estrogen ovariu
ovarium m dengan dengan memotmemotong ong jalur hipotalamusjalur hipotalamus-hipof-hipofisisisis-ovar-ovarium. ium. InhibInhibisi isi ovulasovulasi i dengandengan gonadotropin melalui siklus seks steroid dapat menghalangi pemben
gonadotropin melalui siklus seks steroid dapat menghalangi pemben tukan endometriosis.tukan endometriosis.4,,64,,6 Tabel 2. Manajemen terapi dari endometriosis
Tabel 2. Manajemen terapi dari endometriosis55
D
Drruug g MMeecchhaanniissm m DoDossaagge e SSiidde e eeffffeeccttss Gonadotropin-releasing releasing hormone hormone analogs analogs Down-regulation of Down-regulation of pituitary receptors, pituitary receptors, inhibition of the inhibition of the hypothalamic-pituitary-ova
pituitary-ovarian rian axisaxis leading to ovarian leading to ovarian suppression suppression Leuprolide acetate Leuprolide acetate (Lupron): 3.75-7.5 mg (Lupron): 3.75-7.5 mg IM 1-6 mo IM 1-6 mo
Hot flashes, vaginal Hot flashes, vaginal dryness, bone dryness, bone demineralization, demineralization, insomnia, libido insomnia, libido changes, fatigue changes, fatigue Nafarelin acetate Nafarelin acetate (Synarel): 200-400 µg (Synarel): 200-400 µg intranasal intranasally 1-6 ly 1-6 momo Goserelin acetate Goserelin acetate (Zoladex): 3.6-mg (Zoladex): 3.6-mg implant SC 28d implant SC 28d 10.8-mg implant SC 10.8-mg implant SC q12wks 1-6 mo q12wks 1-6 mo Oral Oral contraceptives contraceptives Anovulation, atrophy Anovulation, atrophy and decidualization of and decidualization of endometrial tissue endometrial tissue
M
Moonnoopphhaassiic c ppiillll WWeeiigghht t ggaaiinn,,
breakthrough bleeding, breakthrough bleeding, breast tenderness, breast tenderness, bloating, nausea bloating, nausea P
Prrooggeessttiinnss AAttrroopphhy y aanndd
decidualization of decidualization of endometrial tissue, endometrial tissue, suppression of suppression of gonadotropins, gonadotropins, Medroxyprogesterone Medroxyprogesterone acetate: 150 mg IM acetate: 150 mg IM 3mo-4 3mo-4
Weight gain, fluid Weight gain, fluid retention, retention, breakthrough bleeding, breakthrough bleeding, depression depression
long-term use long-term use D
Daannaazzooll AAnnoovvuullaattiioon n bbyy decreasing the decreasing the midcycle luteinizing midcycle luteinizing hormone surge hormone surge 400-800 mg PO 1-6 400-800 mg PO 1-6 mo mo Amenorrhea, Amenorrhea, virilization, acne, virilization, acne, hirsutism, atrophic hirsutism, atrophic vaginitis, decrease in vaginitis, decrease in breast size, hot
breast size, hot
flashes, deepening of flashes, deepening of voice voice Inhibition of Inhibition of steroidogenesis, steroidogenesis, creation of creation of high-androgen and androgen and low-estrogen environment estrogen environment a.
a. InInhihibibisi asi aroromamatatasese
Anastrozole 1 mg atau Letrozole 2,5 md setiap hari merupakan generasi ketiga inhibitor Anastrozole 1 mg atau Letrozole 2,5 md setiap hari merupakan generasi ketiga inhibitor aromatase yang berperan menghambat perubahan androgen menjadi estrogen sebanyak aromatase yang berperan menghambat perubahan androgen menjadi estrogen sebanyak 50%. Efek samping obat ini adalah penurunan densitas tulang, namun hal ini dapat 50%. Efek samping obat ini adalah penurunan densitas tulang, namun hal ini dapat dicegah dengan konsumsi vitamin D dan kalsium.
dicegah dengan konsumsi vitamin D dan kalsium.6,76,7 b
b.. KKononttrorol nyl nyererii Obat anti
Obat anti inflinflamasi non amasi non stersteroid oid (NSAI(NSAID) D) menghammenghambat bat prostprostaglandaglandin in yang dikeluarkyang dikeluarkanan ole
oleh h endendomeometritriosiosis. s. NSNSAID AID mermerupakupakan an obaobat t lilini ni perpertamtama a yanyang g digdigunakunakan an ketketikaika diagnosa endometriosis belum ditegakkan.
diagnosa endometriosis belum ditegakkan.1,31,3 1
1.. TTeerraappi bi beedadahh
Terapi konservatif merupakan modalitas untuk pasien yang hanya ingin meredakan nyeri Terapi konservatif merupakan modalitas untuk pasien yang hanya ingin meredakan nyeri atau meredakan nyeri dengan kondisi fertil. Bagi pasien yang infertil, atau pasien yang tidak atau meredakan nyeri dengan kondisi fertil. Bagi pasien yang infertil, atau pasien yang tidak berespon dengan terapi konservatif, terapi bedah merupakan pilihan. Pembedahan terbagi berespon dengan terapi konservatif, terapi bedah merupakan pilihan. Pembedahan terbagi
atas terapi bedah definitif dan koservatif. atas terapi bedah definitif dan koservatif.4,5,6,74,5,6,7 1.
1. Terapi bedah definitif meliputi histerektomi total dengan salfingo-ooferektomi bilateral.Terapi bedah definitif meliputi histerektomi total dengan salfingo-ooferektomi bilateral. Set
Setelaelah h pempembedbedahaahan n defdefiniinitivtive e dildilakukakukan, an, paspasien ien dibdiberierikan kan terterapi api sulsulih ih horhormonmonee (( Hormone Replacement Theraphy Hormone Replacement Theraphy).).
2.
2. TerTerapi bedah konseapi bedah konservarvatitif f berbertujtujuan untuk mengeuan untuk mengembambaliklikan an posiposisi anatosi anatomi panggumi panggul l dandan mengangkat semua lesi endometriosis yang terlihat.
mengangkat semua lesi endometriosis yang terlihat.
KOMPLIKASI KOMPLIKASI
Bila implantasi terjadi di usus atau ureter dapat mengakibatkan obstruksi dan gangguan Bila implantasi terjadi di usus atau ureter dapat mengakibatkan obstruksi dan gangguan fungs
berak
berakibat troboembolibat troboembolisme dan isme dan efek hipoetrogeefek hipoetrogen n GnRH analog GnRH analog jangka panjang jangka panjang mengakmengakibatkaibatkann osteoporosis.
osteoporosis.1,71,7
PENCEGAHAN PENCEGAHAN
Me
Meigigs s berberpependandapapat t bahbahwa wa kekehahamimilalan n adadalalah ah cacara ra penpencecegagahan han papaliling ng babaik ik ununtutuk k endome
endometriotriosis. Gejala-gejsis. Gejala-gejala ala endomeendometriostriosis is memanmemang g berkurberkurang ang atau hilang atau hilang pada pada waktu danwaktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan hendaknya itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan supaya mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. diusahakan supaya mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Si
Sikap kap demdemikiikian an itu itu tidtidak ak hanyhanya a mermerupakupakan an proprofilfilaksaksis is yanyang g baibaik k terterhadhadap ap endendomeometritriosiosis,s, melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain itu jangan melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain itu jangan melak
melakukan pemeriksaukan pemeriksaan an yang kasar atau yang kasar atau melakumelakukan kerokan kan kerokan sewaksewaktu haid, tu haid, oleh karena hal oleh karena hal ituitu dapat menyebabkan mengalirnya darah haid dari uterus ke tuba dan ke rongga panggul.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Pernoll ML, 10Pernoll ML, 10thth ed.ed. Benson & Pernoll’s Handbook of Obstetrics & Gynecology Benson & Pernoll’s Handbook of Obstetrics & Gynecology. USA:. USA: McGraw-Hill; 2001.p.755-66.
McGraw-Hill; 2001.p.755-66.
2.
2. EdEdmomondnds s DKDK, , 77thth ed.ed. De Dewhuwhurst’rst’s s TextTextboobook k of of ObsObstettetricrics s & & GynGynecoecologlogyy. . LonLondon:don: Blackwell; 2007.p.430-9.
Blackwell; 2007.p.430-9.
3.
3. Lewis V.Lewis V. Reproductive Endocrinology & Infertility Reproductive Endocrinology & Infertility. Texas: Landes; 2007.p.84-8.. Texas: Landes; 2007.p.84-8.
4.
4. Wiknjosastro H, edisi kedua.Wiknjosastro H, edisi kedua. Ilmu Kandungan Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP; 1999.p.314-27.. Jakarta: YBP-SP; 1999.p.314-27.
5.
5. FoFortrtner KB ner KB ededs, s, 33rdrd ed.ed. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and ObstetricsThe Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics.. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.chap.34.
Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.chap.34.
6.
6. DeCherney AH eds, 10DeCherney AH eds, 10thth ed.ed. Current Diagnostic & Treatment Obstetrics & GynecologyCurrent Diagnostic & Treatment Obstetrics & Gynecology.. USA: McGraw-Hill; 2007.chap.43.
USA: McGraw-Hill; 2007.chap.43.
7.
7. Hohenhaus MH. Endometriosis In: McGarry KA, Tong IL, 1Hohenhaus MH. Endometriosis In: McGarry KA, Tong IL, 1stst ed.ed. The 5 Minute Consult The 5 Minute Consult
cli
clinicnical al ComCompanipanion on to to WomWomen’s en’s HeaHealtlthh. . USUSA: A: LiLippppincincotott t WiWilllliaiams ms & & WiWilklkinins;s; 2007.chap.40.