• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional (Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Sidodadi Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta Tahun 2017)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemahaman Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional (Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Sidodadi Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta Tahun 2017)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN

PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS PADA PEDAGANG PASAR SIDODADI KELURAHAN KARANGASEM,

KECAMATAN LAWEYAN, KOTA SURAKARTA TAHUN 2017)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikanProgram Studi Strata I Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

PRINCE VICTORY SUCIANTO A220130028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PEMAHAMAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN

PASAR TRADISIONAL (STUDI KASUS PADA PEDAGANG PASAR SIDODADI KELURAHAN KARANGASEM,

KECAMATAN LAWEYAN, KOTA SURAKARTA TAHUN 2017)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman pedagang pasar tradisional terhadap Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional (Studi kasus pada pasar Sidodadi Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tahun 2017). Adapun Pemahaman Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 dirinci sebagai berikut (1) Pemahaman terhadap pasal 14, (2) pasal 24, (3) pasal 32, (4) pasal 43, (4) pasal 43, dan (5) pasal 47 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara. Data penelitian dikumpulkan melalui informan atau narasumber, tempat dan peristiwa berlangsungnya penelititan. Pemahaman pedagang pasar Sidodadi terhadap Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional diketahui melalui indikator pemahaman yaitu mampu menjelaskan, mampu mendeskripsikan, mampu menafsirkan, mampu menerjemahkan, dan mampu melaksanakan Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang pasar Sidodadi tidak memahami Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 karena terbukti pedagang pasar Sidodadi tidak mampu menjelaskan, tidak mampu mendeskripsikan, tidak mampu menafsirkan, tidak mampu menerjemahkan, dan tidak mampu melaksanakan Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010.

Kata kunci: Perda, Pasar, Pedagang, Memahami ABSTRACT

This study aims to describe the understanding of traditional market traders against the Regional Regulation of Surakarta City No. 1 of 2010 on Management and Protection of Traditional Markets (Case study on Sidodadi Market Karangasem Village, Laweyan Sub-district Surakarta City 2017). The Understanding of Regional Regulation of Surakarta City Number 1 Year 2010 is detailed as follows: (1) Understanding Clause 14, (2) Clause 24, (3) Clause 32, (4) Clause 43, (4) Clause 43, and (5) Clause 47 Regional Regulation of Surakarta City No. 1 of 2010. This research uses qualitative approach, data collection with observation, documentation and interview. Research data collected through informant or resource, place and event of research. The understanding of Sidodadi market traders against Regional Regulation of Surakarta City No. 1 of 2010 on Management and Protection of Traditional Market is known through understanding indicators that are able to explain, able to describe, able to

(6)

2

interpret, able to translate, and able to implement Regional Regulation of Surakarta City No. 1 of 2010. The results of this study show that Sidodadi market traders do not understand the Regional Regulation of Surakarta City No. 1 of 2010 because it is proven that Sidodadi market traders are unable to explain, unable to describe, unable to interpret, unable to translate, and unable to implement Regional Regulation of Surakarta City No. 1 of 2010.

Keywords: Regional Regulation, Market, Traders, Understanding. 1. PENDAHULUAN

Menurut Bagijo (2007:3), “Peraturan Daerah (Perda) adalah instrument aturan yang secara sah diberikan kepada pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah. ”Perda dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan penegakan/pelaksanaan Perda kepada pelanggar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 238 ayat 1). Ada banyak Perda yang telah berlaku di Kota Surakarta, salah satunya Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional. Tujuan Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 diantaranya yaitu mempertahankan, menjaga dan melestarikan pasar sesuai peran dan fungsinya sebagai lembaga ketahanan ekonomi, sosial dan budaya.

Pasar Sidodadi merupakan pasar tradisional Kota Surakata. Pasar ini terletak di Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan. Salah satu permasalahan Kelurahan Karangasemyaitu tidak tertatanya para pedagang pasar Sidodadi yang berjualan di luar area pasar. Hal ini menyebabkan kemacetan yang mengganggu masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pasal 14 Ayat 2 B Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 menyatakan bahwa pedagang tidak diperbolehkan berjualan di wilayah luar bangunan pasar. Namun, kenyataan yang terjadi adalah banyak pedagang pasar di Pasar Sidodadi yang berjualan di jalan umum sehingga mengganggu aktivitas warga setempat yang memanfaatkan jalan tersebut. Berdasarkan Solopos edisi Selasa, 2 Agustus 2016 ,“ada sedikitnya 150 pedagang oprokan setiap hari berjualan dengan memenuhi badan jalan yang berada di sebelah barat Pasar Sidodadi, Kelurahan Karangasem, Laweyan, Solo.” Hal ini tentu melanggar Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan

(7)

3

dan Perlindungan Pasar Tradisional. Pasal 1 Ayat 33 menyebutkan bahwa “pedagang oprokan adalah pelaku usaha perseorangan di dalam kegiatannya menggunakan lahan atau tempat berdagang yang ditetapkan oleh Dinas.”Tempat berdagang yang ditetapkan antara lain berupa kios, los, tenda, pelataran dan bukan tempat umum diluar bangunan pasar. Tempat umum adalah tepi-tepi jalan umum, trotoar, lapangan dantempat-tempat lain di atas tanah negara yang berada di luar batas pasar (Perwali Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010, Pasal 1 Ayat 28). Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sebenarnya para pedagang pasar benar-benar sengaja melanggar Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 atau pedagang pasar memang belum memahami isi peraturan dari Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pemahaman Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional (Studi Kasus Pada Pedgang Pasar Sidodadi Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta Tahun 2017). Adapun pemahaman Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional dirinci sebagai berikut: 1. Pemahaman terhadap pasal 14 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010

tentang pengelolaan pasar

2. Pemahaman terhadap pasal 24 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang tata administrasi penempatan

3. Pemahaman terhadap pasal 32 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang penempatan dagangan

4. Pemahaman terhadap pasal 43 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang kewajiban dan tanggung jawab pedagang

5. Pemahaman terhadap pasal 47 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang sanksi administrasi.

(8)

4 2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Hadari Nawawi dalam Soejono (1999:25), “metode penelitian deskriptif mempunyai dua ciri pokok, yaitu: (1) Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penilaian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual. (2) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi rasional.” Pendekatan kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan kurang lebih tiga bulan, yaitu sejak bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017. Penelitian ini dilakukan berawal dari pengajuan surat izin penelitian. Penelitian kemudian diawali dengan melakukan wawancara dengan masyarakat Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Pengamatan mengenai pemahaman Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional oleh pedagang pasar Sidodadi dilakukan selama periode yang sudah ditentukan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, karena pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, maka peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dengan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan penyajian data. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik yaitu membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Data diperoleh dengan menggunakan pengumpulan data yang berbeda-beda yaitu menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pedagang Pasar Sidodadi Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta sebagian besar belum memahami Perda Kota Surakarta Nomor 1

(9)

5

Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional secara menyeluruh sebagaimana dirinci sebagai berikut:

1. Pedagang pasar tradisional belum memahami pasal 14 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang pengelolaan pasar secara detail

2. Pedagang pasar tradisional belum memahami pasal 24 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tata administrasi penempatan secara detail

3. Pedagang pasar tradisional belum memahami pasal 32 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang penempatan dagangan secara menyeluruh

4. Pedagang pasar tradisional belum memahami pasal 43 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang kewajiban dan tanggung jawab pedagang secara menyeluruh

5. Pedagang pasar tradisional belum memahami pasal 47 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang sanksi administrasi.

Hal ini disebabkan data yang ditemukan tidak sesuai dengan indikator pemahaman pada penelitian ini yaitu mampu menjelaskan, mendeskripsikan, menafsirkan, menerjemahkan, dan melaksanakan.

4. PENUTUP

Pedagang Pasar Sidodadi Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta sebagian besar belum memahami Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional secara menyeluruh. Berjualan di area pasar yang bukan merupakan tempat berjulan menurut Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 adalah perbuatan melanggar hukum dan berdampak pada pemberian sanksi atau hukuman. Namun, banyak pedagang yang masih berjualan di jalan umum ketika Perda tersebut sudah diberlakukan. Hal ini dikarenakan pedagang belum paham terhadap beberapa aturan pada Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional. Pedagang belum mampu menjelaskan, belum mampu mendeskripsikan, belum mampu menafsirkan, belum mampu menerjemahkan dan belum mampu melaksanakan pasal 14, pasal 24, pasal 32, pasal 43, pasal 43, dan pasal 47 Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional.

(10)

6

Penelitian ini mendukung ditegakkannya Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 agar tercipta lingkungan yang aman, nyaman dan tertib hukum. Para pedagang pasar tradisional yang sehari-hari melakukan kegiatan jual beli tidak pada tempatnya seharusnya diberikan solusi maupun pengarahan yang baik berkaitan dengan aktivitasnya yang melanggar Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010. Adapun hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah setempat terhadap implementasi Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010. Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemilihan referensi sebagai bahan pembelajaran ilmu hukum di sekolah dan di universitas khususnya jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewaarganegaraan dalam mata kuliahOtonomi Daerah dan Pemerintahan Desa. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan temuan peneltian bagi penelitian-penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bagijo, Himawan Estu. 2007. Pembentukan Peraturan Daerah. JurnalSpfh Unair - Universitas Airlangga, Surabaya, 2007 - Unicef.Org.

http://www.solopos.com/2016/08/02/pasar-tradisional-solo-150-pedagang-pasar-sidodadi-meluber-ke-jalan-kampung-741910

Soejono & Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Suatu Pemikiran Dan Penerapan. PT Rineka Cipt: Jakarta

Suharto, Budi. 2010. Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 1. Surakarta: Sekretaris Daerah Kota Surakarta.

Suharto, Budi. 2011. Berita Daerah Kota Surakarta Tahun 2011 Nomor 4. Surakarta: Sekretaris Daerah Kota Surakarta.

Syamsudin, Amir. 2014. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244. Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi ManusiaRepublik Indonesia.

http://www.solopos.com/2016/08/02/pasar-tradisional-solo-150-pedagang-pasar-sidodadi-meluber-ke-jalan-kampung-741910

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan web-services aplikasi pemesanan menu restoran dapat saling terintegrasi dalam sistem pememesanan, dimana aplikasi android sebagai client untuk memesan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram, dan untuk mengetahui apakah

pada masa remaja pertumbuhan lemak anak perempuan lebih pesat,. sehingga waktu dewasa menjadi 22% pada anak perempuan

Orang Indonesia mayoritas beragama Islam, namun seiring dengan perkembangan zaman yang mendorong semakin mudahnya proses transformasi nilai dan budaya barat ke

RAHMAT HIDAYAT Institut Pertanian Bogor PTUPT 1.. RIMBAWAN Institut Pertanian Bogor

seperti SDA (Sabouroud `s Dextrose Agar) merupakan medium kaya nutrisi untuk menstimulasi pertumbuhan optimum cendawan dermatofungi yang menyerang integument mahluk hidup

Implementasi hasil pembelajaran keaksasaraan dalam penerapan perlu diawali dengan penataan pada penyelenggara program, identifikasi kebutuhan belajar, penyususnan

proses demokrasi yang baru saja berjalan/ yaitu pemilihan kepala daerah