TUGAS AKHIR
HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KOTA MEDAN
OLEH :
RINI ELISABET PANJAITAN 112103075
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
NIM : 112103075
PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN
JUDUL TUGAS AKHIR : HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN
Tanggal : ……….. Maret 2015 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KESEKRETARIATAN
(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM)
NIP: 19741012 200003 2 003
Tanggal : ……… Maret 2015 DEKAN
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak)
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : RINI ELISABET PANJAITAN
NIM : 112103075
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN
JUDUL : HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN
Medan, Maret 2015
Menyetujui
Pembimbing
(Yasmin Chairunisa, SP, MBA)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan berkat dan kasih kepada penulis sehingga penulisdapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini. Terpujilag Dia sekarang sampai selama-lamanya.
Tugas Akhir ini berjudul “Hubungan Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan”, ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian dari persyaratan akademik guna menyelesaikan program studi
pendidikan Diploma III Kesekretariatan pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari tanpa adanya doa,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof Prof. Dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H.,M.Sc. (C.T.M), Sp.A.(K)
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2.
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program Studi
Diploma III Kesekretariatan yang telah memberikan bimbingan dan nasihat yang
4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Kesekretariatan.
5. Ibu Yasmine Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku dosen Pembimbing Akademik
yang selalu membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan selama
penulis menjadi mahasiswa hingga selesainya Tugas Akhir ini.
7. Bapak Sugeng selaku Kepala Tata Usaha pada Kantor Badan Pertanahan Kota
Medan beserta seluruh pegawai yang telah bersedia memberikan tempat Praktek
Kerja Lapangan, sehingga menambah pengetahuan dalam menyusun Tugas Akhir
ini
8. Teristimewa kepada kedua Orang Tua tercinta : Ayahanda N. Panjaitan dan
Ibunda R. Tambunan yang senantiasa sabar dan bijaksana untuk memberikan
motivasi serta dorongan terlebih materi agar penulis dapat menyelesaikan
pendidikan di Perguruan Tinggi.
9. Kepada abang dan kakak ipar penulis David, Denny dan Yenny, dan terlebih buat
abang tersayang Deddy Panjaitan dan kakak-kakak penulis tersayang Friska
Panjaitan dan Lia Panjaitan, yang selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10. Kepada Bang Don yang selalu memberikan dorongan, semangat dan motivasi
11. Buat sahabat-sahabat penulis Saurma dan Endah yang telah banyak membantu
dan memberikan dorongan, semangat, dan motivasi yang memacu penulis untuk
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga Tugas Akhir
ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan khususnya Program Studi
Kesekretariatan.
Medan, Maret 2015
Penulis,
RINI ELISABET PANJAITAN
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……….. i
Daftar Tabel ………... vii
Daftar Gambar ……….. viii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ………. 4
C. Tujuan Penelitian ……….. 5
D. Manfaat Penelitian ……… 5
E. Jadwal Kegiatan Penulis ………... 5
F. Sistematika Penulisan ……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 8
A. Sejarah Badan Pertanahan Nasional ………. 8
B. Struktur Organisasi ………... 13
C. Job Description Kantor Badan Pertanahan Nasional ………... 15
BAB III PEMBAHASAN ……… 24
A. Kompensasi ……… 24
1. Pengertian Kompensasi ……… 24
3. Tujuan Kompensasi ……… 26
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi ………... 27
5. Asas Kompensasi ……… 29
B. Kinerja ………... 29
1. Pengertian Kinerja ………... 29
2. Indikator Kinerja ………. 30
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ……… 31
4. Tujuan dan Sasaran Kinerja ……… 32
5. Penilaian Kinerja ………. 33
C. Hubungan Kompensasi dan Kinerja ………... 34
D. Hubungan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan ……….. 35
1. Metode Penelitian ………... 35
2. Populasi dan Sampel ……….. 35
3. Metode Pengumpulan Data ……… 35
4. Metode Pengolahan Data ………... 36
5. Karakteristik Responden ……… 37
6. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ………. 40
1. Kompensasi ……….…….. 40
2. Kinerja Karyawan ………. 42
8. Pembahasan ……… 46
BAB IV KESIMPULAN ……… 50
A. Kesimpulan ……… 50
B. Saran ………..… 50
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1.1 Jadwal Kegiatan Peneliti ……… 6
3.1 Skor Pernyataan ………. 35
3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….…….. 36
3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….….… 37
3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ………..…. 37
3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………... 38
3.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kompensasi ………..…. 39
3.7 Kategori Kompensasi yang diberikan Perusahaan ………. 41
3.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan ……….. 41
3.9 Kategori Kinerja yang diberikan Perusahaan ………...…….………. 43
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1 Logo Badan Pertanahan Nasional Kota Medan ……… 11
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam satu
organisasi karena kelangsungan hidup dari suatu organisasi di tentukan oleh faktor
manusia yang ada di dalamnya. Sehingga tidak ada satupun perusahaan yang tidak
melibatkan manusia dalam merealisasi tujuannya. Sumber daya manusia sebagai
penggerak organisasi banyak di pengaruhi oleh perilaku para pesertanya atau
partisipannya. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta dengan
sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang
handal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Dengan kata
lain, kinerja karyawan merupakan faktor yang utama dalam pencapaian tujuan
organisasi atau perusahaan.
Menurut Prawirosentono dalam Sutrisno (2011:170) kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral maupun etika. Berarti adanya sesuatu kesediaaan
seseorang atau kelompok orang untuk melakukan kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2007) kinerja dipengaruhi oleh
tiga faktor, yaitu:
1) Faktor individual yang terdiri dari: kemampuan dan keahlian, latar
belakang, demografi
2) Faktor psikologis yang terdiri dari: persepsi, attitude, personality,
pembelajaran, motivasi
3) Faktor organisasi yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur, job design
Setiap faktor-faktor diatas memiliki pengaruh yang besar dalam organisasi yang
diharapkan mampu mencapai tujuan organisasi tersebut.
Pencapaian hasil kinerja yang maksimal dari seorang karyawan juga dapat
dilihat dari berbagai faktor diantaranya tingkat kepuasannya dalam bekerja serta
penghargaan yang didapatkan yaitu berupa kenaikkan gaji, kompensasi, bonus,
insentif, promosi jabatan dan lain sebagainya. Seperti yang diutarakan Siagian
dalam Septianto, (2010:2) bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu: kompensasi, gaji, lingkungan kerja, komunikasi dan faktor-faktor
lainnya. Salah satu dari faktor tersebut adalah kompensasi yaitu imbalan
(pengganti tenaga dan pikiran dari para karyawan yang diberikan oleh organisasi
tersebut) berupa uang dan fasilitas-fasilitas lainnya, yang dapat digunakan oleh
para karyawan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002:181) menyatakan bahwa Kompensasi
adalah “ imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para
dan pikiran demi kemajuan perusahaaan guna mencapai tujuan yang telah
dicapai.”
Kompensasi juga merupakan penghargaan yang diberikan karyawan baik
langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non finansial yang adil
kepada karyawan atas kinerja mereka dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga
pemberian kompensasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan manapun guna
meningkatkan kinerja karyawannya. Adapun bentuk kompensasi finansial adalah
gaji, tunjangan, bonus (insentif),dan komisi. Sedangkan untuk kompensasi
non-finansial diantaranya pelatihan, wewenang dan tanggung jawab, penghargaan atas
kinerja serta lingkungan kerja yang mendukung. Jadi untuk mendapatkan
kompensasi yang sesuai dengan kinerja karyawan maka dibutuhkan pula
karyawan–karyawan yang memiliki potensi yang baik guna tercapainya tujuan
bersama.
Sistem kompensasi yang baik yaitu sistem kompensasi yang
mempertimbangkan kelayakan kompensasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan
hidup para karyawan. Pemberian penghargaan yang tinggi terhadap prestasi kerja
diyakini mampu memacu produktivitas kerja para karyawan, demikian juga
sebalikny. Hal ini disebabkan oleh keinginan yang timbul secara alami di dalam
diri karyawan itu sebagai manusia yaitu keinginan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Salah satu Organisasi Pemerintahan di Indonesia yaitu Badan Pertanahan
Kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan
dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 63 Tahun 2013). Badan
Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Badan Pertanahan Nasional terdiri dari beberapa
bagian atau seksi yang sudah disediakan tenaga kerja atau pegawai yang bekerja
langsung di bagian masing-masing sesuai dengan jabatan dan penempatan kerja
yang sudah ditetapkan.
Dalam memberikan pelayanan para karyawan kurang bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugasnya. Kedisiplinan waktu salah satunya, banyak
karyawan yang terlambat, sehingga masyarakat lama untuk mendapatkan
pelayanan dari para karyawan. Ada beberapa masyarakat yang marah kepada
karyawan karena tidak mendapatkan pelayanan yang puas.
B. Rumusan Masalah
Kinerja karyawan merupakan sebuah konsep yang sangat penting karena
menyangkut kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Syarat utama apabila sebuah
perusahaan ingin berkembang dengan pesat, perusahaan itu harus memiliki
sumber daya manusia yang mampu menampilkan kinerja yang baik.
Selanjutnya, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana hubungan kompensasi terhadap kinerja pegawai pada Badan
C. Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
kompensasi terhadap kinerja karyawan pada badan pertanahan nasional (BPN)
kota medan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang
telah diperoleh selama di bangku kuliah dalam dunia kerja yang sebenarnya.
2. Bagi Organisasi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga
bagi Badan Pertanahan Nasional Kota Medan terutama dalam hal pengelolaan
Manajemen Sumber Daya Manusia dan segala kebijakan yang berkaitan langsung
dengan aspek-aspek Sumber Daya Manusia secara lebih baik.
E. Jadwal Kegiatan Penulis
Dalam Penulisan Tugas Akhir ini, dibuat jadwal penulis yang diperlukan
untuk bisa mengatur waktu dengan baik, supaya penulisan Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Jadwal kegiatan ini terdiri dari berbagai kegiatan.
Kegiatan dimulai dari pengajuan judul, pelaksanaan survey/ meminta data,
pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan dan pelaporan bimbingan untuk
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan
April Minggu Ke-
I II III
1. Penyusunan Draft Tugas Akhir
2. Pengumpulan Data
3. Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Sumber : Penulis (2014)
Pada tahap penyusunan draf Tugas Akhir , dimulai dari pencarian
buku-buku refrensi mengenai Sumber Daya Manusia. Kemudian pada tahap
pengumpulan data dilakukan penulis dengan Magang di Badan Pertanahan
Nasional Kota Medan. Magang dilaksanakan sejak tanggal 24 Februari- 11 April
2014. Setelah melakukan observasi, penulis memulai penulisan laporan yang akan
dikemas dalam bentuk Tugas Akhir. Dimana dalam penulisannya, Penulis akan
dibimbing oleh Dosen Pembimbing agar penulisan laporan sesuai dengan judul
dan materi pembahasan.
F. Sistematika Penulisan
Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini membahas landasan teori yang digunakan, penelitian
terdahulu, hubungan antar variabel, kerangka pemikiran dan
hipotesis.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini akan dibahas variabel penelitian beserta definisi
operasionalnya, penentuan sampel penelitian, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data dan metode analisis.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum obyek
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang
didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang
pada tahun 1964. Yang di Yogyakarta dengan jurusan Agraria, tetapi disemarang
dengan jurusan Pendaftaran Tanah. Pada tahun 1966, diterbitkan status Akademi
Agraria. Sampai akhirnya pada tahun 1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada
Akademi Agraria di Yogyakarta.
Kemudian pada tahun 1987, ketika program sarjana muda dihapuskan dan
diganti menjadi Pendidikan Diploma (D3), akhirnya semua jurusan di Akademi
ini ditiadakan lagi. Pada tahun 1989, pembina Akademi Agraria dialihkan dari
Departemen dalam negeri ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) sampai sekarang.
Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini disebut sebagai lembaga Pemerintah Non
Departemen tetapi dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin
oleh Kepala (sesuai dengan Perpres No 10 tahun 2006). Badan Pertanahan
Nasional (BPN) mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintah dibidang
pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.
Pada tahun 1993, nama Akademi Agraria pun diganti menjadi Akademi
Pada tahun yang sama Akademi Pertanahan Nasional jenjang pendidikannya
ditingkatkan menjadi D4, nama Akademi pun diubah menjadi Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional (STPN). Pada tahun 1996, dibuka program D1 Pengukuran
dan Pemetaan Kadastral di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) sampai
sekarang.
A1. Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Visi :
Badan Pertanahan Nasional sendiri mempunyai visi yaitu menjadi lembaga yang
mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan Republik Indonesia khususnya di Kabupaten Kota Medan kota Rantau
Prapat dan Sekitarnya.
Misi :
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan juga mempunyai misi, antara lain:
a) Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam berkaitan dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (P4).
b) Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan menggatasi
berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan
penatan perangkat hukum dan system pengolahan pertanah sehingga tidak
c) Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesi
dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang
terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan.
d) Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan
aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.
A2. Arti Logo Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Lambang Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah bentuk suatu kesatuan
gambar dan tulisan terdiri dari:
a.
Gambar 4 (empat) butir padi melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan. Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan
Pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran,
keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan.
b.
Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia.
Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang
berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam bumi yang
c.
Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 (tiga) Garis Lintang
dan 3 (tiga) Garis Bujur Memaknai atau melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD
45 yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5
tahun 1960.
d.
Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi memaknai atau melambangkan 11
(Sebelas) agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI. Bidang
pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada diluar
jangkauan wilayah kerja BPN RI.
Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya
dan teguh.
Warna Kuning Emas melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan
kemakmuran.
Warna Abu-abu melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Medan
Gambar 2.1 Logo Badan Pertanahan Nasional Kota Medan
A3. Tugas Pokok dan Fungsi BPN
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, BPN mmpunyai
tugas pokok, antara lain:
a) Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional
(BPN).
b) Meningkatkan pelaksanaan dan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara
menyeluruh.
c) Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah
d) Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik
pertanahan secara sistematis.
e) Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Adapun fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan sendiri, antara
lain:
a) Pengolahan data dan informasi dibidang pertanahan.
b) Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah serta pembatalan dan
tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c) Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan
dibidang pertanahan.
d) Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan melakukan pengawasan dan
pengendalian penguasaan pemilikan tanah.
e) Pembinaan fungsional dan pembinaan lembaga yang berkaitan dengan
bidang pertanahan dan melakukan latihan sumber daya manusia di bidang
pertanahan.
B. Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan.
Struktur organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi antara
orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin dijalankanoleh
seorang tertentu saja. Salah satu aspek pengorganisasian adalah penetapan
seksi sesuai dengan tugasnya. Struktur organisasi menunjukkan bagaimana
seksi-seksi di dalamnya dikoordinasikan bersama-sama disuatu jalur wewenang dan
tanggung jawab. Struktur organisasi adalah penggambaran secara grafik yang
menggambarkan struktur kerja dari suatu struktur organisasi. Struktur organisasi
hanya dapat mewujudkan hubungan wewenang yang formal saja dan tidak dapat
menggambarkan seberapa besar wewenang, tanggung jawab dan deskripsi
Adapun struktur organisasi yang ada di Kantor Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Kota Medan dapat dilihat pada Gambar 2.2
C. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Medan
Sumber : Kantor Pertanahan Nasional Kota Medan, (2014) KEPALA KANTOR POTENSI TANAH
C. Jos Description di Kantor Badan Pertanahan Nasional
Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur
organisasi Badan PertAnahan Nasionl (BPN) Kota Medan, sebagai berikut:
a. Kepala Kantor Badan Pertanahan Kota Medan
Kepala Kantor Badan pertanahan Nasional Kota Medan memiliki
tanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasuinal
Provinsi Sumatera Utara.
b. Sub Bagian Tata Usaha
Tugasnya: Memberikan pelayanan administrative kepada seluruh satuan
organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan,
penyusunan program dan peraturan perundang-undangan.
Fungsinya:
a. Pengolahan data dan informasi.
b. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan akuntabilitas
kinerja pemerintah.
c. Pelaksanaan urusan kepegawaian.
d. Pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan perasarana.
f. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program.
Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari:
1) Urusan Perencanaan dan Keuangan
Tugasnya: Menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran laporan
akuntanbilitas kerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran.
2) Urusan Umum Dan Kepegawaian
Tugasnya: Melakukan urusan kepegawaian dan Pengembangan sumberdaya
manusia pertanahan.
c. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan
Tugasnya: Mengkoordinasikan dan melaksanakan survey, pengukuran dan
pemetaan bidang tanah dan pengukuran batas wilayah, pemetaan tematik dan
survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.
Fungsinya:
a. Pelaksanana kegiatan teknis survey, pengukuran dan pemetaan sebidang tanah.
Pengukuran batas wilayah, dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor
berlisensi.
b. Pelaksanaan dan pengukuran batas wilayah/kawasan.
c. Pelasanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah.
d. Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan teknik dan
komputerisasi.
Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari:
1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan
Tugasnya: Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, pemetaan batas
bidang tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah, kerjasama
teknis, surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta
pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, dan daftar lainnya
dibidang pengukuran.
2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah
Tugasnya: Menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan, pengembangan
pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis
komputerisasi dan penbinaan pejabat penilai tanah.
d. Sub Bagian Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
Tugasnya: Menyiapkan abhan dan melakukan penetapan hak dalam rangka
pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan,
pendataan dan penertipan bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan
hah atas tanah serta pembinaan pejabat pembuat akte tanah (PPAT).
Fungsinya:
a. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah.
b. Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar-menukar, saran
dan pertimabangan serta ,melakukan kegiatan perijinan, saran dan
pertimbangan usulan penetapan hak pengolahan.
c. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan
d. Mengatministrasikan atas tanah yang dikuasai dan atau milik Negara, daerah
bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pertanahan.
e. Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.
f. Pelaksanaan pendaftaran hak dan koputerisasi pelayanan pertanahan.
g. Pelaksanana penegasan dan pengakuan hak.
h. Pelaksanaan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.
Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari:
1) Subseksi Penetapan Hak Tanah
Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan
mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, perpanjang
jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; penetapan
dan atau rekomendasi perpanjang jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan
pendaftaran hak tanah perorangan.
2) Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah
Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan
mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, dan hak
pengolahan bagi instansi pemerintahan, badan hukum pemerintahan,
perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijianan, peralihan hak atas
tanah; rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanh pemerintah.
3) Subseksi Pendaftaran Hak
Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah;pengakuan
dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah
komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah serta
daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.
4) Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan
hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan bimbingan PPAT serta sarana
daftar isian dibidang pendaftaran tanah.
d. Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah
Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah,
landreform, konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau
kecil perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.
Fungsinya:
a. Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan
tanah,neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota.
b. Pemelihara basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota.
c. Pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek landreform.
d. Penyediaan tanah untuk pembangunan.
e. Pengolahan sumbangan tanah untuk pembangunan.
f. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data landreform.
Seksi Pengaturan dan Penataan tanah terdiri dari:
1) Subseksi Penatagunaan tanah dan kawasan tertentu
Tugasnya: Menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan,
pelaksaanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan
penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan penertiban
penimbangan teknis, penangguhan tanah,penerbitan ijin perubahan penggunaan
penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuain penggunaan dan
pemanfaatan tanah serta melaksakan pengumpulan dan pengolahan dan
pemeliharaan data tekstual.
2) Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah
Tugasnya: Menyiapkan bahan usul penetapan/penegasan tanah menjadi
obyek landreform,penguasaan tanah obyek landreform, pemberian ijin peralihan
atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu, usulan penerbitan surat
keputusan restribusi tanah dan pengeluaran tanah dari landreform, monitoring dan
evaluasi restribusi tanah, ganti rugi, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban
administrasi landreform serta fasilitas bantuan keuangan/permodalan, teknis dan
pemasaran,usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan
permukiman kumuh,daerah bencana dan daerah bekas konflikserta permukiman
kembali penyediaan tanah dan pengelola sumbangan tanah untuk pembangaunan
teknik dan metode, promosi dan sosialisasi, pengorganisasian dan pembimbingan
masyarakat, kerja sama dan fasilitas, pengolahan basis data dan informasi
monitoring dan evaluasi serta koordinasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah.
e. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan
Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian
pertanahan, pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta
Fungsinya:
a. Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan
rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, program pertanahan dan
sector dalam pengolahan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan kritis.
b. Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan
kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumberproduktif.
c. Pemanfaatan tanah terlantar dan tanaha kritis untuk pembangunan.
d. Pengolahan basis data dan hak atas tanah, tanah Negara, tanah, terlantar, dan
tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.
e. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum
atas tanah terlantar.
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari:
1) Subseksi Pengendalian Pertanahan
Tugasnya: Menyiapkan pengolahan basis data, melakukan inventarisasi dan
identifikasi, penyusunan saran tindak dan langkah menanganan serta menyiapkan
bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan
hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan, evaluasi, harmonosasi
dan program pertanahan dan sector dalam pengolahan tanah Negara, penanganan
tanah terlantar dan tanah kritis.
2) Subseksi pemberdayaan Masyarakat
Tugasnya : Menyiapkan bahan inventarisasi, asistensi, fasilitas dalam rangka
penguatan penguasaan, dan pelaksanaan pembinaan partisipasi masyarakat,
melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga
keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama
pemberdayaan.
f. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara
Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan
sengketa, konflik dan perkara pertanahan
Fungsinya:
a. Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan.
b. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan serta
hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara, pelaksanaan
alternatif, penyelesaian melalui mediasi, fasilitas dan sebagainya usulan dan
rekomendasi pelaksanaan putusan lembaga peradilan serta usulan
rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang dan
badan hukum dengan tanah.
c. Pengkordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.
d. Pelaporan penganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara
pertanahan.
Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari:
1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan
Tugasnya: Menyiapkan pengkajian hukum,sosoal, budaya, ekonomi dan
polotik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi
dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian semgketa melalui mediasi,
fasilitas, koordinasi penanganan sengketa dan konflik.
2) Subseksi Perkara Pertanahan
Tugasnya: Menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara, koordinasi
penanganan perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian antar orang
dan badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.
PEMBAHASAN
A. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
Salah satu tugas manajemen sumber daya manusia atau manajemen
personalia adalah menetapkan kompensasi yang memenuhi persyaratan, adil
dan layak. Kompensasi merupakan dorongan utama bagi seseorang dalam
bekerja karena dapat berpengaruh terhadap kualitas kerja mereka. Perusahaan
dapat menetapkan kompensasi yang layak bagi karyawan agar dapat
meningkatkan kualitas kerja dan pada akhirnya tujuan atau sasaran perusahaan
dapat tercapai.
Menurut Arep dan Tanjung (2003:197), menyatakan bahwa
“Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai
balas jasa atas upaya-upaya yang telah diberikan kepada perusahan’’. Balas
Jasa berarti upaya membalas terhadap suatu jasa. Bisa saja balasan terhadap
suatu jasa diberikan setimpal, atau bisa saja balasan terhadap suatu jasa tidak
setimpal atau sebanding. Idealnya balasan terhadap suatu jasa diberikan secara
setimpal, bukan lebih sedikit dari jasa yang telah diberikan.
Menurut Sofyandi (2008:159), kompensasi merupakan suatu bentuk
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa
perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari
Menurut Panggabean (2002:84), kompensasi adalah semua jenis
penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang diberikan kepada
pegawai secara layak dan adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan
perusahaan.
2. Jenis-jenis Kompensasi
Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi bukan finansial.
Selanjutnya kompensasi finansial ada yang langsung dan ada yang tidak
langsung. Sedangkan kompensasi nonfinansial dapat berupa pekerjaan dan
lingkungan pekerjaan.
Menurut Mondy dan Noe dalam Panggabean (2002:77) bahwa
kompensasi keuangan langsung terdiri atas gaji, upah dan insentif (komisi dan
bonus). Sedangkan kompensasi keuangan tidak langsung dapat berupa
berbagai macam fasilitas dan tunjungan.
a. Gaji
Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan
secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan.
Gaji merupakan jenis penghargaan yang paling penting dalam
organisasi.
b. Upah
Upah merupakan imbalan finansial langsung dibayarkan kepada
para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan
jumlahnya relative tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada
dasarnya, gaji atau upah diberikan untuk menarik calon pegawai agar
mau masuk menjadi karyawan.
c. Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan
mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong
karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif lebih
menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerjanya. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk menentukan standar yang tepat.
d. Kompensasi tidak langsung (fringe benefit)
Fringe benefit merupakan kompensasi tambahan yang diberikan
berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawan.
3. Tujuan-tujuan Kompensasi
Menurut Sofyandi (2008:162) Tujuan diadakannya pemberian
kompensasi adalah :
a. Untuk menjalin ikatan kerja sama antara pemimpin dengan
karyawan. Artinya bahwa dengan terjalinnya kerja sama secara
formal akan terbentuk komitmen yang jelas mengenai hak dan
b. Memberikan kepuasan kepada karyawan. Artinya bahwa melalui
kepuasan yang dirasakan para karyawan, maka karyawan akan
memberikan prestasinya yang terbaik.
c. Untuk memotivasi karyawan dalam bekerja. Artinya agar
karyawan bersemangat dalam bekerja dalam rangka memenuhi
kebutuhannya.
d. Untuk mencipkatan disiplin kerja bagi karyawan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi
Menurut Sofyandi (2008:162) dalam menentukan besarnya
kompensasi, organisasi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti :
a. Adanya permintaan dan penawaran tenaga kerja
Permintaan tenaga kerja artinya pihak perusahaan sangat
membutuhkan tenaga kerja, maka secara otmatis kompensasi relatif
tinggi. Penawaaran tenaga kerja artinya pihak individu yang
membutuhkan pekerjaan, maka tingkat kompensasi relatif lebih
rendah.
b. Kemampuan dan kesediaan perusahaan membayar
Besar-kecilnya kompensasi yang diberikan kepada karyawan akan
sangat bergantung kepada kemampuan finansial organisasi tersebut
dan seberapa besar kesediaan dan kesanggupan organisasi tersebut
c. Produktivitas kerja/ prestasi kerja karyawan
Kemampuan karyawan dalam menghasilkan prestasi kerja akan
sangat mempengaruhi besarnya kompensasi yang akan diterima
karyawan.
d. Biaya hidup/ cost of liiving
Tingkat biaya hidup di suatu daerah akan menentukan besarnya
kompensasi, sebagai contoh tingkat upah di daerah terpencil tidak
lebih kecil dibandingkan dengan upah di kota-kota besar.
e. Posisi atau jabatan karyawan
Tingkat jabatan yang dipegang karyawan akan menentukan
besar-kecilnya kompensasi yang akan diterimanya, juga berat ringannya
beban dan tanggung jawab suatu pekerjaan.
f. Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
Pendidikan dan pengalaman berperan dalam menentukan besarnya
kompensasi bagi karyawan. Semakin tinggi pendidikan karyawan
dan semakin banyak pengalaman kerja, maka semkin tinggi pula
kompensasinya.
g. Sektor Pemerintah
Pemerintah sebagai pelindung masyarakat berkewajiban untuk
menerbitkan sistem kompensasi yang ditetapkan organisasi, serta
instansi lainnya agar karyawan mendapatkan kompensasi yang adil
dan layak, seperti dengan mengeluarkan kebijakan pemerintah
5. Asas Kompensasi
Panggabean (2002:78), berpendapat bahwa supaya efektif kompensasi
seharusnya dapat :
a. Memenuhi kebutuhan dasar,
b. Mempertimbangkan adanya keadilan eksternal,
c. Mempertimbangkan adanya keadilan internal,
d. Pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Hasibuan (2000:121) juga berpendapat bahwa program kompensasi
harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta dengan memperhatikan
Undang-undang perburuhan yang berlaku. Menurutnya, prinsip adil dan layak
harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya balas jasa yang
diberikan dapat merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan.
B. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja adalah kesediaan seseorang
atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang
diharapkan.
Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:223) kinerja merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari
Hasibuan (2006 :94) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.
2. Indikator Kinerja
Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan
sesuatu yang dapat dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau
melihat bahwa kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perseorangan terus
mengalami peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Menurut Mathis dan Lackson (2002:78) kinerja karyawan adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada
organisasi antara lain termasuk:
1. Kuantitas kerja
Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya volume
kerja yang seharusnya (standar kerja normal) dengan kemampuan sebenarnya.
2. Kualitas kerja
Standar ini lebih menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibanding
volume kerja.
3. Pemanfaatan waktu
Yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan
perusahaan.
Berdasarkan keseluruhan definisi diatas dapat dilihat bahwa kinerja
yakni kemampuan dan minat, penerimaan seorang pekerja atas penjelasan
delegasi tugas dan peran serta tingkat seorang pekerja atas penjelasan delegasi
tugas. Semakin tinggi faktor-faktor diatas, maka semakin besarlah kinerja
karyawan yang bersangkutan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Kemampuan dan motivasi adalah faktor yang mempengaruhi kinerja.
Pendapat yang diutarakan oleh Davis dalam Mangkunegara (2011:67-68) ,
faktor yang mempengaruhi kinerja dirumuskan sebagai berikut:
Human Performance = Ability vs Motivation
Motivation = Attitude x Situation
Ability = Knowledge x skill
Mangkunegara (2011:67-68) faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor (motivasi) yang
mengemukakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap seseorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk
berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal yang siap secara psikofik
(siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi).
Setelah apa yang dirumuskan diatas, bisa dapat diperjelas bahwa:
a. Faktor Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi
(IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Pimpinan dan pegawai harus
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja
maksimal.
b. Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi diartikan sebagai suatu sikap yang yang dimiliki pemimpin dan
pegawai terhadap situasi kerja dilingkungan organisasinya. Mereka akan
menunjukan nilai positif atau negatif terhadap situasi kerjanya, dan semua itu
bisa memperlihatkan bagaimana tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki
pimpinan dan pegawai.
4. Tujuan dan Sasaran Kinerja
Tujuan Evaluasi kinerja adalah untuk memperbaikidan meningkatkan
kinerja organisasi melalui peningkatankinerja SDM organisasi, dalam
penilaian kinerja tidakhanya semata-mata menilai hasil fisik tetapi
pelaksanaanpekerjan secara keseluruhan yang menyangkut berbagaibidang
seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal – hal khusus
sesuai dengan bidang dan tugasnya semua layak untuk dinilai. Tujuan
penilaian kinerja karyawan menurut Rivai (2011:552), pada dasarnya
meliputi:
1. Meningkatkan etos kerja.
2. Meningkatkan motivasi kerja.
3. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini.
4. Untuk mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.
5. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji
6. Untuk pembeda antar karyawan yang satu dengan yang lainnya.
7. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam penugasan
kembali, seperti diadakannya mutasi atau transfer, rotasi perusahaan,
kenaikan jabatan, pelatihan.
9. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil
inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja.
10. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja
menjadi baik.
11. Untuk mendorong pertanggung jawaban dari karyawan.
12. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk
memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier
selanjutnya.
13. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah.
14. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi
tentang kemajuan kerja mereka.
15. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pekerjaan.
5. Penilaian Kinerja
Menurut Dessler (2003:322) penilaian kinerja ialah mengevaluasi
kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relatif terhadap standar
prestasinya.
Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:224) penilaian kinerja
merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi
prestasi kerja, berarti organisasi telah memanfaatkan secara baik atas SDM
yang ada dalam organisasi.
Adapun beberapa tujuan dan manfaat penilaian kinerja ialah :
a. Untuk mengetahui tujuan dan sasaran manajemen dan pegawai
b. Memotivasi pegawai untuk memperbaiki kinerjanya.
c. Mendistribusikan reward dari organisasi/ instansi yang dapat berupa
pertambahan gaji/ upah dan promosinya yang adil
d. Untuk pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja
e. Untuk penyesuaian-penyesuaian kompensasi
f. Untuk membantu diagnosis terhadap kesalahan disain pegawai
C. Hubungan Kompensasi dengan Kinerja
Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi
dan meningkatkan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi
(Mathis dan Jackson, 2000). Secara sederhana kompensasi merupakan sesuatu
yang diiterima karyawan untuk balas jasa mereka.
Simamora (2004) mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial
adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat
memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologinya.
Namun demikian, pegawai juga berharap agar kompensasi yang diterimanya
sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan dalam bentuk non finansial
D. Hubungan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Badan Pertanahan Nasional Kota Medan
1. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dan jennies penelitian adalah studi kasus yang didukung oleh survei
dengan mengumpulkan pemberian pernyataan kuesioner kepada responden
(Sugiono, 2010:14).
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah seluruh pegawai Badan Pertanahan
Nasional Kota Medan. Total pegawai berjumlah kurang lebih 150 orang.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel acak (random
sampling), digunakan oleh peneliti apabila populasi diasumsikan homogen
atau mengandung satu cirri sehingga sampel dapat diambil secara acak (Idrus,
2009:97). Sampel yang diambil dari penelitian ini sebanyak 30 orang dari
jumlah pegawai yang ada.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur. Kuesioner ini mencantumkan identitas responden yang terdiri
Skala yang digunakan dalam kuesioner penelitian adalah summated
(Likert) scale. Rentang skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari
angka 1 sampai dengan 5. Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak
mendukung terhadap pernyataan yang diberikan. Angka 5 menunukkan bahwa
responden mendukung pernyataan yang diberikan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Skor Pernyataan
No. Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2010)
4. Metode Pengolahan Data
Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan program SPPS
versi 22.0 (Statical Product and Service Solutions), untuk melihat hubungan
antar variabel digunakan prosedur crosstabs, yaitu sebuah tabel silang yang
terdiri dari atas satu baris atau lebih dan satu kolom atau lebih (Nisfiannoor,
2009:80).
Dalam penelitian ini digunakan uji chi square, yaitu untuk mengetahui
observasi dibandingkan dengan frekuensi hasil observasi dibandingkan
dengan frekuensi teoritis yang diharapkan (Faisal, 2007:240).
5. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Perempuan 16 53,3 %
2. Laki-laki 14 46,7 %
Total 30 100 %
Sumber: Hasil Penelitian 2015 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.2 menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 16 orang (53,3 %) dan yang berjenis kelamin laki-laki
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
1 21-30 Tahun 16 53,3 %
2 31-40 Tahun 9 30 %
3 > 40 Tahun 5 16,7 %
Total 30 100 %
Sumber: Hasil Penelitian 2015 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.3 menunjukkan bahwa responden yang berusia 21-30
tahun sejumlah 16 orang (53,3%), yang berusia 31-40 tahun sejumlah 9 orang
(30%), yang berusia > 40 tahun sejumlah 5 orang (16,7%).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat
pada Tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja No. Lama Bekerja Jumlah (orang) Persentase (%)
1 1-5 Tahun 14 46,7 %
2 5-10 Tahun 12 40 %
3 10-15 Tahun 4 13,3 %
Total 30 100 %
Dari Tabel 3.4 menunjukkan bahwa responden yang lama bekerja 1-5
tahun sejumlah 14 orang (46,7%), yang 5-10 tahun sejumlah 12 orang (40%),
yang 10-15 tahun sejumlah 4 orang (13,3%).
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
pada Tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SLTA 5 16,7 %
2. Ahli Madya (D3) 13 43,3 %
3. Sarjana (S1) 9 30 %
4. Pasca Sarjana (S2) 3 10 %
Total 30 100 %
Sumber: Hasil Penelitian 2015 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.5 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan
SLTA sejumlah 5 orang (16,7%), yang berpendidikan Ahli Madya (D3)
sejumlah 13 orang (43,3%), yang berpendidikan Sarjana (S1) sejumlah 9
orang (30%) dan yang berpendidikan Pasca Sarjana (S2) sejumlah 3 orang
6. Analisis Deskritif Variabel Penelitian 1. Kompensasi
Jawaban responden terhadap ke-5 daftar pertanyaan tentang
kompensasi yang diberikan perusahaan dapat disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi berikut :
Tabel 3.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kompensasi
No. Pertanyaan Jawaban
SS % S % KS % TS % STS %
1 Gaji yang diterima sesuai
dengan harapan 2 6.7 14
46.7 9 30.3 4 13.3 1 3.3
2 Tunjangan jabatan yang diterima sesuai harapan
4
13.3 11 36.7 10 33.3 5 16.6
- -
3
Gaji secara keseluruhan sesuai dengan usaha yang dilakukan
5 16.7 5 16.7 15 50.0 5 16.7
- -
4
Puas dengan jaminan kesehatan (BPJS) yang diterima
pemenuhan kebutuhan dan fasilitas pegawai
4
13.3 8 26.7 13 43.3 5 16.7
- -
Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)
Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 2 orang
(6.7%) sangat setuju bahwa gaji yang diterima sesuai dengan harapan, 14
orang (46.7%) setuju, 9 orang(30.0%) kurang setuju, 4 orang (13.3%) tidak
setuju dan 1 orang (3.3%) sangat tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas
responden setuju bahwa gaji yang diterima sesuai dengan harapan (46.7%).
Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 4
orang (13.3%) sangat setuju bahwa tunjangan jabatan yang diterima sesuai
5 orang (16.6%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden setuju
bahwa tunjangan yang diterima sesuai dengan harapan (36.7%).
Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 5 orang
(16.7%) sangat setuju bahwa gaji secara keseluruhan sesuai dengan usaha
yang dilakukan, 5 orang (16.7%) setuju, 15 orang (50.0%) kurang setuju dan
5 orang (16.7%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden kurang
setuju bahwa tunjangan yang diterima sesuai dengan harapan (50.0%).
Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 5 orang
(16.7%) sangat puas dengan jaminan kesehatan (BPJS) yang diterima, 13
orang (43.3%) setuju, 8 orang (10.0%) kurang setuju dan 1 orang (3.3%) tidak
setuju. Dengan demikian, mayoritas responden puas dengan jaminan
kesehatan (BPJS) yang diterima (26.7%).
Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 4 orang
(13.3%) sangat setuju bahwa perusahaan memperhatikan pemenuhan
kebutuhan dan fasilitas pegawai, 8 orang (26.7%) setuju, 13 orang (43.3%)
kurang setuju dan 5 orang (16.7%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas
responden kurang setuju terhadap pernyataan bahwa perusahaan
memperhatikan pemenuhan kebutuhan dan fasilitas pegawai (43.3%).
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi terhadap total jawaban
tentang kompensasi tersebut di atas, baik buruknya kompensasi yang
Tabel 3.7
Kategori Kompensasi Yang Diberikan Perusahaan
No Kategori Kompensasi Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Baik 13 43.3
2 Cukup 5 16.7
3 Kurang 12 40.0
Total 30 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)
Tabel 3.7 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 13
orang (43.3%) mendapat kompensasi yang baik, 5 orang (16.7%) mendapat
kompensasi cukup baik dan 12 orang (40.0%) mendapat kompensasi kurang
baik. Dengan demikian, mayoritas responden mendapat kompensasi yang baik
(43.3%).
2. Kinerja Karyawan
Jawaban responden terhadap ke-5 daftar pertanyaan tentang kinerja
karyawan dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi berikut :
Tabel 3.8
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan
No. Pertanyaan Jawaban
SS % S % KS % TS % STS %
1
Memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan
6 20.0 19 63.3 4 13.3 1 3.3
- -
2 Selalu menyelesaikan tugas
tepat waktu 5 16.7 19 63.3 4 13.3 2 6.7 - -
3
Selalu datang tepat waktu sehingga dapat mengikuti apel pagi
10 33.3 14 36.7 3 10.0 3 10.0
- -
4
Mempunyai hubungan yang baik dengan pegawai yang lain
10 33.3 15 50.0 3 10.0 2 6.7
- -
5
Teliti dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya
6 20.0 18 60.0 5 16.7 1 3.3
- -
Tabel 3.8 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 6 orang
(20.0%) sangat setuju bahwa karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi
dalam melaksanakan pekerjaan, 19 orang (63.3%) setuju, 4 orang (13.3%)
kurang setuju dan 1 orang (3.3%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas
responden setuju bahwa karyawan memiliki semangat tinggi untuk
melaksanakan pekerjaan (63.3%).
Tabel 3.8 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 5 orang
(16.7%) sangat setuju bahwa karyawan selalu menyelesaikan tugas tepat
waktu, 19 orang (63.3%) setuju, 4 orang (13.3%) kurang setuju dan 2 orang
(6.7%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden setuju bahwa
karyawan selalu menyelesaikan tugas tepat waktu.
Tabel 3.8 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 10
orang (33.3%) sangat setuju bahwa karyawan selalu datang tepat waktu
sehingga dapat mengikuti apel pagi, 14 orang (36.7%) setuju, 3 orang
(10.0%) kurang setuju dan 3 orang (10.0%) tidak setuju. Dengan demikian,
mayoritas responden setuju bahwa karyawan selalu datang tepat waktu
sehingga dapat mengikuti apel pagi.
Tabel 3.8 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 10
orang (33.3%) sangat setuju bahwa pegawai memiliki hubungan baik dengan
pegawai lain, 15 orang (50.0%) setuju, 3 orang (10.0%) kurang setuju dan 2
orang (6.7%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden setuju
Tabel 3.8 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 6 orang
(20.0%) sangat setuju bahwa pegawai teliti dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan tugas dan fungsinya, 18 orang (60.0%) setuju, 5 orang (16.7%)
kurang setuju dan 1 orang (3.3%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas
responden setuju bahwa pegawai teliti dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tugas dan fungsinya (60.0%).
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi terhadap total jawaban
tentang kompensasi tersebut di atas,baik buruknya kompensasi yang
diberikan perusahaan dapat dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 3.9
Kategori Kinerja Karyawan
No Kategori Kinerja Karyawan Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Baik 13 43.3
2 Cukup 7 23.3
3 Kurang 10 33.3
Total 30 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)
Tabel 3.9 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 13
orang (43.3%) menyatakan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan
adalah baik, 7 orang (23.7%) menyatakan cukup baik dan 10 orang (33.3%)
menyatakan kurang baik. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan
7. Analisis Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Karyawan
Untuk mengetahui hubungan antara kompensasi dengan kinerja
karyawan digunakan uji chi-square dengan crosstab (tabulasi silang) dengan
hasil sebagai berikut:
Tabel 3.10
Hasil Analisis Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Karyawan
No
Kompensasi
Kategori Kinerja Total
P-value
Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)
Hasil analisis crosstab pada Tabel 3.10 di atas memperlihatkan bahwa
dari 13 orang yang mendapat kompensasi yang baik, 9 orang (69.2%)
memiliki kinerja yang baik, 3 orang (23.1%) memiliki kinerja cukup baik dan
hanya 1 orang (7.7%) yang memiliki kinerja kurang baik. Selanjutnya, dari 5
orang yang mendapat kompensasi cukup baik, 2 orang (40.0%) memiliki
kinerja baik, dan 3 orang (60.0%) memiliki kinerja kurang. Dari 12 orang
yang mendapat kompensasi kurang baik, hanya 2 orang (16.7%) yang
memiliki kinerja baik, 4 orang (3.3%) memiliki kinerja cukup dan 6 orang
(50.0%) memiliki kinerja kurang.
Selanjutnya, hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa p-value adalah
sebesar 0.036, lebih kecil dari nilai sig-α (0.05), sehingga dapat dikatakan
8. Pembahasan
Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden
mendapat kompensasi yang baik (43.3%). Hal ini terbukti dari jawaban
responden dimana mayoritas (46.7%) setuju bahwa gaji yang mereka terima
adalah adalah sesuai dengan harapan. Disamping itu, mayoritas responden
(26.7%) puas dengan jaminan kesehatan (BPJS) yang diterima dan mayoritas
responden (36.7%) setuju bahwa tunjangan jabatan yang diterima sesuai
dengan harapan. Demikian juga halnya dengan kinerja karyawan dimana hasil
analisis deskriptif membuktikan bahwa mayoritas responden menyatakan
bahwa kinerja karyawan adalah baik (43.3%).
Hal yang sama juga diperlihatkan oleh hasil analisis tabulasi silang
dimana dari 13 orang yang mendapat kompensasi yang baik, ada 9 orang
(69.2%) memiliki kinerja yang baik, dan hanya 1 orang (7.7%) yang memiliki
kinerja kurang baik. Sebaliknya, dari 12 orang yang mendapat kompensasi
kurang baik, hanya 2 orang (16.7%) yang memiliki kinerja baik, dan 6 orang
(50.0%) memiliki kinerja kurang. Dengan demikian terlihat bahwa ada
hubungan linier antara kompensasi dengan kinerja. Dengan kata lain,
semakin baik kompensasi yang diterima karyawan, semakin besar peluang
mencapai kinerja yang baik. Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil analisis
chi-square dimana p-value (0.036) < 0.05.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mathis dan Jackson (2000:49) bahwa
salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan
Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor (motivasi) yang mengemukakan bahwa motivasi terbentuk
dari sikap seseorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Sikap mental
yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara
maksimal yang siap secara psikofik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan
situasi).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Prawirosentono (2001:2)
bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
dan etika. Kinerja suatu perusahaan merupakan bagian dari kinerja
karyawannya, jika kinerja dari salah seorang karyawan dikatakan buruk
atau tidak sesuai dengan yang diharapkan maka hal tersebut dapat
mempengaruhi kinerja dari keseluruhan organisasi yang dapat berakibat
pencapaian tujuan dari organisasi akan terhambat.
Suatu perusahaan harus memililki cara untuk dapat meningkatkan
kinerja agar kinerja tetap terjaga dan bisa meningkat. Cara-cara yang dimiliki
suatu perusahaan tersebut harus bisa merangsang pelaku perusahaannya,
dalam hal ini karyawannya.
Menurut Mahmudi (2005:179) kinerja tidak dapat dilepaskan dari
kompensasi. Kompensasi merupakan salah satu elemen penting dalam kinerja
Menurut Hasibuan (2003:18) kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang baik langsung maupun tidak langsung sebagai imbalan
balas jasa yang diberikan pada perusahaan. Kompensasi sangat penting bagi
karyawan itu sendiri sebagai individu, karena besarnya kompensasi
merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan yang telah dilakukan oleh
karyawan yang bersangkutan. Besar kecilnya kompensasi sangat
mempengaruhi prestasi kerja, motivasi, produktivitas kerja dan kepuasan
kerja karyawan yang pada akhirnya akan berdampak pada tingkat disiplin
kerja karyawan. Jika karyawan termotivasi untuk berdisiplin, maka kinerja
karyawan akan meningkat, sehingga tujuan perusahaan pun dapat terwujud.
Hal ini juga didukung oleh Mahmudi (2005: 180 181) yang
menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan sangat dipengaruhi oleh motivasi, kemampuan dan semangat
personel dalam perusahaan. Kompensasi merupakan salah satu alat untuk
mempengaruhi motivasi personel dalam perusahaan. Kompensasi yang adil
dan mensejahterakan memacu semangat kerja dan memperbaiki moralitas
pegawai.
Kompensasi memang menjadi salah satu motivasi bagi karyawan itu
sendiri untuk meningkatkan kinerjanya. Sehingga para karyawan berlomba
untuk meningkatkan kreativitasnya untuk perusahaan tersebut. Bagi mereka
yang dapat terus meningkatkan kreatifitasnya, maka kompensasi pun akan
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya kinerja dan kreativitas karyawan
kompensasi pun tidak akan diberi peningkatan sehingga terkadang
mengakibatkan frustasi bagi karyawan itu sendiri dan akhirnya kinerja
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan tentang hubungan
kompensasi dengan kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Medan,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada umumnya kompensasi yang diterima pegawai Badan Pertanahan
Nasional Medan sudah baik. Hal ini terbukti dari mayoritas responden
yang mendapat kompensasi yang baik (43.3%).
2. Kinerja yang dicapai pegawai Badan Pertanahan Nasional Medan
sudah baik. Hal ini terbukti dari mayoritas responden yang berhasil
mencapai kinerja yang baik (43.3%).
3. Kompensasi memiliki hubungan signifikan dengan kinerja. Hal ini
diindikasikan oleh hasil uji chi-square dimana p (0.036) < 0.05.
B. Saran
Mengingat hasil penelitian ini belum memperlihatkan hasil maksimal,
maka dengan ini penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut ;
1. Kepada Badan Pertanahan Nasional Medan disarankan untuk lebih
meningkatkan kompensasi bagi pegawai khususnya tentang
menunjukkan bahwa mayoritas responden (43.3%) kurang setuju
terhadap pernyataan bahwa perusahaan memperhatikan pemenuhan
kebutuhan dan fasilitas pegawai (43.3%). Dengan kata lain,
perusahaan masih belum maksimal dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dan fasilitas pegawai.
2. Kepada pegawai pegawai Badan Pertanahan Nasional Medan,
disarankan untuk lebih meningkatkan kinerja bukan semata karena
besarnya kompensasi yang diterima tetapi juga harus memperbaiki
motivasi kerja.
3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian
sejenis dengan skala penelitian yang lebih luas misalnya menambah
jumlah item kuesioner dan jumlah sampel penelitian sehingga
diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat.