DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN
DAERAH KOTA MEDAN
Petunjuk pengisian :
1) Isilah data diri sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada identitas responden. 2) Berilah tanda checklist ( ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia sesuai
dengan pendapat Anda pribadi sebagai tenaga kerja pada komponen-komponen variabel. Masing-masing pilihan jawaban memiliki makna sebagai berikut: SS : Apabila jawaban Anda tersebut sangat setuju
S : Apabila jawaban Anda tersebut setuju KS : Apabila jawaban Anda tersebut kurang setuju TS : Apabila jawaban Anda tersebut tidak setuju STS : Apabila jawaban Anda tersebut sangat tidak setuju 3) Diharapkanuntuktidakmenjawablebihdarisatupilihanjawaban. 4) IDENTITAS RESPONDEN :
1. NAMA :
2. UMUR : 25 ( )
26 – 30 ( ) 31 – 35 ( ) 36 – 40 ( ) 40 ( )
3. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI / PEREMPUAN * 4. JABATAN KERJA :
5. MASA KERJA :
Keterangan :
1. Kepemimpinan
No. Pernyataan Jawaban Responden
SS S KS TS STS
01. Pimpinan memberitahukan dengan jelas apa yang harus dikerjakan.
02. Pimpinan memberikan arahan secara spesifik kapan pekerjaan harus diselesaikan.
03. Saya hanya melakukan apa yang diinstruksikan pimpinan.
04. Pimpinan memberikan arahan berupa
penjelasan mengenai bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan baik.
05. Pimpinan selalu memberikan ide-ide yang baik.
06. Pimpinan memberikan kesempatan kepada saya untuk memberikan ide dan saran. 07. Pimpinan menerima masukan dari saya
mengenai keputusan yang diambil.
08. Pimpinan melibatkan saya untuk memutuskan cara dalam melakukan pekerjaan.
9. Pimpinan berbaur dengan pegawai.
10. Pimpinan dan pegawai berbagi tanggung jawab dalam pemecahan masalah.
11. Pimpinan melakukan komunikasi dua arah kepada pegawai dalam memecahkan masalah. 12. Pimpinan memberikan tanggung jawab kepada
saya dengan tepat.
13. Pimpinan sepenuhnya mendengarkan pendapat dari bawahannnya.
2. Komunikasi
No. Pernyataan Jawaban Responden
SS S KS TS STS
01. Saya terbuka dalam menyampaikan suatu masalah.
02. Saya menerima masukan dari rekan kerja untuk menyelesaikan suatu masalah.
03 Saya menyampaikan segala informasi dengan jujur.
04. Saya bertanggung jawab terhadap apa yang sudah disampaikan.
05. Saya membantu memecahkan kesulitan yang sedang dialami rekan kerja.
06. Saya memahami harapan dan membantu rekan kerja untuk memperoleh hasil kerja yang baik. 07. Saya mampu mengerti keluhan yang dirasakan
pegawai lainnya.
08.7 Saya tidak bersikap semena-mena terhadap rekan kerja saya.
09. Saya memberikan pujian kepada pegawai yang hasil kerjanya baik.
10. Saya memberikan respon yang baik ketika berbicara dengan pegawai lain.
11. Saya memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya kerja sama.
12. Saya memberikan dukungan moril kepada rekan kerja saya.
13. Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang berargumentasi.
14. Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang ingin bicara.
15. Saya menghargai keberadaan rekan kerja saya. 16. Saya menganggap rekan kerja saya penting
didalam menyelesaikan tanggung jawab. 17. Saya tidak memaksakan kehendak terhadap
pegawai lain.
3. Kepuasan Kerja
No. Pernyataan Jawaban Responden
SS S KS TS STS
01. Saya merasa puas terhadap keadilan ditempat saya bekerja
02. Saya merasa mendapatkan tanggung jawab yang sama dengan seluruh pegawai lainnya. 03 Saya dan pegawai lainnya saling
menyemangati dalam bekerja.
04. Saya bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan saya ini.
05. Saya merasa senang dengan pekerjaan saya. 06. Saya merasa puas dengan kondisi pekerjaan
saya selama ini.
07. Pimpinan saya mampu menghargai hasil kerja saya.
08. Pimpinan mampu menempatkan diri ketika didalam maupun diluar lingkungan kerja. 09. Saya merasa pekerjaan saya sesuai dengan
kemampuan saya.
10. Saya merasa nyaman dengan kemampuan saya dalam bekerja.
11. Saya merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan.
Kuisioner Pra Penelitian
Penilaian Gaya Kepemimpinan
Mohon diisi semua pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist didalam pilihan jawaban yang tersedia. Pilih jawaban yang menurut anda paling tepat.
Nama :
Jabatan :
Keterangan :
SS = SANGAT SETUJU
S = SETUJU
KS = KURANG SETUJU
TS = TIDAK SETUJU
1. Tipe Kendali Bebas
No
Pernyataan
SS S KS TS STS1
Pimpinan memberikan kekuasaan penuh kepada karyawan
2
Saya merasa bebas dalam membuat keputusan untuk pekerjaan saya
3
Pimpinan saya bersifat pasif membimbing saya dalam pekerjaan
4
Pimpinan saya ikut berpartisipasi hanya jika saya memintanya
5
Pimpinan saya mengambil keputusan sesuai dengan keinginan saya
2. Tipe Otoriter
No
Pernyataan
SS S KS TS STS6
Pimpinan saya memutuskan apa yang harus
dilakukan dan bagaimana menjalankannya
7
Pimpinan saya mengambil keputusan yang
membuat pekerjaan saya tidak
menyenangkan
8
Pimpinan saya bertindak tanpa
memperhatikan kondisi karyawan
9
Pimpinan saya tidak mendengarkan saran
bawahan
10
Keputusan pimpinan harus diterima dan
No
Pernyataan
SS S KS TS STS11
Pimpinan saya menghargai pendapat
saya
12
Pimpinan saya dapat menjaga hubungan
kerja yang ramah dengan saya
13
Pimpinan saya bertindak dengan cara
mempertimbangkan kepentingan saya
secara pribadi
14
Pimpinan saya mudah diajak
bernegosiasi
15
Pimpinan saya memberikan kebebasan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
AmirullahdanHarisBudiyono.2004.PengantarManajemen.Yogyakarta:Graha Ilmu
Bernardine, Wirjana dan Supardo Susilo. 2005. Kepemimpinan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Campbell, Samiec and Ellen Samiec. 2005. 5-D Leadership: Key Dimensions For Leading In The Real World. First Edition. United States of America: Davies Black Publishing.
Devito, Joseph, A. 1997. HumanCommunication. New York : Harper Collinc Colege Publisher.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Husnaini, Usman. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Lodge B. Dan C. Derek, 1993, “Organizational Behavior and Design”.
Terjemahan Sulamo Tjiptowardoyo, Gramedia, Jakarta.
Masmuh, Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang : UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Nelson, D.L dan J.C. Quick, 2006, Organizatonal Behavior Foundations
Realities and Challenges, Thompson South Western, United States of
America.
Rivai, dan Mulyadi. 2002. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2010. Manajemen. Jakarta : Erlangga
Robbins, Stephen. P dan Timothy A. Judge. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.
Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta
Suranto, AW. 2005. Komunikasi Perkantoran. Yogyakarta : Media Wacana
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Perdana Media group.
Ulber,Silalahi.(2009).MetodePenelitianSosial.Bandung:PT.RefikaAditama. West, Richard dan Turner, Lynn. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Edisi 3.
Jakarta : Salemba Humanika
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Jurnal
Barnes, Larry F, 2007. The influence of health care Cios Transformational Leadership behavior on workers Job Satisfaction.
Brahmasari, Ida Ayu dan Agus Suprayetno, 2008. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen
Gustiano, Benny, 2013. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai.
Koesmono, H. Teman. 2014. The Influence of Organizational Culture, Servant Leadership, and Job Satisfaction Toward Organizational Commitment and Job Performance Through Work Motivation as Moderating Variables for Lecturers in Economics and Management of Private Universities in East Surabaya. Surabaya: Educational Research International Vol. 3(4) August 2014.
Kusumaningrum, Ratih, 2013. Kepuasan Relasi Antara Atasan dan Bawahan
dengan Pendekatan Teori Pertukaran Sosial.
Ozmen, Aziz, 2008. An analitycal study of the impact the preception of leaderhip styles on job satisfaction within the Turkish National Police based on the multisfactor leadership questionnaire.
Safitri, Husnaina Mailisa, Amri dan M. Shabri, 2012. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Kerja Sama Tim, dan Gaya Komunikasi Terhadap
Kepuasan Kerja serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu
Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Vol. 1 No. 2: 1-17.
Skripsi dan Tesis
Andini, Rita. 2006. Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja,
Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention. Tesis, Pasca
Sarjana Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang
Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja dengan Komiten Organisasi sebagai variabel
Intervening. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,
Semarang.
Kusumawati, Ratna. 2008. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan. Tesis, Pasca Sarjana Manajemen Universitas Diponegoro,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode ini disebut kuantitatif karena data
penelitian berupa kuisioner dan analisis menggunakan statistik. Adapun variabel
yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Gaya
Kepemimpinan ( ) dan Komunikasi ( ), serta variabel terikatnya adalah
Kepuasan Kerja (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan
dengan target penelitian para pegawai. Waktu penelitian ini akan dimulai dari
bulan November 2015 sampai dengan Desember 2015.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. maka
batasan operasional ini dibatasi pada variabel bebas (independent), Gaya Kepemimpinan ( ) dan Komunikasi ( ) serta variabel terikat (dependent)
yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi (X2).
b. Variabel terikat (dependent variable) (Y) yaitu variabel yang tergantung dengan variabel lain, atau variabel yang dapat dipengaruhi
oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kepuasan kerja (Y).
3.4 Operasional Variabel
Definisi operasional yang digunakan untuk penelitian ini kemudian
diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:
1. Kepuasan Kerja
kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan bagi para pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota
Medan memandang pekerjaan mereka.
2. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
atau seni mempengaruhi perilaku manusia pada pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kota Medan dalam mencapai tujuan bersama.
3. Komunikasi
komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu
orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara
tertulis, lisan maupun bahasa isyarat diantara pegawai Badan Kepegawaian
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala Pengukuran Persepsi Responden menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, fenomena, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. ( Situmorang dan Lufti, 2014:6)
Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab
kuisioner, maka skala penilaiannya sebagai berikut:
Skala 1 = sangat tidak setuju
Skala 2 = tidak setuju
Skala 3 = kurang setuju
Skala 4 = setuju
Skala 5 = sangat setuju
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Dalam Noor (2011:147), populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen
atau anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan
keseluruhan dari objek penelitian. Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka
populasi dapat dibedakan menjadi populasi homogen (keseluruhan individu yang
menjadi anggota populasi memiliki sifat yang relatif sama antara satu dan yang
lain dan mempunyai ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes
populasi yang berbeda) dan populasi heterogen (keseluruhan individu anggota
ini adalah pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan yang berjumlah 69
orang.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah
samplel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul–betul representatif (mewakili). (Sugiyono, 2009:81)
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan atau langsung melalui objeknya. Pengumpulan data ini
biasanya dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada obyek
penelitian dan diisi secara langsung oleh responden.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
atau melalui media perantara. Data yang didapatkan dari arsip yang
dimiliki organisasi/instansi, studi pustaka, penelitian terdahulu, literatur,
dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data
sekunder berupa jumlah karyawan, tingkat absensi, dan profil perusahaan.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Menurut Fathoni (2006:105) wawancara adalah teknik pengumpulan data
melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artnya
pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan
oleh yang diwawancara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
dari permasalahan yang biasanya terjadi karena sebab-sebab khusus yang
tidak dapat dijelaskan oleh kuisioner.
2. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009 :142). Dalam kuisioner ini
nantinya akan digunakan model pertanyaan tertutup, yakni bentuk
pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban sebelumnya, sehingga
responden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.
Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai
suaru pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5.
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.9.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuisioner didalam
pengumpulan data penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur
apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner tersebut dan teruji validitasnya,
dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan adalah dta yang valid. Banyak
hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data. Uji validitas akan dilakukan
pada pegawai dikantor Walikota bagian hukum.
3.9.2 Uji Realibilitas
Sedangkan reliabilitas menurut Situmorang (2014:86) adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
Pada pernyataan butir 3,15,29 dan 34 terlihat bahwa data tidak valid karena pada
Tabel Validitas, r untuk sapel 30 adalah 0.361, sedangkan nilai corrected item total correlation yang ada pada butir 3,15,29 dan 34 dibawah 0.361. Hal ini berarti butir tersebut harus dikeluarkan. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.
Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan
VAR00039 137.1333 984.740 .900 .980 Valid
VAR00040 137.5333 1019.085 .546 .980 Valid
VAR00041 137.1333 984.740 .900 .980 Valid
VAR00042 136.8333 1007.178 .630 .980 Valid
VAR00043 137.1333 984.740 .900 .980 Valid
VAR00044 137.5000 1024.603 .469 .981 Valid
VAR00045 136.9667 975.551 .958 .979 Valid
VAR00046 136.7667 999.702 .719 .980 Valid
VAR00047 136.9000 979.197 .943 .979 Valid
VAR00048 136.7667 1012.392 .541 .981 Valid
Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.980 44
Berdasarkan Tabel Reliabiliity Statistic, Cronbach’s Alpha= 0,980 dengan jumlah pernyataan 44 butir, hasil ini menunjukkan bahwa pernyataaan ini reliable dan dapat
dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0,6 yaitu 0,980 > 0,6 sehingga instrumen dalam penelitian
tersebut dapat dinyatakan sebagai reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.10 Teknik Analisis
metode kuantitatif, diharapkan akan didaptkan hasil pengukuran yang lebih akurat
tentang respon yang akan diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk
angka tersebut dapat diolah dengan metode statistik.
3.10.1 Uji Regresi Linier Berganda
Analisis linier berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan
menggunakan Fhitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan Fhitung
dengan Ftabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam beberapa kasus
dapat terjadi bahwa secara simultan beberapa variabel mempunyai pengaruh yang
signifikan, tetapi secara parsial tidak.
Dalam analisis linier berganda memerlukan pengujian asumsi klasik yang
diperlukan untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar
bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinieritas, dan gejala
autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika
telah memenuhi persyaratan BLUE (best linier unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Didalam asusmsi
klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni uji normalitas,
heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinieritas dan linieritas.
dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola
seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri
atau ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian kita bisa
digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan
karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dalam setiap persamaan regresi pasti
memunculkan residu. Residu, yaitu variabel-variabel lain yang terlibat akan
tetapi tidak termuat didalam model sehingga residu adalah variabel tidak
diketahui sehingga diasumsikan bersifat acak. Karena diasumsikan secara
acak, maka besarnya residu tidak terkait dengan besarnya nilai prediksi. Jika
data residu tidak bersifat acak maka data bisa dikatakn terkena
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsinya ingin menguji
apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup
tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan
ada heteroskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Istilah kolinieritas ganda (multikolinieritas) diciptakan oleh Ragner Frish
yang artinya itu berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak
sendiri berarti hubungan linier tunggal, sedangkan kolinieritas ganda
menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna.
3.11 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan
digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)
Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ho : β1 = β2 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria Pengujiannya dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka:
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel . Kriteria pengambilan
keputusannya, yaitu:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%
penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan
pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji t menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen
Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan menentukan
derajat kepercayaan 95% (α =0,05) dan juga penerimaan atau penolakan
hipotesa, maka cara yang dilakukan adalah :
a. H0 : b1 = b2 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
b. H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
3.Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien determinasi
(R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan
X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil
(mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan
tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan
Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan adalah suatu badan yang
merupakan unsur pendukung tugas Walikota Medan yang beralamat di Jalan
Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan. Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh
Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan
bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan
pemerintahan daerah di bidang kepegawaian.
Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian.
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
kepegawaian.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kepegawaian.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota Medan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
a. Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus
dibawa agar tetap eksis, antisipatif, dan inovatif. Secara umum visi adalah
pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan oleh Badan Kepegawaian
Daerah Kota Medan. Penetapan visi mencerminkan apa yang ingin dicapai,
memberi arah dan fokus strategis yang jelas, berorientasi terhadap masa depan
dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan komitmen dilingkungan Badan
Kepegawaian Daerah Kota Medan. Visi BKD Kota Medan dirumuskan untuk
mendukung visi dan misi Kota Medan secara dimensional. Pernyataan visi
berfokus pada masa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman
masa lalu.
Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan berkeinginan agar setiap
aparatur pemerintahan Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya
dengan baik, berdayaguna dan berhasilguna yang didukung dengan kelembagaan
perangkat daerah yang efektif dan efisien sehingga dapat terwujud pelayanan
Pemerintah Kota Medan yang prima. Sejalan dengan visi dan misi Kota Medan,
maka visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan tahun 2011-2015 sebagai
berikut, “Terwujudnya sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang
profesional, berwawasan manajemen pemerintahan, dan berpengabdian”.
Rasionalitas visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan sebagaimana di atas
1. Terwujudnya sumber daya aparatur pemerintah kota Medan yang
profesional.
2. Sumber daya aparatur pemerntah kota Medan yang berwawasan
manajemen pemerintahan.
3. Sumber daya aparatur pemerintah kota Medan yang berpengabdian.
b. misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan pada masa
mendatang akan tercapai. Proses perumusan misi harus memperhatikan masukan
dari pihak yang berkepentingan dengan memperhatikan peluang dan hambatan
yang dihadapi. Dalam mencapai visi organisasi, Badan Kepegawaian Daerah Kota
Medan merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan
dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu. Untuk
mewujudkan hal tersebut Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan mempunyai
misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah kota Medan
2. Meningkatkan pelayanan aparatur pemerintah kota Medan
3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sangat diperlukan untuk menjelaskan tanggung jawab
dengan tegas dari setiap posisi pekerjaan dan hubungan antara posisi dan bagian
didalam Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Setiap pegawai akan
mengetahui batasan tanggung jawabnya dan juga batasan tanggung jawab dari
bagian lain dengan struktur organisasi maka para pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Kota Medan juga akan mengetahui kepada siapa ia harus memberikan
laporan dan pertanggung jawaban atas pekerjaannya. Struktur organisasi Badan
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan
4.2 Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan.
Jumlah penyataan seluruhnya adalah 14 butir untuk varibel X1, 18 butir untuk
variable X2, dan 12 butir untuk variabel Y. Total seluruh pernyataan adalah 44
butir. Sebagaimana tujuan penelitian ini, daftar pernyataan disebarkan kepada
responden berisikan pernyataan mengenai gaya kepemimpinan (X1), komunikasi
(X2), dan kepuasan kerja (Y). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan.
4.2.1 Karakteristik Responden
Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden dan
pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
menganalisis masalah penelitian yang dirumuskan. Analisis deskriptif pada
penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 68 orang responden
pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Kuesioner berisikan deskripsi
responden dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Karateristik responden
dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah responden Persentase (%)
Laki-Laki 37 54,41 %
Perempuan 31 45,59 %
Jumlah 68 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis
kelamin adalah 37 orang responden (54,41%) berjenis kelamin laki-laki dan 31
orang responden (45,59%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah karyawan laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan karyawan
perempuan.
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Karyawan Persentase (%)
21-30 Tahun 13 19,12 %
31-40 Tahun 27 39,70 %
41-50 Tahun 16 23,53 %
50 tahun keatas 12 17,65 %
Karakteristik responden berdasarkan usia responden dapat
diketahui sebanyak 13 orang atau 19,12% berusia antara 21 – 30 tahun, 27 orang
atau 39,70 % berusia antara 31 – 40 tahun, 16 orang atau 23,53 % berusia antara
41 – 50 tahun, dan sebanyak 12 orang atau 17,65 % berada pada rentang usia 50
tahun keatas. Seperti yang dilihat dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa
hampir separuh dari karyawan yang bekerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota
Medan berada pada rentang usia matang yaitu antara usia 31 – 40 tahun.
4.2.1.3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Jumlah Karyawan Persentase
SMA/ Sederajat 16 23,53 %
Diploma 5 7,35 %
S1 40 58,82 %
S2 7 10,30 %
Total 68 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan adanya distribusi yang
cukup merata pada tiga jenis jenjang yang ada. Jumlah terbesar responden adalah
lulusan SMA/ Sederajat yaitu sebanyak 16 orang atau 23,53%, lulusan D3
tersaji pada tabel 4.3 disimpulkan bahwa lebih dari separuh karyawan yang
bekerja diperusahaan mengenyam pendidikan sampai dengan S1.
4.2.1.4. Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Karyawan Persentase
1-10 tahun 39 57,35 %
11-20 tahun 10 14,70 %
21-30 tahun 15 22,07 %
31-40 tahun 4 5,88 %
Total 38 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jumlah karyawan dengan berdasarkan
lama bekerja berada pada rentang waktu 1-10 tahun yaitu sebanyak 39 orang atau
57,35%, 11-20 tahun sebanyak 10 orang atau 14,70 %, 21-30 tahun sebanyak 15
orang atau 22,07%, dan 31-40 tahun sebanyak 4 orang atau 5,88%. Angka ini
menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja pada bagian SDM PTPN IV Medan
sebagian besar tergolong karyawan baru.
4.2.2 Deskriptif Variabel
Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian
pada Bagian SDM di PTPN IV Medan dengan tanggapan responden sebagai
berikut: Sangat Setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4
Kurang Setuju (KS) = 3
Tidak Setuju (TS) = 2
4.2.2.1 Gaya Kepemimpinan
Tanggapan Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan (X1)
Tabel 4.5
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan
Item
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (diolah)
1. Pada pernyataan “Pimpinan memberitahukan dengan jelas apa yang
harus dikerjakan” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0%
responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 orang atau 17.6%
responden menyatakan tidak setuju, 20 orang atau 29.4% responden
menyatakan kurang setuju, 26 orang atau 38.2% responden
menyatakan setuju, dan 10 orang atau 14.7% responden menyatakan
sangat setuju.
2. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan arahan secara spesifik kapan
orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju,18 orang
atau 26.5% responden menyatakan tidak setuju, 20 orang atau 29.4%
responden menyatakan kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden
menyatakan setuju, dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan
sangat setuju.
3. Pada pernyataan “Saya hanya melakukan apa yang diinstruksikan
pimpinan” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau 4.4% responden
yang menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden
menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan
kurang setuju, 12 orang atau 17.6% menyatakan setuju dan 9 orang
atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
4. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan arahan berupa penjelasan
mengenai bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan baik” dapat
digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang atau 8.8% responden
menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9% responden menyatakan
kurang setuju, 25 orang atau 36.8% responden menyatakan setuju dan
15 orang atau 22.1% yang menyatakan sangat setuju.
5. Pada pernyataan “Pimpinan selalu memberikan ide-ide yang baik”
dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 20 orang atau 29.4% responden
kurang setuju, 20 orang atau 29.4% responden meyatakan setuju, dan 9
orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
6. Pada pernyataan “Pimpinan memberikan kesempatan kepada saya
untuk memberikan ide dan saran” dapat digambarkan bahwa tidak ada
orang atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 orang
atau 17.6% responden menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3%
responden menyatakan kurang setuju, 20 orang atau 29.4% responden
menyatakan setuju dan 12 orang atau 17.6% responden menyatakan
sangat setuju.
7. Pada pernyataan “Pimpinan menerima masukan dari saya mengenai
keputusan yang diambil” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang
atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang atau
20.6% responden menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3%
responden menyatakan kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden
menyatakan setuju, dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan
sangat setuju.
8. Pada pernyataan “Pimpinan melibatkan saya untuk memutuskan cara
dalam melakukan pekerjaan ” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau
4.4% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau
32.4% responden yang menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4%
responden menyatakan kurang setuju, 12 orang atau 17.6% responden
menyatakan setuju, dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan
9. Pada pernyataan “Pimpinan berbaur dengan bawahan” dapat
digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 8 orang atau 11.8% responden
menyatakan tidak setuju, 21 orang atau 30.9% responden menyatakan
kurang setuju, 23 orang atau 33.8% responden menyatakan setuju, dan
13 orang atau 19.1% responden menyatakan sangat setuju.
10.Pada pernyataan “Pimpinan dan pegawai berbagi tanggung jawab
dalam pemecahan masalah” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau
0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 orang atau 17.6%
responden menyatakan tidak setuju, 20 orang atau 29.4% responden
menyatakan kurang setuju, 26 orang atau 38.2% responden
menyatakan setuju, dan 10 orang atau 14.7% responden menyatakan
sangat setuju.
11.Pada pernyataan “Pimpinan melakukan komunikasi dua arah kepada
pegawai dalam memecahkan masalah” dapat digambarkan bahwa
sebanyak 3 orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak
setuju, 30 orang atau 44.1% responden menyatakan tidak setuju, 27
orang atau 39.7% responden menyatakan kurang setuju, 5 orang atau
7.4% responden menyatakan setuju, dan 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat setuju.
12.Pada pernyataan “Pimpinan memberikan tanggung jawab kepada saya
menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3% responden menyatakan
kurang setuju, 20 orang atau 29.4% responden menyatakan setuju, dan
12 orang atau 17.6% responden menyatakan sangat setuju.
13.Pada pernyataan “Pimpinan sepenuhnya mendengarkan pendapat dari
bawahannya” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan tidak setuju, 38 orang atau 55.9% responden menyatakan
kurang setuju, 17 orang atau 25.0% responden menyatakan setuju, dan
10 orang atau 14.7% responden menyatakan sangat setuju.
14.Pada pernyataan “Pimpinan memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas dengan cara sendiri” dapat digambarkan bahwa
tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 17 orang
atau 25.0% responden menyatakan tidak setuju, 30 orang atau 44.1%
responden menyatakan kurang setuju, 15 orang atau 22.1% responden
menyatakan setuju, dan 6 orang atau 8.8% responden menyatakan
sangat setuju.
4.2.2.2 Komunikasi (X2)
Tanggapan responden mengenai komunikasi (X2)
Tabel 4.6
Item Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
1. Pada pernyataan “Saya terbuka dalam menyampaikan suatu masalah”
dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 23 orang atau 33.8% responden
menyatakan tidak setuju, 26 orang atau 38.2% responden menyatakan
kurang setuju, 13 orang atau 29.1% responden menyatakan setuju dan 3
orang atau 4.4% responden menyatakan sangat setuju.
2. Pada pernyataan “Saya menerima masukan dari rekan kerja untu
menyelesaikan suatu masalah” dapat digambarkan bahwa sebanyak 5
menyatakan kurang setuju, 16 orang atau 23.5% responden menyatakan
setuju dan 11 orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.
3. Pada pernyataan “Saya menyampaikan segala informasi dengan jujur”
dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden
menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan
kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 11
orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.
4. Pada pernyataan “Saya bertanggung jawab terhadap apa yang sudah saya
sampaikan” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4%
responden menyatakan sangat tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden
menyatakan tidak setuju, 20orang atau 29.4 % responden menyatakan
kurang setuju, 18orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 9
0rang atau13.2 % responden menyatakan sangat setuju.
5. Pada pernyataan “Saya membantu memecahkan kesulitan yang sedang
dialami rekan kerja” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau 4.4%
responden menyatakan sangat tidak setuju, 22orang atau 32.4% responden
menyatakan tidak setuju, 22orang atau 32.4 % responden menyatakan
kurang setuju, 14 orang atau 20.6 % responden menyatakan setuju dan 7
orang atau 10.3% responden menyatakan sangat setuju.
6. Pada pernyataan “Saya memahami harapan dan membantu rekan kerja
untuk memperoleh hasil kerja yang baik” dapat digambarkan bahwa 2
16.2% responden menyatakan tidak setuju, 20orang atau 29.4% responden
menyatakan kurang setuju, 26orang atau 38.2% responden menyatakan
setuju dan 9 orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
7. Pada pernyataan “Saya mampu mengerti keluhan yang dirasakan pegawai
lainnya” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 9orang atau13.2 % responden menyatakan
tidak setuju, 18orang atau 26.5% responden menyatakan kurang setuju,
29 orang atau 42.6% responden menyatakan setuju dan 12orang atau
17.6% responden menyatakan sangat setuju.
8. Pada pernyataan “Saya tidak bersikap semena-mena terhadap rekan kerja
saya” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 15 orang atau 22.1% responden
menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan
kurang setuju, 21orang atau 30.9% responden menyatakan setuju dan
11orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.
9. Pada pernyataan “Saya memberikan pujian kepada pegawai yang hasil
kerjanya baik” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 37orang atau 54.4% responden
menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan
kurang setuju, 7 orang atau 10.3% responden menyatakan setuju dan 2
orang atau 2.9% responden menyatakan sangat setuju.
4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang atau 8.8%
responden menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9% responden
menyatakan kurang setuju, 26 orang atau 38.2% responden menyatakan
setuju dan 14 orang atau 20.6% responden menyatakan sangat setuju.
11.Pada pernyataan “Saya memiliki komitmen untuk mendukung
terselenggaranya kerja sama” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang
atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 17 orang atau 25.0%
responden menyatakan tidak setuju, 16 orang atau 23.5% responden
menyatakan kurang setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan
setuju dan 10 orang atau 14.7% responden menyatakan sangat setuju.
12.Pada pernyataan “Saya memberikan dukungan moril kepada rekan kerja
saya” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan
sangat tidak setuju, 34 orang atau 50.0% responden menyatakan tidak
setuju, 21 orang atau 30.9% responden menyatakan kurang setuju, 12
orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 1 orang atau 1.5%
responden menyatakan sangat setuju.
13.Pada pernyataan “Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang
berargumentasi” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden
menyatakan tidak setuju, 17 orang atau 25.0% responden menyatakan
kurang setuju, 29 orang atau 42.6% responden menyatakan setuju dan 13
14.Pada pernyataan “Saya menanggapi dengan baik pegawai lain yang ingin
bicara” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden
menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan
kurang setuju, 29 orang atau 42.6% responden menyatakan setuju dan 12
orang atau 17.6% responden menyatakan sangat setuju.
15.Pada pernyataan “Saya menghargai keberadaan rekan kerja saya” dapat
digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak
setuju, 37 orang atau 54.4% responden menyatakan tidak setuju, 23 orang
atau 33.8% responden menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 11.8%
responden menyatakan setuju dan tidak ada atau 0% responden
menyatakan sangat setuju.
16.Pada pernyataan “Saya menganggap rekan kerja saya penting didalam
menyelesaikan tanggung jawab” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau
0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 38 orang atau 55.9%
responden menyatakan tidak setuju, 21 orang atau 30.9% responden
menyatakan kurang setuju, 9 orang atau 13.2% responden menyatakan
setuju dan tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat setuju.
17.Pada pernyataan “Saya tidak memaksakan kehendak terhadap pegawai
lain” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden
kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 9
orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
18.Pada pernyataan “Saya dan para pegawai lainnya saling berkomunikasi
dua arah dalam situasi kerja sehari-hari” dapat digambarkan bahwa
sebanyak 3 orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 6
orang atau 8.8% responden menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9%
responden menyatakan kurang setuju, 25 orang atau 36.8% responden
menyatakan setuju dan 15 orang atau 22.1% responden menyatakan sangat
4.2.2.3 Kepuasan Kerja (Y)
Tanggapan responden mengenai kepuasan kerja (Y)
Tabel 4.7
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja
Item Sumber: Hasil Penelitian, 2015 ( Data diolah)
1. Pada pernyataan “Saya merasa puas terhadap keadilan ditempat saya
bekerja” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang atau 20.6% responden
menyatakan tidak setuju, 24 orang atau 35.3% responden menyatakan
kurang setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan setuju dan 9
orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
2. Pada Pernyataan “Saya merasa mendapatkan tanggung jawab yang sama
menyatakan kurang setuju, 21 orang atau 30.9% responden menyatakan
setuju dan 6 orang atau 8.8% responden menyatakan sangat setuju.
3. Pada pernyataan “Saya dan pegawai lainnya saling menyemangati dalam
bekerja” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden
menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan
kurang setuju, 12 orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 9
orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
4. Pada pernyataan “Saya bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan saya
ini” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 30 orang atau 44.1% responden
menyatakan tidak setuju, 27 orang atau 39.7% responden menyatakan
kurang setuju, 5 orang atau 7.4% responden menyatakan setuju dan 3
orang atau 4.4% responden menyatakan sangat setuju.
5. Pada pernyataan “Saya merasa senang dengan pekerjaan saya” dapat
digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4 % responden menyatakan
sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan tidak
setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan kurang setuju, 12
orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 9 orang atau 13.2%
responden menyatakan sangat setuju.
6. Pada pernyataan “Saya merasa puas dengan kondisi pekerjaan saya selama
ini” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan tidak setuju, 27 orang atau 39.7% responden menyatakan
kurang setuju, 17 orang atau 25.0% responden menyatakan setuju dan 9
orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
7. Pada pernyataan “Pimpinan saya mampu menghargai hasil kerja saya”
dapat digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden
menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan
kurang setuju, 12 orang atau 17.6% responden menyatakan setuju dan 9
orang atau 13.2% responden menyatakan sangat setuju.
8. Pada pernyataan “Pimpinan mampu menempatkan diri ketika didalam
maupun diluar lingkungan kerja” dapat digambarkan bahwa sebanyak 3
orang atau 4.4% responden menyatakan sangat tidak setuju, 26 orang atau
38.2% responden menyatakan tidak setuju, 33 orang atau 48.5% responden
menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 4.4% responden menyatakan
setuju dan 3 orang atau 4.4% responden menyatakan sangat setuju.
9. Pada pernyataan “Saya merasa pekerjaan saya sesuai dengan kemampuan
saya” dapat digambarkan bahwa sebanyak 4 orang atau 5.9% responden
menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang atau 20.6% responden
menyatakan tidak setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan
kurang setuju, 19 orang atau 27.9% responden menyatakan setuju dan 13
orang atau 19.1% responden menyatakan sangat setuju.
menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden
menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 27.9% responden menyatakan
kurang setuju, 28 orang atau 41.2% responden menyatakan setuju dan 11
orang atau 16.2% responden menyatakan sangat setuju.
11.Pada pernyataan “Saya merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan” dapat
digambarkan bahwa sebanyak 3 orang atau 4.4% responden menyatakan
sangat tidak setuju, 15 orang atau 22.1% responden menyatakan tidak
setuju, 18 orang atau 26.5% responden menyatakan kurang setuju, 20
orang atau 29.4% responden menyatakan setuju dan 12 orang atau 17.6%
responden menyatakan sangat setuju.
12.Pada pernyataan “Setiap pegawai mendapatkan rasa aman yang sama
dalam melakukan pekerjaan” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0%
responden menyatakan sangat tidak setuju, 9 orang atau 13.2% responden
menyatakan tidak setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan
kurang setuju, 22 orang atau 32.4% responden menyatakan setuju dan 15
4.3 Analisis Linier Berganda
Analisis linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Gaya
Kepemimpinan (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap variabel terikat yaitu
Kepuasan Kerja (Y).
a. All requested variables entered.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Berdasarkan Tabel 4.8 disimpulkan hasil analisis statistik tiap indikator
Berdasarkan Tabel 4.9 maka persamaan analisis regresi linier berganda
dalam penelitian ini adalah :
Y = 3.264 + 0.120 X1 + 0.625 X2
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 3.264, ini menunjukkan harga konstan, jika variabel gaya
kepemimpinan dan komunikasi = 0, maka kepuasan kerja = 3.264.
2. Koefisien regresi b1 (X1) = 0.120, ini berarti bahwa variabel gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, atau dengan
kata lain jika gaya kepemimpinan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka
kepuasan kerja akan bertambah sebesar 0.120.
3. Koefisien Regresi b2 (X2) = 0.625, ini berarti bahwa variabel komunikasi
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, atau dengan kata lain jika
komunikasi ditingkatkan satu-satuan, maka kepuasan kerja akan
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan
statistik F (uji-F). Jika fhitung < ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
sedangkan jika fhitung > ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat
signifikan dibawah 0,10 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k-1
df (Penyebut) = n-k
keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 68 dan jumlah
keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 3-1 = 2
2. df (penyebut) = 68-3 = 65
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS,
kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%.
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 603.743 2 751.872 14.618 .000a
Residual 568.536 65 8.747
Total 1172.279 67
a. Predictors: (Constant), komunikasi, gaya_kepemimpinan
b. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Berdasarkan Tabel 4.10, hasil uji Fhitung menunjukkan nilai Fhitung =
14.618 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel = 3.14. Nilai
Fhitung > Ftabel (14.618 > 3.14) dan tingkat signifikansi (0.0000 < 0.05) dengan
hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas yaitu Gaya Kepemimpinan (X1) Komunikasi (X2) secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y) sebagai variabel
terikat.
4.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan statistik T (uji-t). Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha
ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika
tingkat signifikansi dibawah 0,10 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Ttabel diperoleh dengan derajat bebas = n-k
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel yang digunakan
df = derajat bebas = n-k = 68-3 = 65
Tabel 4.11
Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.264 1.757 1.857 .068
gaya_kepemimpinan .120 .070 .124 2.718 .009
komunikasi .625 .053 .844 11.691 .000
a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:
1. Variabel Gaya Kepemimpinan
Nilai Thitung variabel Gaya Kepemimpinan adalah 2.718 dan nilai
Ttabel 1.668 maka thitung > ttabel (2,718 > 1,668) sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan (0,009 <
0.05) secara parsial terhadap Kepuasan Kerja. Artinya, jika variabel Gaya
Kepemimpinan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kinerja pegawai akan
meningkat sebesar 0,120.
2. Variabel Komunikasi
Nilai thitung variabel komunikasi adalah 11,691 dan nilai ttabel 1.668
maka thitung > ttabel (11,691 > 1.668) sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,005) secara
parsial terhadap Kepuasan Kerja. Artinya, jika variabel komunikasi ditingkatkan
Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikan variabel.
Koefisien determinan melihat seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 < < 1. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut ini :
Tabel 4.12
Uji Koefisien Determinasi ( )
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .952a .906 .903 2.95748
a. Predictors: (Constant), komunikasi, gaya_kepemimpinan Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.952
yang berarti bahwa korelasi atau hubungan kepuasan kerja (dependent) dengan gaya kepemimpinan dan komunikasi (Independent) mempunyai hubungan yang erat yaitu sebesar 95,2%. Besarnya pengaruh variabel gaya kepemimpinan dan
komunikasi terhadap variabel dependent kepuasan kerja ditunjukkan oleh nilai
Adjusted R Square sebesar 0.903, artinya variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 90,3% sisanya sebesar
9,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4.5 Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu grafik
Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
4.5.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri atau kekanan, berarti variabel
berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik melenceng kekiri atau
kekanan, berarti variabel tidak berdistribusi normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Histogram
Pada gambar 4.2 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri atau kekanan, hal
ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.
4.5.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression
Jika titik masih menyebar disekitar garis diagonal, maka data telah
berdistribusi normal. Sebaliknya, jika titik tidak menyebar disekitar garis
diagonal, maka data tidak berdistribusi normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Gambar 4.3 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual
Pada gambar 4.3 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data sepanjang
garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
4.5.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smornov Test
Jika Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal,
sebaliknya jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak bersidtribusi
Tabel 4.13
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 68
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.91300774
Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .062
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .633
Asymp. Sig. (2-tailed) .818
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asymp.
4.5.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penyebaran
atau variasi dari semua variabel yang diobservasi. Kriteria uji heteroskedastisitas
yaitu apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu
serta tersebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y maka disimpulkan
suatu model regresi dianggap tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot
Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, maka
4.5.5 Uji Multikolinieritas
Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel
bebas lainnya. Dengan nilai:
a. Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas. b. Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinieritas
Pada tabel 4.14 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki tolerance value > 0,1 atau VIF < 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1(Constant) -3.264 1.757 -1.857 .068
gaya_kepemimpinan .120 .070 .124 1.718 .090 .276 3.620
komunikasi .625 .053 .844 11.691 .000 .276 3.620
a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh bahwa variabel gaya
kepemimpinan dan komunikasi, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari hasil Fhitung (14.618) > Ftabel 3.14 dan
tingkat signifikansinya 0,0000 < 0,05. Berdasarkan pengujian secara parsial
diperoleh hasil bahwa variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Maka pengaruh dari variabel
independent terhadap variabel dependent adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
Berdasarkan uji t, gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien
regresi yang bernilai positif 0.120 dan nilai thitung (2,718) yang lebih besar dari
ttabel (1,668) dengan tingkat signifikansi 0,009. Artinya jika gaya kepemimpinan
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kepuasan kerja akan mengalami
peningkatan sebesar 0.120. Pada variabel kepemimpinan responden merasa
apabila pemimpin memiliki gaya kepemimpinan sesuai dengan harapan pegawai
maka akan memicu kepuasan kerja pegawai. Ini sesuai dengan pendapat Lodge
dan Derek (1993:78) bahwa kepuasan kerja berkaitan erat terhadap
2. Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja
hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi yang bernilai 0.625 dan nilai thitung (11.691) yang
lebih besar dari nilai ttabel (1.668) dengan tingkat signifikansi 0.000. artinya jika
komunikasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kepuasan kerja akan
mengalami peningkatan sebesar 0.625.pada variabel komunikasi responden
merasa komunikasi yang diarahkan jelas oleh pimpinan akan memicu kepuasan
kerja pegawai. Ini sesuai dengan pernyataan Sutrisno (2009:82-84) yang