• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Gambaran Endometriosis di RSUP H. Adam Malik Periode 2008 - 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Profil Gambaran Endometriosis di RSUP H. Adam Malik Periode 2008 - 2011"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL GAMBARAN ENDOMETRIOSIS DI RSUP. H. ADAM

MALIK PERIODE 2008-2011

Oleh :

VINANDA MARIA ALEXANDRA LIMBONG

090100260

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PROFIL GAMBARAN ENDOMETRIOSIS DI RSUP. H. ADAM

MALIK PERIODE 2008-2011

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

VINANDA MARIA ALEXANDRA LIMBONG

090100260

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Profil Gambaran Endometriosis di RSUP H. Adam Malik Periode 2008 - 2011

Nama : Vinanda maria Alexandra Limbong

NIM : 090100260

Pembimbing Penguji I

(dr. H. Soekimin, SpPA) (Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta SpA(K)) NIP. 194808011980031002 NIP. 19550817198011002

Penguji II

(Prof. dr. Harun Al Rasyid, SpPD, SpGK) NIP. 130812437

Medan, 15 Januari 2013

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan Judul :

Prrofil Gambaran Endometriosis di RSUP H. Adam Malik Periode 2008 - 2011

Yang dipersiapkan oleh:

VINANDA MARIA ALEXANDRA LIMBONG 090100260

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan ke lahan penelitian.

Medan, 7 Desember 2012 Disetujui,

Dosen Pembimbing

(5)

ABSTRAK

Endometriosis merupakan suatu kelainan ginekologis yang ditandai dengan adanya pertumbuhan lapisan endometrium secara ektopik yang ditemukan diluar tempat yang normal. Pada umumnya endometriosis terjadi 5 – 10 % pada wanita usia reproduktif. Dewasa ini, penyakit ini mendapat banyak perhatian dari para peneliti dan ahli, hal ini dikarenakan endometriosis sering terjadi pada wanita namun belum ditemukan mekanisme yang jelas tentang terjadinya penyakit ini. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui profil gambaran endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada periode 2008 – 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada periode tahun 2008 – 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan November 2012 di RSUP H. Adam Malik Medan dengan cara pencatatan data sekunder yang berasal dari rekam medis, sampel yang digunakan 29 orang. Data dikumpulkan dengan mencatat setiap data yang dibutuhkan dari rekam medis, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada hasil. Populasi penelitian adalah seluruh status rekam penderita rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian adalah seluruh status rekam medik penderita endometriosis dari Januari tahun 2008 – Desember 2011 yang telah terdiagnosa pasti dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi.

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan data mengenai profil gambaran endometriosis di RSUP. H. Adam Malik Medan. Dengan hasil profil gambaran didapatkan 29 sampel yang memenuhi kriteria penelitian dengan usia rentang usia 31 – 50 tahun. Lokasi terbanyak endometriosis adalah ovarium sebesar 44.8 %, gejala klinis terbanyak adalah nyeri saat menstruasi sebesar 58.6 %, usia menarche terbanyak adalah 12 tahun sebesar 31 %, dan lama menstruasi terbanyak adalah lima hari sebesar 37.9 %.

(6)

ABSTRACT

Endometriosis is a gynecological disorder characterized by the growth of ectopic endometrial lining which is found outside the normal site. In general, endometriosis occurs in 5-10% of women of reproductive age. Today, the disease gets a lot of attention from researchers and experts, this is due to endometriosis which often occurs in women but not yet found a clear mechanism for this disease. Because of the problem this research was done to find out the profile picture of endometriosis in RSUP H. Adam Malik in the period 2008 - 2011

This study uses a descriptive method. The study was conducted in November 2012 in the department of RSUP H. Adam Malik Medan by recording the secondary data derived from medical records, the sample used was 29 people. Data were collected by recording any required data from medical records, and the results were tabulated and the processing was done by the results. Research population were all recorded by the medical records of the ambulatory and inpatient department of RSUP H. Adam Malik Medan. The samples were all medical records of patients with endometriosis status from January 2008 - December 2011 who have been diagnosed for sure, and was confirmed by pathology anatomy examination.

After doing research the profile picture of the data was obtained in the department of endometriosis RSUP H. Adam Malik Medan. With the results obtained profile picture of 29 samples that met the study criteria with the age range 31-50 years. Location of 44.8 % of endometriosis was in the ovarium, the highest clinical symptom is pain during menstruation at 58.6%, menarche highest incidence was at 12 years old (31%), and the duration of the menstruation mostly was about five days (37.9 %).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Profil Gambaran Endometriosis di RSUP H. Adam Malik Periode 2008 – 2011”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk ini penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD – KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. H. Soekimin, Sp.PA, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga proposal karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Prof dr. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) dan Prof. dr. Harun Al Rasyid, SpPD, SpGK selaku Dosen Penguji yang telah menguji dan telah memberi masukn tentang proposal dan hasil penelitian saya.

4. Terima kasih tiada terhingga penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Verdi Anthony Limbong, SE dan Ibunda dr. Ramona Vera Mayrosa Tobing Sp.A yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan atas doa, perhatian serta dukungan yang luar biasa kepada penulis.

5. Terima kasih kepada kakak dan adik dari penulis Primayvira Ribka Valeri Isabella Limbong, SH, Joy David Marcellino Triditra Limbong dan Astrid Keisha Pascalina Constantina, serta kakek dan nenek yang selalu mendukung penulis, dr. Erwin Felix M Tobing sp.THT dan Erna Pasaribu.

(8)

Yohana Rasita Sebayang yang telah memberikan dukungan dan bantuan tiada henti kepada penulis.

7. Teman – teman sekelompok KTI penulis, Gaby Tania Olivia Siahaan dan Suhana Anwar serta seluruh teman – teman angkatan 2009 atas bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadar bahwa proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini. Semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 6 Desember 2012 Penulis

(9)
(10)

2.2.9. Komplikasi ... 22

5.1.1. Deskripsi Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

5.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian ... 27

5.1.3. Deskripsi Profil Gambaran Endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008-2011. ... 27

5.1.4. Deskripsi Usia Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011 ... 28

5.1.5. Deskripsi Gejala Klinis Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011 ... 29

5.1.6. Deskripsi Usia Menarche Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam malik tahun 2008 – 2011 ... 30

5.1.7. Deskripsi Lama Menstruasi Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011 ... 30

(11)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1. Kesimpulan ... 34

6.2. Saran ... 34

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Society for Reproductive Medicine revised

classification of endometriosis ... 11 Tabel 2.2. Faktor resiko endometriosis ... 17 Tabel 5.1 Distribusi lokasi terjadinya endometriosis di RSUP

H. Ada Malik 2008 – 2011 ... 28 Tabel 5.2 Distribusi usia pasien penderita endometriosis di RSUP

H. Adam Malik 2008 – 2011. ... 28 Tabel 5.3 Distribusi gejala klinis pada penderita endoemtriosis

di RSUP H. Adam Amlik 2008 – 2011 ... 29 Tabel 5.4 Distribusi usia menarche penderita endometriosis di

RSUP H. Adam Malik 2008 – 2011. ... 30 Tabel 5.5 Distribusi lama menstruasi pada penderita endometriosis

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Sisi Anterior Uterus ... 5

Gambar 2.2. Pembagian Sisi Uterus ... 5

Gambar 2.3. Uterus dan Jaringan Adnexa ... 6

Gambar 2.4. Lapisan Dinding Uterus ... 7

Gambar 2.5. Histologi Endometrium ... 8

Gambar 2.6. Pembagian stadium endometriosis... 12

Gambar 2.7. Adenomiosis ... 15

Gambar 2.8. Lokasi tersering terjadinya Endometriosis ... 16

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN II Data Induk

LAMPIRAN III Ethical Clearance

(15)

ABSTRAK

Endometriosis merupakan suatu kelainan ginekologis yang ditandai dengan adanya pertumbuhan lapisan endometrium secara ektopik yang ditemukan diluar tempat yang normal. Pada umumnya endometriosis terjadi 5 – 10 % pada wanita usia reproduktif. Dewasa ini, penyakit ini mendapat banyak perhatian dari para peneliti dan ahli, hal ini dikarenakan endometriosis sering terjadi pada wanita namun belum ditemukan mekanisme yang jelas tentang terjadinya penyakit ini. Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui profil gambaran endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada periode 2008 – 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada periode tahun 2008 – 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan November 2012 di RSUP H. Adam Malik Medan dengan cara pencatatan data sekunder yang berasal dari rekam medis, sampel yang digunakan 29 orang. Data dikumpulkan dengan mencatat setiap data yang dibutuhkan dari rekam medis, kemudian hasil ditabulasi dan dilakukan pengolahan pada hasil. Populasi penelitian adalah seluruh status rekam penderita rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian adalah seluruh status rekam medik penderita endometriosis dari Januari tahun 2008 – Desember 2011 yang telah terdiagnosa pasti dengan hasil pemeriksaan patologi anatomi.

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan data mengenai profil gambaran endometriosis di RSUP. H. Adam Malik Medan. Dengan hasil profil gambaran didapatkan 29 sampel yang memenuhi kriteria penelitian dengan usia rentang usia 31 – 50 tahun. Lokasi terbanyak endometriosis adalah ovarium sebesar 44.8 %, gejala klinis terbanyak adalah nyeri saat menstruasi sebesar 58.6 %, usia menarche terbanyak adalah 12 tahun sebesar 31 %, dan lama menstruasi terbanyak adalah lima hari sebesar 37.9 %.

(16)

ABSTRACT

Endometriosis is a gynecological disorder characterized by the growth of ectopic endometrial lining which is found outside the normal site. In general, endometriosis occurs in 5-10% of women of reproductive age. Today, the disease gets a lot of attention from researchers and experts, this is due to endometriosis which often occurs in women but not yet found a clear mechanism for this disease. Because of the problem this research was done to find out the profile picture of endometriosis in RSUP H. Adam Malik in the period 2008 - 2011

This study uses a descriptive method. The study was conducted in November 2012 in the department of RSUP H. Adam Malik Medan by recording the secondary data derived from medical records, the sample used was 29 people. Data were collected by recording any required data from medical records, and the results were tabulated and the processing was done by the results. Research population were all recorded by the medical records of the ambulatory and inpatient department of RSUP H. Adam Malik Medan. The samples were all medical records of patients with endometriosis status from January 2008 - December 2011 who have been diagnosed for sure, and was confirmed by pathology anatomy examination.

After doing research the profile picture of the data was obtained in the department of endometriosis RSUP H. Adam Malik Medan. With the results obtained profile picture of 29 samples that met the study criteria with the age range 31-50 years. Location of 44.8 % of endometriosis was in the ovarium, the highest clinical symptom is pain during menstruation at 58.6%, menarche highest incidence was at 12 years old (31%), and the duration of the menstruation mostly was about five days (37.9 %).

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Endometriosis merupakan salah satu kelainan ginekologis yang sering terjadi pada wanita usia reproduksi. Dewasa ini, endometriosis mendapat banyak perhatian dari para peneliti dan ahli. Di negara – negara maju dan berkembang telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap endometriosis, namun patogenesis dari endometriosis masih belum diketahui secara pasti (Ya – min, 2002). Teori mengenai mekanisme endometriosis semakin berkembang seiring dengan meningkatnya temuan baru yang ditemukan para peneliti dan ahli. Hampir seluruh kasus endometriosis terjadi asimtomatik ataupun dengan gejala klinis yang bias dengan penyakit ginekologis lain, sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis pada tahap awal terjadinya penyakit ini.

Endometriosis dijumpai 10 – 14 % pada wanita usia reproduksi dengan presentase gejala klinis dismenore 40 – 60 % dan terjadi 20 – 30 % pada wanita subfertil (Sarwono, 2009). Menurut data yang tecatat pada rekam medis di RSUP Haji Adam Malik Medan, pada periode tahun 2008 – 2011 terdapat total 29 pasien yang didiagnosis endometriosis. Penelitian tentang epidimiologik tentang endometriosis seara luas belum banyak dilakukan di Indonesia. Meskipun kasus endometriosis secara umum terjadi pada wanita usia reproduksi, namun pada beberapa kasus ditemukan bahwa endometriosis masih dapat terjadi pada wanita usia menepause.

(18)

dan inflamasi di organ dan rongga sekitar tempat berkembangnya jaringan ektopik endometrium, pada akhirnya hal tersebut akan menimbulkan gejala klinis sesuai dengan organ yang menjadi tempat terjadinya endimetriosis.

Endometriosis memiliki gambaran bercak kecil, datar, gelembung atau flek – flek yang tumbuh di permukaan organ – organ (Gompel, 2000). Lokasi tersering dari endometriosis adalah daerah rongga pelvis, ovarium, ureter, septum rektovaginal, tuba dan dalam jumlah yang cukup kecil dapat ditemukan pada kandung kemih, perikardium, dan pleura (Comiter, 2002). Pada beberapa kasus yang ditemukan, gejala klinis yang paling banyak terjadi adalah nyeri pelvis, dismenore, dispareuni, nyeri pelvis dan infertilitas (Saghar, 2009).

Banyaknya kasus endometriosis dengan gejala dan gambaran yang belum jelas menjadi latar belakang utama penulis dalam melakukan karya tulis ilmiah ini. Pada penelitian ini akan digambarkan secara luas profil dari penyakit endometriosis. Dengan diketahuinya profil gambaran dari endometriosis diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang penyakit endometriosis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Bagaimanakah profil gambaran dari endometriosis? ”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran lengkap penyakit endometriosis. 2. Untuk mengetahui angka kejadian endometriosis di masyarakat. 3. Untuk mengetahui lokasi tersering terjadinya endometriosis.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Penelitian bagi Dunia Pendidikan

1. Memberikan informasi tentang prevalensi endometriosis yang terjadi di masyarakat.

(19)

1.4.2 Manfaat Penelitian bagi Masyarakat Umum 1. Memberikan informasi tentang endometriosis.

2. Sebagai informasi terhadap lokasi tersering terjadinya endometrosis.

1.4.3 Manfaat Penelitian bagi Peneliti

1. Memperoleh pengetahuan tentang endometriosis.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Endometrium

2.1.1. Anatomi

(21)

Gambar 2.1 Sisi anterior uterus (Dikutip dari Glass office gynecology, 2000)

`

Gambar 2.2 Pembagian sisi uterus ( Dikutip dari John Hopkins Manual of Obstetry and Gynecology, 2008)

2.1.2 Histologi

Dari segi histologi, uterus terdiri dari tiga lapisan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 ( Junquiera, 2007):

(22)

2. Lapisan muscular atau miometrium yang merupakan lapisan paling tebal di uterus dan terdiri dari serat otot halus yang dipisahkan oleh kolagen dan serat elastik. Berkas otot polos ini membentuk empat lapisan yang tidak berbatas tegas. Lapisan pertama dan keempat terutama terdiri atas serat yang tersusun memanjang, yaitu sejajar dengan sumbu panjang organ. Lapisan tengah mengandung pembuluh darah yang lebih besar.

3. Lapisan endometrium yang terdiri atas epitel dan lamina propia yang mengandung kelenjar tubular simpleks. Sel – sel epitel pelapisnya merupakan gabungan selapis sel – sel silindris sekretorus dan sel bersilia. Jaringan ikat lamina propia kaya akan fibroblas dan mengandung banyak substansi dasar. Serat jaringan ikatnya terutana berasal dari kolagen tipe III.

(23)

Gambar 2.4 Lapisan dinding uterus (Dikutip dari SOGC, 2008)

(24)

Gambar 2.5 Histologi endometrium (Dikutip dari Junquiera, 2007) 2.2 Endometriosis

2.2.1 Definisi

Endometriosis adalah kelainan ginekologis yang ditandai dengan adanya pertumbuhan lapisan endometrium secara ektopik yang ditemukan diluar uterus (Redwine, 2006). Secara lebih spesifik lagi dijelaskan sebagai suatu keadaan dengan jaringan yang mengandung unsur – unsur stroma dan unsur granular endometrium khas terdapat secara abnormal pada berbagai tempat di dalam rongga panggul atau daerah lain pada tubuh ( Dorland, 2006 ).

2.2.2 Epidemiologi

(25)

sesungguhnya telah disalahartikan oleh observasi awal yang sering kali menyesatkan dan telah terjadi selama beberapa dekade. Adanya observasi awal yang salah tersebut diperburuk dengan tingginya kesalahan diagnosis visual pada saat dilakukan operasi (Redwine, 2006).

Menurut Jacoeb dalam buku Berek and Novak’s and gynecology, angka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan secara pasti karena belum ada studi epidemiologik, namun, dari data temuan di rumah sakit, angka kejadiannya berkisar 13,6-69,5% pada kelompok infertilitas. Pada pasangan infertil dijumpai 25% diakibatkan oleh endometriosis, sedangkan pada kasus infertilitas idiopatik penyakit ini dijumpai 80% (Evers, 1997). Di bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UI RSCM selama tahun 1990 tercatat 15,7% kasus endometriosis di Poliklinik Imunoendokrinologi (Baziad, 1993).

2.2.3 Klasifikasi

Penentuan klasifikasi dan stadium endometriosis sangat penting dilakukan untuk menerapkan cara pengobatan yang tepat dan untuk evaluasi hasil pengobatan. Stadium endometriosis tidak memiliki korelasi dengan derajat nyeri keluhan pasien maupun prediksi respon terapi terhadap nyeri atau infertilitas (Winkel, 2010). Hal ini dikarenakan endometriosis dapat dijumpai pada pasien yang asimptomatik. Klasifikasi Endometriosis yang digunakan saat ini adalah menurut American Society For Reproductive Medicine yang telah di revisi pada tahun 1996 yang berbasis pada tipe, lokasi, tampilan, kedalaman invasi lesi, penyebaran penyakit dan perlengketan.

(26)

1. Peritoneal endometriosis

Lesi di peritoneum memiliki banyak vaskularisasi, sehingga menimbulkan perdarahan saat menstruasi. Lesi yang aktif akan menyebabkan timbulnya perdarahan kronik rekuren dan reaksi inflamasi sehinggga tumbuh jaringan fibrosis dan sembuh. Lesi berwarna merah dapat berubah menjadi lesi berwarna hitam tipikal dan setelah itu lesi akan berubah menjadi lesi putih yang memiliki sedikit vaskularisasi dan akan ditemukan debris glandular. 2. Ovarian Endometrial Cysts (Endometrioma)

Pada endoemtriosis yang terjadi di ovarium, dapat timbul kista yang berwarna coklat dan sering terjadi perlengketan dengan organ – organ lain, kemudian membentuk konglomerasi. Kista endometrium dapat berukuran >3cm dan multilokus, juga dapat tampak seperti kista coklat karena penimbunan darah dandebris ke dalam rongga kista.

3. Deep Nodular Endometriosis

Pada endometriosis jenis ini, jaringan ektopik menginfiltrasi septum rektovaginal atau struktur fibromuskuler pelvis seperti uterosakral dan ligamentum utero-ovarium. Nodul-nodul dibentuk oleh hiperplasia otot polos dan jaringan fibrosis di sekitar jaringan yang menginfiltrasi. Jaringan

endometriosisakan tertutup sebagai nodul, dan tidak ada perdarahan secara klinis yang berhubungan dengan endometriosis nodular dalam. Ada banyak klasifikasi stadium yang digunakan untuk mengelompokkan endometriosisdari ringan hingga berat, dan yang paling sering digunakan adalah sistem American Fertility Society (AFS) yang telah direvisi (Tabel 2.1). Klasifikasi ini menjelaskan tentang lokasi dan kedalaman penyakit berikut jenis dan perluasan adhesi yang dibuat dalam sistem skor. Berikut adalah skor yang digunakan untuk mengklasifikasikan stadium:

(27)
(28)

Gambar 2.6 Pembagian stadium endometriosis (Dikutip dari Obstertics and Gynecology, 2007)

2.2.4. Etiopatogenesis

Mekanisme terjadinya endometriosis belum dapat diketahui secara pasti. Namun beberpa teori telah dikemukakan dan dipercaya sebagai mekanisme dasar endometriosis. Beberapa teori tersebut antara lain:

A. Menstruasi retrograde

(29)

dibuktikan dengan lesi endometriosis sering dijumpai pada daerah yang meningkat vaskularisasinya. Dewasa ini, teori ini tidak lagi menjadi teori utama, karena teori ini tidak dapat menjelaskan keadaan endometriosis di luar pelvis (Januar, 2003). Teori yang menguatkan bahwa teori Sampson tidak dapat laigi diterima adalah telah ditemukan bahwa partikel endometrium memasuki rongga peritoneal mereka akan diserang dan dihancurkan proses imunnologi yang masih belum dapat diteliti. Selain itu, teori menstruasi retrograde tidak dapat menjelaskan mekanisme terjadinya endometriosis di organ-organ lain, sehingga endometriosis dipercaya memiliki beberapa patogenesis lain.

B. Teori imunologik dan genetik

Gangguan pada imunitas terjadi pada wanita yang menderita endometriosis (Hill, 1988). Dmowski dkk mendapatkan adanya kegagalan dalam sistem pengumpulan dan pembuangan zat-zat sisa saat menstruasi oleh makrofag dan fungsi sel NK yang menurun pada endometriosis. Beberapa penelitian menemukan peningkatan IgA, IgG dan IgM dalam serum peritoneal penderita endometriosis. Kadar C

3 juga berfluktuasi, tetapi meningkat di dalam serum pada endometriosis yang lebih berat. C

3 merupakan komplemen yang memegang kunci penting yang berawalnya kaskade proses imunologis tubuh. Komplemen ini dipakai oleh antibodi untuk proses penghancuran dinding sel sehingga merusak sel ( Jacoeb, 1990). Kadar C

3 yang tinggi di dalam serum menunjukkan komplemen tersebut tidak dikonsumsi dalam proses imunologi dan proses sitolisis tidak berlangsung.

C. Teori metaplasia

(30)

D. Teori emboli limfatik dan vascular

Teori ini dapat menjelaskan mekanisme terjadinya endometriosis di daerah luar pelvis. Daerah retroperitoneal memiliki banyak sirkulasi limfatik. Suatu penelitian menunjukkan bahwa pada 29 % wanita yang menderita endometriosis ditemukan nodul limfa pada pelvis. Hal ini dapat menjadi salah satu dasar teori akan endometriosis yang terjadi di luar pelvis, contohnya di paru (Williams, 2008).

2.2.5. Lokasi anatomis

Endometriosis dapat tumbuh dimana saja di dalam pelvis dan pada permukaan peritoneum ekstrapelvis lainnya. Ovarium, peritoneum pelvis, cul-de-sac anterior dan posterior, dan ligamen uterosakral merupakan area yang paling sering terlibat pada kasus endometriosis (Gambar 2.6). Selain beberapa area tersebut, septum retktovaginal, ureter, kandung kemih, perikardium, bekas luka bedah, dan pleura juga dapat menjadi lokasi endometriosis. Sebuah studi mengungkapkan bahwa endometriosis telah ditemukan pada seluruh organ, kecuali pada limpa (Markham, 1998). Beberapa lokasi anatomis endometriosis adalah:

A. Endometriosis uteri interna ( Adenomiosis uteri)

Adenomiosis dikarakteristik dengan ditemukannya jaringan endometriosis tumbuh ke lapisan otot yang lebih dalam di uterus (miometrium). Adenomiosis terdiri dari adeno ( kelenjar), mio (otot) dan osis (suatu kondisi) yang secara jelas didefinisikan sebagai adanya atau tumbuhnya kelenjar (endometrium) di lapisan otot (miometrium). Pada keadaan normal, terdapat lapisan pembatas antara antara endometrium dan miometrium yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap invasi dari jaringan endometrium.

(31)

terganggu pada penderita adenomiosis juga dianggap menjadi mekanisme penting dalam terjadinya adenomiosis. Rahim yang membesar dan lunak merupakan gejala klasik dari adenomiosis.

Tidak seperti endometriosis, beberapa peneliti percaya bahwa adenomiosis dapat terjadi setelah kehamilan dan melahirkan, wanita berusia empat puluhan dan lima puluhan yang telah melahirkan paling tidak satu anak lebih mungkin untuk mengembangkan adenomiosis. Faktor genetik dan hormon dipercaya menjadi beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya adenomiosis. Adenomiosis merupakan kelainan patologis yang sering ditemukan pada wanita multipara usia 40 – 50 tahun.

Gambar 2.7 Adenomiosis (Dikutip dari Clinical Gynecologyc Oncology, 2007)

B. Endometriosis ovarium

(32)

struktur, sedangkan dinding dari kista endometriosis terdiri dari jaringan fibrosa, jaringan inflamasi, dan endometrium tidak menghasilkan cairan. C. Endometriosis tuba

Saluran yang paling banyak mengalami endometriosis adalah saluran tuba tertutup. Gejala yang paling sering didapatkan dari kasus ini adalah infertilitas. Pada wanita yang mengalami endometriosis di tuba akan lebih rentan mengalami kehamilan ektopik.

D. Endometriosis retroservikalis

Pada rechtal toucher sering ditemukan adanya benjolan yang nyeri pada cavum douglas, benjolan – benjolan ini melekat dengan uterus dan rektum, akibatnya terjadi dismenore, dispareuni, nyeri saat defekasi, serta nyeri pelvis.

E. Endometriosis ekstragenital

Setiap anggota tubuh yang dikeluhkan mengalami nyeri setiap kali haid perlu dicurigai mengalami endometriosis.

(33)

2.2.6 Faktor resiko

Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada :

A. Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis.

B. Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun).

C. Wanita dengan siklus menstruasi 27 hari atau kurang D. Usia menars yang lebih awal dari normal

E. Lama waktu menstruasi

F. Adanya orgasme ketika menstruasi G. Terpapar toksin dari lingkungan

Faktor risiko termasuk usia, peningkatan jumlah lemak tubuh perifer, dan gangguan haid , kebiasaan merokok, kebiasaan hidup, dan genetik. Faktor genetik berperan 6 – 9 kali lebih banyak dengan riwayat keluarga terdekat menderita.

Tabel 2.2 Faktor resiko endometriosis

2.2.7. Gejala klinis

(34)

Menurut survei yang dilakukan terhadap pasien perempuan di Inggris dan Amerika Serikat yang dirujuk ke universitas berbasis pusat endometriosis, ditemukan bahwa 70 – 71 % pasien mengalami gejala nyeri pelvis, 71 - 76 % dengan dismenore, 44 % dengan dispareunia, dan 15 - 20 % dengan infertilitas ( Kuohung, 2002).

A. Nyeri saat menstruasi ( Dismenore)

Gejala ini seringkali menjadi gejala awal dari timbulnya endometriosis. Pasien yang mengalami dymenorrhea dan tidak memiliki respon terhadap kontrasepsi oral ataupun dengan pemberian anti-infalamasi non-streroid diduga kuat menderita endometriosis. Gejala yang sering terjadi pada wanita yang menderita endometriosis adalah timbulnya nyeri yang luar biasa pada saat menstruasi sejak umur sangat muda, sejak dari usia menarche atau bahkan sebelumnya. Bagaimanapun, nyeri pada menstruasi tidak dapat selalu dihubungkan dengan endometriosis karena gejala ini merupakan gejala nonspesifik juga dapat terjadi pada keadaan fisiologis saat mentrasi. Bertambahnya derajat keparahan nyeri dan lama waktu dismenore sebanding dengan perjalanan stadium endometriosis.

B. Sakit saat berhubungan seksual ( Dispareuni)

(35)

C. Nyeri pelvis

Sering ditemukan pada pasien endometriosis pada beberapa kasus nyeri pada pasien tidak hanya dikaitkan dengan periode menstrusi atau aktifitas seksual, tetapi seringkali nyeri yang dirasakan merupakan nyeri yang kronik dan rasa tidak nyaman pada bagian bawah pelvis disertai nyeri yang terus-menerus. Nyeri pada pelvis dihubungkan dengan adanya adhesi dan ditemukannya jaringan parut pada pelvis. Penyebab yang pasti pada nyeri masih belum jelas, namun, adaanya substansi sitokin dan prostaglandin yang dihasilkan oleh implan endometriotik ke cairan peritoneal merupakan salah satu penyebab (Giudice, 2010).

D. Nyeri punggung bawah

Endometriosis yang terjadi pada ligamen oterosakral dapat menghasilkan nyeri yang menjalar hingga ke punggung bagian belakang. Nyeri dari uterus juga dapat menjalar ke area tersebut.

E. Infertilitas

Terdapat hubungan antara endometriosis dan infertilitas. Ditemukan fakta bahwa satu dari tiga wanita infertil didiagnosis menderita endometriosis. Data retrospektif menunjukkan bahwa 30 – 50 % wanita dengan endometriosis akan menjadi infertil (Alvero, 2007). Adanya adhesi, kerusakan ovarium dan tuba, juga distorsi yang ditimbulkan sebagai efek dari bertambah parahnya perjalanan endometriosis juga menjadi faktor lain yang menyebabkan infertilitas. Selain kerusakan yang terjadi pada organ terkait, dihasilkannnya beberapa substansi oleh endometrium yang tumbuh secara ektopik seperti prostaglandin dan sitokin juga dipercaya menjadi salah satu faktor infertilitas lainnya.

F. Nyeri pada kandung kemih dan Dysuria

(36)

pada wantia yang terkena endometriosis, terutama jika keluhan ini disertai hasil kultur urin yang negatif.

G. Nyeri saat defekasi

Nyeri defekasi merupakan gejala yang paling jarang muncul dibandingkan dengaan gejala lain pada endometriosis dan biasanya hal ini mencerminkan adanya keterlibatan rektosigmoid dengan implan endometriotik (Azzena, 1998). Gejala ini dapat terjadi secara kronik, siklik, dan sering berhubungan dengan konstipasi, diare, atauapun hematokezia ( Remorgida, 2007).

2.2.8 Diagnosis

Prosedur yang paling akurat untuk diagnosis endometriosis adalah laparoskopi, metode bedah invasif. Diagnosis definitif didasarkan pada visualisasi dari lesi karakteristik dan pada konfirmasi histologis. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa CA-125, glikoprotein asal epitel ditemukan pada sel normal, memiliki konsentrasi serum tinggi pada pasien dengan endometriosis, terutama ketika dievaluasi selama menstruasi flow1- 3. Biomarker lain yang menarik untuk penelitian ini adalah larut CD-23, sebuah protein yang diekspresikan pada permukaan membran sel, biasanya diidentifikasi sebagai reseptor IgE afinitas rendah pada sel B, eosinofil, monosit, sel dendritik, epitel sel Langerhans dan trombosit. Beberapa langkah dalam menegakkan diagnosis endometriosis antara lain :

A. Anamnesis

(37)

serupa. Endometriosis juga lebih mungkin berkembang pada saudara perempuan monozigot daripada dizigot.

B. Pemeriksaan Fisik Umum

Pemeriksaan fisik umum jarang dilakukan kecuali penderita menunjukkan adanya gejala fokal siklik pada daerah organ non ginekologi. Pemeriksaan dilakukan untuk mencari penyebab nyeri yang letaknya kurang tegas dan dalam. Endometrioma pada parut pembedahan dapat berupa pembengkakan yang nyeri dan lunak fokal dapat menyerupai lesi lain seperti granuloma, abses dan hematom.

C. Pemeriksaan fisik ginekologik

Pada genitalia eksterna dan permukaan vagina biasanya tidak ada kelainan. Lesi endometriosis terlihat hanya 14,4% pada pemeriksaan inspekulo, sedangkan pada pemeriksaan manual lesi ini teraba pada 43,1% penderita. Ada keterkaitan antara stenosis pelvik dan endometriosis pada penderita nyeri pelvik.

D. Diagnosis Laparoskopi

(38)

Diagnosis endometriosis secara visual pada laparoskopi tidak selalu sesuai dengan pemastian histopatologi meski penderitanya mengalami nyeri pelvis kronik. Endometriosis yang didapat dari laparoskopi sebesar 36%, ternyata secara histopatologi hanya terbukti 18% dari pemeriksaan histopatologi ( Jacoeb TZ, 2009).

Gambar 2.9 Endometriosis pada pemeriksaan laparoskopi (Dikutip dari Williams, 2008)

2.2.9 Komplikasi

Komplikasi dari endometriosis sering berhubungan dengan adanya fibrosis dan jaringan parut yang tidak hanya berefek pada organ yang terkena, namun juga dapat menyebabkan obstruksi kolon dan ureter (Lobo, 2007). Ruptur dari endemetrioma dan juga dihasilkannya zat berwarna coklat yang sangat iritan juga dapat menyebabkan peritonitis. Meskipun jarang, lesi endometrium dapat berubah menjadi malignan dan paling sering terjadi pada kasus endometriosis yang berlokasi di ovarium.

2.2.10. Prognosis

(39)
(40)

Endometriosis Data – data yang diinginkan

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

Endometriosis: Endometriosis merupakan suatu keadaan dimana keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar tempat yang normal. Jaringan endometrium tersebut dapat tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta).

Parameter yang akan diteliti atau diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Usia: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan.

(41)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana penelitian akan dilakukan dengan menggunakan rekam medis.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik pada bulan Agustus – November 2012

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2008 - 2011

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Sampel penelitian adalah seluruh rekam medik penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2008 - 2011. Adapun kriteria inklusi yang digunakan adalah seluruh pasien endometriosis. Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah pasien endometriosis dengan data dalam rekam medis yang tidak lengkap.

4.4 Metode Pengumpulan Data

(42)

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan terlebih dahulu, dan diolah dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

c. Entry

Data yang telah diklarifikasi kemudian dimasukkan ke program komputer untuk diolah.

d. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan data.

e. Saving

Data yang telah dimasukkan dan telah diperiksa disimpan ke dalam sebuah folder.

f. Analisis Data

(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan pada tanggal 20 November 2012 sampai tanggal 22 November 2012. 5.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua penderita endometriosis yang datanya diambil dari rekam medik. Hasil penderita endometriosis diambil dari bulan Januari 2008 hingga Desember 2011, sehingga terkumpul sebanyak 29 data penderita endometriasis. Dari keseluruhan data, diperoleh informasi tentang usia pasien, usia menarche, gejala klinis, dan lokasi endometriosis.

5.1.3 Deskripsi Profil Gambaran Endometriosis di RSUP. H. Adam Malik 2008 – 2011

(44)

Tabel 5.1 Distribusi lokasi terjadinya endometriosis di RSUP. H. Adam Malik 2008 – 2011

5.1.4 Deskripsi Usia Pasien Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2008 – 2011

Hasil penelitian tahun 2008 – 2011 yang didapat dari rekam medik menunjukkan usia termuda penderita endometriosis adalah 15 tahun dan usia tertua adalah 61 tahun.

Tabel 5.2 Distribusi Usia Pasien Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2008 – 2011

Pasien dengan jumlah terbesar adalah pasien dengan rentang usia 31 – 50 tahun yaitu sebanyak 19 orang dan pasien dengan jumlah paling kecil berada pada rentang usia 0 – 18 tahun, yaitu sebanyak 2 orang.

Lokasi Frekuensi (n) Presentase (%)

Uterus 8 27.6

Ovarium 13 44.8

Unspecified 8 27.6

Total 29 100.0

Rentang Usia (tahun) Frekuensi (n) Presentase (%)

0 - 18 2 6.9

19 - 30 5 17.2

31 - 50 19 65.5

>50 3 10.3

(45)

5.1.5 Deskripsi Gejala Klinis Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2008 – 2011

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa gejala klinis yang sering dialami penderita endometriosis adalah nyeri pada saat menstruasi, yaitu sebanyak 17 orang (58.6%), dan gejala klinis dengan jumlah terkecil adalah nyeri perut bawah dsertai nyeri haid, dan nyeri pinggang, yaitu dengan jumlah masing – masing 1 orang ( 3.4%).

Tabel 5.3 Distrbusi Gejala Klinis pada Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2008 – 2011

Gejala Klinis Frekuensi (n) Presentase (%)

(46)

5.1.6 Deskripsi Usia Menarche Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2008 - 2011

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa usia menarche dengan jumlah terbesar adalah pada usia 12 tahun (31 %) dan usia dengan jumlah terkecil adalah usia 10 dan 16 tahun (3.4%).

Tabel 5.4 Distribusi usia menarche penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik

5.1.7 Deskripsi Lama Menstruasi Penderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011

Dari penelitian didapatkan bahwa pada penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik 2008 – 2011 lama menstruasi penderita dengan jumlah tertinggi adalah lima hari (37.9 %), sedangkan lama haid dengan jumlah terendah pada penderita adalah empat hari dan empat belas hari ( 3.4 %).

Usia Menarche Frekuensi (n) Persen (%)

10.00 1 3.4

12.00 9 31.0

13.00 7 24.1

14.00 5 17.2

15.00 6 20.7

16.00 1 3.4

(47)

Tabel 5.5 Distribusi lama terjadinya menstruasi pada penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ditemukan bahwa lokasi tumbuhnya endometrosis pada 29 penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011 dengan frekuensi tertinggi adalah ovarium, yaitu dengan jumlah 13 orang (44.8 %) (tabel 5.1). Hasil penelitian sesuai dengan data yang terdapat pada penelitian terdahulu, yaitu lokasi tertinggi terjadinya endometriois terdapat pada ovarium (Serdar, 2009). Lokasi endometriosis tertinggi kedua adalah uterus, yaitu delapan orang (27.6%) (tabel 5.1), hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya tentang endometriosis, bahwa peringkat kedua tertinggi untuk terjadinya endometriosis adalah uterus yang juga sering disebut adenomiosis (Serdar, 2009). Data lokasi endometriosis selanjutnya yang ditemukan pada penderita d RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011 adalah endometriosis dengan asal jaringan yang tidak diketahui (unspesified) yaitu sebanyak delapan orang (27.6%) (tabel 5.1). Sebuah studi menyatakan bahwa endometriosis dapat ditemukan di seluruh organ, kecuali limpa (Markham, 1998), namun hal ini tidak dapat ditemukan pada penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011, karena dari seluruh

Lama menstruasi (hari) Frekuensi (n) Presentase (%)

(48)

data penderita hanya ditemukan dua lokasi tempat tumbuhmya jaringan endoemetriosis.

Usia penderita endometriosis dengan jumlah tertinggi di RSUP H. Adam Malik adalah usia 31 – 50 tahun (19 %) (tabel 5.2). Hal ini sesuai dengan data epidemiologi penderita endometriosis di Amerika yang menyatakan bahwa insidensi terbanyak dari endometriosis adalah pada wanita usia reproduksi, yaitu sebanyak 5 – 10 % dari usia reproduksi (Serdar, 2009). Angka kejadian di Indonesia yang sebenarnya belum dapat dibandingkan secara pasti karena belum ada studi epidemiologik yang mempelajari penyebaran endometriosis di Indonesia secara jelas (Jacoeb, 2007).

Gejala klinis dengan jumlah tertinggi yang dialami oleh para penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik tahun 2008 – 2011 adalah nyeri pada saat menstruasi (dismenorea), yaitu sebanyak 17 orang (58.6%) diikuti oleh nyeri perut bawah, yaitu sebanyak empat orang (13.8 %). Hasil data yang didapat dari penelitian tidak sesuai dengan gejala klinis utama yang sering ditemukan pada endometriosis, yaitu nyeri panggul yang terus – menerus pada penderita endometriosis remaja dan dewasa ( Margherita, 2012). Perbedaan gejala klinis yang ditemukan dimungkinkan karena pada saat anamnesis pada pasien penderita endometriosis di RSUP H. Adam Malik, pasien lebih mengutamakan gejala – gejala yang terjadi saat menstruasi, sehingga gejala lain yang terjadi diluar menstruasi tidak tercatat di rekam medis.

(49)
(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah pasien yang terdata menderita Endometriosis di RSUP H. Adam Malik periode tahun 2008 – 2011 adalah sebanyak 29 orang.

2. Distribusi lokasi jaringan endometriosis terbanyak adalah ovarium, yaitu sebanyak 13 orang.

3. Distribusi usia penderita endometriosis terbanyak adalah usia 31 – 50 tahun, yaitu sebanyak 19 orang.

4. Distribusi gejala klinis penderita endometriosis terbanyak adalah nyeri saat menstruasi, yaitu sebanyak 17 orang.

5. Distribusi usia menarche penderita endometriosis terbanyak adalah 12 tahun, yaitu sebanyak sembilan orang.

6. Distribusi lama menstruasi pada penderita endometriosis terbanyak adalah selama lima hari, yaitu sebanyak 11 orang.

6.2 Saran

1. Diharapkan kepada petugas layanan Rekam Medis RSUP H. Adam malik untuk menyusun rekam medis berdasarkan diagnosa akhir yang sesuai sehingga memudahkan kepada peneliti selanjutnya untuk mendapatkan data.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Alam, N., 2004. Obstetrics and Gynecology. Philadelphia: Mosby Elsevier.

Alvero, R. and Schlaff, W., 2007. Reproductive Endocrinology and Infertility. 1st ed. USA: MOSBY Elsevier

Barrbara L. hoffman, et al, 2008. Williams' Gynecology. 4th ed. USA: The McGraw-Hill Companies.

Beckmenn, C. R. & Ling, F. w., 2002. Obstetric and gynecology. 4th ed. Philadelphia: Lippincot williams & wilkins.

Berek, J., 2007. Berek & Novak’s Gynecology, 14th ed. Lippincott Williams & Wilkins.

Bulun, E. Serdar, 2009. Mechanism of diseases ‘Endometriosis’. Available at : www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra0804690

Curtis, M. G., Overholt, S. & Hopkins, M. P., 2006. Glass' Office Gynecology. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Dessole, Margherita., et al, 2012. Endometriosis in Adolescence. Available at:

DiSaia, J.P., and Creasman, W.T. , 2007. Clinical Gynecologic Oncologic. 7th ed. USA: MOSBY Elseiver.

(52)

Giudice, L. C., 2010. Clinical Practice Endometriosis Eng J Med. Avaialble from "http://www.health.am/gyneco/ more/endometriosis-prognosis/ [accessed May 5th 2012]

Gompel, C., et al, 1990. Pathology in Gynecology and Obstetric. 3rd ed. Philadelphia: J. B Lipincott Company.

Junqueira, L. C. and Carneiro, J., 2007. Histologi dasar. 10th ed. Jakarta: EGC.

Katz, V. L., Lentz, G M., Lobo, R.A.,Gershenson,D.M., 2007. Comprehensive Gynecology. 5th ed. Mosby Elsevier. Philadelphia

Kuohung , W., Jones , GL,. Vitonis , A. F., Cramer, D. W., Kennedy, S. H. , Thomas, D., et al. 2002. Characteristics of patients with endometriosis in the United States and the United Kingdom. United Kingdom: Sowsen.

Lobo, R. A. and Katz, V. L., 2007. Endometriosis: etiology, pathology,diagnosis, management. Comprehensive Gynecology, 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier.

Mounsey, Anney L., Wilgus, Alex., Slawson, David C., 2006. Available at:

http://www.aafp.org/afp/2006/0815/p594.html [ accessed may 5th 2012]

Monga, A., 2006. Gynaecology By Ten Teachers; Hodder Arnold; 18th ed. United Kingdom. 99-101.

Prawirohardjo, Sarwono., Wiknjosastro, Hanifa., 2009. Ilmu Kandungan. 7th ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

(53)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vinanda Maria Alexandra Limbong Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 April 1991

Alamat : Jl. Dr. Sumarsono no.8

Agama : Kristen Protestan

JenisKelamin : Perempuan

RiwayatPendidikan : 1. TK Bonavita 1995-1997

2. SD Methodist 1 Medan 1997 - 2003 3. SMP ST FR ASISI Jakarta 2003 - 2006

4. SMA Tirta Marta BPK Penabur Jakarta 2006 – 2009

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2009 - sekarang Riwayat Organisasi :

1. Anggota sie acara Porseni 2010

2. Anggota sie dekorasi National Symposium and Workshop 2011 3. Koor dekorasi dan hiburan Simposium Dies Natalis FK USU 4. Anggota SCORA

(54)

LAMPIRAN II

usia menarche lokasi gejalaklinis lamahaid

(55)

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 15.00 1 3.4 3.4 3.4

18.00 1 3.4 3.4 6.9

21.00 1 3.4 3.4 10.3

26.00 2 6.9 6.9 17.2

30.00 2 6.9 6.9 24.1

33.00 1 3.4 3.4 27.6

35.00 1 3.4 3.4 31.0

36.00 1 3.4 3.4 34.5

38.00 4 13.8 13.8 48.3

39.00 2 6.9 6.9 55.2

44.00 2 6.9 6.9 62.1

45.00 2 6.9 6.9 69.0

46.00 3 10.3 10.3 79.3

48.00 1 3.4 3.4 82.8

49.00 2 6.9 6.9 89.7

51.00 1 3.4 3.4 93.1

52.00 1 3.4 3.4 96.6

61.00 1 3.4 3.4 100.0

(56)

LOKASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Uterus 8 27.6 27.6 27.6

Ovarium 13 44.8 44.8 72.4

Unspecified 8 27.6 27.6 100.0

Total 29 100.0 100.0

MENARCHE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10.00 1 3.4 3.4 3.4

12.00 9 31.0 31.0 34.5

13.00 7 24.1 24.1 58.6

14.00 5 17.2 17.2 75.9

15.00 6 20.7 20.7 96.6

16.00 1 3.4 3.4 100.0

(57)

GEJALA KLINIS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(58)

KETERANGAN

A. Lokasi : 1 = Uterus 2 = Ovarium 3 = Unspecified B. Gejala klinis: 1 = Nyeri haid

2 = Nyeri pinggang 3 = Nyeri senggama 4 = Keputihan 5 = Perdarahan 6 = Benjolan

7 = Nyeri haid + pinggang 8 = Nyeri haid + senggama

9 = Haid + keputihan + perdarahan + benjolan 10 = Nyeri haid + keputihan

11 = Nyeri senggama + keputihan 12 = Nyeri perut bawah

13 = Nyeri perut bawah + nyeri haid 14 = Nyeri haid + keputihan + perdarahan C. Lama haid : 1 = 7 hari

(59)
(60)
(61)
(62)

Gambar

Gambar 2.1. Sisi Anterior Uterus ...............................................................
Gambar 2.1 Sisi anterior uterus (Dikutip dari Glass office gynecology, 2000)
Gambar 2.3 Uterus dan Jaringan Adnexa (Dikutip dari Histologi A Text and Atlas
Gambar 2.4 Lapisan dinding uterus (Dikutip dari SOGC, 2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

KELOMPOK KERJA GURU (KKG) MADRASAH IBTIDAIYAH KECAMATAN GENUK KOTA

[r]

[r]

minuman beralkohol menjadi bermasalah jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak karena akan. menimbulkan efek yang

Selanjutnya adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar dalam mata pelajaran Al- Quran Hadis materi hukum bacaan nun

The construction of new factory enables AALI to has the production capacity of 1,555 tons per hour.. Additionally, the

Kerjasama yang dilakukan adalah operasional perbanyakan benih kentang yang dalam ini merupakan kewenangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek