• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Strategi Inquiry dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di SMP Negeri 19 Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Strategi Inquiry dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di SMP Negeri 19 Surakarta"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Diajukan Oleh : Astrid Dyah Puspita

A410140223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini ada tiga, yaitu (1) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh penerapan strategi inquiry dan PBL terhadap hasil belajar matematika, (2) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) menganalisis dan menguji interaksi antara penerapan strategi inquiry dan PBL dengan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan cara cluster random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta tahun 2017/2018. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas. Metode pengumpulan data menggunakan tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunaan analisis variansi dua jalur dengan seltak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Hasil penelitian dengan yaitu (1) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran terhadap hasil belajar matematika, (2) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci: berpikir kreatif, hasil belajar, inquiry, problem based learning Abstract

There are three aims of the research: (1) analyze and examine the difference influence in implementation of inquiry and PBL strategy on mathematics learning outcomes, (2) analyze and examine the difference effect of the students creative thinking ability on mathematics learning outcomes, (3) analyze and examine the interaction in implementation of inquiry and PBL strategy on the students creative thinking ability on mathematics learning outcomes. This research was a quantitative research with quasi experimental design. Thetechnique of sampling used cluster random sampling. The population of the research was all GradeVII students of SMP Negeri 19 Surakarta academic year 2017/2018. The sample of the research consisted of two classes. And the methods of data collection use the test, questionnaires, and documentation. The data were analyzed using two-way analysis of variance technique with different cell that previously done using Lillifors method for the normality test and the homogeneity test using Bartlett method. The result of the research with (1) there is a signification effect between learning strategy and mathematics learning outcomes, (2) there is signification effect between students creative thinking ability and mathematics learning outcomes, (3) there is no interaction between implementation of learning strategy and students creative thinking ability on mathematics learning outcomes.

(6)

2 1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seharusnya aspek ini menjadi perhatian pemerintah. Matematika merupakan ilmu dasar yang berperan dalam kehidupan sehari-hari serta perkembangan IPTEK. Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan mata pelajaran yang menduduki peranan penting disetiap jenjang pendidikan. Salah satu hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika adalah hasil belajar siswa di sekolah. Menurut Rusmono (2012: 10) hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, siswa harus dapat memahami konsepmatematika. Namun pada kenyataannya, banyak siswa yang memandang bahwa matematika merupakan pelajaran sukar dipahami dan kurang diminati, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan survei yang dilakukan Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015 performa siswa Indonesia masih tergolong rendah. Rata-rata skor pencapaian siswa Indonesia untuk matematika berada peringkat 62 dari 70 negara yang di evaluasi dengan skor 386. Dari survei itu terlihat jelas bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Selain itu Kemendikbud bahwa perolehan nilai rerata Ujian Nasional matematika Tahun Ajaran 2016/2017 di Indonesia tergolong masih rendah. Selain itu, berdasarkan data Kemendikbud, hasil UNBK 2017 bahwa SMP Negeri 19 Surakarta meraih nilai rata-rata ujian matematika 62,25 dengan jumlah peserta 242 siswa.

Selain itu, keberhasilan proses pembelajaran matematika dapat dipengaruhi faktor internal dapat berupa fisiologis dan psikologis serta faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, sosial, fasilitas dan sarana pembelajaran.

Rendahnya kemampuan matematika di Indonesia dipengaruhi tingkat berpikir kreatif siswa berbeda antara satu sama lain juga perlu diperhatikan. Hal tersebut memungkinkan terjadi perbedaan dalam memahami materi dan menyelesaikan permasalahan matematika. Semakin tinggi kemampuan berpikir kreatif siswa, maka lebih mudah memahami materi dan menyelesaikan permasalahan matematika.

(7)

3

Kemampuan berpikir kreatif siswa yang tinggi juga berdampak pada hasil belajar matematika siswa yang optimal.

Selain itu, rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia dipengaruhi oleh penerapan strategi pembelajaran yang tidak sesuai. Pada umumnya strategi pembelajaran matematika di sekolah masih terpusat pada guru dan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa secara aktif diantaranya inquiry dan Problem Based Learning (PBL). Menurut Rusmono (2012: 82) strategi pembelajaran PBL yang lebih dipentingkan adalah dari segi proses dan bukan hanya sekedar hasil belajar. Bentuk pembelajaran seperti problem based learning atau project based learning dengan konteks dunia nyata sangat mendukung untuk meningkatkan ketrampilan. Melalui diskusi dalam kelompok, siswa diajak berpikir, berbicara, dan menuliskan pemikiran-pemikirannya (Murtiyasa, 2016: 5). Sedangkan strategi pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran dengan seni merekayasa situasi sehingga siswa bisa berperan sebagai ilmuwan (Zuldafrial, 2012: 125).Kemampuan berfikir kreatif siswa berbeda antara satu sama lain juga perlu diperhatikan. Hal tersebut memungkinkan terjadi perbedaan menyelesaikan permasalahan matematika.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan. Salah satunya adalah penelitian Andriani (2016) mengemukakan bahwa strategi inqury dapat meningkatkan kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematika. Selain itu penelitian Sumantri dan Satriani (2016) yaitu tidak ada perbedaan dalam hasil belajar matematika berdasarkan pemberian tes formatif esai atau tes formatif pilihan ganda. Penelitian Lin dan Ryan (2016) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis web dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah. Soekisno, Kusumah, Sabandar, dan Darhim (2015) pembelajaran berbasis masalah lebih tepat diterapkan kepada siswa dalam kelompok atas dan bawah. Lain lagi hasil penelitian Bungel (2014) mengemukakan bahwa PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII Cempedak SMA Negeri 4 Palu pada materi prisma.

Berdasarkan uraian di atas terdapat tiga hipotesis, yaitu: (1) terdapat perbedaan pengaruh penerapan strategi inquiry dan PBL terhadap hasil belajar matematika, (2) terdapat perbedaan pengaruh kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap hasil belajar

(8)

4

matematika, (3) terdapat interaksi antara penerapan strategi inquiry dan PBL kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh penerapan strategi inquiry dan PBL terhadap hasil belajar matematika, (2) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) menganalisis dan menguji interaksi antara penerapan strategi inquiry dan PBL kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kuasi-eksperimental. Pada penelitian ini variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika serta variabel bebasnya yaitu strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta. Sampel penelitian ini yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen dengan pembelajarannya menerapkan strategi inquiry dan kelas VII E sebagai kelas kontrol dengan pembelajarannya menerapkan strategi PBL. Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling, menurut Sutama (2015: 106) cluster sampling yaitu teknik pengambilan sampel lebih pas memilih kelompok-kelompok individu daripada individu-individu dari populasi yang ditentukan.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket, tes dan dokumentasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika, metode angket digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif siswa, dan metode dokumentasi yaitu nilai UTS kelas VII yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum perlakuan.

Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Uji prasayarat meliputi uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dengan taraf signifikasi 5%. Setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Jika uji hipotesis tersebut ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe.

(9)

5 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini melakukan uji keseimbangan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas (eksperimen dan kontrol) sebelum diberikan perlakuan. Untuk menguji kemampuan awal, penelitian ini menggunakan uji t dengan data yang digunakan adalah nilai Penilaian Tengah Semester Gasal dengan taraf signifikasi 5%. Setelah dilakukan uji, ternyata yaitu maka Ho diterima. Sehingga kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang seimbang sebelum diberikan perlakuan.

Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen tes hasil belajar matematika yaitu 6 soal uraian dan instrumen angket kemampuan berpikir kreatif siswa yang terdiri dari 30 butir item soal. Sebelum instrumen tes dan angket diberikan pada kelas sampel, terlebih dahulu instrumen tes dan angket di uji cobakan. Instrumen tes hasil belajar matematika dan angket kemampuan berpikir kreatif siswa cobakan pada 32 siswa di kelas non sampel. Hasil dari uji validitas dengan taraf signifikasi 5% yaitu instrumen tes hasil belajar matematika dinyatakan 5 soal valid dan instrumen angket kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh 20 butir soal yang valid. Instrumen penelitian yang dinyatakan valid selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan taraf signifikasi 5%. Hasil dari uji reliabilitas didapatkan bahwa intrumen tes dan angket dinyatakan reliabel. Setelah kedua instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel kemudian diberikan kepada sampel penelitian.

Instrumen penelitian yang telah diberikan kepada kelas sampel penelitian, maka akan di dapat data hasil belajar matematika dan data kemampuan berpikir kreatif siswa. Setelah data di peroleh, selanjutnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dengan taraf signifikasi 5%. Dari hasil uji normalitas pada penelitian ini diperoleh bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selain itu, dari hasil uji homogenitas pada penelitian ini diperoleh bahwa sampel pada penelitian ini mempunyai variansi populasi yang sama.

Setelah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Selanjutnya dilakukan uji analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi 5%. Menurut Budiyono (2013: 206), tujuan dari

(10)

6

analisis variansi dua jalan adalah untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat.Rangkuman hasil perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 1 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalur dengan Sel Tak Sama

Sumber JK dK RK Keterangan Strategi Pembelajaran (A) 603,5236 1 603,5236 6,6505 4,0099 Ditolak Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (B) 2659,321 2 1329,661 14,6520 3,1588 Ditolak

Interaksi (AB) 483,7483 2 241,8741 2,6653 3,1588 Diterima Galat (G) 5172,703 57 90,7492

Total (T) 8919,296 62 -

Berdasarkan tabel 1 maka dapat di simpulkan sebagai berikut.

a. Adanya perbedaan pengaruh antara strategi pembelajaran terhadap hasil belajar matematika.

Berdasarkan tabel 3diperolah maka ditolak, artinya terdapat perbedaan pengaruh penerapan strategi inquiry dan PBL terhadap hasil belajar matematika. Karena dalam penelitian terdapat dua strategi pembelajaran yaitu strategiinquiry dan PBL maka untuk uji lanjut tidak perlu dilakukan komparansi ganda antar baris. Untuk mengetahui strategi pembelajaran mana yang lebih baik maka hanya cukup dengan membandingkan rerata marginal dari masing-masing strategi pembelajaran. Adapun rangkuman rerata antar sel dan rerata marginalnya sebagai berikut.

Tabel 2 Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal

Model Pembelajaran

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Rerata Marginal Tinggi Sedang Rendah

Inquiry 85,5556 79,2 65,25 76,6685

PBL 71 77,1429 62,833 70,3253

(11)

7

Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa strategi inquiry lebih baik daripada strategi PBL terhadap hasil belajar matematika. Hal tersebut juga didukung dengan keadaan yang terjadi dilapangan, pada saat proses pembelajaran dengan strategi inquiry siswa lebih aktif, kreatif dan percaya diri serta siswa berusaha menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada. Dalam setiap kesempatan siswa juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang dianggap sulit, siswa juga mampu mengajukan dugaan, memanipulasi matematika dan menarik kesimpulan dari pernyataan. Sehingga akan terciptanya inovasi-inovasi baru dari siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada. Serta siswa lebih memahami materi yang diajarkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. Sedangkan strategi PBL dalam proses pembelajarannya dengan mengkaitan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti penelitian dari Fatade dan Arigbabu (2014) yaitu pembelajaran matematika dengan PBL efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Selain itu Mustaffa, Ismail, Tasir, & Said (2016) mengemukakan bahwa penerapan PBL dalam pembelajaran matematika dapat mengembangkan domain kognitif dan afektif serta keterampilan dengan menggunakan komputer dan teknologi infornasi. Strategi ini membantu siswa memahami materi yang diajarkan serta manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari. Namun siswa tidak menemukan sendiri konsep maupun cara menyelesaikan permasalahan yang ada. Sehingga hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif siswa kurang terlatih.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Hardianti dan Kuswanto (2017) mengemukakan bahwa penerapan strategi pembelajaran inquiry dapat meningkatkan keterampilan siswa. Selain itu, Kadir, Lucyana, dan Satriawati (2017) menyatakan bahwa aktivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan inquiry terbuka mengalami perkembangan yang cukup baik, dalam kegiatan pembelajarannya siswa dapat meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika meliputi kelancaran, fleksibelitas, dan orisinalitas. Kondisi tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Israwani (2015) yang menyatakan

(12)

8

bahwa strategi pembelajaran inquiry meningkatkan hasil belajar secara individual dan klasikal.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh strategi pembelajaran dengan hasil belajar matematika siswa.

b. Adanya perbedaan pengaruh hasil belajar matematika ditinjau dari kemampuan bepikir kreatif siswa.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh maka ditolak, artinya terdapat perbedaan pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika. Karena ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda antar kolom.Hasil perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 3 Uji Komparasi Rerata Antar Kolom

H0 H1 Fhitung 2Ftabel Keputusan

0,0012 6,3177 H0 diterrima

33,1983 6,3177 H0 ditolak

26,3431 6,3177 H0 ditolak

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh pada kolom 1 dan kolom 2 diperoleh Fhitung < Ftabel maka H0 diterima. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif sedang. Padakolom 1 dan kolom 3 diperoleh Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Dengan demikian ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah. Sedangkan pada kolom 2 dan kolom 3 diperoleh Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Jadi ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif sedang dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah.

Hal tersebut didukung keadaan di lapangan dimana kemampuan berpikir kreatif siswa ada yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan yang signifikan terlihat dari siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif kategori tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif kategori

(13)

9

tinggi lebih mampu menyajikan pernyataan matematika, mengajukan dugaan, menyusun bukti, dan menarik kesimpulan sesuai dengan pemahamannya sendiri. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif kategori rendah dalam menyelesaikan permasalahan sesuai dengan rumus yang diberikan, kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan serta terkadang mengabaikan proses pembelajaran matematika sehingga tidak ada kebiasaan dan tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan.

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Lince (2016) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika. Selain itu, Runisah, Herman, dan Dahlan (2016) bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran. Kondisi tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arvyanti, Ibrahim dan Irawan (2015) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

c. Adanya interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh maka dapat diambil

keputusan diterima, artinya tidak terdapat interaksi antara penerapan

strategi inquiry dan PBL dengan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

Pada kelas eksperimen menggunakan strategi inquiry dan pada kelas kontrol menggunakan strategi PBL. Dari kedua strategi pembelajaran tersebut diperoleh hasil belajar matematika pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif kategori tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif kategori sedang maupun rendah. Selain itu, strategi inquiry memberikan hasil matematika lebih baik dibandingkan dengan strategi PBL ditinjau dari kategori kemampuan berpikir kreatif kategori tinggi, sedang maupun rendah.

(14)

10

Tidak adanya interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya keaktifan, kemandirian, minat, motivasi, dan sebagainya yang tidak diteliti oleh peneliti. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak bisa menjangkau berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika, sehingga interaksi yang diharapkan tidak ada.

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fitrina, Ikhsan dan Munzir (2017) bahwa tidak adanya interaksi strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir matematis. Selain itu, Syafti (2016) menyatakan bahwa tidak adanya interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kondisi tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nasution, Surya dan Syahputra (2015) yang menyatakan bahwa tidak adanya interaksi antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

4. Simpulan

Dengan taraf signifikansi 5% diperoleh hasil penelitian ini yaitu terdapat perbedaan pengaruh penerapan strategi inquiry dan PBLterhadap hasil belajar matematika, dengan strategi inquiry lebih baik daripada strategi PBL terhadap hasil belajar matematika. Selain itu, terdapat perbedaan pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, dimana hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif siswa kategori tinggi lebih baik dari pada siswa yang memliki kemampuan berpikir kreatif siswa kategori sedang dan rendah. Sedangkan tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran inquiry dan PBL dengan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

(15)

11 DAFTAR PUSTAKA

Andriani, L. (2016). Pengaruh Pembelajaran MatematikaMenggunakan Strategi Inkuiri TerhadapKemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Suska Journal of Mathematics Education, 2(1), 52-56.

Arvyati, Ibrahim, M., & Irawan, A. (2015). Effectivity of Peer Tutoring Learning to Increase Mathematical Creative Thinking Ability of Class XI IPA SMAN 3 Kendari 2014. International Journal of Education and Research, 3(1), 613-628.

Budiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Bungel, M. F. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Palu Pada Materi Prisma. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 2(1), 45-54.

Fatade, A. O., Arigbabu, A. A., Mogari, D., & Awofala, A. O. A. (2014) Investigating Senior Secondary School Students’ Beliefs About Further Mathematics in A Problem Based Learning Context. Bulgarian Journal of Science and Education Policy, 8(1), 1.

Fitrina, T., Ikhsan, M., & Munzir, S. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematis Siswa SMA melalui Model Pembelajaran Project Based Learning Berbasis Debat. Jurnal Didaktik Matematika. 3(1), 87-95.

Guria, A. (2016). PISA 2015 Results in Focus. Diakses pada 25 September 2017, dari http://www.oecd.org/pisa/

Hardianti, T, & Kuswanto, H. (2017). Difference among Levels of Inquiry: Process Skills Improvement at Senior High School in Indonesia. International Journal of Instruction, 10(2), 119-130.

Israwani. (2015). Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiry pada Materi Operasi Hitung Bilangan di Kelas 1 SD Negeri 53 Banda Aceh. Jurnal Peluang, 3(2), 42-63.

Kadir, Lucyana, & Satriawati, G. (2017). The Implementation of Open-Inquiry Approach to Improve Student’s Learning Activities, Responses, and Mathematical Creative Thinking Skills. Journal on Mathematics Education, 8(1), 103-114.

Kemdikbud. (2017). Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) Tingkat Sekolah.

Diakses pada 26 September 2017, dari

(16)

12

Lin, C. S & Ryan, Y. W. W. (2016). Effect of Web-Based Creative Thinking Teaching on Students’ Creativitiy and Learning Outcome. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 12(6), 1675-1684.

Lince, R. (2016). Creative Thinking Ability to Increase Student Mathematical of Junior High School by Applying Models Numbered Heads Together. Journal of Education and Practice, 7(6), 206-212.

Murtiyasa, Budi. (2016). Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) Universitas Muhammadiyah Surakarta : Isu-isu Kunci Tren Penelitian Pendidikan Matematika, hal 5.

Mustaffa, N., Ismail, Z., Tasir, Z., & Said, M. N. H. M. (2016). The Impacts of Implementing Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics: A Review of Literature. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 6(12), 490-503.

Nasution, P. R., Surya, E., & Syahputra, E. (2015). Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konversional di SMPN 4 Padangsidempuan. 8(3),112-124

Runisah, Herman, T., & Dahlan, J. A. (2016). The Enhancement of Students’ Creative Thinking Skills in Mathematics Through The 5E Learning Cycle with Metacognitive Technique. International Journal of Education and Research. 4(7), 347-360.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Soekisno, B. A., Kusumah, Y. S., Sabandar, J., & Darhim. (2015). Using Problem-Based Learning to Improve College Students’ Mathematical Argumentation Skills. Internasional Journal of Contemporary Education Research, 2(2), 118-129.

Sumantri, M.S., & Satriani. R. (2016). The Effect of Formative Testing and Self-Directed Learning on Mathematics Learning Outcomes. International Electronic Journal of Elementary Education, 8(3), 507-524.

Sutama. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Surakarta: Fairuz Media.

Syafti, O. (2016). Pengaruh Problem Based Instruction Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Kepemimpinan dan Pengurus Sekolah.1(2), 157-167.

Gambar

Tabel 1 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalur dengan Sel Tak Sama
Tabel 3 Uji Komparasi Rerata Antar Kolom

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Merek”

Degradasi NDF oleh isolat mumi bakteri selulolitik rayap tertingg: bila ditumbuhkan pada pakan jeramj padi clan serat sawit dibandingkan dengan pakan rurnput gajahA. Semua

penulisan laporan tesis ini yang penulis beri judul “ Penyelesaian Persamaan Dirac Pada Kasus Spin Simetri dan Pseudospin Simetri dengan Potensial Scarf II Trigonometri dan

Gambar 5.15 Ilustrasi penggunaan pictograf yang diletakkan overstek pada dinding ...V-52 Gambar 5.16Ilustrasi penggunaan pictograf yang ditempel pada dinding ...V-52 Gambar

menye nangkan dalam artian ada hubungan yang baik antar karyawan, antara karyawan dengan atasan, serta menjaga kesehatan, keamanan di ruang kerja, maka akan dapat

Perbandingan hasil pengendalian persediaan bahan pembantu gula pasir dan coklat bubuk selama bulan Agustus 2005 sampai Juli 2006 dengan menggunakan metode perusahaan, metode

(1) Persyaratan ruang sempadan depan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf b harus mengindahkan keserasian lansekap pada ruas jalan yang terkait