• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN MEMBUAT MASKER KAIN BAGI IBU-IBU PKK DI DESA BAKTISERAGA SINGARAJA BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN MEMBUAT MASKER KAIN BAGI IBU-IBU PKK DI DESA BAKTISERAGA SINGARAJA BALI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 821 I Dewa Made Budhyani1, Made Diah Angendari2, I Nyoman Sila3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Pada awal bulan Maret 2020, Indonesia dihadapi dengan adanya penyebaran wabah virus corona. Wabah virus ini menyebar ke seluruh dunia, dimana awal mula penyebaran muncul di Wuhan, Cina. Virus corona ini menyerang sistem pernapasan. Virus corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian

(www.alodokter.com). Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik itu anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil maupun ibu menyusui. Gejala awal infeksi virus corona atau Covid 19 bisa berupa gejala flu, seperti: demam (suhu tubuh di atas 38 derajat celcius), pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

Virus corona awal mulanya diduga ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus corona juga

PELATIHAN MEMBUAT MASKER

KAIN BAGI IBU-IBU PKK

DI DESA BAKTISERAGA SINGARAJA BALI

1Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FTK Undiksha, 2 Program Studi Pendidkan Kesejahteraan Keluarga FTK Undiksha; 3 Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS Undiksha

Email: ayu.budhyani@gamail.com

This community service activity aims to: (1) provide training in making fabric masks for empowerment of family welfare women in Baktiseraga Village, Singaraja Bali (2) to find out the response of empowerment of family welfare women in Baktiseraga Village for training in making fabric masks. The method of community service activities uses lectures, demonstrations, question and answer and exercises to make fabric masks. This training involves students of the Family Welfare Education Study Program in collaboration with empowerment of family welfare women in Baktiseraga Village with a total of 15 participants. The results of this training are (1) the evaluation result in making of fabric masks by the training participants are generally in the good category with an average success of 80%, (2) the response of partisipants to the implementation of the training is very good, seen from the attendance of participants reaching more than 100% and the participants were very enthusiastic attending the training until it was finished.

Keywords: training, masks, fabric

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini betujuan untuk: (1) memberikan pelatihan membuat masker kain bagi ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga Singaraja Bali (2) mengetahui respon ibu-ibu PKK Desa Baktiseraga terhadap pelatihan membuat masker kain. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode ceramah, demontrasi, metode tanya jawab dan latihan membuat masker kain. Pelatihan ini melibatkan mahasiswa Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga bekerjasama dengan ibu-ibu PKK Desa Baktiseraga dengan jumlah peserta pelatihan sebanyak 15 orang. Hasil pelatihan membuat masker kain pada ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga adalah (1) hasil evaluasi terhadap masker yang dibuat peserta pelatihan secara umum termasuk kategori baik dengan rata-rata keberhasilan 80%., (2) respon ibu-ibu PKK terhadap pelaksanaan pelatihan membuat masker kain sangat baik, dilihat dari kehadiran mencapai 100% lebih dan ketekunan mengikuti pelatihan sampai selesai.

.

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 822

menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular Covid 19 melalui berbagai cara, yaitu: (1) tidak sengaja menghirup percikan droplet (percikan cairan tubuh) yang keluar saat penderita Covid 19 batuk atau bersin, (2) memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan telebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkena percikan droplet penderita Covid 19, (3) kontak jarak dekat dengan penderita Covid 19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan (www.alodokter.com). Virus corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya lebih berbahaya pada orang lanjut usia, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

Pada saat ini, jumlah penderita positif virus Covid 19 di Indonesia per 8 April 2020 yang dirilis Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona di Indonesia, yaitu sebanyak 2.956 orang, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 222 orang, dan kasus kematian sebanyak 240 orang (www.liputan6.com). Jumlah ini membuat Indonesia berada di urutan ke-35 dunia dalam kasus corona. Kalau dilihat dari data tersebut, kasus kematian lebih banyak daripada pasien yang dinyatakan sembuh. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya penambahan kasus yang terkena Covid 19 perlu dilakukan upaya pencegahan untuk menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan terinfeksi virus, yaitu dengan cara: (1) physical distancing (menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain), (2) menggunakan masker saat beraktifitas di tempat umum atau keramaian, (3) rutin mencuci tangan, (4) meningkatkan daya tahan tubuh, (5) tidak menyentuh mata, mulut, hidung sebelum mencuci tangan, (6) menghindari kontak dengan penderita atau orang yang dicurigai menderita Covid 19,

(7) menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, (8) menjaga kebersihan benda yang sering disentuh (Pane, 2020).

Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena virus corona adalah menggunakan masker. Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) dan Kemenkes menganjurkan menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah untuk mencegah meningkatnya penyebaran virus corona. Hal ini langsung dikatakan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid 19, Achmad Yurianto menegaskan bahwa warga yang ingin ke luar rumah, dihimbau untuk menggunakan masker (Fadli, 2020). Dengan kondisi seperti ini, warga yang sehat maupun sakit harus menggunakan masker.

Masker merupakan alat pelindung diri yang dapat menyaring udara yang kotor masuk dalam saluran pernapasan. Menurut Trossman masker merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk melindungi mulut, hidung, dan wajah dari partogen yang ditularkan melalui udara (airborne), droplet, maupun percikan cairan tubuh yang terinfeksi (Trossman, 2016). Masker biasanya dipakai saat orang mengalami sakit flu/pilek, perjalanan jauh, dan sebagainya. Perkembangan selanjutnya masker bisa menghambat virus dari droplet orang sekitar (bicara, bersin, batuk, dan lain-lain). Masker berfungsi menyaring partikel pada saat udara dihirup melalui mekanisme penangkapan dan pengendapan partikel oleh serat pembentuk filter (Moeljosoedarmo dalam Purwanti: 2014). Penggunaan masker tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit, tetapi digunakan untuk melindungi diri terhadap partikel-partikel yang berbahaya bercampur dengan udara. Selanjutnya Muthia (2017:209) menyatakan

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 823

masker adalah alat pelindung diri yang paling banyak digunakan untuk melindungi diri dari polusi udara. Memakai masker juga mampu menghambat kebiasaan reflek seperti pegang hidung, mengupil, menggit jari, buang selilit, dan gerak reflek lainnya.

Pada saat ini masker menjadi barang yang sangat penting sejak munculnya wabah virus corona, bahkan banyak tempat mengalami kelangkaan masker. Beberapa orang dan tempat memanfaatkan situasi ini dengan menimbun masker, sehingga masker menjadi langka. Walaupun ada di pasaran tetapi harga masker menjadi menjadi tinggi atau berlipat. Jenis masker berdasarkan panduan dari Badan Nasional Bencana (BNPB) adalah: (1) masker kain, (2) masker bedah 2 ply, (3) masker bedah 3 Ply, (4) masker N95, (5) Reusble Facepiece Respirator (Azhar, 2020). Masker bedah dan masker N95 dianggap masker pelindung terbaik. Namun, masker ini sangat dibutuhkan untuk para medis dalam menangani penderita corona dan menjadi pelindung diri bagi para ahli medis. Untuk menghindari kelangkaan masker untuk tenaga medis, maka masker kain masih bisa digunakan oleh masyarakat sebagai alat pelindung diri jika digunakan dengan benar.

Pada awal pandemic, hanya yang sakit diwajibkan menggunakan masker, tetapi sekarang semua diwajibkan memakai masker bila berada di tempat umum atau bagi yang keluar rumah. Bagi warga yang sering melakukan aktifitas di luar rumah seperti pedagang harus menggunakan masker, karena adanya transaksi yang melibatkan banyak orang. Berdasarkan observasi di lapangan, di Desa Baktiseraga, banyak pedagang di sepanjang jalan tidak menggunakan masker saat berjualan. Hal ini akan beresiko terkena virus. Demi keamanan para pedagang hendaknya menggunakan

masker sebagai salah satu alat untuk melindungi diri. Masker saat ini harganya cukup mahal, karena banyak dicari oleh masyarakat. Sebenarnya, bahan untuk membuat masker tidak harus mahal dan mewah, tapi terjangkau oleh masyarakat. Pembuatan masker dapat juga memanfaatkan sisa kain atau baju yang sudah tidak dipakai lagi. Oleh karena itu dipandang perlu memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK Baktiseraga sebagai penggerakan di masyarakat yang nantinya diharapkan dapat disalurkan kepada masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang dipaparkan di atas, membuat alat pelindung diri (masker) dari bahan kain bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk mengatasi kelangkaan masker dan harga masker yang tinggi. Kain merupakan salah satu alternatif dalam pembuatan masker dan dipandang efektif untuk menangkal virus bagi warga yang sehat. Masker kain dapat dilapisi dengan tisu agar daya saringnya meningkat. Masker dari bahan kain mudah didapatkan dan bisa digunakan berulang-ulang dengan syarat tidak boleh digunakan lebih dari 4 jam, setelah itu harus dicuci dengan sabun.

Dalam pembuatan masker dari kain, ada banyak pilihan warna tergantung selera masing-masing orang. Begitu pula motif yang dapat digunakan, bisa menggunakan bahan polos maupun bahan bermotif. Model masker dari kain tergantung kreativitas pembuat masker dan bisa menggunakan tali maupun karet elastis. Masker bisa diikatkan dikepala pemakainya, untuk mendapatkan ukuran yang pas dan nyaman.

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 824

METODE

Kondisi di lapangan saat ini, terjadinya wabah virus corona yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah tengah menggalakkan program ‘masker untuk semua’. Program tersebut menganjurkan untuk memakai masker bagi semua orang yang hendak ke luar rumah atau melakukan aktifitas di luar rumah. Permasalahan yang ada saat ini adalah masker menjadi barang yang sangat penting sejak munculnya wabah virus corona, bahkan banyak tempat mengalami kelangkaan masker sehingga harga masker cukup tinggi. Dengan adanya kelangkaan tersebut maka masker medis dan masker N95 diutamakan untuk tenaga medis. Masyarakat juga masih banyak yang tidak menggunakan masker terutama saat berada di tempat umum, seperti halnya para pedagang di sepanjang Desa Baktiseraga yang sering berinteraksi dengan pembeli. Berdasarkan permasalahan tersebut maka masker dari bahan kain dapat digunakan sebagai alternatif pelindung diri, dimana bahan untuk membuatnya mudah didapat, harganya relatif murah dan bisa dikreasikan dengan berbagai motif sesuai keinginan.

Dengan adanya aturan wajib menggunakan masker, maka masyarakat perlu diberikan pelatihan membuat masker dari kain yang murah dan mudah dibuat sendiri. Pelatihan membuat masker bagi ibu-ibu PKK diharapkan akan ditularkan kepada masyarakat terutama masyarakat yang sering melakukan aktifitas di luar rumah.

Dengan adanya pelatihan ini masyarakat akan sadar diri untuk menggunakan masker untuk menjaga kesehatan bersama. Pembuatan masker ini sangat mudah dan tidak memerlukan mesin

jahit dalam pembuatannya. Hanya mengunakan alat yang sederhana, yaitu mengandalkan jarum tangan dan penjepit kain.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi. Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: memberikan paparan tentang pembuatan masker, persiapan alat dan bahan. Jenis kegiatan berupa pelatihan membuat masker kain untuk alat pelindung diri.

Tahap pelaksanaan berupa (1) penyajian materi secara teori dilanjutkan dengan membuat berbagai model masker dengan teknik dijahit menggunakan jarum tangan. Pembuatan masker ini tidak membutuhkan keterampilan menjahit secara khusus. Siapa saja bisa membuat asal ada kemauan. Tahap yang terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) menggunakan metode dalam bentuk pelatihan melalui ceramah, demontrasi, tanya jawab, dan latihan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya:

1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang pemahaman masyarakat mengenai pentingnya mengunakan dan membuat masker sendiri, alat-alat dan bahan dalam membuat masker dan langkah-langkah pembuatan masker. 2. Demontrasi digunakan untuk

menunjukkan suatu proses kerja yaitu tahap-tahap mengenai proses pembuatan masker. Demontrasi dilakukan oleh instruktur di hadapan peserta yang masing-masing sudah diberikan bahan dan alat untuk pembuatan masker.

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 825

3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas. 4. Latihan digunakan untuk memberikan tugas kepada peserta pendampingan untuk mempraktekkan membuat masker. 5. Evaluasi hasil akhir dilakukan untuk mengetahui ketercapaian target kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Khalayak sasaran strategis untuk pelatihan ini adalah ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Baktiseraga. PKK adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam membangun Indonesia dengan 10 program pokoknya. PKK mempunyai tugas penting dalam menggerakkan potensi masyarakat. PKK bisa menjadi pihak di garda depan dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Dipilihnya ibu-ibu PKK yang menjadi pengurus agar memudahkan untuk menggerakkan masyarakat membuat masker sendiri dalam mendukung program pemerintah. Hal ini sesuai dengan program PKK bidang kesehatan.

Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung menggunakan penilaian kinerja dan hasil produk pada peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam membuat masker kain yang dilakukan oleh instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantum dalam rubrik. Adapun indikator penilaiannya adalah persiapan (bahan dan alat), penggunaan peralatan, langkah-langkah pembuatan maskers, kerapian produk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat membuat masker kain bagi ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga, Singaraja dilaksanakan pada Minggu 16 Agustus dan Senin,17 Agustus 2020 bertempat di Balai Desa Baktiseraga dari pukul 15.00 – 18.00 WITA. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pelatihan yang dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2020 dan pendampingan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 2020. Peserta kegiatan berjumlah 15 orang yang semula ditargetkan 10 orang peserta.

Kegiatan pelatihan membuat masker bagi ibu-ibu PKK dilakukan mulai dari persiapan kegiatan meliputi 1) kegiatan survei tempat pengabdian kepada masyarakat yaitu di Desa Baktiseraga, 2) permohonan ijin untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat kepada Bapak kepala Desa Baktiseraga, 3) persiapan tempat untuk melaksanakan pelatihan membuat masker, serta 4) persiapan alat dan bahan. Masing-masing peserta mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk dari instruktur.

Gambar 1. Alat dan bahan

Pelaksanaan pelatihan diawali dengan ceramah, demontrasi, tanya jawab, dilanjutkan dengan latihan. Saat latihan peserta dituntun satu persatu oleh instruktur. Teknik menjahit masker dilakukan tanpa

(6)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 826

menggunakan mesin jahit, tetapi menggunakan tangan dengan cara menjelujur menggunakan jarum tangan. Selama latihan ibu-ibu PKK sangat antusias mengikuti langkah demi langkah cara membuat masker. Hal ini tampak dari ketekunan dalam mengerjakan masker yang telah didemontrasikan oleh instruktur.

Gambar 2. Kegiatan pelatihan

Pada tahap akhir pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi untuk mengetahui ketercapaian dari pelatihan. Evaluasi dilakukan mulai dari persiapan, proses pembuatan masker, sampai hasil akhir produk masker yang dibuat oleh peserta pelatihan. Adapun komponen evaluasi dilakukan terdiri dari: 1) persiapan (pemilihan bahan, penyiapan alat), 2) penggunaan peralatan yang benar, 3) ketepatan langkah-langkah membuat masker, 4) kerapihan produk. Hasil evaluasi kegiatan pembuatan masker kain termasuk kategori baik dengan tingkat keberhasilan rata-rata 80%. Catatan yang diberikan dari latihan membuat masker tersebut yaitu pada saat pemasangan tali/karet harus dijahit dengan kuat agar tidak lepas. Kerapihan dalam teknik menjahit perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Gambar 3. Hasil latihan pembuatan masker

Respon ibu-ibu PKK dalam mengikuti pelatihan membuat masker kain sangat baik. Hal ini dilihat dari peserta yang semula ditargetkan 10 orang meningkat menjadi 15 orang. Ibu-ibu PPK Desa Baktiseraga sangat antusias mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir dan ingin mencoba lagi membuat masker dengan model yang lain. Pada akhir kegiatan, pengurus PKK Desa Baktiseraga diberikan sumbangan alat-alat dan bahan untuk dapat digunakan oleh pengurus PKK menularkan ilmu membuat masker kepada anggota PKK yang belum sempat hadir saat pelatihan.

Program pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan membuat masker dari kain yang sudah dilaksanakan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan bagi ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga. Di samping itu pengetahuan dan keterampilan membuat masker ini bisa ditularkan kepada masyarakat baik di lingkungan maupun di luar lingkungan Desa Baktiseraga.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan membuat masker kain bagi ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga telah sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Ibu-ibu PKK sebelum diberi pelatihan belum bisa membuat masker, namun setelah diberikan pelatihan dapat membuat masker sendiri. Kegiatan pelatihan

(7)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 827

mendapat sambutan yang sangat baik dari pengurus PKK dan berjanji untuk melanjutkan latihan membuat masker pada saat acara arisan untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat yang lebih luas.

Target peserta pelatihan seperti direncanakan adalah 10 orang ibu-ibu pengurus PKK. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diikuti oleh 15 orang peserta. Dengan demikian dapat dikatakan target peserta mencapai 100% lebih. Angka tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti dapat dikatakan berhasil/sukses.

Kemampuan peserta dalam mengikuti latihan membuat masker kain cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil masker yang dibuat sudah bagus dan rapi. Walaupun ada beberapa peserta hasil kerjanya kurang rapi, bentuknyapun kurang bagus. Membuat masker kain merupakan bentuk kerajinan tangan atau kegiatan yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan tangan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan suatu barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (Sumanto, 2018). Keterampilan tangan bisa dilatih dengan cara mencoba beberapa kali, sehingga akan menghasilkan karya seni yang indah.

Kegiatan pelatihan membuat masker kain pada ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga secara keseluruhan dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan ini diukur dari empat komponen, juga dapat dilihat dari kepuasan peserta setelah mengikuti kegiatan. Manfaat yang diperoleh dari pelatihan ini, peserta dapat membuat masker kain sendiri dan juga dapat dikembangkan untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan. Ibu-ibu peserta pelatihan dapat mengembangkan

kreativitas dalam membuat masker untuk menciptakan sesuatu hal yang baru, berupa model-model masker yang bersifat inovatif. Inovatif tidak selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, tetapi berupaya menemukan kombinasi baru, konstruksi baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan sebelumnya (Mei Ie, 2020). Seperti misalnya membuat masker model baru atau memperindah masker dengan berbagai teknik hiasan.

Respon ibu-ibu PKK terhadap pelatihan membuat masker sangat baik, hal ini dapat dilihat dari kehadiran peserta yang meningkat dari jumlah peserta yang ditargetkan sebelumnya. Peserta juga sangat antusias mengikuti pelatihan sampai melewati waktu yang telah ditentukan. Ibu Ketua PKK Desa Baktiseraga sangat terbuka dan merespon sangat positif kegiatan pelatihan yang dilakukan untuk ibu-ibu PKK. Pemberian pelatihan diharapkan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memberikan keterampilan tambahan kepada ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga pada saat jadwal arisan yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan.

SIMPULAN

Palaksanaan pelatihan membuat masker kain pada ibu-ibu PKK di Desa Baktiseraga terlaksana dengan lancar sesuai dengan agenda yang telah ditentukan. Jumlah peserta sebanyak 15 orang melebihi dari target peserta yang sebelumnya direncanakan 10 orang. Proses pembuatan masker diawali dengan persiapan alat berupa: gunting, jarum, penjepit kain dan bahan terdiri atas kain dan benang.

Pelaksanaan pelatihan diawali dengan ceramah dilanjutkan dengan demontrasi, tanya jawab dan pelatihan, dan

(8)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020| 828

terakhir dilakukan evaluasi. Produk masker yang dibuat terdiri dari dua model. Hasil evaluasi terhadap masker yang dibuat peserta pelatihan secara umum termasuk kategori baik dengan rata-rata keberhasilan 80%. Respon ibu-ibu PKK terhadap pelaksanaan pelatihan membuat masker kain sangat baik, dilihat dari kehadiran mencapai 100% lebih dan ketekunan mengikuti pelatihan sampai selesai. Pengurus PKK menyambut baik kegiaan pelatihan dan berharap pelatihan sejenis bisa dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mengisi acara pada kegiatan arisan.

.

DAFTAR RUJUKAN

Adrian, K. (2019). Berbagai Alasan Memakai Masker Mulut untuk Kesehatan. https://www.alodokter.com/berbagai- alasan-memakai-masker-mulut-untuk-kesehatan. Diakses tanggal 13 April 2020.

Ashar, S. (2020). Mengenal Jenis Masker yang Pas untuk Kita Pakai Melawan Virus Corona.

https://kesehatan.kontan.co.id/news/yuk- mengenal-jenis-masker-yang-pas-untuk-

kita-pakai-melawan-virus-corona?page=all. Diakses tanggal 13 April 2020.

Anonim, (2020). Cara Membuat Masker Kain Tanpa Mesin Jahit.

https://kumparan.com/kumparanwoman/c ara-membuat-masker-kain-tanpa-mesin-jahit-1tB43VD2ab2. Diakses tanggal 13 April 2020.

Fadli. (2020). OTG adalah Orang Tanpa Gejala yang Bisa Sebarkan Virus Corona. https://www.sehatq.com/artikel/otg- adalah-orang-tanpa-gejala-yang-bisa-sebarkan-virus-corona. Diakses tanggal 11 April 2020.

Ie,Mei dan Tunjungsari,H.K. (2020).

Kreativitas dan Inovasi Bidang Kerajinan untuk Meningkatkan Jiwa Wirausaha Siswa.

https://media.neliti.com/media/publicatio ns/251523-peningkatan-kreativitas-keterampilan-mem-3c045981.pdf. Diakses Tanggal 7 September 2020 Kristin, (2020). Cara Cepat dan Mudah

Membuat Masker Kain dari Saputangan https://kumparan.com/kumparanwoman/c ara-cepat-dan-mudah-membuat-masker-kain-dari-saputangan-1tBQJAlEDAG. Diakses tanggal 11 April 2020.

Liputan6. (2020). Data Per 8 April 2020: 2.956 Orang di Indonesia Positif Corona COVID-19.

https://www.liputan6.com/bola/read/4222 873/data-per-8-april-2020-2956-orang-di-indonesia-positif-corona-covid-19. Diakses tanggal 11 April 2020. Muthia, A. dan Hendrawan, A. (2017).

Perancangan Masker Sebagai Alat Pelindung Diri Bagi Pengendara Sepeda Motor Wanita. Artikel dalam

https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/art icle/view/339. Diakses tanggal 11 April 2020.

Pane, M. D. C. (2020). Virus Corona (COVID-19). https://www.alodokter.com/virus-corona. Diakses tanggal 11 April 2020. Purwanti, Ika. (2014). Hubungan pemakaian

Masker terhadap Kapasitas Vital Paksa dan volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama pada Pekerja Pengolahan Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara XIII Rimba Belian Kabupaten Sanggau. Naskah Publikasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/arti cle/view/8956/8893. Diakses tanggal 14 April 2020

Sumanto dan Sukamti. (2018). Keragaman Jenis dan Model Produk Home Industry Kerajinan Tangan Sebagai Sumber Belajar di Sekolah Dasar.

http://journal2.um.ac.id/index.php/sd/. Diakses tanggal 7 September 2020 Trossman, S. (2016). Respirator or procedure

mask? Resource available to help nurses, patients stay safe.

http://www.theamericannurse.org/index.p hp/2016/03/16/respirator-orprocedure-mask/. Diakses tanggal 14 April 2020.

Gambar

Gambar 1. Alat dan bahan
Gambar 2. Kegiatan pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan untuk pengaruh ketinggian dan kerapatan unggun sekam padi terhadap kualitas pembakaran gas produser yang dihasilkan

Perhitungan Persentase Perolehan Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Obat Tradisional Penyakit Kulit Bisul (Furunkel) pada Masyarakat Kecamata Jrengik Kabupaten Sampang Maduraa.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan Uji beda nonparametik yakni Uji

Penelitian ini didapatkan anak yang termasuk dalam kategori status gizi baik dengan perkembangan motorik kasar normal sebanyak 29 anak, dan anak yang termasuk

Teori ini mengembangkan model kepemimpinan dimana efektifitas kepemimpinan tergantung dari kesiapan bawahan. Kesiapan tersebut mencakup kemauan untuk mencapai

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL

Protocorm pada beberapa jenis anggrek tidak saja dibentuk dari jaringan pucuk apikal yang dikulturkan saja, akan tetapi dapat diperoleh dari ekplan jaringan daun,