Mutiullah dan Moch Nur lchwan
a
a
s
Filsalot,
Kemisldnan
I
I
LlI
.J,*4
Fffi
Iditor:
Mutiullah dan Moch
Nur
lchwan
AUama,
Filsalat,
Agama
Filsalat
lv
Perpustakaan Nasional:
Mutiullah dan Moch Nur Ichwan (ed.)
Agaua" Filasatat dan IGEiskinarL Editor: Mutiullah da! Moch Nur Ichwa&
-
cet. 1.-
Yoryakarta: Prograrq Studi Agama dan Filsafat Pascasarjatra UIN Sutran Kalijaga Yogydkarta, 2015xii + 252 hlm, 15 cm x 24 cm
ISBN:97E
-6027-2084-3-8
I. Antologi I.Judul
2. AgaEa, Filasafat dan lGEiskinao
II. Mutiullah daD Moch Nur lchwao (ed.)
@ Hak cipta Dilindurgi oleh uudaog-undang
Memfotocopy atau memperbanyak dengan cara apapun sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa seiizir penerbit adalah tindakan tidak bemoral daD melawatr hukum
Agama, Filasafat da.ll IGmiskinao
Editor: Mutiullah dan Moch Nur Ichwal
Penulis: Moch Nur Ichwan - Mutiullah - Alim Roswantoro
MartiDo Sardi - BeBEy BaskaE - Muharnmrd
Arif
Musahadi - Ishak Hadyanto - Mahathir Muhaumad Iqbal
Benny Afi,r'adzi - Muhammad Barir - Mu'ammar Zayn Qadary
Cetakan I: Maret 2015
Diterbitkan oleh:
Progam Studi fuama dan Filsafat
Pascasarjana UIN Sunaa Kalijaga Yogyakarta Jt. Marsda Adisucipto Yo$rakarta 55281
Telp. 0274 519709, Faks. 0274 55797a Website http://pps.uin-suka-ac.id
E-Mail: pps@uin-suka.ac.id
v
IGTA
PENGANTAR
Program Studi Agama dan Filsafat pascasarjara
t
IN SunaDKalijaga Yograkarta
kali
ini
mengangkattema
agama,fllsafat
dan kemiskinan, atau
tepatnya tanggung
jawab
agama
dan fiIsafat dalam pengentasan kemiskinan. Bukuini
menyrguhkan
p€mbahasan yang kompleks,
mulai dari
aspeknormatif
agama,filsafat
sampai
rekomendasi
praksis
untuk
p€ngentasankemiskinan
di
Indonesia. Bukuini
menghadirkankajian
agamadan
filsafat
yang
'garang" terhadap
fenomena
kemiskinan.Bahasan dalam
buku
ini
adalah anti-tesis terhadap kajian agamayang lemah
menghadapikemiskinan
dan
filsafat yang terlalu
abstrak mendekati kemiskinan.
Kajian-kajiandalam buku
ini
berdimensi
liberatif
dan progresif dalam berhadapan dengan faktakem.iskinan,
dan
mencoba menjawabnyadari
perspektif
agama dan filsafat.Buku
ini
dibagi dalam
tiga
bagian. Bagian
pertama menjelaskantenta[g
hubungan antara Agama dan Kemiskinan.Bagian
ini
dimulai
dari
tulisan
Musahadiyang
menjelaskantenteng fakta
kemiskinao
yang tetap menjadi
masalah yang belum terselesaikan. Munculnya wilayah rawan pangan, beragamperistiwa kelaparan di berbagai daerah, semakin membeludaknya
para pencari kerja, hingga keluhan-keluhan merosotnya daya
beli
masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga barang kebutuhan tampaknya
menjadi
teman dalam kehidupan sehari-hari.Artikel
ini
merelease ulang Iaporan Pembangunan Manusia atan Humanvr
Derelopmert R€por, (HDR)
pada
tahun
2013yang
menempattan lndonesia berada dalam posisi 108dari
187 negara dengannilai
0,684. HDI sendiri mengukur tentang tiga
hd
pokokyaitu
harapanhidup,
akses terhadapilmu
pengetahuan dan standar kehidupanyang layak.
Dibandingkan dengan
negara-negara tetaDggadi
ASEAN, Indonesia masih
kalah dari
Singapura (18), Malaysia(el)
dan Thailand
(103).Artilel
ini
memberi
rekomendasi kepadapemangku kebijakarl
neg:rraag:rr
mampu memetakal
secarrtepat
dan mengambil kebijakan yang tepatpula
mengenai akarkemiskinan
yang
menjadikan
buruloya indeks
pembangunan manusia.Martino
Sardi
meniscayakantanggung jawab
agama-agarna, khususnya
para
pemimpin
agama-agama,yang
adadi
lndonesia
untuk
ikut
serta secaraaktif
dalam
memerangi danmengentaskan kemiskinan. Agama-agama yang ada
di
Indonesiamema[g
sudah
ikut
serta dalam
pembangunandi
negaraini,
n:rmun
peran:ur
yang
nyata dalam perjuangan
memerangikemiskinan
ini
menurutnJramasih
belum
seberapa. Faktanya, agama-agama hanya sibuk mempersoalkan bidang ibadah, ajaran,doltuin
atau teologi
yangjauh dari
realitas kemiskinan
sosial,politis
danekononis
ini.
Sikap yang demikianini
sungguh sangatdisayangkan, seharusnya, agama-agama
mengeluarkan
seluruh Gnagadan
energi
untuk
memerangi kemiskinan
di
Indonesiasecara sistematis dan profesional, sehingga
ra$at
Indonesia akan semakin sejahtera dan kemiskinan semakindikikis
habis.Ishak Hariyanto menyoroti secara
kritis
fakta kemiskinantidak
dapat
diselesaikan
secaraterstrukrur oleh
agarna danfilsafat, akan tetapi keduanya hanya mampu memberikan
horizon
pengetahuan
serta solusi pemikiran
untuk
merninimalisasiproblematika kemiskinan tersebut.
Artilel
ini
menegaskanbahwa
sesungguhnya agama hanyanya sebatas bayang-bayangdalam
meqrelesaikanproblematika kemiskinan, karena
hanyamemberikan sebatas ketenangarl sesaat dan hanya sebagai mengisi
kekosongan hidup, dan bahkan cenderung agama dijadikan sebagai
sikap apologetik,
yakni
sebagaitempat
menghibur
suarahati
vll
m:rmpu memberikan suntikan rasa nyaman (menghilangkan rasa
sakit sementara) kepada pam pemeluknya.
Bagian kedua menjelaskan
tentang
pandangan filsafattentang
Kemiskinan. Bagianini
diawali oleh
tulisan Mutiullah
tenteng kemiskinan
dari
perspektif
teori
keadilanJohn
Rawls.Artikel
ini
menjabarkan tentang
lima
problem
sosial+konomipaling
mengerikan
yatrg rnenjadi
sumber ketidaksetaraar
di
masyarakat dan mengancam masa depan generasi masa depan,
yakni
ketersediaanair
bersih, sanitasi,listrik,
kondisi
kesehatanbalita dan angka putus sekolah.
Artikel
ini, mengajukan tiga solusipraktis untuk
mengatiuiikemiskinan,
yakni
p€rbaikan fasititas kesehatandan
pendidikan,
pembukaanlapangan
kerja untuk
rakyat tniskin, dan pembanguna[ sistem
jaring
pengaman sosial. Bagaimana Richard Rorty memandang kemiskinan menj adi perhatianAlim
Rosivatrtoro. Tulisanini
mencoba mendiskripsikan bahwakemiskina[ tidak cukup
diatasi
denganpikiran-pikiran
objektif dari
politik
sebagai strateginya. Kemiskinantidak
cukuppula
diatasi dengan penawaranteori-teori
ideal ekonomi-politis,seperti
sosialisme,kapitalisme,
sosialisme-religius,kapitalisme
religius, utilitarianisme, komunitarianisme,
dan
persamaan-fberal.
Berpijak
kepadapemikiran
Richard Rorty,
kemiskinandilihat
sebagai kenyataan yang kebetulan adadi
tengah-tengahkita, yang membangkitkan rasa keprihatinan
jiwa
kita. Kitatidak
perlu cararara objektif
dan sistematikuntuk
mengatasinya,kita
hanya
perlu
solider dengan c:ua.carakita
masing-masing secaraunik,
apakahitu
secaraindividual
maupunkolektif.
Benny
Baskara
berupaya mencari jawaban
tentangkemiskinan
dari
pemikiran-pemikiran
Karl Marx,
Max
Weber,dan
Hassan Hanafi.
Walau
terdapat 'kelangkaan'
filsafatdalam
membahas kemiskinan,masih
ada sejurDlahtokoh
yangnenyinggung masalah kemiskinan dalam pemikirannya, di
a[taranya ketiga filosof di atas. Di samping
rrenyinggu[g
masalah kemiskinan, pemikiran ketiga tokoh tersebut juga menghubungkanantara masalah kemiskinan dengan
agama. Hassan
Hanafi membahasIslam dan
kemiskinan
dalam
pemikirannya,
Max Weber nembahasKristeL
khususnya Protestan, dan kemiskinan,vlll
sedangkan
Karl
Marx
justru
menjelaskanhubungan altagonis
aDtara agama dan kemiskinan.
Dalam artikelnya tentang kritisisme Immanuel
Kant,teologi
Islam dan
kemiskinan, Muhammad
Arif
menjelaskanbahwa problem kemiskinan
itu
tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan ekonomisdan politis.
Da1ammenyikapi
persoalankemiskinan, sisi religiositas masyarakat merupakan bagian yang tidakboleh diabaikan. Dimensi keagamaan merniliki peran
penting
dalam
laku
keseharianmanusia
Indonesia,tapi
teologi
Islamyang diajarkan di lndonesia pada rrtnrrmnya adalah teologi dalam bentuk
ilmu
tauhid yang biasatrya cenderungjauh
dari persoalankemiskinan. Bahasan yang termaktub di dalamnya biasanya
tidak
lepas dari persoalao tentang ketuhanan dan perkembangen
tradisi
dan aliran
ilmu
kalam pada masa Islam klasik.Artikel ini
berusahamenawarkan teologi Islam yang dapat
Denjadi
alat pengentasankemiskinan.
Bagian
ketiga
menjelaskantelrtarlg
Islam,
Spiritualitasdan
Kemiskinan. Mengawalibagian
ini,
Mahathir
MuhammadIqbal
mengajukan
pemikiran
tentang 'keberi5laman yang
Pro
Poor-, berpihak kepada masyarakat
miskin.
Problem kemiskinan yangdialami
sebagianumat
manusia,menurutnya, tidak lain
disebabkan karena
problem distribusi,
di
mana
sebagian orangmengambil atau mendapatkan
terlalu
banyak, sebagian manusia yatrglaitr tidak
kebagian apa yatrgmenjadi
haknya.Inilah
yangdisebut ketidakadilan.
Dia
menjelaskan pesan
suci
alQuran
yang menjadikan kepedulian kepada
orangorang
lemah sebagaiparaDeter
otentik
keberagamaan.Dia
66nghia$3g
para ulamalndonesia
untuk
mengeluarkanfatwa
jihad
melawan
korupsi-manipulasi
dan mafia birohasi
yang
menjadi
sumber
utama kemiskinan di lndonesia.Benny Afiivadzi mencoba
meuelisik problem
kemiskinanid
dari
pesanprofetik
dalam sejumlah hadits Nabi Muhammad.Benny berusaha menyajikan pembacaan berbeda yang barangkali
belum
terbaca sebagai landasanberpikir
mengenai kemiskinandalam perpektif
hadis.Artikel
ini
berupaya menemukiur pesiurD(
orang
Islam
agar
mengutamakanaksi
uDtuk
penanggulangankemiskinan
di
atas segalanya. Pengentasan kemiskinan harusoyamenjadi prioritas utama studi Islam
di
era kontemporer. UmatIslam
pada era sekarang seyoryanyatidak
terjebaklagi
denganperdebatan
seputar
hukum
yang
menguras
keringat,
tanpamemperhatikan
kondisi kemiskinan
di
sekitarnya.Atau
dengankata
lain,
peradaban Islam yang sebelumnya disibukkan dengankajian
hukun,
kini
saatnyamulai
berbenah dengankajian lain,
yaitu
memulai
langkah-langkahyang
bisameningkatkan
taraf
hidup
golonganfakir
danmiskin
yang selamaini
selaluhidup
dengan ketertindasan.
Muhammad Barir dan Mu'ammar Zayn Qada$ sama*ama
mengangkat
tema
asketisme,walau
dengan pemahaman yang agak berbeda.Barir
menjelaskan bahwaIslam
memitiki
ajaran tentang kesadaran asketik yangunik
sebagaimana yang tercermindari
sosokMuhammad
SAW.Barir
berusahamenonjolkan
duasisi
Islam,
yalcri sisi Islam
sebagai agamayang
mengajarkannilai
sufistik
kesederhanaan danjuga
Islam sebagai agama yang visioner dalam membangun etos kerja kepada maryarakatnya. Diaingin
membangunkan kesadaranumat
Islamyang
sebelumnyahanya
menilai
Islam
dari
sisiyang pertama
dan
melewati
sisikedua.
Artikel
ini
ingin
menampilkan kedua sisi
Islam
secarabersamaan yang diharapkan menjadi penyeirnbang kemanusiaan yang revolusioner.
Sedangkan
Mu'ammar
ZaynQada$
menjelaskan konsepzuhd
aktif,
yang
disebutnya
asketisme progresif,yang
harusdikembangkan
dalam
masyarakafuntuk
menyadarkan bahwa'mencari
dunia'
bukanlah
sesuatuyang
berlawanan
denganlslam. Zuhd
bukanlah
sikap pasif seseorang yang pasrah dengan'bagian dunia"
yang memangtidak ia
usahakan. Zuhd bukanlah'asketisme"
semata,karena
pelaku
asketismedengan
sengajameninggalkan
dunia.
Sedangkanpelaku
zuhd
tetap
mencarikehidupan
dunia
namun
tidak
terobsesi
terhadapnya. Zuhdmenurutnya adalah mentalitas
hati
untuk
merasa cukup dengan apa yangdimiliki.
Dengan demikian, pelaku zuhd bersikapaktif
dan
senantiasaberpikiran positif
terhadapdunia,
tidak
malahx
Yoryakarta, November 2014
Mutiullah
& Moch Nur IchwanBagian ini, danjuga buku ini,
ditutup
oleh artikel MochNur
Ichwan yang menj elaskan bagaimana Islam mempunyai
perspektif
liberatif
yang
bertujuan
untuk
memberantaskemiskinan
dan memberdayakanorang{rang miskin,
dan bagaimanapersepktif
Iiberatif
itu
terinstitusionalisasi dalam
aktivismehumanitarian.
Dia
berupaya
merunut munculnya
*TeologiPemiskinan'
dankemudian
menunjuld<an
kelemahan
argumentasinya.
Islamtidak memerinahkan
ummatDyauntuk hidup miskin.
Bahkansebaliknya,
sejumlah
praktik
keagamaanmenryaratkan
adan5rabeaya,
dari
yang
kecil
sampaiyang
besar,seperti
zakat, infaq, shadaqah,wakaf,
haji.
Belum
lagi untuk
shalat
diperlukan
pembangunan
mushalla
dan masjid;
untuk
mendidik
ummat
diperlukan lembaga pendidikan;
untuk
menjaga
kesehatanmasyaEkat
diperlukan
rumah
sakit
dan
obat{batan{an
seterusoya. Sejumlah
hukuman
juga
menryaratkanitu,
seperti memberi makan sejumlah orang miskin dan membebaskan budak(masa
kini pun
ternyata perbudakandat
htman traficking masihbanyak terjadi).
Tidak
ada teks-teks suci keagamaanyang
secaraeksplisit memerintahkan kehidupan miskin, walau ada sejumlah tels yang memerintahkan hidup sederhana, tidak berlebihan, dan
menjadikan
harta
sebagai cobaan (Jtffiah). Bahkan ada teks-teksyang
melaranghidup
malasdan
menggantungkandiri
kepada belas kasihan orang lain, dan teks-teks yang menghargai kerja danusaha keras.
Nilai-nilai
dan
doktrindoktrin
Islam meniscayakansuatu
bentuk
aktivisme progresif
untuk
membebaskan orang-orang yang lemah, terlemahkan,miskin
dan tersisih.Moga
buku
ini
dapat
memberikan
surnbanganpositif
terhadap wacana
dan praktik
pengentasankemiskinan
dari
perspektif agama, terutama Islam, dan
flsafat
yang membebaskan dan mencerahkan. Selamat membaca!DAFTAR
ISI
Kata Pengantar..
Daftar Isi...,...
BAGIAN
I:
AGAMA DAN KEMISKINAN
KEMISICNAN DI NEGERJ MAIG{UR: AIGR, IGBIJAIGN, DAN AGAMA, KEMISKINAN DAN PERDAMAI,AN
Oleh:
Martino
SardiOleh:
Mutiullah
RJCHARD RORTY DAN KEMISKINANPOUTIK DAIAM ISLAM
23
xl
57
37
BAGTAN
II:
FILSATAT
DAN KEMISKINAN
AGENDA BI'MI HANCUS KEMISKINAN DAI.AM BINGKAI TEORI KEADTT-ANJOHN RAwlS
Oleh:
Alim
Rosrrantoro.TANIANGAN Oleh: Musahadi
.
AGAMA SEBAGAI BAYANGBAYANG SOLUSI KEMISKNAN Oleh: IshekHariyanto
xu
KRITISISME KANT, TEOLOGI ISLAM DAN KEMISKINAN
Oleh: Muhammad
Arif
707APA KATA FIISAIAT TENTANG KEMISKINAM MENDAKI
PTJNCAK PEMIKTRAN
(ARI
MARX, MAX WEBE& DAN HASSANHANAFI
Oleh: Benny Baskara
BAGIAN
III:
ISLAM,
SPIRITUALITAS
DAN
KEMISKINAN
.
MEMBANGTJNKEBER]SLAMANPROPOOROleh:
Mahathir
Muhrmnad
Iqbal
151.
KEMISKINAN DAN PESAN PROFETtrC I,JPAYA MENGGALI PESANTERSIRAT DAI.AM TIADIS NABI
Oleh: Benny
Afiradzi
767 725189
.
KESADARAN ASKEIIS DAN PENGENTASAN KEMISIONANOIeh:
Muhamnad Barir
....
PARADIGMA ASKETISME PROGRESIFDAN
MEDAN PERANGKEIItrSKINAN
Oleh: Mu'emmar Zayn
Qadaff
.
ISLAM, KEMISKINAN DAN AKTTVISME SOSIAL KRITISOIeh: Moch Nur
lchwan
223 BIODATAPENUUS 245BAGIAN
I:
AGAIVIADAN
Musahadi
KEMISKINAN
DI
NEGERI
MAKMUR:
AKAR
KrnrlnrnN,
DAN
TANTANGAN
P
yaag ada tahunberjudul
1958,{ian
Gunnar Myrdal Dnmo:An
menulishquiry
karya ambisiusinto thcfuvqty
of
Nctioas.Myrdal
(189&1987) adalahpeuerima
Nobel Ekonomi1974 bersama dengan
Friedrich
Hayek (18991992). Asian DronamenSrediakan analisa
dan
kesimpulan mengenai pembangunan ekonomi danpolitik
kemiskinan di Asia Selatan dalam 3 voh:.mebuku dengan total 2284 hdaman.t Menurut I\{yrdal, kemiskinan
di
Asia bukan semata-mata disebabkan oleh problem ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh latar bekalang demografi, sosial dan
politik
Negara-negara sep€rti Pakistan, India, Burma, Thailand dantentu
Indonesia terus mengalami modernisasi
tetapi
keetrggaran parapsmimpinnya
untuk
keluar
dari
persoalanyang
sesungguhnyarBuku GuDtrar Myrdal fang sebanfak tiga volume ini diringtas deogan sangat baik oleh Seth. S. Ning, (creat Britain: Allen lane The Penguin Press, 1977), Htm. 3.
mereke sadari, seperti
kemiskina[,
membuat
negara-neSaririni
terusmengalrmi
tragedi yang berkePanjangan.Hingga hari
iui,
kemiskinan tetap menjadi problem serius bagi berbagai pemerintahandi
dunia ketiga, termasuk Indonesia.Hampir satu dekade lalu, pada 20O5, kejadiau busung laPar
terjadi
di
Nusa Tenggara Barat. Kejadianini
menguudanglaprihatinan
banyak
pihak
danpemerintah
menetapkann5ra sebagai kejadianluar
biasa (KIB).'1 Di Yahukimo, Papua,juga terjadi
bencara yangsama.
Ironi
ini
terjadi
di tengah asumsi besar yang terus menerus dibanguu bahwa Indooesia adalah negara kaya raya deDgan sumber alam yang melimpah.Berbagai
kritik
terus dilancarkan selama beberapa periodepemerinrahan
di
Indonesia
uDtuk
mengentaskan kemiskinan.Tetapi pergatrtian kepala negara, dari Sukaroo hingga SBY, persoalan
kemiskinan
tetap Denjedi
masalahyang
belum
terselesaikan.Munculnya wilayah rawan pangatr, berag:am peristiwa kelaparan
di
berbagai daerah, semakio membeludaknya para pencari kerja,hingga keluhan-keluhan merosotnya daya
beli
masyarakat dalammenghadapi kenaikan harga barang kebutuhan
tampaknyamenjadi teman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam laporan terbaru
Badan
Pusat statistik
hinggaMaret
2014,ada
sebanyak 28.280.000jiwa
yang
masuk
dalam kategori pendudukmiskin di
Indonesia. Jumlahitu
11'25 Persendari
seluruhjumlah
pendudukseluruh
Indonesia baik yang adadi
perkotaanmaupun
pedesaan.3 Prosentasejurnlah
ini
tercatat mengalami perbaikandari tahun-tahun
sebelumnya (per Maret)'yaitu
12,49% (2011), 11,96% (2012),dan
17'37% (2073l,' meskipuntidak
secarasignifkan.'
Dalam
hd
ini,
pemerintah
Indonesiaperlu
bekerjalebih giat
untuk
menyelesaikanpersodan'
karenakemiskinan
memiliki implikasi
yang
beruntun
(multiplefieal,
llbEpas, 28 Mei 2m5'
!http:llbps.go.id/tab-sub/view.phP?kat=1&tabel=1&daftar=1&id-subyek=23&Dotab=Z akses 13 Oktober 2014.
'http:/lbps.go.id/tab-sub/view.php?kat=1&tabel=1 &daftar=
1&id-sub,,ek=23¬ab=Z al6es 13 Obber 2014.
IGnfskina! di NegEri Melmur: Atar, trebij.k1r, daD
T$tergan
5selain berdampak pada kelaparan, kemiskinan
juga
berdampak pada derajat kesehatan, kesejahteraan,kualitas pendidikan
danujungnya pada kualitas SDM serta daya saing bangsa.
Iaporan
Pembangunan Manusia etau Humon Dalelo;nrfiitReport (}IDR) pada
tahun
2013 menempatkan Indonesia beradadalam posisi 108
dari
187 negara dengannilai
0,684. HDI sendirimengukur tentang
tiga
hd
pokok
yaitu
harapanhidup,
aksesterhadap
ilmu
pengetahuan dan standar kehidupan yang layak. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, Indonesia masih kalah dari Singapura (18), Malaysia (6a) danlhailand
(103).Kualitas ini mengisyaratkan agar negarir mampu memetakan secara
tepat
mengenaiakar
kemiskinan, yang menjadikan
buruloya
indeks pembangunan manusia,
untuk menganbil
keb!'akan yangtepat pula.
A
IGmiskinan; llda5affi
Pefinisi
Sebagai
sebuah
rcalitas, kemiskinan adalah
sesuatuyang
kompleks.Ada kemiskinan yang bersifat
aksidentd aau
peroftrng:rn,
seperti karcna sikap
mental atau
cacatfisik.
Adajuga berupa kemiskinan
struLtural
karena eksploitasiddam
pola hubungan yang tidak adil dan menindas dari suatu kelompok atau seseor:urg pada kelompoklain
yang kadangmuocul
padabentuk
kemiskinan massal dalam skala massif.5 IGmiskinan, oleh
Rudolf
S. Sinaga dan Benyamin White dibagi dalam dua kategori. Pertama,
kemiskinao
alamiahlnfinal
pavertyl,yakni
yangtimbul
sebagaiakibat sumbersumber daya yang langka dan atau karena
tingkat
perkembangan teknologi yang sangat rendah. Kedua, icemiskinan
buatan (artifciol
p6)erryl,yaitu
kemiskinan yang
disebabkan kelembagaan-kelembagaanyang ada membuat a[ggota
ataukelompok masyarakat
tidak
menguasai sarana
ekonomi
danfasilitas-fasilitas secara merata.6
tAhmad sanusi, Agana di Tengah KcmisLiru[: Rdekri atos Pg,ndalr.gan lslofl don Kristen dalafl Pe6pcktir Kg'jLsa',t4 ontar lh,,;t Bsr!;Fa,|.4. oal(arta: Logos
19991, hlms
5Rudolf S. Siaaga dao BeDlramir White, 'B€berapa Aspek Kelembagaan
6
M,rsatradiMerumuskan
suatu
defnisi
tentang
kemiskinan,tampaknya
bukanlah
suatu
hal
yang mudah, karena
selain kemiskinan merupakan suatu masalah yang sargat kompleks, j ugakarena masing-mashg pembuat definisi sangat dipengaruhi oleh latar belakang kerangka pemikiran dan fokus perhadannya
dalan
melihat masalah kemiskinan.T Dalam Ensiklopedia
llmu
Ekonomi,kemiskinan
didefinisikan
sebagai "kondisi kekurangan moteri yorgbiosatyo ilipdwmi xbagoikekurangan penowkon luolr.g yatg
b**aitm
bryan
standor kemiskiton" .EDalam
formulasi
yang
agak
panjang,
Bank
Duniameudefinisikan
kerriskinan
sebaga.i seorang yang: "hidup taapa kzbebosabqmilaku
don kcbebosar.nanilih
yong saln,gat mendosarunfifu fupothiilttplebihbaik Merekabol*otkekwargan papa+ sandotg
pennidikaa
fun
kesehottn. Kemiskinafidan
lakuraagon segalaryamaryfiabagi nneka untuk fiEraih kchidupan yangberhargo don berarti.
Merekt
jugt
nwsti mnghadapi a'/'carfin yang s4tngat mudoh tefifrang*abah petyokif
dislokasi ekorcmidor
baloyo bencarto olam-Mreko
jugo
snht
naryhadopi perlakuar yang tidak adil dan pettagai insttt tsi negaruilat
narlarakat serta tidokMoyo
una;*ikut
nempengoruhi}r7utltrrlflln grrfiing, yatg ntempunyai dampak larl;gslung dalam lahidupan ttqeko-.e
Suatu
defnisi
yang
mencoba
membuat ukuran
batasminirna!
sr2ndar
tingkat
kehidupan
diajukao
oleh
ParsudiSuparlan.
Menurutnya, kemiskinan dapat didefioisikan
sebagaisuatu
stardar tingkat hidup
yang
rendah;yaitu
suatu tingkat
kekuangan
materi
pada sejumlah
atau
segolongan
orangdibandingkan
denganstandar kehidupan yang
umum
berlakuAtfia& etrl- (Ed-), Icndrklnar Srul,uml, gakarta: Yalrasa! ILru-ilmu sosial, 19EO),
hlE. 142-143.
?Ahmad Sarusi, ASpmo diTengah KembLlru'l.., blB.
u.
rAEer Al.Roubaie, 'Dimensi Global lGmiskinan
di
Duda Mullim:Sebuah FenilaiaD
(uantitatif
dalaE Islomio, Vol tr No. 3, Desember 2005, hlm.81.
eAmer A!.Roubaie, 'Dimensi Global trGmiskiuatr
di
Duaia Muslin: Scbuah Feoilaian Krantitatif , hlE31.IGEiskiran di Negeri Matmur: Akar,lcbijakaD, da! Tatrtatrgan 7
dalam masyarakat yang bersangkutan.ro Sejalan dengan Parsudi,
Nabil
Subhi Ath-Thawil mendefinisikan kemiskinan
sebagai'tiadanya kemamgruan ul/.atk me7,j,peroleh kebuarhofl*ebuathan pokok.
Keb1Jfilhafl+rb1,,':.than itu diatggap
polo\
korau
ia menyeiliakan bataskecttkupan
flinimufi
unnl}' hidup manusia yang laik dengan tingkatar.kemuliaalr yang dilinpahkan Allah atas diinya.-1l
Beranjak dari
titik
tekan yang sama, Frans Magnis Susenoberkesimpulan bahwa kemiskinan
menunjuk
pada makna 'orangyatg
tidak menguasai mrana*aranafsik
seatkupnya unark ,/ne'I.enuhikebttuhan*ebrttthan dasarnya, unt
tk
fienf,awi
ti,;gftat
minimum kehi&ryanyatg
masih dapat diniloi flontrsiowi".r2 Neils Mulderjuga
membuat
definisi
tentrng
kemiskinan,yalcri
'yaag tidak sampaipaila
suottt tingkot kehidupan yong miaitmolseprti
ditunjukkar olehgorb kemiskinon yong mmgungl<opl<tt
ttrof
mirrrinal untuk bisa hidttp detgan ct*updm
wcjar". Meskipun mengajukan rumusan definisi tenebut, namun Mulder mengakui bahwa konsep mengenai gariskemiskinan tersebut sukar didefinisikan.l3
Defnisidefinisi
ini
memberi tekanan
pada
tingkat
pemenuhao kebutuhan pokok yang
minimal untuk
dapathidup
secara layak atau manusiawi. Konsep
ini
masih bersifat terbuka untuk di+reak down, terutama mengenai tingkat ukuran kebutuhan dasardan tingkat
kehidupan yang layak atau manusiawi
itu.
Berbagai definisi lsnteng
lemiskinan
tersebut, dapatditarik
suatukesimpulan bahwa kemiskinan pada dasarnya
menunjuk
makna ketidakmampuanuntuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar(basic rceikl
untuk
suatutingkat
kehidupan yang layakmenurut
ukuran yang umum berlaku pada masyarakat tertentu pada suatu
konteks tempat tertentu.
toParsudi Suparlan (Ed.l, Kanistino'/' dl M;ot,,on, Shar Harapatr: Jakarta,
1984, h. 12.
trNabil Subhi AthrThawil, Kerristisar dot Kf,,efteloko,,gm dt Ncgta'g.
n gsa M$lim,Ti.Muh:'nmad Bagir, (Bandung: MizaD, 19Es), blm. 35.
uFra$ Magtris Susero, SJ.'Keadila! dau Analisis So6ial: Segi"segi
Etis' dalam J3. Banawiretutan, SJ. Ed.) Kf,nlsklnar' dan P"l,,bcbasafi, (Yo$Ekarta:
Kanisius, 1987), Nm. 37.
tNeils Mulder, Keprfbodl,oi,
la1,la irat Pf,ltb{jngusaa l,IasioEl, (Yograkarta:
8
uusanadiDdam ilmu-ilmu
sosial,
untuk
menentukan
bataskemiskinan dipergunakan
tolok
ukur yang berbeda-beda.Masing-535ing
bertolak
dari
fokus perhafaD dan sudut
permasalahanyang menjadi objek
kajianoya.
Ada yang
nengukur
denganh.om W<apita atau
pendaPatan rata-rata perkepala.
BadanPerserikatan Bangsa-bangsa menetapkan bahwa suatu masyarakat
yang
pendapatannyarata-rata
lrcForangkurang
dari
US$ 300setahun
digolongkan
sebagai masyarakatyang miskin.ri
Selainmenggunakan
tolok
ukur
pendapatan Perkapita, adatolok
ukur
lain untuk
menentuketr kemiskinan,yaitu
melalui gizi.
Apabilajumlah
protein dankalori
seseorang atau masyarakatkuang
dari
jumlah
tertentu maka dapat digolongkan sebagai masyarakat yangmiskin. Sayogio memberikan tolok
ukur untuk
menentukan gariskemiskinan berdasarkan atas batas
minimal
jumlah kalori
yangdikonsumsi
peror:rng
yangdiambil
persamaannya dalam beras.Sapgio
membagi
tingkat
kemiskinan
menjadi tiga
tingkatan,
miskin, miskin
sekali,dan
paling miskin
sebagaimanaterlihat
dalam
tabel berikut
15:Tabel: 1
Xfasifkasi Tingkat
IGniskinan
No Tingkat konsumsi (beras) perkapita pertahun Desa Kota 1 2 3 Miskin Miskin sekali Paling rniski:r 320 kg 24O kE 1E0 kg 480 kg 360 l(g 27o kE 4972 3G54 2740
Ada
juga
yang lebihtertarik
mengukurnya dengantingkat
rata-rata kematian (death rakl. Masyarakat dikatakaD miskin,
jika
rata-rataargke kenatiannya cukup tinggi. Hal
ini
bertolakdari
anggapan bahwajika banyak orang yang meninggal, kemungkinan
mereka kurang
makan.l6 Beragamnyadefinisi
itu
memberikanLAh.Ead Salusi, Agma di Ts[gat Kct dsunor.., h. 16.
6Ah.Ead Sanusi, Agarna diTengah Kemhkhurl.., h. 17.
'5selo sumardjan, " fGmiskinar struktural daa Pembatrgunan' dalaE
Klasifikasi tiDgkat kemiskinan Nilai rupiah (ribuan) Rp 1s0,, kg.beras
fcEiskiD.r di Negeri Maturur : Akar, Icbij.t-rn, dan
TaDbnga! 9
B.
Akar-Akar
lGmiskinan
Ba[yak
teori
dikemukakan mengenai
akar
penyebabkemiskinan.
Salah
satunya
adalah
teori
yang
mengaitkankemiskinan
dengan
kondisi alam. Menurut
teori
ini,
suatukomunitas
atau
bangsa
terjatuh
pada kemiskinan
karena keadaanalamnya
yang kurang subur, seperti tanahnyaberbatu-batu,
kering,tidak
cukup luas,tidak
mengandungmineral
atau kekayaan alam lainnya sehinggatidak
mempunyai potensiuntuk
dikembangkan. Akan
tetapi,
denganmelihat
pada kasus Jepang,Bdanda,
Singapuradan Taiwan
segera sajakita
bisa
menolakteori
ini,
mengingat
negara-negara tersebutditakdirkan
Tuhan tidakmemiliki
kondisi alam yang subur dan potensial tetapi bisamenjadi
negara makmurrT. Sementara Indonesia yangmerniliki
kekayaan alam berlimpah tak mampu beranjak dari kemiskinan.
Teori
lain
meyakini bahwa kemiskinan
berhubungandengan'sikap mental
atau budaya". Seseorang atau masyarakatjatuh
miskin
karenatidak memiliki
sikap mental yang
positif
untuk
membangun; seperti
tidak
memiliki
sikap
wiraswasta,apatis,
pasrah,
tidak
percaya
diri
dan
sebagainya.t! Terkaitdengan mentalitas
dan
budaya
ini,
agamajuga
disebutsebutsebagai
memiliki
andil
dalam kemiskinan. Agama beserta sistem budaya yang diusung terkadang mengarahkan pengikutnya padasikap
fatalis
dan
menerima kemiskinan
sebagaisuatu takdir
dan mendapat tempat
terhormat untrrk
mendekatkandiri
padaTuhan
bagi
kesempurnaandiri.
EkspresidokEin
agama yangfatalistik
sepertiini
teltu
dapat dibacamemiliki
kaitan
dengankemiskinan. IGyakinan
itu
menjadikan sebagian pemeluk agamamenerima kemiskinan
dengan segalaresiko
dan
tanpa
usahauntuk
memperbaikfuiya.Altran, et.al. (Ed-), I(c,rlirtimr Struttursl gakarta, YalrasaD llmu-ilmu Sosial, 19E0),
hlm. 2.
lohn
lGnneth Galbraith, Hsk*'at KcmisLinan Masr4 (Jakarta: SinarHarapan, 1983), hlm. 12.
rrAhEad Sallusi, Aglr/,,o, diTengoh Ker lskitl4,n.-.,h.?*24.
bukti
bahwa
ukuran baku
mengenai kemiskinan
sulit
untuk
10
fr"sauaiSecara
lebih spesifk
datr berwatak
psikologis,David
C.McClellend
melontarkan
gagasan bahwa penyebab suatu baogsatidak maju dan miskin adalah karena 1i{3lq
66miliki
:'virus
nAdt'
(need Jor
Ailiedf,nntl yaitu
kebutuhan
untuk
meraih
hasil
atau prestasi. McClellendmengidentifkasi
z Arhini
sebagai semacamvirus
mental yang apabilaterjadi
padadiri
seseorang, cendenrng akan menyebabkaa orangitu bertingteh
laku
secara giat.D Teorilain
yang berperspektif sosiologis mengajukan masalah ledakanpenduduk
sebagai salah satuvdriabel
yang bertaDggung jawabbagi
merebahya
kemiskinan. Tokohpen.'"9
yang mengusutrg pendapatini
adalah Malthus yang sejaktahun
u98
telah sanPaipada
kesimpulan
bahwa
kesentosaanuranusia
senantiasadiganggu
oleh
kenyataan pertambahan manusia
yang
lebihc€pat
dari
pada
pertambahanbahan
makanan.Manusia
padakenyaaannya berkembang biak
menurut'der€t
ukur"
sementarabahan makanan berkembang
meDurut'
derethitung".
Teoriini
sekaligus mengajukan konsep mengenai penanggulangan635ala[
kemiskinan,
yakni melalui penururan
angkakelahiran
denganpemakaian
alat
kontrasepsiyang
di
tndonesiadikenal
denganprogram
'
IGluarga Berencana".aTeori
ini dibantrh
oleh Susan Georgeddam
How the Ofilar Holf Dies; Ttu Real Rcosots for vnrld Hmger. Susan mengatakan bahwakeEiskinan
atau lebih tepatnya kelaparao tidak ada hubungannya dengan kelebihanpenduduk
Susanberpllak
padafakta
empiris bahwa kelaparanterjadi
di
Bolivia dengan kepadatan penduduklima ontrg
perkilometer
perseF,di
lndia
dengan kePadatn
172orang,
tetapi
tidak terjadi di
Negeri Belanda dengau kepadatan325 orang
perkilometer
persegi.a Selain yangtelah
disebutkan,Easih
terdapat sederet sebablain
yang dianggapmemiliki
sahambagi
timbuhya
kemiskinan,
yakni:
pendidikan,
kekuranganEDavid C. Mcdellend, 'Dototrgatr Hati Menuju Modemisasi', dalam MyroE Weirer (Ed.), Modcrnccsi, D,,na',.,,'}.a Pr,t,utttblttoq(Jakarta: Gajah Mada
UniErsity Pr€ss, 19E0), hlm. 2.
rAh.Ead Salusi, Agmo diTcngohKcmtskt totL.., h-
2t26-rlihat
Jalaludditr Rahmat, 'l(utrci Surga yatrg Terbuang' dalam Nabil Subhi Atb.Thztril, KemlsLinan dat K*rfukangan dl lkgomtrgTs Mlr'lim, Trj.
Kerdskinar di Negpri Mel(mul: Akar, f\ebii:t "n aan
tantalgal
11gizi,
dan
pola
asuh dalam
keluarga. Pendapat
yang
lebih
progresif
menyatakan bahwadalam
banyak kasus, kemiskinansesungguhnya lebih dikarenakan kesalahan dalam sistem ekonomi
yang
dikembangkansuatu
negaradalam
proses pembangunanatau
modernisasi beserta sistempolitik
dan ideologinya,Secara
lebih
eksplisit,
kemiskinanseringkali
merupakan hasildari
salah urus (mis*manogernnrt) atas berbagai sumberdayayang
dimiliki
oleh
sebuah negara. Kemiskinanmuncul
karena adanyastruktur
sosial yangeksploitatif
dan relasi in-justice padainstitusiinstitusi
ekonomi,politik,
agama, budaya, keluarga dansebagainya.
Itulah
sebabnya, kemiskinan yangtimbul
dalam suatu masyarakat,demikian
tegasDawam
Rahardjo,jangan
dibaca semata-mata sebagai akibat darifalconfaktor
yang terdapat padadirinya sendiri,
seperti
rendahnyapendidikan
dan
kurangnya kalori, akan tetapi harus dibaca sebagai akibat dari eksploitasi."Sedemikian banyaknya pandangan
mengenai
penyebabkemiskinan
dan
bagaimana
cara
meDgatuiinya.
Semuabergantung
pada
ideologi yang digunakaD.Jdaluddin
RahmatBmengidentifi kasi tigakelompokideologi
terkaitdengarkemiskinan.
Pert4mo, konsewotisme yang memandang kemiskinan bermula
dari
karakteristik
khasorangorang
miskin
itu
sendiri,
yakni
malas, boros, fatalis. Tegasnya, kemiskinan bermula dari budayamiskio
(alJJ]4r
of
p@ertyl.
Kedta, lifumlismeyang menolak
pandanganmengenai budaya
kemiskinan.
Liberalisme memandang bahwa manusia adalah makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Budaya kemiskinan hanyalah adalah semacam reolisticond si,alztional adaptction pada lingkungan yang penuh
diskriminasi
dan sempit. Orang
menjadi
rriskin
karenamemiliki
posisi yang tidakmenguntunglaL
K*iga, radikalisme yang lebih menekankanpada peranan
strulcur
sosial, ekonomi, danpolitik.
Radikalisme memandang bahwa manusia pada dasarnya merupakanmakhluk
aDawam Rahardjo, Esrl{sri Ekorcrni
!olt&
[:rt<arta: LE'ES, 19$], rrtrn-196.'zlalaluddin Rahnat, 'Su6sme dan lGmiskinan", dalam
Sri
EdiSwasono, et.al. (Ed.), S€ff,tar Kcl',;tskhlo,tl dar' kadllar: dad cf,,dickisvnr Ktt4t,,tta,,g
12
Musaharlisosialyatrg kooperatif,
produktif
denheatif.
Orang menjadimiskin
karena memang
dilestarikan
untuk miskin.
Kemiskinan dalam pandaDganini
memiliki fungsi
yang menunjang
kepentingankelompok
(srnin31,
l,luling eliksmaupun
kelaskapitalis.
Orangmenjadi
miskin
karena dieksploitasi. Negara-negara terbelakangmeDjadi
miskin
karena Demang secara berencana dan sistematisdimiskinkan.
B€ragamnya patrdanga[ dan teori mengenai akar penyebab
lcmiskinan
sebagaimanatelah
diielaskan
sesungguhnya telahmemperka5ra
pendekatrn dan
cara
paDdangterhadap
realitaskerniskinaD. Tentu harus
diakui
bahwahktor
yang menyebabkankemiskinan
bukanlah
tunggal. Penyebab kemiskinan, meminjemistilah
Henry
Sitorus!,
tentulah
beragam ltfilJ,thorsol Jator)yeag
satu sama
lain
saliDgberkait
Polakaitinnya
disebut oleh GunnarMyrdal
sebagai'
vi4tous cirrle',yakni
suatu
lingkarar
yang tak
berujung
patrgkal.Sutt
dibedakan antarafal(or
peuyebab dan akibatdari
kemiskinan. Semua berada dalam prosessirkuler
dankumulatif
dimana suatufaktor
uegatif memainkan dua peranansekeligus,
yakni menjadi
penlrcbabdan
sekaligusakibat
dari
faktorfaktor
negatif le i n nya.nDewasa
hi
telah terjadi
perubahan persepsi mengenai gejala keselinghubung:rn iurtara berbagai persoalan yangtadhya
dilihat
secara terpisah:anara
kemiskinan dan kepincangan sosialdeogan
sisten
kekerasan(
iolarel,
dominasi
dan
eksploiasi;
antara
polusi
dan pencemaranlingkuogan hidup
dengan sistem ekoDomiyang ekspansionis; antara pola hubungan ketergantunganpusat pinggiratr
(cntreaeripheryl dengan sistemteknologi
yang mengandrrngkode ekonomi dan nilai kognitif, antara sistempolitik
yaDg reprcsif di Dunia lGtiga dengan order ekonomi iDterDasional yang dikuasai oleh MNC. Semua gejala
tenebut
berkait satu samaxHeDry Sitorus,'Mendusuri Kausa IGtertinggalan MasJrarakat Patrtai:
KemiskiDaa lfehyan Tradisionaf Sibolga Propinsi SuEabra
UbIa
dalamM. Arif Nasution, .tol. (Ed.), IsEirs Kdo|r,a,t;
d,
Kmiskin,,', l,f,,tga Epiolt.!\
Eoslakafla: Pustata Pelaja4 2(ns), hlh. 1.
lGunnar
ItFal.
Btr]1,,gto+s,',gjtr Kayo fon Mlskha0al(erta: Gramedia,
C.
Paradoks
lGbijalan
IGmiskinan
Kondisi kemiskinan di Indonesia dan negeri-negeri
muslim
lainnya, bukan tidak disadari. Analisis
kuantitatifyang
dilakukan
oleh Prof. AmerAl-Roubaie atas kemiski"an di Dunia Muslim dalam
hal
ini
pa6u1disimak lcmiskinan
di
Dunia Muslim, demikian
Rubaie, secara
intenal
disebabkanfaktor-faktor
sosid
buda5ra,lingkungan,
konflik
lohl,
faktor agama, raspolitik
danekononi.
Sedangkan
faldor
ekstertralnya,kemiskinan
adalahproduk dari
ketergantuDga[ yang
tinggi
pada perdagangan,intenensi
negaraluar,
sanksi ekonomi,
kekuranganmodal,
hutang luar
negeri,kuangnya
kerjasamaa[tat
umat Islem, dan
ketidakstabilan penghasilan ekspor. ic@rb€lakangandi
negara-negara Muslimjrrga
disebabkan
sleh
rcndahnxys produktivitas, salah
uruslmlflnana;gement[ korupsi dan perencana:rn yirng tidak efektif-a
-Ahmad Sanusi, dgarno
i
T?,tgoh Kcmlsktnan..- h. 28.'Lihat
kEmbali Jalatuddin Rahmat,'Kurci
Surga yang Teduatrg'dalam Nahif Subhi AtbTtawil &ntstirun i,oll/r Kct lit,ak,!|.gs'|' ili l{rjg,fl4trcgwo
Mrrrll4 b- 12.
r^mer AlRoubaie, 'DimeDsi Global lGmiskitran
di
DuDia Muslim:Sebuah Penilaiau Kuentitatif, h. 85.
X.oisIiE r di NGgEi
Mrhu
:]it
r, X.Dijrr-. dan TentalCrE 13lain
dalam suatu hubungatrstrultural.
Masalahketertelrkrng:rn
di
suatu daerah yang paling t€rpencil pulr telah atau segera akanmempunyai kaitan dengan sistem kapitalisme internasional yaog
melakukan ekspansi dan prgastrasi.x
Sejauh yang telah dipaparkan,
meta ftilg
6isa,.mahemi
apabila
Susan C,eorgeberkesimpulan bahwa
penyEbaburrma
kemiskinan
adalah ketimpangan sosial
dan ekonomi;
karenaadanya sekelompok kecil orangorang elit yang hidup mewah di atas peDderitaan banyak orang. Baik
elit
dalam negerimaupun
padaperanaa neganr-Degara
maju
yatrg meuciptakan kercrgantunganDegara{egara berkembang
.lrn
mengeruk
leuntungan
lewatkolaborasi dengan elit lokal.,7 lhndangan terakhir ini tentu
menjadi
sangat pentiDg
untuk
kia
pertimbangkan
dalam
melakukan14
uusahadiDi
antara
sebab
kemiskinan
di
negara-negara Muslimdijelaskan
oleh
laporan kemiskinan Oxfam (Ihe
Oxfam PovertyR@ort) sebagai
berikut
:"batyak pemerintuhan di negarunegora k*iga yaag neml/.uryg;i
buday akquosan dengon caranya setdiri. Mdeko mcmprtahanl<an
sistem pemosukta dtn distribusi torlo,h tarpo nuagilnilall*at kaum
mbkia
nerekabe*oawfiasi
pada invatasiumun
ili areoyangbha fitrnok;ilntal*,on krunt'uflgln unt
tk
orangarung kcya danfleniflhnalisisjr ynunutngan lunatk kr;ulrr. miskin (cettk tzbal dan
penulis). Dan
lwnpir
senuatya juganetghamhrhombu*otr
ilata
wfiikbisttis pefie',;jataan flfreka w,l./.i}madptakot
ncsin-mf5jfnmilitq
yangsofla
meagemnkan',.ya ilenganhdikotor
ktsejahtcrut mosyorakatayo
yotg ncnguawati*an".
Iaporan
Oxfarn
ini
mengindikasikan bahwa
baoyakkebiiakan
yang
diambil
oleh
pemerintah
berpihak
padakepentingan
ora[g{r.rng
kaya
dan
mengabaikan kepentinganoErng{rang miskin.
Kebijakan mengenai Bahan Bakar Minyak(BBM) seringkali hauya
dinilonati
oleh kalangan masyarakat kaya.Di
sektor perbankanjuga
tidak
jauh
berbeda.Kredit
hanya bisasecara leluasa
dinikmati
oleh orangorang kaya. Dalam konferensibertajuk
Big
ldeas Cotfa'mce Bersamo Mel,,gatusi Kemiskinoa dan Ketimpangonpada 23
September 2014, Kepala Perwakilan BankDunia
RodrigoA
Chavezmengingatkan
kepadapemerint,han
SBY
bahwa penurunan angka kemiskinan berjalan
melambat.Ia
menyebutlan bahwa sekitar 68
juta
penduduk
Indonesiarentan
jatuh
miskin.
Sebabitulah
mengentaskan kemiskinan akanmenjadi
rentangan yarrgsulit
bagi pemerintah yang akan datang.DPada
tahun
2010, saatperiode kepemimpinan
PresidenSBY yang kedua,
pemerinrah
psngsluarkan
Peraturan PresidenRepublik
IndonesiaNoDor
15Tahun
2010tentang
Percepatanpqlanggulangan Kemiskinan. Tindak
lanjut
dari
terbihya
PPini
adalah sebuah lembaga yang kemudian diberi nama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Bencana GI{P2K). Dalam websitenya
Bhftp r,bisds.liputao6-com/ r€adt 2109o29lbankdunia-ingatkan6&j
f\6Disl(ina! di Negeri MakEur : Alar, KebijakaD, rfan TanArgau 15
lembaga
ini
dibeDtuk sebagai'ilEdoh l<rnrdirl.arilintas sektm datlliataspenanglu kqefiiry1on
di
tingkot Wsat unutk melokuktn percqotan peoonggulongn l<cmistinon'r Sedangkao tugaspokohya
adalah:r1.
Menyusun kebijakatr
dan
program
penanggulangankemiskinan.
2.
Melakukan sinergimelalui
sinkronisasi, harmonisasi danintegnsi prognm-pro$am
penanggulangan kemiskinan di kementeriaofl embaga.3. Melakukan
pengawasardan
pengendalian pelaksanaaoprogam
dan kegixten penanggulangan kemiskinan. Dalam menjalankan tugasnyaini,
lembaga yangdiketuai
langsung oleh
Wakil
Presiden RJ,menjalankan empat srategi
dasar,
yaitu
menyempurnakan
progr:rm perlindungan
sosial,peningkatan akses
masyarakat
miskin
terhadap
pelayanandasar,
pemberdayaan masyarakat,
dan
pembangunan
yanginllusif.3z Dalam
praktelcrya program-programyang dilakukan
seperti
listik
murah, perumahan murah, angkutan
umum
murah, peningkatan kehidupan
nelayandan
sebagainya belum menyentuh akar persoalandari
kemiskinanitu
sendid.kmbaga
ini memiliki
kecenderunganuntuk
melakukan program-programyang berjangka pendek dan bahkan instan. Artinya mengharapkan
lembaga
ini
akan m:rmpu mengentaskan kemiskinan adalahhal
mustahil
selama pendekatan yangdigunaka[
sebagaimana yang terjadi selamaini.
Pemerintah perlu menyadari bahwa penciptaan sistemyang
dapat membantu kemakmuran dirasakan oleh sebanyak
mungkin
orang adalah saugat p€Dting. IGmiskinan
struktural
disebabkanpemerintah
lebih
'memanjakan- orang{rang
yang kaya karena negara denganitu
memang memperoleh hasil yanglebih
besardari
mereka,sdah
satunyadari
pajak. Padatahun
2013,jumlah
lhttp:,/lwww.ttrp2k.go.id/idlmengenai-tnp2kltentang-hp2kl, a*ses 14 Okbbcr 2014. nhttpr/www.mp2k-go.id/id/mengenaltnp2k/tentang*np2k/,akcs
14 Oktober 2014. ohttp:/Iwww.tnp2k.go.idlid/melgenai.tDp2lqteEtatrg-tnp2k/, akses 14 Obber 2014.16
musauaiorang kaya di Indonesia mencapai 525 orang. Berdasarkan prediksi
Konsultan properti Knight Frank, dalam sepuluh tahun yang akan datang
jumlah
itu
akanmeningkat
sebesar 144%menjadi
1.527orang. Sedangkan orang super kaya
di
lndonesiajuga diprediksi
akan terus meningkat darijumlah
yang ada saatini.$
IGnaikan orang{rang kaya Indonesia ternyata
tidak
sebanding
dengan kenaikan kemakmuran
bagi
orangorang miskin. Datatahun
2013 dari Bank Indonesia menyatakan bahwameskipun
angkakemiskinan membaik
dan
orangmiskin
uaik
derajat,
tetapi
kelas
menengahlebih
cepat dalam
menambahakumulasi kekayaan mereka. Hal
ini
meuyebabkan pertumbuhan yang sesuogguhnyatidak
seimbang. Angka tfurgkat kesenjanganekononi
(Rasio Gini) padatahur
2013 berada dalam kisaran 0,41persen. Semakir
tinggr
angka tersebut maka kesenjangan antara masyarakatkaya
dan
masyarakatmiskin
akan semakin
lebar.IGsenjangan
itu
memiliki
dampak
buruk bagi
perkembanganmaqpra.kat Indonesia
di
masa yang akendat
ng.x Hallain
yangjuga perlu
mendapatka[ perhatian
oleh pemerinteh
adalahkeseljangan
antara pertumbuhan
ekonomi
di
Jawadan
luar
Jawa.
Iaporan
Ekonomi IndonesiaTriwulan
tr-2014 mencatatkanpertumbuhan 5,12 persen, pulau Jawa masih mendominasi dalam pembangunan ekonomi dengan
kontribusi
terhadap PDB (ProdukDomestik Bruto) sebesar sebesar 58,70 persen, kemudian
diikuti
oleh Pulau Sumatera sebesar 23,74 persen, Pulau
Kalimanr.n
8,31persen, Pulau Sulawesi 4,84 persen,
dan
sisanya 4,41 persendi
pulau-pulau la inttya.rs
Hambatan lain addah korupsi yang mengakar di Indonesia. Hiogga tahun 2013 Transparency International mencatat Indonesia
masih berada
dalam peringkat
114dari
177 rl'egera dengan skoryug
sama dengantahun
2012,yalioi
32. Meskipunnaik
empat'3http:i/fi naEce.detik.com/readi2o14/031201205854/253227 3 l1076l jumlah{rang-kqradi-iDdonesia.akan-melonjat-144.dalam-lGtahutr,
ab€s
14Oktober 2014.
rhttprlbisniskeuangan.kompas.co,Jl I t eadi 20741 02 l't E I 7929 283 I
KetimpaDgan.Ekono8i.di.tndonesia.MakiLL{enganga, akses 14 Oktober 2014.
ssBaca Berita Resmi Statistik BedaD Pusat Statistik No. 63/o8I[L )(vII, 5
fGEiskira.D di Neged Mal@ur : Alqr, XebE,lFrl dar
Tarr.ngln
17peri[gkat tetapi
skor y:rng
samamenunjukkan korupsi
masihmenggurita
di
negeri
ini.
Bahkanper
31 Agustus 2014 angka pelaku korupsi yang ditangai oleh KPK sudah berada dalam angka35. Tabulasi data pelaku korupsi dapat
dilihat berikut
inii6
SumDer: kplcgo.id
Angka
ini
tentu
bukanlah angka
sesungguhnya karenakorupsi addah
sebuah fenomenagunung
es.Jika
permukaanyarg
tampaktelah
menghasilkan kerugian yang besar terhadaP negara, makadapat disimpulkan
bahwakorupsi yang
terdaPatdalam
sEuktur birokrasi
negara akan memangkas setiap potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk memangkas kemiskinan.Ada
banyak contoh
buruk
bagaimana
praktek suap
telah menenggelamkanaturatr yang
adil dan
berpihak rakyat.
Suapmewabah
pada
semua proyek-proyek raksasa.Menjadi
pejabatya[g
punya wewenang mengeluarkanijin,
pendapatannya sama dengan menjadi jutawan. Salahurts
(misfinanogerraent) negara dankebdakan yang tidak berpihak pada rakyat banyak
ini
melahirkan implikasi yang sangat mencenga[gkan.8
N too
N \oI
N t.o
o
N N N No
N (to
No
al aIabatar
., Anggota DPR dan DPRD 0 0 0 7 27 5 15 8 1 4 8 Kepala Lembaga/ IGmenterian 0 1 1 0 1 1 2 0 1 0 0 0 4 Duta Besar 0 0 0 2 1 0 3 2 7 1 0 0 0 0 0 0 7 Komisioner 7 0 2 0)
2 1 0 0 1 11 Gubernur 4 3 7 ,10 walikota/Bupati dan Wakil 0 3 7 5 5 4 4 72 15 8 7 1 115Eselonl/[/trI
2 9 15 10 14 0 0 0 1 1 't 3 2 10 Hakim 0 1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 9 103 Swasta 5 45 Iainnya 0 6 1 z 4 4 9 8 aoI
Nt
N E 73 19 0 0 1 0 0 0IuilIah
Ics€luruhan 4a
29n
55 45 65 39s
59 3S 1?'918
uusauaiD. Fenutup
SebuahTemu Nasional PenanggulanganKemiskhan pemah diadakar
hanpir
satu dekade lalu, tepatnya tanggal 12-13 Oktober2005 di Hotel MilleniumJakarta. Meskipun seminar
itu
sudah lamasekali, tetapi rekomendasi yang
dihasilkan
masih sangat relevan dengan kondisi hari ini. Temu Nasionalitu
diadakan dalam ratrgkapeluncuran
dan
sosialisasiStrategi
Nasiond
PenanggulanganKemiskinan (SNPK), Deklarasi Gerakan Nasional Penanggulangan
Kemiskinao dan Krisis BBM
melalui
penanamanjarak
pagar dan peringatan Hari Internasional Pengurangan Resiko Bencana.Rumusan
butir-butir
kesepaka*enitu
adalah: Pertama, perlukejujuran dari pihak
penerintah,
baik pusat maupun daerahuntuk
mengakui bahwa kebij akan yang ada sdama ini
kunng
tepat dalammenanggulangi
kemiskinan.
Kedua,untukmemperkuat
upayapenanggulangan
kemiskinan diperlukan
kepemimpinan
yangmemihak
ralgrat, serta komitmeD dan politiccl wrll dalamhal:
1)aDggaxan yang memihak kepada masjraraket miskin, baik
laki-laki
maupun lreFemPrren, 2) Prioritas kebijakan yangjelas dan
terukur,
3) pelaksauaan kebijakan yang konsisten dengan pengawasan dan
pengendalian serta sanksi yang tegas, 4) kelembagaan yang kokoh, 5)
kemifaaD
Ir€merin'lh
daerah, swasta,perguruan tinggi,
ISMdan masyarakat.
Sebagaimana yang dih asilkan dali ruang-ruang
perte,uan,
seminar dan diskusi pada umumnya,rumusan
ini
memang bagus sekaligus ideal, tetapi yang ideal selalutidak
mudahdilihat
pada realitasDya kar€naterbukti tahun
ini
butirao
rumusanitu
belum m:rmpu mengentaskaD kemiskinan, tetapi memangtak
ada caralain
bahwa
perlu
ada
kerja
kerasyang
terus
menerus
untuk
meoangani
kemiskinan
demi
kehidupan bangsa yang sejahtera dan berkeadilan.DAFTARPUSTAKA
Al-Roubaie, Amer, "Dimensi Global lGmiskinan
di
Dunia lv{g5lim; Sebuah PenilaiarKuantitatif
dalam Islomia, VolII
No. 3,Desember 2005.
Ath-Thawil, Nabil Subhi, Kerniskhtr;n datl Knabelakargon di
Negam-rcgam
Muslim,fi.
Mnharnmad Bagir, Bandnng: Mizan,198s.
Berita Resmi
Satistik
Badatr PusatStatistit
No. 63/O8fIh.)(v[,
5Agustus 2014.
Galbraith, John I(enneth. Hakikot
Kniskitun
Masa, Jakarta: SinarHarapan, 1983.
Gunnar Myrdal, Asian Drafia: An lnquiry into
tlu
My
o, N4tions,diringkas oleh Seth. S. King, Great Britain: Allen lane The Penguin Press, 1977.
McClellend, David C., 'Dorongan Hati Menuju Modernisasi', dalam
M5non
Weiner
(Ed.), Modernisasi, Dinam*o, krtumbuhan,Yog/akarta: Gajah Mada University Press, 1980.
Mulder, Neils.
KepribadiaaJavta
daa
Panrbangunot Nasional,YogBkarta: Gajah Mada University Prcss, 1984.
Myrdal, Gunnar. Bongsa-bangso Kaya dan Miskia Jakarta: Gramedia,
1980.
Rahardjo, Dawan. Esseiasei
Eknoni
fuliti*.. Jakarta: LP3ES, 1383.Rahmat,
Jalaluddin "Kunci
Surga yang Terbuang"dalam
NabilSubhi Ath-Thawil,KemLskhut
iha
Ketabelakongaa diNegam-rcgam
Mtslim,Trj.
Muhammad
Bagir, Bandung: Mizan,1985.
'Sufsme
dan trGmiskinan-, dalam Sri Edi Swasono, et.al.(Ed.), Setitar Kemislcinan dan
kodilor:
dari Crnilekio.,warr. Kitatcntang Islam, Jakarta: UI Press, 1987.
20
Musahadi Kompas, 28 Mei 2005.http://bisds.liputanS.com/read/2109029/bank{uDia-ingatkan6&
j uta-warga-ri-rentao-j atuh-miskin. http/
^,u^r.tnp2k.go.id/id/mengenai-tnp2lqtentanC-tnp2tq.httpr^^rww.
p2k.go.id/id/mengenai-hp2k/tentang-tnp2ry.http/,vww.
p2kgo.id/id/mengenai-tnp2k/tentanC-tnp2k/.http
J/fi nance.detik.com/read/2 o74 I 03 | 20 l2O'Es
4 12s3227 3 I 7O7 6/jumlah-orang-kaya-di-indonesia-akan-melonj
ak-144-dalam-1o'tahun. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02178 17929283 I IGtimpangan.EkoDomi.di.Indonesia.Makin.Menganga. Sanusi, Ahnad, Agama diTeagoh Kemiskhwn:Rfleksi atas PatilongatIslom
dan Kristet
dalam P*spektiJ Kerjosamaafltar
Uflot
Berogmn, Jakarta: logos, 1999.
Sinaga,
Rudolf
S.
dan
Beoyamin
White,
'Beberapa
AspekKelembagaan
di
PedesaanJawa
dalam
Hubungannya dengan KemiskinanStrukfirral"
dalamAlfian,
et.al. (Ed.),Krrnisbinall StrltlcturaL Jakarta: Yayasan
Ilmu-ilmu
Sosial,1980.
Sitorus,
Henry.'Menelusuri
KausaIGtertinggalan
MasyarakatPanai: IGmiskinan
Nelayan Tradisional Sibolga PropinsiSumatera
Uara-
dalam
M.Arif
Nasution,afal.
(Ed.),Isu-i
Kelouton:ilai
Kemiskiaan hitgga Bojak laut, Yoryakerta: Pustaka Pelajar, 2(X)5.Sumardjan, Selo,
"
IGrniskinan
Strulcural dan
Pembangulan'
ddam Alfian,
et.al.
(Ed.), Ko,tjf,kirun Str14Jr,tural"Jakara:
Yayasan
Ilmu-ilmu
Sosial, 1980.Suparlan, Parsudi (Ed.),
Kmtjskirwr
iil
M,otuotn,,Jakarta:
Sinar Harapatr, 1984.Suseno,
Frans
Mapis."IGadilan
dan Analisis
Sosial:
SegisegiEtis'
dalam J.B. Banawiratmau, SJ. @d.) Kemiskiwa danK.oirtiDlr di NcSEri Malmur: ALr, x.bijalan, dar Trrt
rSBr
21
http://acch.kpk.go.id/statistik-penanganan-tindak-pidana-korupsi-berdasarkan-tingkat-j abatan.
httpr/bps.go.id/tab-sub/view.php?kat=1 &tabel=1 &daftar=1
&id-subyelF23¬ab=7.httpr/bps.go.id/tab-sublvie\,v.php?kat=1 &tabel=1 &daft ar=1