• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja pada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja pada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN

DAERAH KOTA MEDAN

Petunjuk pengisian :

1) Isilah data diri sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada identitas responden. 2) Berilah tanda checklist ( ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia sesuai

dengan pendapat Anda pribadi sebagai tenaga kerja pada komponen-komponen variabel. Masing-masing pilihan jawaban memiliki makna sebagai berikut: SS : Apabila jawaban Anda tersebut sangat setuju

S : Apabila jawaban Anda tersebut setuju KS : Apabila jawaban Anda tersebut kurang setuju TS : Apabila jawaban Anda tersebut tidak setuju STS : Apabila jawaban Anda tersebut sangat tidak setuju 3) Diharapkanuntuktidakmenjawablebihdarisatupilihanjawaban. 4) IDENTITAS RESPONDEN :

1. NAMA :

2. UMUR : 25 ( )

26 – 30 ( ) 31 – 35 ( ) 36 – 40 ( ) 40 ( )

3. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI / PEREMPUAN * 4. JABATAN KERJA :

5. MASA KERJA :

Keterangan :

(2)

1. Kepemimpinan

No. Pernyataan Jawaban Responden

SS S KS TS STS

01. Pimpinan memberitahukan dengan jelas apa yang harus dikerjakan.

02. Pimpinan memberikan arahan secara spesifik kapan pekerjaan harus diselesaikan.

03. Saya hanya melakukan apa yang diinstruksikan pimpinan.

04. Pimpinan memberikan arahan berupa

penjelasan mengenai bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan baik.

05. Pimpinan selalu memberikan ide-ide yang baik.

06. Pimpinan memberikan kesempatan kepada saya untuk memberikan ide dan saran. 07. Pimpinan menerima masukan dari saya

mengenai keputusan yang diambil.

08. Pimpinan melibatkan saya untuk memutuskan cara dalam melakukan pekerjaan.

9. Pimpinan berbaur dengan pegawai.

10. Pimpinan dan pegawai berbagi tanggung jawab dalam pemecahan masalah.

11. Pimpinan melakukan komunikasi dua arah kepada pegawai dalam memecahkan masalah. 12. Pimpinan memberikan tanggung jawab kepada

saya dengan tepat.

13. Pimpinan sepenuhnya mendengarkan pendapat dari bawahannnya.

(3)

2. Komunikasi

No. Pernyataan Jawaban Responden

SS S KS TS STS

01. Saya terbuka dalam menyampaikan suatu masalah.

02. Saya menerima masukan dari rekan kerja untuk menyelesaikan suatu masalah.

03 Saya menyampaikan segala informasi dengan jujur.

04. Saya bertanggung jawab terhadap apa yang sudah disampaikan.

05. Saya membantu memecahkan kesulitan yang sedang dialami rekan kerja.

06. Saya memahami harapan dan membantu rekan kerja untuk memperoleh hasil kerja yang baik. 07. Saya mampu mengerti keluhan yang dirasakan

pegawai lainnya.

08.7 Saya tidak bersikap semena-mena terhadap rekan kerja saya.

09. Saya memberikan pujian kepada pegawai yang hasil kerjanya baik.

10. Saya memberikan respon yang baik ketika berbicara dengan pegawai lain.

11. Saya memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya kerja sama.

12. Saya memberikan dukungan moril kepada rekan kerja saya.

13. Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang berargumentasi.

14. Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang ingin bicara.

15. Saya menghargai keberadaan rekan kerja saya. 16. Saya menganggap rekan kerja saya penting

didalam menyelesaikan tanggung jawab. 17. Saya tidak memaksakan kehendak terhadap

pegawai lain.

(4)

3. Kepuasan Kerja

No. Pernyataan Jawaban Responden

SS S KS TS STS

01. Saya merasa puas terhadap keadilan ditempat saya bekerja

02. Saya merasa mendapatkan tanggung jawab yang sama dengan seluruh pegawai lainnya. 03 Saya dan pegawai lainnya saling

menyemangati dalam bekerja.

04. Saya bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan saya ini.

05. Saya merasa senang dengan pekerjaan saya. 06. Saya merasa puas dengan kondisi pekerjaan

saya selama ini.

07. Pimpinan saya mampu menghargai hasil kerja saya.

08. Pimpinan mampu menempatkan diri ketika didalam maupun diluar lingkungan kerja. 09. Saya merasa pekerjaan saya sesuai dengan

kemampuan saya.

10. Saya merasa nyaman dengan kemampuan saya dalam bekerja.

11. Saya merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan.

(5)

Kuisioner Pra Penelitian

Penilaian Gaya Kepemimpinan

Mohon diisi semua pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist didalam pilihan jawaban yang tersedia. Pilih jawaban yang menurut anda paling tepat.

Nama :

Jabatan :

Keterangan :

SS = SANGAT SETUJU

S = SETUJU

KS = KURANG SETUJU

TS = TIDAK SETUJU

(6)

1. Tipe Kendali Bebas

No

Pernyataan

SS S KS TS STS

1

Pimpinan memberikan kekuasaan penuh kepada karyawan

2

Saya merasa bebas dalam membuat keputusan untuk pekerjaan saya

3

Pimpinan saya bersifat pasif membimbing saya dalam pekerjaan

4

Pimpinan saya ikut berpartisipasi hanya jika saya memintanya

5

Pimpinan saya mengambil keputusan sesuai dengan keinginan saya

2. Tipe Otoriter

No

Pernyataan

SS S KS TS STS

6

Pimpinan saya memutuskan apa yang harus

dilakukan dan bagaimana menjalankannya

7

Pimpinan saya mengambil keputusan yang

membuat pekerjaan saya tidak

menyenangkan

8

Pimpinan saya bertindak tanpa

memperhatikan kondisi karyawan

9

Pimpinan saya tidak mendengarkan saran

bawahan

10

Keputusan pimpinan harus diterima dan

(7)

No

Pernyataan

SS S KS TS STS

11

Pimpinan saya menghargai pendapat

saya

12

Pimpinan saya dapat menjaga hubungan

kerja yang ramah dengan saya

13

Pimpinan saya bertindak dengan cara

mempertimbangkan kepentingan saya

secara pribadi

14

Pimpinan saya mudah diajak

bernegosiasi

15

Pimpinan saya memberikan kebebasan

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

AmirullahdanHarisBudiyono.2004.PengantarManajemen.Yogyakarta:Graha Ilmu

Bernardine, Wirjana dan Supardo Susilo. 2005. Kepemimpinan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Campbell, Samiec and Ellen Samiec. 2005. 5-D Leadership: Key Dimensions For Leading In The Real World. First Edition. United States of America: Davies Black Publishing.

Devito, Joseph, A. 1997. HumanCommunication. New York : Harper Collinc Colege Publisher.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Husnaini, Usman. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Lodge B. Dan C. Derek, 1993, “Organizational Behavior and Design”.

Terjemahan Sulamo Tjiptowardoyo, Gramedia, Jakarta.

Masmuh, Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang : UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Nelson, D.L dan J.C. Quick, 2006, Organizatonal Behavior Foundations

Realities and Challenges, Thompson South Western, United States of

America.

(9)

Rivai, dan Mulyadi. 2002. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2010. Manajemen. Jakarta : Erlangga

Robbins, Stephen. P dan Timothy A. Judge. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta

Suranto, AW. 2005. Komunikasi Perkantoran. Yogyakarta : Media Wacana

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Perdana Media group.

Ulber,Silalahi.(2009).MetodePenelitianSosial.Bandung:PT.RefikaAditama. West, Richard dan Turner, Lynn. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Edisi 3.

Jakarta : Salemba Humanika

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Jurnal

Barnes, Larry F, 2007. The influence of health care Cios Transformational Leadership behavior on workers Job Satisfaction.

Brahmasari, Ida Ayu dan Agus Suprayetno, 2008. Pengaruh Motivasi Kerja,

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen

(10)

Gustiano, Benny, 2013. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai.

Koesmono, H. Teman. 2014. The Influence of Organizational Culture, Servant Leadership, and Job Satisfaction Toward Organizational Commitment and Job Performance Through Work Motivation as Moderating Variables for Lecturers in Economics and Management of Private Universities in East Surabaya. Surabaya: Educational Research International Vol. 3(4) August 2014.

Kusumaningrum, Ratih, 2013. Kepuasan Relasi Antara Atasan dan Bawahan

dengan Pendekatan Teori Pertukaran Sosial.

Ozmen, Aziz, 2008. An analitycal study of the impact the preception of leaderhip styles on job satisfaction within the Turkish National Police based on the multisfactor leadership questionnaire.

Safitri, Husnaina Mailisa, Amri dan M. Shabri, 2012. Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Kerja Sama Tim, dan Gaya Komunikasi Terhadap

Kepuasan Kerja serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu

Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Vol. 1 No. 2: 1-17.

Skripsi dan Tesis

Andini, Rita. 2006. Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja,

Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention. Tesis, Pasca

Sarjana Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang

Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja dengan Komiten Organisasi sebagai variabel

Intervening. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

Semarang.

(11)

Kusumawati, Ratna. 2008. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja

Karyawan. Tesis, Pasca Sarjana Manajemen Universitas Diponegoro,

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode ini disebut kuantitatif karena data

penelitian berupa kuisioner dan analisis menggunakan statistik. Adapun variabel

yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Gaya

Kepemimpinan ( ) dan Komunikasi ( ), serta variabel terikatnya adalah

Kepuasan Kerja (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

dengan target penelitian para pegawai. Waktu penelitian ini akan dimulai dari

bulan November 2015 sampai dengan Desember 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. maka

batasan operasional ini dibatasi pada variabel bebas (independent), Gaya Kepemimpinan ( ) dan Komunikasi ( ) serta variabel terikat (dependent)

(13)

yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi (X2).

b. Variabel terikat (dependent variable) (Y) yaitu variabel yang tergantung dengan variabel lain, atau variabel yang dapat dipengaruhi

oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kepuasan kerja (Y).

3.4 Operasional Variabel

Definisi operasional yang digunakan untuk penelitian ini kemudian

diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:

1. Kepuasan Kerja

kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan bagi para pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota

Medan memandang pekerjaan mereka.

2. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,

atau seni mempengaruhi perilaku manusia pada pegawai Badan

Kepegawaian Daerah Kota Medan dalam mencapai tujuan bersama.

3. Komunikasi

komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu

orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara

tertulis, lisan maupun bahasa isyarat diantara pegawai Badan Kepegawaian

(14)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

(15)
(16)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala Pengukuran Persepsi Responden menggunakan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, fenomena, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. ( Situmorang dan Lufti, 2014:6)

Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab

kuisioner, maka skala penilaiannya sebagai berikut:

Skala 1 = sangat tidak setuju

Skala 2 = tidak setuju

Skala 3 = kurang setuju

Skala 4 = setuju

Skala 5 = sangat setuju

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Dalam Noor (2011:147), populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen

atau anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan

keseluruhan dari objek penelitian. Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka

populasi dapat dibedakan menjadi populasi homogen (keseluruhan individu yang

menjadi anggota populasi memiliki sifat yang relatif sama antara satu dan yang

lain dan mempunyai ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes

populasi yang berbeda) dan populasi heterogen (keseluruhan individu anggota

(17)

ini adalah pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan yang berjumlah 69

orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah

samplel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi

dengan kesalahan yang sangat kecil. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil

dari populasi harus betul–betul representatif (mewakili). (Sugiyono, 2009:81)

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh

perorangan atau langsung melalui objeknya. Pengumpulan data ini

biasanya dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada obyek

penelitian dan diisi secara langsung oleh responden.

(18)

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

atau melalui media perantara. Data yang didapatkan dari arsip yang

dimiliki organisasi/instansi, studi pustaka, penelitian terdahulu, literatur,

dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data

sekunder berupa jumlah karyawan, tingkat absensi, dan profil perusahaan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Menurut Fathoni (2006:105) wawancara adalah teknik pengumpulan data

melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artnya

pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan

oleh yang diwawancara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran

dari permasalahan yang biasanya terjadi karena sebab-sebab khusus yang

tidak dapat dijelaskan oleh kuisioner.

2. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009 :142). Dalam kuisioner ini

nantinya akan digunakan model pertanyaan tertutup, yakni bentuk

pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban sebelumnya, sehingga

responden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.

Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai

suaru pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5.

(19)

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuisioner didalam

pengumpulan data penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur

apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner tersebut dan teruji validitasnya,

dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan adalah dta yang valid. Banyak

hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data. Uji validitas akan dilakukan

pada pegawai dikantor Walikota bagian hukum.

3.9.2 Uji Realibilitas

Sedangkan reliabilitas menurut Situmorang (2014:86) adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang

sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur

(20)
(21)

Pada pernyataan butir 3,15,29 dan 34 terlihat bahwa data tidak valid karena pada

Tabel Validitas, r untuk sapel 30 adalah 0.361, sedangkan nilai corrected item total correlation yang ada pada butir 3,15,29 dan 34 dibawah 0.361. Hal ini berarti butir tersebut harus dikeluarkan. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan

(22)
(23)

VAR00039 137.1333 984.740 .900 .980 Valid

VAR00040 137.5333 1019.085 .546 .980 Valid

VAR00041 137.1333 984.740 .900 .980 Valid

VAR00042 136.8333 1007.178 .630 .980 Valid

VAR00043 137.1333 984.740 .900 .980 Valid

VAR00044 137.5000 1024.603 .469 .981 Valid

VAR00045 136.9667 975.551 .958 .979 Valid

VAR00046 136.7667 999.702 .719 .980 Valid

VAR00047 136.9000 979.197 .943 .979 Valid

VAR00048 136.7667 1012.392 .541 .981 Valid

Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.980 44

Berdasarkan Tabel Reliabiliity Statistic, Cronbach’s Alpha= 0,980 dengan jumlah pernyataan 44 butir, hasil ini menunjukkan bahwa pernyataaan ini reliable dan dapat

dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha

lebih besar dari 0,6 yaitu 0,980 > 0,6 sehingga instrumen dalam penelitian

tersebut dapat dinyatakan sebagai reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.10 Teknik Analisis

(24)

metode kuantitatif, diharapkan akan didaptkan hasil pengukuran yang lebih akurat

tentang respon yang akan diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk

angka tersebut dapat diolah dengan metode statistik.

3.10.1 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan

menggunakan Fhitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan Fhitung

dengan Ftabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam beberapa kasus

dapat terjadi bahwa secara simultan beberapa variabel mempunyai pengaruh yang

signifikan, tetapi secara parsial tidak.

Dalam analisis linier berganda memerlukan pengujian asumsi klasik yang

diperlukan untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar

bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinieritas, dan gejala

autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika

telah memenuhi persyaratan BLUE (best linier unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan

pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Didalam asusmsi

klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni uji normalitas,

heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinieritas dan linieritas.

(25)

dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola

seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri

atau ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian kita bisa

digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan

karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel

bebas terhadap variabel terikat. Dalam setiap persamaan regresi pasti

memunculkan residu. Residu, yaitu variabel-variabel lain yang terlibat akan

tetapi tidak termuat didalam model sehingga residu adalah variabel tidak

diketahui sehingga diasumsikan bersifat acak. Karena diasumsikan secara

acak, maka besarnya residu tidak terkait dengan besarnya nilai prediksi. Jika

data residu tidak bersifat acak maka data bisa dikatakn terkena

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsinya ingin menguji

apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup

tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan

ada heteroskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Istilah kolinieritas ganda (multikolinieritas) diciptakan oleh Ragner Frish

yang artinya itu berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak

(26)

sendiri berarti hubungan linier tunggal, sedangkan kolinieritas ganda

menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna.

3.11 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)

Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

Ho : β1 = β2 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengujiannya dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka:

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel . Kriteria pengambilan

keputusannya, yaitu:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

(27)

penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan

pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji t menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan menentukan

derajat kepercayaan 95% (α =0,05) dan juga penerimaan atau penolakan

hipotesa, maka cara yang dilakukan adalah :

a. H0 : b1 = b2 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen.

b. H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen.

3.Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien determinasi

(R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan

X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil

(mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan

tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap

(28)
(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan adalah suatu badan yang

merupakan unsur pendukung tugas Walikota Medan yang beralamat di Jalan

Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan. Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh

Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan

pemerintahan daerah di bidang kepegawaian.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

kepegawaian.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kepegawaian.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota Medan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

(30)

a. Visi

Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus

dibawa agar tetap eksis, antisipatif, dan inovatif. Secara umum visi adalah

pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan oleh Badan Kepegawaian

Daerah Kota Medan. Penetapan visi mencerminkan apa yang ingin dicapai,

memberi arah dan fokus strategis yang jelas, berorientasi terhadap masa depan

dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan komitmen dilingkungan Badan

Kepegawaian Daerah Kota Medan. Visi BKD Kota Medan dirumuskan untuk

mendukung visi dan misi Kota Medan secara dimensional. Pernyataan visi

berfokus pada masa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman

masa lalu.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan berkeinginan agar setiap

aparatur pemerintahan Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya

dengan baik, berdayaguna dan berhasilguna yang didukung dengan kelembagaan

perangkat daerah yang efektif dan efisien sehingga dapat terwujud pelayanan

Pemerintah Kota Medan yang prima. Sejalan dengan visi dan misi Kota Medan,

maka visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan tahun 2011-2015 sebagai

berikut, “Terwujudnya sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang

profesional, berwawasan manajemen pemerintahan, dan berpengabdian”.

Rasionalitas visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan sebagaimana di atas

(31)

1. Terwujudnya sumber daya aparatur pemerintah kota Medan yang

profesional.

2. Sumber daya aparatur pemerntah kota Medan yang berwawasan

manajemen pemerintahan.

3. Sumber daya aparatur pemerintah kota Medan yang berpengabdian.

b. misi

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan pada masa

mendatang akan tercapai. Proses perumusan misi harus memperhatikan masukan

dari pihak yang berkepentingan dengan memperhatikan peluang dan hambatan

yang dihadapi. Dalam mencapai visi organisasi, Badan Kepegawaian Daerah Kota

Medan merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan

dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu. Untuk

mewujudkan hal tersebut Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan mempunyai

misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah kota Medan

2. Meningkatkan pelayanan aparatur pemerintah kota Medan

3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat

(32)

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi sangat diperlukan untuk menjelaskan tanggung jawab

dengan tegas dari setiap posisi pekerjaan dan hubungan antara posisi dan bagian

didalam Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Setiap pegawai akan

mengetahui batasan tanggung jawabnya dan juga batasan tanggung jawab dari

bagian lain dengan struktur organisasi maka para pegawai Badan Kepegawaian

Daerah Kota Medan juga akan mengetahui kepada siapa ia harus memberikan

laporan dan pertanggung jawaban atas pekerjaannya. Struktur organisasi Badan

(33)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

(34)

4.2 Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan.

Jumlah penyataan seluruhnya adalah 14 butir untuk varibel X1, 18 butir untuk

variable X2, dan 12 butir untuk variabel Y. Total seluruh pernyataan adalah 44

butir. Sebagaimana tujuan penelitian ini, daftar pernyataan disebarkan kepada

responden berisikan pernyataan mengenai gaya kepemimpinan (X1), komunikasi

(X2), dan kepuasan kerja (Y). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh

pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan.

4.2.1 Karakteristik Responden

Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden dan

pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam

menganalisis masalah penelitian yang dirumuskan. Analisis deskriptif pada

penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 68 orang responden

pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Kuesioner berisikan deskripsi

responden dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Karateristik responden

dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama

(35)

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah responden Persentase (%)

Laki-Laki 37 54,41 %

Perempuan 31 45,59 %

Jumlah 68 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis

kelamin adalah 37 orang responden (54,41%) berjenis kelamin laki-laki dan 31

orang responden (45,59%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan

bahwa jumlah karyawan laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan karyawan

perempuan.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Karyawan Persentase (%)

21-30 Tahun 13 19,12 %

31-40 Tahun 27 39,70 %

41-50 Tahun 16 23,53 %

50 tahun keatas 12 17,65 %

(36)

Karakteristik responden berdasarkan usia responden dapat

diketahui sebanyak 13 orang atau 19,12% berusia antara 21 – 30 tahun, 27 orang

atau 39,70 % berusia antara 31 – 40 tahun, 16 orang atau 23,53 % berusia antara

41 – 50 tahun, dan sebanyak 12 orang atau 17,65 % berada pada rentang usia 50

tahun keatas. Seperti yang dilihat dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa

hampir separuh dari karyawan yang bekerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota

Medan berada pada rentang usia matang yaitu antara usia 31 – 40 tahun.

4.2.1.3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Karyawan Persentase

SMA/ Sederajat 16 23,53 %

Diploma 5 7,35 %

S1 40 58,82 %

S2 7 10,30 %

Total 68 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan adanya distribusi yang

cukup merata pada tiga jenis jenjang yang ada. Jumlah terbesar responden adalah

lulusan SMA/ Sederajat yaitu sebanyak 16 orang atau 23,53%, lulusan D3

(37)

tersaji pada tabel 4.3 disimpulkan bahwa lebih dari separuh karyawan yang

bekerja diperusahaan mengenyam pendidikan sampai dengan S1.

4.2.1.4. Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Karyawan Persentase

1-10 tahun 39 57,35 %

11-20 tahun 10 14,70 %

21-30 tahun 15 22,07 %

31-40 tahun 4 5,88 %

Total 38 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jumlah karyawan dengan berdasarkan

lama bekerja berada pada rentang waktu 1-10 tahun yaitu sebanyak 39 orang atau

57,35%, 11-20 tahun sebanyak 10 orang atau 14,70 %, 21-30 tahun sebanyak 15

orang atau 22,07%, dan 31-40 tahun sebanyak 4 orang atau 5,88%. Angka ini

menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja pada bagian SDM PTPN IV Medan

sebagian besar tergolong karyawan baru.

4.2.2 Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian

(38)

pada Bagian SDM di PTPN IV Medan dengan tanggapan responden sebagai

berikut: Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

(39)

4.2.2.1 Gaya Kepemimpinan

Tanggapan Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan (X1)

Tabel 4.5

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan

Item

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (diolah)

1. Pada pernyataan “Pimpinan memberitahukan dengan jelas apa yang

harus dikerjakan” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0%

responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 orang atau 17.6%

responden menyatakan tidak setuju, 20 orang atau 29.4% responden

menyatakan kurang setuju, 26 orang atau 38.2% responden

menyatakan setuju, dan 10 orang atau 14.7% responden menyatakan

sangat setuju.

2. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan arahan secara spesifik kapan

(40)

orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju,18 orang

atau 26.5% responden menyatakan tidak setuju, 20 orang atau 29.4%

responden menyatakan kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden

menyatakan setuju, dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan

sangat setuju.

3. Pada pernyataan “Saya hanya melakukan apa yang diinstruksikan

pimpinan” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau 4.4% responden

yang menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden

menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan

kurang setuju, 12 orang atau 17.6% menyatakan setuju dan 9 orang

atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

4. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan arahan berupa penjelasan

mengenai bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan baik” dapat

digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang atau 8.8% responden

menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9% responden menyatakan

kurang setuju, 25 orang atau 36.8% responden menyatakan setuju dan

15 orang atau 22.1% yang menyatakan sangat setuju.

5. Pada pernyataan “Pimpinan selalu memberikan ide-ide yang baik”

dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 20 orang atau 29.4% responden

(41)

kurang setuju, 20 orang atau 29.4% responden meyatakan setuju, dan 9

orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

6. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan kesempatan kepada saya

untuk memberikan ide dan saran” dapat digambarkan bahwa tidak ada

orang atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 orang

atau 17.6% responden menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3%

responden menyatakan kurang setuju, 20 orang atau 29.4% responden

menyatakan setuju dan 12 orang atau 17.6% responden menyatakan

sangat setuju.

7. Pada pernyataan “Pimpinan menerima masukan dari saya mengenai

keputusan yang diambil” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang

atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang atau

20.6% responden menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3%

responden menyatakan kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden

menyatakan setuju, dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan

sangat setuju.

8. Pada pernyataan “Pimpinan melibatkan saya untuk memutuskan cara

dalam melakukan pekerjaan ” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau

4.4% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau

32.4% responden yang menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4%

responden menyatakan kurang setuju, 12 orang atau 17.6% responden

menyatakan setuju, dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan

(42)

9. Pada pernyataan “Pimpinan berbaur dengan bawahan” dapat

digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 8 orang atau 11.8% responden

menyatakan tidak setuju, 21 orang atau 30.9% responden menyatakan

kurang setuju, 23 orang atau 33.8% responden menyatakan setuju, dan

13 orang atau 19.1% responden menyatakan sangat setuju.

10.Pada pernyataan “Pimpinan dan pegawai berbagi tanggung jawab

dalam pemecahan masalah” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau

0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 orang atau 17.6%

responden menyatakan tidak setuju, 20 orang atau 29.4% responden

menyatakan kurang setuju, 26 orang atau 38.2% responden

menyatakan setuju, dan 10 orang atau 14.7% responden menyatakan

sangat setuju.

11.Pada pernyataan “Pimpinan melakukan komunikasi dua arah kepada

pegawai dalam memecahkan masalah” dapat digambarkan bahwa

sebanyak 3 orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak

setuju, 30 orang atau 44.1% responden menyatakan tidak setuju, 27

orang atau 39.7% responden menyatakan kurang setuju, 5 orang atau

7.4% responden menyatakan setuju, dan 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat setuju.

12.Pada pernyataan “Pimpinan memberikan tanggung jawab kepada saya

(43)

menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3% responden menyatakan

kurang setuju, 20 orang atau 29.4% responden menyatakan setuju, dan

12 orang atau 17.6% responden menyatakan sangat setuju.

13.Pada pernyataan “Pimpinan sepenuhnya mendengarkan pendapat dari

bawahannya” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan tidak setuju, 38 orang atau 55.9% responden menyatakan

kurang setuju, 17 orang atau 25.0% responden menyatakan setuju, dan

10 orang atau 14.7% responden menyatakan sangat setuju.

14.Pada pernyataan “Pimpinan memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan tugas dengan cara sendiri” dapat digambarkan bahwa

tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 17 orang

atau 25.0% responden menyatakan tidak setuju, 30 orang atau 44.1%

responden menyatakan kurang setuju, 15 orang atau 22.1% responden

menyatakan setuju, dan 6 orang atau 8.8% responden menyatakan

sangat setuju.

4.2.2.2 Komunikasi (X2)

Tanggapan responden mengenai komunikasi (X2)

Tabel 4.6

(44)

Item Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

1. Pada pernyataan “Saya terbuka dalam menyampaikan suatu masalah”

dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 23 orang atau 33.8% responden

menyatakan tidak setuju, 26 orang atau 38.2% responden menyatakan

kurang setuju, 13 orang atau 29.1% responden menyatakan setuju dan 3

orang atau 4.4% responden menyatakan sangat setuju.

2. Pada pernyataan “Saya menerima masukan dari rekan kerja untu

menyelesaikan suatu masalah” dapat digambarkan bahwa sebanyak 5

(45)

menyatakan kurang setuju, 16 orang atau 23.5% responden menyatakan

setuju dan 11 orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.

3. Pada pernyataan “Saya menyampaikan segala informasi dengan jujur”

dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden

menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan

kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 11

orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.

4. Pada pernyataan “Saya bertanggung jawab terhadap apa yang sudah saya

sampaikan” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4%

responden menyatakan sangat tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden

menyatakan tidak setuju, 20orang atau 29.4 % responden menyatakan

kurang setuju, 18orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 9

0rang atau13.2 % responden menyatakan sangat setuju.

5. Pada pernyataan “Saya membantu memecahkan kesulitan yang sedang

dialami rekan kerja” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau 4.4%

responden menyatakan sangat tidak setuju, 22orang atau 32.4% responden

menyatakan tidak setuju, 22orang atau 32.4 % responden menyatakan

kurang setuju, 14 orang atau 20.6 % responden menyatakan setuju dan 7

orang atau 10.3% responden menyatakan sangat setuju.

6. Pada pernyataan “Saya memahami harapan dan membantu rekan kerja

untuk memperoleh hasil kerja yang baik” dapat digambarkan bahwa 2

(46)

16.2% responden menyatakan tidak setuju, 20orang atau 29.4% responden

menyatakan kurang setuju, 26orang atau 38.2% responden menyatakan

setuju dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

7. Pada pernyataan “Saya mampu mengerti keluhan yang dirasakan pegawai

lainnya” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 9orang atau13.2 % responden menyatakan

tidak setuju, 18orang atau 26.5% responden menyatakan kurang setuju,

29 orang atau 42.6% responden menyatakan setuju dan 12orang atau

17.6% responden menyatakan sangat setuju.

8. Pada pernyataan “Saya tidak bersikap semena-mena terhadap rekan kerja

saya” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 15 orang atau 22.1% responden

menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan

kurang setuju, 21orang atau 30.9% responden menyatakan setuju dan

11orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.

9. Pada pernyataan “Saya memberikan pujian kepada pegawai yang hasil

kerjanya baik” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 37orang atau 54.4% responden

menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan

kurang setuju, 7 orang atau 10.3% responden menyatakan setuju dan 2

orang atau 2.9% responden menyatakan sangat setuju.

(47)

4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang atau 8.8%

responden menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9% responden

menyatakan kurang setuju, 26 orang atau 38.2% responden menyatakan

setuju dan 14 orang atau 20.6% responden menyatakan sangat setuju.

11.Pada pernyataan “Saya memiliki komitmen untuk mendukung

terselenggaranya kerja sama” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang

atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 17 orang atau 25.0%

responden menyatakan tidak setuju, 16 orang atau 23.5% responden

menyatakan kurang setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan

setuju dan 10 orang atau 14.7% responden menyatakan sangat setuju.

12.Pada pernyataan “Saya memberikan dukungan moril kepada rekan kerja

saya” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan

sangat tidak setuju, 34 orang atau 50.0% responden menyatakan tidak

setuju, 21 orang atau 30.9% responden menyatakan kurang setuju, 12

orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 1 orang atau 1.5%

responden menyatakan sangat setuju.

13.Pada pernyataan “Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang

berargumentasi” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden

menyatakan tidak setuju, 17 orang atau 25.0% responden menyatakan

kurang setuju, 29 orang atau 42.6% responden menyatakan setuju dan 13

(48)

14.Pada pernyataan “Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang ingin

bicara” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden

menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan

kurang setuju, 29 orang atau 42.6% responden menyatakan setuju dan 12

orang atau 17.6% responden menyatakan sangat setuju.

15.Pada pernyataan “Saya menghargai keberadaan rekan kerja saya” dapat

digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak

setuju, 37 orang atau 54.4% responden menyatakan tidak setuju, 23 orang

atau 33.8% responden menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 11.8%

responden menyatakan setuju dan tidak ada atau 0% responden

menyatakan sangat setuju.

16.Pada pernyataan “Saya menganggap rekan kerja saya penting didalam

menyelesaikan tanggung jawab” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau

0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 38 orang atau 55.9%

responden menyatakan tidak setuju, 21 orang atau 30.9% responden

menyatakan kurang setuju, 9 orang atau 13.2% responden menyatakan

setuju dan tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat setuju.

17.Pada pernyataan “Saya tidak memaksakan kehendak terhadap pegawai

lain” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden

(49)

kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 9

orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

18.Pada pernyataan “Saya dan para pegawai lainnya saling berkomunikasi

dua arah dalam situasi kerja sehari-hari” dapat digambarkan bahwa

sebanyak 3 orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 6

orang atau 8.8% responden menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9%

responden menyatakan kurang setuju, 25 orang atau 36.8% responden

menyatakan setuju dan 15 orang atau 22.1% responden menyatakan sangat

(50)

4.2.2.3 Kepuasan Kerja (Y)

Tanggapan responden mengenai kepuasan kerja (Y)

Tabel 4.7

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja

Item Sumber: Hasil Penelitian, 2015 ( Data diolah)

1. Pada pernyataan “Saya merasa puas terhadap keadilan ditempat saya

bekerja” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang atau 20.6% responden

menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3% responden menyatakan

kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 9

orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

2. Pada Pernyataan “Saya merasa mendapatkan tanggung jawab yang sama

(51)

menyatakan kurang setuju, 21 orang atau 30.9% responden menyatakan

setuju dan 6 orang atau 8.8% responden menyatakan sangat setuju.

3. Pada pernyataan “Saya dan pegawai lainnya saling menyemangati dalam

bekerja” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden

menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan

kurang setuju, 12 orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 9

orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

4. Pada pernyataan “Saya bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan saya

ini” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 30 orang atau 44.1% responden

menyatakan tidak setuju, 27 orang atau 39.7% responden menyatakan

kurang setuju, 5 orang atau 7.4% responden menyatakan setuju dan 3

orang atau 4.4% responden menyatakan sangat setuju.

5. Pada pernyataan “Saya merasa senang dengan pekerjaan saya” dapat

digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4 % responden menyatakan

sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan tidak

setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan kurang setuju, 12

orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 9 orang atau 13.2%

responden menyatakan sangat setuju.

6. Pada pernyataan “Saya merasa puas dengan kondisi pekerjaan saya selama

ini” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

(52)

menyatakan tidak setuju, 27 orang atau 39.7% responden menyatakan

kurang setuju, 17 orang atau 25.0% responden menyatakan setuju dan 9

orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

7. Pada pernyataan “Pimpinan saya mampu menghargai hasil kerja saya”

dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden

menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan

kurang setuju, 12 orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 9

orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.

8. Pada pernyataan “Pimpinan mampu menempatkan diri ketika didalam

maupun diluar lingkungan kerja” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3

orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 26 orang atau

38.2% responden menyatakan tidak setuju, 33 orang atau 48.5% responden

menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 4.4% responden menyatakan

setuju dan 3 orang atau 4.4% responden menyatakan sangat setuju.

9. Pada pernyataan “Saya merasa pekerjaan saya sesuai dengan kemampuan

saya” dapat digambarkan bahwa sebanyak 4 orang atau 5.9% responden

menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang atau 20.6% responden

menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan

kurang setuju, 19 orang atau 27.9% responden menyatakan setuju dan 13

orang atau 19.1% responden menyatakan sangat setuju.

(53)

menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden

menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9% responden menyatakan

kurang setuju, 28 orang atau 41.2% responden menyatakan setuju dan 11

orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.

11.Pada pernyataan “Saya merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan” dapat

digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden menyatakan

sangat tidak setuju, 15 orang atau 22.1% responden menyatakan tidak

setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan kurang setuju, 20

orang atau 29.4% responden menyatakan setuju dan 12 orang atau 17.6%

responden menyatakan sangat setuju.

12.Pada pernyataan “Setiap pegawai mendapatkan rasa aman yang sama

dalam melakukan pekerjaan” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0%

responden menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden

menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan

kurang setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan setuju dan 15

(54)

4.3 Analisis Linier Berganda

Analisis linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan

tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Gaya

Kepemimpinan (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap variabel terikat yaitu

Kepuasan Kerja (Y).

a. All requested variables entered.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.8 disimpulkan hasil analisis statistik tiap indikator

(55)

Berdasarkan Tabel 4.9 maka persamaan analisis regresi linier berganda

dalam penelitian ini adalah :

Y = 3.264 + 0.120 X1 + 0.625 X2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 3.264, ini menunjukkan harga konstan, jika variabel gaya

kepemimpinan dan komunikasi = 0, maka kepuasan kerja = 3.264.

2. Koefisien regresi b1 (X1) = 0.120, ini berarti bahwa variabel gaya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, atau dengan

kata lain jika gaya kepemimpinan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka

kepuasan kerja akan bertambah sebesar 0.120.

3. Koefisien Regresi b2 (X2) = 0.625, ini berarti bahwa variabel komunikasi

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, atau dengan kata lain jika

komunikasi ditingkatkan satu-satuan, maka kepuasan kerja akan

(56)

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan

statistik F (uji-F). Jika fhitung < ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,

sedangkan jika fhitung > ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat

signifikan dibawah 0,10 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas

pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k-1

df (Penyebut) = n-k

keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 68 dan jumlah

keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 3-1 = 2

2. df (penyebut) = 68-3 = 65

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS,

kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%.

(57)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 603.743 2 751.872 14.618 .000a

Residual 568.536 65 8.747

Total 1172.279 67

a. Predictors: (Constant), komunikasi, gaya_kepemimpinan

b. Dependent Variable: kepuasan_kerja

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.10, hasil uji Fhitung menunjukkan nilai Fhitung =

14.618 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel = 3.14. Nilai

Fhitung > Ftabel (14.618 > 3.14) dan tingkat signifikansi (0.0000 < 0.05) dengan

hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

bebas yaitu Gaya Kepemimpinan (X1) Komunikasi (X2) secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y) sebagai variabel

terikat.

4.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakan statistik T (uji-t). Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha

ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika

tingkat signifikansi dibawah 0,10 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Ttabel diperoleh dengan derajat bebas = n-k

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel yang digunakan

df = derajat bebas = n-k = 68-3 = 65

(58)

Tabel 4.11

Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.264 1.757 1.857 .068

gaya_kepemimpinan .120 .070 .124 2.718 .009

komunikasi .625 .053 .844 11.691 .000

a. Dependent Variable: kepuasan_kerja

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:

1. Variabel Gaya Kepemimpinan

Nilai Thitung variabel Gaya Kepemimpinan adalah 2.718 dan nilai

Ttabel 1.668 maka thitung > ttabel (2,718 > 1,668) sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan (0,009 <

0.05) secara parsial terhadap Kepuasan Kerja. Artinya, jika variabel Gaya

Kepemimpinan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kinerja pegawai akan

meningkat sebesar 0,120.

2. Variabel Komunikasi

Nilai thitung variabel komunikasi adalah 11,691 dan nilai ttabel 1.668

maka thitung > ttabel (11,691 > 1.668) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,005) secara

parsial terhadap Kepuasan Kerja. Artinya, jika variabel komunikasi ditingkatkan

(59)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikan variabel.

Koefisien determinan melihat seberapa besar pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 < < 1. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12

berikut ini :

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi ( )

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .952a .906 .903 2.95748

a. Predictors: (Constant), komunikasi, gaya_kepemimpinan Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.952

yang berarti bahwa korelasi atau hubungan kepuasan kerja (dependent) dengan gaya kepemimpinan dan komunikasi (Independent) mempunyai hubungan yang erat yaitu sebesar 95,2%. Besarnya pengaruh variabel gaya kepemimpinan dan

komunikasi terhadap variabel dependent kepuasan kerja ditunjukkan oleh nilai

Adjusted R Square sebesar 0.903, artinya variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 90,3% sisanya sebesar

9,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.5 Uji Asumsi Klasik

(60)

Uji Normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu grafik

Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

4.5.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri atau kekanan, berarti variabel

berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik melenceng kekiri atau

kekanan, berarti variabel tidak berdistribusi normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Histogram

Pada gambar 4.2 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri atau kekanan, hal

ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.

4.5.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression

(61)

Jika titik masih menyebar disekitar garis diagonal, maka data telah

berdistribusi normal. Sebaliknya, jika titik tidak menyebar disekitar garis

diagonal, maka data tidak berdistribusi normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.3 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Pada gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data sepanjang

garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

4.5.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smornov Test

Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal,

sebaliknya jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak bersidtribusi

(62)

Tabel 4.13

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 68

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.91300774

Most Extreme Differences Absolute .077

Positive .062

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .633

Asymp. Sig. (2-tailed) .818

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asymp.

(63)

4.5.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penyebaran

atau variasi dari semua variabel yang diobservasi. Kriteria uji heteroskedastisitas

yaitu apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu

serta tersebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y maka disimpulkan

suatu model regresi dianggap tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot

Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, maka

(64)

4.5.5 Uji Multikolinieritas

Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel

bebas lainnya. Dengan nilai:

a. Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas. b. Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolinieritas

Pada tabel 4.14 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki tolerance value > 0,1 atau VIF < 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -3.264 1.757 -1.857 .068

gaya_kepemimpinan .120 .070 .124 1.718 .090 .276 3.620

komunikasi .625 .053 .844 11.691 .000 .276 3.620

a. Dependent Variable: kepuasan_kerja

(65)

Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh bahwa variabel gaya

kepemimpinan dan komunikasi, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari hasil Fhitung (14.618) > Ftabel 3.14 dan

tingkat signifikansinya 0,0000 < 0,05. Berdasarkan pengujian secara parsial

diperoleh hasil bahwa variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Maka pengaruh dari variabel

independent terhadap variabel dependent adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan uji t, gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien

regresi yang bernilai positif 0.120 dan nilai thitung (2,718) yang lebih besar dari

ttabel (1,668) dengan tingkat signifikansi 0,009. Artinya jika gaya kepemimpinan

ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kepuasan kerja akan mengalami

peningkatan sebesar 0.120. Pada variabel kepemimpinan responden merasa

apabila pemimpin memiliki gaya kepemimpinan sesuai dengan harapan pegawai

maka akan memicu kepuasan kerja pegawai. Ini sesuai dengan pendapat Lodge

dan Derek (1993:78) bahwa kepuasan kerja berkaitan erat terhadap

(66)

2. Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja

hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dibuktikan

dengan nilai koefisien regresi yang bernilai 0.625 dan nilai thitung (11.691) yang

lebih besar dari nilai ttabel (1.668) dengan tingkat signifikansi 0.000. artinya jika

komunikasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kepuasan kerja akan

mengalami peningkatan sebesar 0.625.pada variabel komunikasi responden

merasa komunikasi yang diarahkan jelas oleh pimpinan akan memicu kepuasan

kerja pegawai. Ini sesuai dengan pernyataan Sutrisno (2009:82-84) yang

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel Validitas, r untuk sapel 30 adalah 0.361, sedangkan nilai corrected item
Gambar 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

The total effect on full consumption (goods / services and leisure taken together) is a welfare loss, which is to be expected. The net effect of accounting for the environment in

[r]

The multi-resolution classification of LCLU classes was based on combined manual interpretation and automatic classification synergy from GEOBIA. As mining, urban and

Hasil dari evaluasi administrasi, teknis dan harga Penyedia Barang dinyatakan lulus, karena dapat memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.. HASIL

Water resources are getting more and more important with each passing day in case of survival of humanity. For this reason, assessing water resources’ quality and also monitoring

[r]

Jika keliling trapesium tidak lebih dari 54 cm maka nilai x adalah ....A. Persamaan Linear

In order to assess the potential of using surface water irrigation in the delta area of Bangladesh, we used a series of Landsat images to analyze current cropping