• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah-endometriosis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah-endometriosis"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang Endometriosis

Endometriosis merupakanmerupakan penyakit penyakit yangyang hhanyaanya dideritadiderita kaumkaum perempuan. perempuan. P

Prevalensirevalensi endometriosisendometriosis ccenderungenderung meningkatmeningkat setiapsetiap tatahhun,un, wwalaupunalaupun datadata  pastinya

 pastinya bbelumelum dapatdapat diketadiketahhui.ui. MMenurutenurut JJaaccoeoe  b (2007)  b (2007),, angkaangka kejadiankejadian didi IIndonesiandonesia bbelumelum dapatdapat diperkirakandiperkirakan karenakarena bbelumelum adaada studistudi epidemiologik,epidemiologik, tapitapi dari

dari datadata temuantemuan didi rumarumahh sakit,sakit, angkanyaangkanya bberkisar erkisar  1313,6-69,5%,6-69,5%  pada pada kelompok kelompok  infertilitas.

infertilitas. BBilaila persentase persentase terseterse b butut dikaitkandikaitkan dengandengan jumla jumlahh penduduk  penduduk sekarang,sekarang, maka

maka didi negerinegeri iniini akanakan ditemukanditemukan sekitar sekitar  1313  juta juta  penderita penderita endometriosisendometriosis  pada pada w

wanitaanita usiausia  produktif. produktif. K K aumaum  perempuan perempuan tampaknyatampaknya  perlu perlu memewwaspadaiaspadai penyakit penyakit yang

yang seringkaliseringkali ditandaiditandai dengandengan nyerinyeri hhee b batat  pada pada saatsaat hhaidaid iniini (W(Wididhhi,i, 2007)2007).. P

Penyeenye b baa b b endometriosisendometriosis dapatdapat disedise b baa b bkankan oleolehh kelainankelainan genetik,genetik, gangguan

gangguan sistemsistem kekekeke b balanalan yangyang memungkinkanmemungkinkan selsel endometriumendometrium melekatmelekat dandan  b

 berkemerkem b bang,ang, sertaserta  pengaru pengaruhh-pengaru-pengaruhh daridari lingkungan.lingkungan. SSumum b ber er  lainlain menye

menye b butkanutkan bbaahwhwaa  pestisida pestisida dalamdalam makananmakanan dapatdapat menyemenye b baa b bkankan ketidakseim

ketidakseim b banganangan hhormon.ormon. FFaktor-faktor aktor-faktor  lingkunganlingkungan sepertiseperti  pemakaian pemakaian wwadaadahh  plastik,

 plastik, mimiccrorowwave,ave, dandan alatalat memasak memasak  dengandengan  jenis jenis tertentutertentu dapatdapat menjadimenjadi  penye

 penye b baa b b endometriosisendometriosis (W(Wood,ood, 20082008 b b)).. P

Penyakitenyakit endometriosisendometriosis umumnyaumumnya munmuncculul  pada pada usiausia reproduktif.reproduktif. AAngkangka kejadian

kejadian endometriosisendometriosis menmenccapaiapai 5-5-1010%%  pada pada wwanitaanita umumnyaumumnya dandan lele b biihh daridari 5

500%% terjaditerjadi  pada pada wwanitaanita perimenopause perimenopause.. GGejalaejala endometriosisendometriosis sangatsangat tergantungtergantung  pada

 pada letak letak  selsel endometriumendometrium iniini bberpindaerpindahh.. YYangang  paling paling menonjolmenonjol adalaadalahh adanyaadanya nyeri

nyeri  pada pada  panggul, panggul, sesehhinggaingga hhampir ampir  7171--8787%% kasuskasus didiagnosadidiagnosa akiaki b batat kelukeluhhanan nyeri

(2)

infertil

infertil ((mandulmandul)).. TTetapietapi adaada  juga juga yangyang melaporkanmelaporkan  perna pernahh terjaditerjadi  pada pada masamasa menopause

menopause dandan bbaahhkankan adaada yangyang melaporkanmelaporkan terjaditerjadi  pada pada 4040%%  pasien pasien h

histerektomiisterektomi (( pengangkatan pengangkatan rarahhimim)).. SSelainelain ituitu  juga juga 1010%% endometriosisendometriosis iniini dapatdapat mun

muncculul  pada pada merekamereka yangyang mempunyaimempunyai ririwwayatayat endometriosisendometriosis dalamdalam keluarganyakeluarganya (W

(Wididhhi,i, 2007)2007)..

B.

B. PermasalahanPermasalahan A

A pa pa  penye penye b baa b b dandan bbagaimanaagaimana gejalagejala daridari  penyakit penyakit endometriosisendometriosis  pada pada organ

organ reproduksireproduksi wwanitaanita terseterse b but.ut.

C

C.. TujuTujuanan

U

Untuk ntuk  mengetamengetahhuiui  penye penye b baa b b dandan gejalagejala yangyang ditimditim b bulkanulkan oleolehh  penyakit penyakit

endometriosis

(3)

infertil

infertil ((mandulmandul)).. TTetapietapi adaada  juga juga yangyang melaporkanmelaporkan  perna pernahh terjaditerjadi  pada pada masamasa menopause

menopause dandan bbaahhkankan adaada yangyang melaporkanmelaporkan terjaditerjadi  pada pada 4040%%  pasien pasien h

histerektomiisterektomi (( pengangkatan pengangkatan rarahhimim)).. SSelainelain ituitu  juga juga 1010%% endometriosisendometriosis iniini dapatdapat mun

muncculul  pada pada merekamereka yangyang mempunyaimempunyai ririwwayatayat endometriosisendometriosis dalamdalam keluarganyakeluarganya (W

(Wididhhi,i, 2007)2007)..

B.

B. PermasalahanPermasalahan A

A pa pa  penye penye b baa b b dandan bbagaimanaagaimana gejalagejala daridari  penyakit penyakit endometriosisendometriosis  pada pada organ

organ reproduksireproduksi wwanitaanita terseterse b but.ut.

C

C.. TujuTujuanan

U

Untuk ntuk  mengetamengetahhuiui  penye penye b baa b b dandan gejalagejala yangyang ditimditim b bulkanulkan oleolehh  penyakit penyakit

endometriosis

(4)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.

A. StrStruuktktuur Organ Reprodr Organ Reproduuksi Wanitaksi Wanita S

Struktur truktur  reproduksireproduksi eksternaleksternal  perempuan perempuan adalaadalahh klitorisklitoris dandan duadua  pasang pasang la

la b biaia yangyang mengelilingimengelilingi klitorisklitoris dandan lulu b bangang vagina.vagina. OOrganrgan reproduksireproduksi internalinternal terdiri

terdiri daridari sepasangsepasang gonadgonad dandan sese b buauahh duktusduktus dandan ruanganruangan untuk untuk  mengmenghhantarkanantarkan gamet

gamet dandan menampumgmenampumg embrioembrio dandan  fetus fetus.. SSistemistem reproduksireproduksi  perempuan perempuan tidak tidak  sepenu

sepenuhhnyanya tertutup,tertutup, dandan selsel telur telur  dilepaskandilepaskan keke dalamdalam ronggarongga aa b bdomendomen didi dekatdekat  pem

 pem b bukaanukaan saluransaluran telur telur  atauatau tuba Fallopiituba Fallopii.. SSaluranaluran telur telur  manusiamanusia mempunyaimempunyai  pem

 pem b bukaanukaan yangyang miripmirip ccorongorong dandan bberumerum b bai-umai-um b baiai yangyang disedise b butut  fimbriae fimbriae.. SSiliailia yang

yang terdapatterdapat  pada pada epiteliumepitelium bbagianagian dalamdalam yangyang melapisimelapisi duktusduktus ituitu akanakan mem

mem b bantuantu menarik menarik  selsel telur telur  dengandengan ccaraara menarik menarik  ccairanairan daridari ronggarongga tutu b buuhh keke dalam

dalam duktusduktus terseterse b but.ut. SSiliailia  juga juga mengirimkanmengirimkan selsel telur telur  menurunimenuruni duktusduktus sampaisampai di

di uterus,uterus, yangyang  juga juga dikenaldikenal sese b bagaiagai rarahhim.im. UUterus adalaterus adalahh organorgan yangyang tete b balal dandan

 b

 berototerotot yangyang dapatdapat mengemmengem b bangang selamaselama kekehhamilanamilan untuk untuk  menampungmenampung  fetus fetus dengan

dengan bboo b botot hhinggaingga 44 kg.kg. LLapisanapisan dalamdalam uterus,uterus, yakniyakni endometrium,endometrium, dialiridialiri oleolehh  b

(5)

B. Siklus Menstruasi

Istilah siklus menstruasi secara spesifik  mengacu  pada  peru bahan yang terjadi dalam uterus. Melalui kesepakatan, hari  pertama  periode menstruasi  perempuan atau hari  pertama menstruasi dinyatakan se bagai hari 1 dari siklus terse but. Fase aliran menstruasi ( M enstrual Flow P hase) siklus terse but, saat  pendarahan menstruasi (hilangnya se bagian besar  lapisan fungsional endometrium) terjadi, umumnya berlangsung be berapa hari. K emudian sisa endometrium yang tipis lainnya mulai mengalami regenerasi dan mene bal selama seminggu atau dua minggu. Fase terse but dinamakan fase  proliferasi ( Proliferasi  P hase) siklus menstruasi. Selama fase berikutnya yaitu fase sekresi (Secretory  P hase) yang umumnya berlangsung sekitar  dua minggu lamanya, endometrium mene bal, mengandung le bih banyak   pem buluh, dan mengem bangkan kelenjar  yang mensekresikan cairan yang kaya glikogen (Price, 2005).

C. Siklus Ovarium

Siklus ini dimulai dengan fase folikel ( Follicular cycle) saat be berapa folikel di ovarium mulai tum buh. Sel telur mem besar dan pem bungkus sel folikel  berlapis-lapis. Di antara be berapa folikel yang mulai tum buh, umumnya hanya satu yang mem besar  dan matang, sementara yang lainnya akan mengalami disintegrasi. Folikel yang mengalami  pematangan itu mengem bangkan rongga internal yang  penuh cairan dan tum buh menjadi sangat besar, dan mem bentuk  tonjolan dekat  permukaan ovarium. Fase folikuler  berak hir  dengan ovulasi, ketika folikel dan dinding ovarium di dekatnya pecah sehingga melepaskan oosit. Jaringan folikel yang tetap ada di ovarium setelah ovulasi berkem bang menjadi korpus luteum ( jaringan endokrin yang mensekresikan hormon betina) selama fase luteal ( Luteal P hase) (Guyton, 2007).

(6)

D. Hormon, Siklus Ovarium dan Siklus Menstruasi

Hormon mengkoordinasikan siklus menstruasi dan siklus ovarium sedemikian rupa sehingga folikel dan  peristiwa ovulasi disinkronasikan dengan  persiapan dinding uterus untuk  kemungkinan implantasi em brio. Lima hormon  berpartisipasi dalam skema rumit yang meli batkan baik  umpan balik  negatif 

maupun  posisif. Hormon-hormon terse but adalah hormon  pem be bas gonadotropin (GnRH), yang disekresikan oleh hipotalamus, hormon  perangsang folikel (FSH) dan hormon lutenisasi (LH), yang merupakan dua gonadotropin yang dihasilkan oleh hipofisis anterior  dan estrogen serta  progesteron, yaitu dua hormon kelamin yang disekresikan oleh ovarium (Price, 2005).

Selama fase folikuler  siklus ovarium,  pituitari mensekresikan sejumlah kecil FSH dan LH se bagai respon ter hadap rangsangan GnRH dari hipotalamus. Pada waktu terse but sel-sel folikel ovarium yang belum matang mempunyai

(7)

Peningkatan kecil kadar  estrogen terse but akan mengham bat sekresi hormon  pituitari, sehingga mempertahankan kadar  FSH dan LH relatif  rendah selama fase folikuler. Hu bungan antar  hormon terse but beru bah secara radikal dan relatif  mendadak  ketika sekresi estrogen oleh folikel yang sedang tum buh mulai meningkat. Sementara  peningkatan kadar  estrogen yang terjadi dapat mengham bat sekresi gonadotropin  pituitari, estrogen dalam konsentrasi tinggi mempunyai  pengaruh berlawanan dan merangsang sekresi gonadotropin dengan cara mempengaruhi hipotalamus untuk meningkatkan produksi GnRH. Pengaruh itu le bih besar  untuk  LH karena konsentrasi estrogen yang tinggi, selain merangsang sekresi GnRH,  juga meningkatkan sensitifitas mekanisme pelepasan LH di  pituitari ter hadap sinyal hipotalamus (GnRH). Pada saat itu, folikel telah mempunyai reseptor  ter hadap LH dan dapat merespon ter hadap  petunjuk  hormonal ini. Dalam satu contoh umpan balik  positif,  peningkatan konsentrasi LH yang dise ba bkan oleh  peningkatan sekresi estrogen dari folikel yang sedang tum buh menginduksi  pematangan ak hir  folikel terse but, dan ovulasi terjadi sekitar sehari setelah lonjakan kadar LH terse but (Price, 2005).

(8)

LH dapat merangsang transformasi  jaringan folikel yang tertinggal di ovarium untuk  mem bentuk  korpus luteum setelah ovulasi. Selama fase luteal siklus ovarium, LH mempengaruhi korpus luteum mensekresikan estrogen dan hormon steroid kedua yaitu  progesteron. K orpus luteum umumnya mencapai  perkem bangan maksimalnya sekitar  8 sampai 10 hari setelah ovulasi. Setelah kadar  estrogen dan  progesteron meningkat, kom binasi hormon-hormon terse but mem berikan umpan balik  negatif   pada hipotalamus dan  pituitari, sehingga mengham bat sekresi LH dan FSH. Mendekati ak hir  masa luteal, korpus luteum akan lisis (kemungkinan se bagai aki bat dari prostaglandin yang disekresikan oleh sel-sel itu sendiri). K onsekuensinya, konsentrasi estrogen dan  progesteron menurun. Penurunan kadar  hormon ovarium terse but mem be baskan hipotalamus dan  pituitari dari  pengaruh yang bersifat mengham bat dari hormon-hormon terse but. K emudian pituitari mulai mensekresikan cukup FSH untuk  merangsang  pertum buhan folikel baru di ovarium, yang mengawali fase folikuler  siklus

ovarium berikutnya (Guyton, 2007).

Estrogen yang disekresikan dalam  jumlah yang semakin meningkat oleh folikel yang sedang tum buh, merupakan suatu sinyal hormonal ke uterus yang menye ba bkan endometrium mene bal. Dengan demikian, fase folikel siklus ovarium dikoordinasikan dengan fase  proliferasi siklus menstruasi. Penurunan cepat dalam kadar  hormon ovarium ketika korpus luteum lisis menye ba bkan kontraksi arteri dalam dinding uterus yang menye ba bkan dinding endometrium tidak  dialiri darah. Disintegrasi endometrium mengaki batkan menstruasi dan  permulaan satu siklus menstruasi baru (Guyton, 2007).

(9)

E. Definisi Endometriosis

Endometriosis adalah suatu keadaan dimana  jaringan mirip dengan dinding rahim (endometrium) ditemukan di tempat lain dalam tu buh (Smeltzer, 2001). Endometriosis  juga dapat berupa suatu keadaan dimana  jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar  kavum uteri dan diluar  miometrium (Prawirohardjo, 2008).

Definisi lain tentang endometriosis yaitu terdapatnya kelenjar-kelenjar  dan stroma endometrium  pada tempat-tempat diluar  rongga rahim. Implantasi endometriosis bisa terdapat  pada ovarium, ligamen latum, Cavum Douglasi, tu ba Falopii, vagina, serviks,  pada  pusat,  paru-paru, dan kelenjar-kelenjar  limfa (R ay burn, 2001).

F. Teori Penyebab Endometriosis

Ada teori  penye ba b endometriosis yang dinyatakan oleh  para ahli se bagai berikut (Wood, 2008a):

Gam bar 4. Siklus R eproduksi Wanita

(10)

1. Metaplasia

Metaplasia yaitu  peru bahan dari satu tipe  jaringan normal menjadi tipe  jaringan normal lainnya. Be berapa  jaringan endometrium memiliki kemampuan dalam be berapa kasus untuk  menggantikan  jenis  jaringan lain di luar  rahim. Be berapa  peneliti  per caya hal ini terjadi  pada em brio, ketika  pem bentukan rahim  pertama. Lainnya  per caya bahwa be berapa sel dewasa mempertahankan kemampuan mereka dalam tahap em brionik  untuk  beru bah menjadi jaringan reproduksi.

2. Menstruasi Mundur dan Transplantasi

Sampson (1920) mengatakan bahwa aliran menstruasi mundur  mengalir  melalui saluran tu ba (dise but "aliran mundur ") dan tersimpan  pada organ  panggul dan tum buh menjadi kista. Namun, ada sedikit bukti bahwa sel-sel endometrium dapat benar- benar  melekat dan tum buh ke organ  panggul  perempuan. Bertahun-tahun kemudian,  para  peneliti menemukan bahwa 90%

wanita memiliki aliran mundur. 3. Predisposisi genetik 

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat keluarga menderita endometriosis le bih mungkin untuk terkena penyakit ini. Dan ketika diturunkan maka  penyakit ini cenderung menjadi le bih buruk  pada generasi  berikutnya. Studi di seluruh dunia yang sedang berlangsung yaitu studi  E ndogene International mengadakan penelitian berdasarkan sampel darah dari wanita dengan endometriosis dengan harapan mengisolasi se buah gen endometriosis.

(11)

Gam bar  5. Menstruasi Mundur  dan Transplantasi (http://ezco bar.com/dokter-online/dokter 15/index.ph p)

4. Pengaruh lingkungan

Be berapa studi telah menunjuk  bahwa faktor  lingkungan dapat menjadi kontri butor  ter hadap  perkem bangan endometriosis, k hususnya senyawa-senyawa yang bersifat racun memiliki efek  pada hormon-hormon reproduksi dan respon sistem keke balan tu buh, walaupun teori ini tidak  ter  bukti dan masih kontroversial.

Hipotesis ber  beda terse but telah diajukan se bagai  penye ba b endometriosis. Sayangnya, tak  satu  pun dari teori-teori ini sepenuhnya ter  bukti,  juga tidak  sepenuhnya menjelaskan semua mekanisme yang ber hu bungan dengan  perkem bangan  penyakit. Dengan demikian,  penye ba b endometriosis masih  belum diketahui. Se bagian besar  peneliti, berpendapat bahwa endometriosis ini diperparah oleh estrogen. Selanjutnya, se bagian besar   pengo batan untuk  endometriosis saat ini hanya berupaya untuk  mengurangi  produksi estrogen dalam tu buh wanita untuk meringankan gejala (Smeltzer, 2001).

(12)

G. Faktor Risiko

Wanita yang beresiko terkena  penyakit endometriosis, yaitu (Wood, 2008 b):

y Wanita yang i bu atau saudara perempuannya pernah menderita endometriosis y Memiliki siklus menstruasi kurang atau le bih dari 27 hari

y  M enarke (menstruasi yang pertama) terjadi pada usia relatif muda (< 11 thn) y Masa menstruasi berlangsung selama 7 hari atau le bih

y Orgasme saat menstruasi

H. Ge jala Endometriosis

R asa sakit sering berkorelasi dengan siklus menstruasi, namun seorang wanita dengan endometriosis  juga dapat mengalami rasa sakit  pada waktu lain selama siklus bulanan. Bagi banyak  wanita, tapi tidak  semua, rasa sakit endometriosis dapat menjadi begitu  parah dan berdampak  signifikan dengan hidupnya. Nyeri yang dirasakan saat endometriosis terjadi se belum, selama, dan setelah menstruasi, selama ovulasi, dalam usus selama menstruasi, ketika buang air  kecil, selama atau setelah hu bungan seksual, dan didaerah  punggung bawah serta gejala lain mungkin dapat terjadi adalah diare atau sem belit (k hususnya dalam kaitannya dengan menstruasi),  perut kem bung (sehu bungan dengan menstruasi), perdarahan berat atau tidak  teratur, dan kelelahan (Wood, 2008c).

 Namun perlu ditekankan disini bahwa rasa sakit pada saat menstruasi atau dysmenorr hea tidak  selalu ber hu bungan dengan gejala endometriosis. K adar  hormone  prostaglandin yang tinggi akan cenderung menye ba bkan terjadinya

(13)

I. Patologi

Organ yang biasa terkena endometriosis adalah ovarium, organ tu ba dan salah satu atau kedua ligamentum sakrouterinum, Cavum Douglasi, dan  permukaan uterus bagian belakang dapat ditemukan satu atau be berapa bintik 

sampai benjolan kecil yang ber warna ke biru- biruan (Prawirohardjo, 2008).

Gam bar 6. K ista cokelat yang pecah pada ovarium se belah kiri

(http://en.wikipedia.org/wiki/file:Perforierte_EndometrioseZyte.jpg)

J. Penyebab endometriosis

Ada be berapa teori yang diutarakan oleh be berapa ahli mengenai  penye ba b endometriosis yaitu (Eisen berg, 2009):

 Endometriosis mungkin dise ba bkan oleh faktor  keturunan, atau be berapa anggota keluarga mempunyai sifat yang mem buat mereka terlihat seperti endometriosis.

 Tum buhnya  jaringan endometrium di bagian tu buh yang lain selain uterus melalui sistem peredaran darah atau sistem limfa.

 Endometriosis dapat dise ba bkan adanya ganguan  pada sistem imunitas, endometriosis juga dapat menjadi kanker ovarium.

 Hormon estrogen dapat menjadi  pemicu  pertum buhan endometriosis. Be berapa  penelitian memandang hal ini se bagai  penyakit sistem endokrin, sistem kelenjar, hormon, dan sekresi lain dari tu buh.

(14)

 Jaringan endometrium  juga dapat ditemukan  pada bekas luka a bdominal dan mungkin ditemukan di tempat terse but aki bat kesalahan sewaktu pem bedahan.  Sejumlah kecil  jaringan saat  pem bentukan em brio yang kemudian beru bah

menjadi endometriosis.

 Penelitian ter  baru menunjukan adanya hu bungan antara  paparan dioksin dan endometriosis. Dioksin adalah senyawa yang bersifat toksik  yang berasal dari  pem buatan pestisida dan pem bakaran sampah plastik.

Jaringan endometriosis dapat berada di a bdomen melewati tu ba Falopii saat menstruasi. Transplantasi jaringan ini tum buh diluar uterus.

Menurut Sumilat (2009, kom. pribadi),  penye ba b dari penyakit ini belum diketahui secara  pasti,  para ahli mengatakan bahwa ´banyak  faktor  yang menye ba bkan  penyakit endometriosis, dapat berasal dari aliran menstruasi mundur  dan implantasi, metaplasia,  predisposisi genetik, dan  pengaruh lingkungan´. Orgasme saat menstruasi dapat menim bulkan aliran menstruasi mundur  dan endometriosis dapat menurun ke wanita yang i bu atau saudara  perempuan menderita endometriosis karena terjadi  penurunan imunitas  pada  penderita endometriosis, hal ini sesuai teori  predisposisi genetik  yang

dikemukakan oleh Dmoski tahun 1995.

Sumilat (2009, kom. pribadi)  juga berpendapat bahwa gangguan sistem imun  juga dapat menye ba bkan tim bulnya  penyakit ini, menurut  penelitian J.A. Hill tahun 1988 mendapatkan adanya kegagalan dalam sistem  peluruhan darah haid oleh makrofag dan fungsi sel NK  yang menurun  pada endometriosis (Simatupang, 2003). Sumilat (2009, kom. pribadi) berpendapat bahwa penurunan

(15)

K . Senyawa kimia yang dapat menimbulkan endometriosis

Menurut Sumilat (2009, kom. pribadi),  penye ba b penyakit ini berasal dari  pengaruh lingkungan, hal ini dikarenakan adanya  peru bahan gaya hidup maupun terpengaruh dari  paparan  polutan. R uhendra (1997) dan Tangri (2003) menye butkan bahwa ada be berapa senyawa kimia yang dapat menye ba bkan endometriosis, namun sampai saat ini masih diadakan  penelitian le bih lanjut mengenai  pengaruh senyawa terse but ter hadap tu buh k hususnya ter hadap kista endometriosis. Jenis-jenis senyawa terse but dapat dilihat  pada Ta bel 1:

Tabel 1. Senyawa yang dapat menyebabkan endometriosis Senyawa terkandung Sumber zat

Dioksin Insinerator, pem bakaran bahan plastik, dan pem buatan produk kertas

K lorin Proses pemutih kertas

K olesterol Makanan cepat saji dan daging ham

K afein Teh, kopi, dan cokelat

Dioksin adalah  produk sampingan hasil ber  bagai  proses kimia, misalnya dari  proses insinerator  sampah (terutama  plastik ),  pengilangan logam,  pem bakaran bensin yang mengandung tim bal dalam otomo bil,  pem buatan  produk-produk  kertas,  pem buatan her  bisida, dan  pem bakaran sampah organik 

yang mengandung klorin (R uhendra, 1999).

Dioksin yang ter  bentuk  selama  pem bakaran sampah, masuk  ke udara  bersama a bu, kemudian mengendap pada tanaman pangan, kemudian dikonsumsi oleh ternak  dan terakumulasi  pada sel lemak  dan muncul  pada daging dan susu yang ak hirnya dikonsumsi manusia (Tangri, 2003).

Dioksin dapat menye ba bkan gangguan kesehatan secara luas, termasuk  gangguan kulit, sistem reproduksi, hormonal, sistem keke balan, dia betes, kanker, dan pertum buhan (R uhendra, 1999).

(16)

Sum ber  klorin dapat berasal dari  proses industri yang menggunakan klorin se bagai  pemutihan kertas dari hasil daur  ulang kertas. Dampak  klorin ter hadap tu buh manusia sama dengan dioksin karena klorin merupakan hasil samping dari pem bentukan dioksin (R uhendra, 1999).

Penelitian R ier  et al  (1993), menye butkan faktor  lingkungan  juga mem berikan  pengaruh  pada  perkem bangan endometriosis, k hususnya  ber hu bungan dengan zat toksik  yang mempunyai efek  pada hormon reproduksi dan respon  pada sistem imun. Pada  per co baan ini 79% dari kera-kera yang terpapar dioksin menye ba bkan endometriosis pada tu buhnya (Simatupang, 2003). Dioksin diduga se bagai penye ba b endometriosis. Dugaan ini dirumuskan  pada tahun 1994 berdasar  hasil o bservasi langsung ter hadap kasus  peningkatan  penyakit endometriosis  pada  primata yang dipapar dengan dioksin. Total radiasi  pada tu buh ber hu bungan dengan meningkatnya  prevalensi endometriosis  pada  primata. Pada manusia, bukti- bukti  penelitian mengenai  pengaruh dioksin masih kurang. Peristiwa  polusi yang terjadi di Seveso, Italia, ditemukan  prevalensi endometriosis tidak  meningkat. Juga  pada bayi yang masih menyusui yang kemungkinan terpapar  dioksin lewat air  susu i bu,  prevalensi endometriosis saat  berumur dewasa rendah (R edwine, 2004).

Daging ham dan makanan cepat saji mengandung kolesterol. Mengkonsumsi daging ham dan makanan cepat saji dapat berdampak   pada  jaringan endometrium di uterus dan di luar  uterus dan dapat menim bulkan nyeri saat menstruasi. Hal ini dikarenakan sel stroma  pada uterus menghasilkan estradiol yang diperoleh dari kolesterol yang selanjutnya menghasilkan estrogen

(17)

endometriosis karena  jaringan endometrium yang ada di uterus maupun yang di luar  uterus mengalami  pene balan sehingga menekan ke tempat  perlekatannya. Saat kadar  estrogen menurun sel-sel ini tidak  dapat keluar  sehingga menye ba bkan nyeri dan  perlekatan di tempat yang sama sehingga menim bulkan lesi atau kista keriput dan ber warna cokelat atau biru kehitaman yang menandakan  pendarahan yang tidak  dapat keluar. Pem bentukan ini dise but  pseudokist (Smeltzer, 2001).

L. Ge jala endometriosis

Menurut American Fertility Society (2007a), gejala endometriosis dapat  berupa :

  Nyeri haid

Banyak  wanita mengalami nyeri  pada saat haid normal. Bila nyeri dirasakan  berat maka dise but dysmenorr hea dan mungkin menjadi  penye ba b endometriosis atau tipe lain dalam  patologi  pelvik  seperti uteri fibroid  atau adenomiosis. Nyeri berat  juga dapat menye ba bkan mual-mual, muntah, dan diare.  Dysmenorr hea primer  terjadi  pada saat awal terjadinya menstruasi, kemudian cenderung meningkat selama masa reproduktif  atau setelah masa reproduktif.  Dysmenorr hea sekunder  terjadi setelah kehidupan selanjutnya dan mungkin akan terus meningkat dengan umur. Ini mungkin menjadi se buah tanda  peringatan dari endometriosis, walaupun be berapa wanita dengan endometriosis tidak merasa nyeri.

  Nyeri saat ber hu bungan

Endometriosis dapat menye ba bkan rasa nyeri selama dan setelah  ber hu bungan, kondisi ini diketahui se bagai dyspareunia. Penetrasi dalam dapat menghasilkan rasa nyeri di batasan ovarium dengan  jaringan otot di

(18)

endometriosis di belakang uterus atau  pada ligamen latum, yang ber hu bungan dengan serviks.

M. Gambaran kista endometriosis

Penampakan kasar  endometriosis dapat berupa suatu pene balan atau kista yang berisi darah baru, merah atau biru hitam. Semakin lama lesi-lesi terse but  beru bah menjadi rata dan ber warna coklat tua. Struktur  kista besar  bisa tetap  berisi darah tua dan dise but kista cokelat. Lesi-lesi yang sudah lama bisa tampak   pucat, terse bar, dan mengerutkan  jaringan setempat. Ukuran lesi bervariasi dari

kecil kurang dari 1 mm sampai dengan kista besar  berukuran le bih dari 10 cm (R ay burn, 2001). (Gam bar 7 dan Gam bar 8.)

Gam bar 7. K ista cokelat pada ovarium

(19)

Gam bar 8. Lesi merah pada ber  bagai organ

(http://img.we bmd.com/medscape/net beacon.html)

N. K lasifikasi endometriosis

Berdasarkan visualisasi rongga  pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis dilakukan penilaian ter hadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterli batan ovarium dan densitas dari  perlekatan. Dengan  per hitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring yang kemudian  jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4 adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang (stadium III) dan le bih dari 40 adalah berat (stadium IV) (R usdi, 2009).

(20)

Tabel 2. Dera jat endometriosis berdasarkan skoring dari Revisi AFS

Sum ber : American Fertility Society, 2007a.

Skema klasifikasi berdasarkan beratnya  penyakit endometriosis menurut American Fertility Society (2007a) dapat dilihat  pada gam bar di bawah.

Gam bar 9. Skema klasifikasi stage 1 sampai stage 3. (American Fertility Society, 2007a)

Endometriosis <1cm 1-3 cm >1cm

Peritoneum Permukaan 1 2 4

Dalam 2 4 6

Ovarium K anan Permukaan 1 2 4

Dalam 4 16 20

K iri Permukaan 1 2 4

Dalam 4 16 20

Perlekatan kavum douglas Sebagian K omplit

4 40 Ovarium Perlekatan <1/3 1/3-2/3 >2/3 K anan Tipis 1 2 4 Te bal 4 8 16 K iri Tipis 1 2 4 Te bal 4 8 16

Tuba K anan Tipis 1 2 4

Te bal 4 8 16

K iri Tipis 1 2 4

(21)

Gam bar 10. Skema klasifikasi stage 3 sampai stage 4. (American Fertility Society, 2007a)

O. Diagnosa

Visualisasi endometriosis diperlukan untuk  memastikan diagnosis. Cara-cara yang biasa dilakukan untuk  mendiagnosis adalah dengan melakukan  pemeriksaan laparoskopi untuk  melihat lesi (R ay burn, 2001). Diagnosa laparoskopi dilakukan setiap hari dari siklus menstruasi dengan  pasien di bawah  pengaruh anestesia (o bat bius). Diagnostik  endometriosis di butuhkan untuk 

melihat ke beradaan dari satu atau le bih lesi ke biru- biruan atau hitam. Stadium endometriosis menurut revisi klasifikasi dari American Fertility Society (R -AFS). Implantasi endometriosis  pada  peritoneum atau ovarium nilainya ditentukan dari diameter  dan kedalaman, yang mana nilai  perlekatan digunakan dalam lampiran catatan kepadatan dan derajat. Total R -AFS nilai (implan dan  perlekatan) berurutan dari 1-5, 6-15, 16-40, dan 41-150 dapat disamakan dari minimal (stadium I), ringan (stadium II), sedang (stadium III), dan berat (stadium IV) endometriosis (Mar coux, 1997) (Ta bel 2 dan Gam bar 9).

Pendapat klinik  saat ini bahwa  prosedur  pem bedahan seperti laparoskopi di butuhkan untuk  menentukan diagnosa endometriosis. Laparoskopi dilakukan untuk  melihat ke beradaan endometriosis. Pemeriksaan riwayat dan  pemeriksaan

(22)

uterus,  pene balan ligamen uterosakral tidak  sama sekali terdiagnostik. Proses diagnostik lain (American Fertility Society, 2007 b).

Gam bar 11. Gam bar  laparoskopi organ reproduksi internal wanita (http://www.asrm.org/endometriosis/laparoscopy.pdf )

Gam bar 12. Diagnosa laparoskopi

(http://www.asrm.org/endometriosis/laparoscopy.pdf ) Dokter  mungkin akan memutuskan untuk  mengo bati endometriosis selama laparoskopi. Dilakukan  pem bedahan kecil tam bahan untuk  memasukan alat bedah. Endometriosis mungkin  jadi menggumpal, menguap, ter  bakar  atau dipotong, dan  jaringan otot atau kista ovarium mungkin dikeluarkan. Selama

(23)

Proses diagnosa lain dilakukan  pada kasus yang le bih k husus, dokter  mungkin akan menggunakan teknik  pengam bilan gam bar  yang k husus seperti ultrasound , Computerized Tomograph y (CT scan), atau  M agnetic Resonance  Imaging  (MRI) untuk  menam bah informasi tentang  pelvis. Prosedur  ini dapat mengidentifikasi kista dan mengetahui karekteristik  cairan dengan kista ovarium, kista endometrioma dan kista korpus luteum mungkin serupa kelihatannya. U ji

ini digunakan bila menilai seorang wanita infertil atau nyeri  pelvis kronis. (American Fertility Society, 2007 b).

P. Dampak yang ditimbulkan

Fakta-fakta menunjukan adanya hu bungan antara endometriosis dengan infertilitas. Endometriosis ditemukan 50%  pada wanita infertil. Pasien infertil dengan endometriosis ringan tanpa  perawatan dapat hamil dengan rata-rata 2% sampai 4,5%  per  bulan, di bandingkan  pada normal fertilitas dari 15% sampai 20%  per  bulannya. Pasien infertil dengan endometriosis sedang dan berat memiliki rata-rata kehamilan tiap bulannya kurang dari 2%. Endometriosis  ber hu bungan dengan infertilitas, tidak  semua wanita yang memiliki endometriosis adalah infertil. Se bagai contoh banyak  wanita menjalani sterilisasi tu ba ter catat mengalami endometriosis. Penye ba b dan efek  endometriosis diperkirakan ber hu bungan antara berkurangnya fertilitas namun tidak  ter  bukti. Ini diperkirakan bahwa endometriosis meru bah secara tidak  langsung keadaan rongga  pinggang dengan menim bulkan  perlekatan  pada organ-organ rongga  pelvik  sehingga mengganggu fungsi dari organ terse but. Teori mencakup inflamasi,  peru bahan sistem imun,  peru bahan hormon, ganguan fungsi tu ba Falopii, fertilitas dan implantasi. Itu le bih mudah untuk  dipahami bagaimana endometriosis sedang dan berat dapat mengurangi fertilitas, karena se bagian

(24)

menghalangi sperma masuk  ke tu ba Falopii, dan menghalangi kemampuan tu ba Falopii menangkap ovum selama ovulasi (American Fertility Society, 2007a).

Tabel 3. Jenis ganguan sistem yang disebabkan oleh endometriosis

Sum ber : Widjanarko, 2009.

Endometriosis dapat menye ba bkan gangguan  pada fungsi sistem organ reproduksi yaitu fungsi koitus, sperma, tu ba Falopii, ovarium. Pada fungsi koitus menye ba bkan rasa nyeri saat senggama (dyspareunia) sehingga mengurangi frekuensi senggama. Pada fungsi sperma, endometriosis akan mengham bat sperma dengan anti bodi tertentu. Hal ini didasari dari hasil  penelitian dimana ter hadap anti bodi yang memiliki efek  mengham bat gerakan sperma sehingga  beraki bat terjadinya infertilitas (R usdi, 2009). Pada  penderita endometriosis di bandingkan wanita normal, makrofag teraktifasi oleh adanya kista, hal ini menye ba bkan makrofag pada penderita infertil dengan endometriosis mem bunuh le bih banyak  sperma. Jika makrofag ini memasuki sistem reproduksi melalui tu ba, maka akan ter  bentuk  anti bodi ter hadap sperma yang ak hirnya mematikan sperma sehingga terjadi infertilitas (Abdullah, 2009).

Endometriosis  pada tu ba Falopii akan menye ba bkan kerusakan  pada fim briae sehingga tidak dapat menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium. Endometriosis juga menye ba bkan  penurunan silia  pada tu ba Falopii sehingga sel

No Sistem Jenis Gangguan

1 Fungsi K oitus Dyspareunia (menurunkan frekuensi sanggama) 2 Fungsi S perma Inaktivasi sperma

Fagositosis sperma dengan makrofag 3 Fungsi Tu ba

Falopii

K erusakan fim briae

Penurunan motilitas tu ba aki bat  prostaglandin 4 Fungsi Ovarium Anovulasi

(25)

mengaki batkan terganggunya siklua ovarium selanjutnya. Menurut Abdullah (2009)  perlengketan tu ba yang luas akan mengham bat motilitas dan kemampuan fim bre untuk  menangkap sel telur. Sedangkan berkurangnya motilitas tu ba dan transportasi ovum mungkin dise ba bkan oleh sekresi  prostaglandin oleh  jaringan endometritik.

Endometriosis ber hu bungan dengan  peru bahan-peru bahan fisiologis alat reproduksi yang dapat mengham bat terjadinya kehamilan. Derajat keterli batan organ-organ  pelvik  merupakan faktor  utama dalam menentukan kemampuan reproduksi  penderita. Di bawah ini be berapa fenomena yang mungkin mengurangi kemampuan reproduksi  pada penderita endometriosis sesuai dengan letak  jaringan endometriotik berimplantasi (Abdullah, 2009):

y Endometriosis  pada serviks: K ekakuan dan  penyempitan serviks, aki bat endometriosis akan mengurangi laju  pergerakan sperma sehingga mengurangi fertilitas.

y Endometriosis  pada Cavum Douglas: Meli batkan ligamentum sakrouterina dan bagian  posterior  uterus akan menye ba bkan dispareni, sehingga mengurangi frekuensi koitus.

y Endometriosis pada ovarium: akan menye ba bkan destruksi kortikal dan pada gilirannya menye ba bkan oligo atau anovulasi, sehingga mengham bat  proses reproduksi.

y Endometriosis tu ba Falopii: Perlengketan tu ba Falopii yang luas akan mengham bat motilitas dan kemampuan fim briae untuk menangkap sel telur.

Q. Penanganan

Penanganan endometriosis di bagi menjadi 2  jenis terapi yaitu terapi medik dan terapi pem bedahan.

(26)

a. Terapi medik  diindikasikan kepada  pasien yang ingin mempertahankan kesu burannya atau yang gejala ringan (R ay burn, 2001). Jenis-jenis terapi medik seperti terlampir  pada Ta bel. 3 di bawah ini (Widjanarko, 2009):

Tabel 4. Jenis- jenis terapi medik endometriosis

Jenis K andungan Fungsi Mekanisme Dosis Efek  samping Progestin Progesteron Menciptakan

kehamilan  palsu Menurunkan kadar FSH, LH, dan estrogen Medroxyprogest eron acetate: 10  ± 30 mg/hari; Depo-Provera® 150 mg setiap 3  bulan Depresi,  peningkatan  berat badan Danazol Androgen lemah Menciptakan menopause  palsu Mencegah keluarnya FSH, LH, dan  pertum buhan endometrium 800 mg/hari selama 6 bulan Jerawat,  berat badan meningkat,  peru bahan suara GnRH agonis Analog GnRH Menciptakan menopause  palsu Menekan sekresi hormon GnRH dan endometrium Leuprolide 3.75 mg / bulan;  Nafareline 200 mg 2 kali sehari; Goserelin 3.75 mg / bulan Penurunan densitas tulang, rasa kering mulut, gangguan emosi

 b. Terapi pem bedahan dapat dilaksanakan dengan laparoskopi untuk mengangkat kista-kista, melepaskan ad hesi, dan melenyapkan implantasi dengan sinar  laser  atau elektrokauter . Tujuan  pem bedahan untuk  mengem balikan kesu buran dan menghilangkan gejala (R ay burn, 2001).

Terapi bedah konservatif  dilakukan  pada kasus infertilitas,  penyakit berat dengan  perlekatan he bat, usia tua. Terapi bedah konservatif  antara lain meliputi  pelepasan perlekatan, merusak  jaringan endometriotik, dan rekonstruksi anatomis

(27)

Tabel 5. K euntungan dan kerugian terapi medik dan terapi pembedahan

Jenis terapi K euntungan K erugian Terapi medik  1. Biaya le bih murah

2. Terapi empiris (dapat di modifikasi dengan mudah) 3. Efektif untuk 

menghilangkan rasa nyeri

1. Sering ditemukan efek  samping

2. Tidak  memper  baiki fertilitas 3. Be berapa o bat hanya dapat

digunakan untuk waktu singkat

Terapi

 pem bedahan

1. Efektif untuk 

menghilangkan rasa nyeri 2. Le bih efisien di bandingkan

terapi medis

3. Melalui biopsi dapat ditegakkan diagnosa pasti

1. Biaya mahal

2. R esiko medis ³ penetapan kurang baik dan penaksiran kurang baik ´ sekitar 3% 3. Efisiensi diragukan, efek 

menghilangkan rasa nyeri temporer 

(28)

BAB III

K ESIMPULAN DAN SARAN

A. K esimpulan

Hasil studi  pustaka dan diskusi dengan ahli disimpulkan be berapa hal se bagai berikut:

1. Penye ba b utama endometriosis belum dapat dipastikan, akan tetapi kemungkinan dapat dise ba bkan oleh aliran menstruasi mundur,  predisposisi genetik, metaplasia, maupun pengaruh dari pencemaran lingkungan

2. Gejala endometriosis yang dapat dirasakan oleh  penderita yaitu antara lain  berupa nyeri haid (dysmenorr hea) dan nyeri saat ber hu bungan (dyspareunia) 3. Penanganan endometriosis dapat dilakukan dengan terapi medik  seperti

 pem berian  progestin, danazol, GnRH agonis, dan microguinon. Sedangkan terapi  pem bedahan dilakukan dengan laparoskopi melalui  pelepasan  perlekatan, merusak  jaringan endometriotik, rekonstruksi anatomis se baik 

mungkin, mengangkat kista, dan melenyapkan implantasi dengan sinar  laser  atau elektrokauter .

B. Saran

1. Perlu di informasikan tentang  pencegahan dan  penanganan  penyakit endometriosis pada remaja.

2. Perlu diadakan  penyuluhan tentang bahaya  penyakit endometriosis kepada masyarakat luas agar  dapat diantisipasi dengan baik  dan dapat mencegah

(29)

DAFTAR PUSTAK A

Abdullah, N. 2009. Endometriosis dan Infertilitas.  J urnal  M edika Nusantara, vol.25 No.2:1-7. 2004. (http://med.unhas.ac.id /index.ph p?option =com_  content&task =category&sectionid=12&id=101&Itemid=48/1index.ph p, diakses  pada tanggal 30 Desem ber 2009). 7 hal.

American Fertility Society. 2007a. Booklet Endometriosis A Guide for Patients. American Society For  R eproductive Medicine. Ala bama. (http://www.asrm.org/Patients /Booklet/Endometriosis.pdf diakses  pada tanggal 28 Januari 2010). 16 hal.

American Fertility Society. 2007 b. Booklet Laparoscopy And Hysteroscopy A

Guide for Patients. American Society For  R eproductive Medicine. Ala bama. (http://www.asrm.org/Patients/Booklet/Laparoscopy.pdf  diakses  pada tanggal 28 Januari 2010). 12 hal.

Bulun, S. E. 2009. Endometriosis. T he New E ngland  J ournal of  M edicine. Vol.360  No.3: 268-279. (http://content.nejm.org/cgi/content/ full/360/3/268, diakses  pada tanggal 30 Desem ber 2009). 11 hal.

Camp bell, Neil A., J. B. R eece, L. G. Mitchell. 2004. BIOLOGI Edisi K elima Jilid 3. Pener  bit Erlangga. Jakarta.

David, L. O., and L. B. Schwartz. 1993. Endometriosis. T he New E ngland  J ourn. of   M edicine. Vol.328 No.24: 1759-1769. (http://content.nejm.org/cgi/

content/full/328/24/1759, diakses pada tanggal 30 Desem ber 2009). 10 hal. Eisen berg, E. 2009. Endometriosis Frequently Asked Questions. Office on

Women's Health in the Department of  Health and Human Services. USA.

(http://www.womenshealth.gov, diakses  pada tanggal 05 Januari 2010). 6 hal.

Guyton, A. C. dan Jhon E. H. 2007. Buk u A jar Fisiologi K edokteran Edisi 11. EGC Medical Pu blisher. Jakarta. Hal 1065-1078.

Jacoe b, T.Z. 2007. Dicari Formula Pengobatan Endometriosis yang Tepat. (http://www.majalahfarmacia.com/ru brik /magdetail.asp?mid=42/one_news.asp. htm) diakses pada tanggal 10 januari 2010.

Mar coux, S., R . Maheux., S. Beru be. 1997. Laparoscopic Surgery In Infertile Women With Minimal Or Mild Endometriosis. T he New E ngland  J ournal of   M edicine. Vol.337 No.4 :217-222. (http://content.nejm.org

/cgi/content/full/337/4/217, diakses pada tanggal 31 Desem ber 2009). 5 hal. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu K andungan. P.T. Bina Pustaka Sar wono

Prawirohardjo. Jakarta. Hal 316-326.

Price, S.A. dan Lorraine M.W. 2005. Patofisiologi: K onsep K linis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. EGC Medical Pu blisher. Jakarta. Hal 1277-1289.

(30)

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Gambar

Tabel 1. Senyawa  yang dapat menyebabkan endometriosis
Tabel 2.  Dera jat endometriosis berdasarkan skoring dari Revisi  A F S
Tabel 3. Jenis ganguan sistem yang disebabkan oleh endometriosis
Tabel 4. Jenis- jenis terapi medik endometriosis
+2

Referensi

Dokumen terkait

reseptor progesteron B pada jaringan endometriosis dibandingkan dengan. jaringan

Pada endometriosis yang sudah parah, terjadi perlekatan pada rongga panggul, saluran tuba, atau indung telur yang dapat mengganggu transportasi embrio (Missrani, 2009). 5)

Pada awalnya siklus menstruasi tidak teratur, dan mungkin juga tidak terjadi ovulasi pada setiap menstruasi selama beberapa tahun pertama sesudah menstruasi

Setiap gejala genital seperti debit sakit yang tidak biasa, dengan bau, terbakar pada saat buang air kecil, atau perdarahan di antara siklus menstruasi bisa

Hasil rata-rata tingkat nyeri menstruasi sebelum senam dysmenorhea sebesar 4,17 atau 50,0 % hal ini menunjukkan tingkat nyeri menstruasi yang dirasakan pada

Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid yang menjadi khas, hanya

Perdarahan yang timbul dari lesi endometriosis akan menyebabkan per- tumbuhan jaringan di dalam pelvis, terjadi perlengketan dengan jaringan sekitarnya yang

Hasil rata-rata tingkat nyeri menstruasi sebelum senam dysmenorhea sebesar 4,17 atau 50,0 % hal ini menunjukkan tingkat nyeri menstruasi yang dirasakan pada