• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menstruasi-Endometriosis (obgyn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menstruasi-Endometriosis (obgyn)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Ciri-ciri menstruasi awal yang terkait dengan diagnosis endometriosis

Ciri-ciri menstruasi awal yang terkait dengan diagnosis endometriosis

Susan A Treloar, Tanya A Be

Susan A Treloar, Tanya A Bell, Christina M Nagle, David M Purdie, Adele C ll, Christina M Nagle, David M Purdie, Adele C GreenGreen

ABSTRAK  ABSTRAK  Tujuan

Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara ciri-ciri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara ciri-ciri menstruasi awal, sebelum onset gejala, dan d

menstruasi awal, sebelum onset gejala, dan diagnosis endometriosis mendatang.iagnosis endometriosis mendatang.

Rancangan penelitian

Rancangan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian case-control yang. Penelitian ini merupakan penelitian case-control yang melibatkan 268 wanita Australia dengan endometriosis sedang-hingga-berat yang dikonfirmasi melibatkan 268 wanita Australia dengan endometriosis sedang-hingga-berat yang dikonfirmasi melalui pembedahan (kasus) dan 244 wanita tanpa endometriosis (kontrol). Ciri-ciri siklus melalui pembedahan (kasus) dan 244 wanita tanpa endometriosis (kontrol). Ciri-ciri siklus menstruasi dini, sebelum usia o

menstruasi dini, sebelum usia onset gejala, dianalisis.nset gejala, dianalisis.

Hasil

Hasil. Menarke setelah usia 14 tahun berkaitan secara erat dan berkebalikan dengan. Menarke setelah usia 14 tahun berkaitan secara erat dan berkebalikan dengan endometriosis (OR 0.3; CI 95%, 0.1-0.6). RIwayat dismenorhea berkaitan dengan endometriosis endometriosis (OR 0.3; CI 95%, 0.1-0.6). RIwayat dismenorhea berkaitan dengan endometriosis mendatang (OR 2.6; CI 95%, 1.1-6.2). Meskipun menunjukkan kecenderungan yang sugestif, mendatang (OR 2.6; CI 95%, 1.1-6.2). Meskipun menunjukkan kecenderungan yang sugestif,  periode siklus yang lebih pendek tidak berkaitan dengan endometriosis. Durasi menstruasi alami  periode siklus yang lebih pendek tidak berkaitan dengan endometriosis. Durasi menstruasi alami dan banyaknya aliran darah tidak berkaitan dengan risiko endometriosis mendatang; penggunaan dan banyaknya aliran darah tidak berkaitan dengan risiko endometriosis mendatang; penggunaan   berbagai jenis pembalut dan riwayat hubungan seksual selama menstruasi juga tidak berkaitan   berbagai jenis pembalut dan riwayat hubungan seksual selama menstruasi juga tidak berkaitan

dengan risiko endo

dengan risiko endometriosis.metriosis.

Kesimpulan

Kesimpulan. Terdapat penurunan risiko endometriosis seiring dengan pertambahan usia. Terdapat penurunan risiko endometriosis seiring dengan pertambahan usia saat menarke dan peningkatan

saat menarke dan peningkatan risiko pada wanita yang melaporkan rrisiko pada wanita yang melaporkan r iwayat dismenorhea dini.iwayat dismenorhea dini.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Endometriosis merupakan kelainan ginekologis benigna yang lazim ditemui, yang Endometriosis merupakan kelainan ginekologis benigna yang lazim ditemui, yang didefinisikan sebagai jaringan endometrium yang tumbuh di luar lokasi normalnya di uterus. didefinisikan sebagai jaringan endometrium yang tumbuh di luar lokasi normalnya di uterus. Endometriosis pelvis merupakan bentuk yang paling umum dari penyakit ini, dan terutama Endometriosis pelvis merupakan bentuk yang paling umum dari penyakit ini, dan terutama mengenai para wanita selama masa reproduktif mereka. Prevalens endometriosis diduga mengenai para wanita selama masa reproduktif mereka. Prevalens endometriosis diduga mendekati 10-15% dalam populasi wanita secara keseluruhan, dan mencapai hingga 35-50% mendekati 10-15% dalam populasi wanita secara keseluruhan, dan mencapai hingga 35-50%  pada para wanita

 pada para wanita yang mengalami nyeri pelvis, infertilitas, atau keduanya.yang mengalami nyeri pelvis, infertilitas, atau keduanya.

Patogenesis endometriosis secara umum dijelaskan menggunakan teori Sampson, yang Patogenesis endometriosis secara umum dijelaskan menggunakan teori Sampson, yang mengajukan bahwa endometrium ektopik dan sel-sel sensitif-steroid mengalir balik melalui tuba mengajukan bahwa endometrium ektopik dan sel-sel sensitif-steroid mengalir balik melalui tuba fallopii menuju rongga peritoneal selama menstruasi. Popularitas teori ini mempengaruhi fallopii menuju rongga peritoneal selama menstruasi. Popularitas teori ini mempengaruhi sebagian besar riset epidemiologis mengenai endometriosis sehingga riset berfokus pada ciri-ciri sebagian besar riset epidemiologis mengenai endometriosis sehingga riset berfokus pada ciri-ciri

(2)

siklus menstruasi. Secara khusus, peningkatan paparan terhadap menstruasi dalam hal siklus yang pendek, durasi aliran darah yang lama, dan paritas yang rendah telah sering diidentifikasi sebagai faktor-faktor risiko yang mungkin. Meskipun demikian, temuan epidemiologis didapati tidak konsisten, dengan perkiraan efek yang amat bervariasi. Terlebih lagi, telah dipostulasikan   bahwa banyak faktor menstrual yang dianggap sebagai faktor risiko untuk endometriosis

merupakan konsekuensi dari endometriosis itu snediri, karena penyakit ini sering dicirikan oleh gejala-gejala dismenorhea berat, dispareunia, meno rhagia, dan menstruasi tidak teratur.

Kekurangan utama dalam penelitian-penelitian mengenai endometriosis yang telah mengevaluasi paparan-paparan yang berpotensi bersifat kausatif yang berubah sejalan waktu, seperti lama siklus menstruasi, adalah bahwa hanya ciri-ciri menstrual terkini yang diselidiki dan ciri-ciri menstrual saat remaja atau dewasa muda yang mendahului endometriosis tidak diselidiki. Maka peran potensial ciri-ciri siklus menstruasi dalam perkembangan aktual endometriosis masihlah dipertanyakan. Tujuan penelitian kami adalah untuk lebih lanjut menyelidiki peran riwayat menstruasi dan gejala atipik dalam perkembangan endometriosis, dengan penekanan khusus pada mula waktu paparan yang berpotensi bersifat kausal. Kami berhipotesis bahwa wanita dengan endometriosis lebih mungkin untuk berusia muda saat menarke, memiliki siklus menstruasi yang lebih singkat, dan aliran darah saat menstruasi yang lebih banyak dibanding wanita tanpa endometriosis. Kami juga berhipotesis bahwa riwayat terdahulu menstruasi dengan durasi lebih panjang, penggunaan tampon, dan hubungan seksual selama menstruasi merupakan faktor-faktor risiko bagi endometriosis.

Pengumpulan data yang rinci memungkinkan analisis data paparan awal, sebelum onset gejala dan bukan sebelum diagnosis, karena magnitudo keterlambatan rata-rata antara onset gejala dan diagnosis endometriosis adalah sekitar 5-7 tahun.

MATERI DAN METODE Populasi dan sampel penelitian

Penelitian case-control Australia ini melibatkan para wanita berusia 18-55 tahun dengan endometriosis yang dikonfirmasi melalui pembedahan; rincian lengkap mengenai rancangan   penelitian dan perekrutan partisipan telah dilaporkan dalam tulisan terdahulu. Kasus pada

mulanya direkrut terutama melalui kampanye media di tahun 1996-2002 untuk penelitian genetis mengenai endometriosis. Meskipun tujuan utama penelitian genetis tersebut adalah untuk 

(3)

merekrut pasangan saudari untuk penelitian linkage, paparan media yang ekstensif pada  penelitian ini menyebabkan perekrutan sekitar 970 wanita yang didiagnosis melalui pembedahan yang tidak memiliki saudari yang terkena endometriosis. Dari kelompok wanita ini kami mengidentifikasi para wanita dengan penyakit sedang/berat (stadium rAFS III/IV) dan tanpa keluarga tingkat-pertama dengan diagnosis endometriosis, dan para wanita ini merupakan sumber bagi kasus dalam penelitian kali ini. Sejumlah 310 kasus potensial dipilih secara acak  dan diundang untuk berpartisipasi. Dari mereka, 2 ditemukan tidak memenuhi syarat inklusi, karena tinggal di luar negeri pada waktu kontak dilakukan, dan 7 wanita lain tidak dapat dihubungi. Dari 301 kasus yang tersisa, 268 setuju untuk berpartisipasi (89%).

Para partisipan kontrol potensial merupakan pasangan kembar wanita sama-jenis-kelamin yang disertakan dalam Australian Twin Registry. Mereka melaporkan tidak pernah didiagnosis menderita endometriosis dalam penelitian-penelitian kembar terdahulu. Kontrol dipilih secara acak dari para wanita yang sesuai usia (kelompok usia 5 tahun) dan sesuai lokasi geografis (urban/rural) dengan kelompok kasus. Secara keseluruhan, 511 wanita dihubungi. Dari mereka, 40 didapati tidak memenuhi syarat inklusi, karena bertempat tinggal di luar negeri (n = 11) atau   baru didiagnosis dengan endometriosis (n = 29), dan 39 lain tidak dapat dihubungi. Dari 432

wanita yang memenuhi syarat, 244 (57%) setuju untuk berpartisipasi dan mengembalikan kuesioner.

Pengumpulan data dan paparan

Informasi dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri, yang menyertakan  pertanyaan mengenai faktor demografis, hormonal; dan reproduktif; ciri-ciri fisik; dan kebiasaan gaya hidup. Untuk menentukan pengaruh mula waktu paparan yang relevan, data dikumpulkan dalam kelompok usia yang ditentukan: sebelum usia 10 tahun, saat usia 10-19 tahun, 20-29 tahun, 30-39 tahun, dan 40+ tahun. Ciri-ciri siklus menstruasi awal yang diselidiki adalah usia saat menarke, lama siklus, banyaknya aliran darah, durasi menstruasi alami (sementara tidak  menggunakan kontrasepsi oral), dan nyeri pelvis terkait menstruasi. Selain itu, kami mengumpulkan informasi mengenai jenis, frekuensi, dan waktu pemakaian pembalut, dan juga informasi mengenai hubungan seksual selama menstruasi. Data bagi beberapa ciri siklus menstruasi tidak lengkap, karena sebagian wanita tidak dapat mengingat rincian siklus menstruasi mereka di tahun-tahun awal. Selain itu, terdapat kesulitan untuk membedakan ciri-ciri

(4)

menstruasi dari gejala-gejala penyakit bagi sebagian wanita, karena gejala endometriosis mulai timbul pada usia 10-19 tahun yang merupakan kisaran usia tipikal bagi onset menstruasi. Para wanita yang mencantumkan ciri-ciri menstruasi dan onset gejala dalam kisaran usia 10-19 tahun dieksklusikan dari analisis ini.

Persetujuan etik untuk penelitian ini diperoleh dari Queensland Institute of Medical Research (QIMR) Human Research Ethics Committee, dan University of Queensland¶s Medical Research Ethics Committee.

Analisis statistik 

nconditional logistic regression digunakan untuk menghitung OR dengan CI 95%

untuk hubungan antara ciri-ciri menstruasi dan risiko endometriosis. Analisis paparan sebelum onset gejala dilakukan menggunakan usia yang dilaporkan saat onset endometriosis sebagai nilai ambang. Untuk kontrol, usia yang dilaporkan saat onset endometriosis pasangan kasus mereka digunakan sebagai nilai ambang. Model logistik multivariabel digunakan untuk penyesuaian faktor-faktor pengganggu potensial, termasuk negara bagian tempat tinggal; usia saat menarke; ukuran tubuh (saat 10 tahun dan 16 tahun); dan ciri-ciri siklus menstruasi, seperti lama siklus, keteraturan, dan banyaknya aliran. Demi konsistensi dalam analisis multivariat, periode paparan yang sama digunakan untuk paparan yang ingin diselidiki dan variabel-variabel pengganggu yang disertakan dalam model (contoh, OR yang dihitung untuk suatu paparan yang berkaitan dengan waktu sebelum onset gejala disesuaikan untuk variabel-variabel pengganggu yang juga   berkaitan dengan periode sebelum onset gejala). Penghitungan kekuadan didsarkan pada

rancangan case-control 1:1 dan alfa berekor ganda sebesar 0.05, dengan memperhitungkan 268 kasus yang kami libatkan, mengindikasikan kekuatan 93% untuk mendeteksi OR sebesar 1.75, untuk prevalens paparan sebesar 20% dalam kelompok kontrol. SPSS versi 12 digunakan untuk  semua analisis data.

HASIL

Dua ratus enam puluh delapan wanita dengan endometriosis sedang-hingga-berat dan 244 kontrol dilibatkan dalam penelitian ini. Kasus cenderung lebih banyak tinggal di negara bagian Queensland, di mana penelitian ini berpusat, sementara kontrol terutama tinggal di Victoria, di mana Australian Twin Registry berpusat, dan di sekitar Tasmania (p < 0.001) (tabel 1). Sebagian

(5)

  besar kasus merupakan keturunan Asia, Afrika, dan Eropa Selatan serta Timur (p = 0.04), dan kasus cenderung tidak menjalani pendidikan selama 15 tahun atau lebih (p = 0.002) dibanding kontrol. Kasus tidak berbeda dari kontrol sehubungan status pernikahan, agama, kebiasaan merokok, atau konsumsi alkohol (tabel 1).

Tabel 2 menunjukkan hubungan antara ciri-ciri siklus menstruasi dan endometriosis. Rata-rata usia saat menarke untuk kasus adalah 12.6 tahun (SD ± 1.4 tahun) dibanding dengan 13.0 tahun (SD ± 1.4 tahun) untuk kontrol (p = 0.003). Para wanita yang melaporkan berusia 14 tahun atau lebih saat menarke adalah kurang mungkin untuk mengalami endometriosis dibanding wanita dengan menarke lebih dini (OR 0.3; CI 95%, 0.1-0.6). Penyesuaian untuk ukuran tubuh  pada usia 10 tahun tidak menimbulkan perbedaan perkiraan efek. Terdapat kecenderungan positif 

antara lama siklus menstruasi alami yang lebih singkat dan risiko endometriosis (p = 0.008); meskipun demikian, hal ini tidak didapati signifikan, mungkin karena jumlah sampel yang sedikit dengan kondisi ini. Tidak terdapat hubungan antara endometriosis dan durasi menstruasi alami.

Para wanita yang melaporkan mengalami dismenorhea adalah lebih mungkin untuk  mengalami endometriosis dibanding wanita yang melaporkan tidak pernah atau jarang mengalami menstruasi selama menstruasi (OR 2.6; CI 95%, 1.1-6.2) (tabel 3). Terdapat pula kecenderungan yang signifikan akan peningkatan risiko endometriosis dengan peningkatan frekuensi nyeri terkait menstruasi yang dilaporkan (p = 0.03). Kami tidak menemukan hubungan antara endometriosis dan nyeri pelvis yang terjadi selama ovulasi. Aliran menstrual yang banyak  (dibanding rata-rata) tidak berkaitan dengan endometriosis (p = 0.4).

Kami tidak menemukan hubungan antara endometriosis dan penggunaan berbagai jenis   pembalut (pembalut luar, tampon, atau keduanya), tidak pula didapati hubungan dengan   penggunaan tampon saat malam hari (tabel 4). Hubungan seksual selama menstruasi tidak   berkaitan dengan endometriosis.

PEMBAHASAN

Kami menawarkan pandangan baru mengenai peran etiologis ciri-ciri menstrual dalam   perkembangan endometriosis dari penelitian case-control Australia ini. Temuan yang baru dan

menarik dari penelitian ini adalah bahwa dismenorhea dini (saat usia onset presimptomatik)   berkaitan dengan perkembangan endometriosis mendatang. Kami juga menemukan penurunan

(6)

risiko endometriosis yang signifikan sehubungan dengan usia yang lebih tua ( 14 tahun) saat menarke.Mungkin terdapat signifikansi klinis yang terbatas dari penurunan risiko terkait usia yang lebih tua saat menarke. Mungkin menarke yang terjadi setelah usia 14 tahun dapat membantu mengarahkan strategi diagnostik dan terapetik jika gejala-gejala lain menunjukkan endometriosis sebagai diagnosis yang mungkin. Faktor-faktor risiko menstrual lain yang masuk  akal untuk endometriosis, seperti durasi dan banyaknya aliran darah, jenis dan frekuensi   pembalut yang digunakan, dan hubungan seksual selama menstruasi, tidak berkaitan dengan  perkembangan endometriosis.

Sebagian besar penelitian hingga saat ini telah melaporkan bahwa menarke dini (< 11 tahun) meningkatkan risiko endometriosis. Meskipun begitu, sebagian besar hasil ini didasarkan   pada sampel berukuran kecil, dan kecenderungan linear yang signifikan tidak selalu didapati.

Menarik untuk diketahui, dalam analisis terkini yang melibatkan 1721 wanita tanpa riwayat infertilitas terdahulu yang berpartisipasi dalam Nurses¶ Health Study, Missmer et al menemukan hubungan linear antara usia saat menarke dan tingkat kejadian endometriosis yang dikonfirmasi melalui laparoskopi (p untuk uji kecenderungan 0.001).

Walaupun hasil kami menunjukkan kecenderungan peningkatan risiko endometriosis yang signifikan dengan riwayat terdahulu siklus menstruasi yang lebih singkat, tidak ada hasil dalam kategori panjang siklus tidak yang didapati signifikan, sehingga kecenderungan yang tampak ini mungkin saja hanya suatu kebetulan. Penelitian-penelitian terdahulu telah mendapati   bahwa siklus yang lebih singkat berkaitan dengan peningkatan risiko endometriosis, namun   penelitian-penelitian tersebut tidak secara spesifik menyelidiki hubungan ini sebelum onset gejala. Kami tidak menemukan hubungan antara aliran menstruasi yang banyak dan risiko endometriosis, meskipun aliran yang banyak telah dituduh berkaitan dengan endometriosis dalam penelitian-penelitian lain. Menurut pengetahuan kami, hubungan antara aliran yang  banyak dan endometriosis belum diselidiki dalam penelitian terdahulu ketika dibatasi pada usia sebelum onset gejala. Hal ini dapat menunjukkan bahwa aliran yang banyak terjadi sebagai  bagian perjalanan penyakit endo metriosis.

  Nyeri pelvis sering digunakan sebagai alat diagnostik bagi endometriosis, dengan dismenorhea sebagai gejala yang paling umum dilaporkan. Meskipun secara luas nyeri selama menstruasi dipercaya sebagai konsekuensi dari endometriosis, nyeri telah diajukan terjadi sebagai indikasi abnormalitas pelvis yang dapat menimbulkan predisposisi bagi wanita untuk 

(7)

mengalami endometriosis melalui menstruasi retrograde. Beberapa penelitian dalam fisiologi dismenorhea menunjukkan hubngan antara kekuatan kontraksi uterus dan derajat nyeri. Maka,   jika dismenorhea yang lebih berat berkaitan dengan peningkatan kontraktilitas dan ekspulsi   jaringan endometrium ke dalam rongga peritoneal, kram berat dapat mengindikasikan   predisposisi bagi endometriosis. Data kami memang mengindikasikan bahwa dismenorhea   berkaitan dengan peningkatan risiko 2.5 kali untuk endometriosis mendatang; meskipun demikian, masih terdapat kemungkinan bahwa nyeri merupakan gejala awal bagi endometriosis namun wanita belum mengidentifikasi nyeri tersebut sebagai gejala endometriosis. Secara keseluruhan, temuan-temuan ini mendukung teori Sampson mengenai menstruasi retrograde, di mana wanita yang memiliki ciri-ciri menstruasi yang memberikan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kontaminasi rongga peritoneal oleh debris menstruasi mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita endometriosis.

Dua teori utama yang menghubungkan penggunaan tampon dengan endometriosis adalah   bahwa tampon menghambat aliran menstruasi, sehingga meningkatkan jumlah menstruasi

retrograde, atau bahwa tampon mengandung dioksin yang berbahaya, meskipun hipotesis kedua   baru-baru ini telah dibuktikan salah. Penggunaan tampon tidak berkaitan dengan peningkatan

risiko dalam data kami, temuan ini mendukung laporan-laporan terdahulu yang menunjukkan ketiadaan hubungan antara penggunaan tampon selama hidup dan risiko endometriosis. Menarik  untuk diketahui, setelah kami melakukan penyesuaian untuk faktor-faktor menstrual, hubungan kasar dengan penggunaan tampon dan risiko menjadi tidak ada, yang menunjukkan bahwa jenis   pembalut yang digunakan mungkin merupakan indikasi dari jenis riwayat menstruasi yang

dialami wanita. Hubungan seksual selama menstruasi juga telah dipostulasikan dapat menyebabkan jaringan endometrium mengalir masuk ke rongga peritoneal; meskipun demikian kami tidak menemukan bukti akan peningkatan risiko.

Kekuatan penelitian kami adalah ukurannya yang besar dan pengumpulan data yang unik  yang berfokus pada paparan yang terjadi sebelum onset gejala. Seperti dengan semua penelitian mengenai endometriosis, pilihan kelompok kontrol mungkin mempengaruhi nilai dari temuan   penelitian. Kelompok kontrol kami terdiri dari kembar sama-jenis-kelamin yang berpartisipasi

dalam riset Australian Twin Registry. Kembar sebelumnya telah ditunjukkan sebanding dengan singleton dan populasi umum sehubungan usia saat menarke, tingkat pendidikan, kesuburan, gejala menstrual, usia saat menopause, dan endometriosis. Keterbatasan potensial penelitian

(8)

kami adalah tingkat partisipasi yang relatif rendah pada kontrol (56%). Untuk menyelidiki efek    potensial hal ini, kami membandingkan distribusi variabel-variabel kunci dalam kelompok 

kontrol yang berpartisipasi dengan data dari kontrol yang tidak berpartisipasi. Kami menemukan   bahwa distribusi paparan-paparan kunci (usia, negara bagian tempat tinggal, pendidikan, usia

saat menarke, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol) pada kontrol yang berpartisipasi tidaklah berbeda secara signifikan dari paparan-paparan kunci kontrol yang tidak berpartisipasi. Walaupun kontrol kami adalah wanita yang melaporkan tidak memiliki riwayat endometriosis terdahulu, terdapat kemungkinan bahwa wanita dengan penyakit tidak terdiagnosis, mungkin tidak mengalami nyeri, disertakan dalam kelompok kontrol kami. Definisi kasus kami adalah endometriosis sedang-hingga-berat yang didiagnosis melalui pembedahan, dengan atau tanpa nyeri atau gejala endometriosis lain. Maka, definisi kontrol kami adalah ketiadaan diagnosis endometriosis, tanpa tergantung gejala-gejala yang mungkin timbul. Karena prevalensi endometriosis yang lebih berat dalam komunitas adalah kurang dari 2%, diperkirakan maksimum 5 wanita dengan penyakit tidak terdiagnosis (dengan derajat lebih berat) secara tidak sengaja disertakan dalam kelompok kontrol kami. Angka ini amat tidak mungkin mempengaruhi hasil yang kami dapat. Terdapat kemungkinan bahwa sejumlah kontrol (yaitu mereka yang melaporkan nyeri pelvis berat atau yang tidak memiliki riwayat gejala menstrual terdahulu) juga menderita endometriosis minimal-hingga-ringan yang tidak terdiagnosis, namun definisi   penyakit kami mengeksklusikan para wanita ini. Inklusi mereka sebagai kontrol mungkin

mengurangi kekuatan hubungan yang dilaporkan dan bukan meningkatkan hubungan tersebut. Bias ingatan juga mungkin terjadi. Para wanita ditanyai mengenai gejala menstruasi   bertahun-tahun setelah mereka mengalami menstruasi pertama. Meskipun kami mencoba

membatasi bias ingatan menggunakan kuesioner yang amat terstruktur, terdapat potensi paparan diingat secara salah, sehingga menimbulkan angka yang terlalu besar untuk faktor-faktor tersebut. Usia saat onset gejala endometriosis dilaporkan sendiri oleh kasus dan akan bergantung pada   jenis dan keparahan gejala yang dialami. Sebagai contoh, wanita yang didiagnosis menderita

endometriosis karena infertilitas mungkin mengingat dan melaporkan o nset gejala secara berbeda dari wanita yang mengalami nyeri pelvis berat. Maka, bahkan dengan pendekatan periode waktu yang kami gunakan dalam penelitian ini, onset penyakit sesungguhnya tidaklah diketahui, dan kami mengakui kemungkinan sebagian kasus untuk mengalami endometriosis sebelum onset gejala. Akhirnya, derajat penanggulangan faktor-faktor pengganggu tidaklah diketahui, namun

(9)

segala upaya telah dilakukan untuk mengukur dan menyesuaikan semua faktor yang diduga  berkontribusi dalam perkembangan endo metriosis.

Secara singkat, penelitian ini telah menunjukkan bahwa usia yang lebih tua saat menarke   berhubungan terbalik dengan endometriosis mendatang, dan dismenorhea dini berhubungan   positif dengan endometriosis. Analisis periode waktu mengindikasikan bahwa ciri-ciri ini ditampilkan oleh kasus sebelum onset gejala endometriosis mereka. Meskipun di masa lampau dianggap sebagai gejala endometriosis, dismenorhea mungkin merupakan prekursor dari endometriosis, dan siklus yang lebih singkat mungkin menunjukkan risiko yang lebih tinggi. Ciri-ciri menstruasi lain bukan merupakan faktor risiko namun mungkin merupakan gejala endometriosis. Ciri-ciri lain ini sekurang-kurangnya dapat digunakan untuk mempercepat diagnosis dan terapi.

Referensi

Dokumen terkait

judul proposal skripsi ini adalah ” Pengaruh Pembangunan Infrastruktur (Perbaikan Jalan) Jalan Raya Pasar Pringsewu Terhadap Ekonomi Masyarakat Sekitar Dalam

Pajak pada tanggal 28 Oktober 2013 karena penggunaan Nomor Seri faktur yang.. tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka Faktur

Kandungan kontaminan tersebut dipengaruhi oleh jenis rumah sakit, jumlah tempat tidur, jumlah pasien rawat inap dan jalan, jenis pelayanan dan iklim suatu negara sehingga

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk upaya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola

Temuan yang diperoleh dari hasil penelitian tentang pengaruh filsafat Langga pada arsitektur Gorontalo telah diperoleh benang merah penghubung antara ilmu filsafat dengan

Alasan digunakannya sistem ABC untuk studi kasus pada perhotelan adalah karena dengan menggunakan sistem ABC dapat membantu usaha-usaha perbaikan yang dilakukan

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Penelitian terhadap Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010)” yang

Tindakan tersebut sebagai tindaklanjut Putusan Kasasi Mahkama Agung Nomor 570K/TUN/PILKADA/2016 yang secara eksplisit diperintahkan dalam Pasal 154 ayat (11) dan (12)