• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Zeolit dalam Mengadsorpsi Logam Cd dan Pb dalam Air Limbah Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Zeolit dalam Mengadsorpsi Logam Cd dan Pb dalam Air Limbah Industri"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS ZEOLIT DALAM MENGADSORPSI LOGAM Cd DAN Pb DALAM AIR LIMBAH INDUSTRI

1Muh Subhan Anugrah,2Mary Selintung2Achmad Zubair

1Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan teknik Sipil, Universitas Hasanuddin

2Dosen Pengajar Prodi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin

Email :subhan.anugrah@gmail.com

ABSTRAK

Limbah logam berat Cd dan Pb dari hasil industri dapat berakibat buruk pada lingkungan dan makhluk hidup yang ada di sekitarnya sehingga perlu dilakukan proses adsorpsi. Adsorpsi logam Cd dan Pb bertujuan untuk menurunkan konsentrasi ion logam dan melihat efektivitas penyerapan zeolit sebagai adsorben. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kolom. Zeolit berukuran 5-10 mm, larutan baku logam (limbah artificial) kemudian dibuat dengan konsentrasi masing-masing 10 ppm yang mengacu pada SNI 6989.16:2009 untuk Cd dan SNI 06-6989.16-2004 untuk Pb lalu dialirkan dan dilakukan pengambilan sampel dengan lama waktu kontak 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, dan 480 menit pada reaktor dengan menggunakan variasi larutan aktivator H3PO410% (kimia asam), NaOH

10% (kimia basa) serta pemanasan (fisik) pada suhu 0-400ºC. Kemudian, sampel larutan logam dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan dilakukan pengolahan data melalui kurva

breakthrough. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan konsentrasi ion logam yang

berbeda-beda. Pada logam Cd dan Pb, efektivitas penyerapan terbesar terjadi pada aktivasi NaOH yaitu sebesar 32,71% dan 43,08% dibandingkan dengan aktivasi H3PO4 hanya sebesar 29,83% dan 37,28% serta

aktivasi pemanasan yang hanya mempunyai efektivitas penyerapan sebesar 14,98% dan 34,66%. Dengan demikian zeolit yang diaktivasi dengan larutan basa (NaOH) merupakan yang paling efektif dalam menyerap ion logam karena zeolit bersifat katalis, dan bersifat pertukaran ion sehingga mempengaruhi besar kapasitas adsorpsi zeolit yang terjadi pada permukaan zeolit.

Kata Kunci: limbah logam, adsorpsi, zeolit, aktivasi, kolom PENDAHULUAN

Limbah logam berat sangat berbahaya yang mana dapat mengubah keadaan air secara perlahan - lahan disebabkan logam berat dapat menjadi suatu zat padat yang dapat tersuspensi dalam air, selain itu limbah logam berat bersifat terakumulatif sehingga akan selalu bertambah dan dapat mengurangnya kadar air bersih yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Pengendalian pencemaran yang berkaitan dengan limbah industri khususnya logam berat, mempunyai beberapa motivasi dilihat dari kondisi lingkungan tempat sumber pencemar

berada. Lingkungan yang sudah terlanjur rusak akan sangat sulit dipulihkan seperti semula, sedangkan untuk memulihkannya diperlukan biaya yang sangat besar. Menurut Palupi (1994) dalam Darmono (2001), standar kosentrasi logam Pb dalam air yang direkomendasikan yaitu 0,10 mg/L, sedangkan konsentrasi logam Cd dalam air yang direkomendasikan yaitu 0,05 mg/L. Penanganan logam berat dapat menggunakan beberapa proses salah satunya yaitu proses adsorpsi. Media adsorpsi biasa disebut dengan adsorben, adsorben yang bisa berasal dari alam dan sintesis salah satunya

(2)

berupa zeolit, yang mana zeolit ini merupakan hasil dari batuan alami yang dapat mengadsorp baik melalui luas permukaan yang telah di aktivasi ataupun dimodifikasi dengan senyawa lain untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi yang di miliki zeolit, Zeolit mengandung kristal zeolit yaitu mineral alumino silikat terhidrasi yang disebut sebagai penyaring molekul. Mineral aluminosilikat ini terbentuk secara alami. Sifat-sifat mineral zeolit pun sangat bervariasi tergantung dari jenis dan kadar mineral zeolit. Struktur zeolit merupakan polimer kristal anorganik didasarkan kerangka tetrahedral yang diperluas tak terhingga dari AlO4 dan SiO4 dan dihubungkan satu dengan

lainnya melalui pembagian atau pemakaian bersama ion oksigen (Ginting, 2008). Oleh karena zeolit dapat melakukan adsorpsi pada logam berat dengan diaktivasi dengan asam yang bertujuan mengurangi ataupun menghilangkan kation, anion, dan senyawa organik yang terdapat pada zeolit, sedangkan logam berat yang dijadikan sebagai limbah yaitu timbal dan kadmium, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut tentang penyisihan ion logam Cd dan Pb dengan memanfaatkan zeolit sebagai adsorben melalui proses adsorpsi menggunakan metode kolom. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan perbandingan waktu jenuh logam Cd dan Pb berdasarkan variasi pengaktivasi, menentukan perbandingan efektivitas adsorpsi ion Cd dan Pb antara zeolit yang diaktivasi secara pemanasan, H3PO4 dan NaOH, dan menentukan besar

kapasitas adsorpsi logam Cd dan Pb oleh zeolit yang diaktivasi dengan pemanasan, H3PO4 dan

NaOH.

METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kolom / reaktor, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), saringan, timbangan

analitik, oven, tanur, alat-alat gelas kimia (gelas ukur, pipet tetes, labu ukur, gelas piala, dll), mortar, corong pisah, stopwatch, ayakan, kain saring, lumpang porselen.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan natrium hidroksida (NaOH) 10%, larutan Asam Fosfat (H3PO4)

10%, larutan Pb murni 1000 ppm, larutan Cd murni 1000 ppm, zeolit alam dan aquades. Sketsa Reaktor

Prosedur Penelitian

1. Preparasi Zeolit Alam Teraktivasi

Zeolit yang diambil segera dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan partikel lain. Zeolit alam lalu dihancurkan menggunakan mortar kemudian digerus dengan menggunakan lumpang porselen lalu diayak untuk mendapatkan ukuran butiran partikel 5-10 mm. Setelah itu dicuci dengan aquades sampai netral lalu dikeringkan.

(3)

Aktivasi larutan asam dilakukan dengan cara mencampur zeolit alam dengan larutan H3PO4

hingga terendam seluruhnya, lalu didiamkan selama 24 jam. Zeolit dipisahkan menggunakan kertas saring dan dicuci dengan aquades hingga pH netral. Selanjutnya zeolit dikeringkan di dalam oven pada suhu 105-110ºC selama 2-3 jam. Zeolit yang telah dipanaskan ini kemudian didinginkan.

Aktivasi larutan basa dilakukan dengan cara mencampur zeolit alam dengan larutan NaOH hingga terendam seluruhnya, lalu didiamkan selama 24 jam. Zeolit dipisahkan menggunakan kertas saring dan dicuci dengan aquades hingga pH netral. Selanjutnya zeolit dikeringkan di dalam oven pada suhu 105-110ºC selama 2-3 jam. Zeolit yang telah dipanaskan ini kemudian didinginkan. Sedangkan, aktivasi secara fisik dilakukan dengan pemanasan (kalsinasi) untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori kristal zeolit. Mula-mula zeolit yang telah diayak dipanaskan di dalam tanur/oven pada suhu 0-400ºC selama 2 jam. Setelah itu zeolit didinginkan.

2. Preparasi Sampel Larutan

Sampel larutan dibuat mengacu pada SNI 6989.8-2004 untuk larutan Pb dan SNI 06-6989.16-2004 untuk larutan Cd.

Kebutuhan Larutan Logam Pb dan Cd di tiap pipa

=

20 ⁄ 480 = 9.600

Kebutuhan Larutan Logam Pb dan Cd di 3 pipa

= 3 = 9.600 3= 28.800

ml = 29.000 ml

Larutan Pb dan Cd 10 ppm diperoleh dengan memipet 290 ml larutan Pb dan Cd murni 1000 ppm dan diencerkan dengan akuades sampai 29.000 ml memakai rumus pengenceran.

10 =

×

= × 29.000 = 290

3. Pengambilan Sampel Berdasarkan Lama Waktu Kontak

Sebanyak 29.000 ml larutan timbal dan kadmium di masukkan ke dalam wadah lalu dialirkan ke kolom yang berisi zeolit alam teraktivasi sebanyak 500 gram. Larutan yang mengalir melewati zeolit alam teraktivasi tersebut dilewatkan berdasarkan lama waktu tinggal sesuai dengan pengaturan debit bukaan keran dengan variasi pengambilan filtrat 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, 7 jam dan 8 jam. Hasil filtrat tersebut kemudian ditampung dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Selanjutnya percobaan kemudian diulangi dengan menggunakan variasi pengaktivasi zeolit H3PO410 %, NaOH 10% dan

Pemanasan dengan lama waktu tinggal di atas. Kemudian akan diperoleh 60 sampel pada tiap pengulangan dan 180 sampel untuk 3x pengulangan lalu dilakukan analisa sampel. Pengolahan Data

Kurva breakthrough diperoleh dengan cara memplotkan data Ct/C0 Vs Waktu, dimana C0

merupakan konsentrasi larutan logam awal, dan Ct merupakan konsentrasi larutan logam yang

keluar dari kolom. Berdasarkan kurva tersebut kemudian ditentukan waktu breaktrhough (tb),

0,9 (90% breakthrough). Selanjutnya,

menentukan parameter breakthrough berupa luas permukaan di bawah kurva (A), massa total logam yang terserap (qtotal), massa ion logam

yang melewati kolom (mtotal), persentase

penghilangan ion logam (%R), kapasitas adsorpsi (qeq) secara berurutan, dengan

(4)

=12 × × (1)

= 1000. (2)

= . .1000 (3)

% = × 100 (4)

= (5)

Dimana, jumlah sisi sejajar adalah hasil tambah 1-ct/c0 tiap interval waktu, tinggi adalah interval waktu (mnt),Qadalah debit (ml/mnt), C0adalah

konsentrasi influen (mg/l), X massa adsorben yang digunakan pada kolom (g), ttotal waktu

jenuh total (menit), m total adalah massa total logam yang melewati kolom, qeq Kapasitas

adsorpsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter yang digunakan untuk menentukan kandungan jumlah ion logam Pb dan Cd yang teradsorpsi dengan menggunakan zeolit alam teraktivasi yaitu berdasarkan variasi aktivasi larutan logam. Pembacaan hasil konsentrasi ion logam Cd dan Pb menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Air limbah industri atau artificial diperoleh dari hasil pencampuran larutan logam dengan aquades masing-masing aktivasi larutan menggunakan larutan kimia H3PO4 (Asam

Fosfat), NaOH (Natrium Hidroksida), dan Pemanasan. Pengambilan atau pemeriksaan sampel dilakukan setiap 15 menit pertama, 30 menit kedua, 60 menit ketiga dan 60 menit selanjutnya sampai 8 jam di tiap kolom dari 3 kolom keseluruhan untuk mengetahui waktu jenuhnya disertai 3x pengulangan (triplo). Waktu jenuh ion logam dengan sistem kolom merupakan waktu dimana adsorben sudah tidak memiliki kemampuan untuk menyerap ion logam, sehingga konsentrasi effluen memiliki nilai yang sama atau mendekati konsentrasi influen. Penentuan waktu jenuh dimaksudkan

untuk mengetahui batas waktu yang diperlukan zeolit dalam mengadsorpsi logam Cd dan Pb. Berikut data hasil uji laboratorium dengan 3x percobaan.

Konsentrasi Akhir Logam Kadmium (Cd)

Gambar 2. Konsentrasi Akhir Logam Cd pada Aktivasi Pemanasan

Gambar 2 menunjukkan konsentrasi akhir pada menit ke 15 sebesar 3,35 ppm sampai adsorben mengalami kejenuhan pada menit 180 sebesar 9,07 ppm.

Gambar 3. Konsentrasi Akhir Logam Cd pada Aktivasi H3PO4

Gambar 3 menunjukkan konsentrasi akhir pada menit ke 15 sebesar 0,84 ppm sampai adsorben mengalami kejenuhan pada menit 360 sebesar 9,24 ppm.

(5)

Gambar 4. Konsentrasi Akhir Logam Cd pada Aktivasi NaOH

Gambar 4 menunjukkan konsentrasi akhir pada menit ke 15 sebesar 0,90 ppm sampai adsorben mengalami kejenuhan pada menit 360 sebesar 9,72 ppm.

Konsentrasi Akhir Logam Pb

Gambar 5. Konsentrasi Akhir Logam Pb pada Aktivasi Pemanasan

Gambar 5 menunjukkan konsentrasi akhir pada menit ke 15 sebesar 0,43 ppm sampai adsorben mengalami kejenuhan pada menit 360 sebesar 9,24 ppm.

Gambar 6. Konsentrasi Akhir Logam Pb pada Aktivasi H3PO4

Gambar 6 menunjukkan konsentrasi akhir pada menit ke 15 sebesar 0,06 ppm sampai adsorben mengalami kejenuhan pada menit 420 sebesar 9,74 ppm.

Gambar 7. Konsentrasi Akhir Logam Pb pada Aktivasi NaOH

Gambar 7 menunjukkan konsentrasi akhir pada menit ke 15 sebesar 0,03 ppm sampai adsorben mengalami kejenuhan pada menit 180 sebesar 9,35 ppm.

Sehingga dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan konsentrasi untuk logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) seiring bertambahnya waktu,. Pada logam Cd aktivasi pemanasan mengalami proses adsorpsi yang sangat cepat untuk mencapai titik jenuh yaitu pada menit 180, dan pada aktivasi H3PO4dan NaOH memerlukan

waktu yang hampir sama untuk mencapai titik jenuh yaitu pada menit ke 360. Begitupun pada logam Pb, aktivasi pemanasan juga mengalami proses adsorpsi yang lebih cepat untuk mencapai titik jenuh yaitu pada menit ke 360, sedangkan untuk aktivasi H3PO4 dan NaOH waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai titik jenuh hampir sama yaitu pada menit 420.

(6)

1. Penentuan Waktu Jenuh Adosrpsi Logam Pb dan Cd berdasarkan KurvaBreakthrough

Data pada kurva Gambar 2 sampai 7 tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan kurva

breakthrough. Kurva breakthrough dapat

menjelaskan parameter lamanya waktu kontak (sumbu x) dalam satuan menit terhadap perbandingan konsentrasi akhir (Ct) dan konsentrasi awal (C0) (sumbu y).

Dalam kurva breakthrough apabila nilai perbandingan konsentrasi awal dan konsentrasi akhir (Ct/C0) mendekati nilai 1, maka dapat dikatakan bahwa pada waktu tersebut kondisi adsorben telah mencapai titik jenuh. Waktu jenuh adalah waktu yang dibutuhkan effluent untuk mencapai Ct/C0 90% dari konsentrasi awal. Untuk mencapai nilai 100% dibutuhkan waktu yang lama sehingga 90% dipilih sebagai nilai yang efektif dalam penelitian.

2. KurvaBreakthroughberdasarkan

Pengaruh Aktivasi yang Berbeda Pada Satu Logam

KurvaBreakthroughlogam Timbal (Pb)

Gambar 8. Hubungan antara waktu dan Ct/C0 berdasarkan pengaruh aktivasi pemanasan, H3PO4dan NaOH pada logam Timbal (Pb)

Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa pada logam Pb dengan variasi aktivasi pemanasan, H3PO4 dan NaOH terjadi perbedaan

waktu jenuh. Pada aktivasi pemanasan waktu

jenuh terjadi pada menit 360 dengan Ct/C0 0,9237, sedangkan pada aktivasi H3PO4 dan

NaOH terjadi pada menit 420 dengan Ct/C0 0,9737 dan 0,9352.

KurvaBreakthroughlogam Kadmium (Cd)

Gambar 9. Hubungan antara waktu dan Ct/C0 berdasarkan pengaruh aktivasi Pemanasan, H3PO4dan NaOH pada logam Kadmium (Cd)

Sedangkan pada logam Cd yang dapat dilihat pada Gambar 9, diperoleh hasil yang sama pada variasi aktivasi pemanasan, H3PO4 dan NaOH

dengan logam Pb di atas. Dimana Waktu jenuh pada aktivasi pemanasan terjadi lebih cepat yaitu pada waktu 180 menit dengan Ct/C0 0,9070, untuk aktivasi H3PO4 waktu jenuh terjadi pada

360 menit dengan Ct/C0 0,9716 dan untuk NaOH waktu jenuh juga terjadi pada 360 menit dengan Ct/C0 0,9238.

Efektivitas Adsorpsi

Selanjutnya, menentukan parameter

breakthrough berupa massa total logam yang

terserap (qtotal), massa ion logam yang melewati

kolom (mtotal), persentase penghilangan ion

logam (%R), kapasitas adsorpsi (qeq).

Dimana diketahui konsentrasi awal (Co) logam adalah 10 mg/L, Debit aliran (Q) kolom 20 ml/menit, Berat adsorben yang digunakan 500 gr.

(7)

Logam Aktivasi ttotal

(menit) (mg)qtotal m(mg)total %R qeq(mg/g)

Cd Pemanasan 480 14.38 96 14.98 0.0288 H3PO4 28.634 96 29.83 0.0573 NaOH 31.402 96 32.71 0.0628 Pb Pemanasan 480 33.276 96 34.66 0.0666 H3PO4 35.786 96 37.28 0.0716 NaOH 41.36 96 43.08 0.0827 Waktu (Menit) Variasi Aktivasi PEMANASAN H3PO4 NaOH Pb Cd Pb Cd Pb Cd 15 0.957 0.6655 0.9935 0.9157 0.9973 0.9098 30 0.9025 0.5388 0.9207 0.7957 0.9391 0.8446 60 0.7639 0.3854 0.7653 0.6632 0.792 0.7216 120 0.5905 0.2289 0.5869 0.5072 0.6838 0.5994 180 0.4171 0.093 0.4593 0.3491 0.5525 0.3971 240 0.2364 0.0588 0.3221 0.1819 0.3834 0.2567 300 0.13 0.0226 0.1836 0.121 0.2751 0.1193 360 0.0763 0.0128 0.1088 0.0762 0.1484 0.0284 420 0.0427 0.0001 0.0263 0.0009 0.0648 0.0053 480 0.0087 0.0001 0.0052 0.0003 0.0364 0.0005

Tabel 1. Hasil Perbandingan 1- Ct/C0 Logam Cd dan Pb

Dari hasil analisis dapat diperoleh parameter-parameter yang menjelaskan efisiensi adsorpsi berdasarkan rumus (1), (2), (3), (4) dan (5) dimana hasilnya disajikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Parameter Breakthrough Adsorpsi Ion Logam Cd dan Pb

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa pada logam Pb aktivasi pemanasan, H3PO4 maupun

NaOH menunjukkan jumlah yang lebih besar pada massa total logam yang terserap (qtotal),

kapasitas adsorpsi (qe) dan efisiensi penyerapan (%R) dan massa ion logam yang melewati kolom (mtotal) konstan dibandingkan logam Cd.

Gambar 10. Perbandingan efektivitas penyerapan logam Pb dan Cd

Berdasarkan Gambar 10. menunjukkan bahwa zeolit sangat efektif untuk menyerap limbah logam, tetapi lebih efektif menyerap logam Pb dibandingkan logam Cd dikarenakan faktor perbedaan penggolongan unsur logam, zeolit yang bersifat katalis juga akan menjadi faktor daya serap yang lebih dibandingkan zeolit yang bersifat ion exchange, dan juga sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel zeolit dimana semakin kecil diameter zeolit maka akan semakin efektif untuk menyerap karena luas permukaan akan semakin bertambah.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu waktu jenuh pada variasi aktivasi untuk logam Pb terjadi pada waktu 360 menit untuk aktivasi pemanasan, 420 menit untuk aktivasi H3PO4 dan NaOH. Sedangakan

untuk logam Cd waktu jenuh terjadi pada pada waktu 180 menit untuk aktivasi pemanasan dan 360 menit untuk aktivasi H3PO4 dan NaOH.

Efektivitas penyerapan (%R) terbesar antara logam Pb dan Cd terjadi pada logam Pb dengan efektivitas penyerapan sebesar 43,08% untuk aktivasi NaOH, 37,28% untuk H3PO4 dan

34,66% untuk pemanasan, sedangkan untuk logam Cd memiliki efektivitas hanya 32,71% untuk aktivasi NaOH, 29,83% untuk H3PO4dan

14,98% untuk pemanasan. Efektivitas penyerapan logam dengan aktivasi NaOH dan H3PO4masih lebih baik digunakan dibandingkan

dengan aktivasi pemanasan. Besar kapasitas adsorpsi (qeq) pada logam Cd sebesar 0,0288

mg/g pada aktivasi pemanasan, 0,0573 mg/g pada aktivasi H3PO4 dan 0,0628 mg/g pada

aktivasi NaOH. Sedangkan pada logam Pb kapasitas adsorpsi nya sebesar 0,0666 mg/g pada aktivasi pemanasan, 0,0716 mg/g pada aktivasi H3PO4 dan 0,0827 mg/g pada aktivasi NaOH.

(8)

Dengan demikian besar kapasitas adsorpsi yang terbesar terjadi pada aktivasi NaOH.

DAFTAR SIMBOL

C0 = konsentrasi awal larutan (ppm)

Ct = konsentrasi akhir larutan (ppm) Q = debit aliran (ml/menit)

A = luas daerah di bawah kurva (menit) X = berat Adsorben (g)

qtot = massa adsorbat yang terserap (mg)

mtot = massa ion yang terserap (mg)

%R = efisiensi biosorpsi (%) qe = kapasitas adsorpsi (mg/g)

DAFTAR PUSTAKA

A. Nur. 2007. Produksi Konsentrat Karatenoid Dari Fraksi Cair Minyak Sawit Menggunakan Metode Kromatografi Kolom Adsorpsi, Jurnal Ilmu Pertanian, hlm 28-34, Vol.12, 1.

Ackley dkk., Gruszkiewicz dkk. 2005. Application of Natural Zeolites in The Purification and Separation of Gases,

Journal Microporous and Mesoporous Materials, 61, pp. 25-42.

Arfan, Y. 2006. Pembuatan Karbon Aktif Berbahan Dasar Batubara dengan Perlakuan Aktivasi Terkontrol serta Uji

Kinerjanya. Depok: Departemen Teknik

Kimia FT-UI.

Bunce, N. 1994. Environmental Chemistry. Canada: Wuerz Publishing Ltd.

Charlene. 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pn) dan Cadmium (Cd). Falsafah

Sains. Bogor: Program Pascasarjana S3

IPB.

Connel dan Miller. 2006. Kimia dan

Etiksokologi Pencemaran. Jakarta: UI Press.

Day dan Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta: Erlangga

Darmono. 1995. Logam Berat dalam Sistem

Biologi Mahkluk Hidup. Jakarta: UI Press.

_______. 2001. Lingkungan Hidup dan

Pencemaran Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI

Press.

_______. 2008. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI

Press.

Ginting. 2008. Kemampuan Penyerapan Saccharomyces cereviseae Terimobilisasi Pada campuran Antara Silika Gel dan Zeolit Terhadap Ion timbal (Pb) II.

Skripsi. Unimed Medan: FMIPA.

Handojo, Lienda. 1995. Teknologi Kimia. Jakarta: PT Pradya Paramita.

Hendra, Ryan. 2008. Pembuatan Karbon Aktif Berbahan Dasar Batubara Indonesia dengan Metode Aktivasi Fisika dan Karakteristiknya. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Ishanifana Noorazis. 2012.Uji Cemaran Logam Timah Dalam Minuman Bersoda Kemasan Kaleng Dengan Metode

Spektrofotometri Serapan Atom.

Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Jozefaciuk, G. and Bowanko, G., (2002), Effect of Acid and Alkali Treatments on Surface Areas and Adsorption Energies of Selected Minerals, Journal Clays and

Clay Minerals, 50(6), pp. 771-783.

Laws EA. 1981.Aquatic Pollution. Jhon Willey and Sons : New York

Ni Ketut Sari. 2010. Analisa Instrumentasi. Surabaya: Yayasan Humaniora

Nogawa. K., Suwazono, Y. 2011, Itai-itai Disease, Encyclopedia of Environmental Health Itai-itai Disease,Vol. Issue 2011. Ozkan, F.C. and Ulku, S., (2005), The Effect of

HCl Treatment on Water Vapor Adsorption Characteristics of Clinoptilolite Rich Natural Zeolite,

Journal Microporous and Mesoporous Materials, 77, pp. 47-53.

(9)

_______, and _______, (2008), Diffusion Mechanism of Water Vapour in A Zeolite Tuff Rich in Clinoptilolite, Journal of

Thermal Analysis and Calorimetry, 94,

pp. 699-702.

Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi

Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta

Perwitasari, Ayu Adi. 2007. Penentuan Luas Permukaan Zeolit Menggunakan Metode Adsopsi Isotermis Superkritis CO2

Dengan Model ono-kondo. Depok:

Departemen Teknik Kimia FT-UI.

Rachma Sari,Yulike. 2012.Identifikasi Cemaran Logam Timbal Dalam Air Minum Isi Ulang Yang Beredar Di Purwokerto Dengan Metode Spektrofotometri Serapan

Atom. Purwokerto: Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

Ridhowati, Sherly. 2013.Mengenal Pencemaran

Ragam Logam. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Rosita dkk. 2004.Pengaruh Perbedaan Metode Aktivasi Terhadap Efektivitas Zeolit

sebagai Adsorben, Majalah Farmasi

Airlangga, 4(1).

Said, N. I. 2008. Teknologi Pengelolaan Air

Minum, Teori dan Pengalaman Praktis.

Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Saragih, Sehat Abdi. 2008. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Batubara Riau Sebagai Adsorben. Laporan Tesis

Program Studi Teknik Mesin Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik

Fakultas Teknik. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Sembiring, Sinaga. T.S. 2003. Arang Aktif

(Pengenalan dan Proses Pembuatannya).

Sumatera Utara: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Senda, Saputra, H., Sholeh, A., Rosjidi, M., dan Mustafa, A., (2006), Prospek Aplikasi Produk Berbasis Zeolit untuk Slow Release Substances (SRS) dan Membran,

Artikel Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Indonesia, ISSN 1410-9891.

Suardana, I Nyoman. 2008. Optimalisasi Daya Adsorbsi Zeolit Terhadap Ion Kromium (III), Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Sains dan Humanoira,

Vol.2(1), 17-33.

Sumin, L., Youguang, M.A., Chunying, Z., Shuhua, S., dan Qing, H.E., (2009), The Effect of Hydrophobic Modification of Zeolites on CO2 Absorption

Enchancement, Chinese Journal of

Chemical Engineering, 17(1), pp. 36-41.

Suryawan. 2004.Karakteristik Zeoilit Indonesia

sebagai Adsorben Uap Air (Disertasi).

Jakarta: Universitas Indonesia.

Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam,

Pencegahan dan Penanggulangan

Gambar

Gambar 1. Sketsa Reaktor
Gambar  2  menunjukkan konsentrasi  akhir  pada menit ke 15 sebesar 3,35 ppm sampai adsorben mengalami  kejenuhan  pada  menit  180  sebesar 9,07 ppm.
Gambar  9.  Hubungan  antara  waktu  dan  Ct/C0 berdasarkan  pengaruh  aktivasi  Pemanasan, H3PO4 dan NaOH pada logam Kadmium (Cd) Sedangkan  pada  logam  Cd  yang  dapat  dilihat pada Gambar 9, diperoleh hasil yang sama pada variasi  aktivasi  pemanasan,
Gambar  10. Perbandingan  efektivitas penyerapan logam Pb dan Cd

Referensi

Dokumen terkait

H5 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko dalam laporan keuangan interim. menemukan bahwa perusahaan yang listing di Pasar Modal Luar Negeri

adalah suatu metode untuk menaksir waktu akan digunakan dalam suatu pekerjaan. Tugas manajer operasional selanjutnya adalah mengukur waktu dari satu pekerjaan,

klasifikasi yang telah dijelaskan sebelumnya, tetapi untuk penentuannya menggunakan data litologi yang diperoleh di lapangan dengan memperhatikan tekstur batuan

Kriteria produktivitas yang diukur dilihat dari input, proses, dan output produksi yaitu rasio konsumsi bahan baku, kerusakan mesin, utilisasi penggunaan mesin, efisiensi

Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah konflik yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual lebih efektif dalam kegiatan pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa jika dibandingkan

Selanjutnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahira menyimpulkan pembelajaran seni tari khususnya pada penanaman kearifan lokal masih memerlukan penanganan yang

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) Membaca LKS “Wir Lernen Deutsch”, (2) Melihat simbol menulis dalam LKS yang menunjukkan