• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan pendidikan, Lingkungan belajar, Suasana belajar terhadap Peningkatan produktivitas belajar dengan variabel antara motivasi belajar pada semester VIII Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan pendidikan, Lingkungan belajar, Suasana belajar terhadap Peningkatan produktivitas belajar dengan variabel antara motivasi belajar pada semester VIII Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kepemimpinan pendidikan, Lingkungan belajar, Suasana belajar terhadap Peningkatan produktivitas belajar dengan variabel antara motivasi belajar pada

semester VIII Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto Anas Amin Alamsyah a*

aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya

Mojokerto

*Koresponden penulis: anas.amin.alamsyah@gmail.com Abstract

The purpose of this study are: 1) To know and analyze the influence of Educational Leadership on motivation to learn. 2) To know and analyze the influence of learning environment on learning motivation. 3) To know and analyze the influence of learning atmosphere on learning motivation. 4) To know and analyze the influence of Educational Leadership on improving learning productivity. 5) To know and analyze the influence of the learning environment on improving learning productivity. 6) To know and analyze the influence of learning atmosphere on improving learning productivity. 7) To know and analyze the influence of learning motivation to improve learning productivity. 8) To know and analyze the direct influence of Educational Leadership, Learning Environment and Learning Atmosphere on improving learning productivity through variables between learning motivation. Based on the consideration of time, energy, and funds, as well as the scope of the problem and the number of subjects in a population of 53 people, this study used census research. Where all members of the population sampled From the results of the study can be summarized as follows: 1) Educational leadership has no significant effect on learning motivation. 2) Learning environment has a significant effect on learning motivation. 3) Learning atmosphere has a significant effect on learning motivation. 4) Educational leadership has a significant effect on the increase of learning productivity. 5) Learning environment has a significant effect on the increase of learning productivity. 6) The learning atmosphere has no significant effect on the increase of learning productivity. 7) Learning motivation has no significant effect on the increase of learning productivity. 8) Educational leadership, learning environment and learning atmosphere each directly affect the improvement of learning productivity through the variables between learning motivation.

Keywords: Educational leadership, learning environment, learning atmosphere, productivity,

learning motivation

A.Latar Belakang

Organisasi adalah himpunan atau kumpulan orang yang mempunyai tujuan dan kepentingan bersama, mempunyai pengurus, mempunyai peraturan, dan program kerja yang jelas. Jadi adanya suatu organisasi ditandai adanya anggota, tujuan dan kepentingan bersama, pengurus, program kerja, dan peraturan (Tim Sigma, 2016:347) Suatu organisasi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap

orang-orang yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut tergantung kepada kehandalan dan kemampuan anggotanya dalam mengelola unit-unit kerja yang terdapat di organisasi tersebut (Sugeng & Amboningtyas, 2017:1). Meski jalan untuk menjadi organisasi belajar bagi setiap perusahaan berlainan, semua budaya belajar memiliki ciri khas tertentu (Krames, 2003:78). Organisasi belajar (learning organization) adalah sebuah organisasi yang belajar dengan kekuatan penuh dan secara kolektif

(2)

serta secara terus menerus mentransformasikan dirinya dalam hal pengumpulan, pengelolaan dan penggunaan pengetahuan untuk kesuksesan korporasi. Teknologi Informasi digunakan di sini untuk

mengoptimalkan proses belajar dan

produktivitas (Sembel & Santoso, 2002:206). Mengelola produktivitas melibatkan analisis yang memanfaatkan ukuran jumlah output (jumlah barang dan jasa) yang diperoleh dari sejumlah input tertentu (waktu, tenaga kerja, bahan, energi, dan sebagainya), atau seberapa baik berbagai sumber daya atau input dalam organisasi digunakan untuk mencapai hasil yang direncanakan atau yang diinginkan (output) (Madrick, 1997; Sparrow & Cooper, 2017:168). Oleh karena itu, organisasi dituntut untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki dengan baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan organsiasi. Dengan demikian keberhasilan dalam proses operasional organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah pegawai (Darmawan, 2008:1). Kombinasi kualitas

Kepemimpinan pendidikan dengan

kekuatan yang ada dalam posisinya sebagai pimpinan untuk menciptakan pengaruh yang kuat kepada bawahan dan koleganya dipandang sebagai indikator dari pemimpin yang baik. Menurut Sihotang (2007:258), Kepemimpinan pendidikan: Keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang, agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang memang dikehendaki bersama. Kepemimpinan pendidikan adalah

kemampuan untuk menginspirasi

kepercayaan dan dukungan di antara orang-orang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi (DuBrin, 2015:28).

Kelengkapan fasilitas belajar pembelajar juga menentukan keberhasilan pembelajar dalam belajar, serta sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Interaksi yang baik antara pengajar dengan pembelajar & kelengkapan fasilitas pembelajaran dapat meningkatkan

potensi pembelajar secara optimal

(Wicaksono & Roza, 2015:420).

Lingkungan belajar pada dasarnya merupakan suasana fisik non fisik yang secara sengaja diciptakan guna mendukung proses pembelajaran. Adalah merupakan suatu kenyataan, bahwa dalam realitas pembelajaran dewasa ini, hasil pembelajaran banyak dipengaruhi proses pembelajaran siswa, perencanaan pembelajaran, dan penataan lingkungan baik lingkungan belajar dalam konteks sosial konteks kelas (Haedari, 2010:150). Ruang belajar reflektif - Ruang belajar kolaboratif - Ruang sumber daya - Manajemen sumber daya dan ruang lain - Pertimbangan desain penting (La Marca, 2010:1). Interaksi harus mencerminkan persaudaraan, rasa saling menghargai, menghormati dan mendukung dalam aktivitas belajar. Bebas dari ancaman Aktivitas belajar akan lebih mudah dan bermakna, apabila terjadi dalam suasana menyenangkan dan bebas dari ancaman atau suasana tertekan oleh sebuah kondisi. Prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang saling membangun dan mengembangkan (Ricky Arnold, 2016:53). Begitu pula dalam hubungannya dengan karakter anak-anak

yang memiliki perbedaan-perbedaan,

diharapkan di antara anak-anak yang berbeda-beda ini akan terjadi hubungan kerja sama di dalam kelas atau dengan kata lain terbentuk suasana belajar yang kooperatif. Dan ini dijadikan sebagai norma yang akan diajarkan secara terus-menerus. Penerapan suasana belajar yang kooperatif ini merupakan tugas guru. Guru merancang pembelajaran dan mengelola kelas agar semua anak memberikan sumbangan bagi kemajuan kelompok. Artinya, anak yang pandai harus membantu anak yang kurang pandai, anak yang kuat harus membantu anak yang lemah. Setiap anak memiliki kesadaran saling memberikan dorongan dan motivasi belajar (Cahya, 2014:61).

(3)

Inti dari makna pendidikan tersimpul dalam satu kata yaitu “belajar”. Tidak ada pendidikan apabila tidak ada belajar di dalamnya. Untuk itulah pengertian suasana belajar dan proses pembelajaran terbentuk. Dalam suasana belajar peserta didik mengaktifkan dirinya untuk berdinamika dan berinteraksi dengan pendidik untuk mencapai tujuan. Sementara, melalui proses pembelajaran pendidik mengembangkan dinamika dan iklim yang kondusif bagi terbangunnya suasana belajar pada diri peserta didik. Melalui suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik dan pendidik berdinamika dan berinteraksi

untuk mencapai tujuan pendidikan

(Manullang, 2011:72). Proses belajar yang dialami siswa juga harus melatih dan meningkatkan kematangan emosional dan sosialnya. Pada akhirnya seluruh proses belajar yang dilakukan dapat membawanya pada peningkatan produktivitas menjadi lebih tinggi (Sumar & Razak, 2016:219)

B.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1.Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh Kepemimpinan pendidikan terhadap motivasi belajar pada semester VIII.

2.Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar pada semester VIII.

3.Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh suasana belajar terhadap

motivasi belajar pada semester VIII.

4.Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh Kepemimpinan pendidikan

terhadap peningkatan produktivitas

belajar pada semester VIII.

5.Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh lingkungan belajar terhadap peningkatan produktivitas belajar pada semester VIII.

6.Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh suasana belajar terhadap

peningkatan produktivitas belajar pada semester VIII.

7. Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh motivasi belajar terhadap peningkatan produktivitas belajar pada semester VIII.

8. Untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh secara langsung Kepemimpinan pendidikan, Lingkungan belajar dan Suasana belajar terhadap peningkatan produktivitas belajar melalui variabel antara motivasi belajar pada semester VIII.

C.Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif, Pendekatan yang peneliti

gunakan adalah pendekatan analisis

deskripsi kuantitatif dengan penelitian

explanatory research (Mudrajat, 2007).

Menurut (Singarimbun dan Effendi, 2005:5) penelitian explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan pengujian hipotesis

yang telah dirumuskan sebelumnya.

Sedangkan menurut (Sani & Maharani, 2013;180) penelitian explanatory (explanatory research) adalah untuk menguji hipotesis antar variabel yang dihipotesiskan. Variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah variabel Kepemimpinan pendidikan (X1), Lingkungan belajar (X2), Suasana belajar (X3), Variabel antara Motivasi belajar (X4) dan variabel Peningkatan produktivitas belajar (Y) (variabel independen = Y).

Cara pengambilan sampel menggunakan pendapat Sugiyono (2014: 61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 53 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini akan digunakan data primer dan data skunder dari intern Instansi. Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek

(4)

penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. (Zulfikar, 2014:100). Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan. (Christianus, 2010:50). Adapun sumber data primer menurut Sugiyono (2014:137) adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara

komersial maupun non komersial.

Contohnya adalah pada peneliti yang nienggunakan data statistik basil riset dari surat kabar atau majalah. (Zulfikar, 2014:101).

Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah: Angket (Kuesioner) (Sugiyono, 2014:137) dan Observasi. Teknik analisis jalur digunakan

dalam menguji besarnya sumbangan

(kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari

hubungan kausal antar variabel

Kepemimpinan pendidikan (X1),

Lingkungan belajar (X2), Suasana belajar (X3) terhadap variabel Peningkatan produktivitas belajar (Y) dengan variabel antara Motivasi belajar (X4). analisis korelasi dan regresi

yang merupakan dasar perhitungan

koefisien jalur. Kemudian, dalam

perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS for Windows Version 20.

D.Pembahasan

D.1 Hipotesis Pertama

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari Kepemimpinan pendidikan (X1) pada signifikansi 0.455 yang lebih besar dari nilai alpha 0,1 sehingga tidak signifikan maka Kepemimpinan pendidikan (X1) tidak berpengaruh terhadap Motivasi belajar (X4). Kepemimimpinan pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun

sekolah yang efektif. Menurut Mulyasa,

(2012:17) Kepemimimpinan pendidikan

berkaitan dengan masalah sekolah dalam menunjukan sikap rasa bersahabat, dekat, penuh pertimbangan terhadap para guru baik sebagai individu maupun kelompok. Prilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sanma dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala

sekolah dalam mengimplimentasikan

manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efesien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan

seni. "Memahami Kepemimpinan

Pendidikan adalah pembacaan utama bagi para guru, kepala sekolah, pemimpin sekolah, pembuat kebijakan, siswa dan praktisi Pendidikan, dan yang lain yang memiliki minat dalam meningkatkan pendidikan." (Busher, (2006:1)

D.2 Hipotesis Kedua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari lingkungan belajar (X2) pada signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1 sehingga signifikan maka

lingkungan belajar (X2) berpengaruh

signifikan terhadap Motivasi belajar (X4). Menurut Moekijat (2003) yang dikutip dalam Ni Made Sudarmini dan Ni Wayan Sukartini

(2007:285) mengemukakan bahwa :

“Motivasi belajar menggambarkan perasaan

berhubungan dengan jiwa semangat

kelompok, kegembiraan dan kegiatan.” D.3 Hipotesis Ketiga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari suasana belajar (X3) pada

(5)

signifikansi 0.077 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1 sehingga signifikan maka suasana belajar (X3) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi belajar (X4). Suasana belajar adalah kondisi pada masing-masing peserta didik bahwa dirinya sedang melakukan kegiatan belajar, untuk menguasai sesuatu yang baru dalam dimensi belajar (tahu, bisa, mau,

terbiasa, dan/atau ikhlas); (Prayitno,

2008:359)

D.4 Hipotesis Keempat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari Kepemimpinan pendidikan (X1) pada signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1 sehingga signifikan maka

Kepemimpinan pendidikan (X1)

berpengaruh terhadap peningkatan

produktivitas belajar (Y). D.5 Hipotesis Kelima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari lingkungan belajar (X2) pada signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1 sehingga signifikan maka

lingkungan belajar (X2) berpengaruh

terhadap peningkatan produktivitas belajar (Y).

D.6 Hipotesis Keenam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari suasana belajar (X3) pada signifikansi 0.888 yang lebih besar dari nilai alpha 0,1 sehingga tidak signifikan maka suasana belajar (X3) tidak berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas belajar (Y).

D.7 Hipotesis Ketujuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari motivasi belajar (X4) pada signifikansi 0.831 yang lebih besar dari nilai alpha 0,1 sehingga tidak signifikan maka motivasi belajar (X4) tidak berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas belajar (Y).

D.8 Hipotesis Kedelapan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan pendidikan, lingkungan belajar, dan suasana belajar berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan produktivitas belajar melalui motivasi belajar. : 1) Pengaruh tidak langsung / indirect effect, X1 ke Y melalui X4 = p X4X1 x p yX4 = -(0,251) x (0,014) = -0,004. Dengan demikian pengaruh totalnya = p yX1 + IE= -2,551 + -0,004 = -2,555; 2) Pengaruh tidak langsung / indirect effect, X2 ke Y melalui X4 = p X4X2 x p yX4 = (1,685) x (0,014) = 0,024. Dengan demikian pengaruh totalnya = p yX2 + IE= 2,566 + 0,024 = 2,590. 3) Pengaruh tidak langsung / indirect effect, X3 ke Y melalui X4 = p X4X3 x p yX4 = -(0,314) x (0,014) = -0,004. Dengan demikian pengaruh totalnya = p yX3 + IE= 0,011 + -0,004 = 0,007.

E.Kesimpulan

Dari paparan yang diuraikan,

disimpulkan:

1. Kepemimpinan pendidikan tidak

berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar.

2. Lingkungan belajar berpengaruh

signifikan terhadap motivasi belajar.

3. Suasana belajar berpengaruh signifikan

terhadap motivasi belajar.

4. Kepemimpinan pendidikan berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan

produktivitas belajar.

5. Lingkungan belajar berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan

produktivitas belajar.

6. Suasana belajar tidak berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan

produktivitas belajar.

7. Motivasi belajar tidak berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan

produktivitas belajar.

8. Kepemimpinan pendidikan, Lingkungan

belajar dan Suasana belajar masing-masing berpengaruh secara langsung

(6)

terhadap peningkatan produktivitas belajar melalui variabel antara motivasi belajar.

F.Daftar Pustaka

Busher, H. (2006). Understanding Educational Leadership: People, Power And Culture: People, Power and Culture. McGraw-Hill Education (UK).

Cahya, L. S. (2014). Adakah ABK di Kelasku, Bagaimana Guru Mengenali ABK di Sekolah: Relasi Inti Media. Diandra Kreatif.

Christianus, S. (2010). Belajar Kilat SPSS17. Yogyakarta: Penerbit Andi

Darmawan, D. (2008), Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya, Jurnal Kewirausahaan Vol. 2 No.1

DuBrin, A. J. (2015). Leadership: Research findings, practice, and skills. Nelson Education.

Haedari, A. (2010). Pendidikan Agama di Indonesia: Gagasan dan Realitas. Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI

Krames, J. A. (2003). What the best CEOs know. Tata McGraw-Hill Education.

La Marca, S. (2010). Designing the learning environment (Vol. 3). Aust Council for Ed Research.

Manullang, B. (2011). Pendidikan Karakter dlm

Pembangunan Bangsa. Gramedia

Widiasarana.

Moekijat. (1990). Asas-asas Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Mandar Maju.

Mudrajad, K. (2002), Metode Kuantitatif, Edisi Pertama, Yogyakarta: Penerbit AMP YKPN.

Mulyasa, E. (2012). Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayitno, (2008). Dasar teori dan praksis Pendidikan. Padang: Grasindo.

Ricky Arnold, N. (2016). Belajar Any Where. Jakarta: Guepedia online publisher Sani, A. S., & Maharani, V. (2013). Metodologi

Penelitian Manajemen Sumber Daya

Manusia. Malang: UIN MALIKI Press Sembel, R., & Santoso, H. (2002) Bisnis maya,

laba nyata: bunga rampai konsep, aplikasi, dan tip manajemen era ekonomi baru para

guru manajemen Universitas Bina

Nusantara. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Sihotang, (2007), Manajemen Sumber daya manusia; Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Singarimbun, M., & Effendi, S. (2005). Model

Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

Sparrow, P., & Cooper, C. L. (Eds.). (2017). A Research Agenda for Human Resource Management. Edward Elgar Publishing. Sugeng, A., & Amboningtyas, D. (2017).

Pengaruh Gaya Kepemimpinan

pendidikan Transformasional,

Karakteristik Individu dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Implikasinya terhadap Komitmen Organisasi di CV. Gema Insan Mandiri Semarang. Journal of Management, 3(3).

Sugiarto, E. (2017). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis: Suaka Media. Diandra Kreatif.

Sugiyono, (2014), Metode Penelitian

Administrasi dengan Metode R & D, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sumar, W. T., & Razak, I. A. (2016). Strategi Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Soft Skill. Deepublish.

Tim Sigma, (2016) Top Book SD Kelas V; Supertrik kuasai materi dan soal-soal Ujian SD/MI kelas V, Jakarta: Tim Sigma

Wicaksono, A., & Roza, A. S. (Eds.). (2015). Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan Singkat. Penerbit Garudhawaca.

Zulfikar, B, I. N, (2014). Manajemen Riset dengan Pendekatan Komputasi Statistika Ed.l, Cet. 1— Yogyakarta: Deepublish

Referensi

Dokumen terkait

Total panas yang hilang (total heat loss) di dalam gudang dihitung dan menghasilkan keluaran berupa spesifikasi dehumidifier yang sesuai dengan kebutuhan di gudang

Hasil yang di dapat dalam Analisis Regresi Linier Berganda dengan pengujian secara simultan diketahui FHiutng mendapatkan hasil yang signifikan dan dapat disimpulkan variabel

Dari penitian ini didapatkan minyak atsiri daun cengkeh varietas Zanzibar memiliki efektifitas larvasida yang sama dengan temephos dalam membunuh larva nyamuk A

Mahasiswa Jurusan Gizi Universitas Esa Unggul, bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Proses Asuhan Gizi

23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemerintahan Daerah). Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang biasa pula disebut dengan penelitian hukum

Caroll (dalam Sudjana,2005:40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa ada 5 faktor yaitu : Bakat belajar, Waktu yang tersedia untuk belajar, Waktu

Orang Bukan Yahudi Menjadi Ahli Waris Allah Pada program sebelumnya ahli waris Allah adalah orang Yahudi, berdasarkan nubuatan yang di- terima oleh para nabi dari sejak

Agus Dermawan T., menyebutnya sebagai tanda-tanda tempat yang menjadi tengara, atau titik indah s uatu kota, “Tanda Tanda Tempat yang Bernama Landmark,” dalam Katalog Gelar Karya