• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan

Ide dari penulisan skripsi ini muncul saat penulis sedang menjalani masa stage tahun 2005 di GPIB “Magelang”, saat penulis mendapatkan kesempatan untuk menelaah Mal 1:2-5. Pergumulan penulis rasakan pertama kali saat menyimak pertanyaan yang diajukan kepada-Nya di dalam Mal 1:2 (“..dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?..”). Spontan penulis menduga bahwa mungkin saja, ada suatu beban yang sangat keras dan terus-menerus, entah apa itu, yang ‘memunculkan’ pertanyaan yang bernada meragukan kasih Allah seperti itu (bdg. Ayb 7:19-21). Setelah mencermati lebih lanjut, penulis mendapatkan bahwa kitab ini jelas ditujukan bagi umat Israel (Mal 1:1), dan umat Israel-lah yang mengajukan pertanyaan itu kepada Allah, yang sebelumnya melalui sang nabi telah berkata kepada mereka: “..Aku mengasihi kamu..” (Mal 1:2).1 Jadi kalau kita perhatikan kontras di antara dua kalimat tersebut, antara pernyataan pengasihan Allah dan jawaban sinis umat Israel yang menyusuli pernyataan itu, maka tampak jelas bagi kita bahwa umat Israel seperti sudah tidak yakin bahwa Allah masih mengasihi mereka, dan karena itu mereka justru menantang Allah untuk membuktikan sesuatu yang diragukan itu, yaitu kasih-Nya.

Namun yang agak aneh, jawaban berikutnya yang diberikan oleh sang nabi juga sepertinya bukan merupakan jawaban langsung atas pertanyaan yang diajukan. Yang ditanyakan adalah bukti pengasihan-Nya pada saat itu, namun jawaban yang diberikan adalah jawaban ‘nostalgia,’ yang kembali ke era bapak-bapak leluhur, yang di dalam bahasa kitab Maleakhi ini dituliskan bahwa Ia mengasihi Yakub dan membenci Esau, saudara Yakub (Mal 1:2-3a).2 Selain itu ada sesuatu yang menurut hemat penulis tidak beres dengan kalimat tadi. Secara harfiah, nada di dalam kalimat tersebut adalah yang paling keras mengenai Esau dari seluruh bagian Alkitab yang berkisah mengenai interaksi Esau dan Yakub, dan melebihi isu yang ada di dalam narasi Kejadian, yang hanya berbicara mengenai keunggulan yang satu terhadap yang lain, dimana dikatakan bahwa seseorang akan melayani yang lainnya (Kej 25:23).3

1

J. M. P. Smith, “A Critical & Exegetical Commentary on the Book of Malachi”, dalam ICC, S. R. Driver & A. Plummer (eds.), Edinburgh, 1937, h. 19-20.

2

P. L. Craigie, Twelve Prophets (V. 2), Louisville, 1973, h. 227-228. Bdg. Rm 9:11-13, yang mengutip langsung hal mengasihi Yakub dan membenci Esau dari kitab Maleakhi ini.

3

(2)

Tidak bisa kita pungkiri bahwa ada semacam nada ketidakadilan di dalam bagian ini (Mal 1:2-3a). Dan seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli,4 seperti Edgar (dikutip oleh Verhoef), Snyman, dan Kaisser: “Jika Allah digambarkan sebagai sosok yang penuh kasih terhadap semua orang, termasuk Yakub dalam hal ini, bagaimanakah karena itu Ia jadi membenci Esau?” Apalagi hal itu kemudian berlanjut dengan dengan penghancuran wilayah Esau (Mal 1:3b), pembalikan segala usaha bangsa Edom, keturunan Esau, untuk membangun kembali wilayahnya itu (Mal 1:4), dan dan diakhiri dengan kalimat berikut ini: ..“dan bangsa yang kepadanya

TUHAN murka sampai selama-lamanya..” (garis bawah oleh penulis). Dan kalimat terakhir tadilah yang kemudian menjadi pertanyaan besar bagi penulis dalam hal ini: Mengapa (bahkan) menjadi murka selama-lamanya kepada Edom (Mal 1:4)?

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, di dalam sejarah perjalanan umat Israel seperti yang terdapat dalam Alkitab, mulai dari memasuki tanah Kanaan hingga pada saat Pembuangan dan sesudahnya, memang bangsa Israel (keturunan Yakub) memiliki hubungan yang tidak baik dengan bangsa Edom (keturunan Esau),5 meski ada indikasi bahwa sebenarnya Esau dan Yakub sebagai bapak-bapak leluhur dari kedua bangsa tersebut sudah terlebih dahulu berdamai, seperti yang dikisahkan di dalam Kej 33:4 dab. Tetapi kalau pun penghukuman terhadap Esau/Edom ini adalah sesuatu yang berkorelasi dengan (kemungkinan) keberadaan bangsa Edom sebagai musuh bangsa Israel, lantas bagaimanakah kita kemudian mengaitkannya dengan kemurkaan Allah terhadap Edom (sampai selama-lamanya!) sebagai respon-Nya atas pertanyaan bangsa Israel tentang bukti pengasihan-Nya itu?

2. Permasalahan

Setelah merenungkan apa yang telah penulis uraikan di atas, ada satu hal yang menarik perhatian penulis untuk dianalisa di dalam skripsi ini, yaitu: “Apakah makna dari kemurkaan TUHAN terhadap Edom untuk selama-lamanya, terkait dengan pertanyaan umat Israel sebelumnya atas bukti pengasihan-Nya kepada mereka?” Menurut dugaan penulis, jika kita mencermati kenyataan bahwa nubuatan yang berisi penghukuman terhadap Esau/Edom ini (Mal 1:3-4) diberikan sebagai sebuah jawaban atas pertanyaan umat Israel yang bernada meminta bukti pengasihan Allah (Mal 1:2), dan (kemungkinan) keberadaan bangsa Edom sebagai musuh bangsa Israel, maka kemurkaan-Nya terhadap Edom ini mungkin saja adalah sesuatu yang

(3)

‘sesuai’. Atau dengan kata lain, jika Allah mengasihi Israel, maka Allah akan menghancurkan musuh Israel, yaitu Edom. Namun apakah memang demikian adanya? Dan kalaupun penghukuman itu adalah sesuatu yang ‘sesuai’, mengapa penghukuman itu menjadi sedemikian kerasnya terhadap Edom (Mal 1:3-4), dan bahkan bersifat permanen (Mal 1:4)? Apakah dosa-dosa Edom sehingga ia pantas untuk mendapatkan hukuman seperti itu dari Allah, meski demi pengasihan-Nya terhadap Israel? Ataukah mungkin ada konflik-konflik sosial tertentu yang terjadi pada saat itu, yang ‘memunculkan’ nubuatan yang sangat keras terhadap bangsa Edom ini? Semua hal ini bertambah rumit dengan adanya kalimat mengasihi Yakub dan membenci Esau (Mal 1:2-3), yang diberikan sebelum kalimat mengenai kehancuran permanen Edom tersebut, yang menyiratkan kemungkinan adanya pengaruh hubungan masa lalu bapak-bapak leluhur Israel-Edom yang tidak harmonis terhadap nubuatan ini. Penulis akan memasukkan semua wacana di atas ke dalam penelitian penulis mengenai permasalahan ini di bab-bab selanjutnya.

3. Batasan Permasalahan

Dengan demikian, penulis akan menetapkan batasan-batasan di dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :

1. Permasalahan yang diangkat adalah mengenai makna dari kemurkaan TUHAN terhadap Edom untuk selama-lamanya, terkait dengan pertanyaan umat Israel sebelumnya atas bukti pengasihan-Nya kepada mereka, sesuai dengan konteksnya pada saat itu.

2. Permasalahan tersebut muncul dari Mal 1:2-5, sebagai sebuah perikop di dalam kitab Maleakhi, dan karena itu untuk mendapatkan jawaban yang jelas atas permasalahan di atas, penulis akan membatasi kegiatan penelitiannya pada Mal 1:2-5.

4. Tujuan Penulisan

Melalui penulisan skripsi ini, ada dua hal yang ingin penulis sasar, yaitu:

1) Mendapatkan makna dari kemurkaan TUHAN terhadap Edom untuk selama-lamanya, terkait dengan pertanyaan umat Israel sebelumnya atas bukti pengasihan-Nya kepada mereka, sesuai dengan konteksnya pada saat itu.

2) Membuat sebuah relevansi yang menarik, sesuai dengan hasil penelitian penulis mengenai poin no. 1 di atas.

(4)

4. Judul

Berdasarkan pada apa yang telah penulis kemukakan di atas, maka untuk skripsi ini penulis memilih judul:

“MAKNA KEMURKAAN TUHAN UNTUK SELAMA-LAMANYA KEPADA EDOM SEBAGAI BUKTI PENGASIHANNYA KEPADA UMAT ISRAEL”

(Sebuah studi eksegetis terhadap Mal 1:2-5)

5. Alasan Pemilihan Judul

Adapun alasan penulis dalam memilih judul seperti itu karena kalimat di dalam judul tersebut dengan jelas menggambarkan permasalahan yang penulis angkat di dalam skripsi ini, dan begitu juga dengan metode penelitian yang akan penulis gunakan untuk menganalisa permasalahan tersebut.

6. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan di atas, penulis akan melakukan kegiatan penafsiran terhadap Mal 1:2-5 ini (studi eksegetis), dengan metode pendekatan sosiologis sebagai metode yang utama. Tetapi penulis juga tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan metode-metode pendekatan lainnya, yang dapat digunakan bersama-sama untuk menunjang penafsiran penulis dengan penggunaan metode pendekatan sosiologis ini.6

7. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Di dalam bab yang pertama ini penulis akan menguraikan bagian-bagian awal dari penulisan skripsi ini, yang meliputi antara lain:

1. Latar Belakang Permasalahan.

2. Permasalahan.

3. Batasan Permasalahan.

4. Tujuan Penulisan.

5. Pemilihan Judul.

6. Alasan Pemilihan Judul.

(5)

7. Metode Penelitian.

8. Sistematika Penulisan.

BAB II : SETTING SOSIAL KITAB MALEAKHI

Di dalam bab ini penulis akan menguraikan tarikh, kepengarangan, struktur kitab Maleakhi, kehidupan sosial umat Israel, dan hal-hal lain sebagai bagian dari setting sosial kitab Maleakhi secara keseluruhan.

BAB III : TAFSIR TEKS MALEAKHI 1:2-5

Di dalam bab ini penulis akan memberikan tafsiran dari Mal 1:2-5.

BAB IV : PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Interpretasi politik kekuasaan KPK dan Polri dalam foto headline tiga surat kabar harian nasional pada penelitian ini yaitu Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian tersebut adalah penelitian ini secara khusus akan membahas tentang fenomena gaya berpenampilan mode ganguro dan

carlett Whitening merupakan brand lokal perawatan kecantikan asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2017 oleh artis Indoneisa yang bernama Felicya

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penilaian aspek kognitif dan penilaian menulis teks eksplanasi kompleks yang telah dilakukan di kelas XI SMA Negeri 2 Sebulu dengan

Berdasarkan hal-hal yang telah penulis uraikan dalam pembahasan mengenai kesesuaian penetapan tersangka korupsi oleh KPK tanpa bukti permulaan yang cukup dengan asas due of

Skripsi berjudul “PENGARUH RASIO KERENGGANGAN KATUP ISAP DAN KATUP BUANG TERHADAP UNJUKKERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH” telah diuji dan disahkan oleh Fakultas

Selain memiliki keuntungan seperti di atas, pil oral kombinasi juga memiliki beberapa kelemahan yaitu mahal dan membosankan karena digunakan setiap hari, mual

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan