• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENULIS. Drs. Zaki Santoso, M.Pd Widyaiswara PPPPTK BMTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENULIS. Drs. Zaki Santoso, M.Pd Widyaiswara PPPPTK BMTI"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

PENULIS

Drs. Zaki Santoso, M.Pd Widyaiswara PPPPTK BMTI

(3)

ii

KATA PENGANTAR PENULIS

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Buku siswa ini tepat pada waktunya, walaupun ada beberapa hambatan.

Buku siswa ini ditulis untuk digunakan oleh siswa SMK sesuai dengan jurusannya agar dapat memahami dan lebih mendalami permasalahan-permasalahan materi yang dibahas pada buku ini yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kompetensi siswa.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak baik secara kelembagaan maupun perseorangan yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan Buku siswa ini, semoga semua bantuannya mendapat ganjaran yang berlipat ganda. Harus diakui, dan kami menyadarinya bahwa Buku siswa ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan saran, kritik atau apapun untuk perbaikan penulisan Buku siswa ini, terima kasih.

Drs. Zaki Santoso, M.Pd Widyaiswara PPPPTK BMTI

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah ketersediaan Buku Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang ditulis dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Buku Siswa ini dirancang dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai.

Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan-kegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan kemampuan mencipta .

Sebagaimana lazimnya buku teks pembelajaran yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi, buku ini memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Buku ini memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Buku ini mengarahkan hal-hal yang harus dilakukan peserta didik bersama guru dan teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi tertentu; bukan buku yang materinya hanya dibaca, diisi, atau dihafal.

Buku ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Buku ini merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu buku ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Januari 2014 Direktur Pembinaan SMK

(5)

iv

DAFTAR ISI

PENULIS ... i

KATA PENGANTAR PENULIS ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Deskripsi ... 1

B. Prasyarat ... 2

C. Petunjuk penggunaan modul ... 2

D. Tujuan akhir... 4

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 4

F. Cek kemampuan ... 14

BAB II ... 17

PEMBELAJARAN ... 17

A. Rencana belajar peserta didik... 17

B. Kegiatan belajar ... 19 1. Kegiatan Belajar 1. ... 19 2. Kegiatan Belajar 2. ... 51 3. Kegiatan Belajar 3. ... 68 4. Kegiatan Belajar 4. ... 74 5. Kegiatan Belajar 5. ... 79 6. Kegiatan Belajar 6. ... 91 7. Kegiatan Belajar 7. ... 97 8. Kegiatan Belajar 8. ... 101 9. Kegiatan Belajar 9. ... 102 DAFTAR PUSTAKA ... 109

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gbr 2. 1 mesin bubut ... 20

Gbr 2. 2 Mesin Bubut ringan ... 21

Gbr 2. 3 Mesin Bubut ringan ... 21

Gbr 2. 4 Mesin Bubut ringan ... 22

Gbr 2. 5 Mesin bubut beralas panjang ... 23

Gbr 2. 6 Mesin bubut lantai ... 23

Gbr 2. 7 Mesin bubut dengan pengendali ... 24

Gbr 2. 8 Mesin bubut tegak ... 24

Gbr 2. 9 Mesin bubut dengan enam spindel mendatar ... 25

Gbr 2. 10 Mesin bubut tegak dengan delapan spindel ... 25

Gbr 2. 11 Mesin bubut tegak delapan spindel sistim rotari ... 26

Gbr 2. 12 Mesin bubut khusus untuk memotong ... 27

Gbr 2. 13 Mesin bubut ulir ... 27

Gbr 2. 14 Mesin bubut khusus pembuat ulir tipe Swiss ... 28

Gbr 2. 15 Mesin bubut turret ... 28

Gbr 2. 16 Kepala Tetap dengan Pencekam ... 29

Gbr 2. 17 Meja Mesin bubut ... 30

Gbr 2. 18 Eretan (carriage) ... 31

Gbr 2. 19 Penjepit Pahat (tool post) ... 32

Gbr 2. 20 Kepala Lepas ... 33

Gbr 2. 21 Poros Tranporter dan Sumbu Pembawa ... 34

Gbr 2. 22 Kran Pendingin... 35

Gbr 2. 23 Cekam rahang tiga sepusat (dependent chuck) ... 36

Gbr 2. 24 Cekam rahang 3 dan 4 Tidak Sepusat (Independent Chuck) ... 37

Gbr 2. 25 Plat Pembawa ... 37

Gbr 2. 26 Pembawa berujung lurus (a), dan Pembawa berujung bengkok ... 38

Gbr 2. 27 Penyangga tetap (a), dan Penyangga Jalan (b) ... 38

Gbr 2. 28 Kolet ... 39

Gbr 2. 29 Kelengkapan peralatan untuk memasang kolet ... 40

Gbr 2. 30 senter tetap (a), dan senter putar (b). ... 40

Gbr 2. 31 Dimensi Utama Mesin Bubut ... 41

Gbr 2. 32 Proses pembubutan pada benda kerja dengan pahat bubut ... 43

Gbr 2. 33 Pembubutan lurus benda yang pendek ... 44

Gbr 2. 34 Pembubutan lurus benda yang panjang ... 44

Gbr 2. 35 Pembubutan lurus untuk batang panjang ... 45

Gbr 2. 36 Membubut permukaan ... 46

Gbr 2. 37 Pembubutan tirus dengan menggeser eretan atas. ... 47

Gbr 2. 38 Membubut tirus diantara dua senter ... 47

Gbr 2. 39 Per lengkapan tirus taper attachment ... 48

Gbr 2. 40 Membubut alur ... 49

Gbr 2. 41 Pembubutan Bentuk ... 50

Gbr 2. 42 Jenis jenis pahat bubut dan kegunaannya ... 52

Gbr 2. 43 Pahat bubut dalam dengan tangkai pahat ... 52

Gbr 2. 44 Contoh pembubutan dalam ... 52

Gbr 2. 45 Pahat potong bertangkai ... 53

Gbr 2. 46 Model pahat bentuk ... 53

Gbr 2. 47 Bor senter ... 54

Gbr 2. 48 Kartel ... 54

Gbr 2. 49 Geometris pahat bubut ... 55

Gbr 2. 50 Hubungan antara jenis material dengan sudut alat potong ... 56

Gbr 2. 51 Pahat bubut rata kanan ... 57

Gbr 2. 52 Pahat bubut rata kiri ... 57

Gbr 2. 53 Pahat bubut muka ... 58

Gbr 2. 54 Pahat bubut ulir metrik kiri (a), dan kanan (b) ... 58

Gbr 2. 55 Pahat Logam Keras ... 60

Gbr 2. 56 Posisi pahat bubut menyudut 5o -10o dari eretan lintang untuk menghindari masuknya pahat lebih dalam pada benda kerja pada penyayatan tebal ... 62

(7)

vi

Gbr 2. 57 Cara memasang pahat tidak boleh teralalu panjang dari bagian yang dijepit ... 62

Gbr 2. 58 Pahat potong harus setinggi senter dan tegak lurus terhadap benda kerja ... 63

Gbr 2. 59 Pemotongan pada benda yang pendek – tidak ditahan senter ... 64

Gbr 2. 60 Benda kerja ditahan senter, ... 65

Gbr 2. 61 Langkah pengasahan pahat bubut pada batu gerinda ... 67

Gbr 2. 62 Jarak tempuh pahat bubut ... 75

Gbr 2. 63 Pembubutan Melintang ... 80

Gbr 2. 64 Bor senter dan sudut potong ... 81

Gbr 2. 65 Cara mengebor senter pada mesin bubut ... 81

Gbr 2. 66 . Penahan senter pada lubang. Benar (a). Salah (b,c,d) ... 82

Gbr 2. 67 Gambar benda kerja yang akan dibuat ... 83

Gbr 2. 68 rencana pencekaman, penyayatan, dan lintasan pahat ... 85

Gbr 2. 69 rencana gerakan dan lintasan pahat... 86

Gbr 2. 70 Gambar rencana pencekaman, penyayatan, dan lintasan pahat ... 87

Gbr 2. 71 Pahat harus diberi kebebasan gerak ... 92

Gbr 2. 72 Pahat harus setinggi senter ... 93

Gbr 2. 73 Bagian yang dijepit pembawa harus dilapisi bahan lunak agar benda tidak cacat ... 93

Gbr 2. 74 Benda kerja akan tirus jika kedudukan senter tidak segaris ... 94

Gbr 2. 75 . Baut pengatur kepala lepas yang perlu diatur saat hasil pembubutan masih tirus ... 94

Gbr 2. 76 Penggunaan penyangga tetap, diikatkan pada meja mesin (bed) ... 95

Gbr 2. 77 Penggunaan Penyangga jalan, diikatkan pada eretan ... 95

Gbr 2. 78 Pengaluran Pada Benda Kerja ... 97

Gbr 2. 79 Pengaluran cincin pada bidang lintang ... 98

Gbr 2. 80 Posisi kartel harus setinggi senter ... 99

Gbr 2. 81 Profil ulir segi tiga luar (baut) ... 102

Gbr 2. 82 Profil ulir segi tiga dalam (mur) ... 103

Gbr 2. 83 Jenis ulir segitiga.kanan (a), dan kiri (b) ... 103

Gbr 2. 84 Ulir segitiga dua jalan dan tiga jalan ... 104

Gbr 2. 85 Standar profil ulir jenis metrik ... 104

Gbr 2. 86 Standar kedalaman ulir metrik ... 105

Gbr 2. 87 Pengukur ulir untuk menepatkan pahat ulir pada benda ... 106

(8)

vii

DAFTAR TABEL

TABEL1. 1 KOMPETENSI ... 4

TABEL1. 2 CEK KEMAMPUAN ... 14

Tabel 2. 1 Kecepatan potong pahat HSS (High Speed Steel) ... 69

Tabel 2. 2 Daftar kecepatan potong pembubutan ... 70

Tabel 2. 3 Kecepatan Pemakanan untuk pahat HSS ... 71

Tabel 2. 4 Penetuan Jenis Pahat, Geometri Pahat, v, dan f (EMCO) ... 84

Tabel 2. 5 Hasil Perhitungan Proses Bubut pahat HSS ... 86

Tabel 2. 6 Hasil Perhitungan Proses Bubut Pahat Karbida ... 87

Tabel 2. 7 Hasil Perhitungan Proses Bubut Pahat HSS ... 88

(9)

viii PETA KEDUDUKAN MODUL

Kompetensi Teknik Produksi Dengan Mesin Perkakas

Pengenalan mesin bubut Alat potong Parameter proses pembubutan Teknik Pembubutan Muka Lubang senter Rata Bertingkat Champer Alur Kartel Reamer Tirus Lubang ulir Teknik Pengefraisan Rata sejajar dan

siku Bertingkat Bidang miring Lubang senter Alur Penggunaan kepala pembagi Boring Reamer Roa gigi Gigi rack Parameter proses pengefraisan Alat Potong Pengenalan mesin frais

(10)

ix GLOSARIUM

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul Teknik Teknik Produksi dengan Mesin Perkakas ini merupakan modul dari mata pelajaran yang disampaikan pada siswa kelas XI semester 1. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran paket keahlian Teknik Gambar Mesin yang telah disampaikan mulai semester 1 kelas XI. Diharapkan dengan modul ini siswa dapat menguasai kompetensi Teknik Produksi Dengan Mesin Perkakas yang merupakan kompetensi bidang pemesinan untuk paket keahlian Teknik Gambar Mesin..

Dalam modul ini dibahas materi pemesinan membubut yang antara lain: 1. Pengenalan mesin bubut, yang meliputi:

 Definisi mesin bubut

 Macam-macam mesin bubut dan fungsinya

 Bagian-bagian utama mesin bubut

 Perlengkapan mesin bubut

 Alat bantu kerja

 Dimensi mesin bubut

 Penggunaan/ pengoperasian mesin bubut

 Perawatan mesin bubut

2. Alat potong mesin bubut, yang meliputi:

 Macam-macam dan fungsi alat potong mesin bubut (pahat bubut, mata bor,reamer, senter bor, countersing, counterbor, kartel, dll)

Geometris pahat bubut

 Sudut potong pahat bubut

 Bahan alat potong

 Penggunaan alat potong mesin bubut

 Perawatan alat potong mesin bubut

3. Parameter pemotongan mesin bubut, yang meliputi:

(12)

2

 Kecepatan pemakanan/feeding

 Kecepatan putaran mesin bubut/Rpm

 Waktu pemesinan bubut

 Penggunaan parameter pemotongan mesin bubut

4. Teknik pemesinan bubut, yang meliputi teknik pembubutan untuk:

Muka (Facing)

 Lubang senter

 Lurus dengan pencekam chuck dan kolet

 Lurus diantara dua senter

 Bertingkat luar/dalam

 Champer luar/dalam

 Alur luar/dalam

 Kartel

 Mereamer

 Tirus (dengan menggeser eretan atas/menggeser kepala lepas)

 Lubangdengan mata bor/memperbesar lubang dengan pahat bubut dalam)

 Ulir segitiga tunggal/majemuk

 Ulir segi empat tunggal/majemuk

B. Prasyarat

Untuk mempelajari modul Teknik Produksi Dengan Mesin Perkakas ini, siswa diharapkan telah mempunyai kemampuan dasar program keahlian. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran ini berkaitan erat dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya.

C. Petunjuk penggunaan modul

Modul ini berisi 9 (sembilan) materi pokok, yang terdiri atas kegiatan teori dan praktek dengan materi teknik produksi dengan mesin perkakas. Materi yang dibahas pada modul ini diawali dari pengenalan tentang mesin bubut sampai dengan teknik pembubutan untuk berbagai bentuk benda. Masing-masing materi dibahas tentang berbagai kegiatan pembelajaran yang saling berkaitan dan

(13)

3 berkesinambungan. Agar dalam pembelajaran dapat dimunculkan warna pembelajaran saintifik, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan bagi pengguna modul ini, yaitu :

1. Pelajari dan ikuti modul ini dengan bimbingan dari instruktur yang telah menguasai seluruh materi kegiatan.

2. Pelajari dengan berurutan, karena modul ini disusun dengan langkah saintifik, sehingga disusun dengan urutan sebagai berikut:

a. Proses mengamati obyek yang dipelajari. Kegiatan yang dilakukan membahas “apa” mesin bubut.

b. Proses menanya obyek yang dipelajari. Kegiatan yang dilakukan membahas lebih mendalam, “siapa” sebenarnya mesin bubut.

c. Proses menalar obyek yang dipelajari. Kegiatan yang dilakukan membahas tentang “mengapa” perlu tahu. Pada saat itu terjadi proses mengkonstruksi pengetahuan baru.

d. Proses mencoba tentang obyek yang dipelajari. Kegiatan yang dilakukan membahas tentang “bagaimana cara” harus melakukannya untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan keinginan.

e. Proses mengkomunikasikan tentang obyek yang telah dipelajari. Kegiatan yang dilakukan membahas tentang “kapan” dan “dimana” kemampuan yang telah dimiliki tersebut perlu dipergunakan sehingga sesuai dengan harapan/tuntutan dari pihak terkait (stake holder/user) f. Selalu akhiri pembelajaran dengan mengerjakan soal latihan sebagai bentuk

evaluasi diri, sehingga terlihat kompetensi yang belum dikuasai.

g. Proses mencoba yang berupa latihan-latihan dan jumlah waktu yang dirancang pada modul ini masih dapat dikembangkan. Apabila diperlukan, dapat dilakukan pengembangan sendiri apabila dirasakan masih merasa belum kompeten untuk keterampilan tertentu.

h. Perhatikan dan pakai alat keselamatan kerja saat akan melakukan kegiatan praktek di mesin bubut.

i. Apabila telah merasa kompeten dalam melakukan seluruh kegiatan pada materi pokok modul ini, dapat ditingkatkan dengan uji kompetensi untuk mendapatkan pengakuan dari lembaga sertifikasi. Silakan berhubungan

(14)

4 dengan instruktur untuk dapat dilakukan uji kompetensi oleh pihak-pihak yang berwenang

Diharapkan dengan mengikuti petunjuk di atas, dapat dicapai pembelajaran secara optimal.

D. Tujuan akhir

1. Kinerja yang diharapkan

Siswa mampu membubut dalam berbagai bentuk. 2. Kriteria keberhasilan

Hasil benda kerja bubut sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan dan dipersyaratkan

3. Kondisi yang diberikan

Bahan benda kerja, perlengkapan kerja membubut sesuai tuntutan kerja, kondisi mesin bubut standar

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran : Teknik Produksi Dengan Mesin Perkakas Kelas : XI

Semester : I

Durasi : 80 jp @45 menit

TABEL1. 1 KOMPETENSI

KOMPETENSI INTI (KELAS XI) KOMPETENSI DASAR KI-3

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

3.1 Mengidentifikasi mesin bubut 3.2 Mengidentifikasi alat potong

mesin bubut

3.3 Menerapkan parameter pemotongan mesin bubut 3.4 Menerapkan teknik pemesinan

bubut

KI-4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

4.1 Menggunakan mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan

(15)

5 KOMPETENSI INTI (KELAS XI) KOMPETENSI DASAR ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

bubut untuk berbagai jenis pekerjaan.

4.3 Menggunakan parameter pemotongan mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan.

4.4 Menggunakan teknik pemesinan bubut untuk berbagai jenis pekerjaan.

(16)

6 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1.1 Menyadari

sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan dalam menggunakan teknik pemesinan sekrap 1.2 Mengamalkan nilai-nilai

ajaran agama sebagai tuntunan dalam menggunakan teknik pemesinan sekrap 2.1 Mengamalkan perilaku

jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggungjawab dalam menggunakan teknik pemesinan sekrap 2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikirdan cara menggunakan teknik pemesinan sekrap

(17)

7 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam menggunakan teknik pemesinan sekrap 3.1 Mengidentifikasi mesin bubut Mesin bubut:  Definisi mesin bubut  Macam-macam mesin bubut dan fungsinya

 Bagian-bagian utama mesin bubut  Perlengkapan

mesin bubut  Alat bantu kerja  Dimensi mesin bubut  Penggunaan/ pengoperasian mesin bubut  Perawatan mesin bubut Mengamati :  Mesin bubut Menanya :  Mengkondisikan situasi belajar untuk membiasakan mengajukan pertanyaan secara aktif dan mandiri tentang mesin bubut Pengumpulan Data :  Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, Tugas:  Hasil pekerjaan mengidentifikasi kan Mesin bubut Observasi :  Proses pelaksanaaan tugas menggunakan Mesin bubut Portofolio :  Data penggunaan/ 4 JP  Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industrii.Direkto rat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.  Jhon Gain, (1996). Engenering Whorkshop Practice.An International Thomson Publishing Company.Natio 4.1. Menggunakan mesin

bubut untuk berbagai jenis pekerjaan

(18)

8 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang mesin bubut Mengasosiasi :  Mengkatagorikan data dan menentukan hubungannya, selanjutnyanya disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih kompleks tentang Mesin bubut Mengkomunikasikan :

 Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang Mesin bubut

pengoperasian mesin bubut Tes:  Tes lisan/ tertulis terkait mengidentifikasi kan Mesin bubut

nal Library of australia  S.F.Krar,J.W.Os wald. Turning Technology : NY 12205  Buku referensi

dan artikel yang sesuai

3.2 Mengidentifikasi alat potong mesin bubut

Alat potong mesin bubut:

 Macam-macam dan fungsi alat potong mesin bubut (pahat bubut, mata

bor,reamer, senter bor, countersing,

Mengamati :  Mengamati alat

potong mesin bubut Menanya :

 Mengkondisikan situasi belajar untuk membiasakan

Tugas:

 Mengidentifikasi kan alat potong mesin bubut Observasi :  Proses 4JP  Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industrii.Direkt orat Pembinaan Sekolah 4.2. Menggunakan alat

potong mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan

(19)

9 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

counterbor, kartel, dll)

Geometris pahat bubut

 Sudut potong pahat bubut

 Bahan alat potong  Penggunaan alat

potong mesin bubut  Perawatan alat

potong mesin bubut

mengajukan pertanyaan secara aktif dan mandiri tentang alat potong mesin bubut Pengumpulan Data :  Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang alat potong mesin bubut Mengasosiasi :  Mengkatagorikan data dan menentukan hubungannya, selanjutnyanya disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih kompleks tentang alat potong mesin bubut

menggunakan alat potong mesin bubut Portofolio :  Data penggunaan alat potong Tes:  Tes lisan/ tertulis terkait menggunakan alat potong mesin bubut Menengah Kejuruan.  Jhon Gain, (1996). Engenering Whorkshop Practice.An International Thomson Publishing Company. National Library of australia  S.F.Krar,J.W.Os wald. Turning Technology : NY 12205  Buku referensi dan artikel yang sesuai

(20)

10 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

Mengkomunikasikan :  Menyampaikan hasil

konseptualisasi

tentang macam-mcam dan fungsi alat potong mesin bubut 3.3 Menerapkan parameter pemotongan mesin bubut Parameter pemotongan mesin bubut:  Cutting speed  Kecepatan pemakanan/feeding  Kecepatan putaran mesin bubut/Rpm  Waktu pemesinan bubut  Penggunaan parameter pemotongan mesin bubut Mengamati :  Mengamati parameter pemotongan mesin bubut Menanya :  Mengkondisikan situasi belajar untuk membiasakan mengajukan pertanyaan secara aktif dan mandiri tentang parameter pemotongan mesin bubut Pengumpulan Data :  Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, Tugas:  Mengidentifikasi kan parameter pemotongan mesin bubut Observasi :  Proses menggunakan parameter pemotongan mesin bubut Portofolio :  Hasil perhitungan parameter pemotongan mesin bubut 10JP  Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industrii.Direkt orat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.  Jhon Gain, (1996). Engenering Whorkshop Practice.An International Thomson Publishing Company. National Library of 4.3. Menggunakan parameter pemotongan mesin bubut untuk berbagi jenis pekerjaan

(21)

11 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang parameter pemotongan mesin bubut Mengasosiasi :  Mengkatagorikan data dan menentukan hubungannya, selanjutnyanya disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih kompleks tentang parameter pemotongan mesin bubut Mengkomunikasikan :  Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang parameter pemotongan mesin bubut Tes:  Tes lisan/ tertulis terkait menggunakan parameter pemotongan mesin bubut australia  S.F.Krar,J.W.Os wald. Turning Technology : NY 12205  Buku referensi dan artikel yang sesuai 3.4 Menerapkan teknik pemesinan bubut Teknik pemesinan bubut (pemilihan dan Mengamati :  Mengamati teknik pemesinan bubut Tugas:  Mengidentifikasi kan teknik 62 JP  Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi

(22)

12 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

penetapan peralatan, pemasangan alat potong/pisau, pemasangan alat pencekam benda kerja, pemasangan alat bantu kerja, pemasangan benda kerja, pengaturan parameter pemotongan, proses pembubutan/ pemotongan), untuk melakukan pembubutan:  Muka (Facing)  Lubang senter  Lurus dengan pencekam chuck dan kolet

 Lurus diantara dua senter  Bertingkat luar/dalam  Champer luar/dalam  Alur luar/dalam  Kartel Menanya :  Mengkondisikan situasi belajar untuk membiasakan mengajukan pertanyaan secara aktif dan mandiri tentang teknik pemesinan bubut Pengumpulan Data :  Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang teknik pemesinan bubut Mengasosiasi :  Mengkatagorikan data dan menentukan hubungannya, selanjutnyanya disimpulkan dengan urutan dari yang

pemesinan bubut Observasi :  Proses menggunakan teknik pemesinan bubut Portofolio :  Benda kerja hasil pembubutan Tes:  Tes lisan/ tertulis terkait menggunakan teknik pemesinan bubut Mesin Industrii.Direkt orat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.  Jhon Gain, (1996). Engenering Whorkshop Practice.An International Thomson Publishing Company. National Library of australia  S.F.Krar,J.W.Os wald. Turning Technology : NY 12205  Buku referensi dan artikel yang sesuai

(23)

13 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar  Mereamer  Tirus (dengan menggeser eretan atas/menggeser kepala lepas)  Lubangdengan mata bor/memperbesar lubang dengan pahat bubut dalam)  Ulir segitiga

tunggal/majemuk  Ulir segi empat

tunggal/majemuk.

sederhana sampai pada yang lebih kompleks tentang teknik pemesinan bubut Mengkomunikasikan :  Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang teknik pemesinan bubut

(24)

14 F. Cek kemampuan

Isilah tabel di bawah dengan cek list (v) dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengetahui kemampuan awal yang telah anda miliki.

TABEL1. 2 CEK KEMAMPUAN

Sub

Kompetensi Pertanyaan

Saya telah menguasai

sub kompetensi ini Bila Jawaban Ya Kerjakan Ya Tidak 1 2 3 4 5 Pengenalan mesin bubut Apakah telahmengetahui tentang mesin

bubut? Tes Formatif 1

Alat Potong mesin bubut (macam, bahan, geometris, sudut, penggunaan, dan perawatan) Apakah anda mengetahui macam, bahan, geometris, sudut, penggunaan, dan perawatan untuk alat potong mesin bubut? Tes Formatif 2 Cutting speed, kecepatan pemakanan, kecepatan putaran mesin Untuk mesin bubut Apakah anda mengetahui tentang Cutting speed, kecepatan pemakanan, kecepatan putaran mesin Untuk mesin bubut? Tes Formatif 3 Waktu pemesinan dan penerapan parameter pemotongan untuk pemesinan bubut Apakah anda dapat menghitung waktu pemesinan dan penerapan parameter pemotongan untuk pemesinan bubut? Tes Formatif 4

(25)

15

Sub

Kompetensi Pertanyaan

Saya telah menguasai

sub kompetensi ini Bila Jawaban Ya Kerjakan Ya Tidak 1 2 3 4 5 Teknik pembubutan muka, pembuatan lubang senter, dan pembubutan lurus dengan pencekaman chuck dan kolet

Apakah Anda dapat melakukan pembubutan muka, pembuatan lubang senter, dan pembubutan lurus dengan

pencekaman chuck dan kolet?

Tes Formatif 5 Teknik pembubutan lurus diantara dua senter, pembubutan bertingkat (luar dan dalam) Champer (luar dan dalam)

Apakah Anda dapat melakukan

pembubutan lurus diantara dua senter, pembubutan

bertingkat (luar dan dalam) Champer (luar dan dalam)?

Tes Formatif 6

Teknik Pembubutan alur (luar dan dalam), pengkartelan, peremeran

Apakah Anda dapat melakukan

Pembubutan alur (luar dan dalam), pengkartelan, peremeran? Tes Formatif 7 Teknik Pembubutan tirus (menggeser eretan atas dan menggeser kepala lepas), pembuatan lubang (bor, pahat bubut dalam)

Apakah Anda dapat melakukan

Pembubutan tirus (menggeser eretan atas dan menggeser kepala lepas), pembuatan lubang (bor, pahat bubut dalam) Tes Formatif 8 Teknik Penguliran segitiga (tunggal/majem uk), ulir segi empat

(tunggal/majem uk)

Apakah Anda dapa melakukan

penguliran segitiga (tunggal/majemuk), ulir segi empat (tunggal/majemuk)

(26)

16 Apabila anda menjawab tidak pada salah satu pernyataan di atas, maka pelajarilah modul ini.

(27)

17

BAB II

PEMBELAJARAN

A. Rencana belajar peserta didik

Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar

Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat belajar Alasan perubahan Ttd. Guru 1 2 3 4 5 6

Pengenalan mesin bubut Alat Potong mesin bubut (macam, bahan, geometris, sudut, penggunaan, dan perawatan) Cutting speed, kecepatan pemakanan, kecepatan putaran mesin Untuk mesin bubut

Waktu pemesinan dan penerapan parameter pemotongan untuk pemesinan bubut Teknik pembubutan muka, pembuatan lubang senter, dan pembubutan lurus dengan pencekaman chuck dan kolet

Teknik pembubutan lurus diantara dua senter, pembubutan bertingkat (luar dan dalam) Champer (luar dan dalam)

Teknik Pembubutan alur (luar dan dalam),

(28)

18 Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat

belajar Alasan perubahan Ttd. Guru 1 2 3 4 5 6

Teknik Pembubutan tirus (menggeser eretan atas dan menggeser kepala lepas), pembuatan lubang (bor, pahat bubut dalam) Teknik Penguliran segitiga (tunggal/majemuk), ulir segi empat (tunggal/majemuk)

(29)

19 B. Kegiatan belajar

1. Kegiatan Belajar 1.

Pengenalan Mesin Bubut

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran ini, siswa dapat:

1) Mendefinisikan kembali pengertian dari mesin bubut

2) Menyebutkan macam-macam mesin bubut berdasarkan fungsinya 3) Menyebutkan bagian-bagian utama mesin bubut

4) Menjelaskan macam-macam perlengkapan mesin bubut 5) Menjelaskan macam-macam alat bantu kerja

6) Menentukan dimensi mesin bubut

7) Menjelaskan cara pengoperasian mesin bubut 8) Menjelaskan cara perawatan mesin bubut

b. Uraian Materi

Pengenalan Mesin Bubut

Definisi Mesin Bubut

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda tersebut yang akan membentuk benda silindris.

(30)

20 Gbr 2. 1 mesin bubut

Pengertian lain dari mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakas yang dipergunakan untuk proses bubut, yaitu proses pemesinan permukaan benda silindris dengan benda kerja yang berputar, dengan satu pahat bermata potong tunggal, dan dengan gerakan pahat sejajar terhadap benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.

Benda yang akan dibentuk (dibubut) dijepit terlebih dahulu dengan penjepit yang berbentuk cekam (chuck). Chuck akan berhubungan dengan spindel utama mesin, dan diputar dengan kecepatan sesuai spesifikasi dari benda yang dibubut.

Macam-macam Mesin Bubut

Bentuk dan ukuran mesin bubut bermacam-macam,dari ukuran yang kecil sederhana (dapat dipasang pada bangku kerja) samapai kepada ukuran besar dengan penglengkapannya yang lengkap. Tetapi pada prinsipnya dasar kerja dari mesin bubut akan sama.

Mesin bubut pada garis besarnya dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu: 1) mesin bubut ringan, 2) mesin bubut sedang, 3) mesin bubut standar, dan 4) mesin bubut berat..

(31)

21 1. Mesin bubut ringan

Adalah mesin bubut yang biasa digunakan untuk latihan dan pekerjaan-pekerjaan bubut ringan. Bentuk peralatannya kecil dan sederhana, sehingga cocok dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil pula. Mesin bubut ringan terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu 1) mesin bubut bangku, dan 2) mesin bubut model lantai. Mesin ini umumnya dipakai untuk industri rumahan dan panjangnya tidak lebih dari 1200 mm

Gbr 2. 2 Mesin Bubut ringan 2. Mesin bubut sedang

Mesin bubut ini memiliki konstruksi lebih kokoh, dan dilengkapi dengan tambahan peralatan-peralatan khusus, sehingga banyak dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti.

Gbr 2. 3 Mesin Bubut ringan

Mesin ini dapat membubut benda kerja dengan diameter sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan1000 mm. Mesin ini biasa

(32)

22 digunakan pada industri kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen, cocok untuk dunia pendidikan dan pusat pelatihan karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan

Mesin ini pun terdiri atas 2 (model), yaitu model bangku dan model lantai. Model bangku biasa dipergunakan untuk mengerjakan benda kerja yang pendek dan berdiameter kecil, sedangkan model lantai diperlengkapi dengan peralatan yang lebih baik daripada perlengkapan pada model bangku.

3. Mesin bubut standar

Mesin ini dibuat lebih berat, tenaganya lebih besar dan dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih besar daripada yang dikerjakan pada mesin bubut ringan dan sedang. Mesin ini merupakan mesin standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya. Mesin inid ilengkakpi dengan berbagai kelengkapan tambahan, yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat

Gbr 2. 4 Mesin Bubut ringan 4. Mesin bubut berat

Mesin bubut ini merupakan mesin bubut yang dedesain sesuai dengan fungsi spesifik dari mesin bubut tersebut. Mesin ini dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan industri. Ada beberapa jenis mesin bubut berat, yaitu antara lain;

a. Mesin bubut beralas panjang

Mesin ini memiliki alas yang panjangnya mencapai 5 sampai dengan 7 meter dengan diameter cekam sampai dengan 2 meter, cocok untuk industri besar dan membubut diameter benda yang

(33)

23 besar, misalnya poros baling- baling kapal, menyelesaikan hasil cetakan roda mesin pengeras jalan (wheel vibrator), roda-roda puli yang besar dan sebagainya.

Gbr 2. 5 Mesin bubut beralas panjang b. Mesin bubut lantai

Mesin ini berfungsi sama dengan mesin mesin bubut beralas panjang, tetapi memilki kapasitas lebih besar lagi sehingga pergerakan penjepit pahat, kepala lepas dan pengikatan benda kerjanyapun harus dilakukan dengan cara hidraulik, pneumatik ataupun elektrik. Demikian pula pengikatan dan pelepasan benda kerjanya dibantu dengan alat angkat sehingga mesin ini hanya digunakan untuk industri mesin perkakas berskala besar.

Gbr 2. 6 Mesin bubut lantai

c. Mesinbubut lantai dengan pengendali

Mesin bubut ini sering digunakan untuk membubut bakal roda-roda gigi yang besar baik bakal roda gigi lurus maupun bakal roda miring.

(34)

24 Gbr 2. 7 Mesin bubut dengan pengendali

d. Mesin bubut tegak

Mesin ini dilihat dari kontruksinya memiliki letak kepala tetap dan kepala lepasnya pada posisi tegak. Cekam kepala tetapnya berada dibawah sedang kepala lepasnya berada diatas, khususnya untuk keperluan produksi poros dengan diameter relatif besar dan panjang.

Gbr 2. 8 Mesin bubut tegak

e. Mesin bubut dengan enam spindel mendatar

Mesin bubut ini memiliki enam spindel mendatar yang masing-masing dapat dipasang cekam dan dibelakangnya dilengkapi dudukan sekaligus sebagai pengarah masuknya bahan/benda kerja, sehingga dapat mencekam bahan yang memilki ukuran panjang. Pencekaman dan majunya bahan serta pergantian posisi cekam dapat dilakukan secara otomatis (sisitim hidrolik atau peneumatik) sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk

(35)

25 memproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama.

Gbr 2. 9 Mesin bubut dengan enam spindel mendatar

f. Mesin bubut tegak dengan delapan spindel

Mesin bubut ini memiliki delapan spindel posisi tegak yang masing-masing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, hanya saja pemasangan benda kerjanya pada posisi tegak. Karena memiliki ukuran sepindel yang besar, sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk produksi secara massal yang memiliki ukuran besar tetapi memiliki ukuran tidak terlalu panjang.

(36)

26 g. Mesin bubut tegak dengan delapan spindel sistim rotari

Mesin bubut ini memiliki delapan spindel posisi tegak yang masin g-masing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, namun memilki kelebihan yaitu masuknya bahan (raw material) dan keluarnya hasil produk dapat dilakukan secara otomatis (sisitim hidrolik atau pneumatik). Sehingga prosesnya produksinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan mesin bubut enam spindel mendatar

.

Gbr 2. 11 Mesin bubut tegak delapan spindel sistim rotari h. Mesin bubut potong

Mesin bubut ini berfungsi untuk memotong benda kerja khususnya kawat. Pemotongan dilakukan secara otomatis sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memotong kawat secara massal yang memiliki ukuran panjang yang sama.

(37)

27 Gbr 2. 12 Mesin bubut khusus untuk memotong

i. Mesin bubut ulir

Mesin bubut ulir berfungsi khusus untuk membuat batang ulir luar (baut), kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional ukuran sedang. Karena mesin ini dikhususkan untuk me mbuat ulir, sehingga sangat cocok untuk membuat ulir luar secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.

Gbr 2. 13 Mesin bubut ulir j. Mesin bubut ulir tipe Swiss

Mesin bubut ini berfungsi untuk membuat batang ulir luar (baut). Kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut turret. Mesin ini sangat cocok untuk membuat ulir secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.

(38)

28 Gbr 2. 14 Mesin bubut khusus pembuat ulir tipe Swiss

k. Mesin bubut turret

Mesin bubut turret berfungsi seperti halnya mesin bubut konvensinal berukuran sedang, namun memilki dudukan alat potong beberapa buah yang pergantian posisinya dapat dilakukan dengan mudah (sistim mekanik, hidrolik atau peneumatik). Mesin ini pada umumnya memilki ukuran yang relatif kecil, sehingga sangat cocok untuk memproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran kecil.

Gbr 2. 15 Mesin bubut turret Bagian-bagian Utama Mesin Bubut

Pada prinsipnya konstruksi mesin bubut terdiri atas : a. Bagian mekanis

b. Bagian hidrolis (pompa untuk mesin dan pendingin, perkakas penjepit hidrolis dsb)

c. Bagian listrik (motor saklar, kabel-kabel dsb)

Bagian-bagian utama dari bagian mekanis mesin bubut pada umumnya sama walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda. Kadang-kadang

(39)

29 akan dijumpai perbedaan antara satu mesin dengan mesin lainnya pada bagian posisi handel/tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya. Tetapi secara prinsip antara satu mesin dengan mesin lainnya memiliki kesamaan. Adapun bagian-bagian utama mekanis dari mesin bubut adalah :

a. Kepala tetap dengan penggeraknya b. Meja mesin (bed)

c. Eretan perkakas

d. Bagian pengatur kecepatan e. Kepala lepas

Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut secara umum.

a. Kepala tetap dengan penggeraknya

Kepala tetap berfungsi untuk menampung dan menyangga spindel utama dan bagian-bagian penggeraknya. Pada bagian ini tidak hanya menyalurkan daya gerak motor, tetapi juga memungkinkan perubahan angka putaran untuk spindel utama sesuai dengan kondisi pemotongan yang diinginkan.

Gbr 2. 16 Kepala Tetap dengan Pencekam

Sumbu utama (main spindle) adalah sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain. Sumbu utama mesin bubut pada bagian ujungnya dapat alat penjepit benda kerja sesuai dengan yang diperlukan, dan didalamnya terdapat susunan roda gigi. yang dapat digeser- geser melalui handel/tuas sehingga dapat diatur putaran mesin sesuai

(40)

30 kebutuhan pembubutan.

Di dalam kepala tetap terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk rata. Dengan demikian dapat datur putaran yang berbeda-beda apabila hubungan diantara roda tersebut diubah-ubah menggunakan handel/tuas pengatur kecepatan.

Roda (Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah keping dengan sumbu yang berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik.Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat. Putaran cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan sayatan tipis sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut dengan tenaga besar dan pemakanannya tebal (pengasaran). Arah putaran mesin dapat dibalik menggunakan tuas pembalik putaran yang hal ini diperlukan dengan maksud misalnya untuk membubut ulir atau untuk membubut dengan arah berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.

b. Meja Mesin (bed)

Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu proses pembubutan. Konstruksi meja bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Permukaannya halus dan rata sehingga gerakan kepala lepas dan eretan lancar. Bila alas ini kotor atau rusak (aus) akan mengakibatkan jalannya eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau kurang presisi.

(41)

31 c. Eretan (carriage)

Eretan berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan sesuai dengan keinginan operator dan dapat terukur dengan ketelitian tertentu dengan bantuan roda pemutarnya. Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang meja mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang meja mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan diatas eretan melintang. Diatas eretan atas terdapat penjepit pahat (tool post) yang dapat diisi dengan 4 (empat) buah pahat sekaligus. Sehingga dalam suatu pengerjaan apabila memerlukan lebih dari 1 (satu) pahat dapat dipasang dan diatur sekaligus

.

Gbr 2. 18 Eretan (carriage)

Eretan melintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang meja mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator pada saat pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat skala pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat. Gerakan eretan melintang dapat dilakukan secara manual atau otomatis.

(42)

32 Gbr 2. 19 Penjepit Pahat (tool post)

Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan atas tidak dapat dijalankan secara otomatis tetapi hanya dengan cara manual. Kedudukan eretan dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360o. Eretan atas biasanya digunakan untuk membubut tirus, secara manual dan pemakanan saat pembubutan ulir.

d. Kepala Lepas (tail stock)

Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor/reamer, tangkai tirus dan cekam sebagai penjepit bor/reamer. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor/reamer untuk dijepit. Kepala lepas ini terdiri dari terdapat dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang terpasang pada kedua sisi alas kepala lepas sekaligus berfungsi sebagai pengatur pergeseran badan kepala lepas agar dudukan senter putar sepusat dengan senter pada kepala tetap atau sumbu mesin. Pergeseran ini juga dipakai untuk proses pembubutan tirus diantara dua senter.

(43)

33 Gbr 2. 20 Kepala Lepas

Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca skala yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran/ reamer untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.

Pada kepala lepas terdapat dua lagi handel. Satu handel untuk mengeraskan/mengendorkan pergerakan kepala lepas saat pengaturan dengan roda pemutar (pengaturan senter/bor/reamer). Sedangkan handel yang lainnya dipergunakan untuk mengikat/mengencangkan kepala lepas agar tidak bergerak dari meja mesin, dengan cara mengikatkan menggunakan mur yang dipasang pada bagian bawah kepala lepas).

e. Bagian Pengatur Kecepatan

Bagian pengatur kecepatan terletak pada kepala tetap, yang terdiri atas beberapa tuas/pemutar. Tuas/ pemutar tersebut masing-masing memiliki fungsi yang berbeda sebagaimana penjelasan yang tertera pada pelat tabel. Pelat tabel adalah tabel yang berisi fungsi-fungsi dari tuas/ pemutar untuk pengaturan-pengaturan kecepatan yang diperlukan saat pembubutan. Salah satu dari isi pelat tabel antara lain berisi tentantang besarnya kecepatan yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi

(44)

34 ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock). Bagian-bagian yang berputar dan diatur melalui tuas-tuas di kepala lepas antara lain poros transporter dan sumbu pembawa. Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya.

Gbr 2. 21 Poros Tranporter dan Sumbu Pembawa

Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan. Adapun tuas/ pemutar yang terdapat pada bagian pengatur kecepatan antara lain sebagai berikut:

1) Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa Tuas pengatur kecepatan digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off).

Besarnya kecepatan setiap mesin berbeda-beda tergantung pada benda dan alat potong yang digunakan dalam pembubutan. Pengaturan tuas pengatur kecepatan sebagaimana yang dikehendaki dapat dilihat pada plat tabel yang biasanya tertera pada mesin tersebut dekat dengan tuas pengatur..

2) Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa

(45)

35 putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut permukaan

3) Tuas pengatur kecepatan sumbu utama

Tuas ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.

4) Tuas Penghubung

Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran searah jarum jam.

Gbr 2. 22 Kran Pendingin

Bagian mesin bubut yang juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas dari hasil pekerjaan pembubutan, adalah bagian hidrolis, yang terdiri atas pompa untuk pendingin. Pompa yang dipasang pada mesin bubut, dipergunakan untuk memompa cairan pendingin yang dialirkan melalui saluran menuju keran pendingin sehingga dapat diatur proses pendinginannya.

(46)

36 Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada proses pembubutan benda kerja dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan, karena diharapkan dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Disamping itu, dengan pendinginan yang baik akan memperbaiki hasil pembubutan menjadi lebih halus

Gbr 2. 23 Cekam rahang tiga sepusat (dependent chuck) Perlengkapan Mesin Bubut dan Alat Bantu

Perlengkapan mesin bubut adalah perlengkapan yang diperlukan oleh mesin untuk melaksanakan proses pembubutan. Perlengkapan ini tidak bersatu dengan mesin, tetapi perlu dipasang pada mesin sehingga dapat dilakukan proses pemesinan. Adapun perlengkapan mesin bubut antara lain:

1. Cekam (Chuck)

Cekam adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Ada 2 (dua) jenis cekam, yaitu : cekam yang sepusat (Dependent Chuck), dan cekam yang tidak sepusat (Independent Chuck). Sedangkan jika dilihat dari jumlah rahang yang dipasang, terdapat cekam rahan 3 (tiga) dan rahang 4 (empat)

Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka.

(47)

37 Gbr 2. 24 Cekam rahang 3 dan 4 Tidak Sepusat (Independent Chuck)

Pada cekam rahan empat sepusat, biasanya dipergunakan untuk benda-benda berbentuk persegi empat yang beraturan, sehingga semua cekam akan mengikat benda kerja dengan kuat. Pada cekam rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, sehingga jenis ini biasanya untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris dan dapat digunakan pada saat pembubutan eksentrik.

Cekam rahang tiga maupun rahang empat dapat digunakan untuk menjepit bagian dalam atau bagian luar benda kerja. Posisi rahang dapat dibalik apabila dipergunakan untuk menjepit benda silindris atau untuk benda yang bukan silindris, misalnya flens, benda segi empat dll.

2. Plat pembawa

Plat pembawa digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang pambawa tersebut akan ikut berputar dengan poros mesin. Bentuk permukaan plat pembawa ada yang beralur dan ada yang berlubang, sedangkan penammpangnya berbentuk bulat pipih

(48)

38 3. Pembawa

Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa berujung bengkok Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur. Proses penggunaan pembawa adalah dengan memasukkan benda kerja ke dalam lubang pembawa, sesuai dengan besarnya lubang pembawa. Kemudian benda dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga pada saat dipasang pada plat pembawa akan dapat berputar bersama- sama dengan sumbu utama. Hal ini digunakan bilamana akan melakukan pembubutan menggunakan dua buah senter.

Gbr 2. 26 Pembawa berujung lurus (a), dan Pembawa berujung bengkok

4. Penyangga

a b

(49)

39 Penyangga digunakan untuk membubut benda-benda yang panjang, agar hasil pembubutan tetap berbentuk silindris. Apabila tidak menggunakan penyangga, dimungkinkan benda kerja menjadi berpenampang elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest), dan penyang jalan (follower rest).

Dalam pemasangannya, penyangga tetap diikat dengan alas mesin sehingga dalam keadaan tetap pada kedudukannya sedang penyangga jalan diikatkan pada meja eretan, sehingga pada saat eretan memanjang bergerak maka penyangga jalan mengikuti tempat kedudukan eretan tersebut.

5. Kolet (Collet)

Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.

Gbr 2. 28 Kolet

Kolet mempunyai ukuran ditunjukkan pada bagian mukanya berupa besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya kolet berukuran 10 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja berukuran ∅ 10 mm. Pemasangan kolet dilakukan pada kepala tetap dan dibantu dengan kelengkapan untuk menarik kolet tersebut dari lubang sumbu utama mesin bagian sisi luar kepala lepas. Karena

(50)

40 kolet berbentuk tirus, alat penariknyapun berbentuk lubang tirus, dengan memutar ke kanan uliran batangnya.

Gbr 2. 29 Kelengkapan peralatan untuk memasang kolet 6. Senter

Senter digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut, dan terbuat dari baja yang dikeraskan. Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangannya pada sumbu utama mesin (main spindle).

Gbr 2. 30 senter tetap (a), dan senter putar (b).

Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60°, dan dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar, senternyapun ikut berputar. Sedangkan pada penggunaan pembubutan diantara dua senter, benda hanya ikut berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah diberi lubang senter. Sebelum digunakan, ujung senter dan lubang senter pada benda kerja diberi grease/gemuk atau pelumas sejenis lainnya.

(51)

41 7. Kelengkapan tirus (Taper Attachment)

Alat ini digunakan untuk membubut tirus dengan menggunakan pemandu. Alat ini dipergunakan apabila akan dilakukan pembubutan tirus untuk jumlah benda kerja yang banyak (mass product), karena akan lebih mudah dalam pemakanan benda kerjanya. Selain menggunakan alat ini membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala lepas ataupun menggunakan eretan atas.

Dimensi mesin bubut

Gbr 2. 31 Dimensi Utama Mesin Bubut

Dimensi mesin bubut, ditentukan oleh ukuran panjang jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap. Dan tinggi mesin bubut yang diukur dari meja sammpai dengan titik senter kepala tetap. Misalnya panjang mesin bubut 1000 mm, berarti hanya dapat menjalankan eretan memanjangnya sepanjang 1000 mm, dan misalkan tinggi besin bubut 200 mm berarti mesin tersebut hanya mampu melakukan pembubutan maksimum benda kerja yang memiliki radius 200 mm (diameter 400 mm).

Ada beberapa mesin bubut yang mempunyai fasilitas atau kelengkapan untuk menambah ukuran diameter benda kerja yang dapat dikerjakan dengan beberapa alat khusus atau didesain khusus pula, yaitu dengan membuka pengikat alas diujung kepala tetap.

Penggunaan/ Pengoperasian Mesin Bubut

(52)

42 pekerjaan pendahuluan untuk mengawali pekerjaan. Langkah-langkah untuk memulai pekerjaan bubut adalah sebagai berikut :

1. Persiapan pekerjaan bubut

Persiapan pekerjaan bubut ini, diawali dengan pengkajian gambar kerja yang akan dibuat. Dalam gambar kerja dapat dilihat ukuran-ukuran benda kerja yang akan dibuat, kualitas permukaan benda kerja, dan proses kerja khusus yang perlu dilakuan (pengerasan, penggerindaan, dsb). Pada prinsipnya, pekerjaan baru dapat dimulai apabila bentuk benda kerja dan seluruh keterangan yang dibutuhkan telah mendapat kejelasan dan tidak ada keraguan lagi.

2. Pemeriksaan benda mentah (blank)

Ukuran kasar harus sesuai dengan ukuran jadi (ukuran jadi ditambah dengan penggarapan benda kerja). Apabila hal ini tidak diperhatikan, akan mengakibatkan kerja yang sia-sia karena ukuran tidak sesuai dengan yang diinginkan dan waktu kerja yang lama.

3. Penyusunan rencana kerja (langkah kerja)

Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu ditetapkan rencana kerja secara terperinci. Perlu ditetapkan urutan tahapan kerja sebelum pekerjaan sebenarnya dimulai. Hal ini dilakukan agar dapat merancang waktu kerja yang sesingkat mungkin dan sekaligus memanfaatkan mesin dan perkakas secara ekonomis. Pengalaman dan pengetahuan dalam penyusunan rencana kerja sangat diperlukan untuk menysun rencana kerja yang efektif dan efisien.

4. Penyediaan peralatan yang diperlukan

Penyediaan peralatan yang diperlukan didasarkan atas urutan pekerjaan yang telah disusun, sehingga dapat dihemat waktu untuk persiapan peralatan. Diharapkan sebelum pembubutan, seluruh peralatan telah disediakan, sehingga dapat dilakukan hanya satu kali jalan dalam mengambil peralatan kerja tersebut.

5. Penyiapan mesin sesuai dengan kebutuhan

Penyiapan mesin dilakukan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun, khususnya berkaitan dengan daya, ukuran, dan spesifikasi dari mesin yang memungkinkan untuk pengerjaan benda kerja. Jenis

(53)

43 cekam, besarnya putaran, panjang meja mesin, jenis senter, dsb. Merupakan pertimbangan-pertimbangan untuk penyiapan mesin. 6. Pembuatan benda kerja

Setelah seluruh kegiatan persiapan dilakukan, dan benda kerja telah terpasang dengan baik, dilakukan proses pembubutan. Proses pembubutan dilakukan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dalam mesin bubut Pekerjaan-pekerjaan yang dpat dilakukan pada mesin bubut antara lain:

a. Pembubutan lurus b. Pembubutan muka c. Pembubutan tirus

d. Pembubutan alur/ pemotongan e. Pembubutan bentuk f. Pembubutan dalam g. Pembubutan ulir h. Pembubutan eksentrik i. Pengkartelan j. Penggulungan pegas

Di bawah ini beberapa contoh pekerjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut

Gbr 2. 32 Proses pembubutan pada benda kerja dengan pahat bubut

Dalam proses pembubutan, pada prinsinya adalah memasukkan pahat dalam benda kerja, melawan gaya pengikatan yang terjadi antar partikel pada bahan dengan bantuan tekanan sayat yang efektif dan Keterangan gambar a. Pembubutan lurus b. Pembubutan muka c. Pembubutan tirus d. Pembubutan alur e. Pembubutan bentuk

1. Gerakan utama (benda kerja) 2. Gerakan penyayatan

(54)

44 membuangnya dalam bentuk beram (serpih). Dalam hal ini benda kerja akan melakukan gerakan utama berupa berputar, sedangkan gerakan pahat berupa penyayatan dan penusukan.

Pada proses pembubutan, jenis pekerjaan yang dapat dilakukan menurut arah gerakan penyayatan adalah :

1. Pembubutan lurus

Adalah proses pembubutan yang dilakukan dengan gerakan penyayatan sejajar dengan sumbu perputaran benda kerja. Untuk pekerjaan yang berukuran pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung. Apabila benda kerja panjang, dilakukan dengan memasang senter pada kepala lepas untuk menahan benda tersebut. Sedangkan untuk pekerjaan pembubutan yang dituntut hasil kepusatan yang presisi, maka pembubutannya harus dilakukan diantara dua senter.

Gbr 2. 33 Pembubutan lurus benda yang pendek

Gbr 2. 34 Pembubutan lurus benda yang panjang

(55)

45 diperhatikan beberapa hal berikut ini :

Gbr 2. 35 Pembubutan lurus untuk batang panjang

a. gunakan dua buah sent er untuk mendukung benda kerja. b. gunakan penyangga, plat pembawa dan pembawa

c. setel pahat setinggi senter

d. atur kecepatan putaran secara teoritis atau menggunakan tabel e. setel posisi pahat menyentuh benda kerja dan set skala pada

eretan melintang menunjuk pada posisi 0

f. setel posisi pahat pada batas ujung maksimum awal langkah pada skala eretan memanjang posisi 0

g. gunakan pengukuran menggunakan skala pada mesin (ukuran mesin)

h. gunakan pahat yang mempunyai sudut potong yang tepat i. jalankan mesin dan perhatikan besarnya pemakanan serta hasil

penyayatannya.

2. Pembubutan melintang (permukaan)

Adalah proses pembubutan yang dilakukan dengan gerakan penyayatan tegak lurus dengan sumbu perputaran benda kerja

Proses pembubutan melintang perlu memperhatikan hal-hal berikut: a. benda kerja yang keluar dari cekam jangan terlalu panjang b. pahat harus setinggi senter

c. gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju

(56)

46 menuju sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja

berlawanan arah jarum jam (putaran mesin harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).

Gbr 2. 36 Membubut permukaan 3. Pembubutan tirus

Adalah proses pembubutan yang dilakukan dengan gerakan penyayatan menyudut/mitring terhadap sumbu perputaran benda kerja Membubut tirus serupa dengan membubut lurus hanya bedanya eretan atas disetel sudut kemiringannya sehingga gerakan pahat mengikuti sudut tirus yang dikehendaki. Pembubutan tirus juga dapat dilakukan dengan menggunakan penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment (perlengakapan tirus).

Jenis pahat yang digunakan untuk pembubutan tirus serupa dengan pahat untuk membubut lurus. Penyetelan peralatan eretan atas, penggeseran kepala lepas atau dengan taper attachment pada saat membubut tirus, akan tergantung pada sudut ketirusan benda kerja. Adapun teknik-teknik pembubutan dapat dilakukan dengan cara antara lain:

a. penggeseran eretan atas.

Cara ini dilakukan dengan mengatur/menggeser eretan atas sesuai besaran derajat yang dikehendaki. Pergeseran eretan atas dilakukan dari posisi sejajar dengan senter mesin, dan digeser/diputar sebesar sudut yang dikehendaki.

(57)

47 Gbr 2. 37 Pembubutan tirus dengan menggeser eretan atas.

Pembubutan tirus dengan cara ini hanya terbatas panjangnya (relatif pendek), karena tergantung pada besar kecilnya eretan atas yang dapat digeserkan. Kelebihan pembubutan tirus dengan cara ini dapat melakukan pembuatan tirus dalam dan luar, juga bentuk-bentuk tirus yang besar, sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat dikerjakan secara otomatis, sehingga selalu dilakukan dengan gerakan manual/ tangan.

b. Dengan Pengeseran Kepala Lepas

Pembubutan tirus dengan penggeseran kepala lepas hanya dapat dilakukan untuk pembubutan bagian tirus luar saja dan kelebihannya dapat melakukan pembubutan tirus yang panjang dengan perbandingan ketirusan yang kecil (terbatas). Cara penyayatannya dapat dilakukan secara manual dengan tangan dan otomatis.

(58)

48 c. Dengan menggunakan perlengkapan tirus (Taper Attachment).

Pembubutan dengan cara ini dapat diatur dengan memasang pelengkapan tirus yang dihubungkan dengan eretan lintang. Satu set perlengkapan tirus yang tersedia diantaranya

 Busur skala (plat dasar)

 Alat pembawa

 Sepatu geser

 Baut pengikat (baut pengunci)

 Lengan pembawa

Pembawa dapat disetel dengan menggesernya pada busur kepala sesuai dengan hasil perhitungan ketirusan, biasanya garis pembagian pada busur kepala ditetapkan dalam taper per feet bukan taper tiap inchi.

Gbr 2. 39 Per lengkapan tirus taper attachment

Setiap skala busur attachment bernilai 1/18 inchi, sedangkan benda kerja mempunyai Tpf = 3/8”, jadi alat pembawanya harus digeser 3/8 dibagi 1/16 sama dengan 6 strip pada busur skala.

(59)

49 4. Pembubutan alur

Pembubutan alur prinsipnya sama dengan pemotongan benda kerja. Pada pekerjaan mengalur/ memotong, harus memperhatikan tinggi pahat pemotong/ alur harus setinggi senter, bagian yang keluar dari penjepit pahat harus pendek, kecepatan putaran mesin yang dipergunakan harus perlahan-lahan (putaran lambat), bagian yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak terjepit. Benda yang akan dipotong sebaiknya tidak dijepit dengan senter.

Gbr 2. 40 Membubut alur

Apabila diperlukan dan bendanya panjang boleh dijepit menggunakan senter tetapi tidak boleh pemotongan dilakukan sampai putus, dilebihkan sebagian untuk kemudian digergaji, atau dilanjutkan dengan dengan pahat tersebut tetapi tanpa didukung dengan senter, hal ini untuk menghindari terjadinya pembengkokan benda kerja dan patahnya pahat.

5. Pembubutan bentuk

Membubut bentuk radius, bulat atau bentuk khusus lainnya dapat dilakukan pada mesin bubut copi. Namun dapat juga bentuknya langsung mengikuti bagaimana bentuk asahan pahatnya itu sendiri, khususnya untuk bentuk-bentuk yang relatif tidak lebar (luas). Karena bidang pahat yang memotong luasannya relatif besar bila dibandingkan pembubutan normal, maka besarnya pemakanan

(60)

50 dan kecepatan putarnyapun tidak boleh besar sehingga memperkecil terjadinya penumpulan dan patahnya benda kerja maupun pahat.

Gbr 2. 41 Pembubutan Bentuk

Perawatan Mesin bubut

c. Rangkuman d. Tugas

e. Tes Formatif

f. Kunci Jawaban Tes Formatif g. Lembaran Kerja

Gambar

Tabel 2. 1  Kecepatan potong pahat HSS (High Speed Steel)
Tabel 2. 3   Kecepatan Pemakanan untuk pahat HSS
Tabel 2. 4  Penetuan Jenis Pahat, Geometri Pahat, v, dan f (EMCO)
Tabel 2. 5  Hasil Perhitungan Proses Bubut pahat HSS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai seorang panglima perang, ahli strategi dan seorang kesatria, Sultan memfasilitasi bangunan Tamansari sebagai tempat pertahanan, fasilitas tersebut antara

Ramuan/ Resep Herbal Alami Untuk Pengobatan Alternatif Alamiah Kangker Hati 3 lembar sirih merah, direbus dengan air dari 3 gelas menjadi 1 ½ gelas, disaring, + madu 2 sendok

Merujuk pada hipotesis alternative (Ha) yang disusun oleh peneliti di bagian akhir Bab II, maka hipotesis nihil (H 0 ) yang diajukan untuk diuji secara statistic

Sumber data tentang (1) angka partisipasi, (2) proporsi peserta didik yang menyelesaikan sekolah, (3) penyelesaian pendidikan dasar yang tidak tepat waktu, (4)

Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik industri sarung tangan kulit di Kabupaten Sleman, mengetahui persepsi pelaku

PENGEMBANGAN ALAT UKUR TES LITERASI SAINS PEMBELAJARAN IPA TERPAD U PAD A TEMA PEMANASAN GLOBAL D I SMP KOTA BAND UNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

These days the role of English is very important since it has been used as an international language and the language of diplomacy, commerce, science, and

Yang dimaksud dengan perusahaan pelayaran niaga nasional meliputi perusahaan angkutan laut nasional, perusahaan penangkapan ikan nasional, perusahaan penyelenggaraan jasa