• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Badan Pertanahan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Badan Pertanahan Kota Medan"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PERTANAHAN KOTA

MEDAN

Oleh

VERA SEPTINA SIREGAR 112103104

PROGRAM DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

NAMA : VERA SEPTINA SIREGAR

NIM : 112103104

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PERTANAHAN KOTA MEDAN

Tanggal : Juli 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

NIP. 19741012 200003 2 003

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM)

Tanggal : Juli 2014 DEKAN

NIP. 19560407 198002 1 001

(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : VERA SEPTINA SIREGAR

NIM : 112103104

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN PERTANAHAN KOTA MEDAN

Medan, Juli 2014

Menyetujui

Pembimbing

(

(4)

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

nikmat dan karunia Nya serta kekuatan lahir dan batin ke pada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini. Ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian dari persyaratan akademik guna menyelesaikan program studi

pendidikan Diploma III Kesekretariatan pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Selama dalam melaksanakan perkuliahan dan tahap penulisan Tugas Akhir

ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan moral, moril, nasehat, serta

dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama keluarga yaitu kedua Orang

tua penulis Tarram RH Siregar dan Friska Siburian yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis. Kepada kakak Aprina Helena Siregar, abang Manuel

Sunsugos Siregar dan adik penulis Epafras Maykhel Siregar yang telah membantu

dan selalu mendukung.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari kekurangan

baik dari segi penyusunan, tata bahasa, maupun dari segi ilmiah. Oleh karena itu

penulis akan selalu menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Untuk

itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada berbagai pihak yang turut membantu dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,

(5)

ii

2. Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Prof. Dr.

Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA

3. Ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,

SE, MM

4. Sekretaris Program Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, MSi

5. Dosen pembimbing Dra. Ulfah, MSi yang bersedia membimbing penulis dalam

menyelesaian Tugas Akhir ini

6. Dosen Penasihat Akademik ibu Fivy, SE, MM

7. Pegawai dikantor Badan Pertanahan Nasional Kota Medan buat semua

kesempatan dan sudah membantu saya dalam pengambilan data dalam

menyempurnakan penyelesaian Tugas Akhir saya.

8. Buat sahabat – sahabat penulis Happy Day Olivia Simanjuntak, Tiorida

Hutabarat, Juliani Sinaga, Wemmi Sembiring.

9. Buat seluruh teman-teman seperjuangan Diploma III Kesekretariatan angkatan

2011 terutama Rini Elisabet Panjaitan, Intan Silvina Sinaga, Lia Pontina

Marpaung, Mifta hul jannah dan lain-lain.

Medan, Juli 2014

Penulis

(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Jadwal Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 8

A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN) ... 8

B. Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional Kota Medan ... 13

C. Bidang-Bidang Kerja di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan ... 15

1. Kepala Kantor Badan Pertanahan Kota Medan ... 15

2. Sub Bagian Tata Usaha ... 15

3. Sub Bagian Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah ... 16

(7)

iv

5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan ... 19

6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara ... 21

7. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan ... 22

BAB III PEMBAHASAN ... 24

A. Kinerja Pegawai ... 24

1. Pengertian Kinerja Pegawai ... 24

2. Gambaran Kinerja Pegawai di BPN Kota Medan ... 25

B. Gaya Kepemimpinan ... 26

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan... 26

2. Penerapan Gaya Kepemimpinan ... 27

C. Iklim Organisasi ... 34

1. Pengertian Iklim Organisasi ... 34

2. Iklim Organisasi di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan . 36 BAB IV PENUTUP ... 49

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

(8)

No. Judul Halaman

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang

diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Menurut Kusnadi (2003;64)

menyatakan bahwa kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan,

kegiatan atau tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu.

Hariandja (2002;195) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh

pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam

organisasi. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

usaha organisasi mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan

organisasi tersebut untuk meningkatkannya. Sedangkan menurut (Mathis dan

Jackson 2002:78) kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang

tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa

banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Meningkatkan kinerja

pegawai sangat penting bagi organisasi, apabila suatu oraganisasi dapat

meningkatkan kinerja pegawai, maka segala aktivitas yang ada di dalam

organisasi dapat diselesaikan dengan cepat dan dengan hasil baik. Swanson dan

Gradous dalam buku Komunikasi Organisasi mengatakan bahwa kinerja

merupakan aspek vital bagi sebuah organisasi, karena perolehan kinerja yang kecil

dalam suatu aspek pekerjaan dapat menghasilkan perolehan besar secara

keseluruhan (Padan Faules, 2000:135). Jadi kinerja pegawai sekecil apapun akan

(11)

2

hal yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah gaya kepemimpinan dan iklim

organisasi.

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi

karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika

seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang

tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Menurut Tjiptono (2006:161)

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam

berinteraksi dengan bawahannya. Hersey (2004:29) Gaya Kepemimpinan adalah

pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang

direasakan oleh orang lain. Sementara itu menurut Tampubolon (2007).Gaya

kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,

ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia

mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.

Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan,

mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk

bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam

mencapai suatu tujuan tertentu.

Wirawan (2008:122) bahwa Iklim Organisasi adalah persepsi anggota

organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap

berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan

(12)

dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi.

Iklim tersebut mengitari dan mempengaruhi segala hal kerja dalam organisasi.

Iklim organisasi terbentuk oleh kumpulan persepsi dan harapan karyawan

terhadap sistem yang berlaku. Faktanya secara definitif yang disebut sebagai iklim

organisasi itu selalu ada dalam perusahaan, dan eksistensinya tidak pernah

berkurang sedikitpun. Iklim organisasi senantiasa mempengaruhi seluruh kondisi

dasar dan perilaku individu dalam perusahaan dan pemimpin adalah faktor paling

dominan yang paling mempengaruhi bentuk dari iklim organisasi.

Badan Pertanahan Nasional Kota Medan adalah lembaga pemerintah non

departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab pada Presiden Republik

Indonesia. Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas untuk melaksanlakan

tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

Kantor Pertanahan Kota Medan adalah bagian instansi Badan Pertanahan Nasional

yang berada di kota Medan. Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik,

diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu

organisasi pemerintah, yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat

dan iklim organisasi yang merupakan hubungan antar karyawan dan kombinasi

antara nilai dan tujuan yang sejalan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang

diinginkan termasuk organisasi pemerintahan di Badan Pertanahan Kota Medan

terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan

(13)

4

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002) faktor kepemimpinan mempunyai

peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena

kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua

pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya Kepemimpinan yang

efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai

dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayash nan publik. Dengan

demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam

peningkatan kinerja pegawai.

Organisasi ataupun instansi pemerintahan yang didirikan memiliki tujuan

bahwa kelak akan menjadi suatu organisasi yang berkembang menurut jenis

usahanya masing-masing. Berkembangnya suatu organisasi baik organisasi swasta

maupun pemerintahan itu karena didukung oleh setiap kinerja pegawai di

dalamnya, namun dalam kenyataannya, kinerja seorang pegawai akan berbeda

dengan pegawai lainnya sesuai dengan kapasitas pegawai dan sistem organisasi.

Keinginan setiap pegawai adalah memperoleh kenyamanan saat bekerja, seperti

kondisi lingkungan di tempat bekerja, gaji yang sesuai, pemimpin yang mengerti

dan paham kepada bawahan, jenjang karir yang sesuai dan sebagainya.

Kenyamanan kerja dapat juga diartikan dengan lingkungan kerja yang mendukung

dan memenuhi syarat standar keamanan bekerja pegawai. Oleh sebab itu, agar

kinerja dari setiap pegawai dapat meningkat diperlukan suatu pendorong atau

(14)

diharapkan organisasi. Membuat suatu organisasi yang berkembang harus

didukung dengan pegawai yang bekerja secara optimal. Beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi secara optimal adalah sistem kerja yang ditetapkan oleh

suatu organisasi itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan observasi

bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai di Badan Pertanahan Kota Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah dalam Tugas

Akhir ini adalah “ Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim

Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pertanahan Nasional Kota

Medan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang

telah diperoleh selama di bangku kuliah dalam dunia kerja yang sebenarnya.

2. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga

bagi Badan Pertanahan Nasional Kota Medan terutama dalam hal pengelolaan

manajemen SDM dan segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan

(15)

6

3. Bagi almamater

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya.

D. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan ini terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari

pengajuan judul, pengumpulan data, pelaksanaan bimbingan dan mengerjakan

penulisan Tugas Akhir. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat dari Tabel 1.1 berikut

ini :

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN

MEI JUNI JULI

III IV I II III IV I

1 Penyusunan Draf Tugas Akhir

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan Laporan Tugas Akhir

Sumber : Penulis (2014)

E. Sistematika Penulisan

Luas pembahasan Tugas Akhir ini dibagi dalam 4 (empat) Bab yang

dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap pentung dan

relevan dengan judul Tugaas Akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar Tugas

(16)

untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini membahas landasan teori yang digunakan, penelitian

terdahulu, hubungan antar variabel, kerangka pemikiran dan

hipotesis.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini akan dibahas variabel penelitian beserta definisi

operasionalnya, penentuan sampel penelitian, jenis dan sumber

data, metode pengumpulan data dan metode analisis.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum obyek

(17)

8

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang

didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang

pada tahun 1964. Yang di Yogyakarta dengan jurusan Agraria, tetapi disemarang

dengan jurusan Pendaftaran Tanah. Pada tahun 1966, diterbitkan status Akademi

Agraria. Sampai akhirnya pada tahun 1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada

Akademi Agraria di Yogyakarta.

Kemudian pada tahun 1987, ketika program sarjana muda dihapuskan dan

diganti menjadi Pendidikan Diploma (D3), akhirnya semua jurusan di Akademi

ini ditiadakan lagi. Pada tahun 1989, pembina Akademi Agraria dialihkan dari

Departemen dalam negeri ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) sampai sekarang.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini disebut sebagai lembaga Pemerintah Non

Departemen tetapi dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin

oleh Kepala (sesuai dengan Perpres No 10 tahun 2006). Badan Pertanahan

Nasional (BPN) mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintah dibidang

pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

Pada tahun 1993, nama Akademi Agraria pun diganti menjadi Akademi

Pertanahan Nasional. Pada tahun yang sama Akademi Pertanahan Nasional

jenjang pendidikannya ditingkatkan menjadi D4, nama Akademi pun diubah

(18)

program D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral di Sekolah Tinggi Pertanahan

Nasional (STPN) sampai sekarang.

Visi Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Badan Pertanahan Nasional sendiri mempunyai visi yaitu menjadi lembaga

yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan

kenegaraan Republik Indonesia khususnya di Kabupaten Kota Medan kota Rantau

Prapat dan Sekitarnya.

Misi Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan juga mempunyai misi, antara lain:

a) Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam berkaitan dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah (P4).

b) Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan menggatasi

berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan

penatan perangkat hukum dan system pengolahan pertanah sehingga tidak

melahirkan sengketa dan perkara dikemudian hari.

c) Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesi

dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang

terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan.

d) Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan

(19)

10

Arti Logo Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Lambang Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah bentuk suatu kesatuan

gambar dan tulisan terdiri dari:

a)

Gambar 4 (empat) butir padi. Melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan.

Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan Pertanahan yang akan

dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan

keberlanjutan.

b)

Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia.

Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan

langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam bumi yang meliputi tanah, air dan

udara.

c)

Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 (tiga) Garis Lintang

dan 3 (tiga) Garis Bujur Memaknai atau melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD 45

yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5 tahun

(20)

d)

Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi. Memaknai atau melambangkan

11 (Sebelas) agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI.

Bidang pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada diluar

jangkauan wilayah kerja BPN RI.

e) Warna Coklat

Melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh.

f) Warna Kuning Emas

Melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran

g) Warna Abu-abu

Melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan.

Sumber : Badan Pertanahan Nasional RI (2014)

(21)

12

Tugas Pokok dan Fungsi BPN

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, BPN mmpunyai

tugas pokok, antara lain:

a) Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional

(BPN).

b) Meningkatkan pelaksanaan dan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara

menyeluruh.

c) Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah

d) Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik

pertanahan secara sistematis.

e) Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Adapun fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan sendiri, antara

lain:

a) Pengolahan data dan informasi dibidang pertanahan.

b) Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah serta pembatalan dan

penghentian hubungan hukum antar orang, dan/atau badan hukum dengan

tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

c) Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan

dibidang pertanahan.

d) Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan melakukan pengawasan dan

(22)

e) Pembinaan fungsional dan pembinaan lembaga yang berkaitan dengan

bidang pertanahan dan melakukan latihan sumber daya manusia di bidang

pertanahan.

B. Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan.

Struktur organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi antara

orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang

sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin dijalankanoleh seorang

tertentu saja. Salah satu aspek pengorganisasian adalah penetapan seksi-seksi

sesuai dengan tugasnya.

Struktur organisasi menunjukkan bagaimana seksi-seksi di dalamnya

dikoordinasikan bersama-sama disuatu jalur wewenang dan tanggung jawab.

Struktur organisasi adalah penggambaran secara grafik yang menggambarkan

struktur kerja dari suatu struktur organisasi. Struktur organisasi hanya dapat

mewujudkan hubungan wewenang yang formal saja dan tidak dapat

menggambarkan seberapa besar wewenang, tanggung jawab dan deskripsi

(23)

14

Adapun struktur organisasi yang ada di Kantor Badan Pertanahan

Nasional (BPN) Kota Medan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Medan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

Kantor Pertanahan kabupaten/kota

Subseksi Pendaftaran hak

Sub Bagian Tata usaha

Urusan perancangan dan keuangan

Urusan umum dan kepegawaian

Seksi survei pengukuran dan pemetaan

Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah

Seksi pengaturan dan penataan pertanahan

Seksi pengendalian dan pemberdayaan

Seksi sengketa, konflik dan perkara

Subseksi pengukuran dan pemetaan

Subseksi tematik dan potensi tanah

Subseksi penetapan hak tanah Subseksi pengaturan tanah pemerintah Subseksi peralihan, pembebasan hak dan PPAT Subseksi penatagunaan tanah dan kawasan tertentu

(24)

C. Bidang-bidang Kerja di Kantor Badan Pertanahan Nasional

Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur

organisasi Badan Pertnahan Nasionl (BPN) Kota Medan, sebagai berikut:

1. Kepala Kantor Badan Pertanahan Kota Medan

Kepala Kantor Badan pertanahan Nasional Kota Medan memiliki tanggung

jawab langsung kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasuinal Provinsi

Sumatera Utara.

2. Sub Bagian Tata Usaha

Memberikan pelayanan administrative kepada seluruh satuan organisasi

Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan

program dan peraturan perundang-undangan.

Fungsinya

a. Pengolahan data dan informasi.

b. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan

akuntabilitas kinerja pemerintah.

c. Pelaksanaan urusan kepegawaian.

d. Pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian.

e. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan perasarana.

f. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program.

(25)

16

Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari:

a. Urusan Perencanaan dan Keuangan

Tugasnya: Menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran laporan

akuntanbilitas kerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran.

b. Urusan Umum Dan Kepegawaian

Tugasnya: Melakukan urusan kepegawaian dan Pengembangan sumberdaya

manusia pertanahan.

3. Sub Bagian Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Tugasnya: Menyiapkan abhan dan melakukan penetapan hak dalam rangka

pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan,

pendataan dan penertipan bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan

hah atas tanah serta pembinaan pejabat pembuat akte tanah (PPAT).

Fungsinya:

a. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah.

b. Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar-menukar,

saran dan pertimabangan serta ,melakukan kegiatan perijinan, saran

dan pertimbangan usulan penetapan hak pengolahan.

c. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi

perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau

pendaftaran hak.

d. Mengatministrasikan atas tanah yang dikuasai dan atau milik

Negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah

(26)

e. Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.

f. Pelaksanaan pendaftaran hak dan koputerisasi pelayanan

pertanahan.

g. Pelaksanana penegasan dan pengakuan hak.

h. Pelaksanaan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari:

a. Subseksi Penetapan Hak Tanah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan

mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, perpanjang

jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; penetapan

dan atau rekomendasi perpanjang jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan

pendaftaran hak tanah perorangan.

b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan

mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, dan hak

pengolahan bagi instansi pemerintahan, badan hukum pemerintahan,

perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijianan, peralihan hak atas

tanah;rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanh pemerintah.

c. Subseksi Pendaftaran Hak

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah;pengakuan

dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah

(27)

18

komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah serta

daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.

d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak

atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan bimbingan PPAT serta sarana daftar

isian dibidang pendaftaran tanah.

4. Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah

Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah,

landreform, konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau

kecil perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.

Fungsinya:

a. Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan

pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota.

b. Pemelihara basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota.

c. Pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek landreform.

d. Penyediaan tanah untuk pembangunan.

e. Pengolahan sumbangan tanah untuk pembangunan.

f. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data

landreform.

Seksi Pengaturan dan Penataan tanah terdiri dari:

a. Subbagian Penatagunaan tanah dan kawasan tertentu.

Tugasnya: Menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan,

(28)

koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan

dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan penertiban penimbangan

teknis, penangguhan tanah,penerbitan ijin perubahan penggunaan penetapan

penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuain penggunaan dan pemanfaatan

tanah serta melaksakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data

tekstual.

a. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

Tugasnya: Menyiapkan bahan usul penetapan/penegasan tanah menjadi

obyek landreform,penguasaan tanah obyek landreform, pemberian ijin peralihan

atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu, usulan penerbitan surat

keputusan restribusi tanah dan pengeluaran tanah dari landreform,monitoring dan

evaluasi restribusi tanah, ganti kerugi, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban

administrasi landreform serta fasilitas bantuan keuangan/permodalan, teknis dan

pemasaran,usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan

permukiman kumuh,daerah bencana dan daerah bekas konflikserta permukiman

kembali;penyediaan tanah dan pengelola sumbangan tanah untuk pembangaunan

teknik dan metode, promosi dan sosialisasi, pengorganisasian dan pembimbingan

masyarakat, kerja sama dan fasilitas, pengolahan basis data dan informasi

monitoring dan evaluasi serta koordinasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah.

5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian

pertanahan, pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta

(29)

20

Fungsinya:

a. Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan

rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, program pertanahan

dan sector dalam pengolahan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan

kritis.

b. Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan

kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumberproduktif.

c. Pemanfaatan tanah terlantar dan tanaha kritis untuk pembangunan.

d. Pengolahan basis data dan hak atas tanah, tanah Negara, tanah, terlantar,

dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

e. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan

hukum atas tanah terlantar.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari:

1) Subseksi Pengendalian Pertanahan

Tugasnya: Menyiapkan pengolahan basis data, melakukan inventarisasi dan

identifikasi, penyusunan saran tindak dan langkah menanganan serta menyiapkan

bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan

hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan, evaluasi, harmonosasi

dan program pertanahan dan sector dalam pengolahan tanah Negara, penanganan

tanah terlantar dan tanah kritis.

2) Subseksi pemberdayaan Masyarakat

Tugasnya: Menyiapkan bahan inventarisasi, asistensi, fasilitas dalam rangka

(30)

lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam penolahan pertanahan, serta

melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga

keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama

pemberdayaan.

6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

Tugasnya: Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan

sengketa, konflik dan perkara pertanahan

Fungsinya:

a.Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan.

b. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan serta

hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara,

pelaksanaan alternatif, penyelesaian melalui mediasi, fasilitas dan

sebagainya usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan lembaga

peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan

hukum antar orang dan badan hukum dengan tanah.

c. Pengkordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.

d. Pelaporan penganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara

pertanahan.

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari:

1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Tugasnya: Menyiapkan pengkajian hukum,sosoal, budaya, ekonomi dan

polotikterhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan

(31)

22

pelaksanaan alternatif penyelesaian semgketa melalui mediasi, fasilitas,

koordinasi penanganan sengketa dan konflik.

2) Subseksi Perkara Pertanahan

Tugasnya: Menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara, koordinasi

penanganan perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian antar orang

dan badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.

7. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan

Tugasnya: Mengkoordinasikan dan melaksanakan survey, pengukuran dan

pemetaan bidang tanah dan pengukuran batas wilayah, pemetaan tematik dan

survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

Fungsinya:

a. Pelaksanana kegiatan teknis survey, pengukuran dan pemetaan sebidang

tanah. Pengukuran batas wilayah, dan survey potensi tanah, pembinaan

surveyor berlisensi.

b. Pelaksanaan dan pengukuran batas wilayah/kawasan.

c. Pelaksanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah.

d. Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan teknik

dan komputerisasi.

e. Pelaksanaan bimbingan teknik, surveyor berlisensi dan pejabat penilaian

(32)

Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari:

1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

Tugasnya: Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, pemetaan

batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah,

kerjasama teknis, surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan

memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur,

dan daftar lainnya dibidang pengukuran.

2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah

Tugasnya: Menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan,

pengembangan pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan

(33)

24

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kinerja Pegawai

1. Pengertian Kinerja Pegawai

Hariandja (2002;195) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya

dalam organisasi. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam usaha organisasi mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus

dilakukan organisasi tersebut untuk meningkatkannya. Sedangkan menurut

(Mathis dan Jackson 2002:78) kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan

dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja pegawai mempengaruhi

seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Meningkatkan

kinerja pegawai sangat penting bagi organisasi, apabila suatu oraganisasi dapat

meningkatkan kinerja pegawai, maka segala aktivitas yang ada di dalam

organisasi dapat diselesaikan dengan cepat dan dengan hasil baik. Swanson dan

Gradous dalam buku Komunikasi Organisasi mengatakan bahwa kinerja

merupakan aspek vital bagi sebuah organisasi, karena perolehan kinerja yang kecil

dalam suatu aspek pekerjaan dapat menghasilkan perolehan besar secara

keseluruhan (Padan Faules, 2000:135). Menurut Kusriyanto yang dikutip oleh

Harbani Pasolong dalam bukunya “Teori Administrasi Publik” adalah “Kinerja

pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi”. (Pasolong,

(34)

Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari:

1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

Tugasnya: Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, pemetaan

batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah,

kerjasama teknis, surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan

memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur,

dan daftar lainnya dibidang pengukuran.

2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah

Tugasnya: Menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan,

pengembangan pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan

(35)

25

2. Gambaran Kinerja Pegawai di BPN Kota Medan

Kondisi saat ini masyarakat menilai produktivitas kerja aparat Badan

Pertanahan Nasional dalam menangani PRONA ( Proyek Nasional ) belum

optimal, dengan masih banyaknya jumlah pemohon yang komplein dengan

pelayanan ataupun informasi yang kurang jelas sampai di masyarakat, waktu

pengumpulan data yuridis dari masyarakat yang terkadang lama, dan pandangan

masyarakat tentang sertifikat tanah yang kurang menjadi faktor penghambat

dalam pelaksanaan PRONA. Hal tersebut dimungkinkan karena ada beberapa

faktor yang menjadi kendala dalam penanganan PRONA tersebut antara lain

jumlah Sumber Daya manusia (SDM) khususnya dibagian Pengukuran di Badan

Pertanahan Nasional Kota Medan kurang, dana untuk menyelesaikan proyek ini

terbatas, sarana dan prasarana terbatas, ditambah lagi dengan dimungkinkannya

terjadi masalah dilapangan baik masalah yang datang dari pihak pemohon ataupun

kendala dalam proses pengukuran mengakibatkan proses penyelesaiannya

menjadi semakin lama. Menyikapi fenomena tersebut di atas, maka tantangan

yang dihadapi adalah bagaimana memaksimalkan kinerja termasuk di dalamnya

produktivitas kerja pegawai pada organisasi Badan Pertanahan Nasional RI, agar

dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Menurut Kerlinger dan

Padhazur (2002) faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting

dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif

memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai

tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin

(36)

organisasi sebagai instansi pelayash nan publik. Selain gaya kepemimpinan, Iklim

organisasi juga mempengaruhi kinerja pegawai, Iklim organisasi senantiasa

mempengaruhi seluruh kondisi dasar dan perilaku individu dalam perusahaan dan

pemimpin adalah faktor paling dominan yang paling mempengaruhi bentuk dari

iklim organisasi.

B. Gaya Kepemimpinan

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan

organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan

organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang

lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Menurut

Robbin (2006:6) Kepemimpinan merupakan kemampuan memotivasi karyawan,

mengatur aktivitas individu lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif,

atau menyelesaikan konflik di antara anggotanya. Kepemimpinan merupakan proses

mempengaruhi dalam menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk

mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya

(Rivai, 2003:2). Sedangkan menurut Tampubolon (2007) Gaya kepemimpinan

adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan,

sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba

mempengaruhi kinerja bawahannya.

Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan,

(37)

27

bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam

mencapai suatu tujuan tertentu. Pemahaman terhadap berbagai aspek

kepemimpinan serta kebutuhan manusia, termasuk bawahan, penting sekali bagi

seorang pemimpin, karena hal tersebut sangat berkaitan dengan motivasi. Dengan

memahami kebutuhan pengikut, maka seorang pemimpin akan dapat menentukan

cara yang tepat untuk dipakai dalam memotivasi pengikutnya untuk mencapai

tujuan perusahaan. Sehingga menyadari keberadaan pemimpin adalah sangat

penting bagi suatu perusahaan. Tujuan organisasi harus dicapai dengan

sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilakukan jika seorang pemimpin dapat bekerja sama

dengan baik dengan bawahannya. Seorang pemimpin yang baik harus

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh bawahannya

serta mampu mempengaruhi mereka untuk bekerja dengan lebih baik. Jika gaya

kepemimpinannya baik, maka motivasi kerja juga akan semakin baik. Begitu pula

sebaliknya. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari pemimpinnya dan

bawahan yang berada dalam organisasi tersebut.

2. Penerapan Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan,

mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk

bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam

mencapai suatu tujuan tertentu.

Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut

(38)

1) Tipe Pemimpin Yang Otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang pemimpin yang:

a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.

b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

c. Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

d. Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya

e. Dalam tindakan penggeraknya sering mempergunakan approach

yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)

2) Tipe Pemimpin Yang Militeristik

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang

pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang

pemimpin yang bertipe militeristik adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat:

a. Dalam menggerakkan bawahannya sistem perintah yang sering

dipergunakan

b. Dalam meggerakkan bawahannya senang bergantung pada pangkat

dan jabatan

c. Senang kepada formalitas yang berlebih lebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

3) Tipe PemimpinYang Paternalistik

a. Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa

b. Bersikap terlalu melindungi

c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

(39)

29

d. Sering bersikap mau tahu

4) Tipe Pemimpin Yang Kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang

dimikian sangat diperlukan. Akan tetapi sifatnya yang negatif

mengalahkan sifatnya yang positif.

5) Tipe Pemimpin Yang Demokratik

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe

pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern

karena:

a. Ia senang menerima saran, pendapat bahkan kritikan dari bawahan.

b. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha

mencapai tujuan.

c. Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai

pemimpin.

Dari beberapa Gaya Kepemimpinan diatas, yang diterapkan di

Badan Pertanahan Nasional Kota Medan adalah Gaya Kepemimpinan

Demokratik. Kepala seksi IV yaitu bagian Pengendalian Dan

Pemberdayaan Pertanahan, secara tidak langsung dalam kepemimpinannya

beliau menerapkan gaya kepemimpinan tersebut yaitu dengan menerima

masukan, pendapat, saran bahkan kritikan dari bawahan. Selain sebagai

Kepala Seksi IV beliau juga merupakan Ketua Tim Prona (Proyek

(40)

dicapai dalam waktu tertentu, sebagai pemimpin beliau selalu berusaha

mengutamakan kerjasama dalam usaha mencapai tujuan.

Sedangkan Robbins (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya

kepemimpinan antara lain:

1) Gaya Kepemimpinan Kharis matik

Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik

atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu

pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin

kharismatik:

a. Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran

ideal yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan

mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami oleh

orang lain.

b. Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh resiko

personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam

pengorbanan diri untuk meraih visi.

c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mammpu menilai secara

realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan

untuk membuat perubahan.

d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik

perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan

(41)

31

e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam

perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.

2) Gaya Kepemimpinan Transaksional.

Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau

memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan

memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan

transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa

adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat

empat karakterisitik pemimpin transaksional:

a. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang

dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui

pencapaian.

b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dan mencari

penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan

perbaikan.

c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika

standar tidak dipenuhi.

d. Laissez Fair: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan

keputusan.

3) Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional mencurahkan perhatian pada

hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut,

(42)

persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama

dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan,

membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan

upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat

karakteristik pemimpin transformasional:

a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan

kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan

b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan

simbol untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud

penting secara sederhana.

c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan

pemecahan masalah secara hati-hati.

d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani

karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.

4) Gaya Kepemimpinan Visioner

Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis,

kredibel dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi

yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi

dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar sehingga

bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan

membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk

(43)

33

Peran pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai sangat besar,

dari beberapa gaya kepemimpinan menurut Robbins (2006) diatas, yang

diterapkan dan terlihat dalam Kepemimpinan di Badan Pertanahan Nasional

Kota Medan adalah Gaya Kepemimpinan transformasional. Dimana seorang

pemimpin memiliki visi dan rasa atas misi dan menanamkan rasa

kebanggan, meraih penghormatan dan kepercayaan dari bawahan maupun

masyarakat. Selaku pemimpin selalu mengkomunikasikan harapan tinggi

kepada setiap pegawai yang dibawahi nya, sehingga setiap pegawai

terbangun dan meningkatkan kinerja agar tercapai tujuan sesuai dengan

rencana kerja. Pemimpin selalu memberikan motivasi dan nasehat kepada

setiap pegawai nya bahwa dalam melayani masyarakat harus dengan tulus

dan baik, memberikan penjelasan sejelas-jelasnya kepada masyarakat

dengan bahasa yang jelas sehingga masyarakat dapat mengerti setiap proses

kerja dalam organisasi, sehingga ketika masyarakat puas akan pelayanan

maka kepercayaan masyarakat akan badan pemerintahan meningkat. Ketika

masyarakat sudah percaya akan kerja dari pegawai di Badan Pertanahan

Kota Medan secara otomatis hal tersebut juga mendorong kinerja pegawai

untuk menjadi lebih baik lagi. Peranan pemimpin selain memberikan

motivasi dan dorongan, pemimpin di Badan Pertanahan Kota Medan juga

mendorong intelegensia dan rasionalitas para pegawainya dalam menangani

setiap kerjaan, dan pemecahan masalah secara hati-hati. Dan pemimpin juga

memberikan perhatian pribadi kepada kepda pegawainya, melatih dan

(44)

C. Iklim Organisasi

1. Pengertian Iklim Organisasi

Setiap organisasi atau perusahaan memiliki cara tersendiri dalam

menyajikan usahanya. Oleh karena itu suatu organisasi mempunyai iklim

berbeda dengan organisasi lainnya. Iklim dapat bersifat menekan, netral

atau dapat pula bersifat mendukung, tergantung bagian mengaturnya,

karena itu setiap organisasi selalu mempunyai iklim kerja yang unik.

Organisasi cenderung menarik dan mempertahankan orang-orang yang

sesuai dengan iklimnya, sehingga dalam tingkatan tertentu polanya dapat

langgeng. Wirawan (2008:122) mendefenisikan iklim secara luas. Ia

menjelaskan bahwa iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi

(secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap

berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di

lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan

perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian

menentukan kinerja organisasi. Menurut definisi diatas kita dapat melihat

bahwa iklim adalah sebuah konsep dinamis yang mempengaruhi

keseluruhan organisasi di dalam lingkungan tempat organisasi. Wirawan

(2008:122) mendefenisikan iklim secara luas. Ia menjelaskan bahwa iklim

organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan

kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi

mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi

(45)

35

anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi.

Menurut Simamora (2001 : 31 ) ”iklim organisasi terdiri dari hubungan

antar karyawan dan kombinasi antara nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh

perusahaan ”Simamora lebih melihat iklim organisasi sebagai sinergisitas

antara hubungan antara karyawan dengan nilai dan tujuan yang ditetapkan

oleh perusahaan.

3. Sifat-Sifat Iklim Organisasi

Menurut Al-Shammri (1998:30), Slocum mengemukakan 4

(empat) sifat iklim organisasi, antara lain :

a. Iklim Baik Secara Organisasi

Individu maupun group, secara keseluruhan bersifat psikologis

dan persepsi, individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota

dari satuan unit sosial.

b. Semua Iklim Adalah Abstrak

Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang

lain dan berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk

membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu

digabungkan hasil dari pengamatan mereka dan pengalaman pribadi

orang-orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang-orang tersebut.

c. Iklim Bersifat Abstrak dan Perseptual

Maka mereka memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi

(46)

pengamatan lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat

multidimensi akan dihasilkan.

d. Iklim Itu Sendiri

Disadari lebih bersifat deskriptif daripada evaluatif, jadi peneliti lebih

banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja

mereka pada seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk

menyatakan apakah itu bagus atau buruk.

2. Iklim Organisasi di Badan Pertanahan Kota Medan

Menurut Schaatz (1995:131) , suatu iklim kerja yang baik akan

menimbulkan pengaruh positif yang sangat besar terhadap kinerja pegawai.

Tanpa iklim yang baik / positif maka para karyawan pun tidak akan

memiliki kinerja yang baik.

[image:46.595.152.556.473.607.2]

Sumber : Payne Pugh, Konsen, Scahtz (data diolah) Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

IKLIM ORGANISASI

1. Kebijakan & Peraturan Organisasi

2. Tingkat Efektivitas Komunikasi

3. Hubungan Antar Karyawan 4. Tingkat Partisipasi Pimpinan

KINERJA PEGAWAI

(47)

37

a. Dimensi – Dimensi Iklim Organisasi

Menurut West (2000:134)., iklim suatu organisasi merujuk pada

berfungsinya organisasi secara keseluruhan dari sudut pandang para

karyawan. Dengan demikian, iklim adalah suatu metafora yang

menggambarkan agregat persepsi karyawan individual mengenai

lingkungan organisasi mereka. Dimensi-dimensi tertentu dari iklim

memberikan pengaruh khusus pada kemampuan organisasi untuk

meningkatkan kinerja mereka. Dimensi-dimensi ini adalah :

a. Kebijakan dan Peraturan Organisasi

Menurut Stringer (2002:135) Pengaturan organisasi mempunyai

pengaruh paling kuat terhadap iklim organisasi. Pensertipikatan tanah

secara masal melalui PRONA merupakan salah satu kegiatan

pembangunan pertanahan yang mendapat tanggapan positif dari

masyarakat. Selama ini pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah dalam 5

dekade, yang dimulai pada tahun 1961 baru mampu melaksanakan

pendaftaran tanah sebanyak ± 34 juta bidang dari ± 85 juta bidang. Pasal

19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria (UUPA) menetapkan bahwa untuk menjamin kepastian

hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah

Republik Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia (BPN-RI) yang berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional,

(48)

pertanahan, antara lain melanjutkan penyelenggaraan percepatan

pendaftaran tanah sesuai dengan amanat Pasal 19 tersebut, terutama bagi

masyarakat golongan ekonomi lemah sampai menengah melalui kegiatan

PRONA yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1981.

Percepatan pendaftaran tanah diselenggarakan hendaknya

memperhatikan prinsip bahwa tanah secara nyata dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, berperan secara jelas untuk terciptanya tatanan

kehidupan bersama yang lebih berkeadilan, menjamin keberlanjutan

kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk meminimalkan

perkara, masalah, sengketa dan konflik pertanahan. Selain dari pada itu

percepatan pendaftaran tanah juga merupakan pelaksanaan dari 11 Agenda

BPN-RI, khususnya untuk meningkatkan pelayanan pelaksanaan

pendaftaran tanah secara menyeluruh, dan penguatan hak-hak rakyat atas

tanah. Target prona untuk tahun anggaran 2014 adalah 3000 bidang,

dimana besarnya dua kali lipat dari tahun 2013.

Disini peran pemimpin dituntut besar, bagaimana seorang pemimpin

mampu mengarahkan pegawainya dalam bekerja agar hasil yang dicapai

sesuai dengan target. Adanya kebijakan organisasi yaitu dengan

memberikan insentif ataupun penghargaan bagi setiap pegawai yang

memenuhi target proyek memacu produktivitas, dan kenyaman lingkungan

pekerjaan yaitu terpenuhi nya setiap sarana dan prasarana juga memacu

kinerja pegawai. Iklim kerja yang kondusif akan menimbulkan pengaruh

(49)

39

b. Tingkat Efektivitas Komunikasi

Komunikasi sangat penting dalam kegiatan manajemen, terutama

dalam organisasi. Menurut Jalaluddin (2008:121), komunikasi yang

efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan

kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang

baik dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Tingkat efektivitas

komunikasi yang terjadi di Badan Pertanahan Kota Medan adalah adanya

target yang harus dicapai yaitu penerbitan sertifikat Prona sebanyak 1200

dalam waktu 4 bulan yaitu sampai bulan juni 2014, namun pada

kenyataanya banyak nya kendala yang dihadapi dilapangan yaitu pada saat

pengumpulan berkas, pengukuran dan pengetikan SK, yang menyebabkan

target tidak dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Disini peran pemimpin

sangat dibutuhkan, seorang pemimpin harus mengetahui apa yang

menghambat dan bagaimana cara mengatasinya, seorang pemimpin

menyadari sebelum membuat langkah penyelesaian ia harus mengetahui

dengan pasti segala sesuatu yang terjadi ditingkat pengumpulan data

maupun di pengukuran. Untuk memperoleh semua informasi yang

dibutuhkan serta memperlihatkan itikad baiknya, seorang pemimpin

seharusnya mengadakan inspeksi keliling secara langsung. Disinilah

seorang pemimpin mulai mengadakan pendekatan pribadi dan

membicarakan segala sesuatu yang semula dianggap terlalu ribadi dengan

(50)

c. Tingkat Hubungan Karyawan

Salah satu contoh betapa pentingnya tingkat hubungan antara

pegawai adalah Kepala Seksi (Kasi) IV selaku ketua tim PRONA 2014,

senantiasa memperlakukan setiap pegawainya, mulai dari pegawai honor,

staf pegawai, sampai yang terendah, sebagai mitra kerja yang setara.

Pemimpin jauh lebih mementingkan hubungan antara sesama pekerja

daripada hasil kerja itu sendiri, hubungan yang baik dan harmonis antara

sesama pekerja merupakan sesuatu yang paling penting. Apabila hubungan

antar segenap pegawai dan pimpinan telah terbina dengan baik, maka hasil

kerja yang maksimal dengan sendirinya akan tercipta. Pada akhirnya iklim

positif dalam organisasi benar benar berhasil tercipta. Para pegawai turut

merasa sebagai pemilik organisasi.

d. Tingkat Partisipasi Karyawan

Menurut Robbins (2008:99) Komitmen karyawan terhadap organisasi

organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu

organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara

keanggotaan dalam organisasi tertentu. komitmen kerja karyawan

menentukan berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh suatu

organisasi atau perusahaan. Hal ini berarti apabila setiap anggota organisasi

memiliki komitmen yang tinggi maka besar kemungkinan keberhasilan atau

kesuksesan dapat tercapai. Keberhasilan suatu organisasi akan berdampak

baik bagi kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan dan karyawannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen atau tingkat partisipasi

(51)

41

pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Untuk mendapatkan hasil kinerja yang diinginkan harus mengetahui motif

dan tujuan serta keanekaragaman dari perilaku pegawainya.

Perilaku dan komitmen itu sendiri juga mempengaruhi kinerja

seseorang dalam bekerja. Komitmen dipandang penting dalam suatu

organisasi, karena dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan

bersikap profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah

disepakati bersama dalam organisasi, yang fokusnya adalah nilai-nilai dan

sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan. Karena perusahaan meyakini

bahwa tanpa komitmen karyawan yang tinggi maka perusahaan tidak akan

sukses.

e. Cara Meningkatkan Kinerja / Gairah Kerja Pegawai

Setiap organisasi selalu berusaha untuk meningkatkat gairah kerja para

pegawainya semaksimal mungkin. Ada beberapa cara untuk meningkatkan

gairah kerja pegawai menurut Alex. S. Nitisemito (1991:168-181), antara

lain:

1. Gaji Yang Cukup

Dengan adanya gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan para

karyawan cenderung akan meningkatkan kinerja pegawai. Di Badan

Pertanahan Kota Medan Pegawai menerima gaji setiap sebulan sekali,

selain gaji bulanan pegawai juga mendapat tunjangan dari bagian

masing-masing sesuai dengan penanganan proyek kerja yang sedang berlangsung,

(52)

atau pengumpul data yuridis akan mendapatkan tunjangan dari seberapa

banyak data yang dia kumpulkan dari masyarakat. Berkaitan dengan

tunjangan yang diberikan selain gaji bulanan maka dapat meningkatkan

kinerja atau semangat egawai dalam bekerja.

2. Pemberian Fasilitas Yang Menyenangkan.

Dengan tersedianya fasilitas yang lengkap dan menunjang, akan

meningkatkan mutu dan kualitas kerja mereka. Melihat kondisi di Badan

Pertanahan Nasional Kota Medan sudah tersedia fasilitas yang memadai

untuk mendukung kinerja setia pegawai. Misalnya ruangan kerja yang

nyaman, perlengkapan kantor yang cukup memadai, tersedianya

transportasi apabila pegawai turun ke lapangan.

3. Menempatkan Pegawai Pada Posisi Yang Tepat.

Hal ini menyebabkan karyawan merasa senang dalam bekerja

karena sesuai dengan keahlian dan keterampilan dalam bidangnya. Begitu

juga di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan setiap pegawai

ditempatkan pada posisi sesuai dengan kemampuannya. Penempatan

pegawai merupakan faktor penting di dalam organisasi berkaitan dengan

pengelolaansumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi.

Penempatan pegawai dalam posisi yang tepat merupakan suatu hal utama

karena erat hubungan nya dengan kinerja pegawai. Penempatan pegawai

ini bertujuan untuk menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang

sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga akan menjadi sumber

(53)

43

pegawai yang ditempatkan di bagian Pengukuran Tanah adalah pegawai

yang memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan yang sesuai,

biasanya pegawai ini adalah tamatan dari Sekolah Tinggi Pertanahan

Nasional yang ada di Yogyakarta, seorang petugas ukur haruslah

memegang surat tugas dimana pengukuran bidang tanah dan penetapan

batas yang akan dilakukan oleh petugas ukur didasarkan pada surat tugas

yang dibuat oleh Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Hak Tanah

atas nama Kepala Kantor Pertanahan. Seorang petugas ukur juga harus

mampu dan mengerti dalam memeriksa peta-peta dan warkah pengukuran

yang tersedia.

4. Memberikan Kesempatan Kepada Pegawai Untuk Maju.

Dengan adanya kebijakkan organisasi untuk memberikan

kesempatan pada pegawai untuk maju, membuat mereka semangat dan

bergairah dan bangga dapat meningkatkan prestasi dalam organisasi.

Begitu juga di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan memiliki

kebijakan untuk memberikana kesempatan pada pegawai untuk maju,

misalnya pengangkatan pegawai honor menjadi pegawai tetap, kenaikkan

jabatan untuk pegawai negeri sipil. Pangkat adalah kedudukan yang

menunjukkan tingkat seseorang pegawai negeri sipil berdasarkan

jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian digunakan sebagai

dasar penggajian. Kenaikkan pangkat adalah penghargaan yang diberikan

(54)

a. Kenaikkan Pangkat Reguler

Kenaikkan pangkat reguler adalah penghargaan yang diberikan

kepada pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat yang ditentukan

tanpa terikat oleh jabatan. Kenaikkan pangkat reguler diberikan sepanjang

tidak melampaui pangkat atasan langsungnya. Kenaikkan pangkat reguler

diberikan kepada PNS sampai dengan:

a. SD II/a

b. SLTP II/c

c. SLTP, Kejuruaan TK.I II/d

d. SLTA,SLKTA ¾ Tahun, D I/III III/b

e. SGPLB, DIII,Sarmud,Bakaloreat III/c

f. Sarjana, D IV III/d

g. Dokter, Apoteker, Magister (S2) IV/a

h. Doktor (S3) IV/b

Kenaikkan pangkat reguler diberikan kepada PNS setingkat lebih

tinggi apabila yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah 4tahun dalam

pangkat terakhir dan setiap unsur penilaian prestasi kerja

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

b. Kenaikan Pangkat Pilihan

Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan

yang diberikan kepada pegawai negeri sipil atas prestesinya yang tinggi.

(55)

45

1. Menduduki jabatan struktural dan jabatan fungsional tertentu (

1tahun-4tahun)

2. Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan

dengan kepres.

3. Menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya

4. Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara

5. Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar

c. Kenaikkan Pangkat Anumerta

Kenaikkan Pangkat Anumerta adalah kenaikkan pangkat yang

diberikan kepada PNS yang dinyatakan tewas, artinya meninggal dunia

dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya. Pemerintah

memberikan kenaikkan pangkat setingkat lebig tinggi dari oangkat yang

dimilikinya, yang berlaku mulai tanggal PNS yang bersangkutan tewas.

d. Kenaikkan Pangkat Pengabdian

Kenaikkan Pangkat Pengabdian diberikan pada PNS yang

meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak

pensiun karena mencapai batas usia pensiun dapat diberikan kenaikkan

pangkat setingkat lebih tinggi, apabila:

1. Memiliki masa bekerja sebagai PNS selama : sekurang-kurangnya

30 tahun secara terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah 1

bulan dalam pangkat terakhir. sekurang-kurangnya 20 tahun

secara terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah 1 bulan

(56)

terus-menerus dan sekurang-kurangnya telah 1 bulan dalam

pangkat terakhir.

2. Setiap unsur penilaian prestasi kerjasekurang-kurang nya bernilai

baik dalam satu tahun terakhir.

3. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat

(57)

47

BAB IV

KSIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan,

mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan

untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela

dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Dari beberapa Gaya Kepemimpinan, yang diterapkan di Badan

Pertanahan Nasional Kota Medan adalah Gaya Kepemimpinan

Demokratik. Dimana seorang pemimpin dalam menjalankan

kepemimpinannya menerima masukan, pendapat, saran bahkan kritikan

dari bawahan. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam

usaha mencapai tujuan. Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri

pribadinya sebagai pemimpin.

3. Cara Meningkatkan Kinerja atau Gairah Kerja Pegawai adalah dengan

memberikan gaji yang cukup, pemberian fasilitas yang menyenangkan,

menempatkan pegawai pada posisi yang tepat, memberikan kesempatan

kepada pegawai untuk maju.

4. Badan Pertanahan Nasional Kota Medan adalah lembaga pemerintah non

departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab pada Presiden

Republik Indonesia. Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas untuk

(58)

regional dan sektoral. Kantor Pertanahan Kota Medan adalah bagian

instansi Badan Pertanahan Nasional yang berada di kota Medan.

B. Saran

1. Perlu mempertahankan Gaya Kepemimpinan dan Iklim Organisasi yang

sudah baik dan menyesuaikan dengan kondisi organisasi serta kemampuan

manajemen kantor diharapkan terus ditingkatkan sehingga mampu

melayani masyarakat dan kepercayaan masyarakat akan Badan Pertanahan

Kota Medan menjadi baik.

2. Perlu mempertahankan Gaya Kepemimpinan Demokratik yang sudah

diterapkan di Badan Pertanahan Kota Medan, dimana seorang pemimpin

yang mengutamakan kerjasama teamwork dan menerima masukkan dari

bawahan akan mendorong kinerja pegawai dalam bekerja.

3. Menyediakan fasilitas yang memadai di setiap bagian untuk menunjang

kinerja pegawai lebih baik lagi.

4. Tugas akhir dapat berguna untuk kelanjutan studi atau jenjang sarjana

maupun profesi yang dapat diteliti lebih dalam lagi

5. Demi meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, seorang

pemimpin harus mampu mempengaruhi bawahannya, misalnya untuk

bersikap disiplin dalam bekerja. Pegawai akan lebih baik jika dapat

menjalankan kedisiplinan kerja, misalnya datang tepat waktu kekantor,

(59)

49

DAFTAR PUSTAKA

Gary Yukl.1998.Kepemimpinan Dalam Organisasi(alih bahasa Yusuf Udaya),Edisi Bahasa Indonesia,Victory Jaya Abadi.Jakarta

Hasibuan. M.S.P.(2000). Manajemen Sumber-Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

http://www.bpn.go.id/Tentang-Kami/Sejarah

Kusnadi. 2003. Masalah, Kerjasama, Konflik, dan Kinerja. Tanada. Malang. Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku Organisasi (alih bahasa Drs. Benjamin Molan), Edisi Bahasa Indonesia, Klaten: PT INT AN SEJATI.

Siagian, Sondong P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan
Gambar 2.1 Loga Badan Pertanahan Nasional RI
Gambar 2.2  Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan Situasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara dan

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Ketidakpastian Lingkungan memiliki pengaruh terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Pada Pegawai Badan Kepegawaian Daerah

penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional Terhadap Kinerja ( Studi pada Pegawai Badan Pendapatan Daerah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat kajian tentang pengaruh kepemimpinan, iklim organisasi dan etos kerja terhadap kinerja pegawai pada

Hal ini bisa dimaknai bahwa kepemimpinan, kompensasi dan iklim organisasi memberikan pengaruh yang besar terhadap pencapaian kepuasan kerja pegawai pada BPBD Kota Padang

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Studi Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN