• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (Idwg) pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisis RSUD Boyolali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (Idwg) pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisis RSUD Boyolali"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIS DI UNIT HEMODIALISIS

RSUD BOYOLALI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

ENDANG SUNARNI J 210 171 052

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG)PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI

UNIT HEMODIALISIS RSUD BOYOLALI

Abstrak

Gagal ginjal kronis merupakan penyakit tidak menular yang memiliki angka kesakitan cukup tinggi. Terapi penggantian ginjal diperlukan untuk bertahan hidup ketika ginjal berhenti bekerja, salah satunya dengan dialisis. Berdasarkan USRDS, tercatat sebanyak 87,3% individu di Amerika Serikat mulai terapi penggantian ginjal dengan hemodialisis. Adapun keadaan yang sering terjadi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis, salah satunya adalah IDWG (Interdialytic Weight Gain). Besarnya penambahan nilai IDWG dapat menimbulkan efek negatif terhadap keadaan pasien. Besarnya penambahan nilai IDWG dapat menimbulkan efek negatif terhadap keadaan pasien, antara lain kram otot, hipotensi, mual muntah, sesak nafas, dan lainnya Semakin besar IDWG semakin besar pula jumlah kelebihan cairan dalam tubuh. Kelebihan cairan merupakan faktor risiko utama morbiditas dan mortalitas pada pasien hemodialisis. Untuk mengendalikan nilai IDWG, diperlukan adanya dukungan keluarga dalam mengatur dan mengontrol asupan cairan yang dikonsumsi pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal kronis di unit Hemodialisis RSUD Boyolali. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random sampling dengan accidental sampling dan didapatkan sampel sejumlah 51 responden. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, timbangan berat badan, rekam medis dan lembar pencatatan hasil nilai IDWG responden. Penelitian ini menggunakan uji analisis statistik Kendal Tau (τ). Data dukungan keluarga didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai dukungan keluarga yang baik (82,4%) dan sebagian besar responden mempunyai nilai IDWG dengan kategori pertambahan ringan (52,9%). Hasil uji analisis statistik Kendal Tau (τ) didapatkan nilai p-value sebesar 0,785 (p-value > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal kronis.

Kata kunci : Dukungan keluarga, gagal ginjal kronis, Interdialytic Weight Gain (IDWG), hemodialisis.

Abstract

Chronic kidney disease is a non-communicable disease that has a high rate of morbidity. Kidney replacement therapy is needed to survive when the kidneys stop working, one of them with dialysis. Based on USRDS, there were 87.3% of individuals in the United States starting kidney replacement therapy with

(6)

2

disease who do hemodialysis, one of which is the IDWG (Interdialytic Weight Gain). The amount of the increase in IDWG value can have a negative effect on the patient's condition. The bigger the IDWG the greater the amount of excess fluid in the body. Excess fluid is a major risk factor for morbidity and mortality in hemodialysis patients. To control the IDWG value, family support is needed in regulating and controlling the fluid intake consumed by patients. The purpose of this research is to know the relation of family support and Interdialytic Weight Gain (IDWG) in patients with chronic kidney disease in the Hemodialysis unit at RSUD Boyolali. This research uses a descriptive correlative design with a cross sectional approach. Sampling in this research was non random sampling with accidental sampling and obtained a sample of 51 respondents. The research instruments used were questionnaires, weight scales, medical records and sheets for recording the results of the respondents' IDWG values. This research uses the statistical analysis test Kendal Tau (τ). Data of family support is obtained that the majority of respondents had good family support (82.4%) and most respondents had IDWG values with a category of mild increase (52.9%). The results of the Kendal Tau (τ) statistical analysis showed that the p-value was 0.785 (p-value> 0.05). So it can be concluded that there is no relation between family support with Interdialytic Weight Gain (IDWG) in patients with chronic kidney disease.

Keywords : Family support, chronic kidney disease, Interdialytic Weight Gain (IDWG), hemodialysis.

1. PENDAHULUAN

Salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang memiliki angka kesakitan cukup tinggi yaitu gagal ginjal kronis (Irwan, 2016). Berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) pada tahun 2016, penyakit ginjal kronis merupakan penyakit dengan pembiyaan terbesar kedua setelah penyakit jantung (Kemenkes RI, 2017). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, populasi penduduk Indonesia pada umur ≥ 15 tahun yang telah terdiagnosis penyakit ginjal kronis mencapai 0,2 % dan prevalensi penyakit ginjal kronis di Jawa Tengah sebesar 0,3 % (Kemenkes RI, 2013).

Terapi penggantian ginjal baik dengan dialisis atau transplantasi ginjal diperlukan untuk bertahan hidup ketika ginjal berhenti bekerja. Berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun 2016, jumlah diagnosa penyakit utama pasien hemodialisis di Indonesia pada tahun 2016 yaitu sebanyak 90% pasien dengan penyakit ginjal kronik stadium 5 atau Chronic Kidney Disease stage V. Di Indonesia, jumlah tindakan hemodialisis rutin mencapai 857.378 tindakan dan Provinsi Jawa Tengah menempati urutan keenam dari 23 provinsi,

(7)

3

yaitu dengan jumlah tindakan hemodialisis rutin per bulan sejumlah 65.755 tindakan.

Adapun keadaan yang sering terjadi pada pasien hemodialisis, salah satunya adalah IDWG (Interdialytic Weight Gain). IDWG digunakan sebagai ukuran untuk membatasi penambahan berat badan di antara dua sesi hemodialisis (Lindberg, 2009 dalam kahraman et al, 2015). Besarnya penambahan nilai IDWG dapat menimbulkan efek negatif terhadap keadaan pasien, antara lain kram otot, hipotensi, mual muntah, sesak nafas, dan lainnya (Muttaqin & Sari, 2011 dalam Bhayakki & Yesi, 2017). Menurut Istanti (2014), terdapat hubungan yang signifikan antara masukan cairan dan IDWG. Pembatasan masukan cairan pada pasien dengan gagal ginjal kronis diperlukan perhatian untuk mencegah terjadinya komplikasi. Semakin besar jumlah kelebihan cairan maka semakin tinggi IDWG dalam tubuh pasien.

Dalam mengendalikan nilai IDWG, diperlukan adanya dukungan keluarga dalam mengatur dan mengontrol asupan cairan yang dikonsumsi pasien. Menurut Mailani & Andriani (2017), keluarga mempunyai peran penting dalam memantau asupan makanan dan minuman pasien agar sesuai dengan ketentuan diet. Kurangnya dukungan keluarga terhadap pasien akan berpengaruh terhadap kepatuhan diet pasien, sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap kesehatan dan dapat berakibat buruk terhadap kondisi pasien.

Menurut data dari Rekam Medik pasien di RSUD Pandan Arang Boyolali, didapatkan data bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita gagal ginjal kronis, yang mana jumlah pasien pada tahun 2016 yaitu sebanyak 397 orang, sedangkan pada tahun 2017 tercatat sebanyak 402 orang. Telah dilakukan wawancara terhadap 10 pasien dan didapatkan data bahwa 7 pasien mengatakan tidak dapat menahan rasa haus sehingga cairan yang masuk ke dalam tubuh berlebih, 3 pasien lainnya mengatakan dapat membatasi cairan yang masuk ke dalam tubuh, 6 pasien mengatakan bahwa keluarga mengingatkan pasien dalam membatasi asupan cairan, sedangkan 4 orang lainnya mengatakan tidak ada yang mengingatkan. Selain itu, terdapat 6 orang pasien yang ditemani oleh keluarga selama hemodialisis berlangsung, sedangkan 4 orang lainnya tidak ada yang menemani.

(8)

4

Kemudian dilihat dari rekam medis pada 10 pasien, didapatkan data bahwa rata-rata nilai IDWG sebesar 4,36%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal kronis di unit Hemodialisis RSUD Boyolali.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuanitatif dengan desain deskriptif korelatif menggunakan pendekatan cross sectional. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Unit Hemodialisis RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Februari 2019. Berdasakan studi pendahuluan, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Populasi diambil dari kunjungan pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisis RSUD Boyolali selama 1 bulan yaitu sejumlah 105 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random sampling dengan accidental sampling dan didapatkan sampel sejumlah 51 responden.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga dan Interdialytic Weight Gain (IDWG). Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan keluarga yaitu berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri dari 14 item pernyataan favourable dan unfavourable mencakup aspek dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dan dukungan emosional yang disusun berdasarkan skala likert 1-4 (selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah). Beberapa item pernyataan yang terdapat dalam kuesioner penelitian ini didapatkan dari modifikasi kuesioner Nursalam (2008) yaitu pada item pernyataan nomor 9 dan 13, sedangkan item pernyataan lainnya dibuat sendiri oleh peneliti.

Sedangkan instrumen untuk penilaian IDWG pada penelitian ini menggunakan timbangan berat badan di unit Hemodialisis RSUD Boyolali yang sudah dikalibrasi oleh ISPRS setiap 3 bulan sekali dan peneliti menggunakan lembar pencatatan yang digunakan untuk mencatat berat badan pasien post hemodialisis

(9)

5

sebelumnya dan berat badan pre hemodialisis. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kendal Tau (τ).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Hasil

3.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Unit Hemodialisis RSUD Boyolali

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Umur 17-25 (Remaja akhir) 1 2,0 26-35 (Dewasa awal) 4 7,8 36-45 (Dewasa akhir) 9 17,6 46-55 (Lansia awal) 14 27,5 56-65 (Lansia akhir) 18 35,3 >65 (Manula) 5 9,8 Total 51 100,0 2. Jenis Kelamin Laki-laki 33 64,7 Perempuan 18 35,3 Total 51 100,0 3. Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP 5 10 5 9,8 19,6 9,8 SMA 24 47,1 PT 7 13,7 Total 51 100,0 4. Status Pekerjaan Bekerja 22 43,1 Tidak bekerja 29 56,9 Total 51 100,0 5. Status Perkawinan Belum menikah Menikah Duda/Janda 5 42 4 9,8 82,4 7,8 Total 51 100,0

(10)

6

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Unit Hemodialisis RSUD Boyolali (lanjutan)

Berdasarkan tabel 1. diatas dapat diketahui bahwa mayoritas karakteristik responden berdasarkan umur adalah golongan umur 56-65 tahun (lansia akhir) sebanyak 18 responden (35,3%). Mayoritas karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah responden dengan jenis kelamin laki - laki yaitu sebanyak 33 responden (64,7%). Mayoritas karakteristik tingkat pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 24 responden (47,1%). Mayoritas karakteristik berdasarkan status pekerjaan responden adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 29 responden (56,9%). Mayoritas karakteristik responden berdasarkan status perkawinan yaitu responden dengan status menikah sebanyak 42 responden (82,4%), dan mayoritas karakteristik responden berdasarkan lama menjalani hemodialisis adalah selama 1 -3 tahun yaitu sebanyak 19 responden (37,3%).

3.1.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga

Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa sebanyak 42 (82,4%) responden mempunyai dukungan keluarga yang baik dan sebanyak 9 (17,6%) responden dengan dukungan keluarga cukup.

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) 6. Lama menjalani hemodialisis

< 1 tahun 12 23,5 1 - 3 tahun 19 37,3 4 - 6 tahun 9 17,6 7 - 10 tahun 9 17,6 > 10 tahun 2 3,9 Total 51 100,0 No Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Kurang 0 0 2. Cukup 9 17,6 3. Baik 42 82,4 Total 51 100,0

(11)

7 3.1.3 Nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Pada tabel 3. dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai nilai IDWG dengan pertambahan ringan yaitu < 4 % sebanyak 28 responden (54,9%), responden yang mempunyai nilai IDWG dengan pertambahan rata-rata yaitu 4 – 6 % sebanyak 16 responden (31,4%), dan nilai IDWG dengan pertambahan bahaya > 6 % sebanyak 7 responden (13,7%).

Tabel 4. Distribusi Rata-rata Nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG) responden

Pada tabel 4. dapat dilihat bahwa rata – rata nilai IDWG responden yang menjalani hemodialisis di RSUD Boyolali sebesar 3,85 % dengan nilai IDWG terendah pada responden sebesar 0,31% dan nilai IDWG tertinggi sebesar 8,75%, nilai tengah data IDWG sebesar 3,90%, dan nilai IDWG yang paling sering muncul adalah 3,70%, serta standar deviasi sebesar 2,01%. Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata (mean), sehingga dapat dikatakan bahwa data IDWG bersifat homogen.

3.1.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic

Weight Gain (IDWG) pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisis RSUD Boyolali

No Dukungan Keluarga

IDWG Total

p-value Ringan Rata-rata Bahaya

f % f % f % f % 1. Cukup 5 9,8 3 5,9 1 1,9 9 17,6 0,785 2. Baik 22 43,2 13 25,5 7 13,7 42 82,4 Total 28 53 16 31,4 7 15,6 51 100 No Nilai IDWG Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Ringan 27 52,9 2. Rata-rata 16 31,4 3. Bahaya 8 15,7 Total 51 100,0

No Variabel N Min Max Mean Median Modus SD 1. IDWG 51 0,31 8,75 3,85 3,90 3,70a 2,01

(12)

8

Tabel 5. menunjukkan bahwa dari 9 responden dengan dukungan keluarga yang cukup, terdapat 5 responden (9,8%) memiliki nilai IDWG dengan pertambahan ringan, 3 responden dengan pertambahan rata-rata (5,9%) dan 1 responden dengan pertambahan bahaya (1,9%). Sedangkan dari 42 responden dengan dukungan keluarga baik, terdapat 22 responden (43,2%) memiliki nilai IDWG dengan pertambahan ringan, 13 responden (25,5%) dengan pertambahan rata-rata, dan 7 responden lainnya (13,7%) dengan pertambahan bahaya.

Berdasarkan hasil analisa uji statistik Kendal Tau (τ) yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal kronis, diperoleh tingkat signifikansi (p-value) = 0,785.

3.2Pembahasan

3.2.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan umur, dapat diketahui bahwa sebagian besar umur responden antara 56 – 65 tahun, yakni sebanyak 18 responden (35,3%). Berdasarkan National Chronic Kidney Disease Fact Sheet pada tahun 2014 bahwa seseorang setelah usia 50 tahun mempunyai peluang menderita gagal ginjal kronis. Setelah usia 30 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fungsi ginjal dan pada usia 70 tahun kemampuan ginjal hanya sisa 50 % dari usia 30 tahun , hal tersebut disebabkan karena berkurangnya populasi nefron dan tidak adanya kemampuan untuk regenerasi (Tamtomo, 2016).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Boyolali sebagian besar adalah laki – laki yaitu sebanyak 33 responden (64,7%) dibandingkan dengan perempuan yang berjumlah sebanyak 18 orang (35,7%). Responden dengan jenis kelamin laki – laki dan wanita mempunyai gaya hidup yang berbeda, salah satunya adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Menurut Himmelfarb & Mohamed (2010) bahwa dalam studi berbasis populasi, merokok telah diidentifikasi sebagai faktor resiko

(13)

9

independen untuk berbagai manifestasi CKD termasuk proteinuria, peningkatan konsentrasi kreatinin serum, penurunan estimasi GFR dan ESKD atau kematian terkait dengan gagal ginjal kronis. Sedangkan menurut Parekh & Klag, 2001 (dalam Davison et al, 2005) bahwa data epidemiologis alkohol menghubungkan konsumsi alkohol berat dengan insufisiensi ginjal progresif, dan menurut Tofovic et al , 2002 (dalam Davison et al, 2005) bahwa pada data eksperimental menunjukkan hubungan antara konsumsi kafein berlebihan dan perkembangan jaringan parut pada ginjal.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan terakhir responden adalah SMA yaitu sebanyak 24 responden (47,1%). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah dalam menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang maka akan sulit mencerna pesan yang disampaikan (Nursalam, 2008).

Pada penelitian ini, sebagian besar status pekerjaan responden yang menjalani hemodialisis yaitu tidak bekerja sebanyak 29 responden (56,9%). Pada sebagian pasien gagal ginjal kronis akan mengalami efek samping terhadap pengobatan. Efek samping serius yang umum dilaporkan meliputi angina, aritmia, CHF, sepsis, trombosis akses vaskular. Adapun efek samping lain yang sering dilaporkan diantaranya adalah diare, demam, sakit kepala, hipertensi, hipotensi, infeksi (abses, bakteremia, peritonitis, pneumonia, sepsis), mialgia, mual (Gahart & Adrienne, 2014). Timbulnya masalah kesehatan tersebut akan mempengaruhi pasien dalam melakukan pekerjaan, sehingga banyak dari pasien yang memilih untuk berhenti dari pekerjaannya.

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan status perkawinan dapat diketahui bahwa sebagian besar responden telah menikah yaitu sebanyak 42 responden (82,4%). Dalam suatu perkawinan, tingkat ekonomi menengah ke atas dan kesibukan pekerjaan sangat erat

(14)

10

kaitannya dengan tanggung jawab dalam keluarga. Hal ini akan berdampak pada gaya hidup yang tidak sehat, diantaranya adalah cara dalam memilih makanan dan aktifitas yang berpotensi mempercepat terjadinya berbagai macam penyakit, salah satunya adalah penyakit gagal ginjal kronis yang mayoritas disebabkan oleh penyakit diabetes dan hipertensi (Price & Wilson, 2006).

Pada penelitian ini, sebagian besar menjalani hemodialisis antara kurun waktu 1 – 3 tahun yaitu sebanyak 19 responden (37,3%). Menurut Bayhakki & Yesi (2017), tingginya angka lama menjalani hemodialisis menunjukkan bahwa mayoritas pasien hemodialisis mampu bertahan hidup cukup lama walaupun dengan kondisi ginjal yang tidak berfungsi dengan baik dan munculnya berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan karena kerusakan ginjal yang dialaminya. Semakin lama pasien menjalani hemodialisis, makan akan semakin baik pula kemampuan pasien untuk berfikir dan kritis terhadap penyakit yang diderita ( Hanum, Sofiana, & Yesi, 2015).

3.2.2 Dukungan Keluarga

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa dukungan keluarga baik, hal ini menandakan bahwa keluarga sangat memperhatikan kondisi kesehatan anggota keluarganya yang menjalani hemodilisis, sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga berhasil melaksanakan fungsinya dalam perawatan kesehatan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sumigar, Sefty, & Linnie (2015), yang mana dari 52 responden yaitu penderita gagal ginjal kronis, didapatkan bahwa sebagian besar jumlah dukungan keluarga baik sebesar 84,6%.

Menurut Friedman (2010), keluarga mempunyai fungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota keluarganya. Keluarga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan nilai kesehatan pasien dan program pengobatan yang akan dijalani. Dukungan keluarga dapat diartikan sebagai bentuk hubungan sosial yang melibatkan aspek penilaian, perhatian, dan bantuan dari keluarga (Karyati, Sukarmin, & Siti, 2018). Hal ini didukung

(15)

11

oleh penelitian Fatmawati (2014), yang mana dukungan keluarga mempengaruhi 23.125 kali kepatuhan pasien dalam menjalani hemodialisis. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Firdaus & Arif (2018), didapatkan hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien gagal ginjal kronis. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga merupakan dukungan yang sangat diperlukan bagi pasien gagal ginjal kronis.

3.2.3 Nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Berdasarkan nilai IDWG, Sebagian besar responden mempunyai nilai IDWG ringan yaitu kenaikan berat badan di antara dua waktu dialisis < 4 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Winda, & Sofyan (2014), yang mana didapatkan data nilai IDWG sebagian besar responden menunjukkan penambahan berat badan dalam kategori ringan (44,3%). Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmaja (2014), yang mana sebagian besar responden memiliki IDWG ringan (64,85%).

Pertambahan IDWG > 4,8% akan meningkatkan kematian meskipun tidak dinyatakan besarannya. Penambahan nilai IDWG yang berlebihan dapat mengakibatkan munculnya efek negatif terhadap tubuh yaitu hipotensi, kram otot, sesak nafas, mual dan muntah (Moissl et al, 2013). Adapun faktor – faktor yang berkontribusi terhadap IDWG, salah satunya adalah masukan cairan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa akibat kelebihan masukan cairan dan makanan pada periode interdialitik, 60%- 80% pasien meninggal (Sonnier, 2000 dalam Istanti, 2014). Pada sebagian besar pasien, ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan masukan cairan merupakan aspek yang tidak mudah dilakukan. Ketidakpatuhan dalam pembatasan cairan dapat menyebabkan kelebihan cairan secara kronis sehingga dapat meningkatkan resiko kematian karena berbagai komplikasi organ yang dialami (Wayunah, Muhammad, & Wiwin, 2016).

(16)

12

3.2.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) Hasil perhitungan statistik menggunakan uji analisa statistik Kendal Tau (τ), yang mana pada tabel 4.5 menunjukkan p-value untuk dukungan keluarga dengan IDWG sebesar 0,785, yang berarti p-value > 0,05 sehingga H0 diterima yang artinya adalah tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan IDWG. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Istanti (2011), yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan sosial dengan IDWG (r=0,082). Tingginya dukungan keluarga tidak mempengaruhi nilai IDWG pasien.

Pada penelitian ini tidak didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan nilai IDWG pada pasien gagal ginjal konis yang menjalani hemodialisis di RSUD Boyolali, hal ini dikarenakan IDWG pada pasien dapat disebabkan oleh faktor – faktor lain diantaranya adalah seperti rasa haus, self efficacy. Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa peningkatan nilai IDWG pada hasil dukungan keluarga yang baik, masih didapatkan nilai IDWG dengan pertambahan bahaya yaitu sebanyak 7 orang (13,7%).

Istanti (2011) mengatakan bahwa perasaan haus yang berlebihan dapat menyebabkan pasien tidak dapat menahan masukan cairan yang pada akhirnya kelebihan cairan yang terjadi pada periode interdialitik tidak dapat dihindari. Perasaan haus pasien dapat mengakibatkan perasaan ketidakberdayaan untuk menghadapi keinginan pasien untuk minum pada diri pasien yang restriksi cairannya buruk (Thomas, 2003 dalam Isroin, 2016).

Self efficacy pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani

hemodialisis sangat berperan dalam pembatasan masukan cairan. Menurut

Istanti (2011), self efficacy yang tinggi pada pasien akan menciptakan

situasi yang konstruktif sehingga dapat menilai setiap situasi dan kondisi dengan penilaian yang positif, sehingga individu dengan self efficacy yang tinggi akan mampu mengatur masukan cairan dengan baik.

(17)

13 4. PENUTUP

4.1Simpulan

4.1.1 Karakteristik responden :

4.1.1.1 Sebagian besar responden penderita gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis berada pada kelompok umur 56 – 65 tahun. 4.1.1.2 Jenis kelamin responden menunjukkan sebagian besar responden

berjenis kelamin laki – laki.

4.1.1.3 Pada data pendidikan responden didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden dengan pendidikan terakhir SMA.

4.1.1.4 Data status pekerjaan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja.

4.1.1.5 Status perkawinan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah menikah.

4.1.1.6 Berdasarkan lama menjalani hemodialisis, didapatkan hasil bahwa sebagian responden menjalani hemodialisis antara rentang 1 – 3 tahun.

4.1.2 Hasil yang didapat dari penelitian ini mengenai dukungan keluarga diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai dukungan keluarga yang baik.

4.1.3 Nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG) sebagian besar responden meunjukkan pertambahan berat badan yang ringan.

4.1.4 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG).

4.2Saran

4.2.1 Bagi perawat

Pelayanan yang diberikan oleh perawat di unit Hemodialisis sudah baik. Diharapkan agar perawat tidak hanya fokus pada upaya kuratif saja, akan tetapi juga melaksanakan upaya promotif dengan memberikan edukasi, motivasi dan evaluasi terkait dengan peningkatan berat badan diantara dua waktu dialisis/IDWG pada pasien gagal ginjal kronis baik dilakukan dengan penyampaian informasi secara langsung kepada pasien ataupun

(18)

14

dengan pemberian brosur, leaflet, maupun booklet terkait dengan pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis.

4.2.2 Keluarga pasien gagal ginjal kronis

Dukungan keluarga yang diberikan sudah baik, sehingga dukungan yang diberikan keluarga diharapkan untuk terus diberikan baik berupa dukungan instrumental, informasional, penilaian dan instrumental kepada pasien gagal ginjal kronis sehingga dapat memotivasi pasien untuk mematuhi pembatasan masukan cairan yaitu dengan mengawasi dan mengontrol asupan cairan pasien selama di rumah.

4.2.3 Pasien gagal ginjal kronis

Penderita gagal ginjal kronis diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri tentang pentingnya mempertahankan IDWG tetap agar tetap normal yaitu dengan melakukan terapi manajemen rasa haus yang dilakukan dengan cara mengulum es batu, berkumur dengan air matang, dan mengunyah permen karet rendah gula.

4.2.4 Peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan faktor - faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan berat badan pasien selama interdialitik/IDWG, baik dari faktor internal (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, perkawinan, rasa haus, stress, dan self efficacy) maupun faktor eksternal (masukan cairan dan dukungan sosial, baik dukungan dari perawat, orang terdekat, maupun dari rekan kerja).

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Surya. (2014). Korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik pada Pasien GAgal GInjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum PUsat Haji Adam Malik Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/40070.

Bayhakki., & Yesi, H. (2017). Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG) pada Pasien Hemodialisis. http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/646/170.

(19)

15

Centers for Disease Control and Prevention. (2014). National Chronic Kidney Disease Fact Sheet 2014. US Department of Health and Human Services, Center for Disease Control and Prevention, 1–3. https://stacks.cdc.gov /view/cdc/21850/cdc_21850_DS1.pdf?.

Davison, A. M., J. Stewart, C., Jean-Pierre, G., Caludio, P., Eberhard, R., Christopher, G. W., & Charles van, Y. (2005). Oxford Textbook of Clinical Nephronogi 3th Edition. New York : Oxford University Press.

Fatmawati, E. A. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga dan Sikap Perawat dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik dalam Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD DR. Soedarso Pontianak Tahun 2014. http:// jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/11776.

Firdaus, R. B., & Arif, W. J. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Pandan Arang Boyolali. http://v1.eprints.ums.ac.id/archive/etd/60001/16/.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset Teori & Praktek. Alih Bahasa Oleh Achir Yani, S. Jakarta : EGC.

Gahart, Betty, l., & Adrienne, R, N. (2014). Intravenous Medications 30TH Edition. USA : Elsevier.

Hanum,R., Sofiana, N., & Yesi,H.,M. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan secara Individual tenang Pembatasan Asupan Cairan terhadap Pengetahuan tentang Pembatasan Cairan dan IDWG (Interdialytic Weight Gain ) pada

Pasien Hemodialisis. https://www.neliti.com

/id/publications/188834/pengaruh-pendidikan-kesehatan-secara individual-tentang-pembatasan-asupan-cairan.

Himmelfarb, J., & Mohamed, H. S. (2010). Chronic Kidney Disease, Dialysis, and Transplantation 3th Edition. USA : Elsevier.

Indonesian Renal Registry. (2016). 9th Report Of Indonesian Renal Registry. Program Indonesia Renal Registry, 1–45. https://www.indonesian renalregistry.org/data/INDONESIAN%20RENAL%20REGISTRY%20201 6.pdf.

Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Budi Utama. Istanti, Yuni. P. (2011). Faktor-Faktor yang Berkontribusi terhadap Interdialytic

Weight Gains pada Pasien Chronic Kidney Diseases yang Menjalani Hemodialisis.http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/938/1034. _____________ (2014). Hubungan Masukan Cairan dengan Interdialytic Weight Gains (IDWG) pada Pasein Chronic Kidney Disease di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. https://ejournal.stikespku.ac.id/ index.php/mpp/article/view/60/51.

Kahraman, A., Akdam, H., Alp, A., Huyut, M. A., Akgullu, C., Balaban, T., Dinleyen, F., Topcu, A., Gelmez, H., Atakan, N., Akar,H., Yenicerioglu, Y. (2015). Impact of interdialytic weight gain (IDWG) on nutritional parameters, cardiovascular risk factors and quality of life in hemodialysis patients. BANTAO Journal, 13(1), 25–33. https://doi.org/10.1515/bj-2015-0006.

(20)

16

Karyati, S., Sukarmin., & Siti, L. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Pasien CKD di RSUD RAA Soewondo Pati. http://repository.urecol.org/index.php /proceeding/ article/view/410. Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

____________ (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Retrieved from http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i nfodatin ginjal 2017.pdf.

Mailani, F., & Andriani, R. F. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis. http://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2379.

Moissl, U., Guillen, M.A., Wabel, P., Fontsere, N., Carrera, M., Campistol, J.M, Maduell, F. (2013). Bioimpedance Guided Fluid Management in Hemodialysis Patients. Clin J Am Soc Nephrol. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23949235.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Medika Salemba.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.

Sumigar, G., Sefty, R., & Linnie, P. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di IRINA C2 dan

C4 RSUP PROF. DR. R. KANDOU Manado

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/6686/6206.

Tamtomo, D. G. (2016). Perubahan Anatomi Organ Tubuh pada Penuaan. Diakses dari https://library.uns.ac.id/perubahan-anatomik-organ-tubuh-pada penuaan/.

Wayunah, Muhammad, S., & Wiwin, N. (2016). Penerapan Edukasi Terstruktur Meningkatkan Self Efficacy dan Menurunkan IDWG Pasien Hemodialisa di RSUD Indramayu. http://ejournal.upi.edu/index.php/ JPKI/article/view /2941.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di  Unit Hemodialisis RSUD Boyolali (lanjutan)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan  Nilai Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Referensi

Dokumen terkait

Pembagian pengujian tersebut untuk melihat apakah hasil yang diperoleh sama antara pengujian yang dilakukan pada masing-masing subyek dengan pengujian dengan cara

Penelitian di lapangan menyebutkan bahwa keluarga yang memiliki lebih dari 2 anak banyak dijumpai pada keluarga dengan status ekonomi kurang, sehingga

6 Pada percobaan ini nilai efisiensi penyerapan kadar air dalam etanol oleh ZA yang telah diaktivasi dengan ukuran partikel 80 mesh cenderung lebih baik bila

Ketentuan secara yuridis akan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja telah diatur dengan baik dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Pasal

Berdasarkan hasil dapatan kajian daripada setiap laluan khas, didapati keputusan ujian korelasi yang diperolehi menunjukkan nilai pekali korelasi di antara kekuatan bahagian atas

kontrak rumah tinggal beberapa bulan, tahun, kios atau kendaraan. 3) Jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh tukang atau pekerja. Penjelasan ini diperlukan agar

Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau

Guru perlu mengerti tentang pentingnya peta konsep dalam proses belajar dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali tentang apa saja yang mereka