Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
1
BAB
PROFIL SANITASI
WILAYAH
3.1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Pada hakekatnya satu variabel yang acapkali mendapat perhatian khusus
dalam menilai kondisi kesehatan dan pola hidup masyarakat. Faktor perilaku,
pelayanan, kesehatan dan genetik, lingkungan juga turut menentukan baik buruknya
status derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Sinjai. Salah satu tugas Pemerintah
Kabupaten Sinjai dibidang kesehatan adalah melakukan pencegahan penyakit dan
penyehatan lingkungan pemukiman.
Program Penyehatan Lingkungan dilaksanakan secara terpadu baik dengan
lintas program maupun lintas sektor, dengan melakukan intervensi terhadap faktor
resiko lingkungan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Selain itu juga melalui
pemberdayaan melalui partisipasi masyarakat terhadap pengawasan lingkungan.
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah.
Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang lebih baik, yang pada gilirannya memperoleh kehidupan dan prilaku hidup sehat
dan produktip. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai mengenai sarana sanitasi
dasar.
3.1.1
Tatanan Rumah Tangga
Berdasarkan capaian hasil kegiatan dapat dinilai bahwa upaya yang telah
dilakukan melalui tiga pogram pokok yakni peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengembangan desa sehat serta Program Jaminan Kesehatan Daerah berdampak
pada Derajat Kesehatan Masyarakat yakni ;
Infant Mortality Rate
(Kematian Bayi),
Maternal Mortality Rate
(Kematian Ibu) dan
Child Mortality Rate
(Kematian Balita).
Namun yang paling besar pengaruhnya terhadap ketiga Indikator tersebut adalah
Program Desa Sehat. Program Desa Sehat memuat sepuluh Program Pokok
Pelayanan Kesehatan diantaranya adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Pencegahan
Penyakit, Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan beberapa program
lainnnya yang diimplementasikan sebagai kegiatan operasional puskesmas se
Kabupaten Sinjai .
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
2
Desentralisasi/otonomi daerah membawa konsekuensi bagi daerah agar
dapat mewujudkan kemandiriannya dalam pembangunan, termasuk pembangunan
bidang kesehatan yang merupakan investasi bangsa di masa mendatang sebagaimana
asas desentralisasi. Pemerintah daerah sesuai fungsinya memiliki kewenangan
sepenuhnya dalam pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud tingkat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Desentralisasi di bidang kesehatan bertujuan untuk mewujudkan
peningkatan derajat kesehatan berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan
cara memberdayakan, menghimpun dan mengoptimalkan potensi daerah dan nasional.
Untuk melihat kondisi kesehatan lingkungan di Kabupaten Sinjai.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai terdapat 49.752 unit rumah yang
ada dari jumlah rumah yang di periksa 46.540 unit rumah dan diperiksa telah mencapai
93,54%, namun yang termasuk kategori sehat sejumlah 35.051 unit rumah atau
75,31% telah terealisasi. Hal ini diharapkan akan lebih baik untuk mencapai target,
sehingga diperlukan upaya lebih serius dalam mengatasi hal ini , namun jika
dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 maka sebesar 65 % maka
Kabupaten Sinjai telah melewati target rumah sehat dalam realitasnya. Tapi jika
mengacu pada MDGS 2015 capaian target rumah tangga sehat masih jauh maka
diiharapkan kerjasama yang baik dari semua pihak bak lintas sektoral,LSM , tokoh
masyarakat, agama untuk memkberikan motivasi dan berkomitmrn bersama dalam
pencapaian target tersebut diatas.
Indikator yang menunjang PHBS di tingkat Tatanan Masyarakat ini antara
lain
1. Mencuci tangan dengan Sabun dan sabun;
2. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
3. Buang Air Besar Sembarangan
4. Pengelolaan Air limbah Rumah Tangga
5. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Berikut data untuk pencapaian Indikator PHBS di Tatanan Masyarakat: di
Kabupaten Sinjai berdasarkan study EHRA ( Enviroment Health Risk Assesment) atau
yang biasa dikenal sebagai study data primer area beresiko sabitasi dalam program
PPSP:
1.
Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
Aktivitas keseharian kita me betapa kotornya tangan kita setelah bekerja.
Seringkali tanpa disadari bahwa sebelum makan kadang masyarakat lupa
untuk mencuci tangannya, kebiasaan inlah yang mengakibatkan orang
sering terkena penyakit. Penyakit yang bisa ditimbulkan dengan melupakan
kebiasaan ini antara lain diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit
kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS)) . Untuk melihat sampai sejauh mana masyarakat Kabupaten Sinjai
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
3
melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dapat kita lihat pada data EHRA berikut
ini.
Penggunaan Sabun di masyarakat
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan sabun di masyarakat
sudah baik rata-rata penggunaan sabun sebesar 52,21 %. Aktivitas
tertinggi pemakaian sabun pada mandi sebesar 96,4 % kemudian untuk
aktivitas lainnya dapat dilihat pada tabel 3.1. Melihat hasil s urvey diatas
diharapkan kegiatan pemakaian sabun di kabupaten sinjai harus
ditingkatkan.
Tempat Mencuci Tangan
Dari hasil analisis data EHRA Kabupaten Sinjai, data menunjukan bahwa dalam
hal tempat mencuci tangan dijelaskan bahwa masyarakat mencuci tangan di tempat
cuci piring sebanyak 74,9 %. Mencuci tangan di kamar mandi sebanyak 46,9 %, di
dekat kamar mandi sebesar 15,3 %, Kebiasaanmencuci tangan di jamban sebesar
11%, mencuci tangan di dekat jamban 8,7 %, mencuci tangan di Sumur sebesar
23,6%. Disekitar penampungan air 13,4 %, di tempat cuci piring sebanyak 74,9 %,
Didapur 38,4 % serta Lainnya tidak tahu. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 3.2
Waktu Cuci Tangan Pakai Sabun
Mengacu hasil Analisis kajian Study Ehra maka masyarakat di Kabupaten
Sinjai waktu cuci tangan pakai sabun dalam kesehariannya adalah sebelum ketoilet,
setelah menceboki anak, setelah buang air besar, sebelum makan, setelah makan,
sebelum menyuapi anak makan, sebelum menyiapkan masakan, setelah memegang
hewan, sebelum sholat, dan aktivitas lainnya. Kebanyakan untuk masyrakat
kabupaten Sinjai mencuci tangan sebelum dan setelah makan, kemudian setelah
buang air besar. Hasil ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat cukup tinggi
dalam mdncuci tangan pakai sabun.
2.
Perilaku Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga
Kabupaten Sinjai memiliki banyak sumber air permukaan dan sumber air dalam
tanah karena kondisi geografis kabupaten Sinjai beraneka ragam. Mulai dari
pegunungan hingga daratan. Pengelolaan Air bersih di kabupaten Sinjai dikelola oleh
Perusahaan Daerah Air Minum yang berada di kota Sinjai. Daerah pelayanan PDAM
Kabupaten Sinjai belum menjangkau secara keseluruhan kecamatan. Dari 9 kecamatan
hanya 2 Kecamatan yang terlayani dengan jumlah pelanggan sebanyak 5608
Sambungan. Dari hasil survey EHRA di Kabupaten Sinjai pemakaian air untuk
kebiasaan sehari-hari minum, masak,mencuci piring, mencuci pakaian, dan menggosok
gigi pemakaian air bersih bersumber dari air sumur gali yang terlindungi. Untuk
pemakaian air bersih untuk PDAM hanya sebesar 16,32 % untuk sambungan rumah,
yang memakai air botol kemasan sebesar 1,5 %, pemakaian air isi ulang hanya untuk
minum sebesar 17,9 %, sedangkan untuk aktivitas lainnya di ambil rata-ratanya
sebesar 5,92 % . Untuk Hidrant Umum rata-ratakan 1,68 %, kran Umum 0,94%, sumur
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
4
pompa tangan sebesar 8,64 %, sumur gali yang terlindungi 40,72 %, mata air yang
terlindungi sebesar 7 %, untuk mata air yang tidak terlindungi sebesar 1,92 %, air hujan
sebanyak 12,4 %, air sungai sebesar 0,76 %, air waduk sebesar 0,08 %. Berikut hasil
secara terperinci pemakaian air bersih untuk masing-masing sumber mata air di
kabupaten Sinjai.
3.
Perilaku Buang Air Besar
BAB
adalah singkatan dari Buang Air Besar, mengapa indikator ini merupakan
salah satu pilar dari lima STBM karena untuk dikategorikan hidup sehat karena
masyarakat harus memiliki wadah atau tempat untuk buang air besar terfokus.
Alasannya bila tidak terfokus maka bisa menyebabkan kuman ecoli menyebar ke suatu
wilayah yang tanpa sadar bisa menyebabkan kejadian luar biasa. Perilaku BAB suatu
daerah dikatakan baik apabila sudah tidak ada lagi masyarakat di daerah tersebut
berperilaku buang air besar d sembarang tempat. Milenium Development Goalds
mengharapkan bahwa ditahun 2015 nanti sudah tidak ada lagi masyarakat yang buang
air besar sembarangan di kabupaten Sinjai. Target ini bukan hanya untuk program
MDGS saja tetapi juga merupakan program Promosi PHBS masyarakat di kabupaten
Sinjai dengan mencanangkan Stop BABS 2015. Untuk melihat hasil lapangan sudah
sampai sejauh mana BAB d kabupaten Sinjai saat ini maka EHRA akan menjawab hal
tersebut diatas.
Tempat Buang Air Besar
Ada beberapa pertanyaan yang dapat timbul untuk perilaku Hidup Bersih dan Sehat
diantaranya adalah dimana masyarakat melakukan buang air besar dan sebesarapa
seberapa besar wadah yang harus disiapkan untuk menempati buang air besar.
Jawabannya adalah tempat terfokus dan memiliki saptic Tank, ukurannya tidak
mesti bagus yang penting bisa ditempati buat BAB terfokus.
Jamban adalah salahsatu jawaban dari pertanyaan tersebut diatas, jamban yang baik dimana fasilitas untuk pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas bangunan atas yang terdiri dari atap penutup jamban, kemudian bangunan tengah yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi air untuk membersihkannya dan terakhir adalah bangunan bawah yang merupakan unit penampung kotoran yang 4ank berbentuk cemplung atau 4ank e tank. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk. Jamban merupakan salah satu 4ank e4or yang menjadi syarat utama dalam perilaku hidup bersih dan sehat, suatu keluarga jika sudah memiliki jamban dapat menjadi cermin bahwa perilaku keluarga yang bersangkutan baik, namun permasalahannya tidak semua jamban keluarga dinyatakan baik dan sehat, baik secara struktur (bahan material, sambungan pipa, syarat 4ank e tank) dan aspek non teknis seperti pemeliharaan dan pengelolaan/pembuangan akhir.
Hasil kajian EHRA menunjukkan, bahwa kepemilikan jamban bagi rumah tangga penduduk di kabupaten Sinjai sudah lumayan tinggi yaitu yang menggunakan jamban pribadi 66,1% dan yang menggunakan MCK/WC Umum sebanyak 6,1%. Untuk data sekunder tingkat kepemilikan jamban di kabupaten mencapai %. Hal yang memprihatinkan dimana menurut
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
5
survey EHRA Perilaku BAB ke sungai sebesar 10,7 %, yang masih ditemukan prilaku BAB ke kebun/pekarangan sebesar 9,3 %, ke selokan/parit/got sebesar 0,9 %, 5ank e lubang galian sebesar 7,6 %, yang memakai WC helikopter sebesar 1,6 % . Dengan melihat masih ada Perilaku BAB yang buruk ini, di dapat dari hasil pengamatan di lapangan terjadi pada masyarakat perdesaan terutama masyarakat yang tinggal di pinggir sungai dan masyarakat peladang. Kenapa mereka masih BAB di kebun atau membuat lubang galian karena setengah hari aktifitas mereka berada di daerah perkebunan yang mana perkebunan tersebut tidak memiliki sarana jamban. Alasan masyarakat sangat jauh bagi mereka untuk pulang dan BAB saat mereka ada di kebun mereka. Untuk masyarakat pantai atau pulau perilaku yang diterapkan adalah ke tepi pantai.
Kategori Usia Yang BAB di Ruang Terbuka
Data yang dihasilkan oleh study EHRA untuk cakupan layanan jamban di kabupaten
Sinjai menyebabkan kita akan berpikir sampai sebatas mana usia yang BAB
sembarang tempat. Korelasi hasil survey menyebutkan bahwa anak laki-laki umur 5-
12 tahun yang paling sering melakukan perilaku Buang Air besar Sembarang
Tempat sebesar 10,5 %. Untuk anak perempuan yang berusia 5-12 tahun, Remaja
laki-laki sebesar 6,1 %, remaja perempuan 6,5 % dan Laki-laki dewasa sebesar 8,8
% untuk perempuan dewasa sebesar 9,3 %. Laki-laki di usia tua didapat data 5,3 %,
perempuan tua 6 %. Usia lainnya 0,4 %.
Realitas tersebut diatas menuntut pemikiran khusus mengenai masih adanya
perilaku BAB sembarang tempat. Kategori tidak memilih usia untuk melakukan
kebiasaan ini. Hal yang bisa di petik adalah bagaimana cara mengkampanyekan
PHBS kepada masyarakat khususnya mulai dari usia remaja hingga usia lanjut
untuk tidak BAB sembarang tempat. Pemicuan dengan menimbulkan rasa jijik akan
dapat mengurangi jumlah orang untuk BAB sembarang tempat. Untukl anak usia
5-12 tahun pendidikan yang bisa menyentuh langsung adalah dengan mengadvokasi
sekolah untuk promosi kesehatan di sekolah dan tidak lupa bahwa kebiasaan ini
harus ditunjang dengan fasilitas yang cukup untuk jamban dan air bersih sebagai
penunjang keberfungsian jamban yang telah dibangun.
Kepemilikan Jamban
Untuk memenuhi kebutuhan akan buang air besar maka bagaimanakah jamban
yang bersyarat dan baik. Dari hasil EHRA berikut jenis jamban masyarakat di
kabupaten Sinjai dimana untuk jamban kloset leher angsa sebesar 60 %, kloset
duduk siram leher angsa sebesar 2,5 %, plengsengan sebesar 0,8 %, cemplung
sebesar 13,1 %. Dan masih belum memiliki kloset sebesar 23,7 %. Hasil inilah
menjadi patokan dasar untuk pemenuhan jamban bagi yang tidak mempunyai kloset
di kabupaten Sinjai.
Pembuangan Limbah Tinja/ lumpur Tinja
Hasil Ehra menunjukkan bahwa tempat pembuangan Tinja Untuk Kabupaten Sinjai
terbesar di Tangki Septik sebanyak 58,3 %, untuk pipa sewer sebesar 1,2 %, Sistim
Cubluk/ Lobang Tanah 13,7 %, Langsung ke drainase sebesar 1,3 %, ke sungai
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
6
atau danau atau pantai sebesar 13,4 %, ke kolam atau sawah 0,2 %, Ke kebun
atau lapangan sebesar 10,7 %.
Bagaimanakah sistim pengelolaan lumpur tinja di kabupaten sinjai. Hasil
Ehra menilai bahwa periode pengosongan tangki septic adalah sebagai berikut:
a.
Periode 0-12 Bulan sebanyak 0,9 %
b.
Periode 1-5 Tahun sebanyak 2,1 %
c.
Periode 5-10 Tahun sebanyak 0,6 %
d.
Periode Lebih dari 10 Tahun sebanyak 0,3 %
e.
Tidak pernah melakukan pengosongan lumpur tinja sebanyak 90,7 %
f.
Tidak tahu sebanyak 5,4 %
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya masyarakat
yang belum terlayani akan layanan penyedotan limbah tinja, maka sangat diperlukan
partisipasi dan program dari pemerintah dalam mengoptimalkan tingkat pelayanan
penyedotan tinja di kabupaten sinjai.
Untuk pelaku pelaksanaan penyedotan limbah tinja di kabupaten sinjai berdasarkan
survey EHRA adalah sebagai berikut:
a.
Layanan sedot tinja sebesar 13,8 %
b.
Membayar orang sebesar 9,2 %
c.
Dikosongkan sendiri sebesar 12,3 %
d.
Sedangkan yang tidak tahu mengenai pengosongan septic tank dilakukan oleh
siapa sebesar 64,6 %
Membutuhkan memang sosialisasi yang tinggi untuk pelaku pelayanan
sedot tinja di kabupaten sinjai harapan besar melalui Percepatan Pembangunan
Sanitasi inilah perlu dipikirkan mengenai aktualisasi dan sinkronisasi antara peren
pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk memberikan masukan dalam
peningkatan sedot tinja untuk kabupaten sinjai, terlebih lagi dengan di galakkannya
Sinjai STOP BABS sembarang tempat 2015 maka sangat diharapkan
masing-masing SKPD sebagai fasilitator , didukung dari kerjasama swasta dan masyarakat
sebagai objek pembangunan daerah saling bahu membahu dalam peningkatan
kegiatan ini.
Peran masyarakat sebagai kontrol pembangunan dewasa ini mengkikat
peran dalam pembangunan Jangka Menengah yang berbasis capasity building.
Harapan terbesarnya adalah bahwa pemerintah dalam hal ini hanya bersifat sebagai
fasilitator tetapi masyarakatlah yang berperan dalam pembangunan dari, oleh dan
untuk rakyat. Tidak sepenuhnya masyarakat memberikan tanggung jawab penuh
kepada pemerintah untuk penanganan masalah pembuangan limbah tinja.
Kebiasaan yang tidak baik harus diperangi dengan mempercepat proses sosilisasi,
proses peningkatan kapasitas, proses melekukan pembangunan sendiri dan
memelihara fasilitas yang telah dibangun sehingga hterpeliharanya sarana akan
lebih terjangkau untuk akses pelayanannya dan pemeliharannya.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
7
Ibu-ibu memegang peranan penting dalam pengelolaan sanitkasi, karena
setiap hari ibu beserta anaklah yang tinggaldi rumah memerlukan sosilalisasi dan
pemahaman yang kuat bagi pengelolaan tinja rumah tangga. Hasil EHRA
menyebutkan sisa pembuangan tinja balita dibuang ke WC atau ke kamar mandi
sebesar 34 %, pembungan ke tempat sampah sebesar 6,8 %, ke
kebun/pekarangan/jalan sebesar 12 %, ke sungai/selokan/got sebesar 11,8 %, ke
tempat lainnya sedangkan yang tidak tahu membuang kemana sebesar 32,9 .
Mengingat masih banyaknya tempat buang kotoran balita ke tempat sampah, kebun
dan pekarangan ke sungai/selokan/got, maka sangat besar kemungkinan banyaknya
penyakit yang timbul karena pembungan kotorn tidak di daerah tertutup sehingga
banyaknya lalat, tikus dan masih banyak penyebar penyakit lainnya dapat
menjangkau sumber tersebut.
Untuk data penyakit diare kabupaten sinjai berdasarkan EHRA dapt
dikategorikan dalam periode sebagai berikut:
a.
24 jam terakhir sebesar 0,9 %
b.
1 minggu terakhir 0,8
c.
1 bulan terakhir sebesar 5,3 %
d.
3 bulan terakhir sebesar 4,1 %
e.
6 bulan terakhir sebesar 3,4 %
f.
Lebih dari 6 bulan lalu sebesar 2,1 %
g.
Tidak pernah terkena diare sebesar 5,9 %
Pemerintah berharap untuk kebiasaan membuang kotoran bayi bukan pada daerah
tertutup dapat di berantas dengan melakukan sosialisasi dan pemicuan rasa jijik
sehngga penyebaran penyakit dapat ditekan semakin kecil.
Apakah dampak dari pembuangan kotoran bayi di bukan tempat
pembuangannya, jawabannya bisa berakibat pada timbulnya penyakit diare baik dari
tingkat anak-anak hinggga manusia dewasa. Hasil EHRA menyebutkan bahwa :
a.
Untuk anak-anak balita sebesar 27,9 %
b.
Untuk anak-anak non balita sebesar 13,0 %
c.
Untuk remaja laki-laki sebesar 6,3 %
d.
Untuk anak remaja perempuan sebesar 11,2 %
e.
Untuk orang dewasa laki-laki sebesar 15,2 5
f.
Untuk orang dewasa perempuan sebesar 36,4 %
4.
Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat berpengaruh besar terhadap kesehatan individu, rumah tangga dan lingkungan. Makin baik perilakunya maka makin baik manfaat yang dirasakan utamanya dalam kesehatan. Hasil kajian di atas diperoleh gambaran jelas bahwa kondisi PHBS dilingkungan rumah tangga dan lingkungan atau individu di kabupaten Sinjai walaupun tidak bisa dikatakan sangat buruk tapi masih sangat memerlukan perbaikan di segala sektor.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
8
Untuk kesinambungan perilaku diatas maka dalam study EHRA Kabupaten Sinjai 2012 mencoba muntuk mengetahui sampai seberapa banyak ketersediaan Sarana Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga dan kemana Air Limbah ini dibuang. Dalam EHRA dijelaskan bahwa sistim pengolahan air limbah untuk kabupaten sinjai sudah banyak memiliki Sistim Pengolahan Air Limbah (SPAL) persentase cakupan layanannya sebesar 71,8 % sedangkan untuk masyarakat yang tidak memiliki fasilitas Sistim Pengolahan Air limbah Sebesar 28,2 %.
Dari 75% besaran layanan sistim pengolahan air limbah domestik, maka perlu
juga diketahui kemana masyarakat membuang air limbah buangannya. Untuk
pembuangan air limbah tempat penyalurannya ada beberapa tempat seperti sungai,
jalan, halaman, saluran terbuka, saluran tertutup, lubang galian, pipa saluran, pipa IPAL
Sanimas, dll. Sesuai dengan EHRA hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
a.
Sungai sebesar
b.
Jalan/ Halaman
c.
Saluran terbuka
d.
Saluran tertutup
e.
Lubang Galian
5.
Pengolahan Sampah Rumah Tangga
Kondisi persampahan setiap kabupaten berbeda-beda. Semua tergantung kepada
kepadatan suatu daerah karena semakin padat suatu daerah maka semakin tinggi juga
hasil sampah rumah tangga yang dihasilkan. Dalam study EHRA Kabupaten Sinjai
2012 ada beberapa yang akan diulas untuk mengupas bagaimana keadaan
persampahan ditingkat masyarakat. Hal-hal yang menjadi acuan antara lain:
a.
Komposisi Sampah Rumah Tangga
b.
Pengangkutan Sampah
c.
Kondisi
Sampah Rumah Tangga6.
Komposisi Sampah Rumah Tangga
`
Komposisi sampah rumah tangga kabupaten sinjai beraneka ragam, mulai
sampah organik, sampah palstik, sampah gelas, sampah kertas, sampah besi atau
logam, dan lainnya. Untuk sampah organik menurut study EHRA sebesar 20 %,
sampah palstik sebesar 40 %, sampah gelas atau kaca sebesar 20 % dan lainnya
sebesar 20 %. Hasil akhir dapat terlihat pada tabel berikut.
Dengan komposisi sampah domestik diatas maka tidaklah salah jika kita
menganalisis bagaimanakah pengelolaan sampah menurut study EHRA du kabupaten
Sinjai. Berikut hasil pengamatan EHRA 2012 Kabupaten Sinjai mengenai pengelolaan
sampah masyarakat :
a.
Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang sebesar 4 %
b.
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 7,8 %
c.
Dibakar sebesar 44,7 %
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
9
e.
Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah sebesar 8,6 %
f.
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau sebesar 15,6 %
g.
Dibiarkan saja sampai membusuk sebesar 1,3 %
h.
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk 19,2 %
7.
Pengangkutan Sampah
Bagaimana sistim pengangkutan sampah di kabupaten sinjai dan berapa lama
pengangkutan sampah berjalan dalam sebulan bahkan seminggu. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut diatas maka baiklah kita melihat hasil analsis EHRA Kabupaten
Sinjai.
Periode pengangkutan sampah dengan komposisi sampah yang telah dibicarakan
didepan meliputi beberapa analisis. Untuk analisis periodenya meliputi:
a.
Tiap hari sebesar 80 %
b.
Beberapakali seminggu sebesar 20 %
Jika dilihat hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan sampah
sebagian besar telah mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah setiap hari.
Hanya untuk daerah yang tidak bisa terjangkau oleh pelayanan kendaraan atau yang
memiliki medan sulit yang Cuma memperoleh pelayanan beberapakali saja dalam
seminggu. Tapi secara garis besar telah terlayani baik untuk kendaraan 4 roda maupun
3 roda. Hasil analisis EHRA kabupaten Sinjai untuk periode pengangkutan sampah.
8.Kondisi Sampah Rumah Tangga
Kondisi sampah rumah tangga di kabupaten sinjai saat ini ada beraneka ragam
kondisinya, ada yang berserakan, banyak menumpuk, kerawanan untuk menjadi
sarang penyebar penyakit , menyumbat saluran drainase dan untuk melihat kondisi riil
dari sampah rumah tangga menurut EHRA .
Demikianlah gambaran umum kegiatan realisasi perilaku hidup bersuh sehat di
kabupaten sinjai yang tereklam lewat study data EHRA tahun 2012. Banyak kekurangan
tetapi paling tidak memberikan gambaran secara langsung subsektor mana yang masih
membutuhkan wperhatian lebih serta daerah mana yang sekiranya akan menjadi
sasaran shtrategi pembangunan sanitasi ke depan. Bagaimana dengan realisasi
kegiatan di masing-masing subsektor dan pengelolaan saat ini di Instansi terkait,
marilah kita dapat meneliti lebih dalam sudah sampai mana peran SKPD terkait
melakukan yang terbaik di kabupaten sinjai dalam perannya sebagai pemangku
kepentingan dan pengambil kebijakan dalam pelaksanaan program pembangunan
sanitasi di kabupaten sinjai.
Desentralisasi di bidang kesehatan bertujuan untuk mewujudkan peningkatan
derajat kesehatan berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara
memberdayakan, menghimpun dan mengoptimalkan potensi daerah dan nasional.
Untuk melihat kondisi kesehatan lingkungan di Kabupaten Sinjai.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai terdapat 49.752 unit rumah yang ada
dari jumlah rumah yang di periksa 46.540 unit rumah dan diperiksa telah mencapai
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
10
93,54%, namun yang termasuk kategori sehat sejumlah 35.051 unit rumah atau
75,31% telah terealisasi. Hal ini diharapkan akan lebih baik untuk mencapai target,
sehingga diperlukan upaya lebih serius dalam mengatasi hal ini , namun jika
dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 maka sebesar 65 % maka
Kabupaten Sinjai telah melewati target rumah sehat dalam realitasnya. Tapi jika
mengacu pada MDGS 2015 capaian target rumah tangga sehat masih jauh maka
diiharapkan kerjasama yang baik dari semua pihak bak lintas sektoral,LSM , tokoh
masyarakat, agama untuk memkberikan motivasi dan berkomitmrn bersama dalam
pencapaian target tersebut diatas. Berikut hasil kepemilikan keluarga akan data sanitasi
dasar di kabupaten Sinjai:
Untuk data sekunder dari dinas tatruang bahwa jumlah desa yang rawan
sanitasi berjumlah 18 desa dari 80 jumlah desa yang ada.Kepemilikan jamban
sebanyak 39.825 Rumah tangga (RT) untuk kepemilkan jamban dengan menggunakan
septictank sebanyak 38.173 RT. Ini berarti sudah 95 % data jamban yang memakai
septictank di seluruh kabupaten Sinjai yang telah memiliki jamban sehat. Untuk layanan
Sanitasi seluruh kabupaten sudah mencapai 69 % berdasarkan perhitungan data
sekunder.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
11
Tabel 3Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar dalam Kabupaten Sinjai Tahun 2011
No KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK JUMLAH
JUMLAH RUMAH JUMLAH KK JMLH RUMAH YG DIPERIKSA % JMLH RUMAH YG DIPERIKSA RUMAH DIPERIKSA MMLKI JAGA % RUMAH DIPERIKSA MMLKI JAGA RUMAH DIPERIKSA MMLKI SPAL % RUMAH DIPERIKSA MMLKI SPAL RUMAH DIPERIKSA MMLKI TPS % RUMAH DIPERIKSA MMLKI TPS RUMAH DIPERIKSA BEBAS JENTIK % RUMAH BEBAS JENTIK RUMAH DIPERIKSA MMNHI SYARAT % RUMAH DIPERIKSA MMNHI SYARAT A B C D E F H I J K L M N O P Q R S
1 Sinjai utara Balangnipa 37586 7936 8940 7908 99.65 7479 94.58 7908 100 7908 100 7574 95.78 7406 93.65
2 Bulu poddo Bulupoddo 15639 3592 4565 3132 87.19 2153 68.74 2200 70.24 2313 73.85 1920 61.30 2704 86.33
3 Pulau-pulau IX Pulau IX 7838 1525 1890 1337 87.96 542 40.54 1382 100 1382 100 1382 100 496 37.10 4 Sinjai timur Samataring 11422 2557 2649 2045 79.05 2045 100 2045 100 2045 100 1645 80.44 1213 59.32 5 Kampala 9694 1987 2428 1987 100 1754 88.27 1987 100 1987 100 1806 90.89 1743 87.72 6 Panaikang 9165 1827 2294 1746 95.57 912 52.23 1338 76.63 1080 61.86 1721 98.57 975 55.84 7
Sinjai selatan Aska 14350 2943 3457 2943 100 2056 69.86 1918 65.17 2093 71.12 2630 89.36 2056 69.86
8 Samaenre 22768 4785 5630 4090 85.48 3849 94.11 3929 96.06 3559 87.02 3705 90.59 3135 76.65
9
Tellulimpoe Lappae 14291 3125 3412 3000 96.00 2373 79.10 2783 92.77 2783 92.77 2940 98 2373 79.1
10 Mannanti 19713 4255 4849 4226 99.32 3126 73.97 2729 64.58 2816 66.64 2775 65.66 2061 48.77
11
Sinjai tengah Lappadata 12231 2875 3217 2332 81.11 2340 100 2332 100 2332 100 2332 100 2115 90.69
12 Manimpahoi 15511 3452 3932 3452 100 2717 78.71 3452 100 3452 100 3336 96.64 2283 66.14
13 Sinjai borong Borong Komp. 16935 3880 4454 3694 95.21 2674 72.39 3408 92.26 3161 85.57 3694 100 2382 64.48 14
Sinjai barat Manipi 6003 1601 1788 3097 91.44 3097 100 3097 100 3097 100 2975 96.06 2940 94.93
15 Tengnga Lmbg. 16106 3386 4062 1551 96.88 1056 68.09 1330 85.75 1182 76.21 1547 99.74 1169 75.37
JUMLAH 229252 49726 57567 46540 93.54 38173 82.02 41838 89.90 41190 88.50 41982 90.21 35051 75.31
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
12
Tabel 3
Persentase Rumah Tangga Sehat menurut Kabupaten/Kota Dalam
Kabupaten Sinjai Tahun 2011
NO KECAMATAN PUSKESMAS RUMAH TANGGA JMLH RUMAH YG ADA JMLH RUMAH YG DIPERIKSA % DIPERIKSA JMLH RUMAH SEHAT % SEHAT
1 Sinjai utara Balangnipa 7936 7908 99.65 7406 93.65
2 Bulupoddo Bulupoddo 3592 3132 87.19 2704 86.33 3 Pulau IX Pulau IX 1520 1337 87.96 496 37.10 4 Sinjai Timur Samataring 2587 2045 79.05 1213 59.32 5 Panaikang 1827 1746 95.57 975 55.84 6 Kampala 1987 1987 100 1743 87.72 7
Sinjai Selatan Aska 2943 2943 100 2056 69.86
8 Samaenre 4785 4090 85.48 3135 76.65 9 Tellulimpoe Lappae 3125 3000 96.00 2373 79.1 10 Mannanti 4255 4226 99.32 2061 48.77 11 Sinjai Tengah Lappadata 2875 2332 81.11 2115 90.69 12 Manimpahoi 3452 3452 100 2283 66.14
13 Sinjai Borong Borong Komp. 3880 3694 95.21 2382 64.48
14
Sinjai Barat Manipi 3387 3097 91.44 2940 94.93
15 Tengnga Lmbg. 1601 1551 96.88 1169 75.37
JUMLAH 49752 46540 93.54 35.051 75.31
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
13
Tabel 3
Tabel Kasus Penyakit Menular yang Diamati Menurut Kecamatan
No Kecamatan Puskesmas
Penderita Terdeteksi Kusta
DIARE DISENTRI TIFOID PENEUMONIA
PB MB
1 Sinjai Utara Balangnipa 4 6 391 0 360 0
2 Bulupoddo Bulupoddo 1 1 262 0 76 0 3 Pulau IX Pulau IX 0 0 421 28 78 0 4 Sinjai Timur Samataring 0 3 324 0 117 0 5 Kampala 0 2 303 0 139 4 6 Panaikang 0 0 635 23 44 1 7 Sinjai Selatan Aska 1 1 309 56 117 1 8 Samaenre 5 8 134 2 23 1 9 Tellulimpoe Lappae 0 5 233 13 18 0 10 Mannanti 0 6 291 8 72 6 11 Sinjai Tengah Lappadata 0 2 143 0 0 8 12 Manimpahoi 0 0 277 0 24 0
13 Sinjai Borong Borong Kompleks 0 4 212 4 11 0
14
JUMLAH
Tengnga lembang 0 5 57 0 1 0
15 Manipi 0 4 230 0 31 2
JUMLAH 11 47 4222 134 1111 23
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
14
3.1.2
Tatanan Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk kalangan sekolah sangat diperlukan
mengingat masa depan bangsa adalah ditangan generasi muda. Jika diusia dini mereka
telah mengenal hal tersebut maka untuk kedepannya tidak akan perlu susah lagi dalam
mengembangkan Konsep Sanitasi dalam kehidupan kedepan. Dalam Program PPSP faktor
yang menjadi landasan PHBS sekolah di kabupaten Sinjai meliputi :
a.
Sarana Jamban Sekolah
b.
Sarana Cuci Tangan
c.
Sarana Air Bersih Yang Digunakan
d.
Sarana Tempat Sampah
e.
Sarana Pengolahan Air Limbah
Pendidikan akan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah menjadi penting untuk dilakukan mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat. Sosialisasi di level sekolah ini diharapkan menjadi ujung tombak dalam peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah sanitasi. Selain promosi kesehatan di masyarakat, pendidikan awal di sekolah bisa menjadi sumber informasi kepada masyarakat melalui murid sekolah akan pentingnya permasalahan menyangkut sanitasi di Kabupaten Sinjai
Seberapa besar ruang lingkup PHBS Sekolah dikabupaten Sinjai dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
15
Tabel 3.1.1Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren
(Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Toilet dan Tempat Cuci Tangan)
Nama Sekolah
Jumlah
Siswa Jumlah Guru PDAM Sumber Air Bersih SPT SGL Jml Toilet/WC Jml Tempat Kencing Fas. Cuci Tangan Persediaan Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P
1.Kecamatan Sinjai Barat
SDN. 183 Lembanna 41 37 6 7 1 √ √ √ SDN.136 Hulo 69 65 2 7 1 1 √ √ SDN.119 Magala Bontosalama 74 57 7 7 1 1 √ √ √ SDN.182 Rumpala 49 48 6 6 1 1 SDN.239 Laha-laha 62 50 7 1 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √ √ √ √ SDN.215 Kampala 31 24 4 5 1 1 √ √ √ SDN.205 Biholo 43 60 4 2 √ √ √ √ √ SDN 97 Arango 76 74 3 7 1 1 1 √ √ v v v v SDN 137 Tengalembang 60 69 4 7 1 1 1 1 1 1 √ √ √ SDN 75 Lembanna 65 50 2 9 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ SDN.247 Pattiro 53 53 9 4 √ 1 1 √ √ MI Al-Irsyad Tangkala'e 24 15 3 3
Mis Nurul Aqimah puncak 36 46 5 6 1 1 √ √ √ √
SDN.No. 237 Lapparana 62 70 4 5 1 1 √ √ √
SDN NO.249 Batupalla 75 57 5 8 1 1 1 1 8 1 √
2. Kecamatan Bulupoddo
SDN NO.251 BalapalangiI 47 38 6 6 √ 1 √ √ √ √ √ √ √
SDN No.106 Jerrung I 47 40 2 6 2 2 2 2 7 √ √ √
SD NEGERI NO.8 Hilalang 46 39 2 11 1 1 1 1 √
SD NEGERI NO.207 Parepo 87 71 12 √ √ 1 1 1 √ √ √ √ √
SDN NO.114 Mallenreng 73 68 6 9 √ √ √ 1 1 √ √ √
SDN NO 196 Mangasa 33 29 12 1 1 √ √ √
SDN No.218 Congkoe 29 18 3 5 1 1 1 1 1 1 √ √ √
SDN. 199 Karampuang 24 40 1 5 2 1 1 2 1 1 √ √ √
3. Kecamatan Sinjai selatan
SDN. 109 Cappagalung 67 77 10 4 2 1 1 √ √
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
16
Tabel 3.1.2Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren
(Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Toilet dan Tempat Cuci Tangan)
Nama Sekolah Jumlah Siswa
Jumlah
Guru PDAM Sumber Air Bersih SPT SGL Jml Toilet/WC Jml Tempat Kencing Fas. Cuci Tangan Persediaan Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P SDN NO 206 Paolotonge 27 27 2 7 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ SDN 110 Jekka 140 93 8 8 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ SD.NEG.NO. 171 Tellang 34 35 5 7 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ SDN. NO.121 Coddong 42 39 5 6 1 1 1 1 1 1 √ √ SDN.245 Leppang II 53 48 6 6 1 1 1 1 1 1 √ √ √ SDN.NO 45 Lempangan 73 65 3 10 √ 1 1 √ √ √ √ SDN No.167 Baru I 79 73 4 7 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ 4. KecamatanSinjai Timur SDN.136 Lasiai 87 71 1 5 √ 1 1 1 √ √ √ √ SDN NO 162 DUMME 70 59 2 5 1 1 √ √ √ SDN.35 Dume 112 97 1 7 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ SDN. 33 Pattalassang 79 61 2 8 1 1 √ SDN.84 Mangarabombang 122 125 5 17 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ SDN 26 Rompe 41 41 2 11 2 √ √ √ SDN.161 Barae 54 52 6 3 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ SDN. 34 Biroro 36 40 3 5 1 1 √ √ √ √ SDN. 92 Panaikang SDN.129 Batulappa 84 77 1 14 √ 2 1 2 1 √ √ √ √ √ √ SDN 29 Maroangin 107 100 3 14 √ 1 1 √ √ √ √ SDN.157 Pabeheang 36 30 8 SDN 30 Tongke-Tongke 153 144 15 3 √ 2 2 2 √ √ √ SDN.156 Kaloling 59 57 1 7 1 3 3 √ √ √ √ SMPN.2 Sinjai Timur 239 249 14 34 √ 1 2 2 √ √ √ SMK Negeri 3 Sinjai 160 128 20 15 √ 1 1 1 1 √ √
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
17
Tabel 3.1.3Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren
(Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Toilet dan Tempat Cuci Tangan)
Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru PDAM Sumber Air Bersih SPT SGL Jml Toilet/WC Jml Tempat Kencing Fas. Cuci Tangan Persediaan Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P
5. Kecamatan Sinjai Tengah
SDN.64 Manubbu 37 45 5 2 √ 1 1 √ √ √ SDN.59 Batulappa 65 58 6 5 1 1 1 1 1 √ √ √ √ SDN.234 Jira 37 36 8 1 1 √ SDN.246 Hampange 28 38 5 3 1 √ √ √ SDN.57 Kanrung 58 42 6 4 SDN.94 Kanrung 37 46 7 5 √ 1 1 1 1 √ √ √ √ √ SDN.204 Sinjai Kanrung 46 35 3 6 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ SDN 214 Hslimping 41 40 4 6 √ 1 1 √ SDN.233 Balanreang 58 42 3 7 1 1 SDN.60 Banyira 59 50 3 7 √ 1 √ √ √ SDN.212 Palampeng 26 26 1 8 √ √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ SDN.62 Manimpahoi 63 61 2 10 1 1 1 SDN.211 Bontopenno 58 42 4 2 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ SDN.61 Tadi 56 44 4 9 2 1 2 √ √ √ √ √ SMPN Satap Kanrung 37 42 6 7 1 1 1
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai 2012 Keterangan :
L = laki-laki P = perempuan S = selalu tersedia air K = kadang-kadang T = tidak ada persediaan air
Y = ya
T = tidak
SPT = sumur pompa tangan SGL = sumur gali
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
18
Tabel 3.2.1Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene)
Nama Sekolah
Apakah pengetahuan ttg higiene dan
sanitasi diberikan Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi /
pend. Higiene
Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air kotor
Kapan tangki septik dikosongkan Kondisi higiene sekolah Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran PenJas di kelas Tidak
pernah Dikumpulkan Dipisahkan kompos Dibuat toilet Dari
Dari kamar mandi
Ya Tidak
1.Kecamatan Sinjai Barat √ √ √
SDN. 183 Lembanna √ √ √ SDN.136 Hulo √ √ √ √ √ B SDN.119 Magala Bontoslama SDN. Rumpala B SDN.239 Laha-laha √ √ √ √ B SDN.215 Kampala √ √ SDN.205 Biholo √ √ √ SDN.97 Arango √ √ B SDN.137 Tengalembang √ SDN 75 Lembanna √ √ √ √ SDN.247 Pattiro √ √ √ B MI Al-Irsyad Tangkala'e √ √
Mis Nurul Aqimah Puncak √ √ √
SDN.No. 237 LAPPARANA √ √ SDN NO.249 BATUPALLA √ √ √ √ 2.Kecamatan Bulupoddo √ √ SDN NO.251 BALAPPANGI SDN No.106 Jerrung I √ √ √ SD NEGERI NO.8 HILALALNG √ √ √ SD NO.207 PAREPO √ SDN NO.114 MALLENRENG √ √ SDN NO 196 MANGASA √ √ √
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
19
Tabel 3.2.2Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene)
Nama Sekolah
Apakah pengetahuan ttg higiene dan
sanitasi diberikan Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi /
pend. Higiene
Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air kotor
Kapan tangki septik dikosongkan Kondisi higiene sekolah Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran PenJas di kelas Tidak
pernah Dikumpulkan Dipisahkan kompos Dibuat toilet Dari
Dari kamar mandi Ya Tidak SDN No.218 Congkoe √ √ √ √ SDN. 199 Karampuang √ √ √ √ 3.Kecamatan Sinjai Selatan SDN. 109 Cappagalung √ SDN NO 206 Paolotonge √ √ √ √ SDN 110 Jekka √ √ SD.NEG.NO. 171 Tellang √ √ SDN. NO.121 Coddong √ SDN.245 Leppang II √ √ √ SDN.NO 45 Lempangan √ √ √ B
SDN No.167 Baru I √ √ Tangki
Septic
Tangki Septic 4.Kecamatan Sinjai
Timur
SDN.136 Lasiai √ √ √ Bila Dibersihkan
SDNN NO 162 DUMME √ √ SDN.35 Dume √ √ √ B SDN. 33 Pattalassang √ SDN.84 Mangarabombang √ √ √ √ SDN 26 Rompe √ √ SDN.161 Barae √ √ SDN. 34 Biroro
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
20
Tabel 3.2.3Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene)
Nama Sekolah
Apakah pengetahuan ttg higiene dan
sanitasi diberikan Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi /
pend. Higiene
Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air kotor
Kapan tangki septik dikosongkan Kondisi higiene sekolah Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran PenJas di kelas Tidak
pernah Dikumpulkan Dipisahkan kompos Dibuat toilet Dari
Dari kamar mandi Ya Tidak SDN.129 Batulappa √ √ √ √ √ √ B SDN 29 Maroangin √ √ SDN.157 Pabeheang √ √ SDN.30 Tongke-Tongke √ √ √ B SDN.156 Kaloling √ √ SMPN.2 Sinjai Timur √ √
SMK Negeri 3 Sinjai √ √ √ √ Belum pernah B
5. Kecamatan Sinjai Tengah SDN.64 Manubbu √ √ √ SDN.59 Batulappa √ √ √ SDN.234 jira √ √ √ SDN.246 Hampange √ √ √ SDN.57 Kanrung SDN.94 Kanrung √ √ √ SDN.204 Sinjai Kanrung √ √ SDN 214 Halimping √ √ √ SDN.233 Balanreang SDN.60 Banyira √ √ √ B SDN.212 Palampeng √ √ SDN.62 Manimpahoi √ √ √ SDN.211 Bontopenno
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
21
Tabel 3.2.4Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene)
Nama Sekolah
Apakah pengetahuan ttg higiene dan
sanitasi diberikan Apakah ada dana utk
air bersih / sanitasi / pend. Higiene
Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air kotor
Kapan tangki septik dikosongkan Kondisi higiene sekolah Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran PenJas di kelas Tidak
pernah Dikumpulkan Dipisahkan kompos Dibuat toilet Dari
Dari kamar mandi Ya Tidak SDN.61 Tadi √ √ √ SMPN Satap Kanrung
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
22
3.2
Pengelolaan Air Limbah Domestik
Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian dan kotoran manusia. Seperti pada limbah pada umumnya limbah rumah tangga merupakan buangan yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan peresapan dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya, tidak mengotori permukaan tanah sehingga bisa mengakibatkan tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah, mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya, tidak menimbulkan bau yang mengganggu, konstruksi agar dibuat secara sederhana dan jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Secara umum sarana pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Sinjai masih memiliki permasalahan. Walaupun berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai tahun 2011, dari total penduduk sebesar 59323 KK, terdapat 40.817 unit jamban/WC pribadi dengan persentase kepemilikan jamban mencapai 82,12 % tapi baru 68,81% dari total jumlah KK yang memilki septic tank. Hal itu memperlihatkan masih perlunya penyadaran kepada masyarakat akan arti pentingnya saraan sanitasi yang sesuai standar kesehatan. Oleh karena itu, selain pemicuan kepada masyarakat agar mau membangun jamban pribadi mereka seperti CLTS ataupun pembangunan fasilitas public atau MCK Komunal masih sangat dibutuhkan utamanya pada masyarakat yang tinggal didaerah kepulauan Sembilan. Instalasi pengolahan limbah serta pembangunan sarana pendukung sanitasi lainnya, penyadaran dalam bentuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan merupakan salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Sinjai belum mempunyai dalam pengolahan limbah domestik pada pusat-pusat pelayanan masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka semakin nyatalah kabupaten Sinjai harus berbenah diri untuk pengolahan limbah yang bersifat terpusat . Sistim pengolahan Instalasi Lumpur Tinja atau biasa dikenal dengan IPLT mau ataupun tidak harus segera dibangun. Pengolahan air limbah (IPAL) tanpa tawar menawar harus juga segera diusulkan, dengan catatan segera membuat Master Plane air limbah untuk kabupaten Sinjai sebagai penuntun dari arah pembangunan pengolahan air limbah Kabupaten Sinjai.
Regulasi maupun koordinasi ditingkat kelembagaan belum nampak koordinasinya
meskipun sudah ada instansi yang memprogramkan namun belum maksimumnya perhatian
pemerintah daerah akan pengolahan limbah mengakibatkan sistim dari masing-masing
SKPD terkait kurang memperhatikan hal tersebut. Progrm yang digalakkkan hingga tahun
2012 hanya bersifat pengawasan kualitas namun tidak di tunjang oleh pembangunan sarana
dan prasarananya. Demikian juga untuk keterlibatan swasta dan masyarakat belum ada
partisipatif yang terlihat sehungga masalah untuk pengolahan limbah begitu besar di
kabupaten Sinjai.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
23
3.2.1
Kelembagaan
Kegiatan pengelolaan dan pengendalian limbah cair baik yang ditimbulkan oleh kegiatan industri maupun kegiatan rumah tangga di Kabupaten Sinjai merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten Sinjai yang dikelola oleh Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sinjai. Mekanisme kerja dalam penanganan Limbah Cair mencakup kegiatan Pembangunan, Pengelolaan, Pengawasan dan Bimbingan Teknis, sesuai dengan Tupoksi masing-masing.
Dilihat tupoksi SKPD yang ada di Kabupaten Sinjai, SKPD yang menangani air limbah dalam hal pengawasan dan bimbingan teknis adalah Kantor Lingkungan Hidup, yaitu berada dalam seksi pemantauan lingkungan.
Sedangkan SKPD yang menangani air limbah dalam hal perencanaan dan pembangunan sarana pengelolaan limbah adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sinjai, yaitu berada dalam Bidang Cipta Karya seksi perkotaan, perdesaan dan air bersih. Diluar Dinas PU, pembangunan sarana pengelolaan air limbah tidak dibangun secara spesifik tapi merupakan sarana pendukung dari sarana utama yang mereka bangun. Sebagai contoh Dinas Kesehatan pada saat membangun rumah sakit maka dinas ini membangun IPLT sebagai saran pendukung dari rumah sakit tersebut.
Diluar SKPD tersebut umumnya penanganan masih bersifat internal. Perangkat peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah belum ada, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki legalitas yang kuat.
Ditingkat masyarakat dan swasta belum ada upaya yang terfokus terhadap sistem pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar pelayanan penyehatan lingkungan. Dengan kedudukan kelembagaan yang masih lemah baik ditingkat masyarakat, swasta dan pemerintah maka upaya pencapaian target pengelolaan air limbah belum ada langkah-langkah nyata, sehingga berpengaruh pada belum tersedianya perangkat peraturan terkait pengelolaan air limbah di tingkat daerah. Berikut struktur organisasi yang menangani pengelolaan limbah di kabupaten Sinjai.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
24
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KAB. SINJAI PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
BIDANG Sumber Daya Alam dan
Prasarana Wilayah
BIDANG Sosial dan Ekonomi
BIDANG Pendataan, Penelitian dan
Pengembangan
BIDANG Perencanaan Makro dan
Kerjasama Wilayah
SUB BIDANG Prasarana Wilayah, Perhubungan dan Parpostel
SUB BIDANG Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial
SUB BIDANG Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan
SUB BIDANG Perencanaan dan Kebijakan
Makro SUB BIDANG
Tarkim, SDA dan Lingkungan Hidup
SUB BIDANG Pertanian, Koperasi, UKMK
dan Perindag
SUB BIDANG Penelitian dan Pengembangan
SUB BIDANG Kerjasama Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan SUB BAGIAN
PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
25
Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 19 Tahun 2010
Pasal 51
Kantor Lingkungan hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 52
Kantor Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 51, menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh bupati;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup;
d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III -
26
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN KAB. SINJAI
PERDA KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2010 TANGGAL 29 DESEMBER 2010
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
BIDANG
Bina Pelayanan Kesehatan Pencegahan dan Penyehatan BIDANG Lingkungan
BIDANG
Bina Kesehatan Masyarakat Bina Pelayanan Farmasi dan BIDANG Perbekalan Kesehatan
SEKSI
Pelayanan Kesehatan Dasar
SEKSI
Pengendalian Penyakit Menular Kesehatan Keluarga SEKSI Pengawasan Makanan dan SEKSI
Minuman SUB BAGIAN
PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN UMUM & KEPEG SUB BAGIAN KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI
Pelayanan Kesehatan Rujukan Pengendalian Penyakit Tidak SEKSI Menular
SEKSI
Gizi Masyarakat Pengawasan Obat, Perbekalan SEKSI Kesehatan dan Kosmetik SEKSI
Pelayanan Kesehatan Khusus Penyehatan Lingkungan SEKSI Upaya Kesehatan Berbasis SEKSI
Masyarakat dan Promkes
SEKSI Pengujian
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
27
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kab. Sinjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kab. Sinjai Nomor 18 Tahun 2010
Pasal 7
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 8
Dinas kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 7, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;
d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan;
e. Pengelolaan unit Pelaksana teknis dinas;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
28
Tabel 3.3
Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
FUNGSI Pemerintah PEMANGKU KEPENTINGAN
Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota √ - -
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka
pencapaian target √ - -
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam
rangka pencapaian target √ - -
PENGADAAN SARANA
Menyediakan saran awal pembuangan air limbah domestik √ - √
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tangki
septik) √ - -
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT
(truk tinja) √ - -
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber
ke IPAL (pipa kolektor) √ - -
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL √ - -
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja √ - √
Mengelola IPLT dan atau IPAL √ - -
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja √ - -
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan
atau penyedotan air limbah domestik √ - -
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
√ - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik
(pengangkutan, personil, peralatan dll) √ - -
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal
pengelolaan air limbah domestik √ - -
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah
domestic √ - -
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai
III
-
29
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
√
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik
√
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
√
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
√
- -
Tabel 3.4
Peta peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Sinjai
Peraturan
Ketersediaan Pelaksanaan
Keterangan Ada Tidak Ada Dilaksanakan Efektif Belum Efektif Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak Efektif
AIR LIMBAH DOMESTIK
Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini
- √ - - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic
- √ - - -
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik
- √ - - -
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana
pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah
√ - - √ -
Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
√ - - √ -
Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
√ - - √ -
Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik