PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP
VARIABEL MARKETING MIX
PASTA GIGI PEPSODENT
“Studi Kasus Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta”
S k r i p s i
Diajukan untuk memperoleh salah satu syarat Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh: Wisnu Aji Andari
NIM: 982214157
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Kupersembahkan spesial untuk:
• Allah Bapa yang Maha Kuasa yang selalu membimbing, memberkati, dan melindungi hidupku.
• Papa (Alm) dan Mama tersayang, kakakku Arie, dan seluruh keluarga besarku, terima kasih telah begitu sabar dan banyak memberikan perhatian bagi saya. • Lusia Rubi A. tercinta, yang sudah memberikan doa dan harapan yang sangat
besar.
• Bapak A. Yudi Yuniarto dan keluarga, sebagai sahabat, terima kasih atas segala perhatian, kesabaran, dan bantuannya.
MOTTO
Kalau kau ingin berhenti,
ingat untuk mulai lagi..
Tetap melangkah,
dalam kerasnya hati..
Di setiap hari, sampai nanti..
(Letto)
ABSTRAK
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP VARIABEL MARKETING MIX
PASTA GIGI PEPSODENT “Studi kasus Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta”
Wisnu Aji Andari Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram, dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen ditinjau dari tingkat usia konsumen, dari tingkat pendapatan konsumen, dan dari tingkat pendidikan konsumen.
Data yang dicari meliputi gambaran umum perusahaan, persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows dengan metode One-Way ANOVA.
Berdasarkan analisis data persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram, maka diperoleh kesimpulan: Persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram adalah baik, dan ada perbedaan persepsi konsumen ditinjau dari tingkat usia konsumen, dari tingkat pendapatan konsumen, dan dari tingkat pendidikan konsumen.
CONSUMERS PERCEPTION TO THE MARKETING MIX VARIABLE OF PEPSODENT TOOTHPASTE PRODUCTS
A case study in Mirota Kampus Store Jl. C. Cimanjuntak No. 70 Yogyakarta
Wisnu Aji Andari Economics Faculty Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The aims of the research were to know how consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white 120 gram toothpaste and to know if there were differences on consumers’ perception based on ages, incomes and education of the consumers.
The data of the research were general illustration of the company and consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white120 gram toothpaste products.
Data analysis technique used to know consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white 120 gram toothpaste products was SPSS program, 15.0 versions for windows with One Way ANOVA method.
Based on the data analysis, it could be concluded that the consumers’ perception to the marketing mix variable of pepsodent white 120 gram toothpaste products was good and there were differences on consumers perception based on the ages, incomes and education of consumers.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga, atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Konsumen Terhadap Variabel Marketing Mix Pasta Gigi Pepsodent” Studi kasus Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta.
Skripsi yang penulis ajukan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna menyelesaikan studi akhir di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peran serta berbagai pihak telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Untuk itu rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., MBA selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dengan sangat sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku dosen pembimbing II terima kasih atas semuanya.
3. Bapak V. Mardi W. SE., MBA terima kasih atas perhatiannya.
4. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi penulis.
5. Papa (Alm) yang dulu telah memberikan kepercayaan penuh untuk memilih dan menentukan masa depan, Mama yang selalu menyediakan segala
6. Lusia Rubi A. tercinta, terima kasih atas kesetiaan dalam menemani dan memberikan dorongan bagi saya.
7. Mbak Ninuk, terima kasih atas segala bentuk bantuan dan perhatiannya yang sangat berarti bagi saya.
8. Yoga Andre (Toyip), terima kasih atas segala bantuan, dorongan, dan perhatiannya. Sahabatku Andrew Michael semoga dapat segera menemukan dan menggapai cita-cita (waktu terus berjalan), Aden, Doni, dan Guntur semoga meraih masa depan yang lebih baik. Yosep, Roni, Nando, Eka, Tri (Mak Lampir), Popi, serta teman-teman di kost pak Karjo terima kasih atas segala bantuan dan perhatiannya.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat menjadikan penulisan ini menjadi lebih sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Hipotesis ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Pemasaran ... 7
3. Promotion ... 11
4. Place ... 12
B. Persepsi ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18
A. Jenis Penelitian ... 18
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 18
D. Variabel Penelitian ... 18
E. Data yang Dibutuhkan ... 19
F. Teknik Pengumpulan Data ... 20
G. Populasi dan Sampel ... 20
H. Metode Pengambilan Sampel ... 20
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 21
J. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 25
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 25
B. Gambaran Umum Produk ... 28
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 31
B. Analisis Data ... 33
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 42
A. Kesimpulan ... 42
B. Saran ... 42
C. Keterbatasan ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN
Halaman
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Konsumen ... 31
Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Konsumen ... 32
Tabel V.3 Interpretasi Nilai Reliabilitas ... 32
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 34
Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 35
Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36
Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per bulan ... 37
Tabel V.9 Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Per Individu ... 38
Tabel V.10 Hasil Analisis Hipotesis Kedua ... 39
Tabel V.11 Hasil Analisis Hipotesis Ketiga ... 40
Tabel V.12 Hasil Analisis Hipotesis Keempat ... 41
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini begitu banyak ragam produk yang ditawarkan produsen ke konsumen. Salah satunya adalah pasta gigi. Pasta gigi dari berbagai macam merk, ukuran, dan kegunaan yang bukan saja sekedar untuk melindungi gigi, tetapi juga untuk penyegar mulut dan menambah kepercayaan diri, sehingga konsumen memiliki banyak pilihan untuk memilih pasta gigi yang terbaik, sesuai dengan selera dan kemampuan keuangannya.
Dikarenakan begitu banyak ragam pilihan pasta gigi, perusahaan pasta gigi perlu membuat suatu strategi pemasaran yang baik agar persepsi konsumen terbentuk dengan baik. Diharapkan dengan persepsi konsumen yang baik, penjualan produknya menjadi lebih baik dan perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan pasta gigi lainnya. Persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang sejenis yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan kepadanya merupakan hasil dari penglihatan serta pengalaman konsumen terhadap atribut produk. Agar produk dapat dikenal, perusahaan perlu mengetahui keinginan konsumen yang terus berubah sehingga dapat membuat suatu produk yang menarik minat konsumen setidaknya untuk mengenal atau mengetahui produk tersebut. Suatu produk yang baik dan berkualitas tetapi tidak didukung dengan promosi yang baik, menarik, dan gencar dilakukan, produk tersebut akan sia-sia.
Selain hal tersebut, perusahaan perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat para konsumen tidak tertarik untuk membeli produk tersebut. Konsumen akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila dia menilai kepuasan yang diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya itu tinggi dan sebaliknya apabila konsumen itu menilai kepuasannya terhadap suatu produk itu rendah, maka ia tidak akan bersedia membayar atau membeli produk itu dengan harga yang mahal. Besar kecilnya nilai atau harga tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik, tetapi juga faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap harga dan ketersediaan produk di pasar. Karena apabila tidak diikuti dengan kegiatan untuk menyalurkan produk tersebut kepada konsumen secara tepat dan cepat, maka perusahaan tidak akan bisa berhasil dengan baik. Setelah penyaluran produk baik, maka penjual perlu melakukan penataan toko yang baik dan menarik sehingga konsumen yang melewati toko tersebut tertarik untuk singgah dan mengamati keadaan toko maupun produk yang ditawarkan dan dijual di toko tersebut.
3
diterimanya dan dari individu yang bersangkutan. Apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi individu.
Karena hal tersebut penulis ingin meneliti hal tersebut dengan mengambil judul penelitian “Persepsi Konsumen terhadap Variabel Marketing mix Pasta Gigi Pepsodent” studi kasus Toserba Mirota
Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram?
2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia konsumen?
3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen?
C. Batasan Masalah
1. Produk yang diteliti adalah produk pasta gigi khususnya Pepsodent White 120 gram.
2. Penelitian dilakukan terbatas pada variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram, yaitu:
a. Product : 1. Informasi produk 2. Kemasan
b. Price : 1. Harga normal 2. Harga yang murah
c. Promotion : 1. Iklan di TV (media elektronik) 2. Iklan di media massa non-elektronik
d. Place : Pepsodent White 120 gram mudah ditemukan di toko-toko kecil.
Persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram di toserba Mirota Kampus, diteliti dari konsumen yang mengetahui produk pasta gigi Pepsodent White 120 gram, yang datang ke Toserba Mirota Kampus, dan atau melakukan pembelian pasta gigi Pepsodent White 120 gram di Toserba Mirota Kampus.
D. Tujuan Penelitian
5
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia konsumen.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendidikan konsumen.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan
Mengetahui atribut apa saja dari variabel marketing mix yang paling membentuk persepsi konsumen terhadap penjualan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.
2. Bagi universitas
Penelitian ini dapat menambah wawasan pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi peneliti
F. Hipotesis
1. Persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram baik.
2. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia konsumen.
3. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
Proses pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar para konsumen menjadi tahu, senang, lalu membeli produk yang ditawarkannya dan akhirnya konsumen menjadi puas sehingga mereka akan selalu membeli produk perusahaan tersebut (Indriyo, 1994:99).
Bagaimana cara pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkrit dan terprogram. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari empat macam, yaitu tindakan mengenai:
1. Product, yaitu: sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Philip Kotler, 1996:54).
2. Price, yaitu: sejumlah uang yang dibutuhkan uuntuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya (Indriyo, 1994:230).
3. Promotion, yaitu: segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka
agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang (Philip Kotler, 1996:242).
4. Place, yaitu: kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya itu kepada konsumen (Indriyo, 1994:253).
Perpaduan antara empat macam hal itu merupakan senjata bagi pengusaha dalam memasarkan produknya atau melayani konsumennya. Senjata itu disebut sebagai “Bauran Pemasaran” atau “Marketing mix”. Bauran Pemasaran atau marketing mix tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
1. Product
Pengusaha dapat mempengaruhi konsumen lewat produk yang ditawarkannya. Dalam hal ini dengan membuat produk tersebut sedemikian rupa sehingga produk tersebut dapat menarik perhatian konsumen.
9
Atribut produk yaitu suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh konsumen (Indriyo, 1994:188).
Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berujud (tangible) maupun tidak berujud (intangible). Atribut produk yang bersifat teknis tercermin pada produk itu atau yang merupakan inti dari produk (core product), sedangkan atribut nonteknis dapat ditampilkan dalam beberapa bentuk, antara lain: (Indriyo, 1994:192)
a. Desain produk, yaitu bentuk dari produk yang membedakannya dari produk lain.
b. Kemasannya, yaitu segala kegiatan merancang, dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk.
c. Merk, yaitu nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing (Philip Kotler, 1996:79).
d. Gambar logo/trade mark, yaitu sebagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk simbol/logo, desain, warna/atau huruf tertentu.
e. Label, yaitu sebagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya.
berbeda dengan jenis produk yang lain. Perbedaan atribut antara produk yang satu dengan yang lain itu akan menimbulkan perbedaan persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan. Dengan berbeda-bedanya persepsi dari para konsumen itulah maka lalu terjadi pilihan yang berbeda terhadap berbagai produk yang ada di pasar.
2. Price
Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Harga itu sebenarnya merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata uang alat tukar, terhadap sesuatu barang tertentu.
Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya.
Perusahaan harus selalu memonitor keadaan pasar. Dari hasil monitor inilah perusahaan tahu adanya perubahan pasar dan adanya perbedaan konsumen. Strategi ini dapat dengan jalan:
a. Potongan harga, yaitu penetapan harga dimana pembeli memperoleh harga yang lebih rendah dari harga yang seharusnya.
b. Penetapan harga diskriminasi, yaitu suatu metode penetapan harga, dimana harga untuk satu macam produk ditetapkan lebih dari satu macam.
11
Dengan cara penetapan harga semacam ini akan dapat menarik perhatian serta mendorong konsumen untuk segera melakukan transaksi pembelian agar tidak terlewatkan kesempatan yang terbatas waktunya bagi berlakunya harga obral tersebut.
Semua variabel yang terdapat pada bauran pemasaran merupakan unsur pendapatan (revenue).
3. Promotion
Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi senang lalu membeli produk tersebut.
Untuk memperkenalkan suatu produk sehingga konsumen mengenal dan tahu, ataupun bagi yang sudah kenal menjadi lebih menyenangi produk itu, bahkan bagi yang sudah agak lupa diharapkan menjadi ingat kembali akan produk tersebut, diperlukan promosi. Kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, tetapi harus dilanjutkan dengan upaya untuk mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan kemudian membeli produknya.
a. Iklan (Advertensi):
Setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi akan gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sebuah sponsor tertentu.
b. Promosi penjualan (Sales promotion):
Intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan produk atau jasa.
c. Publikasi (Publication):
Rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk, jasa/satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara komersial mengenai produk, jasa, atau satuan bisnis pada media cetak atau dengan memperoleh penyajian yang menarik melalui radio, tv, atau pentas yang tidak dibayar oleh sponsor.
d. Penjualan pribadi (Personal selling):
Penyajian lisan dalam percakapan dengan satu/lebih calon pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan.
13
Dibanding dengan keputusan menyangkut produk, promosi, maupun harga, keputusan tentang saluran distribusi ini adalah yang paling “kaku”. Karena merubah sistem saluran distrtibusi akan melibatkan banyak pihak seperti para pedagang besar, pengecer, pembuat gudang distribusi dan sebagainya. Tujuan perusahaan sebagai podusen adalah menyampaikan barang yang dihasilkannya kepada konsumen.
Pengelompokan barang dan keputusan distrribusi (Philip Kotler, 1996:59):
a. Barang Konvenien:
Barang yang mudah dipakai, membelinya dapat di sembarang tempat, dan pada setiap waktu.
b. Barang Shopping:
Barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan didalam membelinya harus dipertimbangkan masak-masak, misalnya dengan membanding-bandingkan mutu, harga, kemasan dan sebagainya.
c. Barang Special:
Barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Dalam hal ini, pembeli yang ingin memperolehnya harus mengeluarkan pengorbanan istimewa.
motif konsumen berbelanja pada tempat tertentu ini maka dalam ilmu pemasaran dikenal tiga macam toko:
a. Convenience Store:
Toko yang berlokasi “di tengah” para konsumen, sehingga mereka mudah mendatanginya, tanpa harus mengeluarkan pengorbanan dan biaya tambahan. Lokasi toko itu dirasakan sangat “Convinience” oleh konsumen, sehingga dapat menarik banyak konsumen untuk berbelanja di sana. Barang yang dijual tidak hanya barang kebutuhan sehari-hari saja. Mungkin beberapa Shopping Goods juga tersedia.
b. Shopping Store:
Toko yang menjual beraneka ragam barang yang mungkin juga dijual pada Convinience Store. Tetapi toko ini mempunyai kelebihan tertentu dalam menarik konsumen, misalnya tata letak barang yang dijual, karyawan yang berseragam, dan sebagainya, sehingga tampak “berbeda” dengan Convinience Store. Image yang ditimbulkannya membuat toko ini dicari oleh konsumen meskipun ia tidak berlokasi di tengah konsumen.
c. Special Store:
15
berbelanja di toko tersebut baik barang-barang convinience, shopping maupun barang-barang “specialty”, meskipun untuk itu mereka terpaksa mengeluarkan biaya lebih besar, dan pengorbanan untuk mencapai toko yang mungkin terletak jauh dari tempat tinggal mereka. Kesetiaan konsumen, merupakan cerminan image toko yang sedemikan hebat, sehingga ia “dicari” oleh konsumen. Konsumen merasa ada sesuatu yang khusus di toko ini yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.
B. Persepsi
Persepsi merupakan proses dimana antara satu orang dengan orang lain sifatnya berbeda (individualistic) daripada yang diperkirakan orang.
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri (Wiliam & David, 1996:257).
Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tertentu. Mengapa orang-orang memandang situasi yang sama dengan cara yang berbeda? Kenyataannya adalah bahwa kita memandang suatu obyek stimuli melalui sensasi-sensasi yang mengalir melalui kelima indra kita: mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah. Namun demikian, setiap orang mengikuti, mengatur, dan menginterpretasikan data sensoris ini menurut cara masing-masing. Persepsi didefinisikan sebagai “proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar (Ide Gestalt) dan keadaan individu tersebut (Kotler & A. B. Susanto,2000:241).
Karena itu apa yang kita persepsi pada suatu waktu tertentu akan tergantung bukan saja pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulus itu, seperti pengalaman-pengalaman sensoris kita yang terdahulu, perasaan kita pada waktu itu, prasangka-prasangka, keinginan-keinginan, sikap, dan tujuan kita. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi (Bimo Walgito, 1994:56):
1. Kesadaran
Pada saat kita senang atau murung kita akan menghasilkan suatu persepsi yang berbeda tergantung kesadaran kita pada saat kita melhat suatu benda.
17
Indera kita secara teratur akan menyimpan data-data yang kita terima. Dalam rangka untuk memberikan arti, secara terus menerus, orang cenderung untuk terus menerus membanding-bandingkan penglihatan, suara, dan pengindraan lainnya dengan ingatan-ingatan pengalaman lalu yang mirip.
3. Proses informasi
Kita sudah dapat menentukan dan memutuskan data mana yang akan dihadapi berikutnya, dibandingkan dengan situasi lalu dan saat itu, lalu membuat interpretasi dan evaluasi.
4. Bahasa
Bahasa jelas dapat mempengaruhi kognisi kita, memberikan bentuk pada persepsi secara tidak langsung.
5. Pengujian hipotesis
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian
terhadap obyek tertentu dengan populasi terbatas. Kesimpulan yang diambil
berdasarkan penelitian hanya berlaku pada obyek yang diteliti.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan September tahun 2006.
2. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No.
70, Yogyakarta.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah pembeli pasta gigi di Toserba Mirota Kampus.
2. Obyek penelitian adalah persepsi konsumen terhadap variabel marketing
mix pasta gigi Pepsodent white 120 gram.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
19
1. Persepsi konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent yang dipengaruhi oleh
variabel marketing mix yang melekat pada produk pasta gigi tersebut.
2. Variabel marketing mix yang melekat pada produk pasta gigi Pepsodent
meliputi:
a. Product, yaitu: sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
b. Price, yaitu: sejumlah uang yang dibutuhkan uuntuk mendapatkan
sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu atau kombinasi dari
keduanya.
c. Promotion, yaitu: segala usaha yang dilakukan penjual untuk
memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk
mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama
agar melakukan pembelian ulang.
d. Place, yaitu: kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk
menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang
yang dipasarkannya itu kepada konsumen.
E. Data yang Dibutuhkan
1. Data primer, yaitu data yang diambil langsung dari konsumen tentang
bagaimana persepsinya terhadap variabel marketing mix pasta gigi
2. Data sekunder, yaitu data yang diambil dari perusahaan tentang jenis
produk, dan variabel marketing mix yang digunakan.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara, yaitu teknik wawancara langsung kepada konsumen yang
diteliti.
2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari
responden.
G. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yaitu keseluruhan
konsumen yang datang ke Toserba Mirota Kampus dan melakukan pembelian
Pepsodent white 120 gram. Sampel yang diambil dalam penelitian ini 100
orang konsumen sebagai responden. Adapun alasan penulis mengambil
sampel 100 orang konsumen disebabkan karena keterbatasan waktu, biaya.
H. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan
atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan
21
I. Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuesioner yang digunakan
sudah valid atau belum, maka dilakukan uji statistik untuk mengukur
kesahihan butir dan keandalan butir menggunakan analisis validitas dan
reliabilitas dengan program aplikasi SPSS versi 15.0 for windows atau dapat juga menggunakan rumus:
1. Analisis Validitas
Analisis validitas yang digunakan untuk menunjukan tingkat validitas atau
kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product
moment dari Pearson (Sutrisno Hadi, 1991:23)
( )( )
r : koefisien korelasi setiap item
x : nilai dari setiap item
y : nilai dari semua item
N : jumlah sampel
2. Analisis Reliabilitas
Analisis reliabilitas digunakan untuk menunjukan adanya persesuaian
antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan untuk
menguji (Sutrisno Hadi, 1991:23)
Keterangan:
xy
r : koefisien korelasi item bernomor ganjil dengan item bernomor
genap
X : nilai item bernomor ganjil
Y : nilai item bernomor genap
N : jumlah sampel
Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan item bernomor genap
didapat, maka untuk menilai reliabilitas digunakan rumus Spearman
Brown.
r : koefisien reliabilitas
xy
r : koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan item
bernomor genap
Dengan taraf signifikan (α) = 0.05 jika lebih besar dari r tabel, maka
kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan memenuhi keandalan.
xx
r
J. Teknik Analisis Data
Setelah alat ukur/kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka
kuesioner akan dibagikan kepada 100 responden pasta gigi Pepsodent. Setelah
semua kuesioner dikumpulkan, maka data yang diperoleh tersebut akan
23
1. Teknik analisis karakteristik konsumen menggunakan analisis persentase
dengan membuat tabel-tabel dan mengelompokan serta mengikhtiarkan
karakteristik konsumen berdasarkan pada hasil jawaban yang diperoleh
dengan menggunakan tabulasi data.
2. Dalam menganalisis persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix
pasta gigi Pepsodent, setiap persepsi konsumen diberi bobot nilai sebagai
berikut:
SS : Sangat Setuju = 5
S : Setuju = 4
R : Ragu-ragu = 3
TS : Tidak Setuju = 2
STS : Sangat Tidak Setuju = 1
Untuk mengukur nilai persepsi per individu, digunakan skala Likert, yaitu:
kelas jumlah
jangkauan kelas
Interval =
15 – 34 = Kurang baik
35 – 54 = Sedang
55 – 75 = Baik
Untuk mengukur nilai total persepsi konsumen secara keseluruhan dengan
cara menjumlah nilai persepsi konsumen per individu secara keseluruhan.
Untuk mengukur total nilai persepsi konsumen keseluruhan digunakan
skala Likert, yaitu:
1500 – 3400 = Kurang baik
5500 – 7500 = Baik
3. Analisis untuk menguji hipotesis menggunakan program SPSS versi 15.0
for windows dengan metode One-Way ANOVA.
4. Kesimpulan: Dengan membandingkan hasil perhitungan dalam langkah 4
dengan kriteria pengujian dari langkah 3, diambilah kesimpulan, apakah
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Unilever adalah sebuah perusahaan multi nasional yang memiliki misi “To add vitality to life, we meet everyday needs for nutrition, hygiene and personal care with brands that help people feel good and get more out of life” yang dapat diartikan sebagai: menambah vitalitas kehidupan dengan menyediakan kebutuhan akan nutrisi, kebersihan, dan perawatan tubuh sehari-hari dengan merek yang terpercaya untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Unilever memproduksi produk-produk yang dapat dikonsumsi setiap hari, dari mulai shampoo sampai dengan es krim. Perusahaan ini bertujuan untuk memberikan dampak positif pada masyarakat melalui berbagai program seperti pengembangan jiwa kewirausahaan, inovasi yang berkelanjutan, dan melakukan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintahan.
Produk-produk yang dihasilkan Unilever meliputi:
1. Makanan dan minuman yakni; Blue Band, Knorr, Slim Fast, Amora, Lipton, dan Hellmanns.
2. Perlindungan Rumah Tangga yakni; Surf, OMO, Comfort, dan Domestos.
3. Perlindungan Pribadi yakni; Axe, Dove, Ponds, Rexona, Signal, Sunsilk, Vaseline, dan Lux.
Unilever sudah eksis di Indonesia sejak tahun 1933, memiliki keterikatan kuat dengan Indonesia dan terlibat dalam pasang surut perjalanan sejarah Indonesia, sejak masa penjajahan, pergolakan politik tahun 1965, hingga kerusuhan tahun 1998.
Setelah hampir 70 tahun berkiprah di Indonesia, Unilever kini menjadi pemimpin pasar dengan penjualan sekitar 600 juta dollar AS dan kapitalisasi pasar 1,2 milyar dollar AS atau kelima terbesar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Secara keseluruhan, Unilever Indonesia mempekerjakan 2.400 orang karyawan, di samping sekitar 19.600 orang lain yang terlibat sebagai distributor dan agen. Saat ini, perusahaan itu memproduksi berbagai macam produk di tujuh pabrik.
Kantor Pusat Unilever Indonesia Tbk bertempat di Graha Unilever Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta 12930. Telpon 021-5262112, faximile 021-5262044. Email [email protected], home page http://www.unilever.com.
Kepemilikan saham Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yakni Mavibel BV, Rotterdam sebanyak 84,99 % dan Publik 15,01 %. Para pimpinan perusahaan terdiri dari:
1. Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning 2. Komisaris Independen :
27
• Theodore Permadi Rachmat
3. Presiden Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang 4. Direktur-direktur :
• Mohammad Effendi Soeparsono • Andreas Morits Egon Rompis • Muhammad Saleh
• Debora Herawati Sadrach • Bernandette Mary Wake
• Laercio de Holanda Cardoso Junior • Josef Bataona
• Surya Dharma Mandala • Desmond Gerard Dempsey
5. Komite Auditor, terdiri dari : a. Ketua : Cyrillus Harinowo
b. Anggota : Benny Redjo Setyono dan Tjan Hong Tjhiang 6. Sekretaris Perusahaan : Franky Jamin
khusus dan hubungan yang baik antar pengecer dan telah mengakar dengan kuat sehingga jaringan penjualan dan distribusi dapat terbentuk dengan baik.
Tujuan utama perusahaan adalah untuk melayani pasar dalam negeri, meskipun berbagai macam produk di luar Unilever beredar dan berkembang, namun tidak mempengaruhi kualitas serta jumlah produk yang dihasilkan.
B. Gambaran Umum Produk
Merek produk-produk Unilever telah dikenal karena kualitas produk yang di atas rata-rata dengan harga yang pantas, seperti halnya produk Pepsodent yang kualitas serta harganya dapat dijangkau oleh hampir semua lapisan masyarakat.
Produk-produk Pepsodent meliputi: 1. Mouthwash, yakni:
• Mouthwash Fresh Mint dan • Mouthwash Herbal Breeze
2. Pasta Gigi, yakni:
• Pepsodent Complete Care • Pepsodent Herbal
• Pepsodent Junior • Pepsodent 12 jam dan • Pepsodent Whitening
3. Sikat Gigi, yakni:
29
• Pepsodent Experience • Pepsodent Whitening • Pepsodent Easy Clean • Pepsodent Extra • Pepsodent Famili dan • Pepsodent Junior
Pepsodent merupakan salah satu produk Unilever di Indonesia yang sudah lama diminati oleh para konsumen yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan kualitas, harga yang dapat dijangkau, serta sudah dinikmati secara turun-temurun, dan dikenal sebagai produk kesehatan gigi dan mulut yang pertama di Indonesia. Terutama pasta gigi karena mampu mendobrak pasaran lokal dibanding dengan pasta gigi merek lain. Salah satunya pasta gigi Pepsodent White merupakan pasta gigi yang memberikan 2 manfaat sekaligus, yaitu mengembalikan warna putih alami gigi dan menjaga gigi tetap sehat dan kuat. Adapun komposisi dari pasta gigi Pepsodent White adalah terdiri dari 2 kombinasi warna pasta yaitu :
1. Pasta Putih : Mengandung Fluoride dan Kalsium untuk gigi sehat dan kuat.
2. Pasta Biru : Dengan butiran halus Perlite yang merupakan 100% bahan alami, terbukti secara klinis membantu mengembalikan warna putih alami gigi dalam 4 minggu.
perubahan warna gigi dari sebelum pemakaian dan sesudah pemakaian pasta gigi Pepsodent White.
Pepsodent White ini tersedia dalam 3 ukuran yaitu; 75gr, 120gr, 190gr sehingga dapat memudahkan konsumen untuk membeli sesuai dengan kebutuhan.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen yang digunakan. Uji validitas instrumen penelitian ini
menggunakan korelasi Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan
Alpha Cronbach. Perhitungan analisis menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 100 responden sekaligus sebagai uji terpakai. Hasil pengujian validitas pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel V.1 sebagai berikut.
Tabel V.1
Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Konsumen Atribut No. Item Sign Keterangan Product 1
Dari hasil uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dalam kuesioner
dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan yang diajukan dengan taraf
signifikansi 5% termasuk dalam kategori valid dan tidak ada yang gugur. Hal
ini terbukti bahwa nilai signifikansi hitung lebih kecil daripada 0,05. Hasil
penghitungannya dapat dilihat pada lampiran.
Selanjutnya hasil pengujian reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel V.2 sebagai berikut.
Tabel V.2
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Konsumen Atribut R Hitung
Product
Kemudian hasil analisis data di atas diinterpretasikan dengan nilai
tingkat keandalan koefisien menurut Suharsimi Arikunto berikut ini:
Tabel V.3
Interpretasi Nilai Reliabilitas
Besarnya Nilai Reliabilitas Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Antara 0,200 sampai dengan 0,399
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat rendah (tak korelasi)
Sumber: Suharsimi Arikunto (2002: 245).
Pengujian reliabilitas untuk atribut product menghasilkan koefisien alpha sebesar 0,765; atribut price 0,654; atribut promotion 0,837; atribut place 0,801. Berdasarkan interpretasi nilai reliabilitas dari Suharsimi Arikunto
33
kategori tinggi. Sementara untuk atribut product, dan price berada dalam kategori cukup. Hasil penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
B. Analisis Data
1. Analisis Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Dilihat dari jenis kelamin didapati responden yang berjenis
kelamin pria berjumlah 43 orang atau 43 % dari 100 orang responden,
sedangkan sisanya sebesar 57 % atau 57 orang dari 100 orang
responden berjenis kelamin wanita. Tabel V.4 di bawah ini
menampilkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel V.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Presentase (%)
Pria
Berdasarkan Tabel V.4 di atas dapat diketahui bahwa konsumen
pengguna Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram di Toserba Mirota
Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta lebih banyak wanita
daripada pria.
b. Usia
Berdasarkan usia, responden yang masuk pada kelompok usia
15-19 tahun berjumlah 16 orang (16 %), responden yang berusia 20-24
berjumlah 23 orang (23 %), responden yang berusia 30-34 tahun
berjumlah 8 orang (8 %), dan responden yang berusia lebih dari dan
sama dengan 35 tahun berjumlah 5 orang (5 %). Tabel V.5 di bawah
ini menampilkan karakteristik responden berdasarkan usia.
Tabel V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kelompok Umur (tahun) Jumlah (N) Persentase (%)
15-19
Berdasarkan Tabel V.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar konsumen pengguna Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram di
Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta berusia
antara 20-24 tahun, selanjutnya berturut-turut berusia antara 25-29
tahun, 15-19 tahun, 30-34 tahun, dan yang terakhir lebih dari dan sama
dengan 35 tahun.
c. Pendidikan Terakhir
Dilihat dari pendidikan terakhir didapati responden yang
pendidikan terakhirnya SMP berjumlah 3 orang atau 3 % dari 100
orang responden, pendidikan terakhirnya SMA/Sederajat berjumlah 46
orang atau 46 % dari 100 orang responden, pendidikan terakhirnya
Akademi/Perguruan Tinggi berjumlah 51 orang atau 51 % dari 100
orang responden. Tabel V.6 di bawah ini menampilkan karakteristik
35
Tabel V.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah (N) Presentase (%)
SMP
Berdasarkan Tabel V.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar konsumen pengguna Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram di
Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta
berpendidikan terakhir Akademi/Perguruan Tinggi, selanjutnya lulusan
SMA/Sederajat dan SMP.
d. Pekerjaan
Dari kelompok pekerjaan responden yang diperoleh dari hasil
pengisian kuesioner, diketahui bahwa responden paling dominan
adalah yang memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Jumlah
responden dari kelompok pelajar/mahasiswa sebesar 58 % atau 58
orang dari 100 orang responden, pegawai swasta sebesar 21 % atau 21
orang dari 100 orang responden, pengusaha/wiraswasta sebesar 11 %
atau 11 orang dari 100 orang responden, pegawai negeri sebesar 7 %
atau 7 orang dari 100 responden, dan lain-lain sebesar 3 % atau 3
orang dari 100 responden. Tabel V.7 di bawah ini menampilkan
Tabel V.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Kelompok Pekerjaan Jumlah (N) Persentase (%) Pelajar/Mahasiswa
Berdasarkan Tabel V.7 di atas dapat diketahui bahwa konsumen
pengguna Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram di Toserba Mirota
Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta kebanyakan bekerja
sebagai pelajar/mahasiswa, selanjutnya berturut-turut bekerja sebagai
pegawai swasta, pengusaha/wiraswasta, pegawai negeri, dan lain-lain.
e. Penghasilan Responden
Dilihat dari penghasilan tiap bulan, diperoleh hasil sebagai
berikut; dari 100 orang responden, yang penghasilan tiap bulannya
kurang dari Rp. 249.000 berjumlah 7 orang responden atau 7%; antara
Rp. 250.000 sampai dengan Rp. 499.000 berjumlah 20 orang
responden atau 20 %; antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 749.000
berjumlah 31 orang responden atau 31 %; antara Rp. 750.000 sampai
dengan Rp. 999.000 berjumlah 17 orang responden atau 17 %; 25
orang responden atau 25 % dari 100 orang responden yang pendapatan
tiap bulannya lebih dari Rp. 1 juta. Tabel V.8 di bawah ini
menampilkan karakteristik responden berdasarkan penghasilan per
37
Tabel V.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan Pendapatan (Rp) Jumlah (N) Persentase (%)
< Rp. 249.000 Rp. 250.000 – Rp. 499.000 Rp. 500.000 – Rp. 749.000 Rp. 750.000 – Rp. 999.000
> 1.000.000
Berdasarkan Tabel V.8 di atas dapat diketahui bahwa konsumen
pengguna Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram di Toserba Mirota
Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta kebanyakan
berpenghasilan sebesar antara Rp. 500.000 – Rp. 749.000, selanjutnya
berturut-turut berpenghasilan sebesar lebih dari Rp. 1.000.000, antara
Rp. 250.000 – Rp. 499.000, antara Rp. 750.000 – Rp. 999.000, dan di
bawah Rp. 249.000.
2. Analisis Kuantitatif
a. Analisis Persepsi Konsumen terhadap variabel marketing mix Pasta
Gigi Pepsodent White 120 Gram.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah ”Persepsi
konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram baik”. Berdasarkan hasil penghitungan statistik deskriptif,
persepsi konsumen pengguna Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram di
Toserba Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak No. 70 Yogyakarta per
Tabel V.9
Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Per Individu Kategori Frekuensi %
Baik
Kriteria kategorisasi ini ditetapkan untuk mengetahui informasi
tentang keadaan persepsi konsumen per individu terhadap variabel
marketing mix Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram. Peneliti menggolongkan subjek dalam penelitian ini ke dalam tiga kategori
yaitu baik, sedang, dan buruk.
Berdasarkan Tabel V.9 diketahui bahwa sebanyak 60 orang (60
%) mempunyai persepsi yang baik terhadap variabel marketing mix
Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram; sebanyak 40 orang (40 %)
mempunyai persepsi sedang terhadap variabel marketing mix Pasta
Gigi Pepsodent; dan tak seorang pun yang mempunyai persepsi buruk
terhadap variabel marketing mix Pasta Gigi Pepsodent White 120
gram. Dari penggolongan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi yang baik
terhadap variabel marketing mix Pasta Gigi Pepsodent White 120
gram.
Selain itu, persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram diketahui baik berdasarkan
jumlah total nilai persepsi konsumen yakni 5.669 yang berada pada
39
dalam lampiran. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis
persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix Pasta Gigi
Pepsodent White 120 gram baik diterima. Hal ini berarti bahwa
perpaduan dari variabel marketing mix Pasta Gigi Pepsodent White
120 gram berhasil diterapkan.
b. Pengujian Hipotesis dengan One-Way ANOVA
Pengujian hipotesis kedua, ketiga, dan keempat dilakukan dengan
menggunakan metode One-Way ANOVA. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for
windows.
b.1 Hasil Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah ”Ada perbedaan
persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi
Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia konsumen”.
Perhitungan dapat dilihat pada Tabel V.10 berikut ini.
Tabel V.10
Hasil Analisis Hipotesis Kedua Sum of
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode
One-Way ANOVA diperoleh harga signifikansi 0,007 (p<0,05). Dari
hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis kedua yang berbunyi
mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat usia
konsumen” diterima. Hal ini berarti persepsi konsumen yang
terbentuk dipengaruhi oleh tingkat usia konsumen.
b.2 Hasil Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah ”Ada perbedaan
persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi
Pepsodent White 120 gram ditinjau dari pendapatan konsumen”.
Perhitungan dapat dilihat pada Tabel V.11 berikut ini.
Tabel V.11
Hasil Analisis Hipotesis Ketiga Sum of
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode
One-Way ANOVA diperoleh harga signifikansi 0,043 (p<0,05). Dari
hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis kedua yang berbunyi
”Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel Marketing
mix Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari pendapatan
konsumen” diterima. Hal ini berarti persepsi konsumen yang
terbentuk dipengaruhi oleh pendapatan konsumen.
b.3 Hasil Uji Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah ”Ada
perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix
41
pendidikan konsumen”. Perhitungan dapat dilihat pada Tabel V.12
berikut ini.
Tabel V.12
Hasil Analisis Hipotesis Keempat Sum of
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode
One-Way ANOVA diperoleh harga signifikansi 0,035 (p<0,05). Dari
hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis keempat yang
berbunyi ”Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel
marketing mix Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram ditinjau dari tingkat pendidikan konsumen” diterima. Hal ini berarti persepsi
konsumen yang terbentuk dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
1. Persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent White 120 gram berada dalam kategori baik. Hal tersebut berdasarkan jumlah total nilai persepsi konsumen yakni 5.669 yang berada pada rentang antara 5.500 – 7.500.
2. Berdasarkan perhitungan, ternyata ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent white 120 gram ditinjau dari tingkat usia konsumen.
3. Berdasarkan perhitungan, ternyata ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent white 120 gram ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen.
4. Berdasarkan perhitungan ternyata ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent white 120 gram ditinjau dari tingkat pendidikan konsumen.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Produsen Pasta Gigi Pepsodent White 120 gram
Dengan pertimbangan bahwa pesepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent white 120 gram berada dalam kategori baik, hendaknya produsen/perusahaan tetap mempertahankan predikat
43
tersebut guna dapat memenangkan persaingan dengan cara terus berupaya meningkatkan mutu/kualitas kinerja variabel marketing mix yang meliputi product, promotion, price, dan place. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi konsumen terhadap variabel marketing mix pasta gigi Pepsodent white 120 gram ditinjau dari tingkat usia, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan konsumen maka produsen perlu melakukan sesuatu yang baru (inovasi) yang dapat menaikan persepsi konsumen.
2. Bagi Peneliti Lain
Dengan pertimbangan bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, maka peneliti mengajak rekan peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan sejenis yang merupakan pengembangan dari penelitian ini, misalnya mengenai atribut-atribut pasta gigi Pepsodent white 120 gram yang belum diteliti dalam penelitian ini.
C. Keterbatasan
Peneliti menyadari sepenuhnya masih banyak keterbatasan yang ada, antara lain adalah :
1. Penelitian ini hanya dilakukan survei melalui kuesioner dan wawancara singkat tanpa dilengkapi dengan metode pengumpulan data lainnya untuk keakuratan data yang diteliti seperti wawancara yang lebih mendalam. 2. Hasil penelitian ini hanya dapat digunakan di Toserba Mirota Kampus Jl.
Rineka Cipta.
Del I, Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney. (1998). Consumer Behaviour Building Marketing Strategy. (Edisi Ketujuh). The McGraw-Hill Companies, Inc.
Djarwanto, Ps & Susanto, Pangestu. (1996). Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE. Gitosudarmo, Indriyo. (1994). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE.
Hadi, Sutrisno. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kotler, Philip. (1996). Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip, & Susanto, A. B.. (2000). Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba Empat. Pearson Education Asia Pte. Ltd. Prentice-Hall. Inc.
Schiffman, Leon G, & Leslie Lazar Kanuk. (1994). Consumer Behaviour. (Edisi Kelima). Prentice-Hall. Inc.
Siegel, Sidney. (1997). Statistik Nonparametik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Tjiptono, Fandy. (2000). Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer. (Edisi Pertama). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kuesioner
Bagian I
Identitas Responden
Berilah tanda silang ( X ) sesuai dengan kondisi anda yang sesungguhnya.
1. Jenis kelamin : Pria , Wanita
3. Pendidikan terakhir :
a. SD
b. SMP
c. SMU/Sederajat
d. Akademi\Perguruan Tinggi
e. Lain – lain ...
4. Pekerjaan :
a. Pelajar\Mahasiswa
b. Pegawai Negeri
c. Pegawai Swasta
d. Pengusaha/Wiraswasta
e. Lain-lain ...
5. Penghasilan pribadi atau uang saku per-bulan :
a. < Rp 249.000
b. Rp 250.000 – Rp 499.000
c. Rp 500.000 – Rp 749.000
d. Rp 750.000 – Rp 999.000
dengan memberi tanda ( X ) dibelakang suatu pertanyaan dalam salah satu kolom
yang terdapat pada sebelah pertanyaan.
Perlu diketahui bahwa tidak ada pilihan yang menyatakan benar atau salah.
Oleh karena itu pilihlah yang paling sesuai dengan kondisi anda sesungguhnya.
Adapun arti singkatan-singkatan yang tertulis di atas kolom jawaban
adalah sebagai berikut :
SS = Sangat setuju
1 Pasta gigi Pepsodent White 120 gram dapat melindungi gigi selama 12 jam setelah menggosok gigi.
2 Pasta gigi Pepsodent White 120 gram memperkuat lapisan pelindung gigi. 3 Pasta gigi Pepsodent White 120 gram
menjadikan gigi tetap sehat dan kuat.
4 Kemasan pasta gigi Pepsodent White 120 gram dapat dibedakan dengan jenis pasta gigi
Pepsodent 120 gram yang lain.
5 Kemasan Pasta gigi Pepsodent White 120 gram dapat dibedakan dengan jenis pasta gigi 120 gram yang lain.
6 Rasa pasta gigi Pepsodent White 120 gram khas, unik, dan tidak sama dengan pasta gigi Pepsodent 120 gram yang lain.
B Price
1 Harga Pepsodent White 120 gram sesuai dengan manfaat yang anda peroleh.
2 Harga pasta gigi Pepsodent White 120 gram dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. 3 Dengan kebijaksanaan harga yang ditetapkan
pasta gigi 120 gram yang lain. C Promotion
1 Iklan Pepsodent White 120 gram di TV (media elektronik yang lain) sesuai dengan kenyataan. 2 Iklan Pepsodent White 120 gram di TV (media
elektronik yang lain) mudah dipahami. 3 Iklan Pepsodent White 120 gram di majalah
(media cetak yang lain) sesuai dengan kenyataan.
4 Iklan Pepsodent White 120 gram di majalah (media cetak yang lain) mudah dipahami. D Place
1 Pasta gigi Pepsodent White 120 gram mudah ditemukan di sekitar tempat tinggal anda. 2 Penempatan pasta gigi Pepsodent White 120